• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

PT. Marunda Grahamineral, Laung tuhup site, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dengan produk yang dihasilkan adalah batubara. Dimana dalam proses produksinya membutuhkan tenaga kerja disamping tenaga mesin.

Tenaga kerja yang dimiliki jumlahnya cukup banyak kurang lebih sekitar 261 tenaga kerja. Menyadari tenaga kerja merupakan salah satu aset yang dimiliki perusahaan, keberadaannya secara langsung ikut menentukan maju mundurnya perusahaan. Karena, perusahaan yang memiliki tenaga kerja dengan tingkat kesehatan dan produktivitasnya tinggi tentu akan sejalan dengan meningkatnya produktivitas perusahaan, sehingga profit dapat tercapai. Untuk mencapai tingkat kesehatan dan produktivitas yang tinggi tenaga kerja maka diperlukan perhatian secara serius mengenai penyelenggaraan asupan makanan (gizi kerja) yang disediakan oleh perusahaan.

Gizi kerja adalah energi (kalori) yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaannya. Tenaga kerja memerlukan makanan yang bergizi untuk pemeliharaan tubuh, untuk perbaikan termasuk pekerjaan. Gizi kerja ditujukan untuk kesehatan dan daya kerja tenaga kerja setinggi-tingginya.

commit to user

Faktor utama peningkatan produktivitas melalui upaya perbaikan gizi meliputi kesesuaian kebutuhan gizi yang harus memenuhi syarat-syarat gizi, yaitu mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Selain pemenuhan zat gizi di atas, lingkungan kerja juga dapat mempengaruhi keadaan gizi tenaga kerja, serta pengadaan fasilitas yang berkaitan dengan keadaan gizi bagi tenaga kerja di perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT. Marunda Grahamineral, penulis mendapatkan data seperti dibawah ini:

1. Sistem Penyelenggaraan Kantin PT. Marunda Grahamineral

Penyelenggaraan kantin yang dilakukan oleh PT. Marunda Grahamineral adalah untuk seluruh tenaga kerja, baik yang tinggal di dalam camp maupun yang tidak tinggal di dalam camp. PT. Marunda Grahamineral menyelenggarakan jasa catering melalui kerjasama dengan contractor CV. Cendana Utama Jasa Catering dan Camp Service.

Pengadaan kantin menjadi tanggung jawab Human General Affair (HRD) Departement, dimana daftar menu yang disediakan setiap seminggu sekali atas kesepakatan antara pihak CV. Cendana Utama dengan PT. Marunda Grahamineral. Sedangkan untuk pengontrolan kantin, dilakukan inspeksi K3LH terencana mengenai hygiene sanitasi penyelenggaraan kantin oleh safety departement setiap 1 bulan sekali, yang penyelenggaraannya juga dihadiri oleh pihak CV. Cendana Utama, HRD depertement, dan Environmental Departement. (Lampiran 2)

commit to user

Penyelenggaraan kantin PT. Marunda Grahamineral dibedakan menjadi 2, yaitu kantin staff dan kantin non staff. Kantin staff adalah untuk kalangan foreman ke atas, sedangkan kantin non staff adalah untuk kalangan foreman ke bawah.

Pemenuhan gizi kerja melalui penyelanggaraan kantin yang dilaksanakan di PT. Marunda Grahamineral dibuka selama 24 jam dengan sistem family service dan dengan cara penyajian sistem prasmanan, sehingga penyelenggaraan makanan selalu tersedia untuk shift siang maupun shift malam. Selain penyediaan makan besar (makan pagi, makan siang, dan makan malam), CV. Cendana Utama juga menyediakan snack setelah jam kerja, yaitu pada pukul 17.00 WIB, untuk karyawan staff dan non staff setiap hari. Penyediaan susu, kopi, teh, dan air minum setiap harinya yang ada di kantin staff. Penyediaan susu setiap pagi pada kantin non staff, selain susu (kopi, teh, dan air minum) tersedia setiap hari.

2. Hasil Observasi Kantin

a. Sanitasi Kantin secara Umum

Hygiene sanitasi penyelanggaraan kantin diperlukan untuk menjaga kualitas makanan yang disajikan, agar tetap sesuai dengan syarat kesehatan. Karena apabila hal di atas tidak dipenuhi atau terjadinya ketidaklayakan dalam pengolahan makanan dapat berakibat adanya gangguan kesehatan seperti muntah, diare, sakit perut atau bahkan dapat menimbulkan keracunan makanan.

commit to user

Berikut ini hasil observasi mengenai sanitasi yang ada di kantin PT. Marunda Grahamineral:

1) Lokasi kantin telah terpisah dari bangunan lainnya, seperti kantor dan mess karyawan. Bangunan kantin dengan luas 48 m2. 2) Alat pembersih di Catering CV. Cendana sudah cukup memadai

dengan adanya wastafel, sapu, lap pel, sulak, dan lap untuk membersihkan perabotan makanan.

3) Lokasi kantin terhindar dari pencemaran seperti debu, tetapi masih terdapat banyak kucing yang berkeliaran keluar masuk kantin, yang dapat menyebabkan tercemarnya olahan makanan yang disediakan oleh kantin.

4) Toilet yang langsung berhubungan dengan ruang makan.

5) Wastafel atau tempat mencuci tangan yang tidak di lengkapi dengan pengering tangan atau handuk.

6) Wastafel yang langsung berhubungan dengan ruang makan.

7) Saluran pembuangan limbah yang terletak di samping bawah teras kantin dalam posisi yang tidak tertutup, yang menimbulkan bau yang tidak sedap.

8) Pembuangan sampah secara sembarangan yang ada di kantin non staff.

9) Tempat sampah yang terletak di kantin non staff belum dibedakan menjadi 3 jenis (sampah organik, sampah anorganik, dan sampah B3) dan tidak diberi tutup, selain itu tempat sampah

commit to user

terletak didekat kran saluran air, yang dapat mempercepat pembusukan sampah (karena tempat sampah tidak tertutup), yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.

10) Pembuangan sampah di areal kantin yang tidak pada tempatnya, sehingga menambah tingkat pencemaran.

11) Belum ada TPS, sehingga sampah yang dihasilkan dari kantin menumpuk dan mengundang banyak lalat.

12) Penempatan tempat sampah 3 in 1 yang ada di kantin staff kurang dapat dijangkau, karena bukaan tutup mengarah ke dalam tempat duduk yang ada di teras.

13) Gelas yang disiapkan untuk kantin staff, disajikan masih dalam keadaan basah.

14) Tempat sampah yang ada di dalam ruang makan berdekatan dengan meja makan dan dispenser air minum.

15) Lantai yang berdekatan dengan tempat penyediaan air minum lembab dan basah yang berada di kantin non staff, karena adanya percikan dari air minum.

16) Lantai gudang makanan yang berlubang, dapat menyebabkan masuknya serangga, tikus, ular, dan binatang pengganggu lainnya.

17) Belum adanya perangkap lemak (grease trap) pada saluran pembuangan air.

commit to user

b. Hygiene atau Kebersihan Penjamah Makanan

Hygiene atau sanitasi penjamah makanan juga sangat menentukan hasil olahan makanan yang disajikan, karena itu perlu mendapatkan perhatian serius agar kebersihan olahan makanan tetap terjaga, dari hasil observasi yang telah dilakukan, sebagian besar penjamah makanan atau penyaji makanan tidak menggunakan celemek dan tutup kepala, serta tidak menggunakan sarung tangan saat kontak langsung dengan makanan yang akan disajikan (APD penjamah makanan kurang mendapat perhatian).

Ditemukan penjamah makanan atau penyaji makanan yang belum melaksanakan MCU (Medical Check Up) saat dilaksanakan inspeksi K3LH Terencana Kantin Jamut, pada tanggal 22 Maret 2012, dan inspeksi K3LH Terencana Kantin Menyango, pada tanggal 27 Maret 2012.

c. Dapur dan Peralatan

Peranan peralatan makan dan masak dalam penyehatan makanan sangat penting karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari prinsip – prinsip penyehatan makanan.

Dapur untuk tempat memasak yang disediakan cukup bersih, dan selalu dilakukan pengepelan setelah melakukan kegiatan pengolahan makanan. Terdapat ventilasi mekanik yang masih berfungsi pada kantin staff, sedangkan pada kantin non staff ventilasi mekanik tidak dapat digunakan karena stop kontak terlalu jauh dengan letak

commit to user

ventilasi. Jendela di dalam kantin juga dilengkapi dengan kawat, agar tidak ada serangga atau binatang pengganggu yang masuk. Dapur juga telah dilengkapi tempat pencucian dan pengering perabotan yang telah tertata rapi.

Perabotan yang disediakan di dapur tidak ada yang cacat dan cukup bersih, gelas dan piring yang tersedia tidak ada yang sumbing atau retak yang dapat membahayakan pemakainya.

d. Distribusi Bahan Makanan dari Supplier

Bahan makanan yang disediakan oleh CV. Cendana Utama, penyalurannya didapatkan dari supplier pasar Muara Teweh. Proses distribusinya dilakukan dalam satu hari, bahan makanan yang dibeli dari supplier pasar Muara Teweh diangkut mengguanakan speed boat.

Kemudian diangkut dengan truk untuk disimpan di dalam gudang makanan yang terletak di Camp Jamut. Dari gudang makanan di Camp Jamut, didistribusikan ke gudang makanan yang berada di Camp Menyango dengan menggunakan truk terbuka.

Pembelian bahan makanan dari supplier pasar Muara Teweh dilakukan 2 kali dalam rentang waktu satu minggu, pembelian dilakukan pada hari Rabu dan Minggu.

e. Gudang Makanan

Fasilitas gudang makanan yang ada di PT. Marunda Grahamineral terletak pada tempat yng terpisah dari bangunan lain, dan merupakan

commit to user

ruangan khusus untuk menyimpan bahan makanan. Gudang yang ada di PT. Marunda Grahamineral terbagi menjadi 2 tempat, yaitu :

1) Gudang Penyimpanan Makanan General

Gudang penyimpanan makanan general adalah gudang penyimpanan bahan makanan awal yang kemudian akan didistribusikan ke gudang kantin.

Dari hasil inspeksi K3LH terencana tanggal 21 Maret 2012, konstruksi bangunan gudang penyimpanan miring, dan berpotensi untuk roboh. Dalam gudang penyimpanan sudah terdapat rak-rak untuk tempat bahan makanan, namun dalam penataannya masih terdapat bahan kimia yang ditempatkan dalam gudang tersebut.

Lemari pendingin untuk tempat penyimpanan ayam dan ikan segar dalam kondisi baik dan dapat berfungsi, namun tidak terdapat pengaturan skala derajat celcius., yang terdapat dalam lemari pendingin hanya skala dari range 1 sampai 7.

2) Gudang Makanan Kantin

Pada gudang makanan kantin juga ditemukan hal yang sama, yaitu penyimpanan bahan makanan yang dicampur dengan bahan kimia lain seperti sabun untuk mencuci perabotan makan.

Gudang makanan yang ada di kantin non staff camp Jamut, lantainya berlubang, sehingga dapat tercemar oleh serangga, tikus, dan hewan pengganggu lainnya. Selain itu juga ditemukan kulkas yang kurang terawat kebersihannya.

commit to user f. Bahan Makanan

Bahan makanan yang disimpan kurang mendapat perhatian tentang kebersihannya. Penataan yang kurang rapi, dan tercampur dengan bahan makanan yang lain.

Ditemukan sayuran yang telah membusuk yang telah didistribusikan ke kantin, serta letak gudang yang berdekatan dengan sampah yang menumpuk.

g. Pengolahan Limbah

Saluran pembuangan air limbah yang ada di kantin PT. Marunda Grahamineral belum mendapat pengolahan, limbah dari dapur pun belum dilakukan pengolahan untuk lemak (grease trap/perangkap lemak).

3. Distribusi Frekuensi Sampel tenaga Kerja PT. Marunda Grahamineral Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12-18 Maret 2012 di PT.

Marunda Grahamineral, Laung Tuhup Site, Kalimantan Tengah.

Penelitian ini dilakukan terhadap 30 karyawan yang dibagi menjadi tiga klasifikasi yaitu: 10 orang tenaga kerja klasifikasi pekerjaan ringan (administratif), 10 orang tenaga kerja klasifikasi pekerjaan sedang (operator), dan 10 orang tenaga kerja klasifikasi pekerjaan berat (mekanik).

Data yang diperoleh dari penelitian disajikan dalam tabel-tebel sebagai berikut:

commit to user Tabel 5. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (Σ) Persen (%)

Laki-Laki 29 99 %

Wanita 1 1 %

Total 30 100 %

Sumber : Data Primer, 2012

Sebagian besar objek penelitian diambil dari jenis kelamin laki-laki (29 orang), karena jumlah tenaga kerja laki-laki lebih banyak daripada tenaga kerja wanita.

Tabel 6. Distribusi Frekuensi usia Responden

Umur (tahun) Jumlah (Σ) Persen (%)

20-30 17 56,7 %

>30-40 11 36,7 %

>40-50 2 6,6 %

>50 0 0 %

Sumber : Data Primer, 2012

Dari tabel 6, dapat diketahui sebagian besar obyek penelitian berumur 20-30 tahun, yaitu sebesar 17 orang atau 56,7 %. Sedangkan sisanya adalah sebesar 11 orang atau 36,7 % pada usia >30-40 tahun, dan 2 orang atau 6,6 % pada usia >40-50 tahun. Hal ini berarti tenaga kerja yang dipekerjakan di PT. Marunda Grahamineral sebagian besar masuk dalam usia produktif. Dimana diketahui pada usia produktif merupakan usia pencapaian produktivitas kerja yang tinggi.

commit to user Tabel 7. Distribusi Frekuensi Berat Badan

Berat Badan (kg) Jumlah (Σ) Persen (%)

41-50 2 6,6 %

51-60 13 43,4 %

61-70 13 43,4 %

>71 2 6,6 %

Sumber : Data Primer 2012

Objek penelitian sebagian besar (13 tenaga kerja) mempunyai berat badan antara 51-60 kg dan 61-70 kg atau sebesar 43,4 %. Sedangkan sisanya terdapat 2 orang yang mempunyai berat badan antara 41-50 kg, dan 2 orang yang mempunyai berat badan di atas 70 kg.

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Tinggi Badan

Tinggi Badan (cm) Jumlah (Σ) Persen (%)

150-159 5 16,6 %

160-169 12 40 %

170-179 13 43,4 %

>180 0 0 %

Sumber : Data Primer, 2012

Tinggi badan yang dimiliki dari objek penelitian sebagian besar berkisar antara 170-179 cm atau sekitar 43,4 %. Sedangkan sisanya adalah sebesar 12 orang atau 40 % yang memiliki tinggi badan antara 160-169 cm dan sebesar 5 orang atau 16,6 % yang memiliki tinggi badan antara 150-159 cm.

commit to user

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Tingakt Pekerjaan

Tingkat Pekerjaan Jumlah (Σ) Persen (%)

Ringan 10 33,3 %

Sedang 10 33,3 %

Berat 10 33,3 %

Sumber : Data Primer 2012

Penyebaran tingkat pekerjaan pada objek penelitian terbagi rata antara jenis pekerjaan ringan, sedang dan berat. Yaitu masing-masing jenis atau tingkat pekerjaan mempunyai jumlah 10 orang atau sekitar 33,3 %.

4. Kandungan Zat Gizi yang didapat Tenaga Kerja

Nilai kandungan zat gizi yang terdapat pada menu makanan yang dikonsumsi oleh responden yang makan di kantin staff dengan yang makan di kantin non staff berbeda, untuk lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran. (Lampiran 3)

Diagram 2. Persentase Pemenuhan Kandungan Nilai Gizi Responden

0.00%

commit to user

Kandungan nilai gizi yang didapat responden berbeda-beda, walaupun sama-sama mendapat menu makanan yang disediakan dari catering perusahaan. Untuk kandungan gizi yang didapat pada tenaga kerja staff sebagian besar, yaitu sekitar 61,54% belum memenuhi kebutuhan kandungan gizi selama bekerja, dan hanya sekitar 38,46% yang memenuhi kebutuhan kandungan gizi. Begitu pula dengan kantin non staff, sebagian besar tenaga kerja atau 62,31% belum memenuhi kebutuhan kandungan gizi selama bekerja, dan hanya 37,69% yang memenuhi kebutuhan kandungan gizi.

Hasil kandungan masing-masing nilai gizi yang didapat responden adalah sebagai berikut:

Tabel 10. Kesesuaian Kandungan Gizi yang dimakan Responden Nilai

Gizi

Staff non staff

sesuai belum sesuai Sesuai belum sesuai

Energi 40% 60% 20% 80%

Sumber : Data Primer 2012

Kandungan gizi yang didapatkan responden dari konsumsi makanan diketahui sebagian besar belum sesuai dengan nilai rekomendasi berdasarkan AKG 2004.

commit to user 5. Hasil Survey Kuesioner

Penelitian tentang pemenuhan kandungan nilai gizi kerja ini juga memberikan kuesioner kepada responden, untuk mengetahui pola makan dan pengetahuan responden tentang kesehatan, terutama gizi. Berikut ini hasil dari kuesioner yang dibeikan kepada responden:

a. Pola makan responden

1) Tabel 11. Frekuensi makan responden dalam sehari

Frekuensi Makan Jumlah (Σ) Persen (%)

3 kali dalam sehari 23 76,67 %

Kurang dari 3 kali 7 23,33 %

Sumber : Data Primer 2012

Pola makan responden dalam sehari, yang memiliki pola makan 3 kali makan dalam sehari sekitar 76,67%, sedangkan pola makan yang kurang dari 3 kali sehari sebesar 23,33 %.

2) Tabel 12. Kebiasaan sarapan responden sebelum kerja

Frekuensi Sarapan Jumlah (Σ) Persen (%)

Sering 19 63,33 %

Kadang-Kadang 11 36,67 %

Tidak Pernah 0 0 %

Sumber : Data Primer 2012

Kebiasaan sarapan yang dimiliki responden, sekitar 63,33 % yang sarapan setiap harinya, sedangkan 36,67 % lainnya kadang-kadang sarapan.

commit to user

3) Tabel 13. Konsumsi makanan pemicu diabetes militus, obesitas, hipertensi

Frekuensi makan Jumlah (Σ) Persen (%)

Sering 7 23,33 %

Kadang-Kadang 21 70 %

Tidak Pernah 2 6,67 %

Sumber : Data Primer 2012

Tabel 13. menunjukkan tingkat konsumsi pemicu penyakit, dimana sebagian besar responden atau sekitar 70% hanya kadang-kadang dalam mengkonsumsi makanan tersebut. Sedangkan yang sering mengkonsumsi sekitar 23,33%, dan yang tidak pernah mengkonsumsi sebesar 6,67%.

4) Konsumsi Air

Konsumsi air yang cukup bagi tenaga kerja, sangat dianjurkan agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan sehat.

Konsumsi air yang rata-rata diminum oleh karyawan staff dan non staff sama, yaitu sekitar 7 gelas atau sekitar 2,8 liter air.

b. Tingkat pengetahuan tentang kesehatan responden

1) Tabel 14. Tingkat pengetahuan responden tentang gizi

Tingkat pengetahuan Jumlah (Σ) Persen (%)

Tinggi 1 3,33 %

Sedang 6 20 %

Rendah 23 76,67 %

Sumber : Data Primer, 2012

commit to user

Tingkat pengetahuan tentang gizi dari responden, sebagian besar masih rendah, yaitu sekitar 76,67 %. Responden yang memiliki pengetahuan tentang gizi sedang sekitar 20 %, dan hanya 3,33 % yang memiliki tingkat pengetahuan tentang gizi yang tinggi.

2) Tabel 15. Frekuensi pengisian ulang botol air minum

Frekuensi pengisian Jumlah (Σ) Persen (%)

Sering 21 70 %

Kadang-kadang 6 20 %

Tidak pernah 3 10 %

Sumber : Data Primer, 2012

Pengisisan ulang botol air minum masih dilakukan oleh sebagian besar responden, yaitu sekitar 70 % atau 21 orang responden yang mengisi ulang botol air minumnya. Sedangkan 20% atau 6 orang responden hanya kadang-kadang mengisi ulang botol air minum, 10 % responden lainnya (3 orang) menyatakan tidak pernah mengisi ulang botol air minum.

c. Persepsi subyektif responden mengenai penyelenggaraan makanan yang disediakan oleh CV. Cendana Utama.

1) Tabel 16. menu makanan yang disediakan oleh CV. Cendana Utama

Menu makanan Jumlah (Σ) Persen (%)

Bervariasi 10 33,33 %

Monoton 20 66,67 %

Sumber : Data Primer 2012

commit to user

Menu makan yang disediakan oleh CV. Cendan Utama menurut persepsi subyektif responden sebagian besar masih monoton, yaitu sekitar 66,67 % atau sebanyak 20 responden.

Sedangkan 10 orang responden lainnya (33,33 %) menyatakan bahwa menu makanan yang disediakan oleh CV. Cendana Utama sudah bervariasi

2) Tabel 17. Rasa masakan yang disediakan oleh CV. Cendana Utama

Rasa Jumlah (Σ) Persen (%)

Enak 17 56,67 %

Hambar, asin, pedas, manis 13 43,33 % Sumber : Data Primer 2012

Persepsi subyektif responden terhadap rasa dari makanan yang disajikan oleh CV. Cendana Utama sabagian besar atau sekitar 56,67% menyatakan enak, sedangkan 43,33% lainnya menyatakan makanan kurang enak (hambar, asin, pedas, manis).

6. Penilaian Status Gizi

Status gizi tenaga kerja berdasarkan IMT (Index Massa tubuh) adalah sebagai berikut :

Tabel 18. Status gizi berdasarkan IMT

Kategori Jumlah (Σ) Persen (%)

BB kurang tingkat ringan 0 0 %

BB kurang tingkat berat 0 0 %

BB lebih tingkat ringan 2 6,67 %

BB lebih tingkat berat 2 6,67 %

Normal 26 86,66 %

Sumber : Data Primer, 2012

commit to user

Berdasarkan tabel 18, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki status gizi normal, yaitu sekitar 86,66 % atau sebanyak 26 orang. Sedangkan 6,67 % dari responden memiliki status gizi berat badan tingkat ringan, dan 6,67 % lainnya dari responden memiliki status gizi berat badan tingkat berat.

7. Penilaian Kebutuhan Energi Tenaga Kerja a. Kebutuhan Energi Tenaga Kerja

Hasil Frekuensi sampel atau obyek penelitian yang diteliti berupa umur, jenis kelamin, dan berat badan. Maka dapat ditemukan nilai rata-rata energi di tempat kerja yang perhitungannya (Lampiran 8) Tabel 19. Rata-rata Kebutuhan Energi di Tempat Kerja

Jenis Pekerjaan Jumlah (Σ) Rata-Rata (kal)

Ringan 10 988,565

Sedang 10 1137,77

Berat 10 1335,779

Sumber : Data Primer, 2012

Tabel 19 menunjukkan perbedaan jumlah kebutuhan energi di tempat kerja sesuai dengan tingkat pekerjaannya. Dimana pekerjaan ringan memerlukan jumlah energi di tempat kerja yang paling sedikit, dan jenis pekerjaan berat memerlukan jumlah energi di tempat kerja yang paling besar.

Analisis faktor yang mempengaruhi kebutuhan energi

Hasil data penelitian yang dilakukan kemudian diolah menggunakan spss 17.0 dengan metode regresi linear (Lampiran 10)

commit to user

Tabel 20. Nilai signifikansi Persamaan Regresi Linear dan besarnya pengaruh variabel independent terhadap dependent (kebutuhan energi)

Variabel Independent R square (pengaruh) Signifikan (p)

Jenis Kelamin 0,864 (86,4 %) 0.168

Usia 0,864 (86,4 %) 0.000

Tingkat Kerja 0,864 (86,4 %) 0.000

Berat Badan 0,864 (86,4 %) 0.000

Tinggi Badan 0,864 (86,4 %) 0.598

Sumber : Data Primer, 2012

Nilai R Square yang ditunjukkan pada tabel di atas bahwa jenis kelamin, usia, tingkat pekerjaan, berat badan, dan tinggi badan mempunyai pengaruh yang besar, yaitu sekitar 86,4% terhadap kebutuhan energi responden. Sedangkan untuk 13,6% dipengaruhi oleh variabel lain, seperti : kondisi lingkungan tempat kerja.

Tabel 20. menunjukkan bahwa usia, tingkat pekerjaan, dan berat badan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel tergantung kebutuhan energi, karena nilai probabilitasnya < 0,05.

Sedangkan untuk variabel jenis kelamin dan tinggi badan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan karena nilai probabilitasnya >

0,05 terhadap kebutuhan energi.

Persamaan regresi linear kebutuhan energi sebagai berikut:

Kebutuhan energi= -158,427 (jenis kelamin) 18,690 (berat badan) -1,685 (tinggi badan) 196,992 (tingkat pekerjaan) -12,922 (usia)

commit to user

Persamaan regresi di atas masing-masing menunjukan nilai B atau nilai koefisien besarnya pengaruh variabel tergantung terhadap pula pengaruh variabel tersebut terhadap variebel bebas. Tanda positif menunjukkan pengaruh yang positif, sedangkan tanda negatif menunjukkan bahwa kenaikan nilai variabel bebas akan menurunkan nilai variabel tergantung.

b. Pemenuhan Kebutuhan Energi

Kesesuaian energi yang didapatkan dengan kebutuhan energi untuk responden atau obyek penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 21. Kesesuaian energi yang didapat dengan kebutuhan energi Kesesuaian energi Jumlah (Σ) Persen (%)

≥kebutuhan energi 0 0 %

Sesuai kebutuhan energi 8 26,7 %

≤kebutuhan energi 22 73,3 %

Total 30 100 %

Sumber : Data Primer, 2012

Kesesuaian pemenuhan kebutuhan energi di tempat kerja ditunjukkan pada tabel di atas, bahwa terdapat sebanyak 22 orang atau 73,3 % responden yang kurang pemenuhan kebutuhan energi di tempat kerja.

commit to user B. Pembahasan

1. Sistem Penyelenggaraan Kantin PT. Marunda Grahamineral

Dalam rangka penerapan dan penyelenggaraan gizi kerja PT.

Marunda Grahamineral yang mempekerjakan pekerja sejumlah 261 orang telah menyediakan kantin untuk pekerja, hal ini telah sesuai dengan ketentuan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. SE-01/MEN/1979 tentang pengadaan kantin dan ruang/tempat makan yang menyatakan bahwa:

a. Semua perusahaan yang mengerjakan buruh antara 50 sampai 200 orang, supaya menyediakan ruang/tempat makan diperusahaan yang bersangkutan.

b. Semua perusahaan yang mempekerjakan buruh lebih dari 200 orang, supaya menyediakan kantin di perusahaan yang bersangkutan.

Penyelenggaraan kantin di perusahaan selain harus memenuhi hal di atas, juga harus memenuhi syarat hygiene sanitasi penyelenggaraan kantin, yang tertuang dalam peraturan perundangan-undangan sebagai berikut:

“Kepmenkes no 715/menkes/SK/V/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga Pasal 6: Pengusaha dan/atau penanggung jawab jasaboga wajib menyelanggarakan jasaboga yang memenuhi syarat hygiene sanitasi sebagaimana ditetapkan dalam keputusan ini”

Untuk menjaga pemeliharaan dan pengawasan hygiene sanitasi pengadaan kantin, PT. Marunda Grahamineral, telah melakukan inspeksi

commit to user

K3LH terencana kantin oleh pihak Safety Departement, yang bekerjasama dengan pihak CV. Cendana Utama, HRD Departement dan Environmental Departement. Namun belum ada petugas khusus yang bertugas untuk penyelenggaraan syarat hygiene sanitasi jasaboga.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perburuhan No. 07 tahun 1964 tentang syarat kesehatan, kebersihan, dan penerangan tempat kerja disebutkan bahwa:

a. Menghindarkan kemungkinan bahaya kebakaran dan kecelakaan (pasal 2).

b. Dapur dan kamar makan tidak boleh berhubungan langsung dengan tempat kerja (pasal 8 ayat 2).

c. Dapur dan kamar makan harus mendapat penerangan yang baik dan peredaran udara yang cukup (pasal 8 ayat 3).

c. Dapur dan kamar makan harus mendapat penerangan yang baik dan peredaran udara yang cukup (pasal 8 ayat 3).

Dokumen terkait