• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI KERJA PADA PENYELENGGARAAN JASA CATERING DI KANTIN PT. MARUNDA GRAHAMINERAL, LAUNG TUHUP SITE, KALIMANTAN TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI KERJA PADA PENYELENGGARAAN JASA CATERING DI KANTIN PT. MARUNDA GRAHAMINERAL, LAUNG TUHUP SITE, KALIMANTAN TENGAH"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user LAPORAN TUGAS AKHIR

ANALISIS PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI KERJA PADA PENYELENGGARAAN JASA CATERING DI KANTIN PT. MARUNDA GRAHAMINERAL,

LAUNG TUHUP SITE, KALIMANTAN TENGAH

Berlian Yenni Sabtiwi R0009022

PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Surakarta 2012

(2)

commit to user vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan kesehatan, kekuatan, keselamatan dan kesempatan serta pertolongan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyusun laporan penelitian ini.

Laporan penelitian ini dibuat sebagai hasil magang yang selama ini penulis laksanakan di PT. Marunda Grahamineral.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan penelitian tidak terlepas dari bantuan semua pihak, untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. dr. Zaenal Arifin KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Sumardiyono, S.KM, M.Kes, selaku Ketua Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dr. Diffah Hanim, M.Si, selaku pembimbing I

4. Hj. Endang Sahir, Dra., M.Sc., A.And, selaku pembimbing II

5. Bapak dan Ibu staff pengajar Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta.

6. Ir. M. Samanhudi, selaku Kepala Teknik Tambang PT. Marunda Grahamineral yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan kegiatan magang.

7. Bapak Ali Masruri, selaku Safety Superintendent sekaligus pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan laporan ini.

8. Bapak Arizal Said Fauzi, Bapak Dzulfikar Aziz Fauzan, Bapak Sahrudi, Bapak Jubli, dan seluruh anggota Departemen K3 yang selalu memberikan bimbingan dan bantuan dalam penyusunan laporan ini.

9. CV. Cendana Utama yang selama penelitian telah membantu penulis dalam mempersiapkan data.

10. Seluruh keluarga besar PT. Marunda Grahamineral yang telah membantu dan memberikan bimbingan dalam penyusunan laporan ini.

11. Kedua orang tua penulis Bapak Bambang Sugiyanto dan Ibu Endang Sulastri yang selalu menerima kehadiran penulis serta memberikan bimbingan agar penulis dapat menjadi manusia yang lebih dewasa dan bijaksana, Kakak penulis Arsyta Mega Ramdhanni dan Agus Junaidi, Adik penulis Crownova Adi Lumintang, seorang malaikat kecil yang hadir ditengah-tengah keluarga yang selalu memberi keceriaan dan kebahagiaan Muhammad Dastan Al- Ghozali serta semua keluargaku, yang tidak henti-hentinya memberikan curahan doa, kasih sayang, dukungan dan bimbingan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan laporan.

12. Teman-teman seperjuangan yang melaksanakan magang Danik Nur Rahmawati dan Lukman Hanafi, yang selalu saling memberikan motivasi, dukungan dan bantuan selama magang di PT. Marunda Grahamineral.

(3)

commit to user viii

13. Teman-teman Angkatan 2009 Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta, terutama untuk Dika Meylia Fitri dan Indah Utami yang selama hampir tiga tahun bersama-sama dengan penulis berjuang untuk meraih mimpi.

14. Kakak tingkat Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret Surakarta yang selalu memberikan bantuan selama penulis menyelesaikan kegiatan magang dan penyusunan laporan ini.

15. Teman-teman kost yang selalu memberikan semangat dan berbagi masalah dengan penulis.

16. Seseorang yang tidak henti-hentinya memberi dorongan dan motivasi, kepercayaan, doa dan curahan kasih sayang kepada penulis.

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah berperan dalam menyelesaikan laporan ini.

Penulis tidak bisa membalas semua kebaikan yang telah diberikan oleh semua pihak dan semoga Allah SWT membalas semua budi baik dan bantuan yang telah diberikan.

Penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, khususnya Mahasiswa Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja dapat menambah wawasan dalam mempelajari masalah kselamatan dan kesehatan kerja.

Menyango, Mei 2012 Penulis,

Berlian Yenni Sabtiwi

(4)

commit to user

viii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Tinjauan Pustaka ... 7

B. Kerangka Pemikiran ... 31

C. Hipotesis ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

A. Jenis Penelitian ... 33

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 33

C. Populasi Penelitian ... 33

D. Teknik Sampling ... 33

E. Sampel Penelitian ... 34

F. Variabel Penelitian ... 34

G. Definisi Operasional ... 35

H. Sumber Data ... 36

I. Instrumen Penelitian ... 36

J. Teknik Pengumpulan Data ... 37

K. Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 40

A. Hasil Penelitian ... 40

B. Pembahasan ... 60

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 84

A. Simpulan ... 84

B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 90 LAMPIRAN

(5)

commit to user

iv ABSTRAK

ANALISIS PEMENUHAN KEBUTUHAN GIZI KERJA PADA PENYELENGGARAAN JASA CATERING DI KANTIN PT. MARUNDA GRAHAMINERAL,

LAUNG TUHUP SITE, KALIMANTAN TENGAH Berlian Yenni Sabtiwi*), Diffah Hanim*), dan Endang Sahir*)

Tujuan: Mengetahui perusahaan dalam memenuhi kebutuhan gizi kerja bagi tenaga kerja sesuai dengan jenis pekerjaannya, sudah sesuai jumlah nilai kandungan gizi yang dianjurkan atau masih harus ditingkatkan lagi untuk mencukupi kebutuhan nilai kandungan gizi sesuai dengan jenis pekerjaannya.

Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik, dengan populasi tenaga kerja di PT. Marunda Grahamineral, Laung Tuhup Site, Kalimantan Tengah. Sampel sebanyak 30 orang, terbagi menjadi 10 orang dengan beban kerja ringan, 10 orang dengan beban kerja sedang, dan 10 orang dengan beban kerja berat.

Hasil: Diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa sebagian besar sampel tenaga kerja mengkonsumsi makanan dengan nilai kandungan gizi belum sesuai dengan jenis pekerjaannya, yaitu yang belum memenuhi Energi sebesar 60% untuk kantin staff dan 80% untuk kantin non staff. Lemak sebesar 60% untuk kantin staff maupun non staff. Vitamin B1 sebesar 80% untuk kantin staff dan 95% untuk kantin non staff. Vitamin B2 sebesar 100% untuk kantin staff maupun non staff.

Vitamin C sebesar 90% untuk kantin staff dan 85% untuk kantin non staff.

Kalsium sebesar 100% untuk kantin staff maupun non staff. Zat besi sebesar 100% untuk kantin staff dan 85% untuk kantin non staff. Nilai kandungan gizi yang telah terpenuhi, yaitu protein sebesar 100% untuk kantin staff dan 95%

untuk kantin non staff. Vitamin A sebesar 90% utnuk kantin staff maupun non staff. Vitamin B3 sebesar 60% untuk kantin staff dan 55% untuk kantin non staff.

Vitamin B6 sebesar 80% untuk kantin staff dan 75% untuk kantin non staff. Nilai energi yang dibutuhkan tenaga kerja untuk jenis pekerjaan ringan sebesar 988,565 kalori, untuk jenis pekerjaan sedang sebesar 1137,77 kalori, dan untuk jenis pekerjaan berat sebesar 1335,779 kalori. Nilai energi yang disediakan dari CV.

Cendana Utama adalah 1386,1 kalori untuk kantin staff dan 1484,257 kalori untuk kantin non staff.

Simpulan: Pemenuhan nilai gizi bagi tenaga kerja sebagian besar belum terpenuhi, yaitu untuk unsur gizi energi, lemak, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C, kalsium dan zat besi. Hal ini diakibatkan nafsu makan yang berkurang dari tenaga kerja karena menu makanan yang monoton. Nilai energi yang disediakan dari kantin telah tercukupi.

Kata Kunci: Gizi Kerja

*) Prodi Diploma III Hiperkes dan KK FK UNS

(6)

commit to user

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia untuk kehidupannya membutuhkan energi, hal ini demi berlangsungnya proses-proses dalam tubuhnya. Energi diperlukan untuk berlangsungnya proses peredaran/sirkulasi darah, denyut jantung, pernapasan, pencernaan, dan proses fisiologis lainnya. Selanjutnya energi untuk melakukan berbagai kegiatan atau melakukan pekerjaan fisik. Energi dalam tubuh manusia dapat dihasilkan dari pembakaran karbohidrat, protein dan lemak. Dengan demikian agar manusia selalu tercukupi energinya diperlukan pemasukan zat-zat makanan yang cukup. Manusia yang kurang makan akan lemah dalam berkegiatan, bekerja fisik maupun daya pemikirannya karena kurangnya energi. Orang tidak dapat bekerja dengan energi yang melebihi dari apa yang diperoleh dari makanan kecuali jika meminjam atau menggunakan cadangan energi dalam tubuh, namun kebiasaan meminjam ini akan dapat mengakibatkan keadaan yang gawat, yaitu kurang gizi khususnya energi (Marsetyo dan Kartasapoetra, 1991).

Zat gizi mempunyai nilai yang sangat penting untuk memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari bagi para pekerja. Energi diperlukan dalam memelihara proses pertumbuhan dan perkembangan yaitu penggantian sel-sel yang rusak dan sebagai zat pelindung dalam tubuh (dengan cara menjaga keseimbangan cairan tubuh). Proses pertumbuhan dan

(7)

commit to user

perkembangan yang terpelihara dengan baik akan menunjukkan derajat kesehatan yang dimiliki seseorang. Seseorang yang sehat tentunya memiliki daya pikir dan daya kegiatan fisik sehari-hari yang cukup tinggi (Marsetyo dan Kartasapoetra, 1991).

Tenaga kerja merupakan salah satu aset yang dimiliki perusahaan, keberadaannya secara langsung ikut menentukan maju mundurnya perusahaan. Suatu perusahaan mempunyai peluang maju lebih besar atau cepat dibandingkan perusahaan lain apabila ia memiliki tenaga kerja yang tingkat kesehatan dan produktivitasnya tinggi. Tingkat kesehatan dan produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah gizi kerja (Suma’mur, 2009).

Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran apa yang dikonsumsinya dalam jangka waktu yang cukup lama. Bila kekurangan itu ringan, tidak akan dijumpai penyakit defisiensi yang nyata, tetapi akan timbul konsekuensi fungsional yang lebih ringan dan kadang-kadang tidak disadari kalau hal tersebut karena faktor gizi (Agung, 2002).

Apabila makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan metabolisme dalam otak, berakibat terjadi ketidakmampuan berfungsi normal.

Pada keadaan yang lebih berat dan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan badan terganggu, badan lebih kecil diikuti dengan ukuran otak yang juga. Lebih jauh disebutkan bahwa keadaan kurang gizi menghasilkan kenaikan emosional daripada terhadap fungsi kognitif (Latifa, 2010)

(8)

commit to user

Berbagai penelitian baik yang dilakukan di luar negeri maupun di Indonesia menunjukkan bahwa keadaan gizi kurang dapat menghambat aktivitas kerja yang akan menurunkan produktivitas kerja. Hal ini disebabkan karena kemampuan kerja seseorang sangat dipengaruhi oleh jumlah energi yang tersedia, dimana energi tersebut diperoleh dari makanan sehari-hari dan bilamana jumlah makanan sehari-hari tak memenuhi kebutuhan tubuh, maka energi didapat dari cadangan tubuh (Rachmad Soegih dkk, 1987).

Penyelenggaraan gizi kerja dalam bentuk pemberian makan, perlu mendapat perhatian yang serius. Makanan yang dihidangkan untuk tenaga kerja hendaknya memenuhi syarat-syarat gizi, yaitu mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur. Komposisi antara ketiga zat tersebut harus seimbang dan diberikan dalam jumlah dan kandungan energi yang tepat (Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional, 1994).

Selanjutnya hal-hal yang perlu diketahui dalam penyusunan menu bagi pekerja adalah :

1. kebutuhan energi dan gizi tenaga kerja 2. kebutuhan bahan dasar menu

3. pendekatan penyusunan menu bagi pekerja sesuai dengan lingkungan kerja (Tarwaka, 2004).

Perusahaan PT. Marunda Grahamineral, Laung tuhup site, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah. merupakan salah satu perusahaan tambang batubara yang daerah operasinya berada di kawasan Barito–Kalimantan Tengah, dalam produksinya perusahaan ini banyak melibatkan tenaga manusia

(9)

commit to user

disamping mesin, dan pekerjaan yang dihadapi oleh tenaga kerja belum tentu sama dengan tenaga kerja lain. Oleh karena itu perlu analisis keadaan gizi kerjanya. Hal-hal yang perlu dianalisis antara lain, bagaimana penyelenggaraannya, unsur-unsur gizinya, dan kecukupan nilai energinya terhadap besar energi yang dibutuhkan pekerja. Oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian “Analisis Pemenuhan Kebutuhan Gizi Kerja pada Penyelenggaraan Jasa Catering di Kantin PT. Marunda Grahamineral, Laung Tuhup Site, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah kandungan nilai zat gizi yang didapat tenaga kerja sesuai dengan yang dibutuhkan sehari-hari?

2. Apakah kandungan nilai energi yang didapat tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan energi berdasarkan tingkat pekerjaan?

3. Adakah pengaruh usia, jenis kelamin, tingkat beban kerja, berat badan, tinggi badan terhadap kebutuhan energi?

(10)

commit to user C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Menganalisis Pemenuhan Kebutuhan Gizi Kerja pada Penyelenggaraan Jasa Catering di Kantin PT. Marunda Grahamineral, Laung Tuhup Site, Kalimantan Tengah

2. Tujuan Khusus

a. Menganalisis kandungan nilai zat gizi yang didapat tenaga kerja sesuai dengan nilai gizi yang dibutuhkan di PT. Marunda Grahamineral b. Menganalisis energi yang didapat tenaga kerja dengan kebutuhan

energi berdasarkan tingkat pekerjaan di PT. Marunda Grahamineral c. Menganalisis pengaruh usia, jenis kelamin, tingkat kerja, berat badan,

tinggi badan terhadap kebutuhan energi di PT. Marunda Grahamineral

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan khasanah ilmu pengetahuan dan bahan informasi.

2. Manfaat Aplikatif a. Bagi Mahasiswa

Mengetahui cara penilaian pemenuhan kebutuhan energi gizi kerja dan asupan gizi kerja yang baik bagi tenaga kerja

(11)

commit to user

b. Bagi Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan khasanah ilmu pengetahuan dan bahan informasi untuk penelitian selanjutnya.

c. Bagi PT. Marunda Grahamineral

1) Sebagai masukan, informasi, evaluasi dan saran untuk penyelenggaraan makan bagi tenaga kerja sehingga dapat terpenuhinya kebutuhan gizi kerja di tempat kerja

2) Sebagai bahan penilaian dan pertimbangan bagi perusahaan dalam perencanaan menu yang seimbang guna pemenuhan kebutuhan gizi kerja bagi tenaga kerja sesuai dengan jenis pekerjaannya

3) Sebagai bahan informasi dalam mengevaluasi pelayanan asupan gizi terhadap hasil kinerja pekerja sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja dari tenaga kerja di lingkungan perusahaan

(12)

commit to user

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Gizi

a. Gizi

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi (Supariasa, 2002)

b. Keadaan Gizi

Keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh (Supariasa, 2002)

c. Unsur-Unsur Gizi

Manusia memerlukan zat gizi yang bersumber dari makanan.

Bahan makanan yang diperlukan tubuh mengandung unsur-unsur utama seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Fungsi dari zat-zat gizi tersebut adalah sebagai sumber tenaga atau energi (karbohidrat, lemak dan protein), membangun dan memelihara

(13)

commit to user

jaringan tubuh (protein, air dan mineral) dan mengatur proses tubuh (vitamin dan mineral). Secara khusus, gizi adalah zat makanan yang bersumber dari bahan makanan yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan lingkungan kerjanya (Tjipta, 1990).

Sesuai dengan fungsinya zat-zat gizi dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu: zat tenaga yang terdiri dari karbohidrat, lemak, protein. Zat pembangun yang terdiri dari protein, mineral, air. Zat pengatur yang terdiri dari vitamin, mineral, protein, air (Asmira Sutarto, 1980:9).

Berikut ini adalah kegunaan dari zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk metabolisme :

1) Karbohidrat, Fungsi utama karbohidrat adalah untuk menyediakan energi bagi tubuh. seseorang yang memakan karbohidrat dalam jumlah yang berlebihan akan menjadi gemuk. Apabila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun (Agus Budiyanto, 2001 : 19) 2) Protein, merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi

tubuh, karena zat ini selain berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein selain akan digunakan bagi pembangunan struktur tubuh juga akan disimpan untuk digunakan dalam keadaan darurat, sehingga pertumbuhan atau kehidupan dapat terus terjamin dengan wajar,

(14)

commit to user

akan tetapi dalam keadaan tidak diterimanya makanan yang tidak bergizi secara terus menerus, dengan sendirinya akan terjadi gejala- gejala kekurangan protein diantaranya adalah pertumbuhan kurang, daya tahan tubuh menurun, rentan terhadap penyakit dan daya kerja merosot (Kertasapoetra, 2002:61).

3) Lemak, seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak merupakan sumber energi bagi tubuh. fungsi utama dari lemak adalah untuk memberi tenaga pada tubuh. disamping fungsinya sebagai sumber tenaga, lemak juga merupakan bahan pelarut dari beberapa vitamin yaitu vitamin A, D,E dan K (Asmira Sutarto, 1980:20).

4) Vitamin, merupakan zat organik yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit, namun penting untuk mempertahankan kesehatan tubuh. menurut sifatnya vitamin digolongkan menjadi dua yaitu vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K) dan vitamin yang larut dalam air (B dan C). Walaupun vitamin hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, namun akan berpengaruh besar terhadap tubuh apabila kita kekurangan vitamin.

Faktor-faktor yang menyebabkan kekurangan vitamin adalah : a) Kurang memakan bahan makanan yang mengandung vitamin.

b) Tubuh kekurangan zat-zat tertentu, sehingga penyerapan vitamin dalam tubuh terganggu.

c) Akibat penyakit saluran pencernaan misalnya disentri atau thypus.

(15)

commit to user

d) Adanya zat-zat tertentu dalam bahan makanan atau dalam obat yang akan mengganggu penyerapan vitamin itu.

e) Dalam tubuh terjadi interaksi dari beberapa vitamin, kekurangan salah satu vitamin akan menyebabkan terganggunya fungsi vitamin lain (Asmira Sutarto, 1980:154).

5) Mineral adalah bagian dari tubuh yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan (Almatsier, 2001:228).

6) Air, pada proses metabolisme tubuh sangat memerlukan sekali akan air. Kehilangan 10% dari cairan tubuh akan sangat membahayakan. Kematian biasanya terjadi biasanya bila kehilangan cairan tubuh mencapai 20% dari berat badan.

Sedangkan pada orang dewasa lebih kurang 65% air berfungsi sebagai zat pembangun dan zat pengatur.

2. Gizi Kerja

Gizi kerja adalah gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaannya. Tenaga kerja memerlukan makanan yang bergizi untuk pemeliharaan tubuh, untuk perbaikan termasuk pekerjaan. Gizi kerja ditujukan untuk kesehatan dan daya kerja tenaga kerja setinggi-tingginya. Bahan-bahan makanan pada umumnya mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air (Suma’mur, 2009).

(16)

commit to user

Kebutuhan zat gizi bagi tenaga yang paling utama adalah karbohidrat yang akan diubah menjadi energi, karena tenaga kerja lebih banyak menggunakan energi untuk kerja otot. Tenaga kerja dewasa tidak lagi memerlukan protein untuk pertumbuhan, tetapi diperlukan untuk memelihara fungsi tubuh, disamping sebagai sumber energi (Asmira Sutarto, 1980:31). Tenaga kerja hanya akan menunjukkan produktivitasnya apabila kepadanya diberikan tenaga yang berasal dari makanan, makin besar tenaga yang diberikan makin besar pula kemungkinan produktivitas kerjanya (Suma’mur, 2009)

Penyakit gizi kerja merupakan penyakit gizi sebagai akibat kerja ataupun ada hubungan dengan kerja. Pengelolaan makan bagi tenaga kerja adalah suatu rangkaian kegiatan penyediaan makan bagi tenaga kerja di perusahaan yang dimulai dari rencana perencanaan menu hingga peyajiannya dengan memperhatikan kecukupan energi dan zat gizi, pemilihan jenis dan bahan makanan, sanitasi tempat pengolahan dan tempat penyajian, waktu dan teknis penyajian bagi tenaga kerja (Latifa, 2010)

Produktivitas kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya yang mempunyai peranan sangat penting dan menentukan adalah kecukupan gizi. Faktor ini akan menentukan prestasi kerja tenaga kerja karena adanya kecukupan dan penyebar energi yang seimbang selama bekerja. Seseorang yang berstatus gizi kurang tidak mungkin mampu bekerja dengan hasil yang maksimal karena prestasi kerja dipengaruhi oleh derajat kesehatan

(17)

commit to user

seseorang. Tenaga kerja yang sehat akan bekerja lebih giat, produktif, dan teliti sehingga dapat mencegah kecelakaan yang mungkin terjadi dalam bekerja (Latifa, 2010)

Status gizi mempunyai korelasi positif dengan kualitas fisik manusia.

Makin baik status gizi seseorang semakin baik kualitas fisiknya.

Ketahanan dan kemampuan tubuh untuk melakukan pekerjaan dengan produktifitas yang memadai akan lebih dipunyai oleh individu dengan status gizi baik. Selain itu, peranan gizi dengan produktifitas juga ditunjukkan oleh Darwin Karyadi (1984) dalam penelitiannya dimana dengan penambahan gizi terjadi kenaikan produktifitas kerja. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa para penyadap getah yang tidak menderita anemia memiliki produktifitas 20% lebih tinggi daripada yang menderita anemia. Pemberian diet yang mengandung energi sejumlah yang diperlukan oleh pekerja berat dapat meningkatkan produktifitasnya. Pada dasarnya zat gizi yang dibutuhkan oleh seseorang sangat ditentukan oleh aktifitas yang dilakukannya sehari-hari. Makin berat aktifitas yang dilakukan maka kebutuhan zat gizi akan meningkat pula terutama energi.

Manfaat yang diharapkan dari pemenuhan gizi kerja adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan ketahanan tubuh serta menyeimbangkan kebutuhan gizi dan energi terhadap tuntutan tugas pekerja. Gizi kerja erat bertalian dengan tingkat kesehatan tenaga kerja maupun produktivitas tenaga kerja yang berarti akan meningkatkan

(18)

commit to user

produktivitas perusahaan serta peningkatan produktivitas nasional (Latifa, 2010)

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gizi Tenaga Kerja Menurut Latifa, 2010 :

a. Jenis kegiatan (ringan, sedang, berat) yang merupakan suatu beban kerja.

b. Faktor tenaga kerja, yang meliputi ketidaktahuan, jenis kelamin, umur, hamil, menyusui, kebiasaan makan yang kurang baik, tingkat kesehatan karena tingginya penyakit parasit dan infeksi oleh bakteri pada alat pencernaan, kesejahteraan tinggi tanpa perhatian gizi, mengakibatkan terjadinya salah gizi biasanya dalam bentuk over gizi, disiplin, motivasi dan dedikasi.

c. Faktor lingkungan kerja sebagai beban tambahan, yang meliputi fisik, kimia, biologi, fisiologi (ergonomi) dan psikologi. Beban kerja dan beban tambahan di tempat kerja yaitu tekanan panas, bahan – bahan kimia, parasit dan mikroorganisme, faktor psikologis dan kesejahteraan.

4. Pedoman Gizi Kerja

Susunan hidangan yang mencukupi kebutuhan badan, dikenal oleh para ahli gizi di Indonesia sebagai susunan “empat sehat”. Kalau susunan empat sehat ini ditambah dengan susunan dalam jumlah yang mencukupi, menjadi “lima sempurna”. Slogan “empat sehat, lima sempurna” ini menggambarkan susunan hidangan Indonesia yang sanggup memberikan

(19)

commit to user

kesehatan gizi yang baik, dan dianjurkan kepada seluruh anggota masyarakat untuk mencapainya (Sediaoetama, 2010)

Pedoman dalam penyusunan bahan dan zat makanan menurut Sediaoetama, 2010 yaitu :

a. Bahan makanan pokok

Bahan makanan pokok merupakan sumber utama energi. Sering pula bahan makanan pokok itu memberikan iuran penting terhadap konsumsi protein, bila termasuk golongan serealia.

b. Bahan makanan lauk-pauk

Golongan bahan makanan ini disebut lauk-pauk, karena memang mencakup bahan pangan lauk (ikan, daging). Pada umumnya kelompok bahan makanan ini merupakan sumber utama protein di dalam hidangan. Pembagian lauk-pauk berdasarkan sumbernya yaitu:

1) Sumber protein hewani

Misal : daging, ikan, telur, dan sebagainya 2) Sumber protein nabati

Bahan pangan yang termasuk sumber protein nabati ialah jenis kacang-kacangan seperti kacang kedelai dan hasil olahannya, yaitu tempe dan tahu.

c. Bahan makanan sayur

Sayur merupakan berbagai bagian tumbuhan, seperti daun, akar, batang dan bunga, bahkan buahnya yang biasanya masih muda.

(20)

commit to user d. Bahan makanan buah

Yang digolongkan bahan makanan buah, biasanya yang sudah matang, atau setidaknya sudah tua. Buah-buahan sebagian besar dimakan

“mentah”, dan disebut buah cuci mulut.

Selanjutnya hal-hal yang perlu diketahui dalam penyusunan menu bagi tenaga kerja (Latifa,2010) adalah :

a. Pola makan : kebiasaan makanan pokok

b. Kepercayaan atau agama : pantang makanan tertentu c. Keuangan : ekonomis tetapi tetap bergizi

d. Daya Cerna : makanan yang biasa dimakan masyarakat sekitar e. Praktis : mudah diselenggarakan

f. Volume : cukup mengenyangkan g. Variatif : jenis menu bervariasi

Pola menu 4 sehat 5 sempurna adalah pola menu seimbang yang bila disusun dengan baik mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.

Selain memperhatikan pola menu seimbang dengan 4 sehat 5 sempurna untuk tenaga kerja yang bekerja lebih dari 8 jam perhari sebaiknya makanan dan minuman yang disediakan di tempat kerja paling sedikit 2/5 (40%) dari kecukupan energi selama 24 jam atau berdasarkan anjuran departemen kesehatan RI, yaitu komposisi pemberian makanan sebagai berikut:

(21)

commit to user a. Makan pagi = 20%

b. Selingan pagi = 10 % c. Makan siang = 30%

d. Selingan siang = 10 % e. Makan malam = 30 %

Sedangkan komposisi makanan seimbang anjuran Departemen Kesehatan RI adalah sebagi berikut:

a. Karbohidrat = 65-70 % b. Protein = 10-15 %

c. Lemak = 20-25 % (minimal 15% dan maksimal 30 %) Syarat menu yang sehat dan seimbang antara lain (Latifa, 2010) :

a. Kualitas baik

Menu mengandung semua zat gizi (nutrient) sesuai dengan pedoman 4sehat 5sempurna (makanan pokok, lauk pauk, hewani-nabti, sayur mayor, buah-buahan dan susu).

b. Kualitas cukup

Jumlah masing-masing zat gizi harus sesuai dengan kebutuhan vitamin dan mineral akan cukup.

Catatan:

1) Kalsium :(mineral) fungsi sebagai produksi syaraf dan otot.

Sumber: daging dan susu, sayuran hijau, roti, ikan kecil yang dimakan beserta tulangnya.

(22)

commit to user

2) Besi :(mineral) fungsi pembentukan hemoglobin.

Sumber kacang, biji-bijian, organ, daging merah, telur, sayuran hijau.

3) Karoten :(Vitamin A) fungsi proses penglihatan jaringan ikat, kulit. Sumber: hati, telur, wortel, sayuran hijau, susu, keju.

4) Tiamin :(Vitamin B) fungsi metabolism karbohidrat, fungsi susunan syaraf pusat. Sumber: daging, padi-padian, kacang-kacangan.

5) Riboflavin :(vitamin B12) fungsi metabolism karbohidrat,penglihatan, kulit. Sumber: hati, susu, daging,dan sereal.

6) Niasin :(vitamin) metabolism karbohidrat dan lemak.

Sumber: hati, daging, kacang tanah, produk sereal.

c. Proporsi zat gizi yang mengandung energi harus seimbang, agar zat- zat gizi tersebut dapat digunakan di dalam tubuh dengan sempurna yaitu:

1) Protein : 12% - 15% untuk orang dewasa proporsi protein hewani dan nabati sama banyaknya. Sedangkan untuk anak-anak sebaiknya protein hewani 2 kali lebih banyak dibanding protein nabati.

2) Lemak : 20% - 25%

3) Hidrat Arang : 60% - 70%

(23)

commit to user

Selain proporsi zat gizi di atas, perlu diperhatikan pula zat gizi lain seperti vitamin berdasarkan AKG 2004 yaitu, kebutuhan gizi bagi pekerja menurut umur, jenis kelamin dan aktivitas fisik (Lampiran 1)

d. Syarat-syarat lain sesuai dengan pola makanan sehari-hari, tidak bertentangan dengan kepercayaan,memenuhi selera makan dan lain- lain

5. Kebutuhan Energi bagi Tenaga Kerja

Untuk mempertahankan hidup dan dapat melakukan pekerjaan setiap orang membutuhkan tenaga. Tenaga tersebut diperoleh dari pembakaran zat-zat makanan yang dikomsumsi dengan oksigen. Bila banyaknya makanan yang dikonsumsi setiap hari tidak seimbang dengan tenaga yang dikeluarkan maka tubuh akan mengalami gangguan kesehatan. Masalah yang timbul akibat ketidakseimbangan antara makanan yang dikonsumsi dengan tenaga yang dikeluarkan sangat beragam. Jika makanan yang dimakan berlebih dibanding tenaga yang dikeluarkan maka tubuh akan menjadi gemuk, sebaliknya jika makanan yang dimakan kurang maka tubuh akan menjadi kurus. Kedua masalah ini akan mempengaruhi derajad kesehatan seseorang dan akhirnya akan berpengaruh pada efisiensi dan produktivitas kerja. Oleh karena itu sedapat mungkin diusahakan agar jumlah makanan yang dikonsumsi baik dalam kualitas maupun kuantitas sesuai dengan kebutuhan khususnya terhadap tenaga yang dikeluarkan (Latifa, 2010)

(24)

commit to user

Kebutuhan makanan yang dikonsumsi tenaga kerja harus memenuhi gizi yang sesuai dan diberikan dalam volume dan kandungan energi yang tepat, serta dihidangkan pada saat yang tepat, dan disajikan secara menarik serta sesuai dengan selera sehingga akan mempertinggi prestasi kerja.

Zat gizi pada proses oksidasi dalam tubuh menghasilkan energi dalam bentuk panas, yang oleh tubuh diubah menjadi energi gerak atau mekanis.

Kebutuhan gizi seseorang dengan orang lain belum tentu sama. Menurut Suma’mur (2009), kebutuhan gizi seseorang tergantung beberapa faktor, yaitu:

a. Ukuran tubuh

Makin besar ukuran tubuh seseorang makin besar pula kebutuhan energinya, meskipun jenis kelamin, kegiatan, dan usianya sama.

b. Usia

Makin tua usia seseorang makin berkurang kebutuhan energinya, pada anak-anak, dan orang muda yang sedang dalam pertumbuhan membutuhkan energi relatif lebih besar.

c. Jenis kelamin

Laki-laki lebih banyak membutuhkan energi dari pada wanita. Karena laki-laki lebih banyak mempunyai otot dan lebih aktif melakukan pekerjaan sehingga mengeluarkan energi lebih banyak.

d. Kondisi tubuh tertentu

Wanita hamil dan menyusui membutuhkan energi dan zat gizi yang lebih besar dari pada keadaan biasa. Demikian pula orang baru sembuh

(25)

commit to user

dari sakit memerlukan energi dan zat gizi yang lebih besar guna rehabilitas sel tubuh atau bagian-bagian yang rusak selama sakit.

e. Pengaruh pekerjaan

Semakin berat pekerjaan atau bagian seseorang sehingga semakin besar pula energi yang mereka butuhkan.

f. Iklim dan suhu lingkungan

Energi yang dibutuhkan di tempat kerja yang dingin lebih tinggi dari pada di tempat panas, karena untuk mempertahankan suhu tubuh.

Menurut Suma’mur (2009), jumlah energi yang dibutuhkan orang dewasa ditentukan oleh:

a. Metabolisme basal, yaitu sejumlah tenaga yang diperlukan oleh tubuh dalam keadaan istirahat.

b. Pengaruh makanan atas kegiatan tubuh (aktivitas tubuh), kira-kira 10%

dari metabolisme basal.

c. Kerja otot.

Untuk menilai kebutuhan energi seseorang berdasarkan tingkat kerja ringan, sedang, dan berat dapat dilakukan dengan memperhatikan standart sebagai berikut:

Tabel 1. Kebutuhan zat makanan menurut jenis kelamin (AKG 2005) Jenis Kelamin Usia (Tahun) Berat Badan Energi (kkal)

Laki-Laki 19-29 56 2550

30-49 62 2350

50-64 62 2250

Wanita 19-29 52 1900

30-49 55 1800

50-64 55 175

Wanita Hamil Trimeter 1 +180

Bersambung

(26)

commit to user

Sambungan

Trimeter 2 +300

Trimeter 3 +300

Menyusui 6 bulan pertama +500

6 bulan kedua +550

Sumber: Kepmenkes RI/No. 1593/5K/XI/2005

Standar ini untuk seorang tenaga kerja tertentu harus dikoreksi dengan faktor-faktor sebagai berikut:

a. Usia menurut presentasi (lihat tabel 2) b. Derajat kegiatan (tabel 3)

Tabel 2. Penyesuaiaan kebutuhan energi menurut usia Usia (tahun) Presentase (%)

20-30

>30-40

>40-50

>50-60

>60-70

>70

100 97 94 86,5

79 69

Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1983

Tabel 3. Penyesuaiaan kebutuhan energi menurut tingkat kegiatan Berat

Badan

Tingkat 0 (dikurangi)

Tingkat I (orang standar)

Tingkat II Tingkat III

41-50 -530 0 +360 +810

51-60 -610 0 +390 +870

61-70 -690 0 +400 +900

71-80 -760 0 +410 +930

Aktivitas Hanya pemeliharaan tubuh (istirahat tetapi bukan basal

Pekerjaan administrasi rumah, pengemudi, mengetik

Tukang- tukang, petani yang mempunyai keahlian

Pekerja buruh kasar

Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi, 1983

(27)

commit to user 6. Beban Kerja dan Jenis Pekerjaan

Setiap jenis pekerjaan apapun merupakan suatu beban bagi pelakunya, beban ini dapat berupa beban fisik, beban mental atau beban sosial sesuai dengan pekerjaan si pelaku. Masing-masing orang mempunyai kemampuan yang berbeda dalam hubungannya dengan beban kerja. Ada orang yang lebih cocok untuk melakukan pekerjaan yang banyak pada beban mental, atau fisik atau sosial. Namun pada umumnya mereka hanya mampu memikul beban sampai suatu berat tertentu (Suma’mur, 2009).

Beban kerja adalah beban pekerjaan yang diberikan kepada tenaga kerja dan menjadi tanggung jawabnya, baik berupa fisik maupun mental harus sesuai dengan kemampuan dari tenaga kerja (Suma’mur, 2009).

Manusia dan beban kerja serta faktor-faktor dalam lingkungan kerja merupakan satu-kesatuan yang tak terpisahkan. Kemampuan kerja seorang pekerja dalam melakukan pekerjaan selain ditentukan oleh kapasitasnya juga dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman, kesehatan, gizi, jenis kelamin, dan ukuran-ukuran tubuh (Suma’mur, 2009).

Klasifikasi beban kerja menurut Badan Standarisasi Nasional adalah sebagai berikut:

a. Kerja Ringan

1) Menulis, mengetik 2) Menjahit, merajut

3) Mengendarai mobil (sopir) pribadi

(28)

commit to user 4) Kerja kantor

5) Kerja laboratorium 6) Menyapu lantai

7) Melakukan kerja lain yang sedikit sekali menggunakan otot b. Kerja Sedang

1) Bertani, berkebun

2) Mengemudikan traktor dan alat-alat berat 3) Mencuci, memeras, dan menjemur pakaian 4) Memotong kayu di hutan

5) Menarik/mendayung becak 6) Kerja tambang dan sejenisnya 7) Kerja-kerja lain

c. Kerja Berat

1) Kerja buruh kasar 2) Pandai besi

3) Mekanik, angkat-angkut beban berat 4) Kuli bangunan

Salah satu kebutuhan utama dalam pergerakan otot adalah kebutuhan akan oksigen yang dibawa oleh darah ke otot untuk pembakaran zat dalam menghasilkan energi sehingga jumlah oksigen dapat digunakan sebagai salah satu indikator pembebanan selama bekerja. Dengan demikian, setiap aktivitas pekerjaan membutuhkan energi yang dihasilkan dari pembakaran. Semakin berat pekerjaan yang dilakukan

(29)

commit to user

semakin besar juga energi yang dihasilkan. Berdasarkan hal tersebut maka besarnya jumlah energi dapat digunakan sebagai petunjuk untuk menentukan berat ringannya beban kerja (Tarwaka, 2004).

7. Status Gizi

Ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Contoh:

Gondok endemik merupakan keadaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh (Supariasa, 2002)

Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut dapat dilihat dari variabel pertumbuhan, yaitu berat badan, tinggi badan/panjang badan, lingkar kepala, lingkar lengan, dan panjang tungkai (Gibson, 1990).

Menurut Depkes (2002), status gizi merupakan tanda-tanda penampilan seseorang akibat keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan yang dikonsumsi pada suatu saat berdasarkan pada kategori dan indikator yang digunakan.

Status gizi dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan penggunaan zat- zat gizi di dalam tubuh. Bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi dan digunakan secara efisien akan tercapai status gizi optimal yang memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin (Almatsir, 2001).

(30)

commit to user

Kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein, pada tahap awal menimbulkan rasa lapar dalam jangka waktu tertentu berat badan menurun yang disertai dengan kemampuan (produktivitas) kerja.

Kekurangan yang berlanjut akan mengakibatkan keadaan gizi kurang dan gizi buruk. Bila tidak ada perbaikan konsumsi energi dan protein yang mencukupi akhirnya akan mudah terserang infeksi (penyakit) (Drajat Martianto, 1992).

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya masalah gizi (Call dan Levinson, 1871 dalam Supariasa, 2010)

a. Gizi Salah

Keadaan patologis akibat kekurangan atau kelebihan secara relatif maupun absolut satu atau lebih zat gizi.

Status gizi

Konsumsi makanan Kesehatan Zat gizi dalam makanan

Ada tidaknya program pemberian makanan di luar keluarga

Daya beli keluarga Kebiasaan makan Pemeliharaan kesehatan Lingkungan

fisik dan sosial

(31)

commit to user Ada empat bentuk gizi salah:

1). Under Nutrition: kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau absolut untuk periode tertentu

2). Specific Defisiency: kekurangan zat gizi tertentu, misalnya kekurangan vitamin A, yodium, Fe, dan lain-lain

3). Over Nutrition: kelebihan konsumsi pangan untuk periode tertentu 4). Imbalance: karena disproporsi zat gizi, misalnya: kolesterol terjadi

karena tidak seimbangnya LDL (Low Density Lipoprotein), HDL (High Density Lipoprotein), dan VLDL (Very Low Density Lipoprotein) (Supariasa, 2002)

Tingkat kesehatan gizi sesuai dengan tingkat konsumsi yang menyebabkan tercapainya kesehatan tersebut. Tingkat kesehatan gizi terbaik ialah kesehatan gizi optimum (eunutrional state). Dalam kondisi ini jaringan jenuh oleh semua zat gizi tersebut. Tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya kerja dan efisiensi yang sebaik-baiknya. Tubuh juga mempunyai daya tahan yang setinggi-tingginya (Sediaoetama, 2010)

Tingkat kesehatan gizi hasil konsumsi berlebih dan konsumsi kurang disebut penyakit gizi salah. Pada penyakit gizi salah, kesalahan pangan terutama terletak dalam ketidakseimbangan komposisi hidangan. Pada penyakit gizi lebih, susunan hidangan mungkin seimbang, mungkin susunan hidangan yang dikonsumsi juga masih seimbang, hanya kuantum keseluruhannya tidak mencukupi kebutuhan tubuh (Sediaoetama, 2010)

(32)

commit to user

Penyakit gizi salah di Indonesia yang terbanyak termasuk gizi kurang yang mencakup susunan hidangan yang tidak seimbang maupun konsumsi keseluruhannya tidak mencukupi kebutuhan badan. Gejala subyektif yang terutama diderita ialah perasaan lapar, sehingga gizi salah di sini disebut juga keadaan gizi lapar (undernutrition) (Sediaoetama, 2010)

8. Antropometri Gizi

Untuk menentukan status gizi seseorang atau kelompok populasi dilakukan dengan interpretasi informasi dari hasil beberapa metode penilaian status gizi yaitu: penilaian konsumsi makanan, antropometri, laboratorium/biokimia dan klinis (Gibson, 2005). Diantara beberapa metode tersebut, pengukuran antropometri adalah relatif paling sederhana dan banyak dilakukan (Soekirman, 2000).

Menurut Supariasa (2002), menjelaskan bahwa:

a. Antropometri Gizi

Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos berarti tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh

Pengertian dari sudut pandang gizi, telah banyak diungkap oleh para ahli. Jelliffe (1966) mengungkapkan bahwa :

“Nutrional Anthropometry is Measurement of tha Variations of the Physical Dimensoins and the Gross Composition of the Human Body at Different Age Levels and Degree of Nutrition”.

(33)

commit to user

Berdasarkan definisi tersebut diatas dapat ditarik pengertian bahwa antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas dan tebal lemak di bawah kulit.

Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi.

Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh b. Indeks Antropometri

1). Berat Badan Menurut Umur (BB/U)

Indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah satu cara pengukuran status gizi. Mengingat karakteristik berat badan labil, maka indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini

2). Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)

Indeks ini menggambarkan status gizi masa lalu, juga lebih erat kaitannya dengan status social-ekonomi

3). Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)

Jelliffe pada tahun 1966 telah memperkenalkan indeks ini untuk mengidentifikasi status gizi, dan merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini

(34)

commit to user

4). Lingkar Lengan Atas Menurut Umur (LLA/U) Indeks ini sering disebut Quack Stick

5). IMT (Indeks Massa Tubuh) c. IMT (Indeks Massa Tubuh)

Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18 tahun ke atas) merpakan masalah penting, karena selain mempunyai risiko penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan yang ideal atau normal.

Laporan FAO/WHO/UNU tahun 1985 menyatakan bahwa batasan berat badan normal dewasa ditentukan berdasarkan nilai Body Mass Index (BMI). Di Indonesia istilah Body Mass Index diterjemahkan menjadi Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih panjang.

Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut :

) ( )

(

) (

m an xTinggiBad m

n TinggiBada

kg BeratBadan IMT

Kategori ambang batas IMT untuk Indonesia (Sumber: Depkes, 1994. Pedoman Praktis pemantauan Status Gizi orang dewasa, Jakarta.

hlm. 4)

(35)

commit to user Tabel 4. Kategori Indeks Massa Tubuh

Kategori IMT

Kurus Kekurangan BB tingkat berat < 17,0 Kekurangan BB tingkat ringan 17,0-18,5

Normal Gizi normal > 18,5-25,0

Gemuk Kelebihan BB tingkat ringan > 25,0-27,0 Kelebihan BB tingkat berat > 27,0

Berat normal adalah idaman bagi setiap orang agar mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Berat badan yang kurang dan berlebihan akan menimbulkan risiko terhadap berbagai macam penyakit.

(36)

commit to user B. Kerangka Pemikiran

Tenaga Kerja

Pekerjaan

- Ringan - Sedang - Berat

Catering Konsumsi gizi

- Ketersediaan makanan - Distribusi makanan - Hygiene & sanitasi

penyelenggaraan makanan

Gizi Kerja

Sesuai AKG

Analisis pemenuhan kebutuhan gizi - Proporsi zat gizi

- Kualitas gizi - Kuantitas gizi - Syarat-syarat lain

sesuai dengan pola makanan sehari-hari

Penyelenggaraan makanan

Kurang AKG Lebih AKG

Daya tahan tubuh optimal Daya tahan

tubuh turun

- Berat badan meningkat - Obesitas

- Mudah terserang penyakit degeneratif - Kelebihan jaringan

lemak yang tidak aktif

- Cepat lelah - Penurunan daya

pemikiran - Penurunan

aktivitas fisik - Mudah terkena

resiko penyakit infeksi

- Reaksi metabolik terhambat

Peningkatan produktivitas

kerja

Status gizi Produktivitas turun

Produktivitas turun

(37)

commit to user C. Hipotesis

Ho = Ada hubungan pemenuhan gizi kerja pada penyelenggaraan Jasa Catering Kantin PT. Marunda Grahamineral dengan status gizi pekerja.

Hi = Tidak ada hubungan pemenuhan gizi kerja pada penyelenggaraan Jasa Catering Kantin PT. Marunda Grahamineral dengan status gizi pekerja.

(38)

commit to user

33 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yaitu data yang menyangkut variabel bebas atau resiko dan variabel terikat atau variabel akibat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010)

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di PT. Marunda Grahamineral, Laung Tuhup Site, Kalimantan Tengah.

C. Populasi Penelitian

Populasi penelitian yang digunakan adalah pekerja PT. Marunda Grahamineral

D. Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan adalah non probability sampling dengan pendekatan sampling purposive, teknik pengambilan sampel yang harus memenuhi semua syarat yang diberikan untuk mengambil sampel, syarat yang diberikan yaitu:

(39)

commit to user

1. Bagian: pekerja administratif diambil sampel 10 orang Jenis pekerjaan: ringan

2. Bagian: pekerja operator diambil sampel 10 orang.

Jenis pekerjaan: sedang

3. Bagian: pekerja mekanik diambil sampel 10 orang Jenis pekerjaan: berat

E. Sampel Penelitian

Sampel penelitian yang digunakan adalah pekerja PT. Marunda Grahamineral, yaitu:

1. 10 orang sampel dengan beban kerja ringan 2. 10 orang sampel dengan beban kerrja sedang 3. 10 orang sampel dengan beban kerja berat Total sampel = 30 orang

F. Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tinggi badan, berat badan, usia, jenis kelamin, dan jenis pekerjaan.

2. Variabel Terikat

(40)

commit to user

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemenuhan kebutuhan gizi.

3. Variabel Pengganggu

Variabel pengganggu adalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel pengganggu dalam penelitian ini ada 2, yaitu :

a. Variabel pengganggu terkendali : pola makan, kondisi fisiologis pekerja.

b. Variabel pengganggu tidak terkendali : lingkungan kerja (panas, kebisingan, pencahayaan, parasit dan mikroorganisme, bahan kimia dll)

G. Definisi Operasional 1. Kecukupan Gizi

Kecukupan gizi adalah keadaan dimana tubuh memperoleh semua unsur gizi yang diperlukan sesuai dengan takarannya.

Cara Pengukuran : Nutrisurvey Software 2. Kebutuhan Energi di Tempat Kerja

Kebutuhan energi di tempat kerja adalah sejumlah energi (kal) yang dibutuhkan oleh tubuh saat melakukan pekerjaan, tanpa mengalami kekurangan energi.

Cara pengukuran : Tabel dan perhitungan matematis

(41)

commit to user Skala pengukuran : Nominal

H. Sumber Data

1. Sumber Data Primer

Sumber data primer diperoleh langsung dari hasil observasi, wawancara, dan pengukuran variabel.

2. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder diperoleh dari data yang telah ada di PT. Marunda Grahamineral

I. Instrumen Penelitian 1. Nutrisurvey Software

Digunakan sebagai pedoman dalam menentukan besarnya nilai gizi dan kandungan energi dari masing-masing zat gizi yang terkandung dalam setiap bahan makanan.

2. Timbangan makanan atau kue ukuran 3 kg

Digunakan untuk menimbang berat bahan makanan tertentu yang disediakan oleh peneliti yang bekerjasama dengan contractor CV.Cendana 3. Kuesioner dan Wawancara

Digunakan untuk memperoleh data-data tentang tenaga kerja yang dijadikan sampel penelitian yang diperlukan oleh peneliti. Diberikan kepada responden yang termasuk dalam klasifikasi penelitian.

(42)

commit to user 4. Program Exell dan SPSS versi 17.0

Digunakan untuk mengolah data yang dihasilkan.

J. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi ialah metode atau cara-cara yang menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati pekerja secara langsung.

2. Wawancara

Wawancara dalam istilah lain dikenal dengan interview. Wawancara merupakan suatu metode pengumpulan berita, data, atau fakta di lapangan.

Prosesnya bisa dilakukan secara langsung dengan bertatap muka langsung dengan narasumber. Namun, bisa juga dilakukan dengan tidak langsung seperti melalui telepon, internet atau surat (wawancara tertulis).

3. Kuesioner

Serangkaian pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden terkait dengan permasalahan yang diteliti guna mendapatkan jawaban dari responden terhadap masalah tersebut.

4. Studi Pustaka

Metode atau cara menganalisis penelitian dengan literatur yang ada.

(43)

commit to user K. Analisis Data

Analisis data yang diperlukan berupa analisis mengenai pemenuhan kebutuhan gizi kerja di PT. Marunda Grahamineral, Laung tuhup site, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah.

Data yang diperoleh kemudian di olah menggnakan SPSS 17.0 dengan menggunakan correlation dan regresi linear berganda dengan cara prediksi atau estimasi atau perkiraan, yang akan dicari berdasarkan perhitungan rumus regresi yang ditetapkan. Rumus Regresi sebagai hasil akhir uji regresi digunakan untuk memprediksi suatu variabel independen terhadap variabel variabel dependen. Dalam rumus Regresi variabel dependen diberi notasi Y dan variabel independen diberi notasi X, perlu adanya besaran lain yang disebut dengan koefisien regresi dari variabel independen, yang digunakan untuk perghitungan estimasi dan koefisien konstanta.

Rumus umum regresi linier adalah Y= β0+ β1X1 dimana Y adalah variabel independen, β0 adalah konstanta, dan β1 adalah koefisien regresi variabel X.

Data yang digunakan dalam perhitungan regresi adalah kedua variabell baik independen dan dependen dalam bentuk data interval/ rasio.

Setelah data tersusun maka dapat dicari β0 dan β1 dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(44)

commit to user

Selanjutnya dapat dicari β0 dengan harga β1 yang telah diketahui dengan rumus:

(45)

commit to user

40 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

PT. Marunda Grahamineral, Laung tuhup site, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah, merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dengan produk yang dihasilkan adalah batubara. Dimana dalam proses produksinya membutuhkan tenaga kerja disamping tenaga mesin.

Tenaga kerja yang dimiliki jumlahnya cukup banyak kurang lebih sekitar 261 tenaga kerja. Menyadari tenaga kerja merupakan salah satu aset yang dimiliki perusahaan, keberadaannya secara langsung ikut menentukan maju mundurnya perusahaan. Karena, perusahaan yang memiliki tenaga kerja dengan tingkat kesehatan dan produktivitasnya tinggi tentu akan sejalan dengan meningkatnya produktivitas perusahaan, sehingga profit dapat tercapai. Untuk mencapai tingkat kesehatan dan produktivitas yang tinggi tenaga kerja maka diperlukan perhatian secara serius mengenai penyelenggaraan asupan makanan (gizi kerja) yang disediakan oleh perusahaan.

Gizi kerja adalah energi (kalori) yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaannya. Tenaga kerja memerlukan makanan yang bergizi untuk pemeliharaan tubuh, untuk perbaikan termasuk pekerjaan. Gizi kerja ditujukan untuk kesehatan dan daya kerja tenaga kerja setinggi-tingginya.

(46)

commit to user

Faktor utama peningkatan produktivitas melalui upaya perbaikan gizi meliputi kesesuaian kebutuhan gizi yang harus memenuhi syarat-syarat gizi, yaitu mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Selain pemenuhan zat gizi di atas, lingkungan kerja juga dapat mempengaruhi keadaan gizi tenaga kerja, serta pengadaan fasilitas yang berkaitan dengan keadaan gizi bagi tenaga kerja di perusahaan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di PT. Marunda Grahamineral, penulis mendapatkan data seperti dibawah ini:

1. Sistem Penyelenggaraan Kantin PT. Marunda Grahamineral

Penyelenggaraan kantin yang dilakukan oleh PT. Marunda Grahamineral adalah untuk seluruh tenaga kerja, baik yang tinggal di dalam camp maupun yang tidak tinggal di dalam camp. PT. Marunda Grahamineral menyelenggarakan jasa catering melalui kerjasama dengan contractor CV. Cendana Utama Jasa Catering dan Camp Service.

Pengadaan kantin menjadi tanggung jawab Human General Affair (HRD) Departement, dimana daftar menu yang disediakan setiap seminggu sekali atas kesepakatan antara pihak CV. Cendana Utama dengan PT. Marunda Grahamineral. Sedangkan untuk pengontrolan kantin, dilakukan inspeksi K3LH terencana mengenai hygiene sanitasi penyelenggaraan kantin oleh safety departement setiap 1 bulan sekali, yang penyelenggaraannya juga dihadiri oleh pihak CV. Cendana Utama, HRD depertement, dan Environmental Departement. (Lampiran 2)

(47)

commit to user

Penyelenggaraan kantin PT. Marunda Grahamineral dibedakan menjadi 2, yaitu kantin staff dan kantin non staff. Kantin staff adalah untuk kalangan foreman ke atas, sedangkan kantin non staff adalah untuk kalangan foreman ke bawah.

Pemenuhan gizi kerja melalui penyelanggaraan kantin yang dilaksanakan di PT. Marunda Grahamineral dibuka selama 24 jam dengan sistem family service dan dengan cara penyajian sistem prasmanan, sehingga penyelenggaraan makanan selalu tersedia untuk shift siang maupun shift malam. Selain penyediaan makan besar (makan pagi, makan siang, dan makan malam), CV. Cendana Utama juga menyediakan snack setelah jam kerja, yaitu pada pukul 17.00 WIB, untuk karyawan staff dan non staff setiap hari. Penyediaan susu, kopi, teh, dan air minum setiap harinya yang ada di kantin staff. Penyediaan susu setiap pagi pada kantin non staff, selain susu (kopi, teh, dan air minum) tersedia setiap hari.

2. Hasil Observasi Kantin

a. Sanitasi Kantin secara Umum

Hygiene sanitasi penyelanggaraan kantin diperlukan untuk menjaga kualitas makanan yang disajikan, agar tetap sesuai dengan syarat kesehatan. Karena apabila hal di atas tidak dipenuhi atau terjadinya ketidaklayakan dalam pengolahan makanan dapat berakibat adanya gangguan kesehatan seperti muntah, diare, sakit perut atau bahkan dapat menimbulkan keracunan makanan.

(48)

commit to user

Berikut ini hasil observasi mengenai sanitasi yang ada di kantin PT. Marunda Grahamineral:

1) Lokasi kantin telah terpisah dari bangunan lainnya, seperti kantor dan mess karyawan. Bangunan kantin dengan luas 48 m2. 2) Alat pembersih di Catering CV. Cendana sudah cukup memadai

dengan adanya wastafel, sapu, lap pel, sulak, dan lap untuk membersihkan perabotan makanan.

3) Lokasi kantin terhindar dari pencemaran seperti debu, tetapi masih terdapat banyak kucing yang berkeliaran keluar masuk kantin, yang dapat menyebabkan tercemarnya olahan makanan yang disediakan oleh kantin.

4) Toilet yang langsung berhubungan dengan ruang makan.

5) Wastafel atau tempat mencuci tangan yang tidak di lengkapi dengan pengering tangan atau handuk.

6) Wastafel yang langsung berhubungan dengan ruang makan.

7) Saluran pembuangan limbah yang terletak di samping bawah teras kantin dalam posisi yang tidak tertutup, yang menimbulkan bau yang tidak sedap.

8) Pembuangan sampah secara sembarangan yang ada di kantin non staff.

9) Tempat sampah yang terletak di kantin non staff belum dibedakan menjadi 3 jenis (sampah organik, sampah anorganik, dan sampah B3) dan tidak diberi tutup, selain itu tempat sampah

(49)

commit to user

terletak didekat kran saluran air, yang dapat mempercepat pembusukan sampah (karena tempat sampah tidak tertutup), yang dapat menimbulkan bau yang tidak sedap.

10) Pembuangan sampah di areal kantin yang tidak pada tempatnya, sehingga menambah tingkat pencemaran.

11) Belum ada TPS, sehingga sampah yang dihasilkan dari kantin menumpuk dan mengundang banyak lalat.

12) Penempatan tempat sampah 3 in 1 yang ada di kantin staff kurang dapat dijangkau, karena bukaan tutup mengarah ke dalam tempat duduk yang ada di teras.

13) Gelas yang disiapkan untuk kantin staff, disajikan masih dalam keadaan basah.

14) Tempat sampah yang ada di dalam ruang makan berdekatan dengan meja makan dan dispenser air minum.

15) Lantai yang berdekatan dengan tempat penyediaan air minum lembab dan basah yang berada di kantin non staff, karena adanya percikan dari air minum.

16) Lantai gudang makanan yang berlubang, dapat menyebabkan masuknya serangga, tikus, ular, dan binatang pengganggu lainnya.

17) Belum adanya perangkap lemak (grease trap) pada saluran pembuangan air.

(50)

commit to user

b. Hygiene atau Kebersihan Penjamah Makanan

Hygiene atau sanitasi penjamah makanan juga sangat menentukan hasil olahan makanan yang disajikan, karena itu perlu mendapatkan perhatian serius agar kebersihan olahan makanan tetap terjaga, dari hasil observasi yang telah dilakukan, sebagian besar penjamah makanan atau penyaji makanan tidak menggunakan celemek dan tutup kepala, serta tidak menggunakan sarung tangan saat kontak langsung dengan makanan yang akan disajikan (APD penjamah makanan kurang mendapat perhatian).

Ditemukan penjamah makanan atau penyaji makanan yang belum melaksanakan MCU (Medical Check Up) saat dilaksanakan inspeksi K3LH Terencana Kantin Jamut, pada tanggal 22 Maret 2012, dan inspeksi K3LH Terencana Kantin Menyango, pada tanggal 27 Maret 2012.

c. Dapur dan Peralatan

Peranan peralatan makan dan masak dalam penyehatan makanan sangat penting karena merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari prinsip – prinsip penyehatan makanan.

Dapur untuk tempat memasak yang disediakan cukup bersih, dan selalu dilakukan pengepelan setelah melakukan kegiatan pengolahan makanan. Terdapat ventilasi mekanik yang masih berfungsi pada kantin staff, sedangkan pada kantin non staff ventilasi mekanik tidak dapat digunakan karena stop kontak terlalu jauh dengan letak

(51)

commit to user

ventilasi. Jendela di dalam kantin juga dilengkapi dengan kawat, agar tidak ada serangga atau binatang pengganggu yang masuk. Dapur juga telah dilengkapi tempat pencucian dan pengering perabotan yang telah tertata rapi.

Perabotan yang disediakan di dapur tidak ada yang cacat dan cukup bersih, gelas dan piring yang tersedia tidak ada yang sumbing atau retak yang dapat membahayakan pemakainya.

d. Distribusi Bahan Makanan dari Supplier

Bahan makanan yang disediakan oleh CV. Cendana Utama, penyalurannya didapatkan dari supplier pasar Muara Teweh. Proses distribusinya dilakukan dalam satu hari, bahan makanan yang dibeli dari supplier pasar Muara Teweh diangkut mengguanakan speed boat.

Kemudian diangkut dengan truk untuk disimpan di dalam gudang makanan yang terletak di Camp Jamut. Dari gudang makanan di Camp Jamut, didistribusikan ke gudang makanan yang berada di Camp Menyango dengan menggunakan truk terbuka.

Pembelian bahan makanan dari supplier pasar Muara Teweh dilakukan 2 kali dalam rentang waktu satu minggu, pembelian dilakukan pada hari Rabu dan Minggu.

e. Gudang Makanan

Fasilitas gudang makanan yang ada di PT. Marunda Grahamineral terletak pada tempat yng terpisah dari bangunan lain, dan merupakan

(52)

commit to user

ruangan khusus untuk menyimpan bahan makanan. Gudang yang ada di PT. Marunda Grahamineral terbagi menjadi 2 tempat, yaitu :

1) Gudang Penyimpanan Makanan General

Gudang penyimpanan makanan general adalah gudang penyimpanan bahan makanan awal yang kemudian akan didistribusikan ke gudang kantin.

Dari hasil inspeksi K3LH terencana tanggal 21 Maret 2012, konstruksi bangunan gudang penyimpanan miring, dan berpotensi untuk roboh. Dalam gudang penyimpanan sudah terdapat rak-rak untuk tempat bahan makanan, namun dalam penataannya masih terdapat bahan kimia yang ditempatkan dalam gudang tersebut.

Lemari pendingin untuk tempat penyimpanan ayam dan ikan segar dalam kondisi baik dan dapat berfungsi, namun tidak terdapat pengaturan skala derajat celcius., yang terdapat dalam lemari pendingin hanya skala dari range 1 sampai 7.

2) Gudang Makanan Kantin

Pada gudang makanan kantin juga ditemukan hal yang sama, yaitu penyimpanan bahan makanan yang dicampur dengan bahan kimia lain seperti sabun untuk mencuci perabotan makan.

Gudang makanan yang ada di kantin non staff camp Jamut, lantainya berlubang, sehingga dapat tercemar oleh serangga, tikus, dan hewan pengganggu lainnya. Selain itu juga ditemukan kulkas yang kurang terawat kebersihannya.

(53)

commit to user f. Bahan Makanan

Bahan makanan yang disimpan kurang mendapat perhatian tentang kebersihannya. Penataan yang kurang rapi, dan tercampur dengan bahan makanan yang lain.

Ditemukan sayuran yang telah membusuk yang telah didistribusikan ke kantin, serta letak gudang yang berdekatan dengan sampah yang menumpuk.

g. Pengolahan Limbah

Saluran pembuangan air limbah yang ada di kantin PT. Marunda Grahamineral belum mendapat pengolahan, limbah dari dapur pun belum dilakukan pengolahan untuk lemak (grease trap/perangkap lemak).

3. Distribusi Frekuensi Sampel tenaga Kerja PT. Marunda Grahamineral Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12-18 Maret 2012 di PT.

Marunda Grahamineral, Laung Tuhup Site, Kalimantan Tengah.

Penelitian ini dilakukan terhadap 30 karyawan yang dibagi menjadi tiga klasifikasi yaitu: 10 orang tenaga kerja klasifikasi pekerjaan ringan (administratif), 10 orang tenaga kerja klasifikasi pekerjaan sedang (operator), dan 10 orang tenaga kerja klasifikasi pekerjaan berat (mekanik).

Data yang diperoleh dari penelitian disajikan dalam tabel-tebel sebagai berikut:

(54)

commit to user Tabel 5. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah (Σ) Persen (%)

Laki-Laki 29 99 %

Wanita 1 1 %

Total 30 100 %

Sumber : Data Primer, 2012

Sebagian besar objek penelitian diambil dari jenis kelamin laki-laki (29 orang), karena jumlah tenaga kerja laki-laki lebih banyak daripada tenaga kerja wanita.

Tabel 6. Distribusi Frekuensi usia Responden

Umur (tahun) Jumlah (Σ) Persen (%)

20-30 17 56,7 %

>30-40 11 36,7 %

>40-50 2 6,6 %

>50 0 0 %

Sumber : Data Primer, 2012

Dari tabel 6, dapat diketahui sebagian besar obyek penelitian berumur 20-30 tahun, yaitu sebesar 17 orang atau 56,7 %. Sedangkan sisanya adalah sebesar 11 orang atau 36,7 % pada usia >30-40 tahun, dan 2 orang atau 6,6 % pada usia >40-50 tahun. Hal ini berarti tenaga kerja yang dipekerjakan di PT. Marunda Grahamineral sebagian besar masuk dalam usia produktif. Dimana diketahui pada usia produktif merupakan usia pencapaian produktivitas kerja yang tinggi.

(55)

commit to user Tabel 7. Distribusi Frekuensi Berat Badan

Berat Badan (kg) Jumlah (Σ) Persen (%)

41-50 2 6,6 %

51-60 13 43,4 %

61-70 13 43,4 %

>71 2 6,6 %

Sumber : Data Primer 2012

Objek penelitian sebagian besar (13 tenaga kerja) mempunyai berat badan antara 51-60 kg dan 61-70 kg atau sebesar 43,4 %. Sedangkan sisanya terdapat 2 orang yang mempunyai berat badan antara 41-50 kg, dan 2 orang yang mempunyai berat badan di atas 70 kg.

Tabel 8. Distribusi Frekuensi Tinggi Badan

Tinggi Badan (cm) Jumlah (Σ) Persen (%)

150-159 5 16,6 %

160-169 12 40 %

170-179 13 43,4 %

>180 0 0 %

Sumber : Data Primer, 2012

Tinggi badan yang dimiliki dari objek penelitian sebagian besar berkisar antara 170-179 cm atau sekitar 43,4 %. Sedangkan sisanya adalah sebesar 12 orang atau 40 % yang memiliki tinggi badan antara 160-169 cm dan sebesar 5 orang atau 16,6 % yang memiliki tinggi badan antara 150-159 cm.

Gambar

Tabel 1. Kebutuhan zat makanan menurut jenis kelamin (AKG 2005)  Jenis Kelamin  Usia (Tahun)  Berat Badan  Energi (kkal)
Tabel 2. Penyesuaiaan kebutuhan energi menurut usia  Usia (tahun)  Presentase (%)
Tabel 6. Distribusi Frekuensi usia Responden
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Tinggi Badan
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENETAPAN PESERTA SERTIFIKASI BAGI GURU RA/MADRASAH DALAM JABATAN UNTUK MATA PELAJARAN UMUM TAHUN 2013.. PROPINSI : JAWA TIMUR STATUS

Sementara aktivitas yang dilakukan oleh peserta pendidikan adalah aktif mengunjungi web untuk setiap mata kuliah yang diambil pada semester yang bersangkutan.. Download materi

Masalah dalam penelitian ini adalah “bagaimana peningkatan keterampilan generik sains dan berpikir kreatif mahasiswa melalui penerapan model inkuiri terbimbing

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Gunawan (2015) menyatakan bahwa volatilitas saham berpengaruh signifikan terhadap Earnings Response Coefficient sedangkan

a) Berdasarkan uji koefisien korelasi diperoleh kesimpulan bahwa laba bersih ( LB), arus kas dari aktivitas operasi (AKO), dan arus kas dari aktivitas investasi (AKI)

Adapun kesimpulan dari penulisan makalah ini yakni bahwa Hukum adalah sesuatu yang sangat penting di terapkan di masyarakat terutama atau khususnya masyarakat

Panduan sistem penilaian matematika berbasis kompetensi pada siswa kelas. VII SMP Kabupaten Lombok Tengah ini dapat dimanfaatkan oleh

e) Pemeriksaan rontgen servikal lateral, toraks anteroposterior dan pelvis adalah pemeriksaan yang harus di lakukan pada penderita dengan multi trauma, mungkin berguna untuk