• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dalam upaya pengendalian insiden dan ketidaksesuaian di lingkungan pekerjaan PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site Lati senantiasa mengedepankan keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan hidup. Hal tersebut dibuktikan dengan komitmen untuk selalu menaati peraturan perundangan serta peraturan Internasional tentang investigasi insiden, ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan pencegahan.

1. Pemenuhan klausul 4.5.3 “ Investigasi insiden, ketidaksesuaian,

tindakan perbaikan dan pencegahan” OHSAS 18001:2007

Pemenuhan klausul 4.5.3 “ Investigasi insiden, ketidaksesuaian, tindakan perbaikan dan pencegahan” OHSAS 18001:2007 meliputi :

a. Klausul 4.5.3.1 “ Investigasi insiden” OHSAS 18001:2007 1) Prosedur pelaporan dan investigasi insiden

Prosedur pelaporan dan investigasi insiden di PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site Lati telah dibuat oleh SHE Dept. Head PT. Bukit Makmur Mandiri Utama.Prosedur tersebut ada dalam BMS SHE No. Dokumen : SHE/09/004/SOP.

Ruang lingkup dari prosedur ini adalah meliputi seluruh karyawan, Pengawas/Atasan Langsung, Supervisor, Sect./Dept. Head, SHEs/Dept. SHE, Project Manager, dan pihak terkait (KTT,

commit to user

Dept. Fungsional HO). Prosedur ini menjelaskan tentang adanya pelaporan insiden, proses investigasi semua jenis insiden, identifikasi penyebab langsung insiden, penetapan akar masalah, pelaksanaan perbaikan sampai dengan pembuatan analisa. Tujuan dari prosedur ini sebagai berikut :

a) Memastikan pengendalian proses pelaksanaan pelaporan dan penyelidikan insiden sesuai dengan ketentuan perusahaan yang berlaku.

b) Memastikan pelaksanaan pelaporan dan penyelidikan insiden dilakukan untuk mengidentifikasi akar masalah penyebab ketidaksesuaian untuk mencegah terulangnya insiden yang sama. c) Memastikan terlaksananya tertib administrasi serta dokumentasi

dalam pelaporan dan investigasi insiden sesuai dengan sistem manajemen Mutu, Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup(QSHE)

2) Waktu penyelidikan berdasarkan prosedur

Dalam upaya efisiensi, penyelidikan dilakukan dalam waktu yang terukur yaitu memastikan pengumpulan data dan interview dilaksanakan maksimal 8 jam setelah insiden. Selanjutnya, pelaksanaan investigasi harus dilakukan maksimal 24 jam setelah terjadinya insiden.

commit to user

3) Pendokumentasian hasil investigasi

Semua hasil investigasi mulai dari berita acara insiden, laporan awal insiden, laporan insiden didokumentasikan dan dipelihara oleh SHEs PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site Lati.

b. Pemenuhan Klausul 4.5.3.2 “Ketidaksesuaian,tindakan perbaikan dan pencegahan” OHSAS 18001:2007

1) Prosedur ketidaksesuaian,tindakan perbaikan dan pencegahan

Dalam upaya mengendalikan ketidaksesuaian serta melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site lati telah memiliki prosedur yang dibuat oleh MDV Dept. Head .Prosedur tersebut ada pada BMS MDV No. Dokumen : MDV/09/002/SOP. SOP dimulai dari prosedur ini meliputi dari identifikasi ketidaksesuaian dan atau potensi ketidaksesuaian, mereview penyebabnya, jangka waktu penyelesaiannya sampai dengan identifikasi tindakan untuk menghilangkannya. Tujuan dari SOP ini adalah untuk :

a) Memastikan pencegahan terhadap terulangnya ketidaksesuaian yang sama

b) Memastikan penyebab potensial ketidaksesuaian dapat dihilangkan untuk mencegah terjadinya ketidaksesuaian

c) Memastikan terlaksananya tertib administrasi serta dokumentasi dalam pelaksanaan tindakan perbaikan dan pencegahan sesuai

commit to user

dengan sistem manajemen Mutu, Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (QSHE)

2) Tindakan perbaikan dan pencegahan berdasarkan penilaian resiko Setiap adanya tindakan perbaikan dan pencegahan yang dilakukan di PT. Bukit Makmur mandiri Utama job site Lati didasarkan pada penilaian resiko. Penggunaan formulir untuk mengevaluasi tindak lanjut temuan ketidaksesuaian berdasarkan kriteria resiko bisnis berikut :

Tabel 2. Kriteria risiko bisnis

KATEGORI KRITERIA

PICA Berat (No.MDV/F-005)

- Berpotensi dan atau memiliki nilai resiko AA/A

- Temuan/ketidaksesuaian sama yang berulang dari hasil

analisis

- Temuan audit yang termasuk mayor dan minor

- Berpotensi menghambat(sekitar 15 %) dan atau tidak

tercapainya KPI/Sasaran/Target unit kerja

PICA Ringan (No.MDV/F-005)

- Berpotensi dan atau memiliki nilai risiko B atau C

- Temuan yang sifatnya observasi (pencegahan agar tidak

terjadi ketidaksesuaiaan)

- Temuan yang tidak termasuk dalam criteria PICA Berat

Sumber : PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site Lati

3) Setiap perubahan yang timbul dari tindakan pebaikan dan pencegahan dibuatkan dalam sistem manajemen K3

Dalam memastikan terlaksananya tertib administrasi serta dokumentasi dalam pelaksanaan tindakan perbaikan dan pencegahan sesuai dengan sistem manajemen Mutu, Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (QSHE) PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site Lati selalu mendokumentasikan setiap perubahan atau

commit to user

revisi dari setiap tindakan perbaikan dan pencegahan yang dibuat ke dalam sistem manajemen K3.

2. Investigasi Insiden dan Ketidaksesuaian

Untuk mengendalikan terjadinya insiden PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site Lati senantiasa berusaha untuk mencegah insiden yang disebabkan oleh hal yang sama, sehingga untuk mengetahui akar masalah dari suatu insiden PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site Lati melakukan investigasi terhadap insiden dan ketidaksesuaian.

a. Insiden yang dicatat dan dilaporkan

Semua insiden harus dicatat dan dilaporkan. Kriteria dari insiden yang harus dicatat dan dilaporkan adalah sebagai berikut :

1) Semua insiden/kecelakaan tambang menurut pasal 39 Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi nomor : 555.K/26/M.PE/1995 : a) Benar-benar terjadi;

b) Mengakibatkan cedera pekerja tambang atau orang yang diberi izin oleh Kepala Teknik Tambang.

c) Akibat kegiatan usaha pertambangan.

d) Terjadi pada jam kerja pekerja tambang yang dapat mendapat cidera atau setiap saat orang yang diberi izin dan

e) Terjadi di dalam wilayah kegiatan usaha pertambangan atau wilayah proyek.

2) Semua kecelakaan kerja

commit to user

4) Semua insiden kebakaran dan kerusakan dini 5) Semua kerugian

b. Investigasi insiden

Untuk menangani insiden PT. Bukit Makmur mandiri Utama job site Lati melakukan investigasi dari adanya suatu insiden. Tahapan pelaksanaan investigasi insiden tersebut adalah sebagai berikut :

1) Terjadi suatu insiden di area kerja

Semua insiden ataupun near miss wajib dilaporkan dan selanjutnya dilakukan investigasi insiden.

2) Pelaporan terjadinya suatu insiden

Untuk insiden yang terjadi di area tambang insiden dilaporkan ke MCC baik oleh korban ataupun saksi yang melihatnya serta dilporkan ke kepada atasan / Sect./ Dept. Head, SHEs / Dept. SHE, Medis, PM dan Section / Departemen terkait (termasuk Dept. Fungsional HO paling lambat 1 jam setelah kejadian). Sedangkan insiden yang terjadi tidak di tambang dilaporkan kepada atasan / Sect./ Dept. Head, SHEs / Dept. SHE, Medis, PM dan Section / Departemen terkait (termasuk Dept. Fungsional HO paling lambat 1 jam setelah kejadian).

3) Penanganan keadaan darurat dari suatu insiden

Untuk insiden yang menyebabkan keadaan darurat seperti terjadinya luka serius pada korban penanganan harus dilakukan oleh team ERT ,paramedik, ataupun oleh orang yang sudah mengetahui dan

commit to user

mendapatkan pelatiahan mengenai pertolongan pertama gawat darurat. Hal ini dimaksudkan agar dalam proses penanganan korban tidak terjadi hal-hal yang dapat memperparah keadaan korban. Untuk insiden berat/fatal arus dilporkan ke KTT

4) Pengambilan dan pengumpulan data

Setiap terjadinya suatu insiden harus sesegera mungkin dilakukan pengambilan dan pengumpulan data di lokasi kejadian insiden. Lokasi kejadian tidak boleh dirubah kecuali untuk kepentingan penanganan korban. Pengambilan dan pengumpulan data insiden harus memuat :

a) Foto kondisi awal sesaat setelah kejadian sebelum diubah (kecuali untuk kepentingan penyelamatan korban) dan area sekitar kejadian(foto dari empat sisi)

b) Foto / gambar kondisi terakhir unit setelah kejadian seperti posisi transmisi dan kondisi mesin.

c) Sketsa kejadian sesuai dengan keterangan saksi.

d) Data-data pengukuran dari jarak antar barang bukti di tempat kejadian,pemeriksaan urine, P5M, P2H, handphone korban. e) Catatan dari keterangan saksi-saksi/ interview saksi-saksi. f) Rekonsrtruksi

g) Berita acara insiden yang diisi oleh korban/pelaku dan saksi-saksi yang didalamnya berisi kronologis singkat terjadinya insiden.

commit to user

5) Laporan Awal Kejadian

Setelah data-data lapangan terkumpul harus segera membuat dan mendistribusikan Laporan Awal Kejadian (LAK) (maksimal 12 jam setelah kejadian) kepada Dept. fungsional HO, SHEs/ SHE, Insurance Officer HO (khusus untuk Property Damage) dan KTT (khusus untuk insiden fatal di tambang)

6) Membentuk tim investigasi

Untuk melakukan suatu investigasi insiden harus dibentuk tim investigasi insiden. Tipe insiden dan susunan tim penanganan, pengumpulan data dan pelaksanaan investigasi adalah sebagai berikut :

Tabel 3.Jenis insiden dan ketua tim investigasi

Tim investigasi melakukan pengumpulan data pendukung lainnya yang diperlukan (dokumen terkait, keterangan saksi).

7) Melakukan Investigasi insiden

Setelah terbentuk tim investigasi selanjutnya adalah melakukan investigasi insiden. Investigasi dilakukan di tempat yang tenang. Investigasi insiden bertujuan untuk :

commit to user

a) Melakukan identifikasi penyebab langsung

Dalam pelaksanaan invstigasi insiden senantiasa mengidentifikasi adanya penyebab langsung dari suatu insiden. Penyebab langsung terjadinya suatu insiden adalah sebagai berikut :

(1)Tindakan tidak aman

Tindakan tidak aman merupakan suatu tindakan yang berbahaya yang tidak sesuai dengan prosedur keselamatan yang dapat menyebabkan terjadinya insiden.

(2)Kondisi tidak aman

Kondisi tidak aman merupakan semua kondisi yang membahayakan keselamatan yang tidak sesuai dengan prosedur yang dapat menyeabkan terjadinya suatu insiden. Penetapan penyebab langsung dari suatu insiden didasarkan pada hasil investigasi kepada korban/pelaku dan saksi-saksi. b) Menetukan penyebab dasar/ penyebab tidak langsung

Suatu insiden selalu mempunyai penyebab tidak langsung yaitu terdiri dari :

1) Faktor pribadi

Faktor pribadi disini merupakan suatu penyebab yang tidak langsung yang berasal dari diri pribadi pelaku ataupun korban.

commit to user

2) Faktor pekerjaan

Pekerjaan sering sekali menjadi faktor terjadinya suatu insiden. Hal tersebut dapat terjadi jika antara tuntutan pekerjaan untuk lebih produktif tidak sejalan dengan K3LH.

8) Menetukan akar penyebab terjadinya insiden

Seetelah dapat diketahui penyebab langsung dan penyebab tidak langsung dari suatu insiden maka dapat ditentukan akar penyebab terjadinya suatu insiden.

9) Menentukan rencana tindakan perbaikan

Rencana tindakan perbaikan atas akar masalah yang terjadi harus dilengkapi dengan due date (batas waktu) dan penanggung jawab pelaksanaan.

10) Membuat laporan insiden

Laporan insiden yang dibuat harus lengkap dengan hasil investigasi yang telah dilakukan. Laporan insiden di PT. Bukit makmur Mandiri Utama job site Lati dibuat dalam dua versi yaitu :

a) Dalam formB’Safe untuk dikirim sebagai laporan ke Head office PT. Bukit Makmur Mandiri Utama.

b) Dalam form B’Gems untuk dikirim sebagai laporan ke owner yaitu PT. Berau Coal.

11) Melaksanakan tindakan perbaikan

Semua rencana tindakan perbaikan yang sudah direncanakan harus dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari investigasi insiden.

commit to user

12) Verifikasi pelaksanaan tindakan perbaikan

Setiap tindakan perbaikan yang dilakukan selanjutnya diverifikasi untuk mengetahui seberapa jauh tindakan perbaikan yang dilakukan. Dari setiap insiden atuapun near miss yang terjadi di PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site Lati sebagian besar dilaporkan lansung dan dilanjutkan dengan investigasi insiden. Namun ada juga beberapa insiden ataupun near miss yang tidak dilaporkan, hal tersebut biasanya terjadi pada unit yang dioperasikan oleh operator shift malam dan baru diketahui oleh operator shift pagi pada saat melakukan P2H (Pemeriksaan Perawatan Harian). Untuk pelaporan insiden ke owner dalam hal ini adalah PT. Berau Coal ataupun kepada Kepala teknik tambang selalu dilakukan tidak lebih dari 1x24 jam.

3. Analisa Insiden

a. Berdasarkan waktu kejadian

Gambar 4. Grafik analisa insiden berdasarkan waktu kejadian Sumber : PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site Lati

0% 3% 0% 3% 3% 9% 3% 3% 0% 6% 3% 3% 3% 9% 11% 0% 9% 9% 0% 0% 3% 3% 9% 11% 0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% 00:01 - 01:00 02:01 - 03:00 04:01 - 05:00 06:01 - 07:00 08:01 - 09:00 10:01 - 11:00 12:01 - 13:00 14:01 - 15:00 16:01 - 17:00 18:01 - 19:00 20:01 - 21:00 22:01 - 23:00

WAKTU INSIDEN

commit to user

Berdasrkan analisa insiden berdasarkan waktu kejadian sesuai dengan dapat diketahui bahwa insiden sering terjadi pada jam-jam sebagai berikut :

1) 14:01 - 15:00 sebanyak 11 % 2) 23:01 - 24:00 sebanyak 11 %

Pada jam 14:01 - 15:00 dan jam 23:01 - 24:00 merupakan jam-jam rawan yang seringkali terjadi insiden. Pada jam-jam tersebut juga merupakan saat pergantian shift. Beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya insiden pada jam-jam tersebut antara lain :

1) Sudah kurangnya konsentrasi pekerja 2) Kelelahan pekerja

3) Pekerja mengantuk

4) Keinginan untuk cepat pulang, sehingga pekerja terburu-buru dan akhirnya tidak fokus dalam bekerja

b. Berdasarkan umur

Gambar 5. Grafik analisa insiden berdasarkan umur pekerja Sumber : PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site Lati

9% 35% 9% 12% 12% 12% 9% 3% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% <20 26 - 30 36 - 40 46 - 50

UMUR

commit to user

Berdasrkan analisa insiden berdasrkan umur dapat diketahui bahwa umur 21-25 tahun merupakan usia penyumbang insiden sejumlah 35 %. Pada usia tersebut merupakan usia dimana emosi masih belum bisa dikendalikan dengan baik. Selain emosi yang belum bisa dikendalikan juga masih kurangnya pengalaman dalam bekerja serta kurangnya pemahaman akan prosedur kerja.

c. Berasarkan tempat insiden

Gambar 6. Grafik analisa insiden berdasarkan tempat insiden Sumber : PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site Lati

34% 6% 9% 3% 9% 17% 14% 0% 0% 0% 3% 0% 6% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% 40% OB Loading Area Coal Loading Area OB Dumping Area Coal Dumping Area / Stock pile OB Hauling Road Coal Hauling Road Area Lain di Tambang Workshop Fabrikasi Workshop A2B Workshop Sarana Workshop Tyre Yard Workshop Area Lain di Workshop Area Gudang Fuel Station / Storage Office Mess Gudang Handak Di Luar Tambang Area Lain

TEMPAT KEJADIAN

commit to user

Dari analisa insiden berdasarkan tempat kejadian dapat diketahui bahwa tempat yang sering terjadi insiden adalah di OB loading area sebanyak 34 % dan di Coal Hauling Road sebantak 17 %.

Hal-hal yang menyebabkan insiden di OB loading area adalah : 1) Kondisi OB loading area yang tidak selalu rata

2) Kondisi OB loading area yang licin dikarenakan sehabis hujan 3) Kadang lembek (lumpur)

4) Pergerakan dari alat loader dan hauler yang sulit untuk diduga 5) Adanya material boulder

Hal-hal yang seringkali menyebabkan insiden di Coal hauling road yaitu :

1) Kondisi jalan yang banyak berlubang 2) Licin

3) Blin spot

4) Penyempitan jalan

5) Pelanggaran rambu-rambu 6) Over speed

commit to user

d. Berdasrkan alat yang terlibat

Dari analisa insiden berdasarkan alat yang terlibat dapat diketahui bahwa alat yang sering mengalami insiden adalah On Highway Dump Truck (DTMB)sebanyak 15 % dan Off Highway Rear Dump HD(HDKM) sebesar 18 %.

Hal-hal yang menyebabkan insiden pada On Highway Dump Truck (DTMB) dan Off Highway Rear Dump HD(HDKM) antara lain : 1) Service unit yang tidak sesuai dengan schedule

Gambar 7. Grafik analisa insiden berdasarkan alat yang terlibat Sumber : PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site Lati

6% 6% 6% 0% 0% 15% 0% 9% 18% 3% 0% 0% 0% 0% 3% 6% 0% 6% 0% 9% 0% 0% 0% 3% 0% 3% 0% 9% 0% 5% 10% 15% 20% Small Excavator Big Excavator Wheel Loader Off Highway Rear Dump Off Highway Rear Dump HD Heavy Water Truck Small Truck Trailler & Prime mover Wheel Dozer Drilling Machine Crane Truck Forklift Low Bed Vibration Roller

commit to user

2) Pemakaian spare part yang tidak original 3) Overload

e. Berdasarkan masa kerja pada jabatan terakhir

Dari analisa insiden berdasarkan masa kerja pada jabatan terakhir dapat diketahui bahwa masa kerja < 1 bulan dan > 5 tahun masing 21 % dan 29 % merupakan masa kerja yang sering mengalami insiden.

Pada masa kerja < 1 bulan insiden terjadi dikarenakan oleh : 1) Kurangnya pengalaman dalam bekerja

2) Masih belum paham akan prosedur kerja

3) Belum familiar dengan lingkungan tempat kerja

Pada masa kerja >5 tahun insiden terjadi dikarenakan oleh : 1) Sudah jenuh dengan pekerjaan yang setiap hari dilakukan 2) Tidak mematuhi prosedur karena merasa sudah pengalaman Gambar 8. Grafik analisa insiden berdasarkan masa kerja Sumber : PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site Lati

21% 9% 9% 9% 9% 6% 3% 6% 0% 29% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% < 1 bulan 4 - 6 bulan 1 - 1.5 tahun 2 - 3 tahun 4 - 5 tahun

MASA KERJA PADA JABATAN

TERAKHIR

commit to user

f. Berdasasrkan section

Dari hasil analisa insiden bersarkan section dapat diketahui bahwa se ction produksi/oprasional merupakan section yang paling sering mengalami insiden yaitu sebanyak 74%.

Hal-hal yang sering kali menyebabkan insiden di section produksi antara lain :

1) Area kerja yang langsung di tambang dan banyak potensi bahaya 2) Adanya tuntutan target produksi perusahaan

3) Kurangnya pengawas bila dibandingkan luas area tambang dan banyaknya pekerja yang diawasi

Gambar 9. Grafik analisa insiden berdasarkan section Sumber : PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site Lati

74% 0% 0% 9% 0% 3% 0% 0% 0% 0% 0% 6% 9% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% PROs / OPRA ENGs / ENG PLTs 2 PGAs / HRGA CCFs SHEs / SHE Tamu / Sub-kont

SECTION

commit to user

g. Berdasrkan penyebab dasar teridentifikasi

Dari analisa insiden berdasarkan penyebab dasar teridentifikasi dapat diketahui bahwa ada 3 hal yang sering kali menjadi penyebab terjadinya insiden. Kurang pengetahuan/ keterampilan menyumbang 20 %, motivasi salah menyumbang 20 %, kepemimpinan/ supervisi tidak memadai ada 15 %.

Gambar 10. Grafik analisa insiden berdasarkan penyebab dasar Sumber : PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site Lati

10% 20% 1% 20% 4% 15% 4% 0% 3% 7% 11% 4% 0% 5% 10% 15% 20% 25%

Ketidakmampuan fisik/ mental Kurang pengetahuan/ keterampilan Stress fisik/ psikologi Motivasi salah Penyebab lain (Prosedur kerja) Kepemimpinan/ supervisi tidak

memadai

Engineering/ desain tidak memadai Pembelian tidak memadai Pemeliharaan tidak memadai Perkakas/ peralatan/ material/ fasilitas

tidak memadai

Standar kerja tidak memadai Penyalahgunaan/ pemaksaan peralatan

commit to user

Kurangnya pengetahuan/ketrampilan disebabkan oleh :

1) Singkatnya training untuk operator/pekerja yang masuk dengan status experience

2) Tidak adanya training berkala sesuai pekerjaan untuk merefresh pekerja

Motivasi yang salah disebabkan oleh :

1) Adanya keiniginan untuk segera meneyelesaikan pekerjaan 2) Ketidaktahuan akan prosedur

Kepemimpinan/ supervisi tidak memadai disebabkan oleh :

1) Jumlah pekerja dan luas area yang diawasi tidak sesuai dengan jumlah pengawas yang ada

2) Kurangnya partisipasi pengawas dalam upaya penerapan K3LH Analisa insiden yang dilakukan di PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site Lati dilaksanakan untuk mengetahui akar masalah terjadinya insiden. Selain itu investigasi insiden merupakan upaya pelaksanaan prosedur yaitu BMS SHE No. Dokumen : SHE/09/004/SOP. Analisa insiden ini dibuat dalam jangka waktu bulanan, tiga bulanan sebagai upaya tertib administrasi dan dokumentasi.

4. Tindakan Perbaikan insiden

Dari adanya insiden yang terjadi maka haruslah dilakukan tindakan perbaikan sebagai upaya pengendalian insiden.Dari setiap invsetigasi insiden yang dilakukan PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site Lati senantiasa membuat tindakan perbaikan dari insiden yang terjadi.

commit to user

Tindakan perbaikan insiden tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut : a. Safety recall

Safety rcall merupakan suatu upaya pemberian informasi kepada semua pekerja mengenai insiden yang sedang terjadi. Biasanya dilakukan langsung setelah terjadinya suatu insiden dengan mengumpulkan pekerja.

b. Sosialisasi

Sosialisasi merupakan pemberian informasi kepada semua karyawan/pekerja mengenai suatu insiden. Sosialisasi biasanya dapat melalui safety talk, induksi, bulletin dan harus disertai dengan adanya bukti sosialisasi berupa tanda tangan absensi para pekerja yang telah mengikuti sosialisasi dan juga bukti foto.

c. Perbaikan alat/perkakas/material/lokasi kerja

Merupakan perbaikan terhadap alat/perkakas/material/lokasi kerja yang terlibat terjadinya suatu insiden.

d. Refresh pekerja

Merupakan penyegaran pekerja mengenai cara bekerja yang baik dan aman. Refresh ini dilaksanakan dengan memberikan kembali cara bekerja yang baik yang dilaksanakan di Departemen Training Center (TC), serta memberikan pembinaan mengenai cara bekerja yang aman dan selamat di Departemen SHE.

commit to user

e. Sanksi administrasi

Sanksi ini diberikan sesuai tingkat pelanggaran dan seberapa parah insiden yang terjadi.

f. Review alat/perkakas/material/lokasi kerja

Merupan peninjauan kembali terhadap kelayakan alat/perkakas/material/lokasi kerja yang menjadi penyebab terjadinya suatu insiden.

g. Pengawasan

Pengawasan dilakuakan terhadap suatu pekerjaan atau lokasi yang menjadi sebab terjadinya insiden yang sebelumnya belum dilakukan pengawasan.

h. Aturan baru

Merupakan aturan tang dibuat untuk mencegah terjadinya insiden sama terulang kembali. Adanya aturan baru didasarkan pada akar penyebab terjadinya suatu insiden.

Semua tindakan perbaikan yang ada haruslah dilaksanakan sebagai upaya mengendalikan adanya insiden. Namun demikian tindakan perbaiakan yang dilaksankan sesuai due date serta dilengkapi dengan eviden (bukti) dari keseluruhan tindakan perbaikan ada 34%. Sedangkan tindakan perbaikan yang dilaksanakan tidak sesuai due date/belum dilakukan/dilakukan tanpa adanya eviden ada 66% .

commit to user

5. Tindakan pencegahan

Adanya insiden tentu saja merupakan suatu ancaman dari keberlangsungan produksi suatu perusahaan.Oleh sebab itu PT. Bukit Makmur Mandiri Utama berusaha mencegah terjadinya suatu insiden dengan melakukan tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan yang dilakukan berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut :

a. Hasil dari tinjauan manajemen b. Hasil dari analisis data

c. Hasil dari self assessment seperti : 1) Green card

2) Laporan insiden

3) Inspeksi Umum Terencana 4) Observasi Umum Terencana d. Hasil dari tindakan perbaikan

Tindakan pencegahan yang sudah dilaksankan PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site Lati dalam pengendalian insiden diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Prosedur kerja

Prosedur kerja terdiri dari ; 1) JSA

2) IBPR

3) Surat Ijin Bekerja 4) SOP dan STD

commit to user

5) Instruksi kerja

Sebagai dasar pelaksanaan suatu pekerjaan di PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site lati telah membuat prosedur sesuai dengan jenis pekerjaan. Namun dalam beberapa kasus insiden masih ada pekerjaan yang belum ada prosedurnya, seperti cara parkir unit OHT Cat 785. Selain itu sebagian prosedur kerja hanya dijadikan sebagai pajangan dan jarang disosialisasaikan kepada pekerja dan sosialisasi baru dilakukan setelah ada insiden dan ada tuntutan dari pihak owner untuk melakukan sosialisasi prosedur sebelum melakukan suatu pekerjaan yang harus disertai bukti absensi dari pekerja yang terlibat. b. Tanda simbol dan kampanye K3LH

1) Tanda symbol K3LH a) Rambu-rambu tambang

Rambu-rambu tambang merupakan suatu tanda ataupun merupakan suatu peratuaran lalulintas yang ada di tambang. b) Spanduk-spanduk

Spanduk merupakan media komunikasi yang berisi tentang perintah, ajakan, larangan untuk menumbukan kesadaran akan pentingnya K3LH.

Rambu-rambu tambang di PT. Bukit Makmur Mandiri Utama job site Lati telah di pasang. Untuk di jalur hauling perawatan dilakukan oleh pihak safety, sedangkan untuk di area tambang perawatan menjadi

Dokumen terkait