• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode FGD (Focused Group Discussion) untuk meneliti apakah modal sosial yang ada pada masyarakat berperan aktif di dalam program pembangunan pedesaan (Program Pembangunan Gampong).

Modal sosial yang dikaji dalam penelitian ini adalah: Kepercayaan, Jaringan Sosial dan Pranata Sosial. Selanjutnya masing-masing bagian tersebut dirinci sebagai berikut: Kepercayaan dibagi ke dalam lima sub bagian, yaitu: kejujuran, kewajaran, sikap egaliter, toleransi dan kemurahan hati. Jaringan sosial dibagi dalam lima sub bagian, yaitu: partisipasi, pertukaran timbal balik, solidaritas, kerja sama dan keadilan. Pranata sosial dibagi dalam lima sub bagian, yaitu: nilai-nilai yang dimiliki bersama, norma-norma dan sanksi-sanksi dan moralitas. Selanjutnya penulis akan menguraikan hasil penelitian pada uraian-uraian berikut:

4.3.2. Hakikat Kepercayaan/Trust

Hasil penelitian melalui FGD terhadap kepercayaan sebagai unsur modal sosial meliputi: Hakikat Kejujuran, Hakikat Kewajaran, Hakikat Egaliter, Hakikat Toleransi dan Hakikat Kemurahan Hati.

4.3.2.1. Hakikat Kejujuran

Hasil FGD terhadap Hakikat Kejujuran disajikan pada Tabel 4.16. berikut ini:

Tabel 4.16. Tanggapan Peserta FGD terhadap Hakikat Kejujuran

Nama Gampong Peserta Penilaian

Mewakili Masyarakat Jujur Tidak Jujur

Keude sampoyniet Geuchik √

Pucok aloe buket Geuchik √

Matang bayu Tokoh Agama √

Lhok euncien Tokoh Agama √

Singgah mata Tokoh Adat √

Matang S. Timur Tokoh Adat √

Matang panyang Tokoh Wanita √

Cot usen Tokoh Wanita √

Matang S. Barat Tokoh Pemuda √

Meurandeh paya Tokoh Pemuda √

TOTAL PENILAIAN 6 4

Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah Penulis)

Pada Tabel di atas, dapat dilihat 6 peserta (60%) menilai bahwa hakikat kejujuran masih terdapat pada masyarakat, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun tanggapan terhadap hasil PPG. Sedangkan 4 peserta (40%) memberikan tanggapan tentang berkurangnya kejujuran dalam kehidupan bermasyarakat maupun terhadap hasil PPG. Pendapat Geuchik dari Gampong Pucok Aloe Buket, PPG bersikap tidak jujur, karena pembangunan di desanya sangat sedikit. Tokoh wanita dari Gampong Matang Panyang memandang ketidak jujuran PPG karena tidak

menambah pendapatan kaum wanita di Gampongnya. Tokoh wanita dari Gampong Cot Usen, memandangnya juga dari tidak adanya kesempatan menambah pendapatan rumah tangga. Tokoh pemuda dari Gampong Matang Sijeuk Barat, memandang dari sudut kesulitan mencari pekerjaan. Dari hasil diskusi dapat disimpulkan bahwa Program Pembangunan Gampong (PPG) dianggap sebagai program yang memberikan perbaikan ekonomi rumah tangga secara nyata dan langsung. Jika tidak demikian dianggap berdusta atau tidak jujur. Penelitian Razali (2006) mengatakan kekecewaan masyarakat dan menganggap Pemerintah tidak jujur, karena Pemerintah membekukan dana untuk modal usaha dengan alasan keamanan.

4.3.2.2. Hakikat Kewajaran

Hasil FGD terhadap Hakikat Kewajaran disajikan pada Tabel 4.17. berikut ini:

Tabel 4.17. Tanggapan Peserta FGD terhadap Hakikat Kewajaran

Nama Gampong Peserta Penilaian

Mewakili Masyarakat Wajar Tidak Wajar

Keude sampoyniet Geuchik √

Pucok aloe buket Geuchik √

Matang bayu Tokoh Agama √

Lhok euncien Tokoh Agama √

Singgah mata Tokoh Adat √

Matang S. Timur Tokoh Adat √

Matang panyang Tokoh Wanita √

Cot usen Tokoh Wanita √

Matang S. Barat Tokoh Pemuda √

Matang S. Barat Tokoh Pemuda √

Meurandeh paya Tokoh Pemuda √

TOTAL PENILAIAN 9 1

Dari Tabel di atas, dapat dilihat 9 peserta (90%) menilai bahwa PPG masih wajar, sedangkan 1 peserta (10%) dinilai tidak wajar. Peserta Tokoh Adat dari Gampong Singgah Mata melihat ketidak wajaran anggaran biaya. Beliau menanggapi biaya yang dikeluarkan untuk membangun suatu pembangunan fisik, lebih besar daripada yang seharusnya.

4.3.2.3. Hakikat Egaliter

Hasil diskusi FGD mengenai Hakikat Egaliter disajikan pada Tabel 4.18. berikut ini:

Tabel 4.18. Tanggapan Peserta FGD terhadap Hakikat Egaliter

Nama Gampong Peserta Penilaian

Mewakili Masyarakat Egaliter Tidak Egaliter

Keude sampoyniet Geuchik √

Pucok aloe buket Geuchik √

Matang bayu Tokoh Agama √

Lhok euncien Tokoh Agama √

Singgah mata Tokoh Adat √

Matang S. Timur Tokoh Adat √

Matang panyang Tokoh Wanita √

Cot usen Tokoh Wanita √

Matang S. Barat Tokoh Pemuda √

Meurandeh paya Tokoh Pemuda √

TOTAL PENILAIAN 7 3

Pada Tabel di atas, dapat dilihat 7 peserta (70%) bersikap egaliter, sedangkan 3 peserta (30%) bersikap tidak egaliter. Geuchik dari Gampong Pucok Aloe Buket, sangat menjaga hirarki perangkat Gampong. Pesan-pesan atau komunikasi disampaikan melalui jenjang hirarki perangkat Gampong di bawahnya, sehingga beliau sangat jarang berkomunikasi dengan masyarakat Gampongnya. Sikap ini menimbulkan kesan beliau menjaga jarak dengan warga Gampongnya. Sedangkan tokoh wanita, baik dari Gampong Matang Panyang dan Gampong Cot Usen, hanya berkomunikasi dengan kaum wanita kelompok binaannya. Dapat disimpulkan sikap tidak egaliter Geuchik, dimaksudkan atau ditujukan untuk menjaga wibawanya sebagai Geuchik, sedangkan Tokoh Wanita sikap tidak egaliter disebabkan rasa enggan untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang bukan termasuk kelompoknya.

4.3.2.4. Hakikat Toleransi

Hasil diskusi FGD mengenai Hakikat Toleransi disajikan pada Tabel 4.19. berikut ini:

Tabel 4.19. Tanggapan Peserta FGD terhadap Hakikat Toleransi Nama Gampong Peserta Penilaian

Mewakili Masyarakat Kuat Tidak Kuat

Keude sampoyniet Geuchik √

Pucok aloe buket Geuchik √

Matang bayu Tokoh Agama √

Lanjutan Tabel 4.19.

Singgah mata Tokoh Adat √

Matang S. Timur Tokoh Adat √

Matang panyang Tokoh Wanita √

Cot usen Tokoh Wanita √

Matang S. Barat Tokoh Pemuda √

Meurandeh paya Tokoh Pemuda √

TOTAL PENILAIAN 6 4

Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah Penulis)

Pada Tabel di atas, dapat dilihat 6 peserta (60%) menyatakan bahwa sikap toleransi masih kuat, sedangkan 4 peserta (40%) menyatakan kurang kuat. Peserta Geuchik dari Gampong Keude Sampoyniet, berpendapat bahwa toleransi sudah tidak kuat, karena sifat individu pada masyarakat lebih menonjol, sedangkan peserta Geuchik dari Gampong Pucok Aloe Buket, sikap memandangnya lebih kurang sama dengan Peserta Geuchik dari Gampong Keude Sampoyniet, yaitu bertambah kuatnya sifat individual masyarakat di Gampongnya. Peserta dari Tokoh Agama dari Gampong Matang Bayu melihat berkurangnya toleransi dari sering terjadinya perselisihan kecil diantara warga Gampong yang disebabkan masalah-masalah yang kecil (sepele). Tokoh Pemuda dari Gampong Matang Sijeuk Barat, melihat toleransi yang kurang kuat diantara para pemuda sekalipun membentuk kelompok, tetapi toleransi di dalam kelompok sudah berkurang.

4.3.2.5. Hakikat Kemurahan Hati

Hasil diskusi FGD terhadap Hakikat Kemurahan Hati disajikan pada Tabel 4.20. berikut ini:

Tabel 4.20. Tanggapan Peserta FGD terhadap Hakikat Kemurahan Hati

Nama Gampong Peserta Penilaian

Mewakili Masyarakat Murah Hati Tidak Bermurah Hati

Keude sampoyniet Geuchik √

Pucok aloe buket Geuchik √

Matang bayu Tokoh Agama √

Lhok euncien Tokoh Agama √

Singgah mata Tokoh Adat √

Matang S. Timur Tokoh Adat √

Matang panyang Tokoh Wanita √

Cot usen Tokoh Wanita √

Matang S. Barat Tokoh Pemuda √

Meurandeh paya Tokoh Pemuda √

TOTAL PENILAIAN 10 0

Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah Penulis)

Pada Tabel di atas, dapat dilihat bahwa seluruh peserta (100%) berpendapat bahwa sikap bermurah hati masih terdapat dalam kehidupan bermasyarakat.

4.3.3. Hakikat Jaringan Sosial

Hasil penelitian melalui FGD terhadap hakikat jaringan sosial sebagai unsur modal sosial meliputi hakikat partisipasi, hakikat pertukaran timbal balik, hakikat solidaritas, hakikat kerja sama dan hakikat keadilan.

4.3.3.1 Hakikat Partisipasi

Hasil FGD terhadap Hakikat Partisipasi disajikan pada Tabel 4.21. berikut ini :

Tabel 4.21. Tanggapan Peserta FGD terhadap Hakikat Partisipasi

Nama Gampong Peserta Penilaian

Mewakili Masyarakat Berpartisipasi Tidak Berpartisipasi

Keude Sampoyniet Geuchik √

Pucok Aloe Buket Geuchik √

Matang Bayu Tokoh Agama √

Lhok Euncien Tokoh Agama √

Singgah Mata Tokoh Adat √

Matang S. Timur Tokoh Adat √

Matang Panyang Tokoh Wanita √

Cot Usen Tokoh Wanita √

Matang S. Barat Tokoh Pemuda √

Meurandeh Paya Tokoh Pemuda √

TOTAL PENILAIAN 6 4 Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah Penulis)

Pada Tabel di atas, dapat dilihat 6 peserta (60%) memiliki sikap partisipasi (berpartisipasi), sedangkan 4 peserta (40%) tidak memiliki sikap partisipasi (tidak berpartisipasi). Peserta Geuchik dari Gampong Keude Sampoyniet berpendapat di mana masyarakat di Gampong tidak memiliki sikap partisipasi terhadap PPG. Beliau melihat tidak ada lagi masyarakat di Gampongnya yang rela berkorban tanahnya atau tanamannya demi kepentingan pelebaran jalan. Tokoh Wanita dari

Gampong Cot Usen melihat tidak berpartisipasinya masyarakat disebabkan mereka sibuk mencari nafkah masing-masing.

Sedangkan Tokoh Pemuda dari Gampong Matang Sijeuk Barat berpendapat bahwa tidak ada masyarakat yang mau memberikan tanah atau tanamannya secara cuma-cuma untuk kepentingan umum dan Tokoh Pemuda dari Gampong Meurandeh Paya, melihat tidak ada lagi para pemuda yang mau berpartisipasi untuk membantu pelaksanaan PPG kalau tidak dibayar. Dari penjelasan keempat tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat untuk memberikan tenaganya secara cuma-cuma sudah tidak dijumpai lagi, hal ini disebabkan tekanan dari ekonomi rumah tangga, karena dia harus mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Jika dia memberikan tenaganya secara cuma-cuma bagaimana dengan nafkah keluarganya. Demikian pula masyarakat yang mau memberikan hartanya secara sukarela demi kepentingan pembangunan sudah tidak ada lagi.

4.3.3.2. Hakikat Pertukaran Timbal Balik

Hasil diskusi FGD terhadap Hakikat Pertukaran Timbal Balik disajikan pada Tabel 4.22. berikut ini:

Tabel 4.22. Tanggapan Peserta FGD terhadap Hakikat Pertukaran Timbal Balik

Nama Gampong Peserta Penilaian

Mewakili Masyarakat Terjadi Tidak Terjadi

Keude sampoyniet Geuchik √

Lanjutan Tabel 4.22.

Matang bayu Tokoh Agama √

Lhok euncien Tokoh Agama √

Singgah mata Tokoh Adat √

Matang S. Timur Tokoh Adat √

Matang panyang Tokoh Wanita √

Cot usen Tokoh Wanita √

Matang S. Barat Tokoh Pemuda √

Meurandeh paya Tokoh Pemuda √

TOTAL PENILAIAN 9 1

Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah Penulis)

Pada Tabel di atas, dapat dilihat 9 peserta (90%) berpendapat bahwa pertukaran timbal balik terjadi, sedangkan 1 peserta (10%) pertukaran timbal balik tidak terjadi dalam kehidupan bermasyarakat. Pendapat Geuchik dari Gampong Pucok Aloe Buket mengatakan bahwa hubungan timbal balik antara beliau sebagai Geuchik dengan bawahannya tidak perlu beramah-tamah dengan bawahannya, sebab itu semua sudah diatur di dalam peraturan-peraturan. Bawahan sebaiknya mengetahui apa yang harus dikerjakannya. Dari hasil pendapat Geuchik tersebut dapat disimpulkan bahwa Geuchik tersebut tidak perlu mengucapkan terima kasih terhadap bawahannya yang telah bekerja dengan baik padahal selayaknya dilakukan untuk mempererat hubungan timbal balik. Sehingga bawahannya akan lebih bersemangat melaksanakan tugasnya.

4.3.3.3. Hakikat Solidaritas

Hasil diskusi FGD terhadap Hakikat Solidaritas disajikan pada Tabel 4.23:

Tabel 4.23. Tanggapan Peserta FGD terhadap Hakikat Solidaritas

Nama Gampong Peserta Penilaian

Mewakili Masyarakat Kuat Tidak Kuat

Keude sampoyniet Geuchik √

Pucok aloe buket Geuchik √

Matang bayu Tokoh Agama √

Lhok euncien Tokoh Agama √

Singgah mata Tokoh Adat √

Matang S. Timur Tokoh Adat √

Matang panyang Tokoh Wanita √

Cot usen Tokoh Wanita √

Matang S. Barat Tokoh Pemuda √

Meurandeh paya Tokoh Pemuda √

TOTAL PENILAIAN 9 1 Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah Penulis)

Pada Tabel di atas, dapat dilihat 9 peserta (90%) berpendapat sikap solidaritas masih kuat, sedangkan 1 peserta (10%) menyatakan tidak kuat. Pendapat Tokoh Adat dari Gampong Matang Sijeuk Timur bahwa dalam adat-istiadat, sikap solidaritas sudah tidak kuat lagi. Banyak upacara-upacara adat yang tadinya akan dilaksanakan oleh seseorang menjadi batal, karena tidak adanya solidaritas dari kerabatnya-kerabatnya. Dari hasil pendapat Tokoh Adat dari Gampong Matang Sijeuk Timur tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak kuatnya solidaritas disebabkan kurangnya arti atau makna adat pada masyarakat. Pada penelitian Sukardi (2002)

mengatakan solidaritas sangat kuat jika adanya kepentingan bersama yang terganggu oleh pihak lain. Selanjutnya Sukardi mengatakan kasus di Malang Selatan adanya sebidang tanah yang dipakai bersama oleh penduduk hendak diambil alih oleh PTPN XII. Solidaritas masyarakat sangat kuat untuk mempertahankan tanah tersebut.

4.3.3.4. Hakikat Kerja Sama

Hasil FGD terhadap Hakikat Kerja sama disajikan pada Tabel 4.24. berikut ini:

Tabel 4.24. Tanggapan Peserta FGD terhadap Hakikat Kerja Sama

Nama Gampong Peserta Penilaian

Mewakili Masyarakat Kuat Tidak Kuat

Keude sampoyniet Geuchik √

Pucok aloe buket Geuchik √

Matang bayu Tokoh Agama √

Lhok euncien Tokoh Agama √

Singgah mata Tokoh Adat √

Matang S. Timur Tokoh Adat √

Matang panyang Tokoh Wanita √

Cot usen Tokoh Wanita √

Matang S. Barat Tokoh Pemuda √

Meurandeh paya Tokoh Pemuda √

TOTAL PENILAIAN 9 1

Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah Penulis)

Pada Tabel di atas, dapat dilihat 9 peserta (90%) berpendapat sikap kerja sama masih kuat, sedangkan 1 peserta (10%) menyatakan tidak kuat. Pendapat Tokoh

Wanita dari Gampong Matang Panyang bahwa kerja sama secara hubungan adat, hubungan persaudaraan, hubungan pertemanan sudah tidak kuat. Kerja sama yang ada adalah hanya ada di dalam hubungan bisnis (usaha).

4.3.3.5. Hakikat Keadilan

Hasil FGD terhadap Hakikat Keadilan disajikan pada Tabel 4.25. berikut ini:

Tabel 4.25. Tanggapan Peserta FGD terhadap Hakikat Keadilan

Nama Gampong Peserta Penilaian

Mewakili Masyarakat Adil Tidak Adil

Keude sampoyniet Geuchik √

Pucok aloe buket Geuchik √

Matang bayu Tokoh Agama √

Lhok euncien Tokoh Agama √

Singgah mata Tokoh Adat √

Matang S. Timur Tokoh Adat √

Matang panyang Tokoh Wanita √

Cot usen Tokoh Wanita √

Matang S. Barat Tokoh Pemuda √

Meurandeh paya Tokoh Pemuda √

TOTAL PENILAIAN 5 5

Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah Penulis)

Pada Tabel di atas, dapat dilihat 5 peserta (50%) berpendapat memiliki sikap keadilan, sedangkan 5 peserta (50%) berpendapat tidak memiliki sikap yang adil. Menurut pendapat Guechik dari Gampong Keude Sampoyniet merasa pembagian

kesempatan pembangunan tidak adil untuk Gampongnya, dibandingkan dengan Gampong lain. Tokoh Agama dari Gampong Matang Bayu juga berpendapat yang sama dengan Geuchik dari Gampong Keude Sampoyniet. Demikian pula Tokoh Agama dari Lhok Euncien berpendapat ketidak adilan adalah dengan membandingkan kesempatan pembangunan dengan Gampong lain. Pendapat dari Tokoh Wanita dari Gampong Cot Usen melihat ketidak adilan dari jumlah pembangunan di Gampongnya. Sedangkan Tokoh Pemuda dari Gampong Matang Sijeuk Barat, melihat permasalahan ketidak adilan berdasarkan jumlah pembangunan di Gampongnya. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pandangan mereka terhadap keadilan adalah berdasarkan pemerataan. Mereka beranggapan bahwa pembangunan di Gampong mereka lebih sedikit dibandingkan Gampong lain, sehingga mereka merasa tidak adil.

4.3.4. Hakikat Pranata Sosial

Hasil penelitian melalui FGD terhadap hakikat pranata sosial sebagai unsur modal sosial meliputi hakikat nilai-nilai yang dimiliki bersama, hakikat norma dan sanksi, serta hakikat moralitas.

4.3.4.1. Hakikat Nilai-nilai yang dimiliki Bersama

Hasil diskusi FGD terhadap Hakikat Nilai-nilai yang dimiliki Bersama disajikan pada Tabel 4.26. berikut ini:

Tabel 4.26. Tanggapan Peserta FGD terhadap Hakikat Nilai yang dimiliki Bersama

Nama Gampong Peserta Penilaian

Mewakili Masyarakat Kuat Tidak Kuat

Keude sampoyniet Geuchik √

Pucok aloe buket Geuchik √

Matang bayu Tokoh Agama √

Lhok euncien Tokoh Agama √

Singgah mata Tokoh Adat √

Matang S. Timur Tokoh Adat √

Matang panyang Tokoh Wanita √

Cot usen Tokoh Wanita √

Matang S. Barat Tokoh Pemuda √

Meurandeh paya Tokoh Pemuda √

TOTAL PENILAIAN 10 0

Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah Penulis)

Pada Tabel di atas, dapat dilihat bahwa seluruh peserta (100%) berpendapat bahwa nilai-nilai yang dimiliki bersama dalam kehidupan bermasyarakat masih kuat. Dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai yang dimiliki oleh masyarakat masih kuat antara lain, adalah bertutur kata sopan, hormat kepada orang tua, berpakaian yang tertutup aurat terutama bagi wanita, menganggap tabu bilamana perempuan berjalan seorang diri pada malam hari. Berdasarkan tanggapan peserta melalui forum diskusi FGD mengatakan bahwa nilai-nilai tersebut masih cukup kuat dipegang oleh masyarakat.

4.3.4.2. Hakikat Norma dan Sanksi

Hasil diskusi FGD terhadap Hakikat Norma dan Sanksi disajikan pada Tabel 4.27. berikut ini:

Tabel 4.27. Tanggapan Peserta FGD terhadap Hakikat Norma dan Sanksi

Nama Gampong Peserta Penilaian

Mewakili Masyarakat Terikat Tidak Terikat

Keude sampoyniet Geuchik √

Pucok aloe buket Geuchik √

Matang bayu Tokoh Agama √

Lhok euncien Tokoh Agama √

Singgah mata Tokoh Adat √

Matang S. Timur Tokoh Adat √

Matang panyang Tokoh Wanita √

Cot usen Tokoh Wanita √

Matang S. Barat Tokoh Pemuda √

Meurandeh paya Tokoh Pemuda √

TOTAL PENILAIAN 8 2 Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah Penulis)

Pada Tabel di atas, dapat dilihat 8 peserta (80%) berpendapat memiliki sikap terikat terhadap norma-norma dan sanksi-sanksi, sedangkan 2 peserta (20%) berpendapat tidak terikat terhadap norma-norma dan sanksi-sanksi. Peserta Pemuda dari Gampong Matang Sijeuk Barat, di kalangan Pemuda sulit menetapkan sanksi terhadap pelanggaran norma. Di samping itu, pandangan terhadap normapun berbeda diantara kelompok Pemuda. Begitu juga Tokoh Pemuda dari Meurandeh Paya berpendapat yang sama. Dapat disimpulkan bahwa norma-norma yang berlaku

di masyarakat tidak semua dipatuhi oleh para pemuda, hal ini dapat terjadi karena para pemuda bergaul/berkomunikasi dengan cara berkelompok dan mereka tidak terikat kepada lembaga tertentu. Sehingga jika ada diantara mereka yang melanggar norma, sulit untuk memberlakukan sanksi atas pelanggaran tersebut. Namun terhadap pelanggaran norma masyarakat secara umum, para pemuda tersebut akan mendapat sanksi.

4.3.4.3. Hakikat Moralitas

Hasil diskusi FGD terhadap Hakikat Moralitas disajikan pada Tabel 4.28. berikut ini:

Tabel 4.28. Tanggapan Peserta FGD terhadap Hakikat Moralitas

Nama Gampong Peserta Penilaian

Mewakili Masyarakat Kuat Tidak Kuat

Keude sampoyniet Geuchik √

Pucok aloe buket Geuchik √

Matang bayu Tokoh Agama √

Lhok euncien Tokoh Agama √

Singgah mata Tokoh Adat √

Matang S. Timur Tokoh Adat √

Matang panyang Tokoh Wanita √

Cot usen Tokoh Wanita √

Matang S. Barat Tokoh Pemuda √

Meurandeh paya Tokoh Pemuda √

TOTAL PENILAIAN 8 2 Sumber: Hasil Penelitian (Data diolah Penulis)

Pada Tabel di atas, dapat dilihat 8 peserta (80%) berpendapat sikap moralitas masih kuat, sedangkan 2 peserta (20%) menyatakan sikap moralitas kurang kuat. Pendapat Tokoh Pemuda dari Gampong Matang Sijeuk Barat mengatakan bahwa moralitas di kalangan para pemuda kurang kuat, sebab sudah ada beberapa pemuda yang menghasut teman-temannya untuk menggagalkan pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh PPG. Dengan alasan, karena mereka tidak dilibatkan menjadi pekerja pada proyek PPG tersebut. Tokoh Pemuda dari Gampong Meurandeh Paya berpendapat kelompok pemuda di Gampongnya bersikap tidak perduli terhadap pembangunan di Gampongnya, karena mereka tidak ikut serta dilibatkan dalam proyek pembangunan tersebut. Dapat disimpulkan bahwa sikap moralitas di kalangan pemuda sudah berkurang. Mereka beranggapan bahwa jika mereka tidak dilibatkan mereka merasa diabaikan, sehingga mereka perlu membalas tindakan tersebut dengan cara merusak atau tidak memperdulikan sama sekali. Mereka tidak menyadari bahwa merusak dan tidak memperdulikan termasuk dalam nilai moralitas.

Jadi hasil tanggapan peserta FGD tentang Peranan Modal Sosial dalam Program Pembangunan Gampong tersebut, dapat dirangkum dalam Tabel 4.29. yang akan tampak sebagai berikut ini:

Dokumen terkait