• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1 Uji Validitas dan Realiabilitas

a. Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 15,0 dengan tingkat signifikansi sebesar 5% adalah 0,361, dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut :

1. Jika rhitung > rtabel maka butir pernyataan tersebut valid.

2. Jika rhitung < rtabel maka butir pernyataan tersebut tidak valid.

Tabel 4.1

Validitas Tiap Pernyataan

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15,0

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted butir1 113.53 264.189 .476 .949 butir2 113.50 261.293 .618 .948 butir3 113.43 263.771 .667 .947 butir4 113.57 264.668 .656 .947 butir5 113.63 267.206 .482 .949 butir6 113.53 266.257 .589 .948 butir7 113.47 270.051 .340 .950 butir8 113.67 264.851 .609 .948 butir9 113.37 261.964 .677 .947 butir10 113.37 258.033 .878 .945 butir11 113.27 265.444 .570 .948 butir12 113.40 260.593 .655 .947 butir13 113.40 266.662 .594 .948 butir14 113.83 258.833 .641 .947 butir15 113.50 262.810 .566 .948 butir16 113.37 263.620 .531 .948 butir17 113.47 260.326 .628 .947 butir18 113.43 268.392 .401 .949 butir19 113.53 266.120 .595 .948 butir20 113.50 270.259 .496 .949 butir21 113.60 268.662 .521 .948 butir22 113.53 268.671 .485 .949 butir23 113.50 264.259 .458 .949 butir24 113.50 260.121 .585 .948 butir25 113.13 266.120 .652 .947 butir26 113.30 261.528 .677 .947 butir27 113.33 261.264 .756 .946 butir28 113.23 265.426 .623 .948 butir29 113.27 258.202 .741 .946 butir30 113.30 266.907 .573 .948 butir31 113.30 262.286 .617 .948 butir32 113.33 257.264 .827 .946

Validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item- Total Correlation. Apabila nilainya melebihi 0.361, maka instrumen-instrumen dalam penelitian dinyatakan valid. Tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai pada

Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari r tabel 0.361, sehingga dapat dinyatakan tiga puluh dua butir instrumen dalam penelitian ini valid.

b. Uji Reliabilitas

Peneliti menguji reliabilitas data menggunakan Cronbach Alpha, Yamin dan Kurniawan (2009:282). menyatakan Cronbach Alpha merupakan salah satu koefisien reliabilitas yang paling sering digunakan. Apabila nilai Cronbach Alpha minimal 0,70 maka data sudah dapat dikatakan reliabel.

Tabel 4.2 Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.949 32

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15,0

Tabel 4.2 menjelaskan bahwa semua butir instrumen reliabel karena nilai

Cronbach’s Alpha sebesar 0,949 lebih besar dari 0,70.

4.2.2 Metode Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan cara merumuskan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang data yang diteliti. Jumlah responden penelitian sebanyak 41 orang. Jumlah pernyataan yang diberikan untuk variabel X1 (Pengembangan Karyawan) sebanyak 14 pernyataan,

X2 (Imbalan) sebanyak 11 pernyataan dan variabel Y (prestasi Kerja) sebanyak 7 pernyataan.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.3

Usia Responden

Sumber : Hasil Penelitian (2011) diolah

Tabel 4.3 menjelaskan bahwa jumlah responden berdasarkan kategori usia yang paling banyak diteliti adalah responden yang berusia antara 38-47 tahun yaitu 26 orang dengan persentase 63 %, sedangkan responden yang paling sedikit diteliti yaitu berusia > 48 tahun yang berjumlah 7 orang dengan persentase 17 %. Selebihnya responden yang diteliti berusia antara 28-37 tahun berjumlah 8 orang dengan persentase 20 %.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.4 Jenis Kelamin Umur Frekuensi % 28-37 Tahun 8 20 % 38-47 Tahun 26 63 % > 48 Tahun 7 17 % Total 41 100 %

Sumber : Hasil Penelitian (2011) diolah

Tabel 4.4 menjelaskan bahwa jumlah responden berdasarkan kategori jenis kelamin yang paling banyak diteliti adalah responden yang berjenis kelamin pria yang berjumlah 28 orang dengan persentase 68 %, selebihnya responden yang diteliti berjenis kelamin wanita yang berjumlah 13 orang dengan persentase 32 %.

Berdasarkan tabel tersebut juga dapat disimpulkan bahwa responden yang bekerja di perusahaan tersebut mayoritas adalah pria karena fisik mereka lebih kuat dan tahan terhadap pekerjaan berat dan mereka juga siap menghadapi risiko yang akan terjadi.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.5

Pendidikan Terakhir

Sumber : Hasil Penelitian (2011) diolah

Tabel 4.5 menjelaskan bahwa jumlah responden berdasarkan kategori pendidikan terakhir yang paling banyak diteliti adalah responden yang tingkat pendidikannya adalah SLTA/Sederajat yaitu berjumlah 25 orang dengan persentase 61 %, sedangkan responden yang paling sedikit diteliti

Pria 28 68 % Wanita 13 32 % Total 41 100% Pendidikan Frekuensi % SLTA/Sederajat 25 61 % Diploma 9 22 % Sarjana 7 17 % Total 41 100 %

yaitu responden dengan tingkat pendidikan terakhir sarjana yang berjumlah 7 orang dengan persentase 17 %. Selebihnya adalah responden yang tingkat pendidikan terakhirnya adalah diploma yang berjumlah 9 orang dengan persentase 22 %.

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Tabel 4.6 Lama Bekerja

Sumber : Hasil Penelitian (2011) diolah

Tabel 4.6 menjelaskan bahwa jumlah responden berdasarkan kategori lama bekerja yang paling banyak diteliti adalah responden yang sudah bekerja selama antara 19-26 tahun yang berjumlah 18 orang dengan persentase 44 %, sedangkan responden yang paling sedikit diteliti yaitu responden yang bekerja 3-10 tahun berjumlah 6 orang dengan persentase 15 %. Selebihnya responden yang diteliti bekerja selama antara 11-18 tahun yang berjumlah 17 orang dengan persentase 41 %.

e. Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan Tabel 4.7

Jabatan

Lama Bekerja Frekuensi %

3-10 Tahun 6 15 %

11-18 Tahun 17 41%

19-26 Tahun 18 44 %

Sumber : Hasil Penelitian (2011) diolah

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa berdasarkan departemen responden yang paling banyak adalah dari departemen Trading yaitu sebanyak 13 karyawan 32 %. Sedangkan sisanya yang paling sedikit adalah dari departemen GAP yaitu sebanyak 4 karyawan atau sebesar 9 %.

4.2.3 Metode Analisis Statistik

Analisis ini bertujuan untuk melihat persentase responden dalam memilih kategori tertentu.

a. Variabel Pengembangan Karyawan Tabel 4.8

Pendapat Responden terhadap Variabel Pengembangan Karyawan (X1)

Pernyataan SS S KS TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

1. Mengetahui alasan belajar

9 22 32 78 0 0 0 0 0 0 41 100 2. Mampu untuk mengikuti

program pengembangan

9 22 31 75,6 1 2,4 0 0 0 0 41 100 3. Mempunyai minat dan

semangat untuk mengikuti program pengembangan 13 31,7 27 65,9 0 0 1 2,4 0 0 41 100 4. Instruktur menguasai materi pengembangan 13 31,7 28 68,3 0 0 0 0 0 0 41 100 5. Instruktur mampu menyajikan materi 13 31,7 28 68,3 0 0 0 0 0 0 41 100 Departemen Frekuensi % GAP 4 9 % TRADING 13 32 % PERSONALIA 9 22 % KEUANGAN 8 20 % UMUM 7 17 % Total 41 100 %

pengembangan dengan baik 6. Instruktur mempunyai kecakapan berkomunikasi 20 48,8 21 51,2 0 0 0 0 0 0 41 100 7. Instruktur mampu menarik minat peserta pengembangan yang mendalami materi

16 39 24 58,5 1 2,4 0 0 0 0 41 100

8. Materi pengembangan sangat bermanfaat dan dapat diterapkan dalam pekerjaan

14 34,1 27 65,9 0 0 0 0 0 0 41 100

9. Materi yang diberikan sesuai dengan topik pengembangan

11 26,8 29 70,7 1 2,4 0 0 0 0 41 100

10.Materi pengembangan relevan dengan tujuan dan sasaran pengembangan 11 26,8 29 70,7 1 2,4 0 0 0 0 41 100 11.Fasilitas yang dibutuhkan untuk pengembangan lengkap (ruangan, buku-buku, alat bantu pendidikan)

9 22 31 75,6 1 2,4 0 0 0 0 41 100

12.Tempat penyelenggaraan pengembangan memberi kegairahan dalam proses pengembangan

9 22 29 70,7 0 0 3 7,3 0 0 41 100

13.Lokasi penyelenggaraan pengembangan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam pengembangan 9 22 31 75,6 1 2,4 0 0 0 0 41 100 14.Adanya alat peraga/media yang baik dalam penyelenggaraan pengembangan 11 26,8 27 65,9 0 0 2 4,9 0 0 41 100

Sumber : Hasil Penelitian (2011) diolah

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui :

1. Dari 41 responden 22 % menyatakan sangat setuju bahwa responden mengetahui alasan belajar dan 78 % setuju.

2. Dari 41 responden 22 % menyatakan sangat setuju bahwa mampu mengikuti program pengembangan, 75,6 % setuju, dan 2,4 % kurang setuju.

3. Dari 41 responden 31,7 % menyatakan sangat setuju bahwa responden mempunyai minat dan semangat mengikuti program pengembangan, 65,9 % setuju, dan 2,4 % tidak setuju.

4. Dari 41 responden 31,7 % menyatakan sangat setuju bahwa instruktur menguasai materi pengembangan, dan 68,3 % setuju.

5. Dari 41 responden 31,7 % menyatakan sangat setuju bahwa instruktur mampu menyajikan materi pengembangan dengan baik terhadap karyawan, dan 68,3 % setuju.

6. Dari 41 responden 48,8 % menyatakan sangat setuju bahwa instruktur mempunyai kecakapan berkomunikasi terhadap karyawan, 51,2 % setuju.

7. Dari 41 responden 39 % menyatakan sangat setuju bahwa instruktur mampu menarik minat peserta pengembangan yang mendalami materi, 58,5 % setuju, dan 2,4 kurang setuju.

8. Dari 41 responden 34,1 % menyatakan sangat setuju bahwa materi pengembangan sangat bermanfaat dan dapat diterapkan dalam pekerjaan karyawan, 65,9 % setuju.

9. Dari 41 responden 26,8 % menyatakan sangat setuju bahwa materi yang diberikan sesuai dengan topik pengembangan dalam pekerjaan, 70,7 % setuju, dan 2,4 kurang setuju.

10. Dari 41 responden 26,8 % menyatakan sangat setuju bahwa materi pengembangan relevan dengan tujuan dan sasaran pengembangan, 70,7 % setuju, dan 2,4 kurang setuju.

11. Dari 41 responden 22 % menyatakan sangat setuju bahwa fasilitas yang dibutuhkan untuk pengembangan lengkap (ruangan, buku-buku, alat bantu pendidikan, 75,6 % setuju, dan 2,4 kurang setuju.

12. Dari 41 responden 22 % menyatakan sangat setuju bahwa fasilitas yang dibutuhkan untuk pengembangan lengkap (ruangan, buku-buku, alat bantu pendidikan, 70,7 % setuju, dan 7,3 tidak setuju.

13. Dari 41 responden 26,8 % menyatakan sangat setuju bahwa lokasi penyelenggaraan pengembangan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai responden dalam pengembangan, 65,9 % setuju, dan 2,4 kurang setuju.

14. Dari 41 responden 26,8 % menyatakan sangat setuju bahwa adanya alat peraga/media yang baik dalam menyelenggarakan pengembangan, 65,9 % setuju, dan 4,9 tidak setuju.

b. Variabel Imbalan

Tabel 4.9

Pendapat Responden terhadap Variabel Imbalan (X2)

Pernyataan SS S KS TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

1. Gaji yang diterima sesuai dengan UMR

12 29,3 27 65,9 0 0 2 4,9 0 0 41 100 2. Gaji yang diterima cukup

memenuhi kebutuhan keluarga

8 19,5 28 68,3 3 7,3 2 4,9 0 0 41 100

keras memperoleh standar yang memadai

4. Insentif yang terima sesuai dengan kinerja

9 22 30 73,2 1 2,4 1 2,4 0 0 41 100 5. Bonus yang diberikan bagi

karyawan yang berprestasi

14 34,1 23 56,1 2 4,9 2 4,9 0 0 41 100 6. Perusahaan memberikan

bonus untuk bekerja lebih baik

19 46,3 21 51,2 1 2,4 0 0 0 0 41 100

7. Jaminan sosial yang diberikan perusahaan memberikan rasa aman

11 26,8 27 65,9 1 2,4 2 4,9 0 0 41 100 8. Perusahaan memberikan

tunjangan fasilitas

12 29.3 29 70,7 0 0 0 0 0 0 41 100 9. Tunjangan yang diterima

memenuhi kebutuhan keluarga

7 17.1 33 80,5 1 2,4 0 0 0 0 41 100

10.Perusahaan dalam memberikan promosi berdasarkan prestasi kerja

14 34,1 26 63,4 1 2,4 0 0 0 0 41 100

11.Memotivasi untuk lebih maju dengan

mengembangkan keahlian dan karir.

17 41,5 24 58,5 0 0 0 0 0 0 41 100

Sumber : Hasil Penelitian (20011) diolah

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui :

1. Dari 41 responden 29,3 % menyatakan sangat setuju bahwa gaji yang diterima sesuai dengan UMR, 65,9 % setuju, dan 4,9 % tidak setuju. 2. Dari 41 responden 19,5 % menyatakan sangat setuju bahwa gaji yang

diterima cukup memenuhi kebutuhan keluarga, 68,3 % setuju, 7,3 % kurang setuju, dan 4,9 % tidak setuju.

3. Dari 41 responden 39 % menyatakan sangat setuju bahwa setiap karyawan yang bekerja keras memperoleh standar yang memadai, 53,7 % setuju, dan 7,3 % kurang setuju.

4. Dari 41 responden 22 % menyatakan sangat setuju bahwa insentif yang terima responden sesuai dengan kinerja, 73,2 % setuju, 2,4 % kurang setuju, dan 2,4 % tidak setuju.

5. Dari 41 responden 34,1 % menyatakan sangat setuju bahwa bonus yang diberikan bagi karyawan untuk yang berprestasi, 56,1 % setuju, 4,9 % kurang setuju, dan 4,9 % tidak setuju.

6. Dari 41 responden 46,3 % menyatakan sangat setuju bahwa perusahaan memberikan bonus untuk bekerja lebih baik, 51,2 % setuju, dan 2,4 % kurang setuju.

7. Dari 41 responden 26,8 % menyatakan sangat setuju bahwa jaminan sosial yang diberikan perusahaan memberikan rasa aman, 65,9 % setuju, 2,4 % kurang setuju, dan 4,9 % tidak setuju.

8. Dari 41 responden 29.3 % menyatakan sangat setuju bahwa perusahaan memberikan tunjangan fasilitas, dan 70,7 % setuju.

9. Dari 41 responden 17.1 % menyatakan sangat setuju bahwa tunjangan yang diterima memenuhi kebutuhan keluarga, 80,5 % setuju, dan 2,4 % kurang setuju.

10. Dari 41 responden 34,1 % menyatakan sangat setuju bahwa perusahaan dalam memberikan promosi berdasarkan prestasi kerja, 63,4 % setuju, dan 2,4 % kurang setuju.

11. Dari 41 responden 41,5 % menyatakan sangat setuju bahwa memotivasi untuk lebih maju dengan mengembangkan keahlian dan karir, dan 58,5 % setuju.

c. Variabel Prestasi Kerja

Tabel 4.10

Pendapat Responden terhadap variabel Prestasi Kerja (Y)

Pernyataan SS S KS TS STS Total

F % F % F % F % F % F %

1. Selalu bekerja sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan

17 41,5 23 56,1 1 2,4 0 0 0 0 41 100 2. Jarang membuat kesalahan

dalam bekerja

6 14,6 34 82,9 1 2,4 0 0 0 0 41 100 3. Mempunyai target kinerja

yang harus dicapai dalam satu periode

8 19,5 33 80,5 0 0 0 0 0 0 41 100

4. Target kerja tetapkan sesuai dengan standar kerja perusahaan

6 14,6 35 85,4 0 0 0 0 0 0 41 100

5. Menganggap penting tugas dan serta waktu

11 26,8 29 70,7 1 2,4 0 0 0 0 41 100 6. Patuh terhadap peraturan yang

ada

11 26,8 30 73,2 0 0 0 0 0 0 41 100 7. Sering melakukan pelanggaran

peraturan

17 41,5 22 53,7 2 4,9 0 0 0 0 41 100 Sumber : Hasil Penelitian (2011) diolah

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui :

1. Dari 41 responden 41,5 % menyatakan sangat setuju bahwa responden Selalu bekerja sesuai prosedur yang ditetapkan perusahaan, 56,1 % setuju, dan 2,4 % kurang setuju .

2. Dari 41 responden 14,6 % menyatakan sangat setuju bahwa jarang membuat kesalahan dalam bekerja, 82,9 % setuju, dan 2,4 kurang setuju. 3. Dari 41 responden 19,5 % menyatakan sangat setuju bahwa responden

mempunyai target kinerja yang harus dicapai dalam satu periode, dan 80,5 % setuju.

4. Dari 41 responden 14,6 % menyatakan sangat setuju bahwa target kerja tetapkan sesuai dengan standar kerja perusahaan, dan 85,4 % setuju.

5. Dari 41 responden 26,8 % menyatakan sangat setuju bahwa menganggap penting tugas dan serta waktu, 70,7 % setuju, dan 2,4 % kurang setuju. 6. Dari 41 responden 26,8 % menyatakan sangat setuju bahwa patuh terhadap

peraturan yang ada, dan 73,2 % setuju.

7. Dari 41 responden 41,5 % menyatakan sangat setuju bahwa sering melakukan pelanggaran peraturan, 53,7 % setuju, dan 4,9 % kurang setuju.

4.2.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis regresi linier berfungsi untuk mengetahui pengaruh/hubungan antara variabel independent (pengembangan karyawan dan imbalan) dan variabel dependent (prestasi kerja) akan digunakan analisis regresi linear berganda (multiple regression analysis). Peneliti menggunakan bantuan program software SPSS versi 15

untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, dengan menggunakan metode Enter.

Metode Enter dilakukan dengan memasukkan semua variabel bebas sebagai variabel prediktor. Seluruh variabel akan dimasukkan ke dalam analisis untuk mengetahui apakah variabel independent mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel dependent.

Sebelum melakukan analisis regresi berganda, penulis melakukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang BLUE (Best Linier Unbiased Estimation) atau perkiraan

ro

b

1.0

0.8

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: VAR00003

yang efisien dan tidak bias. Kriteria pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah residual yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Distribusi data tidak normal, karena terdapat nilai ekstrem data yang diambil. Pada uji normalitas ada dua cara yang dapat digunakan yaitu:

a. Analisi Grafik

Normalitas data dapat dilihat melalui penyebaran titik pada sumbu diagonal dari P-Plot atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Apabila data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Hasil dari analisis Grafik P-Plot uji normalitas adalah sebagai berikut:

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16,0 (2011) Gambar 4.2

Hasil Uji Normal P-P Plot Of Regression Standardized Residual

Pada Gambar 4.2, P-P plot menunjukkan bahwa tiitk-titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal.

b. Analisis Statistik

Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statistik non parametrik Smirnov (K-S). Apabila nilai

Kolmogorof-Smirnov Z ≤ Z tabel atau nilai asymp. Sig. (2 tailed) > α maka data dinyatakan berdistribusi normal. Berikut adalah Tabel 4.11 hasil uji

Kolmogorov Smirnov.

Tabel 4. 11 Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 41

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000

Most Extreme Differences Absolute .134

Positive .083

Negative -.134

Kolmogorov-Smirnov Z .855

Asymp. Sig. (2-tailed) .457

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15,0 (2011)

Menurut Umar (2008:181) bahwa, apabila pada hasil uji Kolmogorov

Smirnov, nilai Asymp. Sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05 (α = 5%, tingkat signifikan) maka data berdistribusi normal. Pada Tabel 4.11 dapat dilihat, probabilitas hasil uji Kolmogorov Smirnov yaitu 0,457 lebih besar dari 0,05, sehingga model regresi yang didapat adalah berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi linier ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Ada atau tidaknya multikolinieritas antar variabel dapat dilihat dari nilai

variance inflation factor (VIF) untuk masing-masing variabel

independent terhadap variabel dependent.

Pengambilan Keputusannya:

VIF > 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas VIF < 5 maka tidak terdapat multikolinieritas

Tolerence < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas Tolerence > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas

e n ti z e d R e s id u a l 2 1 0 -1 Scatterplot

Dependent Variable: Prestasi_Kerja Tabel 4.12

Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std.

Error Beta Tolerance VIF B

Std. Error 1 (Constant) .263 5.000 .053 .958 Pengembangan_ Karyawan .341 .066 .603 5.167 .000 .988 1.012 Imbalan .179 .071 .293 2.514 .016 .988 1.012 a Dependent Variable: Prestasi_Kerja

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15,0 (2011)

Tabel 4.12 memperlihatkan bahwa VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas dan Tolerance > 0,1 maka tidak terjadi multikolinearitas. 3. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain. Gejala heteroskedastisitas dapat dideteksi dengan 2 cara yaitu:

a. Analisis Grafik

Gejala heteroskedastisitas dapat dilihat dengan menggunakan grafik Scatterplot. Apabila data yang berbentuk titik-titik tidak membentuk suatu pola atau menyebar, maka model regresi tidak terkena heteroskedastisitas.

Berikut adalah gambar Scatterplot untuk uji heteroskedastisitas :

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15,0 (2011) Gambar 4.3

Scatterplot Uji Heteroskedastisitas

Pada Gambar 4.3, terlihat titik-titik menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

\

Gejala heteroskedastisitas dapat juga dideteksi melalui uji Glejser. Tabel 4.13 berikut ini menampilkan hasil pengujian heteroskedastisitas dengan uji Glejser.

Tabel 4.13 Uji Glejser Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta B Std. Error 1 (Constant) 10.361 6.167 1.680 .100 Pengembangan_

Karyawan .067 .089 .133 .757 .452 Imbalan .029 .046 .095 .628 .534

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15,0 (2011)

Pada Tabel 4.13 dapat dilihat bahwa semua variabel bebas tidak signifikan dengan variabel terikat. Hal ini ditunjukkan oleh nilai signifikansi dari masing-masing variabel bebas lebih besar dari tingkat signifikansi α (sig > 0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa data bebas dari heteroskedastisitas.

Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik diatas, ternyata data telah lulus uji asumsi klasik, sehingga data siap untuk diregresi linier berganda. Hasil dari analisis regresi linier berganda dapat dilihat pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14

Regresi Linear Berganda Coefficientsa

a Dependent Variable: Prestasi_Kerja

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15,0 (2011)

Pengolahan data tersebut menghasilkan suatu model Regresi Linear Berganda sebagai berikut: Y = 0,263 + 0,341X1 + 0,179X2 + e Dimana: Y : Prestasi Kerja a : Konstanta b1-b3 : Koefisien regresi X1 : Pengembangan Karyawan X2 : Imbalan e : Standard error

Dari persamaan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig. B Std. Error Beta B Std. Error 1 (Constant) .263 5.000 .053 .958 Pengembangan_

Karyawan .341 .066 .603 5.167 .000 Imbalan .179 .071 .293 2.514 .016

a. Jika semua pada variabel independen dianggap konstan maka nilai prestasi kerja karyawan (Y) adalah sebesar 0.263

b. Jika terjadi penambahan terhadap pengembangan karyawan (X1) sebesar satu satuan, maka prestasi kerja karyawan (Y) akan meningkat sebesar 0.341

c. Jika terjadi penambahan terhadap Imbalan (X2) sebesar satu satuan, maka

pretasi kerja karyawan (Y) akan meningkat sebesar 0.179.

4.2.5 Uji F (Uji Serentak)

Uji F (uji serentak) adalah untuk melihat apakah variabel independent yaitu (X) yang terdiri dari dua variabel yaitu: pengembangan karyawan (X1),

imbalan (X2), secara bersama-sama (serentak) berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap variabel dependent yaitu kinerja (Y). Langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut:

a. Menentukan model hipotesis untuk H0 dan H1

b. Mencari nilai ftabel dengan cara menentukan tingkat kesalahan (α) dan menentukan derajat kebebasan

c. Menentukan kriteria pengambilan keputusan

d. Mencari nilai fhitung dengan menggunakan bantuan aplikasi SPSS 15,0

Hasil pengujian adalah sebagai berikut:

1. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah sebagai berikut:

H0 : b1 = b2 = 0

Artinya secara bersama-sama (serentak) tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent (pengembangan karyawan dan imbalan) terhadap variabel

dependent (prestasi kerja).

H1 : b1 b2 0

Artinya secara bersama-sama (serentak) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent (pengembangan karyawan dan imbalan) terhadap variabel dependent (prestasi kerja).

Nilai fhitung akan dibandingkan dengan nilai ftabel. Kriteria

pengambilan keputusan, yaitu:

H0 diterima jika fhitung < ftabel pada α = 5 %

Ha diterima jika fhitung > ftabel pada α = 5 %

2. Hasil uji fhitung dapat dilihat pada Tabel 4.15 :

Tabel 4.15 Hasil Uji-F

ANOVA

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 94.816 2 47.408 18.145 .000(a) Residual 99.282 38 2.613

a Predictors: (Constant), Imbalan, Pengembangan_Karyawan b Dependent Variable: Prestasi_Kerja

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15,0 (2011)

Dari Tabel 4.15 dapat dilihat bahwa nilai Fhitung adalah 18,145 Pada tingkat kesalahan α = 5%, nilai Fhitung tersebut signifikan. Nilai signifikan

0,000 < 0,05 pada derajat kebebasan (df) = (41-3), (3-1), nilai Ftabel = 3.24 Berdasarkan kriteria uji hipotesis jika Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak dan

Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan yang

terdiri dari variabel pengembangan karyawan (X1), dan variabel imbalan (X2) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap

prestasi kerja karyawan pada PT. Asam Jawa Medan.

4.2.6 Uji t (Uji Parsial)

Uji t dilakukan untuk menguji setiap variabel bebas (X1, X2) apakah mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y) secara parsial. Kriteria pengujian sebagai berikut :

H0 : b1 = b2 = 0 artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (X1, X2 ) terhadap variabel terikat (Y).

H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2) terhadap variabel terikat (Y).

Dengan kriteria pengambilan keputusan:

% 5

0diterima jikat <t padaα =

H hitung tabel

% 5

1 diterima jikat >t padaα =

Tabel 4.16 Hasil Uji-t Coefficientsa

a Dependent Variable: Prestasi_Kerja

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15,0 (2011)

Berdasarkan kriteria uji hipotesis maka dapat disimpulkan: 1. Variabel Pengembangan Karyawan (X1)

Nilai thitung dari variabel ini adalah 5,167 dengan tingkat

signifikan 0,000. Nilai ttabel pada α = 5%, dengan derajat kebebasan (df) = 38 (41-3) adalah 1.685. Berdasarkan kriteria uji hipotesis yaitu thitung > ttabel maka H0 diterima, maka dapat

dinyatakan bahwa dengan nilai 5,167 > 1,685 dan dinyatakan signifikan karena 0,000 < 0,05 sehingga hipotesis diterima. Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig. B Std. Error Beta B Std. Error 1 (Constant) .263 5.000 .053 .958 Pengembangan_

Karyawan .341 .066 .603 5.167 .000 Imbalan .179 .071 .293 2.514 .016

Artinya bahwa pengembangan karyawan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan.

2. Variabel Imbalan (X2)

Nilai thitung dari variabel ini adalah 2,514 dengan tingkat

signifikan 0,016. Nilai ttabel pada α = 5%, dengan derajat kebebasan (df) = 38 (41-3) adalah 1,685. Berdasarkan kriteria uji hipotesis yaitu thitung > ttabel maka H0 diterima, maka dapat

dinyatakan bahwa dengan nilai 2,514 > 1,685 dan dinyatakan signifikan karena 0,016 < 0,05 sehingga hipotesis diterima. Artinya bahwa imbalan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja karyawan.

4.2.7 Pengujian Koefisien Determinan (R2)

(R ) pada intinya mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel 2

bebas yaitu variabel pengawasan (X1), keselamatan (X2), kesehatan (X3) terhadap variasi naik turunnya variabel terikat atau kinerja (Y) secara bersama-sama, dimana: 0≤R2≤1 Tabel 4.17 Determinan Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .699a .488 .462 1.61638 a Predictors: (Constant), Imbalan, Pengembangan_Karyawan Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 15,0 (2011) Berdasarkan Tabel 4.17 dapat dilihat bahwa :

1. R sebesar 0,699 berarti hubungan antara variabel pengembangan karyawan (X1) dan imbalan (X2) terhadap prestasi kerja karyawan (Y) sebesar 69,9

%. Artinya hubungan erat.

2. R Square sebesar 0,488 berarti 48,8 % variabel prestasi kerja karyawan dapat dijelaskan oleh pengembangan karyawan dan imbalan. Sedangkan sisanya 51,2 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

3. Adjusted R Square sebesar 0,462 berari 46,2. Sedangkan sisanya 53,8 dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini

4. Standard Error of Estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang

diprediksi. Nilai Standard Error of Estimate dari hasil pengujian koefisien determinan adalah sebesar 1.61638. Semakin kecil Standard Error of

Estimatenya berarti model semakin baik.

Dokumen terkait