• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian

Dalam dokumen SKRIPSI OLEH: MURIDHA NIM (Halaman 57-73)

BAB IV HASIL PEMBAHASAN

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian melalui penelitian tindakan kelas terhadap 15 subjek penelitian di kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata, mengkaji peningkatan kemampuan membaca intensif melalui Metode Reorganisasi Barrett Taksonomy , dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam dua bagian, yaitu deskripsi hasil siklus pertama dan siklus kedua.

1. Deskripsi Hasil Siklus Pertama

Kegiatan pada siklus pertama meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Masing-masing kegiatan diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus pertama dalam penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca intensif dengan Metode Reorganisasi Barrett Taksonomy pada siswa kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus pertama, yaitu: menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, menyusun pedoman aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa, menyusun lembar kerja, menyusun format penilaian kemampuan membaca intensif, menetapkan waktu kegiatan pembelajaran sebanyak 3 kali

pertemuan, dan menetapkan indikator keberhasilan pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu 61 (mampu).

b. Pelaksanaan

Kegiatan pertemuan sebanyak 3 kali pertemuan, dengan perincian yaitu 2 kali pertemuan untuk proses pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk tes kemampuan membaca intensif. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Metode Reorganisasi Barrett Taksonomy, dibagi menjadi tiga kegiatan, yaitu: kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir.

1) Kegiatan awal

Kegiatan awal yang dilakukan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Metode Reorganisasi Barrett Taksonomy pada siswa kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa pada siklus pertama, yaitu: berdoa dipimpin oleh ketua kelas dan absensi. Apersepsi, memotivasi siswa berkaitan dengan materi yang diajarkan, dan mengemukakan tujuan pembelajaran membaca intensif.

2) Kegiatan inti

Sebagai upaya meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, maka digunakan Metode Reorganisasi Barrett

Taksonomy. Kegiatan inti yang dilakukan adalah guru menjelaskan materi pelajaran, kemudian mengelompokkan siswa sebanyak 5 kelompok dari 15 siswa dan setiap kelompok diberikan bacaan yang sama judul “Sepupuku Bukan Musuhku” pada pertemuan pertama, dan judul yang sama pada pertemuan kedua, dan mengarahkan siswa melakukan tanya jawab dengan teman dan guru berkaitan dengan isi bacaan. Saat siswa bekerja sama dalam kelompok, guru mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan penemuan inti kalimat pada setiap paragraf melalui proses berpikir secara sistematis dalam kelompok, dan menghadirkan model-model pembelajaran tertentu untuk memudahkan siswa belajar membaca intensif isi teks, seperti bertanya jawab, dan pengulangan bacaan. Demikian pula, guru memberikan bimbingan dan motivasi baik secara individu maupun kelompok. Setelah siswa mengerjakan tugas, setiap kelompok membacakan hasil pekerjaannya dari membaca intensif tentang isi bacaan/teks, sementara kelompok lain menanggapi melalui bimbingan guru, dan tanya jawab tentang pelajaran membaca intensif dan isi bacaan/teks.

3) Kegiatan akhir

Kegiatan akhir yaitu siswa dan guru membuat kesimpulan, melakukan refleksi, dan mengemukakan materi yang akan diajarkan pada pertemuan berikutnya.

c. Observasi dan Evaluasi 1) Hasil Observasi

Hasil observasi terhadap proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Metode Reorganisasi Barrett Taksonomy dalam meningkatkan kemampuan membaca intensif di kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, menunjukkan bahwa hasil observasi terhadap aktivitas mengajar guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada umumnya sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Metode Reorganisasi Barrett Taksonomy di kelas VIII, yaitu: guru menjelaskan materi secara singkat, jelas, dan sistematis, kemudian mengelompokkan siswa secara kelompok memperhatikan aspek heterogen siswa, dan mengarahkan siswa bekerja sama dalam kelompok untuk membaca teks dengan mengelompokkan siswa secara heterogen sebanyak 5 kelompok dari 15 siswa. Setelah itu, guru mengarahkan siswa melakukan tanya jawab dengan teman dan guru walaupun tidak semua siswa aktif bertanya jawab, dan mengembangkan pemikiran siswa dengan memahami inti dan makna bacaan setiap paragraf. Saat siswa belajar secara kelompok dalam memahami bacaan dan menuliskan inti dari setiap paragraf,

guru sama sekali tidak memberikan motivasi dan penguatan terhadap siswa yang aktif dalam kerja kelompok dan tanya jawab. Pada akhir pertemuan, guru mengarahkan siswa untuk memantapkan pengetahuannya dengan menyimpulkan materi pelajaran.

Hasil observasi aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia dengan Metode Reorganisasi Barrett Taksonomy di kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa pada, siklus pertama, disajikan sebagai berikut:

a) Siswa yang aktif memperhatikan penjelasan guru sebesar 80,00 persen.

b) Siswa yang memiliki sikap ingin tahu dalam melakukan kerja sama dalam kelompok dalam belajar membaca teks sebesar 66,67 persen.

c) Siswa yang memiliki sikap ingin tahu dengan bertanya jawab dengan teman tentang teks/bacaan sebesar 73,33 persen.

d) Siswa yang memiliki sikap ingin tahu dengan bertanya jawab dengan guru tentang teks/bacaan sebesar 46,67 persen.

e) Siswa yang aktif menyimpulkan materi pelajaran sebesar 46,67 persen.

Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia melalui pendekatan kontekstual di atas, tampak bahwa tidak semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, khususnya dalam bertanya jawab dan menyimpulkan materi pelajaran. Kondisi tersebut cukup mempengaruhi kemampuan siswa dalam membaca intensif yang ditunjukkan dengan hasil tes kemampuan membaca intensif. Hasil tes kemampuan membaca intensif siswa kelas IV SD Inpres La’nyara pada siklus pertama, disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.3 Kemampuan Membaca Intensif Siswa Kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dengan Metode Reorganisasi Barret Taxonomy pada Siklus Pertama

Interval Kemampuan Membaca Intensif Frekuensi Persentase

81 – 100 Sangat mampu 0 00 61 – 80 Mampu 5 33,33 41 – 60 Cukup mampu 4 26,67 21 – 40 Kurang mampu 5 33,33 0 – 20 Tidak mampu 1 6,67 J u m l a h 15 100,00

Sumber: Hasil tes pertama

Berdasarkan tabel 4.3 tersebut tampak bahwa dari 15 subjek penelitian, terdapat 4 siswa atau 26,67 persen yang memiliki kemampuan membaca intensif pada kategori cukup mampu, disusul kategori mampu dan kurang mampu masing-masing sebanyak 5

siswa atau 33,33 persen, kategori tidak mampu 1 siswa atau 6,67 persen. Sesuai nilai rata-rata kemampuan membaca intensif pada tes pertama yaitu 46,67 dan disesuaikan dengan interval pada tabel 4.1 yaitu berada pada interval 41 – 60 berarti cukup mampu. Jadi, kemampuan membaca intensif siswa kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dengan Metode Reorganisasi Barrett Taxonomy pada kategori cukup mampu, tetapi terdapat sebagian siswa yang memiliki kemampuan membaca intensif pada kategori kurang mampu sebesar 33,33 persen, dan kategori tidak mampu sebesar 6,67 persen . Hal ini menggambarkan masih adanya siswa kurang mampu membaca, khususnya dalam membaca intensif.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran Bahasa

Indonesia dengan Metode Reorganisasi Barret Taxonomy dalam meningkatkan kemampuan membaca intensif pada siswa

kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata Gowa, maka dapat diperoleh hasil dari tes evaluasi. Di samping adanya kelemahan yang terjadi sehingga mempengaruhi kualitas proses pembelajaran dan kemampuan membaca intensif siswa.

Kemampuan membaca intensif siswa rata-rata 49,67. Nilai rata-rata tersebut belum mencapai standar nilai 61 untuk kategori tuntas, bahkan terdapat 33,33 % siswa yang memiliki kemampuan

membaca intensif pada kategori kurang mampu, dan 26,67 % yang cukup mampu tetapi belum tuntas belajar. Hal ini menjadi

masukan dalam melakukan telaah terhadap kelemahan dalam proses pembelajaran sehingga menjadi masukan dalam pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia pada siklus kedua, yaitu:

1) Selama pembelajaran Bahasa Indonesia pada siklus pertama dengan Metode Reorganisasi Barret Taxonomy, ternyata langkah-langkah Metode tersebut belum maksimal diterapkan.

Kondisi tersebut menyebabkan adanya siswa kurang aktif mengikuti pelajaran secara kelompok. Oleh karena itu, guru

perlu menerapkan langkah-langkah selanjutnya secara konsisten pada siklus kedua.

2) Peneliti belum terbiasa menciptakan suasana belajar dengan Metode Reorganisasi Barrett Taksonomy.

3) Sebagai siswa yang terbiasa dengan kondisi belajar yang konvensional belum terbiasa belajar dengan Metode Reorganisasi Barrett Taksonomy.

4) Adanya siswa kurang aktif mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia melalui Metode Reorganisasi Barrett Taksonomy, khususnya dalam bertanya jawab dan menyimpulkan materi pelajaran sehingga mempengaruhi penguasaan terhadap materi pelajaran Bahasa Indonesia dalam

membaca intensif. Oleh karena itu, guru perlu memberikan motivasi dan penguatan secara lebih intensif agar semua siswa dapat berperan lebih aktif berpartisipasi dalam kerja kelompok, menyimpulkan materi pelajaran, dan mengintensifkan kegiatan tanya jawab agar semua siswa dapat

lebih memahami materi pelajaran, dan merangsang keaktifan siswa dalam tanya jawab agar pengetahuan tentang materi dapat lebih maksimal yang pada gilirannya dapat lebih meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca intensif. 2. Deskripsi Hasil Siklus Kedua

Kegiatan pada siklus kedua meliputi: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Masing-masing kegiatan diuraikan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus kedua dalam penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca intensif dengan Metode Reorganisasi Barrett Taxonomy pada

siswa kelas V III.B SMP Pesantren Guppi Samata Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan penelitian tindakan kelas pada siklus kedua, yaitu: menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, sumber belajar, dan

menetapkan waktu kegiatan pembelajaran sebanyak 3 kali pertemuan.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan pada siklus II didasarkan perencanaan pada siklus I, dengan memperbaiki kesalahan dan kekurangan yang terdapat pada siklus I yaitu:

1) Memberikan motivasi yang lebih lagi kepada siswa agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran.

2) Lebih intensif membimbing dan memberikan pengarahan kepada siswa yang mengalami kesulitan

3) Membantu suasana kelas menjadi lebih nyaman dan lebih hidup

4) Memberikan pengakuan dan penghargaan

5) Membuat perangkat pembelajaran Metode Reorganisasi Barrett Taxonomy agar lebih mudah dipahami oleh siswa.

Kegiatan pertemuan sebanyak 3 kali pertemuan, dengan perincian yaitu 2 kali pertemuan untuk proses pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk tes kemampuan membaca intensif atau evaluasi. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia melalui pendekatan kontekstual, dibagi menjadi tiga kegiatan, yaitu:

1) Kegiatan awal

Kegiatan awal yang dilakukan dalam pembelajaran Bahasa

Indonesia dengan Metode Reorganisasi Barrett Taxonomy pada siklus pertama, yaitu: berdoa dipimpin oleh ketua kelas dan

absensi. Apersepsi, memotivasi siswa berkaitan dengan materi yang diajarkan, dan mengemukakan tujuan pembelajaran membaca

intensif. 2) Kegiatan inti

Sebagai upaya meningkatkan kemampuan membaca intensif siswa kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Kegiatan inti yang dilakukan adalah guru menjelaskan materi pelajaran disertai tanya jawab untuk memantapkan pengetahuan siswa, kemudian mengelompokkan siswa secara heterogen seperti pada sikus pertama, dan setiap kelompok diberikan bacaan yang sama judul “Kado Terakhir Buat Mama” pada pertemuan pertama, dan judul yang sama pada pertemuan kedua, dan mengarahkan siswa melakukan tanya jawab dengan teman dan guru berkaitan dengan isi bacaan. Saat siswa bekerjasama dalam kelompok, guru mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan penemuan inti pada setiap bacaan paragraf melalui proses berpikir secara sistematis dalam kelompok, dan menghadirkan model-model pembelajaran tertentu untuk memudahkan siswa belajar membaca

intensif isi teks, seperti bertanya jawab, dan pengulangan bacaan. Demikian pula, guru memberikan bimbingan dan motivasi baik secara individu maupun kelompok. Setelah siswa mengerjakan tugas, setiap kelompok membacakan hasil pekerjaannya sementara kelompok lain menanggapi melalui bimbingan guru, dan tanya jawab tentang pelajaran membaca intensif dan isi bacaan/teks.

3) Kegiatan akhir

Kegiatan akhir yaitu siswa dan guru membuat kesimpulan, melakukan refleksi, dan menutup pelajaran.

c. Observasi dan kemampuan membaca intensif

Hasil observasi terhadap proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Metode Reorganisasi Barrett Taxonomy dalam meningkatkan kemampuan membaca intensif di kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, menunjukkan bahwa hasil observasi terhadap aktivitas mengajar guru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia telah sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.

Proses pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Metode Reorganisasi Barrett Taxonomy di kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu

dan sistematis, kemudian mengelompokkan siswa secara kelompok memperhatikan aspek heterogen, dan mengarahkan siswa bekerja sama dalam kelompok untuk membaca teks dengan mengelompokkan siswa secara heterogen seperti pada siklus pertama. Setelah itu, guru mengarahkan siswa melakukan tanya jawab dengan teman dan guru.

Dalam kegiatan ini, semua siswa aktif bertanya jawab, dan mengembangkan pemikiran siswa dengan memahami inti

dan makna bacaan setiap paragraf. Saat siswa belajar secara kelompok dalam memahami pelaku atau karakter, mengkategorikan benda-benda yang ada dalam bacaan, dan merangkum isi bacaan atau cerpen. Guru

memberikan motivasi dan penguatan terhadap siswa yang aktif dalam kerja kelompok dan tanya jawab. Pada akhir pertemuan, guru

mengarahkan siswa untuk memantapkan pengetahuannya dengan menyimpulkan materi pelajaran, kemudian menutup pelajaran.

Hasil observasi aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran

Bahasa Indonesia dengan Metode Reorganisasi Barrett Taxonomy di kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata Kelurahan Romang

Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, pada siklus kedua, disajikan sebagai berikut:

1) Siswa yang aktif memperhatikan penjelasan guru adalah semua siswa atau 93.33 persen.

2) Siswa yang memiliki sikap ingin tahu dalam melakukan kerja sama dalam kelompok dalam belajar membaca teks adalah semua siswa atau 73,33 persen.

3) Siswa yang memiliki sikap ingin tahu dengan bertanya jawab dengan teman tentang teks/bacaan adalah semua siswa atau 80,00 persen.

4) Siswa yang memiliki sikap ingin tahu dengan bertanya jawab dengan guru tentang teks/bacaan sebesar 73,33 persen.

5) Siswa yang aktif menyimpulkan materi pelajaran sebesar 66,67 persen.

Hasil observasi terhadap aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia dengan Metode Reorganisasi Barrett Taxonomy di atas, tampak bahwa pada umumnya semua semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Kondisi tersebut mempengaruhi tingginya kemampuan siswa dalam membaca intensif yang ditunjukkan dengan hasil tes kemampuan membaca intensif. Hasil tes kemampuan membaca intensif siswa kelas IV SD Inpres La’nyara pada siklus kedua, disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.3 Kemampuan Membaca Intensif Siswa Kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dengan Metode Reorganisasi Barret

Taxonomy pada Siklus Kedua

Interval Kemampuan Membaca Intensif

Frekuensi Persentase

81 – 100 Sangat mampu 2 13,33

41 – 60 Cukup mampu 1 6,67

21 – 40 Kurang mampu 0 0

0 – 20 Tidak mampu 0 0

J u m l a h 15 100,00

Sumber: Hasil tes kedua

Tabel 4.3 tersebut tampak bahwa dari 15 subjek penelitian, terdapat 2 siswa atau 13,3 persen yang memiliki kemampuan membaca

intensif pada kategori sangat mampu, dan kategori mampu sebanyak 12 siswa atau 80,00 persen, dan 1 siswa atau 6,67 persen pada kategori

cukup mampu . Sesuai nilai rata-rata kemampuan membaca intensif pada tes kedua yaitu 73,67 dan disesuaikan dengan interval pada tabel

4.3 yaitu berada pada interval 61 – 80 berarti mampu. Jadi, kemampuan membaca Intensif Siswa Kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dengan Metode Reorganisasi Barret Taxonomy, dalam mampu, dan sudah tidak ada lagi siswa yang memiliki kemampuan membaca intensif pada kategori kurang mampu seperti pada siklus pertama. Hal ini menggambarkan tingginya kemampuan siswa dalam membaca intensif dengan Metode Reorganisasi Barrett Taxonomy.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil yang dicapai pada siklus kedua, kemampuan membaca intensinsif dengan Metode Reorganisasi Barrett Taxonomy pada siswa Kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata Kelurahan

Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, mencapai rata-rata 73,67 dan berada di atas standar nilai 61. Selain itu, aktivitas

belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus kedua dibandingkan pada siklus pertama dengan Metode Reorganisasi Barrett Taxonomy

pada siswa Kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, serta aktivitas mengajar guru juga semakin maksimal dalam menerapkan Metode Reorganisasi Barrett Taxonomy.

Berdasarkan hasil yang dicapai pada siklus pertama dan kedua tentang kemampun membaca intensif dengan Metode Reorganisasi Barrett Yaxonomy pada siswa Kelas VIII SMP Pesantren Guppi

Samata Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, maka hipotesis penelitian, yaitu: “Jika Metode Reorganisasi Barrett Taxonomy digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, maka kemampuan membaca intensif pada siswa Kelas VIII SMP Pesantren Guppi Samata Kelurahan Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa dapat meningkat”, dinyatakan diterima. Jadi, Metode Reorganisasi Barrett Taxonomy sangat baik digunakan dalam

meningkatkan penguasaan terhadap bacaan dalam membaca intensif, karena pendekatan ini mengedepankan keaktifan siswa dalam

belajar secara kritis bersama secara kelompok sehingga dapat saling memotivasi, siswa dapat saling bertukar pikiran atau pendapat sehingga

kemampuan dalam memahami isi bacaan dapat lebih maksimal sekaligus meningkatkan kebersamaan siswa dalam belajar.

Dalam dokumen SKRIPSI OLEH: MURIDHA NIM (Halaman 57-73)

Dokumen terkait