• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1.Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sekolah SMA Negeri 7 Medan. Sekolah ini terdapat di jalan Timor No 36, Kecamatan Medan Timur, Kelurahan Gaharu Kota Medan.

5.1.2.Deskripsi Karakteristik Responden

Penelitian ini, Populasi penelitian terdiri dari 360 orang. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian dari siswa/siswi SMA Negri 7 Medan. Responden yang terpilih sebanyak 99 siswa/i yang terdiri dari 32 siswa/i kelas X, 33 siswa/i kelas XI, 34 siswa/i kelas XII.

Keseluruhan data responden remaja SMA Negeri 7 Medan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan kelas dapat dilihat pada tabel 5.1, bahwa usia terbanyak responden pada umur 17 tahun sebanyak 36,4 %, diikuti usia 16 tahun sebanyak 35,3%, dan terendah pada usia 15 tahun sebanyak 29,3%. Berdasarkan jenis kelamin diperoleh bahwa kelompok terbesar responden adalah perempuan sebanyak 58, 6%, dan Laki-laki sebanyak 41,4%. Berdasarkan kelas bahwa pembagian siswa pada kelas X sebanyak 32%, kelas XI sebanyak 33%, dan kelas XII sebanyak 35%.

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Remaja SMA Negeri 7 Medan.

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Usia 15 16 17 28 35 36 29.3 35.3 36.4 Jenis Kelamin Laki laki Perempuan 41 58 41.4 58.6 Kelas X XI XII 32 33 34 32 33 35 5.1.3. Pengetahuan

Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan mengenai infeksi menular seksual dengan menggunakan angket dapat dilihat pada tabel 5.4. terlihat bahwa tingkat pengetahuan responden mengenai infeksi menular seksual paling banyak berada pada kategori kurang yaitu sebanyak 75 orang (75.8%), diikuti dengan kategori cukup sebanyak 15 orang (15.2%), dan kategori baik sebanyak 9 orang (9.0%)

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Tentang Infeksi Menular Seksual

Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

Baik Cukup Kurang 9 15 75 9.0 15.2 75.8 Jumlah 99 100 5.1.4. Sikap

Hasil uji sikap terhadap infeksi menular seksual yang dilakukan dengat menggunakan angket dapat dilihat pada tabel 5.6, terlihat bahwa sikap

responden terhadap infeksi menular seksual paling banyak berada dalam kategori negatif yaitu sebanyak 88 orang (88.9%), diikuti dengan sikap positif sebanyak 11 orang (11.1%).

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Tentang Infeksi Menular Seksual.

Sikap Frekuensi Persentase (%)

Positif Negatif 11 88 11.1 88.9 Jumlah 99 100 5.2. Pembahasan

5.2.1.Pengetahuan Remaja Tentang Infeksi Menular Seksual

Berdaarkan data dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan siswa/siswi SMA Negeri 7 Medan mengenai infeksi menular seksual berada dalam kategori kurang baik. Pada penelitian ini memperlihatkan bahwa kebanyakan responden mengetahui jenis-jenis infeksi menular. Ini dikarenakan jenis-jenis infeksi menular seksual sudah terdapat dalam kurikulum pembelajaran responden yaitu dalam mata pelajaran biologi dalam topik sistem reproduksi manusia sejak SMP. Pada penelitian ini juga memperlihatkan bahwa kebanyakan responden tidak mengerti secara kongkrit pengertian dan cara penularan infeksi menular seksual.

Berdasarkan hasil analisis dan data distribusi frekuensi hasil uji pengetahuan, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari tingkat pengetahuan responden mengenai infeksi menular seksual paling banyak berada pada kategori kurang yaitu 75,8% sebanyak 75 orang (75.8%), diikuti dengan kategori cukup 15,2% sebanyak 15 orang, dan kategori baik

9,1% sebanyak 9 orang, dan dari hasil analisis dan data distribusi tersebut tingkat pengetahuan responden ditemukan bahwa proporsi responden yang memiliki pengetahuan baik pada usia 15 dan 16 tahun, yaitu 14,3%, untuk pengetahuan cukup paling banyak ditemukan pada usia 17 tahun sebanyak 25,0% dan pengetahuan kurang ditemukan pada usia 17 tahun yaitu sebesar 2,8%.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian di Linda Chaiuman (2009), mengenai infeksi menular seksual di SMA Wiyata Dharma Medan mayoritas remaja atau siswa berada dalam kategori kurang baik, yaitu sebesar 52,4 %. Di karenakan para responden hanya mempunyai pengetahuan mengenai pengertian infeksi menular seksual secara etimologis, yaitu pengertian bahwa infeksi menular seksual adalah infeksi yang hanya bisa ditularkan melalui hubungan seksual, padahal sebenarnya infeksi menular seksual bisa ditularkan melalui cara lain selain berhubungan seksual.

Hasil ini tidak sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Novia Rahmawati (2012), terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang penyakit menular seksual di SMA Batik 1 Surakarta dengan jumlah responden sebanyak 30 orang, menunjukkan hasil dengan kategori baik 10% sebanyak 3 responden, dan kategori cukup 77% sebanyak 23 responden dan kategori kurang 13% sebanyak 4 responden. Jadi tingkat pengetahuan remaja tentang penyakit menular seksual siswa di SMA Batik 1 Surakarta di jl. Slamet Riyadi 445 Kecamatan Laweyan kota Surakarta adalah cukup. Dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi pengetahuan remaja tentang penyakit menular seksual

tidak hanya sebatas pengetahuan yang di dapat di sekolah saja, tetapi juga berpengaruh terhadap informasi, pengalaman, pergaulan dikalangan remaja dan kultur/budaya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dan untuk merubah pengetahuan dengan pendidikan dan latihan. Agar remaja mampu memecahkan masalah yang berhubungan dengan penatalaksanaan akibat dari penyakit menular seksual dan terhindar dari penularan penyakit tersebut.

5.2.2. Sikap Remaja Tentang Infeksi Menular Seksual

Berdasarkan analisis data dapat dilihat bahwa sikap siswa/i SMA 7 Medan terhadap infeksi menular seksual adalah kurang. Pada penelitian ini memperlihatkan bahwa kebanyakan siswa mempunyai sikap yang negatif dalam menanggapi masalah seks bebas dan pencegahan infeksi menular seksual. Namun, sebagian siswa masih mempunyai sikap positif dalam menghadapi seseorang yang menderita infeksi menular seksual.

Berdasarkan hasil analisis data distribusi frekuensi hasil uji sikap, dapat dilihat bahwa sikap responden terhadap infeksi menular seksual paling banyak berada dalam kategori negatif yaitu 88,9 % sebanyak 88 orang, diikuti dengan sikap positif 11,1% sebanyak 11 orang.

Hasil ini sesuai dengan apa yang dikemukakan pada hasil penelitian Novia Rahmawati (2012), sikap ramaja terhadap penyakit infeksi menular seksual kurang baik/negatif 60% sebanyak 18 orang, diikuti dengan sikap

positif 40% sebanyak 12 orang. Kebanyakan remaja masih mempunyai sikap negatif dalam menghadapi seseorang yang menderita infeksi menular seksual. Para remaja lebih cenderung untuk menjauhi penderita infeksi menular seksual oleh karena takut tertular.

Hasil ini tidak sesuai dengan apa yang dikemukakan pada hasil penelitian Linda Chaiuman (2009), sikap remaja terhadap infeksi menular seksual cukup baik/positif 57,1% sebanyak 48 0rang, diikuti dengan sikap kurang 36,9% sebanyak 31 orang, dan sikap baik 6% sebanyak 5 orang. Sikap seorang remaja tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memperoleh informasi yang diterima baik melalui penyuluhan, media massa maupun orang tua serta kemampuan anak untuk menyerap dan menginterprestasikan informasi tersebut.

Dalam upaya untuk menurunkan angka kejadian infeksi menular seksual, promosi kesehatan dengan metode peer education terbukti efektif meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja terhadap infeksi menular seksual.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait