BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
serta pencapaian prestasi mahasiswa.
Di Indonesia, Naqiyah et al (2007) telah melakukan penelitian terhadap mahasiswa Universitas Negeri Surabaya dan menemukan bahwa efikasi diri dalam mengatasi masalah (coping self efficacy) memiliki hubungan dan pengaruh signifikan terhadap prestasi akademik mahasiswa. Semakin tinggi coping self
efficacy yang dimiliki, akan semakin tinggi pula prestasi akademik yang diraih.
3. Kemampuan Metakognitif dan Efikasi Diri
Penelitian yang dilakukan oleh Cautinho (2008) terhadap 173 mahasiswa
undergraduate di Midwestern University menunjukkan adanya hubungan erat
antara kemampuan metakognitif, efikasi diri serta prestasi mahasiswa yang diukur dengan indikator IPK. Meski demikian, hasil rangkaian uji regresi terhadap ketiga variabel yang diukur mengindikasikan bahwa hubungan antara efikasi diri dengan IPK mahasiswa jauh lebih kuat dibandingkan hubungan metakognitif dan IPK.
C. Kerangka Berpikir
Sebagai kemampuan belajar tentang bagaimana belajar, metakognitif meliputi pengetahuan dan pemahaman tentang metakognitif, serta kontrol proses atau regulasi pengetahuan metakognitif yang dimiliki. Disamping itu, metakognitif akan berkaitan erat dengan proses perkembangan perilaku dan rasa percaya yang dimiliki oleh seorang pebelajar. Salah satu bentuk rasa percaya yang dapat terbangun adalah efikasi diri.
commit to user
22
Keterangan:
: Tidak diteliti : Diteliti
Gambar 2.1 Kerangka berpikir
Efikasi dalam diri seseorang akan memberikan perbedaan terhadap cara merasa, cara berpikir dan cara bertindaknya. Dalam kaitannya dengan cara
Fungsi berpikir Fungsi bertindak
Fungsi merasa
Proses kognitif dan performa akademik
Tingkat usaha dan
persistance dalam belajar
Actual performance Prestasi akademik Prestasi keterampilan laboratorium Prior knowledge Kemampuan metakognitif Pengetahuan dan pemahaman metakognitif Perkembangan perilaku dan kepercayaan Kontrol proses / Regulasi pengetahuan Efikasi diri Prior knowledge
commit to user
23
merasa, pebelajar dengan efikasi diri rendah akan sangat mudah mengalami kecemasan atau depresi saat mendapatkan kesulitan dalam belajarnya.
Sedang dalam fungsi berpikir, efikasi diriakan menginisiasi berbagai proses kognitif yang menjadi salah satu unsur penting dalam performa akademik seseorang. Sementara, ketika efikasi diri dikaitkan dengan bagaimana seseorang bertindak, tingkatan efikasi diri akan turut menentukan seberapa besar usaha yang dapat dilakukan seseorang untuk meraih tujuan yang diinginkannya. Tidak hanya pada tingkat usaha, efikasi diri juga akan berkaitan dengan seberapa teguh seseorang melakukan usahanya tersebut. Usaha dan tingkat keteguhan dalam melakukan usaha belajar ini akan memberi warna pada actual performance yang menjadi salah satu faktor penentu prestasi akademik, termasuk dalam pembelajaran keterampilan laboratorium.
Actual performance dan prestasi akademik seorang pebelajar juga akan
berkaitan erat dengan prior knowledge (pengetahuan sebelumnya) yang dimiliki oleh pebelajar yang bersangkutan. Secara logis, semakin tinggi pengetahuan sebelumnya, kemampuan serta kepercayaan diri yang dimiliki juga akan semakin besar.
D. Hipotesis
Terdapat hubungan antara kemampuan metakognitif, efikasi diri dan prestasi keterampilan laboratorium Kimia Analitik pada mahasiswa D3 Analis
Kesehatan. Peningkatan kemampuan metakognitif dan efikasi diri akan
commit to user
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, dimana variabel-variabel penelitian diukur pada saat yang bersamaan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Prodi D3 Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya, pada bulan Februari – Juli 2010.
C. Populasi, Sampel, dan Sampling
Populasi sasaran pada penelitian ini adalah mahasiswa tingkat 1 (semester 2) Prodi D3 Analis Kesehatan. Dari data bagian akademik Prodi D3 Analis Kesehatan, pada bulan Maret 2010, jumlah mahasiswa yang menjadi populasi penelitian adalah 70 orang. Sedang jumlah sampel pada penelitian ini sama dengan jumlah populasi sasaran penelitian (exhaustive sample).
commit to user
25
D. Variabel Penelitian
1. Variabel independen (bebas; X): a. X1 = Kemampuan metakognitif b. X2 = Efikasi diri
2. Variabel dependen (tergantung; Y): prestasi keterampilan laboratoriumKimia Analitik
3. Variabel perancu (confounding factor): pengetahuan sebelumnya
E. Definisi Operasional
Definisi operasional dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan metakognitif adalah skor kemampuan pebelajar untuk
mengetahui proses berpikirnya sendiri, meliputi penggunaan strategi umum, strategi pemecahan masalah, dan strategi pendukung dalam proses pembelajarannya.
Alat ukur : kuesioner dengan skala Likert
Skala pengukuran : kontinu
2. Efikasi diri adalah skor keyakinan pebelajar akan kemampuannya untuk mengikuti proses pembelajaran dan keyakinan untuk menyelesaikan tugas atau evaluasi yang dibebankan kepadanya.
Alat ukur : kuesioner dengan skala Likert
commit to user
26
3. Prestasi keterampilan laboratorium Kimia Analitik adalah skor nilai yang diperoleh pebelajar saat menyelesaikan satu materi evaluasi pembelajaran keterampilan laboratorium Kimia Analitik.
Alat ukur : lembar observasi dengan metode checklist
Skala pengukuran : kontinu
4. Pengetahuan sebelumnya adalah nilai pembelajaran keterampilan
laboratorium Reagensia dan Instrumen Kimia sebagai keterampilan yang mendasari keterampilan laboratorium Kimia Analitik.
Alat ukur : data sekunder nilai keterampilan laboratorium Reagen- sia dan Instrumen Kimia
Skala pengukuran : kontinu
F. Instrumen Penelitian
Instrumen/ alat ukur yang digunakan untuk penelitian ini diambil dari penelitian sebelumnya tentang pengukuran kemampuan metakognitif dan self
efficacy. Untuk mengukur kemampuan metakognitif digunakan Metacognitive
Awareness of Reading Strategy Inventory (MARSI) yang telah dialihbahasakan
dan dimodifikasi oleh Poncorini (2006). Dalam kuesioner tersebut terdapat tiga komponen metakognitif yang diukur, yaitu (1) strategi umum, (2) strategi pemecahan masalah, dan (3) strategi pendukung. Jumlah butir soal secara keseluruhan sebanyak 30 butir, dengan strategi umum sebanyak 13 butir, strategi pemecahan masalah sebanyak 8 butir dan strategi pendukung 9 butir. Komponen
commit to user
27
strategi umum berisi pernyataan-pernyataan tentang strategi analisis global. Komponen strategi pemecahan masalah menunjukkan langkah strategis yang ditempuh jika menemui kesulitan. Sedang komponen ketiga tentang strategi pendukung yang berupa sumber-sumber pembelajaran lain, membuat catatan dan strategi praktis (Mokhtari dan Reichard, 2002)
Efikasi diri diukur dengan instrumen General Self Efficacy Scale (GSES) yang telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia oleh Born et al (1995). Instrumen tersebut dikembangkan pertama kali oleh Jerussalem dan Schwarzer (1981) dan berisi 10 butir item skala pengukuran yang didesain untuk mengukur rasa percaya diri subyek dalam mengatasi setiap kesulitan yang dihadapi. Konstruksi GSES merefleksikan rasa optimis yang akan menstimulasi seseorang dalam mengatasi kesulitan dalam pelaksanaan tugas atau aktifitasnya. Kesepuluh item dalam instrumen tersebut juga menggambarkan kemampuan subyek secara umum dalam hal goal setting, pengerahan usaha, keteguhan dalam menghadapai segala hambatan serta kemampuan untuk bangkit dari keterpurukan.
Sementara, prestasi keterampilan laboratorium Kimia Analitik diukur melalui lembar observasional dengan metode checklist yang dibuat sendiri oleh peneliti. Penilaian prestasi keterampilan laboratorium Kimia Analitik dibatasi pada 1 materi, yakni standarisasi larutan secara volumetri. Standar kompetensi yang dinilai didasarkan pada uraian Standar Kompetensi Nasional (SKN) Bidang Keahlian Analis Kesehatan (Depdiknas, 2003) dan terdiri dari tiga komponen, yaitu keselamatan kerja, pembuatan larutan standar dan standarisasi larutan.
commit to user
28
Uraian SKN Analis Kesehatan untuk kompetensi pembuatan larutan standar dapat dilihat pada Lampiran.
Validitas dan reliabilitas instrumen MARSI dan GSES telah diuji pada penelitian terdahulu. Uji pertama Korelasi Item-Total (Item-Total Correlation) terhadap seluruh item pada instrumen MARSI yang telah dialihbahasakan menunjukkan nilai 0.03 sampai 0.93 untuk strategi umum, 0.24 sampai 0.82 untuk strategi pemecahan masalah dan -0,10 sampai 0.64 untuk strategi pendukung. Sedang pada uji kedua, Korelasi Item-Total menunjukkan nilai 0.19 sampai 0.79 untuk strategi umum, 0.09 sampai 0.76 untuk strategi pemecahan masalah dan 0.05 sampai 0.64 untuk strategi pendukung. Sementara, Alpha Cronbach untuk keseluruhan butir instrumen MARSI menunjukkan nilai 0.77, dengan rata-rata Alpha Cronbach untuk komponen strategi umum, strategi pemecahan masalah dan strategi pendukung berturut-turut adalah 0.86; 0.79; dan 0.66. Test-retest
reliability dengan uji Spearman Brown untuk seluruh item pertanyaan
menunjukkan hasil 0.08 sampai 1.00 dengan p = 0.00 sampai 0.83 (Poncorini, 2006).
Sementara, hasil uji Korelasi Item-Total untuk instrumen GSES Indonesia menunjukkan nilai 0.25 sampai 0.60 dengan Alpha Cronbach sebesar 0.80 (Schwarzer, 1998). Dengan demikian, seluruh item dalam instrumen MARSI dan GSES dapat digunakan untuk mengambil data kemampuan metakognitif dan efikasi diri dalam penelitian ini.
commit to user
29
G. Teknik Pengumpulan Data
Subyek diminta mengisi kuesioner tentang kemampuan metakognitif dan efikasi diri. Pada hari berikutnya, mereka akan diuji keterampilan laboratorium Kimia Analitiknya dengan satu materi pengujian yang terdiri dari 3 subkompetensi/ kriteria unjuk kerja. Di dalam setiap instrumen penelitian, subyek akan diminta untuk mengisi identitas jenis kelaminnya. Pada setiap instrumen yang telah diisi oleh subyek, peneliti akan memberikan kode subyek untuk mencegah tertukarnya data.
Data kemampuan metakognitif dan efikasi diri merupakan jenis data primer. Sedang data pengetahuan sebelumnya diperoleh dari data sekunder berupa hasil nilai keterampilan laboratorium Reagensia dan Instrumen Kimia yang diperoleh subyek pada semester terdahulu. Data sekunder diperoleh dari bagian Evaluasi Mahasiswa Prodi D3 Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya. Kedua keterampilan laboratorium tersebut merupakan penunjang utama keterampilan laboratorium Kimia Analitik.
H. Teknik Analisis Data
Setelah terkumpul, data dari masing-masing variabel akan dianalisis dengan bantuan program SPSS versi 17 secara multivariat menggunakan teknik analisis regresi linier ganda. Berdasarkan kerangka berpikir dari penelitian ini, akan terdapat dua persamaan regresi yang dihasilkan sebagai berikut:
commit to user
30
(1) Yketralab = a + b1X1 + b2X2 Dimana,
Yketralab = Prestasi keterampilan laboratorium Kimia Analitik dalam kaitannya dengan peran kemampuan metakognitif (skor)
a = Konstanta
X1 = Kemampuan metakognitif (skor) X2 = Pengetahuan sebelumnya (skor)
(2) Yketralab = a + b1X1 + b2X2 Dimana,
Yketralab = Prestasi keterampilan laboratorium Kimia Analitik dalam kaitannya dengan peran efikasi diri (skor)
a = Konstanta
X1 = Efikasi diri (skor)
X2 = Pengetahuan sebelumnya (skor)
Arah pengaruh variabel bebas dan variabel perancu ditunjukkan oleh tanda dari koefisien regresi. Sedang besarnya pengaruh kedua variabel tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien regresi. Interpretasi parameter koefisien regresi sebagai berikut:
commit to user
31
bi > 0 Variabel independen berpengaruh positif terhadap variabel dependen bi < 0 Variabel independen berpengaruh negatif terhadap variabel dependen bi = 0 Variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
Koefisien regresi bi juga disajikan dalam taksiran interval dengan confidence
commit to user
32
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Populasi sasaran pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa tingkat 1 (semester 2) Prodi D3 Analis Kesehatan, dengan jumlah mahasiswa sebanyak 70 orang (Sumber: data akademik Prodi D3 Analis Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya bulan Maret 2010). Namun saat pengambilan data penelitian dilakukan, 4 mahasiswa menyatakan mengundurkan diri. Sehingga, jumlah populasi sasaran sekaligus sampel penelitian berkurang menjadi 66 orang dengan karakteristik seperti yang terdapat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Karakteristik sampel penelitian (n = 66)
Variabel Mean SD Minimum Maksimum
Kemampuan metakognitif 101,41 10,24 66 129 Efikasi diri 21,44 4,51 13 36 Pengetahuan sebelumnya Keteramp lab Kimia Analitik 69,00 82,00 5,06 6,54 60,05 66 78,95 98 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Total n 17 49 66 Persen (%) 25,8 74,2 100
Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa rata-rata kemampuan metakognitif, efikasi diri, dan pengetahuan sebelumnya pada subyek penelitian berturut-turut
commit to user
33
adalah 101,41; 21,44; dan 69,00. Sedang rata-rata prestasi keterampilan laboratorium Kimia Analitik adalah 82,00.
Hubungan antara kemampuan metakognitif dan prestasi keterampilan laboratorium Kimia Analitik pada mahasiswa D3 Analis Kesehatan, dengan
confounding factor berupa pengetahuan sebelumnya, dijelaskan dalam hasil
analisis regresi pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hubungan antara kemampuan metakognitif dan prestasi keterampilan laboratorium Kimia Analitik dengan mengontrol pengetahuan
sebelumnya
Variabel independen
Confidence Interval (CI) 95% Koefisen regresi (β) Nilai p Batas Bawah Batas Atas Konstanta Kemampuan metakognitif 9,9 0,4 0,020 < 0,001 1,6 0,4 18,3 0,5 Pengetahuan sebelumnya 0,4 < 0,001 0,2 0,6 n observasi Adjusted R square 66 85,9%
Standard error of estimates 2,5
Interpretasi atas hasil analisis linier ganda tersebut adalah bahwa kemampuan metakognitif dan pengetahuan sebelumnya memiliki hubungan positif dengan prestasi keterampilan laboratorium Kimia Analitik. Kenaikan 1 skor kemampuan metakognitif mahasiswa akan meningkatkan keterampilan laboratorium Kimia Analitiknya sebesar 0,4 skor dengan rentang skor antara 0,4 sampai 0,5 (β = 0,4, interval kepercayaan 95% 0,4 sampai 0,5). Karena memiliki koefisien regresi yang sama, maka kenaikan 1 skor pengetahuan sebelumnyajuga akan memberi kontribusi peningkatan keterampilan laboratorium Kimia Analitik
commit to user
34
sebesar 0,4 dengan rentang skor antara 0,2 sampai 0,6 (β = 0,4, interval kepercayaan 95% 0,2 sampai 0,6).
Konstanta regresi sebesar 9,9 menyatakan bahwa jika variabel metakognitif dan pengetahuan sebelumnya dianggap nol, maka rata-rata skor keterampilan laboratorium Kimia Analitik mahasiswa D3 Analis Kesehatan adalah 9,9. Skor tersebut dapat berasal dari variasi variabel lain yang juga mempengaruhi prestasi keterampilan laboratorium Kimia Analitik.
Garis regresi dengan lereng positif pada hubungan kemampuan metakognitif dan prestasi keterampilan laboratorium Kimia Analitik digambarkan dengan diagram sebar dan garis regresi seperti Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Diagram sebar dan garis regresi antara kemampuan metakognitif dan prestasi keterampilan laboratorium Kimia Analitik
Ditinjau dari nilai adjusted R square pada persamaan regresi yang bernilai 0,859, dapat dinyatakan bahwa sebesar 85,9 persen variasi keterampilan
commit to user
35
laboratorium Kimia Analitik dapat dijelaskan oleh variasi variabel metakognitif dan pengetahuan sebelumnya secara bersama-sama. Sedang 14,1 persen sisanya dipengaruhi oleh variasi variabel lain yang mempengaruhi tingkat keterampilan laboratorium Kimia Analitik.
Sedang hubungan antara efikasi diri dan prestasi keterampilan laboratorium Kimia Analitik pada mahasiswa D3 Analis Kesehatan, dengan confounding factor
berupa pengetahuan sebelumnya, dijelaskan dalam hasil analisis regresi pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hubungan antara Efikasi Diri dan Prestasi Keterampilan Laboratorium Kimia Analitik dengan Mengontrol Pengetahuan Sebelumnya
Variabel independen
Confidence Interval (CI) 95% Koefisen regresi (β) Nilai p Batas Bawah Batas Atas Konstanta Efikasi diri 30,9 0,9 < 0,001 < 0,001 20,3 0,7 41,5 1,1 Pengetahuan sebelumnya 0,5 < 0,001 0,3 0,7 n observasi Adjusted R square 66 81,4%
Standard error of estimates 2,8
Interpretasi atas hasil analisis linier ganda pada Tabel 4.3 adalah bahwa efikasi diri dan pengetahuan sebelumnya memiliki hubungan positif dengan keterampilan laboratorium Kimia Analitik. Kenaikan 1 skor efikasi diri mahasiswa akan meningkatkan keterampilan laboratorium Kimia Analitik yang dimiliki sebesar 0,9 skor dengan rentang skor antara 0,7 sampai 1,1 (β = 0,9, interval kepercayaan 95% 0,7 sampai 1,1). Sedang 1 skor pengetahuan
commit to user
36
sebelumnya akan memberi kontribusi peningkatan keterampilan laboratorium Kimia Analitik sebesar 0,5 dengan rentang skor antara 0,3 sampai 0,7 (β = 0,5, interval kepercayaan 95% 0,3 sampai 0,7).
Konstanta regresi sebesar 30,9 menyatakan bahwa jika variabel efikasi diri dan pengetahuan sebelumnya dianggap nol, maka rata-rata keterampilan laboratorium Kimia Analitik mahasiswa D3 Analis Kesehatan adalah 30,9. Skor tersebut dapat berasal dari variasi variabel selain efikasi diri dan pengetahuan sebelumnya yang turut mempengaruhi prestasi keterampilan laboratorium Kimia Analitik.
Garis regresi dengan lereng positif pada hubungan efikasi diri dan prestasi keterampilan laboratorium Kimia Analitik digambarkan dengan diagram sebar dan garis regresi seperti Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Diagram sebar dan garis regresi antara efikasi diri dan prestasi keterampilan laboratorium Kimia Analitik
commit to user
37
Nilai adjusted R square sebesar 0,814 memiliki pengertian bahwa 81,4 persen variasi keterampilan laboratorium Kimia Analitik dapat dijelaskan oleh variasi variabel efikasi diri dan pengetahuan sebelumnya secara bersama-sama. Dengan kata lain, terdapat 18,6 persen variasi variabel lain yang mempengaruhi skor prestasi keterampilan laboratorium Kimia Analitik pada mahasiswa D3 Analis Kesehatan selain efikasi diri dan pengetahuan sebelumnya.