• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Puskesmas Tegal Sari merupakan pusat pelayanan primer tingkat kelurahan yang terletak di Jl. Srikandi No.4 Kelurahan Tegal Sari Mandala III Kecamatan Medan Denai. Dimana wilayah kerja Puskesmas bisa berdasarkan kecamatan atau kelurahan, faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografi, dan keadaan infrastruktur lainnya yang merupakan bahan pertimbangan dalam melakukan wilayah kerja Puskesmas. Kelurahan yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Tegal Sari adalah Kelurahan Tegal Sari Mandala I dan Kelurahan Tegal Sari Mandala III. Batas wilayah yaitu:

Kelurahan Tegal Sari Mandala I

- Sebelah Utara : Kelurahan Bantan Timur Kecamatan Medan Tembung - Sebelah Selatan : Kelurahan Tegal Sari Mandala III

- Sebelah Timur : Kelurahan Tegal Sari Mandala II

- Sebelah Barat : Kelurahan Sukaramai Kecamatan Medan Area Kelurahan Tegal Sari Mandala III

- Sebelah Utara : Kelurahan Tegal Sari Mandala I dan Mandala III - Sebelah Selatan : Kelurahan Binjai

- Sebelah Timur : Kelurahan Denai

- Sebelah Barat : Kecamatan Medan Area

Puskesmas Tegal Sari memiliki wilayah kerja seluas 87 Ha dengan jumlah penduduk sebanyak 63.328 jiwa dan jumlah balita 6.712 jiwa. Terdapat 9 ruang kamar yang terdiri dari kamar periksa, kamar dokter, klinik sanitasi, apotek, kamar KIA, kamar imunisasi, kamar klinik gigi, kamar Lab/ TB paru. Penelitian dilakukan dengan mengambil data dari rekam medis balita yang telah didiagnosis dokter pada ruang kamar periksa.

5.1.2 Deskripsi Data Penelitian

Data penelitian yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang didapatkan dari orang tua balita yang setuju menjadi responden, sedangkan data sekunder merupakan data yang berasal dari rekam medis penderita ISPA dan tidak ISPA dengan mencatat identitas serta diagnosis pasien. Data yang diambil adalah berasal dari periode bulan Agustus hingga September 2014. Jumlah data keseluruhan yang didapat dan yang memenuhi kriteria inklusi adalah 60 buah.

5.1.3 Karakteristik Responden

Pada penelitian ini, karakteristik responden yang ada dapat dibedakan berdasarkan jenis kelamin, usia, penggunaan obat nyamuk bakar, anggota rumah yang merokok, bahan bakar yang digunakan untuk memasak, dan status ISPA. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Responden

Jumlah (orang) Persentase

Laki-laki 26 43.3

Perempuan 34 56.7

Total 60 100.0

Dari tabel 5.1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah perempuan yaitu 34 orang (56,7%) dengan selisih 8 orang dengan laki-laki yaitu 26 orang (43,3%).

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Usia Responden

Usia (bulan) Jumlah (orang) Persentase

3-11 7 11.7 12-20 14 23.3 21-29 12 20.0 30-38 11 18.3 39-47 10 16.7 48-56 6 10.0 Total 60 100.0

Dari tabel 5.2. dapat diketahui bahwa mayoritas responden berada dalam kelompok umur 12-20 bulan yaitu sejumlah 14 orang (23,3%). Sedangkan kelompok umur paling sedikit adalah 48-56 bulan yaitu hanya 6 orang (10%). Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Jenis Bahan Bakar Masak Responden

Jumlah (orang) Persentase

Minyak/Kayu 11 18.3

Gas/Kompor Elektrik 49 81.7

Total 60 100.0

Dari Tabel 5.3. dapat diketahui bahwa mayoritas responden menggunakan gas/kompor elektrik sejumlah 49 orang (81,7%). Sedangkan responden yang menggunakan minyak/kayu sebanyak 11 orang (18,3%).

Tabel 5.4. DistribusiFrekuensi Membawa Responden Saat Orang Tua Memasak

Jumlah (orang) Persentase

Membawa 9 15.0

Tidak Membawa 51 85.0

Total 60 100.0

Dari Tabel 5.4. dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang dibawa saat orang tua memasak sejumlah 9 orang (15%). Sedangkan responden yang tidak dibawa saat orang tua memasak hanyalah sejumlah 51 orang (85%).

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Jumlah Waktu Memasak Orang Tua Responden Jumlah (orang) Persentasi

kurang dari 3 jam 56 93.3

3 jam atau lebih 4 6.7

Total 60 100.0

Dari tabel 5.5. dapat diketahui bahwa mayoritas responden dengan jumlah waktu memasak orang tua kurang dari 3 jam sejumlah 56 orang (93,3%). Sedangkan responden dengan jumlah memasak orang tua 3 jam atau lebih hanyalah sejumlah 4 orang (6,7%).

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Adanya Anggota Keluarga Responden yang Merokok

Jumlah (orang) Persentase

Tidak Ada 12 20.0

Ada 48 80.0

Dari tabel 5.6. dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang terdapat anggota keluarga yang merokok yaitu sejumlah 48 orang (80%). Sedangkan responden yang tidak terdapat anggota keluarga yang merokok sejumlah 12 orang (20%). Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Jumlah Anggota Keluarga Responden yang

Merokok

Jumlah (orang) Persentase

Tidak ada 12 20.0

1 orang 41 68.3

Lebih dari 1 orang 7 11.7

Total 60 100.0

Dari tabel 5.7. dapat dilihat bahwa mayoritas responden dengan 1 orang anggota keluarga yang merokok sejumlah 41 orang (68,3%). Sedangkan responden dengan tidak ada anggota keluarga yang merokok sejumlah 12 orang (20%) dan responden dengan lebih dari 1 anggota keluarga yang merokok hanya sejumlah 7 orang (11,7%).

Tabel 5.8. Distribusi Frekuensi Jumlah Batang Rokok Anggota Keluarga Responden

Jumlah (orang) Persentase

Tidak merokok 12 20.0

Kurang dari 5 batang 16 26.7

5 batang atau lebih 32 53.3

Dari tabel 5.8. dapat dilihat mayoritas responden dengan jumlah 5 batang atau lebih pada anggota keluarga yang merokok dejumlah 32 orang (53,3%). Sedangkan responden dengan jumlah kurang dari 5 batang pada anggota keluarga yang merokok sejumlah 16 orang (26,7%) dan tidak ada anggota keluarga responden yang merokok sejumlah 12 orang (20%).

Tabel 5.9. Distribusi Frekuensi Jenis Rokok Anggota Keluarga Responden Jumlah (orang) Persentase

Tidak merokok 12 20.0

Non-filter 7 11.7

Filter 41 68.3

Total 60 100.0

Dari Tabel 5.9. dapat dilihat mayoritas responden yang anggota keluarga merokok dengan jenis filter sejumlah 41 orang (68,3%). Sedangkan tidak ada anggota keluarga responden yang merokok sejumlah 12 orang (20%) dan responden yang anggota keluarga merokok dengan jenis non-filter sejumlah 7 orang (11,7%). Tabel 5.10. Distribusi Frekuensi Keberadaan Responden Saat Anggota Keluarga

Merokok

Jumlah (orang) Persentase Tidak merokok Tidak dekat 12 28 20.0 46.7 Dekat 20 33.3 Total 60 100.0

Dari tabel 5.10. dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang tidak dekat saat anggota keluarganya merokok sejumlah 28 orang (46,7%), sedangkan responden yang dekat saat anggota keluarga merokok sejumlah 20 orang (33,3%) dan tidak ada anggota keluarga responden yang merokok sejumlah 12 orang (20%).

Tabel 5.11. Distribusi Frekuensi Jumlah Waktu Merokok Anggota Keluarga Responden

Jumlah (orang) Persentase

Tidak merokok 12 20.0

Kurang dari 3 jam 33 55.0

3 jam atau lebih 15 25.0

Total 60 100.0

Dari tabel 5.11. dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang anggota keluarga merokok dengan jumlah waktu kurang dari 3 jam sejumlah 33 orang (55%). Sedangkan responden yang anggota keluarga merokok dengan jumlah waktu 3 jam atau lebih sejumlah 15 orang (25%) dan tidak ada keluarga responden yang merokok sejumlah 12 orang (20%).

Tabel 5.12. Distribusi Frekuensi Penggunaan Obat Nyamuk Responden Jumlah (orang) Persentase

Tidak menggunakan 46 76.7

Menggunakan 14 23.3

Total 60 100.0

Dari tabel 5.12. dapat dilihat mayoritas responden tidak menggunakan obat nyamuk yaitu sejumlah 46 orang (76,7%). Sedangkan terdapat 14 (23,3%) responden yang menggunakan obat nyamuk.

Tabel 5.13. Distribusi Frekuensi Jenis Obat Nyamuk Responden

Jumlah (orang) Persentase

Tidak menggunakan 46 76.7

Bakar 5 8.3

Gas/Elektrik/Lotion 9 15.0

Total 60 100.0

Dari Tabel 5.13. dapat dilihat mayoritas responden tidak menggunakan obat nyamuk sejumlah 46 orang (76,7%). Sedangkan responden yang menggunakan obat nyamuk dengan jenis gas/elektrik/lotion sejumlah 9 orang (15%) dan respon dengan jenis obat nyamuk bakar sejumlah 5 orang (8,3%).

Tabel 5.14. Distribusi Frekuensi Jumlah Penggunaan Obat Nyamuk Responden Jumlah (orang) Persentase

Tidak menggunakan 46 76.7

Kurang dari 3 kali per minggu 7 11.7

3 kali atau lebih per minggu 7 11.7

Total 60 100.0

Dari tabel 5.14. dapat dilihat mayoritas responden tidak menggunakan obat nyamuk sejumlah 46 orang (76,7%). Sedangkan responden yang menggunakan obat nyamuk dengan penggunaan kurang dari 3 kali per minggu sejumlah 7 orang (11,7) dan responden dengan penggunaan obat nyamuk 3 kali atau lebih per minggu sejumlah 7 orang (11,7).

Tabel 5.15. Distribusi Frekuensi Lama Waktu Paparan Obat Naymuk Jumlah (orang) Persentase

Tidak menggunakan 46 76.7

Kurang dari 4 jam 5 8.3

4 jam atau lebih 9 15.0

Total 60 100.0

Dari tabel 5.15. dapat dilihat mayoritas responden tidak menggunakan obat nyamuk sejumlah 46 orang (76,7%). Sedangkan responden yang terpapar obat nyamuk selama 4 jam atau lebih sejumlah 9 orang (15%) dan responden yang terpapar obat nyamuk kurang dari 4 jam sejumlah 5 orang (8,3%).

Tabel 5.16. Distribusi Frekuensi Status ISPA pada Responden

Jumlah (orang) Persentase

ISPA 34 56.7

Tidak ISPA 26 43.3

Total 60 100.0

Dari tabel 5.15. dapat dilihat mayoritas responden memiliki status ISPA yaitu sejumlah 34 orang (56,7%). Sedangkan responden yang tidak ISPA sejumlah 26 orang (43,3%).

5.1.4. Hasil Analisis Data

Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara paparan asap bahan bakar masak, paparan asap rokok, paparan asap obat nyamuk terhadap kejadian ISPA bagian atas pada balita. Data hasil penelitian dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 5.17. Hubungan antara Paparan Asap Bahan Bakar Masak dengan ISPA Bagian Atas pada Balita

Paparan Asap Bahan Bakar Masak

ISPA Tidak ISPA

N % N %

Tidak terpapar 33 97.0 26 100.0

Terpapar 1 3.0 0 0

Total 34 100.0 26 100.0

Dari tabel 5.17.didapati bahwa jumlah penderita ISPA yang tidak terpapar asap bahan bakar masak sebanyak 33 orang (97%), sedangkan yang terpapar asap bahan bakar masak sebanyak 1 orang (3%). Penderita tidak ISPA yang tidak terpapar asap bahan bakar masak sebanyak 26 orang (100%) dan terpapar asap bahan bakar masak sebanyak 0 orang (0%).

Setelah dilakukan uji Fisher Exact Test (dalam hal ini uji Chi Square tidak dapat digunakan karena terdapat > 20 % sel mempunyai nilai harapan > 5) dengan tingkat kemaknaan 0,05 (α = 5%) diperoleh nilai p (p value) adalah 1,000 (p>0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan antara paparan asap bahan bakar masak dengan ISPA bagian atas pada balita.

Tabel 5.18. Hubungan antara Paparan Asap Rokok dan ISPA Bagian Atas pada Balita

Paparan Asap Rokok ISPA Tidak ISPA

N % N %

Tidak terpapar 27 79.4 24 92.3

Terpapar 7 20.6 2 7.7

Total 34 100.0 26 100.0

Dari tabel 5.18. didapati bahwa jumlah penderita ISPA yang tidak terpapar asap rokok sebanyak 27 orang (79,4%), terpapar asap rokok sebanyak 7 orang (20,6%). Penderita tidak ISPA yang tidak terpapar asap rokok sebanyak 24 orang (92,3%), terpapar asap rokok sebanyak 2 orang (7,7%).

Setelah dilakukan uji Fisher Exact (dalam hal ini uji Chi Square tidak dapat digunakan karena terdapat > 20 % sel mempunyai nilai harapan > 5) dengan tingkat kemaknaan 0,05 (α = 5%) diperoleh nilai p (p value) adalah 0,276 (>0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan antara paparan asap rokok dengan kejadian ISPA bagian atas pada balita.

Tabel 5.19. Hubungan antara Paparan Asap Obat Nyamuk dengan ISPA Bagian Atas

Paparan Asap Obat Nyamuk ISPA Tidak ISPA

N % N %

Tidak terpapar 28 82.3 25 96.2

Terpapar 6 16.7 1 3.8

Total 34 100.0 26 100.0

Dari tabel 5.21. didapati bahwa jumlah penderita ISPA yang tidak terpapar asap obat nyamuk sebanyak 28 orang (82,3%), terpapar asap obat nyamuk sebanyak 6 orang (16,7%). Penderita tidak ISPA yang tidak terpapar asap obat nyamuk sebanyak 25 orang (96,2%), terpapar asap obat nyamuk sebanyak 1 orang (3,8%). Setelah dilakukan uji Fisher’s Exact (dalam hal ini uji Chi Square tidak dapat digunakan karena terdapat > 20 % sel mempunyai nilai harapan > 5) dengan tingkat kemaknaan 0,05 (α = 5%) diperoleh nilai p ( p value) adalah 0, 126 (p>0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan antara paparan asap obat nyamuk dengan kejadian ISPA bagian atas pada balita.

Dokumen terkait