• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Dalam mengidentifikasi potensi dan masalah peneliti menggunakan metode observasi dan wawancara. Sebelum melakukan kegiatan ini peneliti membuat instrumen observasi dan wawancara yang sudah dibuat dan dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mengetahui kelayakannya. 1. Observasi

Pada tahap observasi ini peneliti menentukan aspek yang dapat membantu peneliti dalam mencari data. Aspek yang berkaitan dengan suatu hasil karangan adalah karya siswa mengandung kosakata. Selain itu peneliti mengamati sikap siswa serta bagaimana siswa menggunakan bahasa ketika di kelas, maka dari itu peneliti membuat tabel observasi untuk memudahkan pengambilan data sebagai berikut:

56

Tabel 4.1 Hasil Observasi Siswa Kelas V No Aspek yang diamati Hasil Observasi Deskripsi 1. Karya siswa yang mengandung kosakata Karya siswa berupa pantun dan puisi.

1. Siswa membuat pantun yang dihias. (Lampiran 2.2 halaman 72)

2. Siswa membuat puisi mengenai lingkungan belajar (di sekolah dan di rumah). (Lampiran 2.2 halaman 72) 2. Bahasa siswa Siswa menggunakan bahasa yang bervariasi.

1. Siswa menggunakan bahasa bervariasi ketika di kelas yaitu menggunakan bahasa Jawa dan bahasa Indonesia dalam berdiskusi dengan teman.

Ketika diskusi dengan teman berkata, “ojo koyo ngono kui salah liat aku aja” “Hus diem to”

“Kamu wae yang tanya”

2. Ketika bertanya kepada guru siswa selalu menggunakan bahasa Indonesia.

“Pak *** mau bertanya, ini dikerjakan semua pak?”

Siswa mengerti kapan mereka menggunakan Bahasa Indonesia.

3. Sikap siswa Siswa tidak memiliki kecanggungan dalam

berbahasa.

1. Siswa menggunakan Bahasa Indonesia sudah hal yang biasa dan wajar karena di sekolah ini mayoritas berasal daerah kota. Meskipun cara menggunakan bahasa nasional mereka masih tetap menggunakan bahasa daerahnya yaitu Bahasa Jawa sebagai pelengkap dan imbuhan “… to” “… yo”.

Berdasarkan dari tabel di atas peneliti dapat mengetahui langsung bagaimana karya siswa di kelas yaitu berupa pantun yang dituliskan pada kertas manila kemudian di tempel pada styrofoam yang kemudian dijadikan hiasan kelas. Secara garis besar penggunaan bahasa siswa yaitu bervariasi yang memiliki arti memperpadukan 2 bahasa yaitu Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia dalam berkomunikasi di kelas, ketika berkomunikasi dengan guru siswa selalu mengutamakan Bahasa Indonesia.

57 2. Wawancara

Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara kepada guru atau wali kelas V untuk mengetahui metode pembelajaran siswa serta perkembangan kosakata siswa. wawancara dilakukan berdasarkan pedoman yang telah dibuat oleh peneliti. Sehingga dapat memudahkan peneliti dalam mengembangkan topik pertanyaan yang telah dibuat. Wawancara ini dilakukan secara tatap muka, topik yang menjadi poin utama adalah persoalan secara umum yang dihadapi guru kaitannya dengan kosakata, penggunaan bahasa serta kesalahan yang sering dilakukan oleh siswa. Dalam wawancara ini peneliti menemukan beberapa hal yang menentukan perkembangan kosakata siswa sehingga hal tersebut diuraikan secara terperinci pada tabel di bawah ini.

58

Tabel 4.2 Hasil Wawancara Guru Kelas V

No Topik Pertanyaan Pertanyaan Jawaban

1. Persoalan siswa yang ditemukan oleh guru ketika pembelajaran bahasa Indonesia.

Persoalan apa yang Bapak/Ibu hadapi ketika pembelajaran bahasa Indonesia?

Penggunaan tanda baca yang sering lupa ditulis oleh anak-anak, dan penyusunan kalimat dalam penggunaan S-P-O-K yang kurang pas.

2. Bahasa yang digunakan dalam proses belajar mengajar. a. Kesalahan penggunaan

kosakata yang sering terjadi oleh siswa.

b. Metode pembelajaran yang digunakan.

c. Media pembelajaran yang digunakan.

Kesalahan penggunaan kosakata apakah yang sering terjadi pada siswa?

Kalimat baku dan kalimat tidak baku

Metode pembelajaran apakah yang Bapak/Ibu gunakan? Dan kenapa Bapak/Ibu memilih metode tersebut?

Metodenya kelompok Dalam penggunaan metode tersebut Bapak/Ibu

menggunakan media apa?

Media gambar cerita dan kalimat acak yang bisa disusun menjadi paragraf yang padu

3. Pendapat guru tentang perkembangan bahasa siswa

Menurut Bapak/Ibu bagaimana perkembangan bahasa siswa kelas V ini ?

Perkembangannya meningkat dan anak-anak semakin teliti lagi di dalam menyusun suatu kalimat dan penggunaan tanda baca 4. Kesulitan bahasa yang dialami

oleh guru. a. Jenis kata b. Ejaan

Kesalahan bahasa yang sering dialami oleh siswa.

a. Jenis kata b. Ejaan

Ketika anda menjelaskan mengenai materi pmebelajaran khususnya bahasa Indonesia, apakah Bapak/Ibu memiliki kendala dalam menggolongkan jenis kata dan ejaan?

Kendalanya adalah diperpustakaan sekolah kami minim untuk kamus Bahasa Indonesia

Berdasarkan sepengetahuan Bapak/Ibu kesalahan apa yang sering dialami siswa kaitannya dengan jenis kata ataupun ejaan?

Penulisan huruf kapital atau huruf besar

5. Cara mengatasi kesulitan yang dihadapi guru.

Bagaimana cara untuk mengatasi kekurangan atau kesulitan yang Bapak/Ibu hadapi kaitannya dengan jenis kata serta ejaan?

Bertanya kepada teman guru sejawat atau mencari referensi di internet

6.

Saran untuk peneliti mengenai analisis kosakata siswa.

Apakah saran Bapak/Ibu mengenai penelitian analisis kosakata siswa mengenai jenis kata dan kesalahan ejaan?

Sarannya supaya lebih giat lagi didalam menganalisis kata/kalimat disetiap seseorang berargumen didalam menyusun kata

59 3. Hasil Analisis Kosakata Siswa

Berdasarkan rumusan masalah maka diperoleh berupa kosakata siswa berupa jenis kata. Jenis kata yang digunakan dan yang dianalisis berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, kata depan, dan kata hubung. Peneliti menentukan 5 jenis kata tersebut berdasarkan karangan yang telah dibaca bahwa setiap karangan siswa mayoritas terdapat 5 jenis kata tersebut.

Dalam menganalisis karangan siswa sehingga mendapatkan tabel seperti di bawah yaitu dengan cara membaca karangan satu persatu kemudian meneliti karangan dengan memberikan simbol, garis bawah serta Highlight pada setiap kata, lalu dihitung satu persatu yang kemudian dimasukkan ke dalam tabel. Ketika data sudah dimasukkan ke dalam tabel maka dapat diketahui masing-masing jumlah kata yang dikuasai siswa dan jumlah total kosakata yang ditulis pada karangan. Berdasarkan langkah-langkah analisis di atas maka diperoleh hasil data yang telah dimasukkan ke dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Analisis Kosakata Siswa Kelas V

No Subjek Usia Jenis Kata

Kata Benda N Kata Kerja V Kata Sifat Adj Kata Hubung Pre Kata Depan Kon Kosa-kata 1 Fer 12th 83 65 15 16 31 210 2 Des 11th 23 47 14 39 8 131 3 Geb 11th 43 93 6 33 19 194 4 Bri 10th 138 67 6 35 49 295 5 Tan 12th 78 50 8 27 18 181 6 Nin 10th 32 29 12 13 10 96 7 Chs 10th 78 87 5 19 31 220 8 Nau 11th 54 49 1 17 23 144 9 Jul 10th 25 41 3 12 4 85 10 Key 11th 130 99 5 63 10 307 11 Oli 11th 70 74 6 40 13 203 12 Nic 11th 172 95 13 68 33 381 13 Sat 11th 61 91 7 27 9 195 14 Ric 11th 111 76 5 41 16 249 15 Mar 10th 64 51 6 11 21 153 JUMLAH 1162 1014 112 461 295 3044 Persentase 38% 33% 3,8% 15% 10%

60 Keterangan:

Nomina (N) : Kata Benda Verba (V) : Kata Kerja Adjektiva (Adj) : Kata Sifat Preposisi (Pre) : Kata Depan Konjungsi (Kon) : Kata Hubung

Jenis kata yang paling banyak digunakan atau dituliskan pada karangan berupa kata benda yaitu berjumlah 1162 kata, sedangkan kata yang sering dituliskan misalnya: hari, rumah, ayah, mobil, dan pantai. Misalnya:

“pada hari minggu saya bangun…” “mereka terbangun dan turun dari mobil”

“berangkat dari rumah ke Pekalongan kurang lebih 5 jam” “ayah saya menonton..”

“aku dan keluarga sudah sampai ke pantai Slili.”

Jenis kata terbanyak setelah kata benda yang sering dituliskan adalah jenis kata kerja yaitu berjumlah 1014 kata, sedangkan kata yang sering dituliskan misalnya: melihat, tidur, bermain, makan, pergi, dan mandi. Misalnya:

“saya melihat ikan-ikan yang ada di sana” “Edo bermain bersama…”

“setelah makan…” “Aku pergi ke Monas…”

“ku setelah mandi langsung membaca buku cerita.”

Berdasarkan dari data yang didapatkan, kata sifat menunjukkan jumlah kata yang paling rendah, hal tersebut tidak dapat dikatakan bahwa siswa kelas V di salah satu SD Swasta Yogyakarta rendah dalam penguasaan kata sifat, namun memang

61

dalam penyusunan karangan, siswa tidak banyak membutuhkan jenis kata sifat, jika melihat tabel di atas siswa yang menuliskan kata sifat berkisar 1-15 kata pada setiap karangan yang dibuat. Kata sifat yang sering dituliskan misalnya:

“saya melihat pemandangan yang sangat indah” “saya melihat ikan yang besar-besar”

“saat aku mencoba ternyata seru sekali”

“dengan kapal kecil”

”saya merasa senang sekali”

Berdasarkan dari data yang didapatkan, kata hubung yang diperoleh dari 15 siswa adalah 461 kata hubung, jika dirata-rata maka setiap siswa menuliskan 31 kata hubung pada setiap karangan. Kata hubung yang sering dituliskan misalnya:

“sejuk dan dingin”

“bermain basket dan lain sebagainya” “bermain bulu tangkis atau badminton” “aku merasa curiga dengan adikku” “saya dan Olive pulang mengambil uang”

Kata yang sering dituliskan pada karangan siswa yaitu kata depan, berjumlah 295 kata dari 15 karangan. Penggunaan kata depan pada siswa banyak yang memiliki kesalahan dalam penggunaan spasi atau digabung. Kata depan yang sering dituliskan misalnya:

62 “saya bermain ke rumah Olive”

“saya di sana bertemu dengan keluarga…”

“Pada waktu malam tiba aku dan keluargaku berkemas-kemas” “dari tempat tidur biasa”

“Setelah makan, aku langsung ke kelas”

Tabel 4.4 Urutan Jenis Kata yang Dikuasai Siswa Kelas V di Salah Satu SD Swasta Yogyakarta

Keterangan:

Nomina (N) : Kata Benda Verba (V) : Kata Kerja Adjektiva (Adj) : Kata Sifat Preposisi (Pre) : Kata Depan Konjungsi (Kon) : Kata Hubung

No Subjek Penelitian

Usia Jenis Kata

(Terbanyak-Sedikit) 1 Fer 12th N — V — Kon — Pre — Adj 2 Des 11th V — Pre — N — Kon — Adj 3 Geb 11th V — N — Pre — Adj — Kon 4 Bri 10th N — V — Kon — Pre — Adj 5 Tan 12th N — V — Pre — Kon — Adj 6 Nin 10th N — V — Pre — Adj — Kon 7 Chs 10th V — N — Kon — Pre — Adj 8 Nau 11th N — V — Kon — Pre — Adj 9 Jul 10th V — N — Pre — Kon — Adj 10 Key 11th N — V — Pre — Kon — Adj 11 Oli 11th N — V — Pre — Kon — Adj 12 Nic 11th N — V — Pre — Kon — Adj 13 Sat 11th V — N — Pre — Kon — Adj 14 Ric 11th N — V — Pre — Kon — Adj 15 Mar 10th N — Kon — Pre — V — Adj

63

Dari urutan jenis kata yang dikuasai siswa tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas pola penggunaan kata sifat yaitu rendah. Sehingga secara garis besar pola penggunaan jenis kata siswa di salah satu SD swasta Yogyakarta adalah N-V-Pre-Kon-Adj atau kata benda, kata kerja, kata depan, kata hubung dan kata sifat. Dari 15 subjek tersebut yang memiliki persamaan penguasaan jenis kata adalah 7 subjek. Dari hal tersebut dapat dikatakan bahwa dari 15 subjek terdapat 7 subjek yang memiliki pola penguasaan kosakata yang sama.

Pada penelitian ini, peneliti membaca dan mengamati kesalahan pada karangan yang telah dibuat oleh subjek. Dengan demikian peneliti menentukan 4 hal yang menjadi pokok dalam menganalisis yaitu mengenai kata tidak baku, kesalahan penulisan huruf kapital, kesalahan penggunaan tanda baca, dan kesalahan penggunaan kata depan atau imbuhan. Setelah dilakukan analisis maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.4 Jumlah Kesalahan Ejaan Siswa Subjek Penelitian Umur Kata Tidak Baku Kesalahan Huruf Kapital Kesalahan Tanda Baca Kesalahan Kata Depan (Imbuhan) Jumlah Fer 12th 33 22 35 4 94 Des 11th 73 14 6 0 93 Geb 11th 18 55 30 2 105 Bri 10th 23 53 10 1 87 Tan 12th 29 36 2 11 78 Nin 10th 2 15 2 4 23 Chs 10th 30 25 1 11 67 Nau 11th 53 20 1 2 76 Jul 10th 15 0 3 0 18 Key 11th 48 46 14 5 113 Oli 11th 24 10 2 3 39 Nic 11th 60 34 8 11 113 Sat 11th 38 22 23 2 85 Ric 11th 90 22 15 8 135 Mar 10th 27 31 22 10 90 JUMLAH 563 405 174 74 1216 Persentase 46% 33% 14% 7%

64

Jenis kesalahan ejaan yang dianalisis meliputi kata tidak baku, huruf kapital, tanda baca, dan kesalahan kata depan atau imbuhan. Berdasarkan tabel tersebut karangan yang dibuat oleh siswa kelas V di salah satu SD swasta Yogyakarta menunjukkan paling banyak adalah kesalahan ejaan yaitu 563 kata atau (46%), sedangkan kesalahan pada huruf berjumlah 405 huruf kapital atau (33%). Kemudian kesalahan tanda baca berjumlah 174 tanda baca atau (14%) dan kesalahan penggunaan kata depan atau imbuhan berjumlah 74 kata atau (7%).

65 B. Pembahasan

Dalam kehidupan sehari-hari seorang anak tidak dapat lepas dari orangtua atau keluarganya, dalam hal itu dapat diketahui bahwa setiap anak memiliki pola asuh yang berbeda dan lingkungan yang berbeda. Oleh sebab itu anak memiliki perbedaan baik dari sikap maupun cara berbahasa. Tahap demi tahap secara tidak langsung seorang anak dapat menyerap pengetahuan yang ada di lingkungannya, seperti halnya bahasa anak. Bahasa anak pada dasarnya merupakan hasil belajar dari lingkungan. Pengaruh lingkungan pun berbeda-beda antara keluarga, masyarakat, dan sekolah. Sehingga menyebabkan perbedaan antara anak satu dengan yang lainnya.

Perkembangan bahasa yang terbaik adalah ketika anak-anak bertindak sebagai rekan percakapan dan masuk ke dalam percakapan yang sebenarnya. Perkembangan bahasa anak pada dasarnya memiliki 2 tipe. Margaret E. Gredler, (2011: 542) menyatakan bahwa egocentric speech adalah bicara anak pada dirinya sendiri (monolog) dan memenuhi fungsi kognitif yang berbeda dari bicara komunikatif. Dalam teori Vygotsky, bicara egosentris berubah menjadi bicara batin pada usia sekitar tujuh tahun, tetapi belum lengkap sebelum remaja. Sedangkan socialized speech adalah komunikasi yang terjadi ketika berlangsung kontak antara anak dengan temannya atau dengan lingkungannya. Pada uraian pendapat para ahli di atas, menurut pandangan teori perkembangan kognitif perkembangan bahasa anak memiliki keterkaitan yang erat dengan berbagai kegiatan anak, objek, dan kejadian yang mereka alami. Selain itu memiliki keterkaitan dan perkembangan bahasa anak didukung oleh kebudayaan dan masyarakat atau tempat anak dibesarkan. Jadi para ahli perkembangan kognitif meyakini bahwa perkembangan bahasa ada kaitannya dengan hubungan antara anak, orang dewasa, dan lingkungan sosialnya.

Secara keseluruhan karangan yang disusun oleh siswa adalah jenis karangan narasi, yaitu karangan yang menggambarkan suatu peristiwa pada waktu tertentu yang dapat membuat pembaca seolah-olah mengalami peristiwa tersebut. Hurlock (2009: 153) menyatakan bahwa kosakata yang harus dikuasai

66

oleh anak-anak usia 6-13 tahun terdapat 2 jenis kata yaitu umum dan khusus, kosakata umum digunakan manusia untuk berkomunikasi, yakni kata kerja, kata benda, kata sifat, kata keterangan, kata perangkai atau kata ganti orang. Sedangkan kata khusus meliputi hal tertentu seperti kosakata waktu, warna, uang, kosakata rahasia, kosakata populer, dan kosakata makian.

Berdasarkan hasil dan pendapat tokoh ahli di atas maka siswa kelas V di salah satu SD swasta di Yogyakarta usia 10 tahun sampai dengan 12 tahun sudah dapat dikatakan cukup baik dalam menguasai jenis kata. Meskipun pada data menunjukkan jenis kata sifat rendah. Namun siswa kelas V di salah satu SD swasta di Yogyakarta secara keseluruhan mampu dan menguasai dalam menuliskan setiap jenis kata (kata benda, kata kerja, kata sifat, kata hubung dan kata depan). Tinggi rendahnya jenis kata yang dikuasai memliki keterkaitan dengan proses pemerolehan bahasa dan perkembangan bahasa siswa.

Jenis kata yang dianalisis merupakan kata benda, kata kerja, kata sifat, kata penghubung, dan kata depan. Berdasarkan tabel tersebut, bahwa karangan yang dibuat oleh siswa kelas V di salah satu SD swasta Yogyakarta menunjukkan paling banyak yang digunakan oleh siswa adalah 1.162 kata benda, sedangkan jumlah kata kerja yang digunakan berdasarkan karangan tersebut adalah 1.014 kata, kata hubung yang digunakan sebanyak 461 kata, lalu penggunaan kata depan sejumlah 295 kata, dan kata sifat berjumlah 221 kata.

67

Gambar 3.3 Persentase jenis kata

Diagram pie di atas merupakan gambaran jumlah masing-masing dari setiap kata yang digunakan oleh 15 subjek atau 15 karangan yang telah dibuat. Berdasarkan diagram pie di atas menunjukkan kata benda (38%), kata kerja (33%), kata hubung (15%), kata depan (10%), dan kata sifat (4%). Dari diagram pie tersebut menunjukkan bahwa mayoritas kata yang digunakan oleh subjek adalah kata benda yaitu (38%).

Berdasarkan data tersebut memiliki persamaan dengan penelitian sebelumnya oleh Dyah Rahmawati, Sunaryo, dan Widodo (2012) dari Universitas Negeri Malang dengan judul “Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia Pada Anak Usia Prasekolah” menunjukkan bahwa kata yang dikuasai oleh anak prasekolah adalah jenis kata benda.

38%

33% 4%

15% 10%

Dokumen terkait