• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV.DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

C. Hasil Penelitian

Hasil analisis terbagi menjadi tiga bagian sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditentukan. Bagian pertama melihat hasil analisis data dari rumusan masalah bagaimana tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah di SD afiliasi Katolik, Kristen, dan nasional di Kota Yogyakarta. Bagian kedua melihat hasil analisis data dari rumusan masalah apakah terdapat perbedaan tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru kelas bawah SD afiliasi Katolik, Kristen, dan nasional di Kota Yogyakarta ditinjau dari latar belakang pendidikan guru. Bagian ketiga melihat hasil analisis data dari rumusan masalah apakah terdapat perbedaan tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru kelas bawah SD afiliasi Katolik, Kristen, dan nasional di Kota Yogyakarta ditinjau dari status kepegawaian guru.

1. Hasil Analisis Data Rumusan Masalah 1: Bagaimana Tingkat

Implementasi Pembelajaran Tematik Oleh Guru Pengampu Kelas Bawah di SD Afiliasi Katolik, Kristen, dan Nasional di Kota Yogyakarta.

Tujuan dari rumusan masalah 1 adalah untuk melihat tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah di SD afiliasi Katolik, Kristen, dan nasional di Kota Yogyakarta. Hasil pengolahan data deskriptif menggunakan program SPSS 16 untuk 54 orang responden menunjukan bahwa nilai terendah data sebesar 79, nilai tertinggi data sebesar 109 dengan rata-rata data sebesar 90,20.

Data implementasi pembelajaran tematik yang diperoleh dan diolah menggunakan distribusi frekuensi (Riduwan, 2008: 70-72). Data implementasi

pembelajaran tematik dihitung melalui tujuh tahap distribusi frekuensi. Tahap pertama dengan mengurutkan kategori dari yang terkecil yang tebesar. Tahap kedua dengan menghitung jarak atau rentangan (R). Jarak atau rentangan (R) dihitung dengan mengurangkan nilai tertinggi dengan nilai terendah, sehingga nilai 109-79=30. Hasil yang didapat menunjukkan jarak atau rentangan (R) sebesar 30. Tahap ketiga dengan menghitung jumlah kelas (K). Jumlah kelas ditetapkan dengan mengacu pada Masidjo dalam mengkategorikan tingkat penguasaan kompetensi (1995: 153). Jumlah kelas terdiri dari lima kelas yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah, dan sangat rendah. Tahap keempat dengan menghitung panjang kelas interval (P). Panjang kelas interval (P) dihitung dengan membagi rentangan dan jumlah kelas, maka 30/5=6. Panjang kelas interval didapatkan sebesar 6.

Tahap kelima dengan menentukan kelas interval. Kelas interval dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Panjang Kelas Interval

Panjang Kelas Kategori

79 – 84 Sangat Rendah

85 – 90 Rendah

91 - 96 Cukup

97 – 103 Tinggi

Tahap keenam dengan menghitung urutan interval kelas. Tahap ketujuh dengan memindahkan semua angka distribusi ke dalam hasil akhir. Hasil akhir perhitungan distribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Hasil Perhitungan Daftar Distribusi

Kategori Panjang Kelas Frekuensi Presentase

Sangat Tinggi 103 – 109 3 5.56% Tinggi 97 – 103 6 11,11% Cukup 91 – 96 14 25,92% Rendah 85 – 90 22 40,74% Sangat Rendah 79 – 84 9 16,67% Total 54 100%

Tabel 4.2 menunjukan hasil penghitungan daftar distribusi tingkat implementasi pembelajaran tematik. Tiga atau 5,56% reponden tergolong dalam kategori sangat timggi. Enam atau 11,11% reponden tergolong dalam kategori tinggi. Empat belas atau 25,92% reponden tergolong dalam kategori cukup. Dua puluh dua atau 40,47% responden tergolong dalam kategori rendah. Sembilan atau 16,67% reponden tergolong dalam kategori sangat rendah. (Lampiran 13 halaman 263)

Hasil penghitungan daftar distribusi menunjukan bahwa jumlah responden terbanyak berada dalam kategori rendah, yaitu sebesar dua puluh dua atau 40,47% responden. Kesimpulan atas penelitian untuk rumusan masalah 1 menunjukan bahwa tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah SD afiliasi Katolik, Kristen, dan nasional di Kota Yogyakarta masih termasuk dalam kategori rendah. Hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis

penelitian yang merumuskan bahwa tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah SD afiliasi Katolik, Kristen, dan nasional di Kota Yogyakarta termasuk dalam kategori tinggi.

2. Hasil Analisis Data Rumusan Masalah 2: Apakah Terdapat Perbedaan Tingkat Implementasi Pembelajaran Tematik Oleh Guru Kelas Bawah SD Afiliasi Katolik, Kristen, dan Nasional di Kota Yogyakarta Ditinjau dari Latar Belakang Pendidikan Guru.

Rumusan masalah 2 bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru kelas bawah SD afiliasi Katolik, Kristen, dan nasional di Kota Yogyakarta ditinjau dari latar belakang pendidikan guru. Penelitian ini memiliki variabel yang bersifat interval pada variabel tingkat implementasi pembelajaran tematik dan ordinal pada variabel latar belakang pendidikan guru sehingga penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik non-parametrik. Latar belakang pendidikan guru dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok 1 ( ) adalah jenjang pendidikan menengah meliputi SMU/SMK dan SPG. Kelompok 2 ( ) adalah jenjang pendidikan tinggi meliputi S1 PGSD, D2 PGSD, S1 non PGSD, dan Master.

Peneliti terlebih dahulu menguji asumsi klasik data-data untuk kedua variabel pada rumusan masalah kedua sebelum melakukan uji hipotesis. Uji asumsi klasik berupa uji normalitas, dan uji hipotesis. Uji normalitas dilakukan pada dua kelompok data, yaitu tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan jenjang pendidikan menengah dan tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan

jenjang pendidikan tinggi. Hipotesis untuk melakukan uji normalitas pada data rumusan masalah 2 adalah:

Ho : Distribusi sampel tidak berbeda secara signifikan dari distribusi normal (data berdistribusi normal).

Ha : Distribusi sampel berbeda secara signifikan dari distribusi normal (data berdistribusi tidak normal).

Kriteria pengambilan keputusan uji normalitas data:

a. Jika sig. ≥ 0,05, maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak berarti distribusi sampel tidak berbeda secara signifikan dari distribusi normal (data berdistribusi normal).

b. Jika sig. < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak berarti distribusi sampel berbeda secara signifikan dari distribusi normal (data berdistribusi tidak normal).

Uji normalitas untuk kelompok 1, yaitu tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan jenjang pendidikan menengah dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Uji Normalitas Tingkat Implementasi Pembelajaran Tematik dengan Jenjang Pendidikan Menengah Tests of Normality Latar Belakang Pendidikan=1 (FILTER) Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Implementasi Pembelajaran Tematik Selected .492 6 .000 .496 6 .000 a. Lilliefors Significance Correction

Tabel 4.3 menunjukan hasil uji normalitas dengan uji Kolmogorov Smirnov

ditolak berarti distribusi sampel berbeda secara signifikan dari distribusi normal (data berdistribusi tidak normal). Uji normalitas lain berupa uji Shapiro Wilk

menunjukan hasil yang hampir sama. Hasil uji normalitas menggunakan uji

Shapiro Wilk adalah D(6) = 0,496, ρ < 0,05. Hasil menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha gagal ditolak berarti distribusi sampel berbeda secara signifikan dari distribusi normal (data berdistribusi tidak normal). Kedua uji normalitas menunjukan bahwa data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan jenjang pendidikan menengah merupakan data yang tidak normal.

Uji normalitas kedua dan ketiga dilakukan dengan visualisasi P-P Plot dan histogram. Gambar 4.1 dan 4.2 merupakan hasil visualisasi P-P Plot dan histogram data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan jenjang pendidikan menengah.

Gambar 4.1 Hasil Uji P-P Plot Data Tingkat Implementasi Pembelajaran Tematik dengan Jenjang Pendidikan Menengah

Gambar 4.1 menunjukkan hasil visualisasi P-P Plot uji normalitas data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan jenjang pendidikan menengah.

Titik-titik berlubang pada P-P Plot merupakan data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan jenjang pendidikan menengah. Data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan jenjang pendidikan menengah tidak berada pada garis maka hasil normalitas dikatakan tidak berdistribusi normal. Uji normalitas ketiga dilakukan dengan menggunakan histogram. Hasil analisis uji normalitas dengan histogram dapat dilihat pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Hasil Uji Histogram Data Tingkat Implementasi Pembelajaran Tematik dengan Jenjang Pendidikan Menengah

Gambar 4.2 menunjukkan visualisasi histogram uji normalitas data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan jenjang pendidikan menengah Data dapat dikatakan normal apabila histogram membentuk kurva normal (Field, 2009: 136). Gambar 4.2 menunjukkan bahwa histogram tidak membentuk kurva normal, maka data dikatakan tidak berdistribusi normal. (Lampiran14 halaman 264). Uji normalitas untuk kelompok 2, yaitu tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan jenjang pendidikan tinggi dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.4

Uji Normalitas Tingkat Implementasi Pembelajaran Tematik dengan Jenjang Pendidikan Tinggi Tests of Normality Latar Belakang Pendidikan=2 (FILTER) Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Implementasi Pembelajaran Tematik Selected .337 45 .000 .738 45 .000 a. Lilliefors Significance Correction

Tabel 4.4 menunjukan hasil uji normalitas dengan uji Kolmogorov Smirnov

adalah D(45) = 0,337, ρ < 0,05. Hasil menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha gagal ditolak berarti distribusi sampel berbeda secara signifikan dari distribusi normal (data berdistribusi tidak normal). Uji normalitas lain berupa uji Shapiro Wilk

menunjukan hasil yang hampir sama. Hasil uji normalitas menggunakan uji

Shapiro Wilk adalah D(45) = 0,738, ρ < 0,05. Hasil menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha gagal ditolak berarti distribusi sampel berbeda secara signifikan dari distribusi normal (data berdistribusi tidak normal). Kedua uji normalitas menunjukan bahwa data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan jenjang pendidikan tinggi merupakan data yang tidak normal.

Uji normalitas selanjutnya dilakukan dengan visualisasi P-P Plot dan histogram. Gambar 4.3 dan 4.4 merupakan hasil visualisasi P-P Plot dan histogram data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan jenjang pendidikan tinggi.

Gambar 4.3 Hasil Uji P-P Plot Data Tingkat Implementasi Pembelajaran Tematik dengan Jenjang Pendidikan Tinggi

Gambar 4.3 menunjukkan hasil visualisasi P-P Plot uji normalitas data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan jenjang pendidikan menengah. Titik-titik berlubang pada P-P Plot merupakan data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan jenjang pendidikan tinggi. Data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan jenjang pendidikan tinggi tidak berada pada garis maka hasil normalitas dikatakan tidak berdistribusi normal. Uji normalitas ketiga dilakukan dengan menggunakan histogram.

Gambar 4.4 Hasil Uji Histogram Data Tingkat Implementasi Pembelajaran Tematik dengan Jenjang Pendidikan Tinggi

Gambar 4.4 menunjukkan visualisasi histogram uji normalitas data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan jenjang pendidikan tinggi. Gambar 4.4 menunjukkan bahwa histogram tidak membentuk kurva normal maka data dikatakan tidak berdistribusi normal. Seluruh hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan latar belakang pendidikan guru tidak berdistribusi normal. (Lampiran 15 halaman 268)

Analisis selanjutnya adalah menguji homogenitas data. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Lavene’s Test. Uji pada rumusan masalah 2 ini digunakan untuk menguji varian data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan latar belakang pendidikan guru. Hipotesis untuk melakukan uji normalitas pada data rumusan masalah 2 adalah:

Ho : Tidak ada perbedaan varian antara tingkat implementasi penggunaan pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah SD afiliasi Katolik, Kristen, dan nasional di kota Yogyakarta ditinjau latar belakang pendidikan guru.

Ha : Terdapat perbedaan varian antara tingkat implementasi penggunaan pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah SD afiliasi Katolik, Kristen, dan nasional di kota Yogyakarta ditinjau dari latar belakang pendidikan guru.

Kriteria dalam pengambilan keputusan uji homogenitas:

a. Apabila harga Sig.(2-tailed) ≥ 0,05, maka Ho ditolak dan Ha gagal ditolak, artinya tidak terdapat perbedaan varian antara dua kelompok.

b. Apabila harga Sig.(2-tailed) < 0,05, maka Ho gagal ditolak dan Ha ditolak, artinya terdapat perbedaan varian antara dua kelompok.

Uji homogenitas untuk data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan latar belakang pendidikan dapat dilihat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5

Homogenitas Data Tingkat Implementasi Pembelajaran Tematik dengan Latar Belakang Pendidikan

Test of Homogeneity of Variances Implementasi Pembelajaran Tematik

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.514 1 49 .119

Tabel 4.5 menunjukan hasil uji homogenitas dengan uji Lavene’s Test adalah

F(1,49) = 2.514, ρ > 0,05. Hasil menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha gagal ditolak artinya terdapat perbedaan varian antara tingkat implementasi penggunaan pembelajaran tematik oleh guru pengampu kelas bawah SD afiliasi Katolik, Kristen, dan nasional di kota Yogyakarta ditinjau latar belakang pendidikan guru. (Lampiran 16 halaman 272)

Rumusan masalah 2 menggunakan uji hipotesis Mann-Whitney. Uji Mann-Whitney digunakan untuk membandingkan dua sampel independen dengan skala

ordinal dan interval tapi tidak berdistribusi normal (Uyanto. 2009: 320). Hipotesis untuk uji statistik Mann Whitney pada penelitian ini adalah:

Ho :Tidak terdapat perbedaan tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru kelas bawah SD afiliasi Katolik, Kristen, dan nasional di Kota Yogyakarta ditinjau dari latar belakang pendidikan guru ( ).

Ha :Terdapat perbedaan tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru kelas bawah SD afiliasi Katolik, Kristen, dan nasional di Kota Yogyakarta ditinjau dari latar belakang pendidikan guru ( ).

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

c. Jika Sig.(2 tailed) ≥ 0,05 maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, artinya tidak ada perbedaan tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru kelas bawah SD afiliasi Katolik, Kristen, dan nasional di Kota Yogyakarta ditinjau dari latar belakang pendidikan guru

d. Jika Sig.(2 tailed) < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak, artinya ada perbedaan tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru kelas bawah SD afiliasi Katolik, Kristen, dan nasional di Kota Yogyakarta ditinjau dari latar belakang pendidikan guru.

Uji hipotesis untuk data tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru kelas bawah SD afiliasi Katolik, Kristen, dan nasional di Kota Yogyakarta ditinjau dari latar belakang pendidikan guru dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Uji Hipotesis Tingkat Implementasi Pembelajaran Tematik Ditinjau dari Latar Belakang Pendidikan Guru

Test Statisticsb Implementasi Pembelajaran Tematik Mann-Whitney U 106.000 Wilcoxon W 127.000 Z -.850

Asymp. Sig. (2-tailed) .395

Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .414a

a. Not corrected for ties.

b. Grouping Variable: LatarBelakangPendidikan

Tabel 4.6 menunjukan bahwa hasil uji hipotesis Mann-Whitney untuk untuk data tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru kelas bawah SD afiliasi Katolik, Kristen, dan nasional di Kota Yogyakarta ditinjau dari latar belakang pendidikan guru. Hasil uji Mann-Whitney menunjukan nilai U = 106,00, Z = -0,850, ρ > 0,05. Hasil uji hipotesis Mann-Whitney menunjukan bahwa Ho gagal ditolak atau Ha ditolak, maka tidak terdapat perbedaan tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru kelas bawah SD afiliasi Katolik, Kristen, dan nasional di Kota Yogyakarta ditinjau dari latar belakang pendidikan guru. Tidak ada perbedaan tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru dengan latar belakang pendidikan pada jenjang menengah dan guru dengan latar belakang pendidikan pada jenjang tinggi. Guru dengan latar belakang pendidikan pada jenjang menengah dan guru dengan latar belakang pendidikan pada jenjang tinggi memiliki tingkat implementasi pembelajaran tematik yang sama yaitu rendah. Hasil menunjukkan bahwa tidak dilakukan uji Post Hoc, effect size, dan koefisien determinasi pada rumusan masalah ini. (Lampiran 17 halaman 273)

3. Rumusan Masalah 3: Apakah Terdapat Perbedaan Tingkat Implementasi Pembelajaran Tematik Oleh Guru Kelas Bawah SD Afiliasi Katolik, Kristen, dan Nasional di Kota Yogyakarta Ditinjau dari Status Kepegawaian Guru.

Rumusan masalah 3 bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat implementasi pembelajaran tematik oleh guru kelas bawah SD afiliasi Katolik, Kristen, dan nasional di Kota Yogyakarta ditinjau dari status kepegawaian guru. Penelitian ini memiliki variabel yang bersifat interval pada variabel tingkat implementasi pembelajaran tematik dan ordinal pada variabel status kepegawaian guru sehingga penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik non-parametrik. Status kepegawaian guru yang terbagi dalam tiga kelompok. Kelompok 1 ( ) adalah guru tidak tetap yayasan. Kelompok 2 ( ) adalah guru tetap yayasan. Kelompok 3 ( ) adalah pegawai negeri.

Peneliti terlebih dahulu menguji asumsi klasik data-data untuk kedua variabel pada rumusan masalah ketiga sebelum melakukan uji hipotesis. Uji asumsi klasik berupa uji normalitas, dan uji hipotesis. Uji normalitas dilakukan pada tiga kelompok data. Hipotesis untuk melakukan uji normalitas pada data rumusan masalah 3 adalah:

Ho : Distribusi sampel tidak berbeda secara signifikan dari distribusi normal (data berdistribusi normal).

Ha : Distribusi sampel berbeda secara signifikan dari distribusi normal (data berdistribusi tidak normal).

Kriteria pengambilan keputusan uji normalitas data:

c. Jika sig. ≥ 0,05, maka Ho gagal ditolak atau Ha ditolak berarti distribusi sampel tidak berbeda secara signifikan dari distribusi normal (data berdistribusi normal).

d. Jika sig. < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha gagal ditolak berarti distribusi sampel berbeda secara signifikan dari distribusi normal (data berdistribusi tidak normal).

Uji normalitas untuk kelompok 1, yaitu tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan pegawai tidak tetap yayasan dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

Uji Normalitas Tingkat Implementasi Pembelajaran Tematik dengan Pegawai Tidak Tetap Yayasan

Tests of Normality Status

Kepegawaian=1 (FILTER)

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Implementasi Pembelajaran Tematik Selected .198 20 .040 .823 20 .002 a. Lilliefors Significance Correction

Tabel 4.7 menunjukan hasil uji normalitas dengan uji Kolmogorov Smirnov

adalah D(20) = 0,198, ρ < 0,05. Hasil menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha gagal ditolak berarti distribusi sampel berbeda secara signifikan dari distribusi normal (data berdistribusi tidak normal). Uji normalitas lain berupa uji Shapiro Wilk

menunjukan hasil yang hampir sama namun lebih akurat menandakan ketidaknormalannya. Hasil uji normalitas menggunakan uji Shapiro Wilk adalah

D(20) = 0,823, ρ < 0,05. Hasil menunjukan bahwa Ho ditolak dan Ha gagal ditolak berarti distribusi sampel berbeda secara signifikan dari distribusi normal

(data berdistribusi tidak normal). Kedua uji normalitas menunjukan bahwa data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan status kepegawaian pegawai tidak tetap yayasan merupakan data yang tidak normal.

Uji normalitas kedua dan ketiga dilakukan dengan visualisasi P-P Plot dan histogram. Gambar 4.5 dan 4.6 merupakan hasil visualisasi P-P Plot dan histogram data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan status kepegawaian guru tidak tetap yayasan

Gambar 4.5 Hasil Visualisasi P-P Plot Data Tingkat Implementasi Pembelajaran Tematik dengan Pegawai Tidak Tetap Yayasan

Gambar 4.5 menunjukkan hasil visualisasi P-P Plot uji normalitas data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan status kepegawaian guru tidak tetap yayasan. Titik-titik berlubang pada P-P Plot merupakan data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan status kepegawaian pegawai tidak tetap yayasan. Data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan pegawai tidak tetap yayasan tidak berada pada garis maka hasil normalitas dikatakan data tidak berdistribusi normal. Uji normalitas ketiga dilakukan dengan menggunakan

histogram. Hasil analisis uji normalitas dengan histogram dapat dilihat pada gambar 4.6.

Gambar 4.6 Hasil Visualisasi Histogram Data Tingkat Implementasi Pembelajaran Tematik dengan Pegawai Tidak Tetap Yayasan

Gambar 4.6 menunjukkan visualisasi histogram uji normalitas data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan status kepegawaian guru tidak tetap yayasan. Gambar 4.2 menunjukkan bahwa histogram tidak membentuk kurva normal, maka data dikatakan tidak berdistribusi normal. (Lampiran 18 halaman 274)

Uji normalitas untuk kelompok 2, yaitu tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan pegawai tetap yayasan dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8

Uji Normalitas Tingkat Implementasi Pembelajaran Tematik dengan Pegawai Tetap Yayasan Tests of Normality Status Kepegawaian=2 (FILTER) Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Implementasi Pembelajaran Tematik Selected .092 29 .200* .956 29 .263 a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Tabel 4.8 menunjukan hasil uji normalitas dengan uji Kolmogorov Smirnov

adalah D(29) = 0,092, ρ > 0,05. Hasil menunjukan bahwa Ho gagal ditolak dan Ha ditolak berarti distribusi sampel tidak berbeda secara signifikan dari distribusi normal (data berdistribusi normal). Uji normalitas lain berupa uji Shapiro Wilk

menunjukan hasil yang lebih akurat menyatakan kenormalan data. Hasil uji normalitas menggunakan uji Shapiro Wilk adalah D(29) = 0.956, ρ > 0,05. Hasil menunjukan bahwa Ho gagal ditolak dan Ha ditolak berarti distribusi sampel tidak berbeda secara signifikan dari distribusi normal (data berdistribusi normal). Kedua uji normalitas menunjukan bahwa data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan pegawai tetap yayasan merupakan data yang normal.

Uji normalitas selanjutnya dilakukan dengan visualisasi P-P Plot dan histogram. Gambar 4.7 dan 4.8 merupakan hasil visualisasi P-P Plot dan histogram data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan pegawai tetap yayasan.

Gambar 4.7 Hasil Uji P-P Plot Data Tingkat Implementasi Pembelajaran Tematik dengan Pegawai Tetap Yayasan

Gambar 4.7 menunjukkan hasil visualisasi P-P Plot uji normalitas data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan pegawai tetap yayasan. Titik-titik berlubang pada P-P Plot merupakan data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan status kepegawaian guru tetap yayasan. Data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan status kepegawaian guru tetap yayasan berada pada garis maka hasil normalitas dikatakan berdistribusi normal. Uji normalitas ketiga dilakukan dengan menggunakan histogram. Hasil analisis uji normalitas dengan histogram dapat dilihat pada gambar 4.8.

Gambar 4.8 Hasil Visualisasi Histogram Data Tingkat Implementasi Pembelajaran Tematik dengan Pegawai Tetap Yayasan

Gambar 4.8 menunjukkan visualisasi histogram uji normalitas data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan status kepegawaian guru tetap yayasan. Gambar 4.8 menunjukkan bahwa histogram membentuk kurva normal, maka data dikatakan berdistribusi normal. (Lampiran 19 halaman 278)

Uji normalitas untuk kelompok 3, yaitu tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan pegawai negeri dapat dilihat pada tabel 4.9.

Tabel 4.9

Uji Normalitas Tingkat Implementasi Pembelajaran Tematik dengan Pegawai Negeri Tests of Normality Status Kepegawaian=3 (FILTER) Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Implementasi Pembelajaran Tematik Selected .246 5 .200* .890 5 .356 a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Tabel 4.9 menunjukan hasil uji normalitas dengan uji Kolmogorov Smirnov

adalah D(5) = 0,246, ρ > 0,05. Hasil menunjukan bahwa Ho gagal ditolak dan Ha ditolak berarti distribusi sampel tidak berbeda secara signifikan dari distribusi normal (data berdistribusi normal). Uji normalitas lain berupa uji Shapiro Wilk

menunjukan hasil yang lebih akurat menyatakan kenormalan data. Hasil uji normalitas menggunakan uji Shapiro Wilk adalah D(5) = 0.356, ρ > 0,05. Hasil menunjukan bahwa Ho gagal ditolak dan Ha ditolak berarti distribusi sampel tidak berbeda secara signifikan dari distribusi normal (data berdistribusi normal). Kedua uji normalitas menunjukan bahwa data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan status kepegawaian pegawai negeri merupakan data yang normal.

Uji normalitas selanjutnya dilakukan dengan visualisasi P-P Plot dan histogram. Gambar 4.9 dan 4.10 merupakan hasil visualisasi P-P Plot dan histogram data tingkat implementasi pembelajaran tematik dengan status kepegawaian guru pegawai negeri.

Gambar 4.9 Hasil Visualisasi P-P Plot Data Tingkat Implementasi Pembelajaran Tematik dengan Pegawai Negeri

Dokumen terkait