• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

E. Hasil Penelitian

Data hasil Pelaksanaan observasi awal pembelajaran IPS pada tahap pra tindakan menunjukkan beberapa hal dalam proses pembelajaran sebagai berikut:

a) Strategi pembelajaran yang digunakan guru kurang efektif yang ditandai berkurangnya peranan aktif siswa dalam memahami materi pelajaran IPS. b) Sumber belajar yang ada dan digunakan yaitu buku paket sebagai sarana atau media cetak siswa kurang dapat membantu memperjelas informasi siswa.

c) Rendahnya hasil belajar IPS siswa dalam mengikuti pembelajaran IPS yang ditunjukkan pada nilai hasil hasil belajar UTS mata pelajaran IPS siswa kelas IV yang diambil sebagai nilai pra tindakan dan ditunjukkan dalam tabel 4.3 Tabel daftar nilai hasil belajar UTS IPS kelas IV.

Tabel 4.3 Daftar nilai hasil belajar UTS IPS kelas IV

NO NAMA SISWA KKM Pra

Tindakan Tuntas Tidak Tuntas 1 ABF 70 67 − √ 2 CCS 70 62 − √ 3 DDA 70 61 − √ 4 DHP 70 65 − √

5 DPA 70 72 √ − 6 HNS 70 70 √ − 7 IPB 70 60 − √ 8 KDN 70 71 √ − 9 LB 70 70 √ − 10 MPV 70 63 − √ 11 MTM 70 60 − √ 12 MAP 70 72 √ − 13 MPM 70 65 − √ 14 PRS 70 60 − √ 15 RTB 70 60 − √ 16 RGF 70 63 − √ 17 SIM 70 65 − √ 18 STA 70 62 − √ 19 VAP 70 67 − √ 20 ANB 70 70 √ − Jumlah total 1305 Rata-Rata 65.25

Jumlah Siswa Tuntas 6

Persentase Ketuntasan Klasikal 30%

Data tabel daftar nilai hasil belajar UTS IPS kelas IV yang digunakan sebagai nilai pra tindakan menyatakan pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran yang digunakan guru sebelumnya menunjukkan rendahnya hasil belajar IPS siswa dan ketuntasan kelas atau klasikal yang juga rendah yang ditunjukkan dengan perolehan rata-rata hasil belajar mencapai angka 65,25 dengan persentase ketuntasan kelas mencapai angka 30% atau sekitar 6 siswa dengan total siswa berjumlah 20 telah mencapai nilai KKM sekolah yaitu 70. b. Siklus I

a) Lembar Observasi

menunujukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dalam setiap pertemuan selama proses pembelajaran IPS dengan kategori yang dapat dijumpai pada bab III yang ditunjukkan melalui tabel 4.4 Tabel hasil lembar observasi kelas siklus I sebagai berikut:

Tabel 4.4 Hasil Lembar Observasi Kelas Siklus I

NO NAMA

SISWA

Hasil Penilaian Lembar Observasi (%) Kategori Siklus I (Pertemuan) I II 1 ABF 70 70 Baik-Baik 2 CCS 70 70 Baik-Baik 3 DDA 60 60 CB-CB 4 DHP 60 70 CB-Baik 5 DPA 80 80 Baik-Baik 6 HNS 80 80 Baik-Baik 7 IPB 60 70 CB-Baik 8 KDN 80 80 Baik-Baik 9 LB 70 80 Baik-Baik 10 MPV 70 70 Baik-Baik 11 MTM 60 70 CB-Baik 12 MAP 80 80 Baik-Baik 13 MPM 70 70 Baik-Baik 14 PRS 60 70 CB-Baik 15 RTB 50 60 CB-CB 16 RGF 70 70 Baik-Baik 17 SIM 60 70 CB-Baik 18 STA 60 70 CB-Baik 19 VAP 70 70 Baik-Baik 20 ANB 80 80 Baik-Baik Jumlah 1360 1440 -

Rata-Rata LO Kelas 68 72 Baik-Baik

Rata-Rata Kelas/Siklus 70 Baik

menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menunjukkan pertemuan I mencapai angka persentase 68% berkategori baik berada pada interval 61-80%, sedangkan pada pertemuan II mengalami peningkatan dimana mencapai angka persentase 72% berkategori baik dikarenakan berada pada interval 61-80% tercantum dalam bab III. Berikut grafik mengenai penjelasan tabel di atas yaitu grafik 4.1 Grafik rata-rata lembar observasi kelas siklus I

Grafik 4.1 Rata-rata lembar observasi kelas siklus I

b) Lembar Tes

Data hasil lembar tes kelas pada pelaksanaan kegiatan evaluasi selama pelaksanaan proses pembelajaran IPS tahapan siklus I menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menunujukkan peningkatan hasil belajar IPS siswa dalam setiap akhir siklus proses pembelajaran IPS yang ditunjukkan melalui tabel 4.5 Tabel daftar nilai hasil belajar IPS Siswa siklus I sebagai berikut:

Tabel 4.5 Daftar nilai hasil belajar IPS kelas IV Siklus I

NO NAMA SISWA Pra

Tindakan Siklus I Tuntas

Tidak Tuntas 1 ABF 67 75 √ − 2 CCS 62 65 − √ 3 DDA 61 70 √ − 4 DHP 65 70 √ − 5 DPA 72 85 √ − 6 HNS 70 80 √ − 7 IPB 60 65 − √ 8 KDN 71 80 √ − 9 LB 70 75 √ − 10 MPV 63 70 √ − 11 MTM 60 60 − √ 12 MAP 72 85 √ − 13 MPM 65 70 √ − 14 PRS 60 65 − √ 15 RTB 60 60 − √ 16 RGF 63 65 − √ 17 SIM 65 70 √ − 18 STA 62 70 √ − 19 VAP 67 65 − √ 20 ANB 70 80 √ − Jumlah total 1305 1425

Rata-Rata Lembar Tes Kelas 65.25 71.25

Jumlah Siswa Tuntas 6 13

Persentase Ketuntasan Kelas 30% 65%

Data tabel nilai hasil belajar IPS kelas IV siklus I menyatakan pelaksanaan pembelajaran IPS pada tahapan pra tindakan dengan tahap siklus I menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menunjukkan perbandingan dan peningkatan pada hasil belajar IPS siswa dimana pada tahapan pra tindakan rata-rata kelas mencapai angka yaitu 65,25 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal mencapai angka 30% atau sekitar 6

siswa dari total 20 siswa telah mencapai nilai KKM sekolah yaitu 70. Pada tahap siklus I rata-rata kelas mencapai angka yaitu 71,25 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal mencapai angka 65% atau sekitar 13 siswa dari total 20 siswa yang telah mencapai nilai KKM sekolah yaitu 70. Berikut grafik mengenai penjelasan tabel di atas yaitu grafik 4.2 Grafik perbandingan hasil belajar IPS pra tindakan-siklus I

Grafik 4.2 Perbandingan hasil belajar IPS pra tindakan-siklus I

c. Siklus II

a) Lembar Observasi

Data hasil lembar observasi kelas pada pelaksanaan proses pembelajaran IPS tahapan siklus II menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menunujukkan kembali terjadi adanya peningkatan aktivitas siswa dalam setiap pertemuan proses pembelajaran IPS dengan kategori yang dapat dijumpai pada bab III yang ditunjukkan melalui tabel 4.6 Tabel hasil lembar observasi kelas siklus II sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Lembar Observasi Kelas Siklus II

NO NAMA

SISWA

Hasil Penilaian Lembar Observasi (%) Kriteria Siklus II I II 1 ABF 80 90 Baik- SB 2 CCS 80 80 Baik-Baik 3 DDA 70 80 Baik-Baik 4 DHP 70 80 Baik-Baik 5 DPA 80 90 Baik-SB 6 HNS 80 90 Baik-SB 7 IPB 70 80 Baik-Baik 8 KDN 80 90 Baik-SB 9 LB 80 90 Baik-SB 10 MPV 80 80 Baik-Baik 11 MTM 70 70 Baik-Baik 12 MAP 80 90 Baik-SB 13 MPM 80 80 Baik-Baik 14 PRS 70 80 Baik-Baik 15 RTB 70 70 Baik-Baik 16 RGF 80 80 Baik-Baik 17 SIM 70 80 Baik-Baik 18 STA 70 70 Baik-Baik 19 VAP 80 80 Baik-Baik 20 ANB 80 90 Baik-SB Jumlah 1520 1640

Rata-Rata Kelas 76 82 Baik-SB

Rata-Rata Kelas/Siklus 79 Baik

Data tabel lembar observasi kelas menyatakan penilaian pengamatan aktvitas siswa dalam pembelajaran IPS pada tahapan siklus II menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menunjukkan pertemuan I mencapai angka persentase 76% berkategori baik berada pada interval 61-80%, sedangkan pada pertemuan II mengalami peningkatan dimana mencapai angka

persentase 82% berkategori sangat baik dikarenakan berada pada interval 81- 100% tercantum dalam bab III. Berikut grafik mengenai penjelasan tabel di atas yaitu grafik 4.3 Grafik rata-rata lembar observasi kelas siklus II

Grafik 4.3 Rata-rata lembar observasi kelas siklus II

b) Lembar Tes

Data hasil lembar tes kelas pada pelaksanaan kegiatan evaluasi selama pelaksanaan proses pembelajaran tahap siklus II menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menunujukkan kembali terjadi peningkatan hasil belajar IPS siswa dalam setiap akhir siklus proses pembelajaran IPS yang ditunjukkan melalui tabel 4.7 Tabel Perbandingan daftar nilai hasil belajar IPS Siswa siklus II sebagai berikut:`

Tabel 4.7 Daftar Perbandingan nilai hasil belajar IPS kelas IV Siklus II

NO NAMA SISWA Pra

Tindakan Siklus I Siklus II Tuntas Tidak Tuntas 1 ABF 67 75 85 √ − 2 CCS 62 65 80 √ − 3 DDA 61 70 75 √ − 4 DHP 65 70 80 √ − 5 DPA 72 85 95 √ − 6 HNS 70 80 90 √ −

8 KDN 71 80 90 √ − 9 LB 70 75 85 √ − 10 MPV 63 70 75 √ − 11 MTM 60 60 70 √ − 12 MAP 72 85 100 √ − 13 MPM 65 70 85 √ − 14 PRS 60 65 75 √ − 15 RTB 60 60 70 √ − 16 RGF 63 65 85 √ − 17 SIM 65 70 75 √ − 18 STA 62 70 80 √ − 19 VAP 67 65 85 √ − 20 ANB 70 80 95 √ − Jumlah total 1305 1425 1655

Rata-Rata Lembar Tes Kelas 65.25 71.25 82.75

Jumlah Siswa Tuntas 6 13 20

Persentase Ketuntasan Kelas 30% 65% 100%

Data tabel nilai hasil belajar IPS siswa kelas IV siklus II menyatakan pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw menunjukkan kembali perbandingan dan peningkatan pada hasil belajar IPS siswa dimana pada tahapan pra tindakan rata-rata kelas mencapai angka yaitu 65,25 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal mencapai angka 30% atau sekitar 6 siswa dari total 20 siswa telah mencapai nilai KKM sekolah yaitu 70. Pada tahap siklus I rata-rata kelas mencapai angka yaitu 71,25 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal mencapai angka 65% atau sekitar 13 siswa dari total 20 siswa telah mencapai nilai KKM sekolah yaitu 70. Pada tahap siklus II rata-rata kelas mencapai angka yaitu 82,75 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal mencapai angka 100% atau sekitar 20 siswa dari total 20 siswa telah mencapai nilai KKM sekolah yaitu 70.

Berikut grafik mengenai penjelasan tabel di atas yaitu grafik 4.4 Grafik perbandingan hasil belajar IPS pra tindakan-siklus I-siklus II

Grafik 4.4 Perbandingan hasil belajar IPS pra tindakan-siklus I-siklus II

Berdasarkan pada hasil penelitian yang didapatkan dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang dilaksanakan dalam kurun waktu dua siklus dengan tujuan meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta, menyatakan penelitian ini telah berhasil meningkatkan hasil belajar IPS siswa pada setiap siklus pelaksanaan tindakan pembelajaran dan telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan pada pelaksanaan tindakan tahap siklus II. Adapun terkait indikator ada pada bab III.

F. Pembahasan

Hasil observasi pada tahap pra tindakan menunjukkan rendahnya hasil belajar IPS siswa. Pada tahap observasi awal peneliti menemukan suatu penyebab bahwa sebagian besar siswa masih kurang memahami inti dari materi yang diajarkan dalam pembelajaran IPS yang dikarenakan kurangnya peranan aktif

siswa dalam memahami suatu materi pelajaran. Hal tersebut tentu bersumber pada pendekatan atau metode yang digunakan oleh guru dalam menjalankan suatu pembelajaran pada tahap pra tindakan. Di samping itu sumber belajar yang digunakan yaitu buku kurang dapat membantu memperjelas informasi untuk siswa. Berdasarkan data hasil observasi awal, peneliti menemukan rekapitulasi hasil belajar UTS IPS siswa kelas IV yang menunjukkan bahwa hasil belajar IPS rendah dimana persentase mencapai 70% siswa belum memenuhi nilai KKM yaitu 70 dan 30% siswa telah mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu nilai 70 dari total berjumlah 20 siswa

Wina Sanjaya (2006: 207) menjelaskan bahwa sudah lama tertanam dalam budaya belajar peserta didik bahwa belajar pada dasarnya adalah menerima materi pelajaran dari pendidik, dengan demikian bagi mereka pendidik adalah sumber belajar yang utama. Pola budaya belajar tersebut dinilai sulit untuk dirubah menjadi suatu budaya belajar sebagai sebuah proses berpikir dan menemukan diri siswa. Berdasarkan alasan yang telah dikemukakan, penelitian bertujuan memperbaiki permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran IPS terkait mengenai hasil belajar dan mendukung inovasi dalam budaya belajar.

Pemilihan dan penggunaan suatu metode atau pendekatan pembelajaran harus terlebih dahulu mengetahui prinsip-prinsip dalam menentukan strategi pembelajaran. Terkait mengenai pembelajaran IPS untuk anak kelas IV SD, telah dijelaskan pada Bab I terdapat suatu prinsip-prinsip dalam memilih strategi pembelajaran IPS untuk siswa SD. Poin-poin yang terdapat dalam prinsip

pemilihan strategi pembelajaran IPS untuk siswa SD salah satunya adalah pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang atau karakteristik peserta didik.

Siswa kelas IV SD telah masuk pada tahap operasional konkret dengan karakteristik memahami sesuatu benda yang bersifat konkret atau nyata. anak juga lebih suka bergaul dan bermain bersama teman sebaya yang ditunjukkan dimana anak suka membentuk kelompok bermain (peer group) dimana kegiatan interaksi dan diskusi antara anak dan teman sebaya terjadi dalam suatu kelompok bermain dengan tujuan pengembangan aspek non-kognitif yaitu keterampilan dasar. Terkait mengenai kelompok bermain (peer group) termasuk aspek kebutuhan dari siswa. Adapun prinsip-prinsip yang lainnya telah dijelaskan pada bab sebelumnya

Terkait mengenai prinsip-prinsip dalam pemilihan strategi pembelajaran IPS di sekolah dasar, strategi pembelajaran yang sesuai dan digunakan dalam pembelajaran IPS di SD berdasarkan prinsip-prinsip pemilihan adalah strategi pembelajaran kooperatif. Strategi pembelajaran kooperatif merupakan strategi yang didasarkan pada teori belajar Vygotsky yang dikenal denganZone Proximal Development (ZPD). Vygotsky (Budiningsih, 2005:101) menyatakan Zona Perkembangan Proksimal (ZPD) diartikan sebagai kemampuan individu yang belum atau termasuk proses pematangan. Kemampuan tersebut akan menjadi matang melalui proses bimbingan dengan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih kompeten. Berdasarkan pada penjelasan, strategi pembelajaran kooperatif memiliki suatu karakteristik sistem pengelompokan tim dengan mengedepankan anggota teman sebaya yang heterogen.

Pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran kooperatif dapat saling bersinkronisasi mengingat hakekat pembelajaran IPS di sekolah dasar yang dijelaskan oleh Susanto (2013: 138) yaitu memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang berguna bagi siswa dalam kehidupan sehari-hari yang dapat diwujudkan dengan strategi pembelajaran kooperatif yang mempunyai dasar atau fundamental yaitu kegiatan diskusi kelompok dan bimbingan teman sebaya serta peranan aktif siswa (student active).

Strategi pembelajaran kooperatif memiliki banyak variasi salah satunya adalah strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan strategi yang berorientasi pada penguasaan konsep materi dan total pada keaktifan siswa dalam setiap rangkaian langkah- langkah pembelajaran untuk memahami materi sebagai cara pemenuhan pemahaman siswa.

Disamping itu strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mampu memenuhi aspek kebutuhan dari siswa melalui cara karakteristik kooperatif tipe Jigsaw yaitu pembentukan dua kelompok yaitu home dan expert dimana terjadi kegiatan pembelajaran berkelompok bersama dengan teman sebaya. Mengaitkan pada teori Vygotsky mengenai ZPD bahwa dalam mengikuti pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw siswa akan bertemu dengan teman sebaya yang berbeda dalam dua kelompok yang berarti siswa akan bertemu dua kelompok teman sebaya dengan perkembangan ZPD yang berbeda- beda. Berdasarkan keadaan tersebut, muncul proses disebut peer mediated learning.

Peer mediated learning adalah sebuah praktik berbasis kelas dimana individu bekerja berpasangan melengkapi suatu kegiatan dengan tujuan menyelesaikan permasalahan teman sebaya oleh teman sebaya. Proses tersebut terjadi pada kegiatan kelompok expert dan home dimana siswa berdiskusi dan bekerja dalam kelompok expert dan dimana siswa menjelaskan informasi pada kelompok home sebagai tugas menjadi seorang expert. Inilah keunggulan dari strategi kooperatif tipe Jigsaw.

Berdasarkan pada pengertian yang dikemukakan dan penelitian yang telah dilakukan dalam pembelajaran IPS dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan mengikuti langkah-langkah strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan kurun waktu yang ditentukan menghasilkan suatu hasil yang positif dan terus meningkat hingga mencapai indikator keberhasilan penelitian sebagai berikut:

Hasil penelitian tahap siklus I menunjukkan pada pertemuan pertama siswa terlihat masih terlihat kaku dalam melakukan proses pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Guru sebagai fasilitator berusaha mengatasi dengan memberikan informasi langkah-langkah strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada siswa di setiap pertemuan. Pada pertemuan kedua siswa sudah mulai dapat menyesuaikan proses pembelajaran. Secara umum, keterlaksanaan pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw pada tahap siklus I sudah sesuai RPP, namun tidak terlepas adanya kekurangan dari pihak guru maupun respon siswa.

Hasil penelitian pada aktivitas siswa yang didapatkan melalui lembar observasi menunjukkan peningkatan dalam tiap pertemuan. Pada tahapan siklus I menunjukkan pertemuan I persentase rata-rata lembar observasi kelas mencapai angka 68% dan berkategori baik. Pada pertemuan II persentase rata-rata lembar observasi meningkat mencapai angka 72% berkategori baik.

Terkait hasil belajar IPS kelas telah mengalami peningkatan pada setiap tahapan siklus. Pada tahap pra tindakan menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar IPS kelas mencapai angka 65,25 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal 30% atau sekitar 6 siswa dari total 20 siswa telah memperoleh nilai KKM sekolah yaitu 70. Pada tahap siklus I menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar kelas mencapai angka 71,25 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal 65% atau sekitar 13 siswa dari total 20 siswa telah memperoleh nilai KKM yaitu 70. Berdasarkan hal tersebut, pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw masih belum mencapai indikator keberhasilan dan tindakan kelas dilanjutkan pada tahapan siklus II.

Pada siklus II pembelajaran IPS kembali dilakukan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran IPS. Tidak ada perubahan dalam pembagian kelompokhome danexpertdimana siswa tetap pada kelompoknya masing-masing seperti pembagian kelompok pada siklus I. Berbagai upaya terus dilakukan untuk memperbaiki kekurangan dalam tindakan siklus sebelumnya dan mencapai indikator keberhasilan diantaranya guru memantau jalannya proses diskusi kelompok ahli maupun expert dan kegiatan laporan tim serta menjadi narasumber jika dibutuhkan dalam kegiatan diskusi maupun laporan

tim sebagai bentuk perbaikan kekurangan guru pada tahap siklus I. Pada tahapan siklus II siswa sudah memahami langkah-langkah strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw dan memahami peranan dan fungsi siswa dalam kelompok baik kelompok home maupun expert dan siswa melakukan tindakan sesuai peranan dan fungsinya dengan baik.

Pelaksanaan tindakan pembelajaran IPS pada tahapan siklus II menghasilkan peningkatan setiap pertemuan pada aktivitas siswa yang didapatkan melalui lembar observasi menunjukkan pada pertemuan I persentase rata-rata lembar observasi kelas mencapai angka 76% dan berkategori baik. Pada pertemuan II persentase rata-rata lembar observasi kelas meningkat yang mencapai angka 82% berkategori sangat baik.

Terkait Hasil belajar IPS kelas kembali telah mengalami peningkatan pada setiap tahapan siklus. Pada tahap pra tindakan menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar IPS kelas mencapai angka 65,25 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal 30% atau sekitar 6 siswa dari total 20 siswa telah memperoleh nilai KKM sekolah yaitu 70. Pada tahap siklus I menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar kelas mencapai angka 71,25 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal 65% atau sekitar 13 siswa dari total 20 siswa telah memperoleh nilai KKM yaitu 70. Pada tahap siklus II menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar IPS kelas mencapai angka 82,75 dengan persentase ketuntasan kelas atau klasikal 100% atau sekitar 20 siswa dari total 20 siswa telah memperoleh nilai KKM sekolah yaitu 70. Berdasarkan pada penjelasan tersebut, pelaksanaan tindakan pembelajaran IPS

menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw telah mencapai indikator keberhasilan pada tahapan siklus II.

Peningkatan hasil belajar IPS siswa melalui proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw tidak lepas dari keberhasilan usaha guru dalam menerapkan strategi dalam pembelajaran IPS disamping pula keberhasilan guru dalam memperbaiki kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran pada tahap siklus I di tahapan siklus II. Dikarenakan indikator keberhasilan dalam penelitian ini telah tercapai, maka penelitian tindakan kelas dihentikan pada tahap siklus II. Hal ini menyatakan bahwa hipotesis tindakan telah terjawab yaitu menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta.

Penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I, DIY dikatakan berhasil, namun hal-hal perlu diperhatikan agar penggunaan strategi ini dapat mencapai tujuan yang diharapkan yaitu:

a. Pemberian batasan waktu jelas untuk setiap kegiatan strategi pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang siswa lakukan selama proses pembelajaran. b. Pendidik harus berperan dengan memperhatikan jalannya proses diskusi

dengan memantau jalannya proses diskusi dan menjadi narasumber guna membantu siswa yang mengalami kesulitan.

Secara umum penelitian ini mempunyai manfaat lain yaitu sebagai berikut: (1) memberikan pengertian pada siswa untuk belajar dan berpartispasi dalam

masyarakat (2) menghilangkan rasa takut siswa dan belajar untuk mengungkapkan pendapat atau berbicara disamping mampu membaca dan menulis, (3) menumbuhkan kemampuan bekerjasama dan berkomunikasi, secara tidak langsung dapat terbentuk hubungan dan belajar bersama teman sebaya untuk pengembangan diri siswa.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan terhadap penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan I Yogyakarta, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Meningkatnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada setiap pertemuan dan tahapan siklus: Siklus I pertemuan I (Rerata = 68%), Siklus I pertemuan II (Rerata = 72%) dan Siklus II pertemuan I (Rerata = 76%), Siklus II pertemuan II (Rerata = 82%). Rata-rata per siklus: Siklus I (70%) dan Siklus II (79%) berkategori Baik dan Meningkat setiap pertemuan dalam setiap siklus tindakan pembelajaran IPS.

2. Meningkatnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS yang ditandai dengan:

a) Meningkatnya rerata hasil belajar IPS siswa dalam tes evaluasi siklus: Pra Siklus (Rerata = 65,25) naik pada Siklus I (Rerata = 71,25) naik dan mencapai indikator yang ditetapkan di Siklus II (Rerata = 82,25) b) Meningkatnya jumlah siswa yang tuntas dalam tindakan pembelajaran

IPS yang mencapai KKM ≥70 dari tahapan Pra Siklus (30%) naik pada Siklus I (65%) dan indikator tercapai pada tahap Siklus II (100%)

B. Saran

Berdasarkan pada kesimpulan ini, Peneliti menyampaikan hal-hal sebagai

Dokumen terkait