• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1 Agustus sampai 13 September 2018. Pengambilan data dengan menggunakan google form

dimulai pada tanggal 1 Agustus 2018 dan berakhir pada tanggal 29 Agustus 2018. Hasilnya terdapat 30 subjek yang mengisi skala. Setelah dilakukan seleksi, didapatkan 20 skala yang dapat dianalisis. Kemudian peneliti melakukan penyebaran dan pengambilan data secara individual pada 6 sekolah dasar yang terdapat di daerah Yogyakarta pada tanggal 20 Agustus sampai 3 September 2018. Dari 89 skala yang disebar, didapatkan 44 skala dapat dianalisis karena 46 skala lainnya tidak dapat digunakan karena tidak terisi lengkap dan tidak sesuai dengan karakteristik subjek penelitian. Pada tanggal 26 Agustus sampai 14 September 2018 peneliti menyebar dan mengambil data secara individual pada 7 sekolah di Kabupaten Klaten. Dari 94 skala yang disebar, didapatkan 50 skala yang dapat dianalisis, 44 skala lainnya tidak terisi lengkap dan tidak sesuai karakteristik subjek penelitian yang dibutuhkan.

2. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah guru-guru sekolah dasar yang memiliki usia maksimal 40 tahun. Berikut adalah data demografis subjek penelitian:

Tabel 7

Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 39 34,21%

Perempuan 75 65,79%

Jumlah 114 100%

Tabel 8

Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Masa Kerja

Masa Kerja Jumlah Persentase

1-5 tahun 71 62,28%

6-10 tahun 27 23,68%

Diatas 10 tahun 16 13,74%

Jumlah 114 100%

Tabel 9

Deskripsi Data Subjek Berdasarkan Status Kerja Sebagai guru

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Swasta 80 70,18%

Negeri 34 29,82%

Jumlah 114 100%

3. Deskripsi Data Penelitian

Peneliti menjabarkan diskripsi data penelitian dan melakukan analisis deskriptif untuk melihat gambaran data empirik dan teoritik berupa nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata (mean), dan strandar deviasi dari variabel burnout dan variabel problem focused coping.

Tabel 10

Deskripsi Data Penelitian

Burnout Problem Focused Coping

Empirik Teoretik Empirik Teoretik

Mean 74,71 100 86,94 70

X maksimum 121 160 107 112

X minimum 42 40 72 28

Standart Deviasi 14,069 8,216

Koef. Uji Beda (t) 56.698 112.975

Sign. 0,000 0,000

Berdasarkan hasil deskripsi data penelitian dapat dilihat skor variabel burnout dan variabel problem focused coping. Uji one sample

t-test pada variabel burnout menunjukkan bahwa mean empirik variabel

burnout memiliki perbedaan signifikan dengan mean teoritik (t

hitung=56,988; p=0,000). Burnout memiliki skor mean teoritik sebesar 100, dengan standar deviasi sebesar 14,069, skor minimum sebesar 40 dan skor maksimum sebesar 160. Sedangkan skor mean empirik pada variabel

burnout sebesar 74,71 dengan skor minimum 42 dan skor maksimum 121.

Jika suatu variabel memiliki mean teoritik lebih besar dibandingkan mean

empirik (mean teoritik > mean empirik), maka variabel tersebut memiliki skor yang rendah. Skor mean burnout menunjukkan bahwa mean teoritik lebih besar dibandingkan mean empirik (100 >74,71). Hasil tersebut menunjukkan bahwa burnout memiliki skor yang rendah.

Berdasarkan uji one sample t-test pada variabel problem focused

coping, hasilnya menunjukkan bahwa mean empirik variabel problem

focused coping memiliki perbedaan signifikan dengan mean teoritik (t

hitung=112.975; p=0,000). Problem focused coping memiliki mean skor teoritik sebesar 70, dengan standar deviasi sebesar 8,216, skor minimum

sebesar 28, dan skor maksimum sebesar 112. Sedangkan mean empirik variabel problem focused coping sebesar 86,90, dengan skor minimum 72, dan skor maksimum 107. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa variabel problem focused coping memiliki skor yang kuat. Hal ini dikarenakan nilai mean teoritik lebih kecil dibandingkan mean empirik (70 < 86,94).

4. Hasil Uji Asumsi 4.1. Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test dengan program SPSS for Windows versi 21. Peneliti menggunakan uji One

Sample Kolmogorov-Smirnov Test karena jumlah subjek penelitian

sebesar 114. Teknik Kolmogorov-Smirnov lebih akurat digunakan sebagai uji normalitas dengan subjek lebih dari 50 orang. Sampel yang digunakan dalam populasi berdistribusi normal apabila memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (Noor, 2011). Berdasarkan hasil uji normalitas, didapatkan hasil sebagai berikut. Tabel 11

Hasil Uji Normalitas

Variabel Asymp. Sign (2-tailed) Keterangan

Burnout 0,127 Berdistribusi Normal

Problem Focused

Coping 0,001 Berdistribusi Tidak

Normal

Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan One Sample

nilai signifikansi sebesar 0,127 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa data pada variabel burnout memiliki distribusi yang normal. Sedangkan variabel problem focused coping memiliki nilai signifikansi sebesar 0,001 (p<0,05) maka data pada variabel problem

focused coping memiliki distribusi yang tidak normal.

4.2.Uji Linearitas

Uji linearitas pada penelitian ini menggunakan program SPSS for Windows versi 21. Pada uji linearitas, kedua variabel dikatakan linear apabila memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p<0,05). Tabel 12 merupakan hasil uji linearitas.

Tabel 12

Hasil Uji Linearitas

Variabel Sig. Keterangan

Burnout – Problem Focused Coping

0,000 Linear

Berdasarkan hasil uji linearitas, didapatkan nilai signifikansi pada kedua variabel sebesar 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel burnout dan problem focused coping memiliki hubungan yang linear secara signifikan.

5. Hasil Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil uji asumsi yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa data yang digunakan pada variabel burnout berdistribusi normal. Sedangkan data yang digunakan pada variabel problem focused coping

berdistribusi tidak normal. Akan tetapi kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang linear. Maka uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Spearman Rho Correlation untuk melihat hubungan antara Burnout dan Problem Focused Coping. Berikut adalah batas-batas nilai koefisien korelasi (Siregar, 2013).

Tabel 13

Kriteria Koefisien Korelasi

Koefisien Korelasi Kategori

0,00 – 0,199 Sangat Lemah

0,20 – 0,399 Lemah

0,40 – 0,599 Cukup

0,60 – 0,799 Kuat

0,8 – 1 Sangat Kuat

Berikut adalah tabel hasil uji korelasi antara burnout dengan

problem focused coping:

Tabel 14

Korelasi Burnout dengan Problem Focused Coping

Variabel Independen

Variabel Dependen

Koefisien

Korelasi (r) Sign. Keterangan Problem Focused

Coping

Burnout -0,744 0,000 Ada Hubungan

Signifikan Dari hasil uji korelasi di atas, dapat dianalisis bahwa koefisien korelasi (r) sebesar -0,744 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p<0,001) dengan menggunakan one-tailed test. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan dengan kategori yang kuat antara Burnout dan Problem Focused Coping. Artinya semakin tinggi Burnout seseorang maka semakin rendah

rendah Burnout seseorang maka semakin tinggi Problem Focused

Coping seseorang. Oleh karena itu, hipotesis penelitian diterima.

Peneliti juga melakukan penghitungan koefisien determinasi untuk melihat sumbangan efektif variabel problem focused coping

terhadap variabel burnout. Besarnya sumbangan efektif tersebut dilihat dari nilai R square karena penelitian ini menggunakan dua variabel (Totalia & Hindrayani, 2013). Hasilnya menunjukkan bahwa koefisien determinasinya sebesar 0,568. Artinya, problem focused coping

memiliki sumbangan terhadap burnout sebesar 56,8%. Berikut adalah tabel hasil penghitungan korelasi determinasi:

Tabel 15

Korelasi Determinasi

Variabel Independen Variabel Dependen Koefisien Determinasi (R square)

Problem Focused Coping Burnout 0,568

6. Analisis Tambahan

Analisis tambahan pada penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara problem focused coping dan burnout berdasarkan kategorisasi masa kerja. Analisis tambahan dilakukan dengan menggunakan uji korelasi Spearman Rho karena variabel problem focused coping memiliki distribusi yang tidak normal. Hasil uji korelasi tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif dan signifikan antara

problem focused coping dan burnout pada guru sekolah dasar pada setiap

Tabel 16

Hasil Uji Korelasi antara Problem Focused Coping dan Burnout berdasarkan kategori masa kerja

Kategori Lama Bekerja Koef. Korelasi Sign Interpretasi

1-5 Tahun -0,723 0,000 Ada Hubungan Signifikan

6-10 Tahun -0,690 0,000 Ada Hubungan Signifikan

Diatas 10 Tahun -0,798 0,000 Ada Hubungan Signifikan

Dokumen terkait