BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Penelitian
Uji asumsi diperlukan untuk memperoleh kesimpulan yang tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Uji asumsi meliputi dua hal, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran skor pada kedua kelompok sampel mengikuti distribusi normal (Trinton, 2006). Metode yang digunakan dalam uji normalitas adalah One Sample Kolmogorov-Smirnov Test, yaitu dengan melihat nilai probabilitasnya. Apabila nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (p>0,05), maka sebaran skor dinyatakan normal. Sebaliknya, apabila
36
nilai probabilitas kurang dari 0,05 (p<0,05), maka sebaran skor dinyatakan tidak normal.
Nilai probabilitas pada penelitian ini adalah 0,718 sehingga p>0,05 atau 0,718 > 0,05, dengan demikian sebaran skor untuk skala sikap terhadap pornografi dinyatakan normal. Dibawah ini disertakan tabel ringkasan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test :
Tabel 5
Ringkasan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test N Mean Std. Deviasi Asymp. Sig. (2-tailed)
90 91,76 16,079 0,718
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel memiliki varian yang sama atau tidak (Trinton, 2006). Caranya adalah dengan melihat nilai probabilitas melalui Levene Test. Apabila nilai probabilitasnya >0,05 (p>0,05), maka kedua kelompok sampel mempunyai varian yang sama, dan jika nilai probabilitasnya <0,05 (p<0,05), maka kedua kelompok mempunyai varian yang tidak sama. Berdasarkan perhitungan uji homogenitas, penelitian ini menghasilkan angka probabilitas sebesar 0,671 atau 0,671 > 0,05 yang berarti bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari populasi yang memiliki varians yang sama. Hasil uji homogenitas dapat dilihat dalam tabel berikut :
37
Tabel 6
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Levene
Statistic df1 df2 Sig.
,181 1 88 ,671
2. Deskripsi Data Penelitian
a. Kategorisasi Sikap terhadap Pornografi
Penentuan kategori sikap remaja laki-laki dan perempuan dilakukan dengan kategori jenjang berdasarkan standar deviasi dan mean teoritik. Penggunaan kategori jenjang bertujuan menempatkan subjek kedalam kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2003).
Skala sikap berjumlah 45 aitem dengan skor 1, 2, 3, dan 4, sehingga diperoleh skor maksimum sebesar 4 x 45 = 180 dan skor minimum 1 x 45 = 45. Berdasarkan skor maksimum dan minimum, maka dapat dihitung range hipotetiknya, yaitu 180 – 45 = 135 dan satuan deviasi standar (σ) 135/6 = 22,5 atau 22 bila dibulatkan kebawah. Mean Teorik ( ) diperoleh dari skor tengah dari kategori respon dikalikan jumlah aitem sehingga menghasilkan 2,5 x 45 = 112,5 atau 112 bila dibulatkan kebawah. Pada penelitian ini dibuat menjadi 5 kategori, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Adapun norma yang digunakan untuk membuat kategori ini adalah sebagai berikut :
38 Tabel 7.1
Norma Kategori Sikap Terhadap Pornografi
Kategori Keterangan x≤
(
µ−1,5σ)
Sangat Rendah(
µ−1,5σ)
<x≤(
µ−0,5σ)
Rendah(
µ−0,5σ)
< x≤(
µ+0,5σ)
Sedang(
µ+0,5σ)
< x≤(
µ+1,5σ)
Tinggi(
µ+1,5σ)
< x Sangat Tinggi Keterangan : µ = Mean teoritisσ
= Standar devisiasiSehingga diperoleh kategorisasi sebagai berikut : Tabel 7.2
Kategori Sikap Terhadap Pornografi
Kategori Keterangan x≤79 Sangat Rendah 101 79< x≤ Rendah 123 101< x≤ Sedang 145 123< x≤ Tinggi 145 < x Sangat Tinggi
39
Berdasarkan kategorisasi sikap tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Tabel 7.3
Kategori Sikap Terhadap Pornografi antara Remaja Laki-laki dan Perempuan
Kategori Laki-laki Perempuan Total
Sangat Rendah 5 14 19 Rendah 17 26 43 Sedang 21 5 26 Tinggi 2 0 2 Sangat Tinggi 0 0 0 Total 45 45 90
Sikap terhadap pornografi ada dua, yaitu sikap yang memihak (favorable) dan sikap menentang (unfavorable). Sikap yang memihak (favorable) diperoleh dari skor sikap terhadap pornografi yang tinggi. Sikap menentang (unfavorable) diperoleh dari skor sikap pornografi yang rendah.
Sebanyak 19 subjek memiliki skor sangat rendah, maka mereka masuk dalam kategori sikap menentang keras adanya pornografi (unfavorable). Sebanyak 43 subjek memiliki skor rendah, maka mereka masuk dalam kategori sikap menentang adanya pornografi (unfavorable). Sebanyak 26 subjek memiliki skor sedang, maka mereka masuk dalam kategori sikap tidak menolak (favorable) tetapi juga tidak menerima adanya pornografi (unfavorable). Sedangkan yang memiliki skor sikap yang tinggi sebanyak 2 subjek atau mereka menerima pornografi (favorable).
40 b. Kategorisasi Tempat Tinggal Subjek
Peneliti mengkategorisasikan tempat tinggal subjek menjadi 4, yaitu kos, kontrak, asrama, dan tinggal bersama orang tua. Berdasarkan data yang diperoleh, maka sebanyak 59 subjek menyewa kamar kos, 4 subjek mengkontrak rumah bersama teman, 1 subjek tinggal di asrama, dan 26 subjek tinggal bersama orang tua. Kategorisasi berdasarkan tempat tinggal subjek dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 8
Kategorisasi Berdasarkan Tempat Tinggal Subjek Jenis
Kelamin Kos Kontrak Asrama
Orang
tua Total
Laki-laki 29 4 0 12 45
Perempuan 30 0 1 14 45
Total 59 4 1 26 90
c. Ringkasan Skor Data Penelitian
Ringkasan skor data penelitian ini berisi perbandingan skor hipotetik dan skor empiris sikap antara remaja laki-laki dan perempuan terhadap pornografi yang dihitung secara manual. Pengujian secara manual terhadap mean hipotetik dan mean empiris ini dilakukan untuk menguatkan hasil penelitian yang telah didapatkan melalui program SPSS 13.0. Penghitungan secara manual terhadap mean hipotetik dan mean empiris dapat dilihat sebagai berikut :
41
Tabel 9.1
Ringkasan Deskripsi Data Penelitian Remaja Laki-laki dan Perempuan
Variabel Xmaks. Xmin. Mean SD
H E H E H E H E
Sikap_
Pornografi 180 129 45 49 112,5 91,76 22 16,079
Tabel 9.2
Ringkasan Deskripsi Data Penelitian Remaja Laki-laki
Variabel Xmaks. Xmin. Mean SD
H E H E H E H E
Sikap_
Pornografi 180 129 45 65 112,5 98,78 22 14,965
Tabel 9.3
Ringkasan Deskripsi Data Penelitian Remaja Perempuan
Variabel Xmaks. Xmin. Mean SD
H E H E H E H E Sikap_ Pornografi 180 110 45 49 112,5 84,73 22 14,077 Keterangan : H = Skor hipotetik E = Skor empiris
Berdasarkan tabel 8.1 dapat dilihat bahwa skor hipotetik tertinggi adalah 180 dan skor empiris tertinggi adalah 129. Pada kolom skor terendah hipotetik adalah 45 dan skor terendah empiris adalah 49. Selanjutnya mean hipotetiknya 112,5 dan mean empirisnya 91,76 dengan standar devisiasi sebesar 16,079. Dari deskripsi data tersebut
42
diperoleh bahwa mean hipotetik lebih besar daripada mean empiris (112,5 > 91,76), sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap remaja laki-laki dan perempuan terhadap pornografi termasuk kategori rendah. Berdasarkan tabel 8.2 dapat dilihat bahwa skor hipotetik tertinggi adalah 180 dan skor empiris tertinggi adalah 129. Selanjutnya skor hipotetik terendah pada remaja laki-laki adalah 45 dan skor empirik terendah adalah 65. Sedangkan pada mean hipotetiknya 112,5 dan mean empirisnya adalah 98,78 dengan standar devisiasi 14,965. Dari deskripsi data tersebut diperoleh bahwa mean hipotetik lebih besar daripada mean empiris (112,5 > 98,78), sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap remaja laki-laki terhadap pornografi termasuk pada kategori rendah.
Berdasarkan tabel 8.3 dapat dilihat bahwa skor hipotetik tertinggi adalah 180 dan skor empiris tertinggi adalah 110. Pada kolom skor terendah hipotetik adalah 45 dan skor terendah empiris adalah 49. Selanjutnya mean hipotetiknya 112,5 dan mean empirisnya 84,73 dengan standar devisiasi sebesar 14,077. Dari deskripsi data tersebut diperoleh bahwa mean hipotetik lebih besar daripada mean empiris (112,5 > 84,73), sehingga dapat disimpulkan bahwa sikap remaja perempuan terhadap pornografi termasuk kategori rendah.
43 3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan setelah peneliti melakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Uji hipotesis ini menggunakan independent sample t-test dengan bantuan program SPSS 13.0. Hipotesis penelitian ini adalah adanya perbedaan sikap antara remaja laki-laki dan perempuan terhadap pornografi. Hasil uji hipotesis penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 10
Hasil Uji-t Subjek Laki-laki dan Perempuan
Subyek N Mean SD Std. error df t tabel p sig. 5% Laki-laki 45 98,78 14,965 2,231 88 4,586 1,658 0,000 Perempuan 45 84,73 14,077 2,098
Jumlah keseluruhan subjek penelitian ini adalah 90 remaja yang terdiri dari 45 remaja laki-laki dan 45 remaja perempuan. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui rerata (mean) yang diperoleh dari kelompok subjek remaja laki-laki adalah 98,78 dan rerata (mean) kelompok subjek remaja perempuan adalah 84,73. Mean adalah jumlah skor total dibagi dengan jumlah subjek (Hadi, 1997). Nilai Standar deviasi dari kelompok remaja laki-laki adalah 14,965 dan standar deviasi kelompok remaja perempuan adalah 14,077. Standar deviasi adalah pengukuran statistik yang digunakan untuk melihat variabilitas (penyebaran nilai-nilai) dalam suatu distribusi skor (Hadi, 1997).
Dalam tabel juga tampak besarnya nilai standar eror dari kelompok remaja laki-laki adalah 2,231 dan nilai standar eror remaja perempuan
44
adalah 2,098. Standar eror adalah deviasi standar eror yang menunjukkan variasi eror pengukuran pada sekelompok subjek (Azwar, 1997). Nilai standar eror dari dua kelompok subjek ini akan mempengaruhi perhitungan standar eror perbedaan mean antara dua kelompok subjek yang akan menentukan harga uji-t. Harga uji-t adalah harga yang digunakan sebagai patokan dalam menilai suatu hipotesis.
Hipotesis penelitian ini adalah :
Ho : Tidak ada perbedaan sikap antara remaja laki-laki dan perempuan terhadap pornografi
Ha : Ada perbedaan sikap antara remaja laki-laki dan perempuan terhadap pornografi
Dasar pengambilan keputusan :
a.Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
Dari perhitungan uji-t didapatkan nilai thitung sebesar 4,586, dengan ttabel sebesar 1,658. Karena thitung lebih besar daripada ttabel (4,586 > 1,658), maka hipotesis nol diditolak dan hipotesis alternatif diterima. b.Jika p > 0,05 maka Ho diterima
Jika p < 0,05 maka Ho ditolak
Dari perhitungan uji-t didapatkan thitung sebesar 4,586, dengan p (sig.(2-tailed)) sebesar 0,000 atau 0,000 <0,05, maka Ho ditolak.
45
Berdasarkan perhitungan tersebut diatas dapat disimpulkan ada perbedaan sikap antara remaja laki-laki dan perempuan terhadap pornografi secara signifikan