• Tidak ada hasil yang ditemukan

Memaparkan deskripsi awal, deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II, deskripsi pelaksanaan siklus III (perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi).

BAB IV ANALISIS

Menguraikan deskripsi per siklus ( data hasil pengamatan / evaluasi / tes membaca dan menulis ), refleksi keberhasilan dan kegagalan, serta pembahasan tiap siklus).

BAB IV PENUTUP

Merupakan bagian akhir penulisan yang tercakup didalamnya kesimpulan, saran-saran, dan rencana tindakan lanjutan.

BAB

n

K AJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Upaya Peningkatan, Kemampuan, dan Metode Qiro’ati Untuk menghindari kemungkinan teijadinya salah pengertian terhadap judul, maka disini perlu Peneliti jelaskan sebagai berikut:

1. Upaya adalah usaha (syarat) untuk menyampaikan suatu maksud.10

2. Peningkatan adalah suatu proses dalam sebuah alur yang menuju pada nilai agar menjadi lebih baik.

3. Kemampuan adalah kesanggupan dan kecakapan serta kekuatan seseorang untuk melaksanakan atau mengerjakan sesuatu. Adapun yang Peneliti maksudkan dengan kemampuan membaca Al-Qur’an adalah kecakapan atau ketrampilan membaca Al-Qur’an yang meliputi 3 komponen yaitu : a. Makhroj yang berkaitan dengan pengucapan huruf-huruf Al-Qur’an

secara benar (tartil).

b. Tajwid adalah tentang cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar (tartil).11

c. Kelancaran adalah menyangkut ketepatan dalam membaca, merangkai kata prakata secara benar dan tep at.

10 WJS Poerwardaminta, Op. Cit. him. 1132

11 D itjen B inbaga Islam Dep. Agama Isian RI, Q ur 'an H adits untuk M adrasah Ibtidaiyah K elas IV

(Jakarta, KUC1CA, 1993). him. 17

4. Metode Qiro’ati adalah metode mengajar permulaan baca Al-Qur’an yang

umur 5 atau 6 tahun dan Insya Allah setelah berumur 10 tahun anak akan dapat membaca Al-Qur’an dengan baik.

Metode mengajar konvensional yaitu metode mengajar yang lazim dipakai oleh guru atau sering disebut metode tradisional. Sedangkan mengajar Inkonvensional yaitu suatu tehnik mengajar yang baru berkembang dan belum lazim digunakan secara umum.12

Seperti terdapat dalam Surat Al-Qiyamah (QS. 75 : 17).13

A rtin ya : “Sesungguhnya atas tanggungan Kam i-lah mengumpulkannya (di

Kemampuan dalam membaca Al-Qur’an dalam hal ini adalah pengertian yang paling mendasar yang paling mendasar, yaitu ketrampilan m am baca Al-qur’an dilihat dari kecakapan yang diperagakan siswa-siswi dalam membaca Al-Qur’an dalam hal ini dapat dilihat dari komponen utama yaitu makhroj, tajwid, dan kelancaran membaca dan menulis huruf hijaiyah atau Al-Qur’a n .

Makhroj adalah berkaitan dengan bacaan huruf hijaiyah arab secara benar menurut hukum bacaan.

12 M. Basyirudin Usman, 2002, M etodologi Pembelajaran Agama Islam , (Jakarta: Ciputat Press) ‘3 Rachmat Syave’i, Ilm u U skul F iqih untuk UIN, STAIN, PTAIS (Bandung, CV Pustaka Setia, Maret

dilengkapi bacaan Tajwid, disertai lagu dalam membacanya untuk anak

dadamu) dan (m em buatpandai) m embacanya”.

20

Adapun kelancaran bacaan dapat diukur dan kecepatan santri membaca dan merangkai kata perkata secara benar, ketiga komponen disatukan sebagai alat ukur kesempurnaan membaca Al-Qur’an.

Sedang dua komponen lainnya yaitu lagu dan adab membaca tidak dijadikan evaluasi karena tujuan penelitian mengukur ketrampilan membaca.

Masing-masing komponen pendidikan berisi indikator secara bertingkat menunjukkan cakupan penguasaan ketrampilan dalam mengucapkan makhroj, tajwid dan kelancaran dalam membaca.

Kriteria dalam bidang tajwid tidak mencakup secara keseluruhan namun dibatasi pada bagian pokok yang sangat mendasar, sedang penilaian makhroj agar dirinci supaya dapat diketahui kesalahan baca yang sering dilakukan oleh anak.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan faktor yang mempengaruhi membaca Al-Qur’an pada anak yang meliputi 3 komponen yaitu : makhroj, tajwid, dan kelancaran membaca. Masing-masing komponen berisi indikator secara bertingkat yang menerangkan kemampuan menulis huruf hijaiyah.

T a b e l. 1.

KOMPONEN PENELITIAN TES BACA HURUF HIJAIYAH

KET KOMPONEN

M AKHROJ TAJW ID KELANCARAN

T I N G G I 1 Anak dapat mengucapkan huruf hijaiyah dengan benar 1 Anak dapat mengucapkan dengan benar panjang pendeknya bacaan 1 Anak dapat membaca dengan benar 2 Anak dapat membedakan suara dengan jelas huruf hijaiyah yang mirip

2 Anak dapat mengucapkan dengan benar panjang pendeknya bacaan 2 Anak dapat merangkai huruf dengan benar S E D A N G 1

Anak tidak dapat mengucapkan seluruh sifat huruf hijaiyah dengan benar

1

Anak tidak dapat mengenal dengan lengkap panjang pendeknya bacaan 1 Anak dapat membaca tetapi kurang lancar 2

Anak belum bisa membedakan suara huruf hijaiyah yang hampir sama

2

Anak tidak dapat mengenal dengan lengkap bacaan dengan benar

2

Anak agak sulit merangkai kata secara tepat R E N D A H l

Anak tidak dapat mengucapkan masing-masing huruf dengan benar

1

Anak tidak tahu bacaan yang panjang dan bacaan yang pendek 1 Anak membaca dengan tersendat- sendat 2

Anak tidak dapat membedakan suara yang mirip

2

Anak tidak tahu pengucapan bacaan yang panjang dan bacaan yang pendek 2

Anak sama sekali tidak dapat merangkai huruf

22

B. Pendidikan Al-Qur’an di Negara Indonesia 1. Pengertian Pendidikan Al-Qur’an.

Kata Pendidikan dalam bahasa Arab adalah Tarbiyah dengan kata keija “Robba”. Kata pengajaran dalam bahasa Arabnya adalah “Tarbiyah Islamiyah”.

Kata keija Robba (mendidik) sudah digunakan pada zaman Nabi Muhammad SAW, seperti terlihat dalam ayat Al-Qur’an dan Hadist Nabi. Dalam Al-Qur’an Surat Al - Isra’ (QS. 17 : 24) .14

S5 ('j» JAjt L*-gJ

Artinya : “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah : "Wahai Tuhanku "kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil’’(QS. Al-Isra’ : 24).

Kata lain yang mengandung arti pendidikan itu adalah :

Artinya: “Tuhanku telah mendidikku, maka ia sempurnakan pendidikanku ’’. Pendidikan islam sebagai pengembangan fitrah atas dasar ajaran- ajaran Islam dengan dikembangkannya fitrah tersebut, diharapkan manusia dapat hidup secara sempurna lahir dan batin.

2. Faktor Pendidikan Secara Umum

Faktor-faktor pendidikan secara umum meliputi beberapa hal diantaranya :

a. Faktor Pendidik

Untuk berhasilnya sebuah sistem pendidikan, faktor pendidik memiliki peran yang sangat penting. Bagaimanapun dia adalah seorang penyampai ilmu, pemberi nasehat dan teladan bagi anak didiknya.. Untuk itu dia harus mampu mempertahankan penampilannya sebagai orang terbaik dimata anak didiknya. Abdullah Nashih Ulwan mensyaratkan bagi setiap pendidik untuk memiliki sifat-sifat asasi yaitu ikhlas, bertaqwa, berilmu, bersikap dan berperilaku santun serta memiliki rasa tanggung jawab.

b. Faktor Anak didik

Anak didik adalah obyek pendidikan. Dialah pihak yang harus di ajar, dibina dan dilatih untuk dipersiapkan nenjadi manusia yang kokoh iman dan Islamnya serta berakhlak mulia. Bagaimanapun kondisi seorang anak, ia harus terima sebagai amanah bagi orang tua dan para pendidik. Untuk itu wajib ditanamkan padanya, dasar-dasar keimanan, ajaran-ajaran Islam dan nilai-nilai kemuliaan akhlak, agar ia dapat hidup dengan damai dan tenteram dibawah risalah Rosulullah SAW. Walaupun demikian, untuk berhasilnya merealisasikan tujuan pendidikan secara optimal, faktor anak didik harus menjadi perhatian. Dalam hal ini, anak didik perlu dipersiapkan sedemikian rupa, agar tidak mengalami banyak hambatan dalam menerima ajaran Tauhid dan nilai-nilai kemuliaan lainnya.

24

c. Faktor Materi Pendidikan

Untuk mewujudkan generasi yang kokoh iman dan Islamnya, Abdullah Nashih Ulwan menekankan materi Pendidikan yang bersifat mendasar dan universal. Materi-materi pendidikan tersebut adalah :

1. Pendidikan iman

2. Pendidikan akhlak (moral) 3. Pendidikan fisik

4. Pendidikan intelektual 5. Pendidikan psikis 6. Pendidikan sosial 7. Pendidikan seksual

8. Faktor metode dan tehnik pendidikan

Untuk menghasilkan anak didik yang baik maka diperlukan suatu metode khusus dan tehnik pendidikan diantaranya :

a. Pendidikan dengan keteladanan b. Pendidikan dengan adat kebiasaan c. Pendidikan dengan nasehat d. Pendidikan dengan perhatian

e. Pendidikan dengan pemberian hukuman 9. Faktor Prinsip-prinsip Pendidikan Anak

Islam dengan prinsip-prinsip edukatif yang kekal, telah meletakkan pokok dan metode pengembangan kepribadian anak. Perkembangan ini meliputi aqidah, moral, fisik, mental, spiritual,

dan sosial. Adapun kaidah-kaidah pokok dalam pendidikan anak yang akan membawa kepada tercapainya tujuan yang mulia berpusat pada 2 prinsip yaitu prinsip ikatan dan prinsip peringatan. 3. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Belajar

Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau pengertian. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku dimana perubahan itu dapat mengarah kepada kebaikan. Belajar sebagai salah satu proses aktivitas menuju keberhasilan sangat di pengaruhi oleh beberapa faktor. Adapun yang mempengaruhi belajar antara lain : faktor individual, faktor sosial, faktor lingkungan, faktor kesehatan.13

a. Faktor Individual

Yang termasuk faktor individual menurut Ngalim Purwanto yaitu : 1. Kematangan 2. Kecerdasan 3. Latihan 4. Motivasi 5. Pribadi b. Faktor Sosial

Yang dimaksud faktor sosial yaitu faktor yang timbul akibat pengaruh sosial juga mempengaruhi dalam belajar anak. Adapun yang 15

26

dimaksud dengan motivasi sosial ialah motivasi yang timbul akibat rangsangan dari luar baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Untuk mencapai Prestasi belajar yang baik dan memuaskan harus ada dorongan dari dalam pribadi anak yaitu adanya suatu kesempatan yang dikeluarkan oleh anak tersebut, sehingga akan menimbulkan gairah belajar untuk mencapai prestasi belajar yang lebih baik.

Adapun dorongan dari yang paling utama yaitu dorongan dari orang tua anak. Orang tua harus melibatkan diri pada pendidikan dan belajar anak, karena orang tua yang tidak pernah melibatkan diri dalam pendidikan anak maka tidak akan tahu perkembangan anak dalam belajar atau pendidikan yang telah dicapai oleh anak disekolah, oleh karena itu hendaknya diantara orang tua dan sekolah sejalan dalam mengarahkan anak untuk mencapai prestasi yang di inginkan .

c. Faktor Lingkungan

Lingkungan yang di maksud adalah lingkungan dimana anak- anak bergaul. Apabila anak dalam pergaulan terdiri dari orang yang rajin belajar maka dengan sendirinya anak akan terpengaruh pula, sehingga anak akan giat belajar untuk mengejar prestasi. Sebaliknya bila anak dalam bergaul dengan anak-anak malas belajar, maka dengan sendirinya anak akan malas pula.

d. Faktor Kesehatan

Anak yang sakit-sakitan tentu dalam menerima pelajaran kurang baik, sehingga hasilnya tentu kurang memuaskan. Kesehatan

akan turut mempengaruhi pertumbuhan anak, baik fisik maupun jiwa anak. Oleh karena itu sebaiknya orang tua memperhatikan kesehatan sejak sedini mungkin.

4. Metode Pengajaran Membaca Huruf Hijaiyah

Pengertian metode pembelajaran membaca huruf hijaiyah dalam penulisan ini adalah cara yang dilakukan oleh guru untuk mengajarkan membaca huruf hijaiyah kepada anak didiknya, sehingga tercipta suasana dinamis. Menggunakan istilah pembelajaran karena diharapkan yang lebih aktif adalah siswa yang belajar, sedangkan bila memakai istilah pengajaran seolah-olah yang aktif guru sebagai pengajar dan siswa aktif.

Metode pengajaran adalah suatu cara pelaksana dari pada proses pengajaran atau soal bagaimana teknisnya suatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid sekolah.

Setiap metode pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa dalam proses belajar mengajar agar mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal, sekaligus mampu bertahan lama, sehingga melekat sebagai sikap dan prilaku siswa dalam kehidupan sehari-hari.

C. Metode Qiro’ati

Metode Qiro’ati menekankan langsung pada latihan membaca. Dimulai dari tingkatan yang sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang sempurna. Buku Qiro’ati bisa digunakan untuk segala umur.

28

2. Buku paket untuk siswa tingkat SD terdiri dari 4 jilid.

Cara pembelajaran bisa dengan klasikal maupun dengan sistem privat, sehari 1 jam, untuk usia TK dapat diselesaikan antara 4 - 1 0 bulan, anak tingkat SD antara 3 - 6 bulan, untuk tingkat SLTP antara 1 - 2 bulan dan untuk Mahasiswa antara 1 5 -2 0 pertemuan.

Metode Qiro’ati secara garis besar perlu Peneliti kemukakan hal-hal sebagai berikut:

1. Pertama-tama harus diketahui dahulu, mulai jilid berapa siswa harus mulai belajar, untuk itu siswa harus dites dulu dengan lembar penjajagan.

2. Pengajaran bersifat privat, masing-masing siswa disimak satu persatu secara bergantian dan hasil belajarnya oleh guru.

3. Guru hanya menunjukkan pokok-pokok pelajaran saja dan perlu mengenalkan istilah-istilah dan guru tidak menuntun membaca bila siswa keliru, guru membetulkan huruf yang keliru saja dengan isyarat, bila masih saja lupa baru ditunjukkan dengan bacaan yang sebenarnya.

4. Setiap kelas terdiri dari 20 siswa dengan seorang guru (tanpa guru bantu). 5. Bagi siswa yang lebih cerdas tidak perlu membaca setiap halaman secara

penuh.

6. Guru yang mengajar harus memiliki Shahadah terlebih dahulu dari Team Qiro’ati Semarang.

7. Mengajar jilid I dan II dengan sistem perorangan. 8. Mulai jilid III diperkenalkan pelajaran Tajwid.

9. Mengajar jilid IV sampai terakhir, termasuk membaca Al-Qur’an dengan sistem klasikal.

10. Siswa diperbolehkan melanjutkan kehalaman berikutnya jika mampu membaca lancar tanpa ada salah.

11. Siswa tidak dibenarkan pindah ke jilid berikutnya jika belum dapat membaca lancar tanpa salah baca pada jilid sebelumnya.

12. Ketelitian dan kewaspadaan guru pada setiap siswa saat membaca sangat diperlukan.

Metode Qiro’ati memiliki prinsip dan sifat belajar sebagai berikut: 1. Prinsip dasar metode Qiro’ati terdiri dari empat macam tingkat

pengenalan:

a. Tariqat Assutiyah (penguasaan, pengenalan bunyi).

b. Tariqat Attadrij (pengenalan dari yang mudah ke yang sulit).

c. Tariqat Muqaranah (pengenalan perbedaan bunyi pada huruf yang hampir memiliki makhroj yang sama).

d. Tariqat Latafatil Atfal (pengenalan melalui latihan-latihan). 2. Sifat dan Metode Qiro’a t i :

a. Bacaan langsung tidak dieja, yaitu tidak diperkenalkan huruf-hurufnya. b. Menggunakan sistem CBSA.

Metode Qiro’ati mempunyai beberapa kekuatan :

1. Proses yang digunakan pendek (suatu proses untuk mengenal bunyi/lambang huruf).

30

3. Bagi siswa yang lanacar/pandai lebih cepat menyelesaikan jilid-jilid tertentu.

4. Terdapat alat kontrol prestasi yang baku, sehingga dapat menilai siswa setiap perkembangan/kemajuan dan sangat tertib.

Metode Qiro’ati juga mempunyai beberapa kelemahan antara lain : 1. Alokasi yang diperlukan lebih banyak.

2. Beban guru menjadi lebih besar. 3. Membatasi keinginan siswa.

D. Kewajiban Muslim terhadap Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah firman Allah SWT berupa wahyu yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Didalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan, untuk keperluan seluruh aspek kehidupan.

Keistimewaan yang lain bahwa kemurnian Al-Qur’an tetap teijaga dan hal ini dijamin oleh Allah SWT. Allah SWT yang menciptakan tentu juga mampu menjaganya, hal-hal yang secara tidak langsung agara manusia menjaga kemurnian dari Al-Qur’an, oleh Allah SWT manusia diperintahkan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Membacanya

Salah satu cara untuk ikut memelihara kemurnian Al-Qur’an ialah dengan cara membiasakan diri dengan membaca Al-Qur’an disetiap

kesempatan baik pagi, siang, sore dan malam. Seperti tercantum dalam Surat Al-Hijr (QS. 15 : 9).16

J b|3jTAjT U J u i

A rtinya: ’’Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Q ur’an, dan sesunggunhnya Kami benar-benar memeliharanya” (QS. Al-H ijr : 9).

2. Mendengarkan

Sebagian Ulama mengatakan, bahwa mendengarkan omg membaca Al-Qur’an pahalanya sama dengan orang yang membacanya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-A’raaf (QS. 7 : 204).17

I 1j.~ya') lj ->aJ

£

l i t j

Artinya : ”Dan apabila dibacakan Al-Q ur’an, maka dengarkanlah baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat ”(QS. Al-A ’ra a f: 204).

3. Mentadaburi Al-Qur’an

Mentadaburi Al-Qur’an adalah membaca Al-Qur’an dengan merenungkan dan memahami isi kandungan Al-Qur’an. Sebagaimana firman Allah SWT dalan Surat Muhammad (QS. 47 : 24).18

>>

^ L$JU3l j Ic%5jI (Jj j j Jl zj

16 Al-Hakim, Al-Q ur’an dan Terjemahnya (Semarang : CV. ASY-SYIFA’, 1998). him. 209 17 Ibid, him. 140

32

Artinya : ”Maka apakah mereka tidak memperhatikan A l-Q ur’an ataukah hati mereka terkunci? ”(QS. M uhammad: 24).

4. Menghafal Al-Qur’an

Langkah yang nyata untuk menjaga keaslian Al-Qur’an yang lain

adalah dengan jalan menghafal Al-Qur’an baik menghafal secara keseluruhan atau sebagian dari Al-Qur’an.

A. Deskripsi Awal

Peneliti melakukan Pretes kepada semua siswa kelompok B di TK

Iman Istiqomah Tetep Randuacir Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tentang semangat dan penguasaan membaca huruf hijaiyah pada minggu ke empat pada bulan Mei 2009. Namun sebelum itu peneliti terlebih dahulu telah melakukan pengamatan awal pada hari senin tanggal 1 Juni 2009, sehingga dapat diketahui hasil prestasi pada masing-masing siswa sebelum Pretes dilakukan. Kemudian selama bulan Mei dan Juni 2009, guru diharuskan untuk menulis catatan kemajuan semangat dan penguasaan membaca huruf hijaiyah. Setelah siswa diberikan tugas (perlakuan) khusus membaca huruf hijaiyah, termasuk tugas membaca huruf hijaiyah dikelas dan diluar kelas. Pada awal bulan Juni 2009, semua siswa diberikan Postes. Peneliti melakukan wawancara terhadap 12 siswa. Secara bersamaan pula peneliti menghadirkan para orang tua untuk ikut menyaksikan kemampuan putra-putrinya dalam membaca huruf hijaiyah. Kemudian peneliti mewawancarai orang tua dari masing-masing siswa tentang kebiasaan belajar siswa dalam membaa huruf hijaiyah diluar sekolah, kesenangan anak/siswa, sikap siswa terhadap sekolah. Peneliti dibantu rekan sejawat guru saling memantau dikelas untuk melihat secara dekat metode pembelajaran yang diterapkan. Akhirnya peneliti menganalisir untuk melihat perkembangan kemajuan semangat dan

34

kemampuan membaca huruf hijaiyah : yang menguasai membaca huruf

hijaiyah, yang hanya mampu membaca huruf hijaiyah dan yang belum mampu membaca huruf hijaiyah.

Setelah peneliti cermati, kemudian untuk memutuskan apakah sudah ada kemajuan yang berarti atau belum, maka penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang mengambil Setting di TK Iman Istiqomah Tetep Randuacir Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga. Menurut Zainal Aqib Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang disengaja di munculkan dan teijadi dalam sebuah kelas.19 Penelitian Tindakan Kelas ini ditujukan pada kelompok B, sehingga pelaksanaanya mengikuti alur sebagai berikut:

1. Perencanaan, meliputi penetapan materi pembelajaran huruf hijaiyah dan penetapan alokasi waktu pelaksanaannya Semester II (Mei - Juni 2009). 2. Pelaksanaan /Tindakan, meliputi seluruh proses kegiatan belajar mengajar

penguasaan membaca huruf hijaiyah melalui metode Qiro’ati.

3. Observasi, dilaksanakan bersamaan proses pembelajaran meliputi: Aktivitas guru dan siswa, pengembangan materi dan hasil belajar siswa. 4. Refleksi, kegiatan pembelajaran dianalisa dan sekaligus menyusun rencana

perbaikan pada siklus berikutnya.20

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan secara kolaborasi dengan guru dan kepala sekolah yang membantu dalam pelaksanaan observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung.

19

Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, (Surabaya, Irama, Widya, 2006). him. 13 20 Zainal Aqib, Ibid. him. 107

B. Penjelasan Pelaksanaan Siklus I

1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang

terdiri dari rencana pembelajaran menurut pedoman buku Qiro’ati, dan alat peraga pendukung yang ada dalam paket metode Qiro’ati. Selain itu juga dipersiapkan lembar Observasi Pengelolaan, cara belajar mengajar metode Qiro’ati dengan pengajaran terarah dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk Siklus I dilaksanakan pada tanggal 1 Juni 2009 di TK Iman Istiqomah Tetep Randuacir Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga pada kelompok B sebanyak 12 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu kepada Rencana Pembelajaran yang telah di persiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan belajar mengajar. Sebagai pengamat adalah rekan guru sejawat yang menjadi Administrasi di sekolah.

Awal proses belajar mengajar yang meliputi 3 kategori yaitu : bagi guru, bagi siswa dan target,

a. Peran Guru

1) Guru mengajak siswa untuk berdo’a. 2) Guru mengucapkan salam pembukaan.

36

4) Guru melaksanakan appersepsi dengan memberi contoh dan

mengulangi bunyi huruf hijaiyah sesuai makhrojnya, kemudian siswa disuruh menirukan.

5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang sedang dilaksanakan.

6) meminta tolong guru lain untuk mengamati Penelitian Tindakan Kelas yang sedang dilaksanakan

7) Guru memberikan tugas membaca pada tiap-tiap kelompok dengan benar.

8) Guru memberikan tugas membaca secara individu. 9) Guru memberi nilai.

b. Peran Siswa

1) Siswa membaca do’a. 2) Siswa menjawab salam.

3) Siswa mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran.

4) Siswa mendengarkan dan memperhatikan keterangan dari guru. 5) Siswa mempersiapkan buku Qiro’ati masing-masing.

6) Siswa membaca tugas yang diberikan guru baik dalam kelompok maupun individu.

c. Target

Dalam Penelitian Tindakan Kelas, peneliti mentarget dengan indicator 70%, siswa menunjukkan peningkatan semangat dalam penguasaan

belajar membaca huruf hijaiyah dengan menggunakan metode Qiro’ati.

3. Pengamatan/ pengumpulan data

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:

a. Tanggapan dari guru :

1) Guru kurang optimal dalam memotivasi siswa dan dalam menyampaikan pembelajaran.

2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu.

3) Siswa kurang antusias selama pembelajaran berlangsung.

4) Siswa kurang aktif dan kreatif dalam menjawab pertanyaan karena siswa baru mengenal metode yang diberikan.

b. Tanggapan dari teman/ guru sejawat:

1) Guru belum mampu dalam menghidupkan suasana kelas sehingga siswa kurang tertarik dengan metode yang diberikan.

2) Guru belum mampu menguasai siswa sepenuhnya selama pembelajaran berlangsung, sehinga siswa masih ada yang tidak memperhatikan.

3) Siswa masih bermain sendiri/ berbicara dengan teman sebelahnya ketika guru menerangkan.

4) Suasana pembelajaran dengan metode yang baru membuat siswa nampak tegang.

38

c. Tanggapan dari sisw a:

1) Siswa merasa Senang dengan metode yang baru.

2) Siswa belum bisa paham benar dengan metode yang baru.

Dokumen terkait