• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN

B. Hasil Penelitian

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

MAN 1 Surakarta adalah sebuah sekolah yang terletak di Jl. Sumpah Pemuda No. 25, Kadipiro, Surakarta. Sekolah ini didirikan berdasarkan Keputusan Menteri Agama No. 73 tahun 1987. Program ini didirikan sebagai koreksi atas pendidikan Islam, terutama di bidang ilmu-ilmu agama. MAN 1 Surakarta ini 70% terdiri dari ilmu-ilmu agama dan 30% ilmu pengetahuan umum. Terdapat 27 ruang, 2 kantin, 1 koperasi sekolah yang berada diluar sekolah serta jumlah pelajar yang ada di MAN 1 ini adalah 1087 siswa, diantaranya 399 siswa kelas X, 339 siswa kelas XI dan 281 siswa kelas XII, sedangkan jumlah tenaga pengajar di sekolah ini ada 57 pengajar.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dimana pengambilan data penelitian menggunakan angket pengetahuan remaja tentang seks bebas. Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan selanjutnya adalah pengolahan data dengan berbagai cara seperti editing, coding, tabulating. Pengolahan data juga dilakukan dengan bantuan program SPSS versi 17.

Berdasarkan perhitungan diperoleh data sebagai berikut :

1. Mean : n xi

å

2. SD :

( )

1 2 2 --

å

å

n n xi xi : 40 1032 :

( )

1 40 40 1065024 27008 : 25,8 : 39 6 , 26625 27008 : 9,8051282 : 3,1 Tabel 4.1

Hasil Mean dan Standar Deviasi

Variabel Mean Standar Deviasi

Pengetahuan 25,8 3,1

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean+1 SD x > 25,8 + 1 x 3,1 = x > 28,9

Jadi, Pengetahuan baik jika nilai responden x > 28,9. Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

25,8 – 1 x 3,1 ≤ x ≤ 25,8 + 1 x 3,1 = x ≤ 22,7 – ≤ 28,9

Jadi, Pengetahuan cukup jika nilai responden ≤ 22,7 – ≤ 28,9. Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean–1 SD

( x ) < 25,8 – 1 x 3,1 = x < 22,7

Setelah berbagai tahap penelitian dilakukan dan data terkumpul, selanjutnya penulis melakukan pengolahan data dengan berbagai cara seperti editing, koding, serta tabulating. Hasil data yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja perempuan dan laki-laki tentang seks bebas di kelas X Man 1 Surakarta.

Tabel 4.2.

Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Perempuan Dan Laki-Laki Tentang Seks Bebas Di kelas X MAN 1 Surakarta.

Sumber : Data primer, 2012

Dari tabel diatas menunjukan tingkat pengetahuan siswa MAN 1 Surakarta tentang Seks Bebas pada kategori baik sebanyak 3 siswa (7,5%), kategori cukup sebanyak 30 siswa (75,0%), dan kategori kurang sebanyak 7 siswa (17,5%). Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan remaja perempuan dan laki-laki tentang seks bebas di kelas X MAN 1 Surakarta yaitu pada kategori cukup sebanyak 30 siswa (75,0%).

No Pengetahuan Frekuensi Prosentase

1 Baik 3 7,5%

2 Cukup 30 75,0%

3 Kurang 7 17,5%

C. Pembahasan

Penelitian mengenai tingkat pengetahuan remaja perempuan dan laki-laki tentang seks bebas di kelas X MAN 1 Surakarta ini, dilakukan terhadap 40 responden. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini menunjukan tingkat pengetahuan siswa MAN 1 Surakarta tentang Seks Bebas pada kategori baik sebanyak 3 siswa (7,5%), kategori cukup sebanyak 30 siswa (75,0%), dan kategori kurang sebanyak 7 siswa (17,5%). Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan remaja perempuan dan laki-laki tentang seks bebas di kelas X MAN 1 Surakarta yaitu pada kategori cukup sebanyak 30 siswa (75,0%).

Menurut Bobak (2004), umur mempengaruhi pengetahuan di mana umur 16 tahun merupakan tahap remaja madya di mana belajar menerima informasi tetapi belum mampu menerapkan informasi tersebut secara maksimal dan sering kali mencoba-coba tanpa memperhitungkan konsekuensiya, sedangkan umur 17-18 tahun merupakan remaja akhir di mana mulai memahami dirinya dan lebih mudah menerima informasi sehingga mempengaruhi pengetahuan mereka terutama tentang seks bebas.

Selain berpengaruh pada umur, pengetahuan seseorang berpengaruh juga pada pengalaman yaitu suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal tersebut dilakukan dengan cara pengulangan kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan menggunakan cara tersebut dan bila gagal tidak

akan mengulangi cara itu. Kemudian bisa juga melalui pendidikan, yaitu makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin mudah menerima informasi, sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan (Notoatmodjo, 2010).

Masa remaja adalah peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa dewasa berlangsung antara usia 12-21 tahun bagi wanita dan 13-22 tahun bagi pria. Kehamilan remaja merupakan masalah yang sering terjadi saat ini. Masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa, Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang ( Rumini & Sundari, 2004).

Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini dapat beraneka ragam, mulai dari perasaan tertarik hingga tingkah laku berkencan, bercumbu dan senggama. Objek seksualnya bisa berupa orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri

Berbagai dampak seks bebas baik secara fisik ataupun secara psikis, masyarakat pada umumnya tidak menghendaki remaja mereka melakukan kegiatan seksual sebelum menikah. Oleh sebab itu, mereka sering menabuhkan berbicara masalah seks dengan para remaja. Sedangkan dari segi psikologisnya pembicaraan mengenai seks dalam keluarga itu tabu karena pembicaraan itu dianggap sebagai dorongan naluri seksual yang bertentangan dengan dorongan “moral”, tidak boleh dimunculkan pada orang lain dalam bentuk tingkah laku terbuka

( Sarwono, 2011).

Dampak yang berkaitan dengan perilaku seks bebas ini meliputi Masalah penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS, Kehamilan yang tidak diinginkan, Dampak sosial seperti putus sekolah, Kanker, Infertilitas/kemandulan. Hamil di luar pernikahan akan menimbulkan permasalahan baru, apabila masih kuliah atau sekolah tentu saja orang tua akan sangat kesal. Dan kita pun takut untuk jujur kepada orang tua dan pasangan, akhirnya memutuskan untuk melakukan dosa baru yaitu aborsi. Apabila menikah di usia muda, permasalahan yang belum siap di hadapi akan datang, seperti masalah keuangan, masalah kebiasaan, masalah anak (BKKBN, 2008).

Dari hasil penelitian mayoritas siswi berpengetahuan cukup sebanyak 30 siswa (75,0%), hal ini bisa dikarenakan remaja perempuan dan laki-laki belum sepenuhnya mengerti dan mendapatkan informasi mengenai seks bebas baik di lingkungan keluarga misalnya orang tua

kurang terbuka mengenai pendidikan seks remaja, di lingkungan sekolah misalnya guru kurang memberikan bimbingan konseling dan penyuluhan kesehatan kepada para siswa, dan di lingkungan sekitar misalnya remaja hanya berteman dengan teman sebaya yang memiliki pengetahuan yang sama.

Dalam penelitian ini pengetahuan yang diharapkan bukan berarti hanya tahu melalui pengindraan saja, tetapi melalui tingkat pengetahuan yang diteliti penulis dalam penelitian ini yang lebih spesifik lagi yaitu bagaimana seorang remaja mengetahui mengenai seks bebas serta berbagai dampak yang terjadi baik secara psikologi dan dampak fisik.

D. Keterbatasan

1. Kendala penelitian

Kendala pada penelitian ini adalah untuk memberikan kuesioner pada responden, maka peneliti harus mencari waktu kosong di luar jam belajar dan hanya bisa dilakukan diasrama sekolah.

2. Kelemahan / keterbatasan selama proses penelitian

a. Variabel dalam penelitian ini merupakan variable tunggal, sehingga peneliti terbatas pada tingkat pengetahuan saja.

b. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, sehingga responden hanya bisa menjawab ya atau tidak saja dan jawaban responden belum bisa mengetahui pengetahuan responden secara mendalam.

BAB V

PENUTUP

Sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh penulis yaitu untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja perempuan dan laki-laki tentang seks bebas di kelas X MAN 1 Surakarta, maka peneliti mengambil sampel 40 responden. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. Kesimpulan

1. Tingkat pengetahuan remaja perempuan dan laki-laki tentang seks bebas di kelas X MAN 1 Surakarta pada kategori baik sebanyak 3 siswa (7,5%). 2. Tingkat pengetahuan remaja perempuan dan laki-laki tentang seks bebas di

kelas X MAN 1 Surakarta pada kategori cukup sebanyak 30 siswa (75,0%).

3. Tingkat pengetahuan remaja perempuan dan laki-laki tentang seks bebas di kelas X MAN 1 Surakarta pada kategori kurang sebanyak 7 siswa (17,5%). B. Saran

1. Bagi sekolah

Sekolah bekerja sama dengan petugas kesehatan atau instansi kesehatan mengadakan penyuluhan kesehatan mengenai seksualitas secara lebih mendalam diluar jam pelajaran dengan tujuan agar siswa dapat informasi serta pengetahuan lebih lengkap mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas, sehingga siswa tidak melakukan penyimpangan seksual.

2. Bagi Responden

Peningkatan pengetahuan tentang seksualitas dengan cara membaca buku tentang seksualitas, mencari sumber-sumber dimedia massa seperti internet, koran, majalah, dan berkonsultasi dengan pakar-pakar seksualitas sehingga tidak melakukan hubungan seks bebas.

3. Bagi Petugas kesehatan

Petugas kesehatan bekerjasama dengan instansi kesehatan mengadakan kegiatan penyuluhan disekolah-sekolah secara mendalam tentang seksualitas diluar jam pelajaran dengan tujuan agar siswa dapat informasi mengenai seks bebas.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Hendaknya Karya Tulis Ilmiah ini digunakan sebagai sumber bacaan atau informasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya tentang seks bebas.

5. Bagi Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti lain yang mungkin berminat untuk melakukan dan mengembangkan penelitian ini diharapkan melakukan penelitian dengan lebih banyak sampel dan mengembangkan variabel penelitian, lebih luas pembahasan materinya, menggunakan metode dan tehnik yang berbeda serta memperluas ruang lingkup peneliti.

Dokumen terkait