• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1Hasil Penelitian

Pengambilan data penelitian dilakukan selama 14 hari yaitu dari tanggal 2 sampai dengan 16 Desember 2013 di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan, terdapat Sembilan belas wisma tempat tinggal lansia. Jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah sebanyak 44 orang. Teknik pengumpulan data yang dilakukan terhadap responden dengan kuesioner dalam bentuk wawancara yang terdiri dari data demografi dan 15 item pernyataan untuk mengetahui motivasi lanjut usia dalam melakukan senam lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan.

Berdasarkan analisa data yang peneliti lakukan diperoleh hasil sebagai berikut:

5.1.1 Data Demografi Responden

Data demografi dalam penelitian ini meliputi usia, jenis kelamin, suku, pendidikan terakhir, dan pekerjaan terakhir.

Hasil penelitian didapatkan data yaitu umur responden terbanyak 60- 74 tahun (usia lanjut (elderly)) sebanyak 37 orang (84.1%), jenis kelamin laki-laki 18 orang (40.9%) dan perempuan 26 orang (59.1%), suku terbanyak yaitu suku jawa dan melayu dengan hasil 15 orang (34.1%),

terbanyak dari responden adalah ibu rumah tangga yaitu 20 orang (45.5%). Data demografi secara lengkap dapat dilihat pada tabel 5.1 sebagai berikut: Tabel 5.1. Fresentasi Berdasarkan Data Demografi di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan Tahun 2013

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase 1. Usia a. 60-74 Tahun (Lanjut Usia) b. 75-90 Tahun (Lanjut Usia Tua) 37 7 84.1 15.9 Jumlah 44 100% 2. Jenis Kelamin a. Laki-laki b. Perempuan 18 26 40.9 59.1 Jumlah 44 100% 3. Suku a. Jawa b. Mandailing c. Batak d. Melayu e. Aceh 15 7 5 15 2 34.1 11.4 15.9 34.1 4.5 Jumlah 44 100% 4. Pendidikan terakhir a. Tidak Sekolah b. SD c. SMP d. SMA 5 20 16 3 11.4 45.5 36.4 6.8 Jumlah 44 100% 5. Pekerjaan Terakhir a. IRT b. Wiraswasta c. Petani d. Pegawai Swasta e. PNS 20 13 7 3 1 45.5 29.5 15.9 6.8 2.3 Jumlah 44 100%

Hasil pengolahan data didapatkan total nilai motivasi lansia dalam melakukan senam lansia yaitu sebanyak 412 (

x), sehingga di dapatkan nilai rata-rata (x) = 9.3. Selanjutnya dibuat pengkategorian tinggi dan rendah. Kategori tinggi apabila X ≥ 9.3 dan rendah apabila X < 9.3 maka diperoleh motivasi lansia dalam melakukan senam lanisa di UPT Pelayanan Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan sebanyak 19 (43.2%) lansia berada pada kategori tinggi dan 25 lansia (56.8%) berada pada kategori rendah. Dapat disimpulkan bahwa tingkat motivasi lansia dalam melakukan senam lansia yang distribusinya paling banyak adalah berada pada kategori rendah. Sebagaimana terlihat pada tabel 5.2 dibawah ini:

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Motivasi Lansia Dalam Melakukan Senam Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan Tahun 2013

No Kategori Frekuensi (f) Persentase (%) 1. 2. Tinggi Rendah 19 25 43.2 56.8 Jumlah 44 100%

5.1.3Motivasi Instrinsik Lansia Dalam Melakukan Senam Lansia

Motivasi instrinsik lansia dalam melakukan senam lansia diperoleh hasil yaitu sebanyak 187 (

x), sehingga di dapatkan nilai rata-rata (x) = 4.25. Selanjutnya dibuat pengkategorian tinggi dan rendah. Kategori baik apabila X ≥ 4.25 dan kurang apabila X < 4.25, maka diperoleh Motivasi Intrinsik Lansia Dalam Melakukan senam lansia di UPT Pelayanan Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan distribusi paling banyak

adalah berada pada kategori rendah yaitu sebanyak 29 orang (65.9%). Pengkategoriannya sebagaimana terlihat pada tabel 5.3 dibawah ini :

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Motivasi Intrinsik Lansia Dalam Melakukan Senam Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan Tahun 2013

5.1.4 Motivasi Ekstrinsik Lansia Dalam Melakukan Senam Lansia Pengolahan data yang dilakukan peneliti didapatkan total nilai motivasi ekstrinsik lansia dalam melakukan senam lansia yaitu sebanyak 225 (

x), sehingga di dapatkan nilai rata-rata (x) = 5.11. Selanjutnya dibuat pengkategorian tinggi dan rendah. Kategori tinggi apabila X ≥ 5.11 dan kurang apabila X < 5.11 didapatkan hasil motivasi ekstrinsik lansia dalam melakukan senam lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan distribusi paling banyak adalah berada pada kategori rendah sebanyak 28 orang (63.6%). responden Sebagaimana terlihat pada tabel 5.4 dibawah ini :

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Motivasi Ekstrinsik Lansia Dalam Melakukan Senam Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan

No Kategori Frekuensi (f) Persentase (%) 1. 2. Tinggi Rendah 15 29 34.1 65.9 Jumlah 44 100%

5.2 Pembahasan

Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan motivasi lansia dalam melakukan senam lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan meliputi motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik lansia dalam melakukan senam lansia.

5.2.1 Motivasi Lanjut Usia Dalam Melakukan Senam Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan Tahun 2013

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 44 lansia yaitu motivasi lansia dalam melakukan senam lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan yang distribusinya paling banyak berada pada kategori rendah sebanyak 25 orang (56.8%).

Motivasi adalah dorongan psikologi yang mengarahkan seseorang menuju sebuah tujuan. Motivasi dibedakan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik, keinginan yang berasal dari diri sendiri berhubungan dengan pengetahuan, kepuasaan dan keinginan dan motivasi ekstrinsik yaitu keinginan yang berasal dari lingkungan dan orang sekitarnya seperti tempat tinggal, organisasi, pendidikan, dan pekerjaan (Saefudin, 2009). Dari hasil penelitian Jasmanto (2011) partisipasi lansia mengikuti senam lansia di Unit Rehabilitasi Wening Wardoyo Ungaran sebanyak 50-65%. Keaktifan lansia dalam mengikuti senam bervariasi, ada lansia yang dapat No Kategori Frekuensi (f) Persentase (%)

1. 2. Tinggi Rendah 16 28 36.4 63.6 Jumlah 44 100%

mengikuti gerakan secara maksimal, ada pula yang mengikuti senam dalam posisi duduk di kursi.

Banyak lansia yang mengeluh malas melakukan senam lansia karena faktor umur, lemas, dan sering sakitnya lutut mereka serta dengan alasan senam lansia tidak membuat mereka lebih baik. Dari data demografi didapatkan hasil yang paling banyak melakukan senam lansia berada pada umur 60-74 tahun (usia lanjut), sehingga peneliti beranggapan banyaknya lansia yang tidak mengikuti senam lansia karena faktor umur yang semakin tua dan menyebabkan keterbatasan dan penurunan aktivitas fisik.

Faktor fisik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi seseorang. Dalam penilitian ini didapatkan bahwa dari 44 responden 20 (45.5%) responden berpendidikan SD dan ada 5 (11,4%) responden yang tidak bersekolah. Sedangkan pekerjaan terbanyak adalah ibu rumah tangga sebanyak 20 (45,5%) responden dan wiraswasta sebanyak 13 (29,5%) responden. Dari data diatas peneliti beranggapan bahwa motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik mempunyai keterikatan yang mempengaruhi satu dengan yang lainnya seperti semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin banyak pengetahuan yang dimiliki. Hal ini sejalan dengan (Kusumah, 2007) yang menyatakan bahwa motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik mempunyai hubungan timbal balik yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, motivasi intrinsik bisa timbul dengan adanya penghargaan yang menjadi alasan

begitu juga sebaliknya , motivasi ekstrinsik adalah kelanjutan dari adanya motivasi intrinsik untuk mengawali seseorang melakukan aktivitas.

Peneliti menyimpulkan bahwa lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan mempunyai motivasi yang rendah dalam melakukan senam lansia, peneliti melihat banyaknya lansia malas melakukan olahraga yang disebabkan berbagai alasan seperti rendahnya pengetahuan sehingga lansia beranggapan senam lansia akan membuat keadaan fisik mereka akan lebih memburuk, kurangnya minat dan keinginan yang berdampak pada motivasi intrinsik untuk melakukan senam lansia dengan kesadaran dari dalam diri lansia sendiri. Perhatian dari petugas kesehatan, teman dan lingkungan seperti ajakan dan rasa kepedulian yang tinggi juga mempunyai dampak yang sangat besar untuk mempengaruhi minat dan keinginan lansia yang disebut motivasi ekstrinsik. Semakin besar motivasi lansia yang didapat maka semakin besar keinginan untuk melakukan senam lansia, sebaliknya motivasi yang rendah akan memyebabkan rendahnya keiinginan lanjut usia dalam melakukan aktivitas fisik termasuk senam lansia.

5.2.2 Motivasi Instrinsik Lanjut Usia Dalam Melakukan Senam Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan Tahun 2013

Hasil penelitian didapatkan secara umum bahwa motivasi instrinsik lanjut usia dalam melakukan senam lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan berada dalam kategori rendah dengan jumlah responden 29 lansia (65.9%).

Motivasi, Kepercayaan, dan Action (MBA) adalah tiga faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang. Adanya motivasi dimulai dengan mimpi atau keinginan dan biasanya disertai dengan antusiasme, apabila seseorang bersemangat terhadap tujuannya dan merasakan kepercayaan yang kuat dalam hati, maka sesorang tersebut akan berusaha untuk mencapainya. (Watawarga, 2009). Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan Budiharjo (2005) mengatakan bahwa partisipasi lansia untuk melakukan senam kurang memuaskan, faktor penyebab kurangnya partisipasi adalah kurangnya pengetahuan dan motivasi dalam melakukan senam lansia.

Peneliti melihat bahwa kurangnya keinginan dan antusiasme yang menyebabkan lansia merasa tidak perlu melakukan senam lansia karena kurangnya pengetahuan bahwa senam lansia merupakan aktivitas yang dapat menjaga kebugaran dan meningkatkan kesehatan. Hal ini sejalan dengan penelitian Maulida (2010), Gambaran Pengetahuan Lanjut Usia Dalam Melakukan Olah Raga Dipanti Jompo Rumoh Seujahtera Geunaseh Sayang dalam katagori rendah yaitu 28 orang (64%) peneliti beranggapan bahwa rendahnya pengetahuan lansia disebabkan kurangnya informasi yang didadapat dan tidak adanya keinginan untuk mendapatkan informasi.

Berdasarkan pernyataan penelitian no.6 yaitu ”saya melakukan senam lansia untuk hidup sehat dan bahagia saat ini dan seterusnya” dari 44 responden hanya 15 responden yang menjawab pertanyaan dengan benar. Menurut Vallend dkk, (2009) Motivasi intrinsik dapat dilihat dari

secara 3 garis besar yaitu: motivasi intrinsik untuk tahu, motivasi intrinsik yang berkaitan dengan pencapaian dan motivasi untuk merasakan stimulus. Dari pernyataan penelitian diatas sehingga dapat dilihat bahwa rendahnya keinginan lanjut usia untuk mencapai sesuatu atau yang disebut motivasi untuk merasakan stimulus yang mendorong seseorang untuk terlibat dalam sebuah aktivitas untuk merasakan manfaat dari senam lansia.

Observasi yang didapat peneliti bahwa sebagian lansia mengatakan malas melakukan senam lansia karena susah untuk berjalan, terlalu tua dan lemah untuk melakukan senam lansia dan tidak merasakan manfaat dari senam lansia tersebut. Hal ini sependapat dengan penelitian Rahmat (2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi lansia dalam melakukan aktivitas fisik di panti jompo rumoh seujahtera geunaseh sayang Banda Aceh didapatkan hasil yaitu faktor fisik (41%) yang di sebabkan penurunan kekuatan otot, faktor umur (35%) karena penurunan fungsi kognitif dan koordinasi , dan faktor situasi dan kondisi (23%).

Melihat hasil penelitian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa tingkat motivasi intrinsik berada dalam kategori rendah berkaitan dengan tingkat kepuasan lansia yang beranggapan tanpa melakukan senam lansia mereka dapat hidup dengan sehat. Hal lain yang mengakibatkan rendahnya motivasi intrinsik adalah tidak muncul kemauan dari lansia itu sendiri untuk merasakan stimulasi, manfaat, keinginan, rendahnya pengetahuan dan informasi untuk melibatkan diri agar lansia dapat merasakan pentingnya olahraga untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya.

5.2.3 Motivasi Ekstrinsik Lanjut Usia Dalam Melakukan Senam Lansia di diUPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan Tahun 2013

Hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan secara umum bahwa motivasi ekstrinsik lanjut usia dalam melakukan olahraga dipanti berada dalam kategori rendah dengan jumlah responden 28 lansia (63.6%). Motivasi ekstrinsik juga dapat diartikan sebagai motivasi yang pendorongnya diwujudkan dalam bentuk rangsangan dari luar yang bertujuan menggerakkan individu untuk melakukan suatu aktivitas yang membawa manfaat kepada individu tersebut (Shvoong, 2011).

Alasan lansia tidak melakukan olahrga di panti jompo karena kurangnya perhatian dari para pengasuh untuk membujuk dan mengajak lansia, kurangnya ajakan dari sesama lansia dan kurang pengetahuan tentang manfaat melakukan senam lansia. Responden dengan suku terbanyak adalah jawa dan melayu masing-masing 15 lansia (34,1%). Suku merupakan kumpulan orang-orang yang mempunyai latar belakang yang sama mendiami daerah tertentu yang berbagai macam kesamaan dan mempunyai keterikatan pada seseorang seperti gaya hidup, budaya dan bahasa sehingga tingginya keinginan untuk berada dilingkungan dengan satu suku (Saefudin, 2009) sehingga peneliti beranggapan bahwa apabila semakin banyak seseorang tinggal dengan satu suku yang sama maka adanya semangat dan dorongan untuk melakukan kegiatan termasuk senam lansia secara bersama-sama.

Pertanyaan pada kuesioner no.8 yaitu “saya melakukan senam lansia karena pengasuh panti jompo” hanya 12 dari 44 responden yang menyatakan melakukan senam lansia karena pengasuh sehingga dapat disimpulkan kurangnya ajakan dan perhatian dari pengasuh kepada lansia dalam melakukan senam lansia. Hal ini searah dengan penelitian yang dilakukan oleh Ida Suryani (2011) yaitu tingkat kemandirian lansia terhadap fungsi aktivitas sehari-hari di Panti Werdha Abdi dharma asih binjai didapatkan hasil (31.20%) lansia berada dalam katagori ketergantungan yaitu lansia tidak mau melakukan aktivitas tanpa adanya ajakan baik dari pengasuh panti dan teman.

Menurut Wildan (2009), bahwa motivasi yang ada pada diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perbuatan. Namun dorongan tersebut datang dari luar individu yang bersangkutan, jadi orang itu dirangsang dari luar. Yang termasuk dalam motivasi ekstrinsik berupa kebutuhan informasi, lingkungan, keuangan atau sumber dana, jaminan kerja dan pendidikan. Kebutuhan informasi yaitu berupa nasehat, memberikan arahan secara langsung, saran yang berguna untuk mempermudah individu dalam menjalani hidupnya dan memberikan informasi yang dibutuhkan, informasi tersebut dapat diperoleh individu melalui konsultasi dengan tenaga professional (dokter, perawat dan sebagainya), sumber bacaan, ataupun bertanya kepada sumber lain yang mendukung guna meningkatkan harapan dan keyakinan dalam usaha untuk mencapai kesembuhan.

Motivasi berdasarkan faktor lingkungan ini tergantung dimana tempat seseorang berada dengan berbagai kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang, dirangsang, diawali, dan kemudian diarahkan. Perilaku atau aktivitas yang ada pada setiap individu tidak timbul dengan sendirinya tetapi sebagai akibat dari stimulus atau rangsangan dari luar, dan motivasi yang menstimulus seseorang paling besar biasanya adalah dari faktor eksternal yaitu lingkungan .

Peneliti berasumsi bahwa tingkat motivasi ekstrinsik dalam melakukan senam lansia berada dalam katagori rendah karena faktor- faktor yang mempengaruhi diantaranya seperti pengasuh panti jompo yang kurang memberikan informasi dan stimulus berupa ajakan, kepedulian dan pemberian penghargaan kepada para lansia. Peneliti melihat kuranggnya kepedulian para perawat panti seperti tidak adanya pengabsenan sebelum senam lansia dilakukan sehingga senam lansia yang diikuti hanya sebatas kegiatan rutinitas tanpa melakukan timbal balik pada lansia yang melakukan ataupun yang tidak melakukan senam lansia.

5.3Keterbatasan Penelitian

1) Sulit pada saat melakukan wawancara dengan lansia, sebagian lansia kurang koperatif.

BAB 6 PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diuraikan pada BAB V maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Motivasi lanjut usia untuk melakukan senam lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan dalam kategori rendah yaitu 25 orang (56.8 %).

2. Motivasi Intrinsik lanjut usia untuk melakukan senam lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan berada dalam kategori rendah yaitu 29 orang (65.9 %).

3. Motivasi ekstrinsik lanjut usia untuk melakukan olahraga di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan berada dalam kategori rendah yaitu 28 orang (63.4 %).

6.2 Rekomendasi

1. Bagi Lansia yang tinggal di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan supaya lebih giat lagi dalam melakukan aktivitas senam lansia yang bermanfaat untuk membantu tubuh lansia akan lebih bugar dan tetap sehat .

2. Bagi pengasuh Panti di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan untuk lebih berperan aktif dalam

3. Bagi peneliti selanjutnya agar dapat meneliti lebih mendalam tentang hubungan motivasi olahraga lansia terhadap penyakit rematik dengan menggunakan metode penelitian yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Agus, dkk. (2009). Jangan Berhenti Berolahraga. Sumber: http://www.jawa pos.co.id. (dikutip pada tanggal 06 April 2013)

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Renika Cipta

Budiharjo, dkk. (2005). Pengaruh senam aerobik low impact intensitas sedang terhadap kelenturan badan pada wanita lanjut usia tidak terlatih. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada

Chandra, B. (2008). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: EGC

Darmojo, B. (2004) : Menghadapi Masa Lanjut Usia, Jakarta: Karya Cipta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2001). Pengertian Olah Raga.

Depkes RI: Jakarta

Ekasari, M.F (2008) Keperawatan Komunitas. Trans info media. Jakarta Giriwijoyo, S, dkk. (2007). Ilmu Faal Olahraga. Jakarta: Fakultas Pendidikan

Olahraga dan Kesehatan UPI.

Hidayat, A.A. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika Iwan, (2008). Ilmu Gerontik. Yogyakarta: Salemba Medikal

Jasmanto. (2011). Hubungan Antara Olahraga Senam Dengan Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Panti Wredha Wening Wardoyo Ungaran. Telogorejo Skripsi. STIKES Semarang. Skripsi.

Kusumah. (2007). Motivasi ekstrinsik. Sumber:http//Indra- Kusumah.blogspot.com. (dikutip pada tanggal 14 Mei 2013)

Koentjaraningrat (2009) Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta Maryam. (2008). Mengenal Usia Lanjut Dan Perawatannya. Jakarta: Salemba

Medikal

Maulida (2010) Gambaran Pengetahuan Lanjut Usia Dalam Melakukan Olahraga Di Panti Jompo Rumoh Seujahtra Geunaseh Sayang Banda Aceh. DEPKES Banda Aceh. Skripsi.

Martono, H. Hadi., & Pranarka, Kris. (2009). Geriatri ilmu kesehatan usia lanjut. Edisi 4. Jakarta: Balai penerbit FKUI

Menteri Kesejahteraan Rakyat. (2009). Usia Harapan Hidup Penduduk Indonesia. Sumber: http://www. Menkokesra.go.id/content.2009 (dikutip pada tanggal 21 juli 2013)

Ngalim, P. (2000). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Notoatmodjo, S. (2005). Metedologi penelitian ilmiah. Jakarta: Rineka Cipta , S. (2007). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka

Cipta

Nursalam. (2001). Pendekatan Praktis Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Sagung Seto

.(2001). Manajemen Keperawatan. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Medika.

.(2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Nugroho, W. (2000). Keperawatan Gerontik & Geriatric. Edisi 3. Jakarta. EGC . ( 2008). Gerontik dan Geriatik. Jakarta: EGC

Purwanto. (2008). Unsur Motivasi. Jakarta: Balai Pustaka

Rahmad. (2008) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lansia Dalam Melakukan Aktivitas Fisik Di Panti Jompo Rumoh Seujahtera Geunaseh Sayang Banda Aceh. DEPKES Banda Aceh. Skripsi.

Ritonga. (2007). Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Rusmi. (2008). Teori Motivasi . Jakarta: Bintang Pustaka .

Safarino, E.P. (1998). Health Psychology : Biopsychososial Interactions, edisi 3. New York John Wiley & Sons, Inc

Sadirman. (2007). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Setiati, S. (2006). Pedoman Praktis Perawatan Kesehatan Untuk Mengasuh Orang Usia Lanjut. Jakarta: PKU

Setiadi (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan, Edisi 1., Yogyakarta: Graha Ilmu.

Setiawati. (2008). Proses pembelajaran dalam pendidikan kesehatan, Jakarta: TIM.

Simamora, H. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN

Shvoong. (2011). Macam-Macam Motivasi. Sumber:http://id.shvoong.com/social- sciences/economics/2113943-macam-macam-motivasi/ (diperoleh pada tanggal 05 April 2013)

Sudoyo, dkk. (2007). Buku Ajar Penyakit Ilmu Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Penyakit Ilmu Dalam FKUI.

Sudijono, Anas (2006). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Kesada

Sunaryo. (2006). Psikologi untuk Kesehatan. Jakarta : EGC

Suryani, I. (2011). Tingkat Kemandirian Lansia Terhadap Fungsi Aktivitas Sehari-Hari Di Panti Werdha Abdi Dharma Asih Binjai. USU. Medan. Vallend, dkk. (2009). Motivasi Intrinsik. http://psikologi-olahragas. blogspot.

com/2009/02/motivasi-intrinsik-penting.html (dikutip tanggal 21 April 2011)

Wartawarga. (2009). Motivasi intrinsi. Sumber:

http://www.wartawarga.gunadarma.ac.id. (dikutip pada tanggal 06 April 2013)

Wildan. (2009). Motivasi Ekstrinsik. Sumber: http://www.wildan39.com. (dikutip pada tanggal 06 april 2013)

Wahyuni. (2003). Pengertian Lanjut Usia. Sumber: http://www.kompas.com. (dikutip pada tanggal 7 April 2013)

Lembaran Permohonan Menjadi Responden

Kepada Yth Medan, 2013

Keluarga Calon Responden Penelitian

Di

Tempat Dengan Hormat.

Saya yang betanda tangan dibawah ini: Nama : Henny Agustia

NIM : 121121099

Alamat : Jalan Perjuangan Gg. Rasmi, Setia Budi- Medan

Adalah Mahasiswa Keperawatan Universitas Sumatera Utara Tingkat Akhir akan mengadakan Penelitian untuk menyusun Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjan Keperawatan.

Adapun Penelitian yang dimaksud berjudul “Motivasi Lanjut Usia dalam Melakukan Olah Raga di UPT Pelayan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan 2013’'

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan bagaimana keinginan lanjut usia dalam melakukan senam lansia berdasarkan keinginan dari diri sendiri ataupun dari lingkungan.Untuk itu saya memerlukan data/informasi yang nyata dari lanjut usia melalui kesediannya untuk mengisi Kuesioner Penelitian yang saya sertakan pada surat ini.

Bapak/ibu berhak untuk berpartisipasi atau tidak dalam penelitian ini, namun demikian penelitian ini semata-mata sangat berdampak dalam bidang pendidikan keperawatan bila semua pihak ikut berpartisipasi. Bila bapak/ibu setuju untuk terlibat dalam penelitian ini, mohon menandatangani lembaran persetujuan yang disediakan dan mohon melakukannya dengan sejujur-jujurnya. Penelitian ini tidak menimbulkan kerugian bagi bapak/ibu dan kerahasian informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Kesedian dan partisipasi bapak/ibu sangat saya harapkan, atas perhatian dan bantuannya saya ucapkan terima kasih.

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

Sumatera Utara

Lembaran Persetujuan Menjadi Responden

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bersedia untuk ikut berpartisipasi dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswi Program Studi Ilmu keperawatan Universitas Sumatera Utara, yang bernama : Henny Agustia, NIM : 121121099, dengan judul : “Motivasi Lanjut Usia Dalam Melakukan Senam Lansia di UPT Pelayan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan 2013 ”.

Saya mengetahui bahwa informasi yang saya berikan sangat besar manfaat bagi peningkatan dan pengembangan pendidikan keperawatan di Indonesia.

Medan, 2013

Tanda tangan Responden

LEMBAR KUISIONER

MOTIVASI LANJUT USIA DALAM MELAKUKAN SENAM LANSIA DI UPT PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA DAN BALITA WILAYAH

BINJAI DAN MEDAN TAHUN 2013

No.Responden : (diisi oleh peneliti) Tgl pengisian :

Dokumen terkait