• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. Pelaksanaan, Hasil Penelitian, dan Pembahasan

C. Hasil Penelitian

1. Hal-hal yang diungkap dalam penelitian Tabel 4 Hasil Penelitian

Aspek Hasil Penelitian Keterangan

- Kelima subjek berasal dari keluarga yang tergolong status sosial ekonomi menengah keatas. Kelima subjek

kebanyakan mendapatkan uang yang digunakan untuk taruhan dari orangtua subjek.

- Hanya subjek Er dan Th yang juga

mendapatkan uang diluar pemberian orangtua mereka. Subjek Er mendapatkan uang tambahan dari kakaknya. Sedangkan subjek Th mendapatkan uang tambahan dari pekerjaan sambilannya.

- Berdasarkan atas hubungan subjek dengan orangtuanya. Terdapat dua subjek yang memiliki hubungan yang kurang dekat dengan orangtuanya. Subjek Er lebih dekat dengan dengan kakaknya. Sedangkan subjek And merasa bahwa orangtuanya lebih

memperhatikan adiknya. Untuk subjek yang lain bisa dikatakan hubungan dengan orangtua mereka terjalin dengan baik.

- Subjek Ag mengaku ayahnya adalah orang yang keras dan mudah marah. Hal tersebut ditanggapinya dengan bijak bahwa ayahnya sebenarnya seorang yang perhatian namun cara pengungkapannya yang kurang tepat. 1. Gambaran Latar Belakang Keluarga dan Masyarakat.

- Dari kelima subjek hanya terdapat subjek And.

Orangtuanya sudah mengetahui kebiasaan judi yang

dilakukannya. Hal ini sudah diketahui orangtuanya sejak subjek judi kartu saat masih STM. Sedangkan untuk subjek yang lain, orangtua maupun

- Keempat subjek tersebut berusaha agar orangtua tidak pernah mengetahui kebiasaan judi yang dilakukan oleh mereka.

keluarga tidak pernah

mengetahui kebiasaan judi yang dilakukan oleh mereka.

- Kelima subjek berasal dari masyarakat yang terdapat berbagai bentuk perjudian. Meskipun bentuk-bentuk perjudian yang ada di

masyarakat berbeda-beda antara subjek satu dengan yang lainnya. Orang yang sudah dewasa maupun yang masih sekolah ikut serta di dalam melakukan judi-judi tersebut.

- Judi yang ada di lingkungan asal mereka adalah judi yang

menggunakan mesin (roulette dan jackpot) dan judi togel. Subjek And mengaku di tempat asalnya ada juga pemuda yang judi mesin roulette. Sedangkan subjek Ag mengaku dulu ada teman SMA nya sering judi jackpot.

- Kelima subjek tidak ada yang aktif dikampusnya. Mereka tidak ada yang ikut serta didalam organisasi di kampus mereka. Hal ini membuat subjek memiliki waktu lebih banyak untuk melakukan aktivitas-aktivitas diluar studinya. Termasuk didalamnya aktivitas untuk mencari hiburan dan terlibat dalam suatu permainan-permainan ketangkasan.

- Terdapat dua subjek yang hanya mengikuti UKM olahraga di kampusnya, itupun dilakukan sebagai sarana untuk menyalurkan hobby olahraga mereka. 2. Gambaran

Interaksi dan Aktivitas subjek.

- Kebanyakan dari subjek lebih dekat dengan teman-teman kosnya. Mereka jarang kumpul dengan teman-teman

kampusnya. Hal ini disebabkan mereka kurang aktif di dalam organisasi-organisasi

dikampusnya. Waktu subjek untuk berinteraksi dengan teman-teman kampus hanya sebatas waktu kuliah.

- Terdapat subjek Th dan Ag yang mengaku sering kumpul dengan teman-teman kampus meskipun kedua subjek tersebut tidak mengikuti organisasi di kampus.

- Pemanfaatan waktu luang yang dilakukan oleh kelima subjek sangat beragam. Baik itu waktu untuk belajar maupun waktu untuk melakukan aktivitas di waktu senggang. Kebanyakan dari kelima subjek kurang dapat mengatur waktu untuk studinya. Kebiasaan judi yang dilakukan oleh mereka terkadang

mengganggu kuliahnya. Mereka terkadang tidak mengikuti kuliah pagi karena malamnya begadang untuk berjudi. Selain itu,

pengerjaan tugas-tugas kuliah juga terkadang terganggu karena hal yang sama. Mereka

terkadang malas mengerjakan tugas kuliah jika sedang asyik berjudi.

- Dari kelima subjek, hanya subjek Th yang dapat mengatur studinya dengan baik. Subjek tidak pergi ke tempat billiard jika masih ada tanggungan tugas kuliah.

3. Pengenalan Permainan dengan taruhan.

Pertama kali munculnya perilaku berjudi yang dilakukan oleh kelima subjek ada dua. Pertama, subjek sudah mempunyai

kebiasaan judi sebelumnya yaitu saat masih berada di tempat asalnya. Kemudian saat kuliah subjek menemui lingkungan yang dapat memunculkan kembali kebiasaannya tersebut. Kedua, subjek sama sekali belum pernah melakukan taruhan pada suatu permainan saat masih berada dirumahnya. Kemudian saat subjek mulai kuliah dan menempati kos, subjek mulai mengenal taruhan dalam permainan-permainan yang dilakukannya.

Subjek And dan Ag yang judi kartu termasuk dalam kelompok yang pertama. Sedangkan subjek Er yang judi mesin roulette dan taruhan pada

pertandingan bola, subjek And yang judi mesin bola tangkas, subjek Th yang judi pada permainan billiard, dan subjek Wd termasuk dalam

kelompok yang kedua.

4. Intensitas dan Model Judi

- Perilaku berjudi yang dilakukan oleh kelima subjek

- Subjek And terkadang juga main billiard dengan

sangat beragam. Terdapat tiga subjek yang berjudi pada dua model permainan dengan taruhan. Ketiga subjek tersebut adalah subjek Er, And, dan Wd. Sedangkan kedua subjek yang lain, yaitu subjek Th dan Ag hanya judi pada satu model permainan dan belum pernah taruhan dalam permainan yang lain.

teman-teman kampusnya namun hal tersebut tidak pernah digunakan untuk ajang taruhan.

- Intensitas dalam melakukan perilaku berjudi pada kelima subjek juga berbeda-beda antara subjek yang satu dengan yang lainnya. Meskipun demikian, bisa dikatakan bahwa judi-judi tersebut sering dilakukan oleh mereka. Dalam kurun waktu satu minggu, mereka bisa sampai tiga kali melakukannya. Uang yang dipertaruhkan berkisar antara 20-150 ribu tiap main.

- Untuk judi pada pertandingan bola memiliki intensitas yang lebih rendah karena judi ini terjadi karena adanya kesepakatan dengan temannya.

- Kebanyakan subjek memiliki pandangan yang hampir sama tentang perilaku berjudi yang dilihatnya dimasyarakat. Kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa judi

merupakan suatu perbuatan yang tidak baik untuk dilakukan.

- Hanya subjek Er yang memiliki pandangan bahwa judi sebagai sesuatu yang wajar karena di Indonesia judi sudah menjadi kebiasaan. 5. Nilai-nilai

Moral tentang perilaku berjudi

- Untuk judi yang dilakukan oleh kelima subjek, mereka sebenarnya mengetahui bahwa taruhan yang dilakukannya adalah suatu bentuk judi juga. Karena nilai-nilai moral yang terbentuk dari interaksinya dengan teman-temannya, mereka kebanyakan menganggap bahwa

- Subjek And menganggap dirinya belum berkeluarga sehingga saat ini subjek masih tetap judi.

apa yang mereka lakukan sebagai suatu hal yang wajar, hanya untuk menambah semangat bermain, dan hanya untuk melepas rasa jenuh.

2. Aspek Perilaku

a. Aspek Kognisi dalam melakukan perilaku berjudi Tabel 5

Aspek Kognisi

Subjek Aspek Kognisi

Er Subjek mulai tertarik main mesin roulette saat melihat seorang di tempat tersebut yang dapat uang dari main mesin tersebut. Hal yang juga memacu subjek untuk tetap melakukan judi tersebut adalah uang yang dapat dimenangkan. Sedangkan untuk judi pada pertandingan sepakbola, subjek mengaku melakukannya hanya untuk sekedar sambilan saat menonton pertandingan bola.

And Harapan untuk mendapatkan uang merupakan proses kognisi yang muncul pada kedua bentuk judi yang dilakukan subjek.

Th Subjek mulai tertarik main billiard dengan taruhan setelah diberi informasi dari teman-teman kosnya bahwa main billiard akan lebih asyik jika ada taruhannya.

Ag Subjek beranggapan bahwa main kartu dengan taruhan akan membuatnya lebih bersemangat dan kebersamaan dengan temannya tersebut yang membuatnya tetap melakukannya.

Wd Subjek tertarik menggunakan taruhan pada permainan billiard karena saat kuliah ini subjek berada jauh dari orangtua. Sebenarnya subjek sudah dari dulu ingin mencoba taruhan setelah dulu melihat ada temannya SMA yang taruhan dan menang. Subjek menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang asyik. Sedangkan untuk judi pada pertandingan sepakbola, Subjek tertarik ikut memasang taruhan pada pertandingan bola setelah melihat teman-teman kosnya dapat uang dari hal tersebut.

Aspek kognitif merupakan salah satu aspek yang muncul pada diri seseorang saat hendak melakukan suatu perbuatan. Proses kognitif

merupakan suatu proses yang berkaitan dengan cara pikir, pembentukan konsep atas suatu hal. Proses kognitif yang terjadi pada kelima subjek sangat beragam. Subjek Er mengalami hal ini saat dirinya mulai melihat ada seorang yang mendapatkan uang dari main mesin roulette. Subjek berpikir bahwa dengan main mesin roulette dapat menambah uang yang dimilikinya meski subjek juga sudah menyadari bahwa peluang untuk menang pada mesin roulette termasuk kecil. Untuk judi pada pertandingan bola yang dilakukannya, subjek berpikir bahwa hal tersebut merupakan hanya main-main dan untuk sambilan saat menonton bola (Er, 45/78/79/PT.Kog). Proses kognisi yang muncul pada subjek And berujung dengan harapan subjek untuk mendapatkan uang dari judi yang dilakukannya. Pada judi kartu yang dilakukannya, subjek menyadari bahwa main kartu tanpa taruhan sebenarnya bisa dilakukan, tetapi dengan adanya taruhan uang maka akan dapat menambah uangnya jika menang. Untuk judi mesin bola tangkas, subjek menganggap seseorang dapat berpikir dan dapat berusaha untuk menang setelah melihat cara mainnya. Harapan untuk mendapatkan uang dari judi mesin bola tangkas merupakan proses kognitif yang akhirnya muncul (And, 17/65/68/PT.Kog). Subjek Th mengalami proses kognitif setelah ada salah satu temannya yang mengatakan bahwa main billiard dengan taruhan itu lebih asyik: “…mereka cuma bilang ke aku kalau billiard pakai taruhan itu lebih asyik...ya setelah lihat mereka main pakai taruhan gitu, ya emang lebih asyik sih kalau ada taruhannya “. Proses kognitif yang terbentuk pada

subjek Ag yang melakukan judi kartu adalah rasa kebersamaan saat main kartu dengan teman-temannya. Subjek juga beranggapan bahwa main kartu dengan taruhan uang akan membuat mainnya menjadi lebih asyik (Ag, 45/51/PT.Kog). Proses kognitif yang dialami oleh subjek Wd pada permainan billiard diawali saat masih SMA. Dulu subjek sempat tertarik untuk ikut taruhan saat melihat temannya menang taruhan. Dulu subjek belum pernah mencoba taruhan karena takut ketahuan orangtuanya. Tetapi setelah dirinya berada jauh dari orangtua, subjek berpikir bahwa orangtuanya tidak akan mengetahui jika subjek taruhan saat main billiard. Subjek juga mengaku saat ini sering judi billiard karena situasinya yang mendukung, baik itu orang-orangnya maupun tempat billiard. Keinginan untuk mendapatkan uang dari judi billiard dan judi pada pertandingan sepakbola yang dilakukannya merupakan salah satu harapan yang ingin dicapai (Wd, 10/12/15/18/58/PT.Kog).

b. Aspek Afeksi dalam melakukan perilaku berjudi Tabel 6

Aspek Afeksi

Subjek Aspek Afeksi

Er Pada judi mesin roulette yang dilakukannya, subjek merasa penasaran pada taruhan yang di pasangnya. Subjek merasa heran kenapa taruhannya sering terlewat. Sedangkan pada judi pada pertandingan sepakbola yang dilakukannya, subjek merasa puas saat team yang disukainya menang dan saat itu pula dia juga mendapatkan uang.

And Subjek merasa puas karena dengan melakukan judi kartu dan judi mesin bola tangkas dapat menambah uangnya untuk meng upgrade komputernya.

Th Subjek merasa bermain billiard menjadi lebih asyik dan subjek merasa lebih bersemangat main. Subjek juga mengaku dapat melepas rasa jenuh dengan melakukan hal tersebut.

Ag Subjek mengaku lebih senang main kartu dengan taruhan karena hal tersebut membuat subjek merasa lebih asyik saat main dan subjek mengaku senang melihat ekspresi teman-temannya saat kalah.

Wd Sekarang subjek merasa lebih nyaman dan lebih percaya diri saat taruhan main billiard. Sedangkan untuk judi pada pertandingan sepakbola, subjek mengaku senang mendapatkan uang dari taruhan.

Aspek afektif erat kaitannya dengan perasaan, emosi seseorang terhadap suatu hal. Bentuk afeksi yang dialami oleh kelima sangat bervariasi. Perasaan senang dan puas atas kemenangan yang diperoleh dari judi dialami oleh subjek Er, And, dan Wd. Subjek Er merasa puasnya dobel saat team yang dipegangnya menang dan dia mendapatkan uang. Hal tersebut dirasakannya saat judi pada pertandingan sepakbola (Er, 78/PT.Afek). Sedangkan subjek And merasa puas saat mendapatkan banyak uang dari judi mesin bola tangkas. Apalagi saat dirinya benar-benar membutuhkan uang untuk upgrade komputernya (And, 64/PT.Afek). Subjek Wd merasa senang saat mendapatkan uang dari bandar judi. Hal tersebut dialaminya saat judi pada pertandingan sepakbola (Wd, 51/PT.Afek). Bentuk afeksi yang lain adalah subjek merasa lebih asyik saat bermain menggunakan taruhan dan hal ini dialami oleh subjek Th dan Ag. Subjek Th mengaku dirinya lebih bersemangat dan hal tersebut membuat bermain billiardnya lebih asyik dengan adanya taruhan uang. Subjek juga merasakan ada sesuatu yang kurang jika bermain billiard tanpa ada taruhannya (Th, 25/30/32/PT.Afek). Perasaan yang hampir sama dirasakan oleh subjek Ag: “ ya kalau…pakai taruhan gitu lebih asyik gitu

lho mas. Lebih semangat maine, daripada main tanpa taruhan. Ekspresi temen-temen itu kelihatan lucu kalau pakai taruhan, apalagi kalau pas kalah gitu lho “. Sedangkan pada judi mesin roulette yang dilakukan subjek Er, rasa penasaran dialami karena taruhan yang dipasang seringkali terlewat. Subjek merasa tertantang untuk mencoba memasang taruhan lagi (Er, 35/PT.Afek). Subjek Wd mengaku merasa percaya diri dan juga merasa lebih nyaman dalam bermain billiard. Hal ini disebabkan orang-orangnya tidak suka berulah meski mereka kalah (Wd, 17/PT.Afek). c. Aspek Konasi dalam melakukan perilaku berjudi

Tabel 7 Aspek Konasi

Subjek Aspek Konasi

Er Subjek mencoba main mesin roulette setelah minta diajari temannya. Sedangkan untuk judi pada pertandingan sepakbola, subjek taruhan dengan temannya jika terjadi kesepakatan diantara mereka.

And Subjek ikut bergabung dengan teman-teman kosnya untuk judi kartu, meskipun sebenarnya teman-teman kosnya tidak mengajak subjek. Sedangkan untuk judi bola tangkas, subjek mulai mencoba main setelah mengetahui model mainnya seperti main poker biasa. Th Subjek mencoba main billiard dengan taruhan setelah diberi

informasi dari teman-temannya.

Ag Subjek mencoba mengajak teman-teman kosnya untuk menggunakan taruhan saat main kartu biasa.

Wd Subjek mencoba main billiard dengan taruhan karena orangtuanya tidak akan mengetahui apa yang dilakukannya tersebut. Subjek akan berani taruhan pada pertandingan sepakbola jika team yang akan dipegangnya full team.

Aspek konatif merupakan kesiapan seseorang untuk bereaksi atau kecenderungan dan potensi untuk bertindak terhadap suatu hal. Kecenderungan masing-masing subjek dalam melakukan judi pada

permainan berbeda-beda antara subjek yang satu dengan yang lainnya. Subjek Er yang berjudi mesin roulette mengaku ingin mencoba main mesin roulette dengan minta diajari temannya. Untuk judi pada pertandingan sepakbola, kecenderungan subjek untuk melakukan judi tersebut tergantung dari kesepakatan dengan teman kosnya (Er, 28/85/PT.Kon). Subjek And mengaku memiliki inisiatif untuk bergabung dengan teman-teman kosnya saat judi kartu. Hal tersebut dilakukannya sendiri, meskipun teman-teman kosnya tidak ada yang mengajaknya. Untuk judi mesin bola tangkas, subjek mengaku mencoba main setelah mengetahui cara mainnya seperti main poker biasa (And, 16/63/PT.Kon). Sedangkan subjek Th mengaku mencoba main billiard dengan taruhan setelah temannya mengatakan main billiard dengan taruhan lebih asyik dan kemudian melihat temannya yang main. (Th, 32/PT.Kon). Subjek Ag mencoba mengajak teman-teman kosnya untuk bermain kartu dengan taruhan. Kebetulan teman-temannya juga tertarik atas hal tersebut (Ag, 44/PT,Kon). Subjek Wd berani mencoba taruhan saat main billiard karena lebih aman, orangtuanya tidak akan mengetahui perbuatannya tersebut. Untuk judi pada pertandingan bola, subjek cenderung melakukan judi tersebut jika team yang dijagokannya full team dan tidak ada pemain inti yang cidera (Wd, 12/57/PT.Kon).

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Berjudi pada Mahasiswa a. Mendapatkan Uang

Dari hasil wawancara didapatkan bahwa untuk mendapatkan uang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi subjek dalam melakukan perilaku berjudi. Meskipun demikian, tidak semua subjek menganggap uang sebagai sesuatu yang mempengaruhinya dalam melakukan perilaku berjudi. Terdapat subjek Er yang melakukan judi mesin roulette. Subjek Er mengaku ” Wah kalau bagi saya ya yang paling utama mungkin uang ya mas ”. Subjek And yang melakukan judi kartu dan judi mesin bola tangkas. Subjek And menganggap bahwa main kartu biasa atau tanpa adanya taruhan sebenarnya bisa dilakukan tapi subjek mengaku kalau ada taruhannya, uang yang didapatkan lumayan banyak. Sedangkan untuk judi mesin bola tangkas, subjek And juga menjawab hal serupa (And, 17/68/PT.Kog). Subjek yang juga mengaku untuk mendapatkan uang sangat mempengaruhinya dalam melakukan perilaku judi adalah subjek Wd yang melakukan judi billiard dan judi pada pertandingan bola. Subjek mengaku tujuan untuk melakukan hal tersebut adalah uang yang didapatkannya (Wd, 18/58/PT.Kog).

b. Mendapatkan Kesenangan

Untuk mendapatkan kesenangan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi subjek dalam melakukan perilaku berjudi. Dari wawancara didapatkan bahwa terdapat subjek Er yang melakukan judi pada pertandingan bola, subjek Th yang melakukan judi billiard, dan

subjek Ag yang melakukan judi kartu. Subjek Er menganggap bahwa dia ikut memasang taruhan karena hal tersebut akan membuat dia puas saat team yang dipegangnya menang dan dia mendapatkan uang. Subjek Er tidak menganggap hal tersebut semata-mata untuk mendapatkan uang karena subjek menganggapnya sebagai suatu sambilan saat menonton bola (Er, 78/79/PT.Kog). Subjek Th menganggap taruhan yang dilakukannya saat main billiard hanya untuk menjadikan permainan tersebut lebih asyik. Seperti yang diungkapkan subjek Th ”...kalau main billiard nggak pakai taruhan tu nggak asyik mas, nggak ada gregetnya gitu...rasanya ada yang kurang kalau nggak pakai taruhan gitu ”. Sedangkan subjek Ag menyatakan senang saat main kartu pakai taruhan karena membuatnya lebih semangat main dan subjek merasa senang saat melihat ekspressi teman-temannya saat kalah (Ag, 46/PT.Kog).

c. Lingkungan

Subjek juga dipengaruhi oleh lingkungan dimana dia bertempat tinggal saat kuliah ini. Disini adalah lingkungan kos subjek. Dari hasil wawancara didapatkan tiga subjek yang sebelum kuliah sudah mempunyai kebiasaan judi saat masih dirumah. Subjek Er yang taruhan pada pertandingan bola, subjek And dan Ag yang melakukan judi kartu. Subjek Er mengaku taruhan pada suatu pertandingan bola sudah dilakukannya sejak masih dirumah, meskipun dulu taruhannya bukan dalam bentuk uang. Subjek mengaku sekarang taruhan uang karena mulai kuliah dia mendapatkan uang jatah dari otangtuanya dan terjadi kesepakatan untuk

taruhan uang dengan teman-teman kosnya (Er, 82/83/PT.Peng). Sedangkan subjek And mulai melakukan judi kartu saat kuliah ini karena saat menempati kosnya, teman-teman kosnya sudah mempunyai kebiasaan judi kartu. Hal ini membuat subjek tidak perlu berpikir panjang untuk bergabung dengan mereka : ” Ya yang kutahu...ya pas mulai kos disini ya udah pada pakai taruhan gitu mas ”. Subjek Ag yang saat kuliah ini juga judi kartu dengan teman-teman kosnya, mengaku awalnya dia yang menawarkan adanya taruhan uang kepada teman-temannya saat main kartu biasa. Kemudian teman-temannya juga tertarik dan akhirnya judi kartu pun terjadi (Ag, 44/48/PT.Peng). Disini dapat dikatakan bahwa lingkungan tempat tinggal mempengaruhi subjek dalam memunculkan kembali perilaku berjudi yang sudah menjadi kebiasaan subjek sebelumnya. d. Proses Belajar

Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa kelima subjek mengalami proses pembelajaran sebelum perilaku berjudi dilakukan oleh mereka. Proses belajar ini dimulai dengan proses pengamatan lingkungan sekitar, seperti yang dialami oleh empat subjek yaitu subjek Er, And, Th, dan Wd. Subjek Er melihat temannya yang main dan kelihatan asyik. Selain itu subjek juga melihat orang yang mendapatkan uang dari main mesin roulette (Er, 27/28/PT.Bel). Subjek Th dan Wd juga mengungkapkan hal yang senada. Subjek Th tertarik ikut judi pada permainan billiard karena ada temannya yang mengatakan bahwa dengan adanya taruhan akan membuat main menjadi lebih asyik dan hal tersebut

juga dilihatnya saat teman-teman kosnya main pakai taruhan (Th, 32/PT.Bel). Subjek Wd melihat teman-teman kosnya dapat uang dari pasang taruhan di bandar judi. Pada judi billiard yang juga dilakukan subjek, ketertarikan subjek untuk mencoba main pakai taruhan adalah saat masih SMA dulu melihat temannya yang menang taruhan saat main billiard (Wd, 15/53/PT.Bel). Sedangkan subjek And tertarik untuk main mesin bola tangkas setelah melihat cara main mesin tersebut: “…kirain ya cuman kayak mesin roulette gitu yang ada disitu, ternyata ya mesinnya seperti main-main poker gitu mas…”.

Proses yang selanjutnya merupakan suatu proses penguatan yang dialami oleh kelima subjek tersebut. Subjek Er, And, dan Wd mengalami penguatan yang sama yaitu uang yang dapat dimenangkan dengan melakukan taruhan. Subjek Er mengaku pernah mendapatkan uang tiga ratus ribu rupiah saat akan mulai berhenti main mesin roulette (Er, 37/PT.Bel). Subjek And juga pernah mendapatkan empat ratus ribu rupiah saat dirinya sangat membutuhkan uang untuk upgrade komputernya (And, 64/PT.Bel). Hal senada juga diungkapkan oleh subjek Wd yang berjudi saat main billiard dan taruhan pada pertandingan sepakbola: “ Ya yang jelas kan mesti tujuannya uang lah mas, kan taruhannya uang soalnya. Lumayanlah kalau menang kan buat nyambung hidup gitu ”. Proses

Dokumen terkait