• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian serta pembahasan mengenai pola aktivitas pasien rheumatoid arthritis di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. Haji Adam Malik Medan dilakukan pengumpulan data mulai dari Juni sampai dengan Juli 2010.

5.1.Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini akan menjabarkan tentang deskripsi karakteristik responden dan pola aktivitas pasien rheumatoid arthritis di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. Haji Adam Malik Medan.

5.1.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik responden mencakup umur, jenis kelamin, agama, suku, pendidikan terahir, pekerjaan dan penghasilan perbulan. Dari 17 orang responden yang berobat ke Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. Haji Adam Malik Medan yang menjadi responden pada penelitian ini didapat karakteristik responden yaitu rata-rata responden berusia 54 tahun (SD=8,7), mayoritas berjenis kelamin perempuan (70,6%), lebih dari setengah responden beragama Islam (58,8%) dan suku Batak (58,8%). Responden yang memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 6 responden (35,3%) dan yang memiliki pekerjaan wiraswasta sebanyak 6 responden (35,3%).

Tabel 5.1. Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik data

demografi pasien rheumatoid arthritis di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. Haji Adam Malik Medan (N=17).

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Umur 33-40 41-48 49-56 57-64 65-72 Mean : 54,54 Std.Deviation : 8,7 Max : 67 Min : 35 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Agama Islam Protestan Khatolik Suku / Bangsa Batak Jawa Melayu 1 3 4 6 3 5 12 10 4 3 10 6 1 5,9 17,6 23,6 35,3 17,6 29,4 70,6 58,8 23,6 17,6 58,8 35,3 5,9

Pendidkan Terahir SD SMP SMA Perguruan Tinggi Pekerjaan Pegawai negeri Pegawai swasta Wiraswasta Ibu rumah tangga Penghasilan Rp < 600.00 Rp 600.000-Rp 1.000.000 Rp >1.000.000 5 2 6 4 4 3 6 4 5 8 4 29,4 11,8 35,3 23.5 23,5 17,6 35,3 23,6 29,4 47,12 23,5

5.1.2 Pola aktivitas pasien rheumatoid arthritis

Untuk mengetahui pola aktivitas pasien rheumatoid arthritis di lakukan dengan cara membagi 2 kelas interval yaitu, terganggu dan tidak terganggu. Dari hasil yang dilakukan oleh peneliti selama melakukan penelitian mulai dari bulan Juni sampai dengan Juli 2010 di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. Haji Adam Malik Medan diperoleh bahwa mayoritas pola aktivitas pasien rheumatoid arthritis terganggu 14 responden (82,3%).

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi persentase pola aktivitas pasien rheumatoid arthritis (N=17) Pola aktivitas pasien rheumatoid arthritis

Terganggu Tidak terganggu

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase responden berdasarkan pola

aktivitas pasien rheumatoid arthritis di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. Haji Adam Malik Medan (N=17).

No Pertanyaan Frekuensi (persentase)

Selalu n (%) Sering n (%) Kadang-kadang n (%) Tidak pernah n (%)

1. Dengan adanya rematik saya kehilangan semangat untuk malakukan aktivitas.

11(64,8) 3(17,6) 3(17,6) 0(0,0)

2. Rematik dapat menimbulkan rasa nyeri ketika saya melakukan aktivitas.

9(52,9) 8(47,1) 0(0,0) 0(0,0)

3. Aktivitas saya terganggu semenjak menderita rematik

1(5,9) 6(35,3) 10(58,8) 0(0,0)

4. Saya tidak mampu berjalan seperti biasa sejauh 50 meter walaupun mengalami sedikit rasa nyeri.

6(35,3) 7(41,2) 4(23,5) 0(0,0)

dengan cara seimbang.

6. Rematik membuat kemampuan beraktivitas saya terbatas.

3(17,6) 8(47,1) 6(35,3) 0(0,0)

7. Saat tidur, saya bisa untuk meluruskan tubuh saya.

0(0,0) 0(0,0) 5(29,4) 12(70,6)

8. Rematik mengurangi kemampuan saya untuk menggerakkan sendi saya.

9(52,9) 2(11,8) 5(29,4) 1(5,9)

9. Gejala-gejala yang terjadi, seperti kaku pada pagi hari dapat mengganggu kerja saya.

6(35,3) 8(47,1) 2(11,9) 1(5,9)

10. Sejak menderita rematik saya cenderung tidak bersemangat dalam mengikuti kegiatan tertentu.

8(47,1) 5(29,4) 4(23,5) 0(0,0)

11. Saya tidak mampu untuk memakai pakaian saya sendiri dan harus di Bantu oleh orang lain.

0(0,0) 0(0,0) 3(17,6) 14(82,4)

12. Saya cendrung tidak mampu untuk melakukan perawatan hygiene (kebersihan diri).

13. Saya tetap dapat berdiri dengan seimbang.

1(5,9) 1(5,9) 12(70,6) 3(17,6)

14. Saya tidak dapat membungkuk untuk memungut sesuatu yang ada di lantai.

15(88,2) 0(0,0) 1(5,9) 1(5,9)

15. Saya tidak mampu untuk membersihkan pekarangan rumah saya.

3(17,7) 5(29,4) 4(23,5) 5(29,4)

16. Saya tidak mampu langsung duduk di atas tempat tidur saat bangun tidur pada pagi hari.

0(0,0) 0(0,0) 6(35,3) 11(64,7)

17. Saya tidak mampu untuk mandi sendiri ketika saya mengalami sedikit nyeri.

0(0,0) 0(0,0) 2(11,8) 15(88,2)

18. Dalam hal mangangkat beban yang berat saya tidak mampu untuk melakukannya.

17(100) 0(0,0) 0(0,0) 0(0,0)

19. Saya mampu makan sendiri tanpa bantuan orang lain.

0(0,0) 0(0,0) 0(0,0) 17(100)

sewaktu saya melakukan pekerjaan rumah saya.

21. Saya tidak mampu untuk minum sendiri.

0(0,0) 0(0,0) 1(5,9) 16(94,1)

22. Saya tidak mampu menyiapkan makanan saya tanpa bantuan dari keluarga.

3(17,6) 2(11,8) 8(47,1) 4(23,5)

23. Saya mampu menyapu rumah saat mengalami sedikit nyeri.

1(5,9) 2(11,8) 6(35,3) 8(47)

24. Untuk BAB (buang air besar) dan BAK (buang air kecil) saya perlu ditemani.

0(0,0) 0(0,0) 5(29,4) 12(70,6)

25. Saya tidak mampu untuk berpindah dari satu tempat ketempat lain.

3(17,6) 2(11,8) 6(35,3) 6(35,3)

26. Saya tidak mampu untuk menyuci pakaian.

10(58,8) 7(41,2) 0(0,0) 0(0,0)

27. Saya tidak mampu untuk merapikan tempat tidur saya pada pagi hari.

5.2 Pembahasan

Hasil penelitian berdasarkan karakteristik data demografi rata-rata responden berusia 54 tahun (SD=8,7). Ini sesuai dengan penjelasan Reeves, Roux & Lockhart (2001) bahwa serangan rheumatoid arthritis sering terjadi pada umur 25-55 tahun. Sedangkan berdasarkan karakteristik jenis kelamin mayoritas responden adalah wanita 12 orang (70,6%) dan hasil penelitian ini sesuai dengan penjelasan Reeves, Roux & Lockhart (2001) dan Long (1996) bahwa perbandingan kasus wanita dan pria 3:1. Disini dapat terlihat yang menderita rheumatoid arthritis lebih banyak wanita daripada pria.

Tabel 5.2 menunjukkan pola aktivitas pasien rheumatoid arthritis di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP. Haji Adam Malik Medan mayoritas mengatakan merasa terganggu aktivitasnya dengan jumlah responden 14 orang (82,3%). Hal ini seiring dengan penjelasan Gordon (2002) bahwa rheumatoid arthritis sering mengganggu aktivitas dan dapat mengakibatkan tidak mampunya melakukan aktivitas sehari-hari dengan seutuhnya. Pada rheumatoid arthritis terjadi pembentukan tulang yang berubah atau berkurangnya lingkup gerak/keterbatasan gerak, sehingga anggota tubuh tertentu tidak dapat berfungsi lagi sebagaimana mestinya.

Tabel 5.3 menunjukkan pola aktivitas pasien rheumatoid arthritis dengan adanya rematik mereka kehilangan semangat untuk malakukan aktivitas sebanyak 11 orang (64,7%) dan rematik dapat menimbulkan rasa nyeri ketika mereka melakukan aktivitas 9 orang (52,9%). Dilihat dari penjelasan Smeltzer (2001)

bahwa rasa nyeri merupakan gejala penyakit reumatik yang paling sering menyebabkan seseorang mencari pertolongan. Responden mengatakan bahwa mereka merasa selalu terganggu dan merasa adanya nyeri terutama pada pagi hari.

Responden yang tidak mampu berjalan seperti biasa sejauh 50 meter walaupun mengalami sedikit rasa nyeri sering merasa terganggu 7 orang (41,2 %). Responden mengatakan tidak mampu berjalan karena rasa nyeri yang diakibatkan oleh rheumatoid arthritis mengganggu pergerakannya. Responden yang tidak mampu untuk duduk dengan cara seimbang 10 orang (58,8%). Keseimbangan adalah kemampuan untuk mencapai dan mempertahankan postur tubuh tetap tegak melawan gravitasi (duduk atau berdiri) untuk mengatur seluruh keterampilan aktivitas motorik (Perry & Potter, 2006). Responden mengatakan tidak mampu untuk duduk dengan seimbang.

Sedangkan responden yang menjawab selalu merasa terganggu dengan rematik karena mengurangi kemampuan mereka untuk menggerakkan sendi 9 orang (52,9%). Sendi-sendi yang terserang dengan adanya rheumathoid arthritis mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerakan ekstensi. Gejala lain mencakup pembengkakan sendi, gerakan yang terbatas, kekakuan, dan perasaan mudah lelah Smeltzer & Bare (2001). Responden mayoritas tidak dapat membungkuk untuk memungut sesuatu yang ada di lantai 15 orang (88,2%). Responden merasa mampu langsung duduk di atas tempat tidur saat bangun tidur pada pagi hari dan mampu untuk mandi sendiri ketika mengalami sedikit nyeri. Sedangkan responden slalu merasa terganggu dengan adanya rematik dan dalam hal mangangkat beban yang berat tidak mampu

untuk melakukannya sebanyak 17 orang (100%). Perubahan pada sisitem muskuloskletal diantaranya mencakup perubahan jaringan penghubung diantaranya kolagen dan elastin, tulang, otot, sendi yang menyebabkan turunnya fleksibilitas sehingga menimbulkan dampak berupa nyeri, penurunan kemampuan untuk meningkatkan kekuatan otot, kesulitan bergerak dan hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Dalam hal ini responden mengatakan tidak mampu mengangkat beban yang berat.

Responden tidak pernah merasa tergaggu dalam hal menyapu rumah saat mengalami sedikit nyeri sebanyak 8 orang (47,1%). Menyapu rumah merupakan aktivitas yang dilakukan dengan posisi pada saat berdiri jadi responden mengatakan tidak ada masalah dan mampu untuk menyapu rumah. Untuk BAB dan (buabg air besar) dan BAK (buang air kecil) tidak pernah ditemani sebanyak 12 orang (70,6%). Responden mampu ke toilet sendiri, beranjak dari kloset, merapikan pakaian sendiri, membersihkan sendiri organ ekskresi.

Responden tidak pernah merasa tergaggu untuk merapikan tempat tidur mereka pada pagi hari sebanyak 14 orang (82,4%). Responden mengatakan mampu merapikan tempat tidur mereka.

Dokumen terkait