• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, peneliti menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan dukungan keluarga dengan respon cemas anak usia sekolah terhadap pemasangan intravena di Rumah Sakit Advent Medan.

1. Hasil Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan mulai dari bulan Januari hingga Maret 2010 di Rumah Sakit Advent Medan. Responden pada penelitian ini adalah pasien anak dan keluarga yang menemani saat pemasangan intravena dilakukan. Hasil penelitian ini menguraikan karakteristik demografi, dukungan keluarga, dan respon cemas anak usia sekolah terhadap pemasangan intravena di Rumah Sakit Advent Medan.

1.1 Data Demografi

Deskripsi karakteristik demografi keluarga dan pasien anak dengan pemasangan intravena di Rumah Sakit Advent Medan tahun 2010 didapat dari 32 responden. Mayoritas responden yang memiliki hubungan sebagai ibu 20 orang (62,5%), 14 orang berusia 30 – 39 tahun (43,8%), pendidikan SMA 17 orang (53,1%), wiraswasta 14 orang (43,8%), dan 29 keluarga berpenghasilan diatas Rp 850.000 (90,6%). Selanjutnya 18 orang responden anak berjenis kelamin laki-laki (56,3%), 8 orang berusia 8 tahun (25%), dan 15 orang (46,9%) belum pernah mendapatkan pemasangan intravena sebelumnya. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.1.

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentasi data demografi keluarga dan anak usia sekolah dengan pemasangan intravena di Rumah Sakit Advent Medan 2010 ( n = 32)

Data Demografi Frekuensi Persentase (%)

Hubungan Dengan Pasien

Ayah Ibu Usia 20-29 30-39 40-49 50-59 Mean = 40,63 SD = 8,19 Pendidikan Perguruan Tinggi SMA SMP Pekerjaan Ibu RT Pegawai Swasta PNS Wiraswasta Penghasilan Keluarga < Rp 850.000 > Rp 850.000 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Usia Anak 6 7 8 9 10 11 12 Mean = 8,16 SD = 1,9 Pengalaman pemasangan intravena Belum pernah Satu kali Dua kali Tiga kali 12 20 2 14 10 6 13 17 2 5 7 6 14 3 29 18 14 9 3 8 5 3 1 3 15 10 5 2 37,5 62,5 6,3 43,8 31,3 18,8 40,6 53,1 6,3 15,6 21,9 18,8 43,8 9,4 90,6 56,3 43,8 28,1 9,4 25,0 15,6 9.4 3,1 9,4 46,9 31,3 15,6 6,3

1.2 Dukungan Keluarga

Data tentang tingkat dukungan keluarga pada pasien anak dengan pemasangan intravena di Rumah Sakit Advent Medan didapat bahwa keluarga yang memberi dukungan emosional dalam kategori baik 31 orang (96,9%) dan kategori cukup 1 orang (3,1%). Untuk dukungan nyata 28 orang (87,5%) masuk ke dalam kategori baik dan 4 orang (12,5%) ke dalam kategori cukup. Responden yang mendapat dukungan informasi dalam kategori baik 28 orang (87,5%) dan kategori cukup 4 orang (12,5%). Untuk dukungan emosional 29 orang (90,6%) masuk ke dalam kategori baik dan 3 orang (9,4%) ke dalam kategori cukup. Berdasarkan hasil analisa data dukungan keluarga secara keseluruhan didapatkan mayoritas keluarga 26 orang (81,3%) berada pada tingkat dukungan baik dan 6 orang (18,8%) pada tingkat dukungan cukup. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.2 di bawah ini.

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan tingkat dukungan keluarga pada pasien anak usia sekolah dengan pemasangan intravena di Rumah Sakit Advent Medan 2010 (n=32)

Dukungan Frekuensi Persentase (%)

Dukungan pengharapan Baik Cukup Dukungan nyata Baik Cukup Dukungan informasi Baik Cukup Dukungan emosional Baik Cukup 31 1 28 4 28 4 29 3 96,9 3,1 87,5 12,5 87,5 12,5 90,6 9,4

Total Dukungan Keluarga

Baik Cukup 26 6 81,3 18,8

1.3 Respon Cemas Anak

Analisa skor respon cemas pada anak dengan pemasangan intravena, dapat diidentifikasi dalam tabel 5.3 bahwa 18 orang (56,3%) berada pada tingkat respon cemas ringan, 12 orang ( 37,5%) pada tingkat respon cemas sedang, dan 2 orang (6,3%) berada pada tingkat respon cemas berat. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.3.

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan total skor respon cemas anak usia sekolah dengan pemasangan intravena di Rumah Sakit Advent Medan 2010

Tingkat respon cemas Frekuensi Persentase (%)

Respon cemas ringan Respon cemas sedang Respon cemas berat

18 12 2 56,3 37,5 6,3

1.4 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Respon Cemas Anak terhadap Pemasangan Intravena

Hubungan dukungan keluarga dengan respon cemas anak usia sekolah terhadap pemasangan intravena di Rumah Sakit Advent Medan pada penelitian ini menggunakan uji koefisien korelasi Spearman (Correlations Spearman’s Rho). Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat pada tabel 5.4, nilai p sebesar 0,008 (p<0,05) yang menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan respon cemas anak usia sekolah terhadap pemasangan intravena. Dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak. Kekuatan korelasi (r) = -0,458 yang mengidentifiksasikan bahwa kekuatan hubungan dukungan keluarga dengan respon cemas anak usia sekolah terhadap pemasangan intravena dalam kategori

sedang. Dengan arah korelasi (-) dan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi dukungan keluarga, maka semakin rendah respon cemas anak usia sekolah terhadap pemasangan intravena. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4 Hasil analisa antara dukungan keluarga dengan respon cemas anak usia sekolah terhadap pemasangan intravena di Rumah Sakit Advent Medan 2010

Variabel 1 Variabel 2 R p Keterangan Dukungan keluarga Respon cemas - 0,458 0,008 Hubungan korelasi negatif dengan interpretasi sedang 2. Pembahasan 2.1 Dukungan Keluarga

Hasil penelitian mengenai hubungan dukungan keluarga dengan respon cemas anak usia sekolah terhadap pemasangan intravena di Rumah Sakit Advent Medan diperoleh data dari 32 orang responden, mayoritas mendapat dukungan baik yang baik dari keluarga mereka dan kelompok responden berikutnya berada pada tingkat dukungan cukup. Hasil penelitian ini bersesuaian dengan Kaplan (dalam Lubis, 2009) yang menyatakan bahwa dukungan keluarga dapat menjadi penentu bagi perkembangan kesehatan. Lebih lanjut Sarafino (1994) melalui penelitiannya menyatakan bahwa semakin besar dukungan sosial yang diperoleh maka semakin rendah ketegangan psikologi yang dirasakan. Taylor (dalam Lubis, 2009) juga berpendapat pasien yang memperoleh dukungan sosial yang tinggi ternyata menunujukkan penyesuaian yang lebih baik.

Keluarga menyediakan hubungan yang dapat memberikan rasa aman dan memelihara penilaian positif seseorang terhadap dirinya melalui ekspresi kehangatan, empati, persetujuan, atau penerimaan yang ditunjukkan oleh anggota keluarga lainnya (Trismiati, 2004). Melalui dukungan tersebut anak yang menghadapi pemasangan intravena mampu melewati tindakan tersebut dengan tenang sehingga proses perawatan di rumah sakit bisa dilakukan secara maksimal. Hal ini sejalan dengan Keliat (1997) bahwa respon penderita terhadap pengobatan ditentukan oleh faktor keluarga dalam memberikan reaksi terhadap penyakit yang dideritanya.

Hasil analisa penelitian ini didapatkan data bahwa jika dibandingkan dengan dukungan keluarga yang lain, dukungan informasional dan dukungan nyata merupakan dukungan yang paling rendah. Berdasarkan hasil penelitian McCaughan (2000) terhadap pasien yang diterapi menunjukkan bahwa lebih dari setengah jumlah pasien yang diteliti menyatakan tidak mendapat dukungan informasi dari keluarga disebabkan karena hubungan yang kurang baik antara keluarga dengan pasien. Hasil penelitian yang dilakukan oleh McCauchan berbeda dengan penelitian ini karena dukungan informasional yang kurang maksimal bukan disebabkan karena hubungan yang tidak baik antara pasien dan keluarga tetapi berdasarkan karakteristik responden, menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan yang rendah sehingga membuat keluarga kesulitan untuk mencari informasi dan menjelaskannya kepada responden.

2.2 Respon Cemas Anak terhadap Pemasangan Intravena

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari responden anak yang mendapat terapi pemasangan intravena di Rumah Sakit Advent Medan didapat 18 orang (56,3%) berada pada tingkat respon cemas ringan, 12 orang ( 37,5%) pada tingkat respon cemas sedang, dan 2 orang (6,3%) berada pada tingkat respon cemas berat. Hal ini bersesuaian dengan hasil penelitian Mediani dkk (2005) yang menyatakan bahwa pasien anak usia sekolah yang mendapat terapi pemasangan infus mengalami kecemasan. Hal ini terlihat dengan adanya perubahan respon fisiologis seperti peningkatan denyut nadi dan respon perilaku seperti menangis yang menjadi indikator respon cemas pada anak.

Kecemasan yang dialami anak pada saat pemasangan intravena erat kaitannya dengan nyeri. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktifitas perilaku anak selama prosedur tindakan pemasangan intravena menunjukkan bahwa anak usia sekolah mengalami nyeri. Pengalaman nyeri bukan hanya sensori belaka, tetapi juga berkaitan erat dengan motivasi dan afektif seseorang. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Jay, Elliot dan Varni (1986) dan Cleve dkk (1997) bahwasanya stress anak terhadap prosedur tindakan tertentu ditentukan oleh tingkatan usia mereka. Mediani dkk (2005) meneliti respon nyeri infant dan anak yang mengalami hospitalisasi saat pemasangan infus di RSUD Sumedang juga mendapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan respon perilaku anak terhadap pemasangan infus. Khusus untuk anak usia sekolah respon yang mengindikasikan kecemasan terlihat dari perubahan perilaku menangis, verbal anak, dan batang tubuh sesudah pemasangan infus yang signifikan.

Dilaporkan dalam hasil penelitian ini bahwa tingkat respon cemas anak usia sekolah terhadap pemasangan intravena berada pada tingkat ringan. Hal ini dimungkinkan oleh jumlah responden anak yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah responden perempuan. Dimana tingkat kecemasan laki-laki jauh lebih rendah dari perempuan. Asumsi ini didukung oleh hasil penelitian Trismiati (2004) yang menyatakan bahwa wanita secara umum lebih pencemas daripada pria (Maccoby dan Jacklin, 1974). Demikian pula dengan hasil penelitian (dalam Leary, 1982) yang menyatakan bahwa wanita memiliki skor yang lebih tinggi pada pengukuran ketakutan dalam situasi sosial dibanding pria, serta penelitian Myers (1983), Power (dalam Myers, 1983), penelitian James dan Cattel (dalam Myers 1983) yang menunjukkan bahwa secara umum wanita lebih tinggi tingkat kecemasannya dibandingkan pria.

Komunikasi dari dokter dan perawat yang menginformasikan tentang prosedur pemasangan intravena tentu mampu memberikan efek positif terhadap penurunan respon cemas pasien. Hal ini sesuai dengan pendapat Fyfe (1999) yang menjelaskan bahwa tindakan perawat dapat membantu mengurangi atau menurunkan kecemasan pasien dengan menentramkan perasaan pasien.

Faktor yang mampu mempengaruhi kecemasan anak saat pemasangan intravena juga ditemukan pada penelitian ini. Diketahui bahwa ada responden anak yang berada pada tingkat kecemasan berat saat pemasangan intravena. Potter & Perry (2001) menyatakan bahwa tingginya kecemasan seseorang individu dimungkinkan oleh kondisi sakit, hospitalisasi, ketidaktahuan tentang pemeriksaan dan prosedur tindakan pembedahan, ketakutan terhadap anastesi,

takut terhadap nyeri, deformitas atau ancaman lain terhadap citra tubuh dan kematian.

2.3 Hubungan Dukungan Keluarga dengan Respon Cemas Anak Usia Sekolah terhadap Pemasangan Intravena

Penggunaan uji korelasi Spearman untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan respon cemas anak usia sekolah terhadap pemasangan intravena menunjukkan nilai p pada kolom sig 2-tailed sebesar 0,008 lebih kecil dari nilai level of significance yaitu 0,05 yang berarti terdapat hubungan bermakna antara dukungan keluarga dengan respon cemas anak usia sekolah terhadap pemasangan intravena. Dengan demikian hipotesa alternatif pada penelitian ini diterima yaitu terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan respon cemas anak usia sekolah terhadap pemasangan intravena. Didapatkan nilai korelasi - 0,458 dengan interpretasi hubungan sedang, yang berarti semakin tinggi dukungan keluarga, maka semakin rendah respon cemas anak usia sekolah terhadap pemasangan intravena.

Diterimanya hipotesis menunjukkan dukungan keluarga berpengaruh terhadap respon cemas anak yang menghadapi pemasangan intravena. Dukungan keluarga terhadap anak dengan pemasangan intravena dapat menyebabkan adanya ketenangan dan rasa aman pada anak. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Krohne & Slagen (2005) yang menyatakan bahwa pasien yang mendapatkan dukungan sosial yang tinggi tidak menunjukkan kecemasan dan tinggal lebih cepat dari rumah sakit dibandingkan pasien yang rendah dukungannya.

Sarason dan Sarason (1986) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa dukungan dari keluarga adalah sumber dukungan sosial yang paling tinggi. Saat anak yakin bahwa mereka mempunyai keluarga yang mendukung maka keyakinan akan kemampuan mengatasi kecemasan yang dialaminya akan meningkat yang dapat meredakan dan mengatasi tekanan yang dirasakannya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 56,3% subjek anak usia sekolah menghadapi pemasangan intravena berada pada kategori respon cemas rendah, 81,3% subjek keluarga memberikan dukungan kepada anak dengan kategori baik. Dukungan keluarga yang baik disebabkan adanya dukungan pengharapan, dukungan nyata, dukungan informasi dan dukungan emosional yang baik yang diberikan dari keluarga kepada anak yang menghadapi pemasangan intravena, yang mampu menumbuhkan terjalinnya hubungan yang baik antara keluarga dan anak dan mencegah respon cemas yang timbul akibat pemasangan intravena. Hasil penelitian Duncan (dalam Mutiara, 2007) menunjukkan bahwa keluarga merupakan sumber dukungan yang paling penting untuk anak dan usia dewasa. Begitupun pada anak yang menghadapi pemasangan intravena, keluarga juga merupakan sumber dukungan yang paling penting.

Dukungan pengharapan berbentuk dorongan, semangat, penghiburan, dan sebagai pendengar curahan hati anak merupakan umpan balik yang diterima oleh anak. Dukungan yang bersifat penghargaan yang positif ini membuat individu merasa berarti, mampu dan merasa dirinya bernilai (Taylor, 1995). Hanifah (dalam Pardede, 2008) dalam penelitiannya menyatakan bahwa dengan memberikan ungkapan yang positif, persetujuan terhadap ide, empati, dan

kepedulian dapat meningkatkan rasa tenang dan sikap positif dari pasien juga menurunkan tingkat kecemasan yang timbul. Hal ini tentunya juga menurunkan kecemasan pada anak saat pemasangan intravena.

Dukungan nyata berupa pelayanan, bantuan finansial dan material ataupun sekedar waktu untuk mendengarkan keluh kesah anak mempengaruhi kondisi psikoligis anak (Taylor, 1995). Dukungan yang bersifat nyata seperti membantu anak selama perawatan di rumah sakit atau sekedar memberi usapan pada anak ketika merasa cemas pada saat pemasangan intravena. Menurut Anne & David (dalam Pardede, 2008), keterlibatan anggota keluarga secara terus-menerus merupakan hal yang sangat menolong dan membangkitkan semangat bagi penderita dalam menjalani pengobatan.

Dukungan informatif berupa nasehat, sugesti, memberikan penghargaan secara langsung, saran yang berguna untuk mempermudah individu dalam menjalani hidupnya dan informasi. Informasi-informasi berharga yang diberikan berupa nasehat dan pengaruh yang diberikan kepada orang yang sudah pernah mengetahui ataupun yang belum mengetahuinya (Taylor, 1995). Bantuan informatif akan membantu pasien menemukan alternatif yang tepat bagi penyelesaian masalahnya dan menunjukkan tingkat kecemasan yang rendah (Krohne & Slagen, 2005). Informasi sangat dibutuhkan oleh seorang anak yang mendapat terapi melalui pemasangan intravena mengingat apa yang mereka jalani adalah hal yang baru dalam hidupnya. Keluarga merupakan sumber terbaik dalam penyediaan informasi dengan menyarankan tindakan yang spesifik dalam

menghadapi stressor. Dengan adanya dukungan tersebut anak mampu belajar dari pengalaman yang diceritakan orang lain.

Dukungan emosional merupakan dukungan yang membuat individu memiliki perasaan nyaman, yakin, diperlukan, dan dicintai oleh sumber dukungan keluarga (Lubis, 2009). Lebih lanjut Craigie & Mayor (2000) menyatakan dukungan emosional dan perhatian dalam situasi kritis atau dalam keadaan sakit merupakan bagian yang sangat penting dalam pemeliharaan kesehatan. Anak yang mendapat dukungan seperti ini akan merasa diperhatikan dan dilindungi. Perhatian emosi akan membuat anak saat mengahadapi pemasangan intravena merasa yakin bahwa ia tidak seorang diri mengahadapi tindakan tersebut.

Dari hasil kesimpulan diatas dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan respon cemas anak usia sekolah terhadap pemasangan intravena di Rumah Sakit Advent Medan.

Dokumen terkait