• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian diambil di sekolah SMA Negeri 1 Tanjung Morawa. Di sekolah tersebut terdapat 8 kelas X, 4 kelas XI IPA dan 4 kelas XI IPS, serta 4 kelas XII IPA

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

dan 4 kelas XII IPS. Aktivitas belajar sebanyak 8 jam mata pelajaran yang diberikan, dan waktu istirahat 2x15 menit. Kegiatan-kegiatan yang terdapat di sekolah tersebut terdiri dari Pramuka, Pasgriwa (Pasukan Bendera SMA Negeri 1 Tanjung Morawa), bimbingan mata pelajaran yang dibuat oleh pihak sekolah, OSIS SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, ROHIS SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, dan kegiatan-kegiatan yang tidak rutin dilaksanakan, tetapi sering diadakan oleh pihak sekolah (pelatihan siswa/siswi dalam mengikuti beberapa perlombaan).

Data diambil dengan membagikan kuesioner dan pemeriksaan tekanan darah. Pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali pada kelas masing-masing, yang memiliki jumlah siswa 40-45 orang/kelas.

5.2 Karakteristik Individu

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik subjek penelitian.

Karakteristik Subjek (n=287)

Frekuensi Persentase Umur

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

15 tahun 16 tahun 17 tahun 88 77 124 30,0 26,8 48,3 Jenis Kelamin Pria Wanita 94 193 32,8 67,2 Penggolongan Kualitas Tidur

Kualitas Tidur Baik Kualitas Tidur Buruk

67 220

23,3 76,7 Tekanan Darah Sistolik

80-120 mmHg 121-160 mmHg 161-200 mmHg 259 27 1 90,2 9,4 0,4 Tekanan Darah Diastolik

40-60 mmHg 61-80 mmHg 81-100 mmHg 62 205 20 21,6 71,4 7,0

Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 5.1. Jumlah responden adalah sebanyak 287 orang dimana laki-laki 94 orang (32,8%) dan perempuan 193 orang (67,2%). Rata-rata usia responden yang menjadi subjek penelitian adalah 16,13 tahun. Dan dari seluruh responden yang memiliki kualitas tidur baik sebanyak 67 orang (23,3%) dan kualitas tidur buruk 220 orang (76,7%). Dan rerata tekanan darah sistolik dan diastolik adalah 110,25 mmHg dan 72,14, dengan responden yang mengalami peningkatan tekanan darah sebanyak ( Sistolik >120 mmHg) 28 orang (9,8%) dan (Diastolik >80 mmHg) 20 orang (7,0%).

Tabel 5.2 Pengelompokan rata-rata tekanan darah dengan kualitas tidur. Kualitas tidur Rata-rata

Tekanan Darah Sistolik

Rata-rata

Tekanan Darah Diastolik Kualitas tidur baik 111,57+12,041 73,51+10,616

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

Kualitas tidur buruk 109,85+12,302 71,72+10,391

Hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah sistolik maupun diastolik (tabel 5.2) menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik pada kualitas tidur yang baik adalah 111,57 (SD 12,041) dan tekanan darah sistolik pada kualitas tidur yang buruk adalah 109,85 (SD 12,302). Dan untuk tekanan darah diastolik didapatkan bahwa rata-rata tekanan darah diastolik pada kualitas tidur yang baik adalah 73,51 (SD 10,616) dan tekanan darah sistolik pada kualitas tidur yang buruk adalah 71,72 (SD 10,391).

5.3Hasil Analisis Data

Tabel 5.3 Analisis hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah sistolik dan diastolik.

95% CI

Mean Upper Lower P value N

Tekanan darah sistolik

Kualitas tidur baik 111,57 67

Kualitas tidur buruk 109,65 220

Tekanan darah diastolik

Kualitas tidur baik 73,51 67

Kualitas tidur buruk 71,72 220

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa rerata perbedaan tekanan darah sistolik menurut kualitas tidur antara 1,64 sampai 5,08 (IK95%). Dari hasil analisis statistik didapatkan bahwa hasil uji varian (F) didapat p value 0,653 yang berarti tidak terdapat perbedaan varian sehingga uji t yang dilakukan adalah uji t dengan varian yang sama. Hasil uji t=1,008 dan p value 0,314. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna rerata tekanan darah sistolik menurut kualitas tidur (p > 0,05). Sedangkan rerata perbedaan tekanan darah diastolik menurut kualitas tidur antara 1,08 sampai 4,66 (IK95%). Dari hasil analisis statistik didapatkan bahwa hasil

0,314 0,221 5,08 4,66 1,08 1,64

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

uji varian (F) didapat p value 0,899 yang berarti tidak terdapat perbedaan varian sehingga uji t yang dilakukan adalah uji t dengan varian yang sama. Hasil uji t=0,285 dan p value 0,221. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna rerata tekanan darah diastolik menurut kualitas tidur (p > 0,05).

5.3Pembahasan

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa jumlah responden yang memiliki kualitas tidur yang buruk sebanyak 220 orang (76,7%) dan kualitas tidur yang baik sebanyak 67 orang (23,3%). Bila dibandingkan dengan penelitian Javaheri (2008) pada 238 responden, yang memiliki kualitas tidur yang buruk sebanyak 61 orang (25,6%) dan kualitas tidur yang baik sebanyak 177 orang (74,4%). Artinya jumlah responden yang memiliki kualitas tidur yang buruk pada penelitian ini lebih banyak daripada penelitian Javaheri (2008).

Dari seluruh sampel yang diambil di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, yang mengalami peningkatan tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg sebanyak 2 orang (0,69%) sedangkan yang mengalami peningkatan tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg sebanyak 16 orang (5,57%). Hal tersebut sesuai menurut penelitian Wasillah Rochmah, dkk yakni dari 203 pelajar berumur 12-17 tahun, didapatkan 10 pelajar dengan tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik sama dengan atau di atas 90 mmHg (IPD UI,1997).

Pada penelitian ini didapatkan bahwa tidak ada perbedaan kualitas tidur yang baik maupun buruk dengan tekanan darah sistolik maupun diastolik (p < 0,05). Hal tersebut bertentangan dengan teori yang menyatakan bahwa gangguan tidur yang terjadi secara terus-menerus dapat menyebabkan perubahan fisiologi tubuh dimana keseimbangan antara pengaturan sistem saraf simpatis dan parasimpatis terganggu. Sistem simpatis akan ditingkatkan sehingga memicu terjadinya peningkatan tekanan darah pada orang yang mengalami gangguan tidur tersebut. Sebaliknya, aktivitas

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

sistem parasimpatis diturunkan (Wendy, et al., 2007). Penjelasan tersebut juga mendukung kepada hasil penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah, yakni kualitas tidur yang buruk menyebabkan peningkatan tekanan darah (hipertensi) (Javaheri, 2008).

Hasil yang tidak sesuai dimungkinkan karena beberapa faktor, diantaranya :

a. Penggunaan instrumen yang digunakan untuk menilai kualitas tidur pada penelitian sebelumnya, yakni Wrist Actigraphy. Alat tersebut memiliki ketepatan lebih tinggi untuk menilai kualitas tidur dibandingkan dengan menggunakan kuesioner, meskipun kuesioner tersebut sudah baku (PSQI). Sehingga hasil yang didapat lebih terkesan subjektif dalam penilaian kualitas tidur responden.

b. Perbedaan akitivitas responden pada penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh pola hidup responden pada penelitian sebelumnya yang memicu gejala insomnia yang lebih sering dialami oleh remaja-remaja di luar negeri daripada penelitian ini.

c. Karakteristik responden pada penelitian sebelumnya menurut umur dan jenis kelamin berbeda pada penelitian ini. Pada penelitian sebelumnya hanya jenis kelamin laki-laki saja yang menjadi responden, karena mungkin laki-laki memiliki aktivitas yang lebih banyak sebagai pemicu perubahan pola tidur. Sementara jumlah responden perempuan pada penelitian ini lebih banyak dibanding laki-laki.

Dokumen terkait