• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN TEKANAN DARAH PADA REMAJA USIA 15-17 TAHUN

DI SMA NEGERI 1 TANJUNG MORAWA

Oleh:

DESHINTA NS ANGKAT 060100083

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS TIDUR DENGAN TEKANAN DARAH PADA REMAJA USIA 15-17 TAHUN

DI SMA NEGERI 1 TANJUNG MORAWA

“ Karya Tullis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran ”

Oleh:

DESHINTA NS ANGKAT 060100083

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Hubungan Antara Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa

Nama : Deshinta N.S. Angkat NIM : 060100083

Pembimbing Penguji I

(dr. Nuraiza Meutia, M.Biomed.) (dr. Zairul Arifin, Sp.A.DAFK)

Penguji II

(4)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

ABSTRAK

Latar Belakang: Hipertensi dan komplikasinya adalah salah satu penyebab kematian nomor satu, secara global. Kualitas tidur yang buruk berhubungan dengan tekanan darah pada dewasa. Untuk itu ingin dicari tahu apakah ada hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada remaja yang sehat di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa.

Desain: Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional.

Metode: Metode pengambilan sampel adalah dengan Simple Random Sampling

dengan jumlah sampel sebanyak 287 orang remaja usia 15-17 tahun, dengan kriteria tanpa adanya gangguan sleep apnea ataupun penyakit-penyakit yang berat. Untuk menilai kualitas tidur, seluruh responden dibagikan kuesioner untuk dijawab. Pemeriksaan tekanan darah sebanyak 2 kali dengan rentang waktu 2 minggu setelah pengukuran pertama. Pemeriksaan tekanan darah responden menggunakan

sphygmomanometer air raksa dan stetoskop Littmann. Dari kuesioner yang dibagikan, dihitung jumlah skor setiap sampel. Dikatakan kualitas tidur baik bila skornya < 5 dan kualitas tidur buruk bila skornya > 5.

Hasil: Hasil penelitian ini, didapatkan kualitas tidur yang baik 23,3% dan yang buruk 76,7% dari seluruh jumlah sampel. Rerata perbedaan tekanan darah sistolik menurut kualitas tidur antara 1,64 sampai 5,08 (IK95%). rerata perbedaan tekanan darah diastolik menurut kualitas tidur antara 1,08 sampai 4,66 (IK95%). Hasil analisis statitik dengan dengan uji T independen varian sama menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna rerata tekanan darah sistolik maupun diastolik menurut kualitas tidur pada remaja di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa (p > 0,05).

Kesimpulan: Tidak ada perbedaan yang bermakna rerata tekanan darah pada remaja usia 15-17 tahun yang kualitas tidurnya baik maupun buruk di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa.

(5)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

ABSTRACT

Backgrounds: Hypertension and its complication is one of the highest mortality factor among people, globally. Poor sleep quality assosiates with blood pressure in adolescent. That is to look for, is there is an assosiation between sleep quality with blood pressure in healthy adolescen at SMA Negeri 1 Tanjung Morawa.

Designs: Descriptive analytic with design cross sectional

Methods: The sample’s method is Simple Random Sampling with the total samples are 287 adolescence arounds 15-17 years old with the criteria without sleep apnoe or any severe disease. To get the sleep quality, all samples have a quetionaire to answered. The blood pressure examinations are done twice with range two weeks after the first. Its done with a sphygmomanometer and stetoschope Litmann. From the quationaire which were given them, it will add for the score. The good sleep quality if the score < 5 and the poor one if > 5.

Results: From this research get for the good sleep quality is 23,3% and the poor is 76,7% for all samples. Mean systolic blood pressure for sleep quality between 1,64 until 5,08 (CI95%) and mean dyastolic blood pressure for sleep quality between 1,08 until 4,66 (CI95%). The result for statistic analize with T independent same varian show that there is no different significantly for systolic blood pressure although dyastolic blood pressure for sleep quality in adolescent at SMA Negeri 1 Tanjung Morawa (p > 0,05).

Conclusions: There is no assosiates between mean blood pressure in adolescent 15-17 years old for good or poor sleep quality at SMA Negeri 1 Tanjung Morawa.

(6)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan hasil penelitian ini, yang merupakan salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan Program Pendidikan S1 Kedokteran Fakultas Kedokteran USU.

Dengan selesainya proposal penelitian ini, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pembimbing penulisan karya tulis ilmiah, dr.Nuraiza Meutia, M.Biomed., yang dengan sepenuh hati telah mendukung, membimbing, dan mengarahkan penulis mulai dari perencanaan penulisan sampai selesainya laporan hasil penelitian ini. Serta untuk dosen penguji yakni dr. Zairul Arifin, Sp.A.DAFK dan dr. Rina Amelia, MARS yang telah memberikan kritik dan saran bagi tulisan hasil penelitian ini. Buat keluarga yang selalu mendukung dan memberikan support demi kelancaran pembuatan hasil penelitian ini, penulis ucapkan banyak terimakasih. Serta buat teman-teman yang telah membantu penelitian ini, Dina Marini Sitanggang, Nina Munawaroh Damanik, Fatika Sari Hasibuan, dan Pebri Warita Pulungan, penulis mengucapkan banyak terimakasih atas bantuannya. Hanya Allah SWT yang mampu memberikan balasan terbaik kepada orang-orang yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan laporan hasil penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa laporan hasil penelitian ini belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan laporan hasil penelitian ini.

(7)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

Penulis DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN... i

ABSTRAK... ii

ABSTRACT... iii

KATA PENGANTAR... iv

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ix

DAFTAR SINGKATAN... x

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1Latar Belakang... 1

1.2Rumusan Masalah... 3

1.3Tujuan Penelitian... 4

1.4Manfaat Penelitian... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1 Tidur... 5

2.1.1 Definisi... 5

2.1.2 Pola Tidur... 5

2.1.3 Mekanisme Tidur... 6

2.2 Gangguan Tidur... 8

2.2.1 Definisi... 8

2.2.2 Etiologi dan Klasifikasi... 9

(8)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

2.3.6 Komplikasi... 16

2.4 Hubungan Kualitas Tidur dan Hipertensi... 17

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL 19 3.1 Kerangka Konsep ... 19

3.2 Definisi Operasional ... 19

3.3 Hipotesis... 20

BAB 4 METODE PENELITIAN... 21

4.1 Rancangan Penelitian... 21

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 21

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian... 21

4.4 Metode Pengumpulan Data... 22

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data... 22

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 23

5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian... 23

5.2 Karakteristik Individu... 24

5.3 Hasil Analisis Data... 25

5.4 Pembahasan... 26

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 28

6.1 Kesimpulan... 28

6.2 Saran... 28

(9)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1 2.2 5.1

5.2 5.3

Klasifikasi tekanan darah menurut JNC Klasifikasi tekanan darah menurut WHO/ISH

Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik subjek penelitian

Pengelompokan tekanan darah dengan kualitas tidur

Analisis hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah sistolik dan diastolik

14 15 24

(10)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

Gambar 1

Gambar 2

Faktor-faktor yang berpengaruh pada pengendalian tekanan darah

Kerangka konsep penelitian

16

(11)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I Daftar Riwayat Hidup LAMPIRAN II Kuesioner Penelitian LAMPIRAN III Informed Concent LAMPIRAN IV Data Induk

(12)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

DAFTAR SINGKATAN

ACTH : Adrenal Corticotropin Hormon

ARAS : Ascending Reticulary Activating System BMI : Body Mass Index

BSH : British Hypertension Society

CHEP : Cannadian Hypertension Education Program CRP : Community Research Program

EEG : Elektroensefalogram

ESH : European Society of Hypertension

FK USU : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara GH : Growth Hormon

ISH : International Society of Hypertension

JNC 7 : The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure LH : Luteinizing Hormon

NIH : The National Institutes of Health NREM : Non Rapid Eye Movement

Pernefri : Perhimpunan Nefrologi Indonesia

PSQI : Pittsburgh Sleep Quality Index REM : Rapid Eye Movement

SPSS : Statistical Program for Social Sciences

TGF- : Transforming Growth Factor-TIA : Transient Ischemic Attack

(13)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi dan komplikasinya adalah salah satu penyebab kematian nomor satu, secara global. Komplikasi pembuluh darah yang disebabkan hipertensi dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, infark (kerusakan jaringan) jantung, stroke, dan gagal ginjal. Komplikasi pada organ tubuh menyebabkan angka kematian yang tinggi. Gangguan kerja organ, selain menyebabkan penderita, keluarga dan negara harus mengeluarkan lebih banyak biaya pengobatan dan perawatan, tentu pula menurunkan kualitas hidup penderita (Depkes RI, 2007).

Di banyak negara saat ini, prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, penurunan aktivitas fisik, dan stres psikososial. Hipertensi sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat (public health problem) dan akan menjadi masalah yang lebih besar jika tidak ditanggulangi sejak dini.

(14)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

15%-20%. Survei di pedesaan Bali (2004) menemukan prevalensi pria sebesar 46,2% dan 53,9% pada wanita (Depkes RI, 2007).

Stroke, hipertensi dan penyakit jantung meliputi lebih dari sepertiga penyebab kematian, dimana stroke menjadi penyebab kematian terbanyak 15,4%, hipertensi 6,8%, penyakit jantung iskemik 5,1%, dan penyakit jantung 4,6%. Dalam data Riskesdas 2007 juga disebutkan prevalensi hipertensi di Indonesia berkisar 30% dengan insiden komplikasi penyakit kardiovaskular lebih banyak pada perempuan (52%) dibandingkan laki-laki (48%) (Depkes RI, 2009).

Pada anak ternyata juga dapat dijumpai hipertensi. Penelitian prevalensi hipertensi pada pelajar sekolah menengah tingkat pertama dilaporkan oleh Wasilah Rochmah dan kawan-kawan di Yogyakarta, sedangkan Robinson Harahap meneliti pada pelajar sekolah menengah tingkat atas di Jakarta. Dari 203 pelajar SMP DI Yogyakarta yang diteliti, berumur 12-17 tahun, didapatkan 10 pelajar dengan tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik sama dengan atau di atas 90 mmHg. Dari 3612 pelajar SMA di Jakarta, berumur 15-21 tahun, didapatkan 3,3% menderita hipertensi (IPD UI, 1997).

(15)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

Mengamati data bahwa penderita hipertensi dewasa di Indonesia semakin meningkat, maka saya merasa perlu untuk mendapatkan data mengenai prevalensi hipertensi pada remaja di Indonesia, khususnya di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa. Sekaligus mengkaji salah satu penyebab yang mungkin mendasarinya, yaitu kualitas tidur. 1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah kualitas tidur yang buruk pada remaja dapat meningkatkan tekanan darah.

2. Bagaimana gambaran tekanan darah pada usia remaja.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada remaja usia 15-17 tahun.

1.3.2 Tujuan Khusus :

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui adanya hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada remaja usia 15-17 tahun di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa.

2. Mengetahui gambaran kualitas tidur pada remaja usia 15-17 tahun di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa.

3. Mengetahui gambaran tekanan darah rata-rata pada remaja usia 15-17 tahun di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

(16)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

2. Bagi masyarakat dapat dijadikan sebagai bahan penambah pengetahuan bahwa ada pengaruh kualitas tidur terhadap peningkatan tekanan darah.

3. Bagi responden dapat dijadikan sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan. 4. Bagi peneliti dapat dijadikan sebagai penambah latihan dalam membuat suatu

penelitian.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tidur

2.1.1 Defenisi

Tidur merupakan suatu proses aktif yang memiliki variasi siklis normal dalam kesadaran mengenai keadaan sekitar (Sherwood, 2001). Berbeda dengan keadaan terjaga, orang yang sedang tidur tidak secara sadar waspada akan dunia luar, tetapi tetap memiliki pengalaman kesadaran dalam batin, misalnya mimpi. Selain itu, mereka dapat dibangunkan oleh rangsangan eksternal, misalnya bunyi alarm. Belakangan disebutkan bahwa tidur adalah suatu proses aktif dan bukannya soal pengurangan impuls aspesifik saja. Proses aktif tersebut merupakan aktivitas sinkronisasi bagian ventral dari substansia retikularis medula oblongata (Mardjono, 2008).

2.1.2 Pola Tidur

(17)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

rendah dan amplitudo meningkat. Perlambatan maksimum dengan gelombang-gelombang besar dijumpai pada stadium 4. Dengan demikian, karakteristik tidur dalam adalah pola gelombang lambat ritmik, yang menunjukkan adanya sinkronisasi yang jelas (Ganong, 2003).

Perubahan-perubahan aktivitas otak selama tidur adalah sesuai dengan tahap-tahap tidur. Tahap tidur pertama sesuai dengan keadaan dimana seseorang baru saja terlena. Seluruh otot menjadi lemas, kelopak mata menutupi mata, dan kedua bola mata bergerak bolak-balik ke kedua sisi. EEG tahap tidur pertama ini, memperlihatkan penurunan voltase dengan gelombang-gelombang alfa yang makin menurun frekuensinya. Keadaan tidur masuk kepada tahapan kedua apabila timbul sekelompok gelombang yang berfrekuensi 14-18 siklus per detik pada aktivitas dasar yang berfrekuansi 3-6 siklus per detik. Kelompok gelombang-gelombang tersebut dikenal sebagai gelombang tidur atau sleep spindles. Dalam tahap kedua ini kedua bola mata berhenti bergerak. Tetapi tonus otot masih terpelihara. Pada tahap tidur ketiga, EEG memperlihatkan gelombang dasar yang lambat (1-2 siklus per detik) dengan sekali-kali timbulnya sleep spindles. Pada tahap tidur keempat hanya gelombang lambat saja tanpa sleep spindles. Keadaan fisik pada tahap ketiga dan keempat ini adalah lemah lunglai, karena tonus otot sangat rendah. Pada tahap tidur kelima, tonus otot meninggi kembali, terutama otot-otot rahang bawah. Bahkan otot-otot anggota gerak dan badan dapat mengalami kejang. Bola mata yang selama tahap ketiga dan keempat berhenti bergerak, pada tahap kelima mulai bergerak kembali dengan kecepatan yang lebih tinggi. Karena itu tahap tidur kelima ini dinamakan rapid eye movement sleep (REMS) atau paradoxal sleep. Tahap tidur pertama sampai keempat dimana gerak bola mata tidak secepat sewaktu tahap kelima dinamakan

(18)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

Selama tidur malam yang berlangsung rata-rata 7 jam, kedua macam tidur itu, yaitu REMS dan NREMS, berselingan 4-6 kali apabila seseorang kurang cukup mengalami REMS, maka esok harinya ia akan menunjukkan kecenderungan untuk menjadi hiperaktif, kurang dapat mengendalikan emosinya, nafsu makan bertambah dan nafsu birahi pun lebih besar. Sedangkan, jika NREMS kurang cukup, keadaan fisik menjadi kurang gesit (Mardjono, 2008).

2.1.3 Mekanisme Tidur

Tidur normal dapat dibagi dalam 2 tahap: 1. Non Rapid Eye Movement (NREM) 2. Rapid Eye Movement (REM)

Kedua status ini berbeda berdasarkan kumpulan parameter fisiologis. NREM ditandai oleh denyut jantung dan frekuensi pernafasan yang stabil dan lambat serta tekanan darah yang rendah. NREM adalah tahap tidur yang tenang. REM ditandai dengan gerakan mata yang cepat dan tiba-tiba, peningkatan aktivitas saraf otonom dan mimpi. Pada tidur REM terdapat fluktuasi luas dari tekanan darah, denyut nadi dan frekuensi nafas. Keadaan ini disertai dengan penurunan tonus otot dan peningkatan aktivitas otot involunter. REM disebut juga aktivitas otak yang tinggi dalam tubuh yang lumpuh atau tidur paradoks (Rachman, 2007).

(19)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

mata yang cepat atau 'rapid eyemovement'), dan lebih sulit dibangunkan daripada tidur gelombang lambat.

Tidur NREM secara umum meliputi 80% dari seluruh waktu tidur, sedangkan tidur REM lebih kurang 20%. Menurut Hobson dan Mc. Carley tidur NREM dan REM merupakan siklus yang berlangsung selama periode tidur. Tidur NREM disebabkan menurunnya aktivitas neuron monoaminergik (noradrenergik dan serotonergik) yang aktif pada waktu bangun dan menekan aktivitas neuron kolinergik. Tidur REM disebabkan inaktivitas neuron monoaminergik sehingga memicu aktivitas neuron kolinergik (neuron retikuler pons) (Rachman, 2007).

a. Sistem serotoninergik

Pengaturan mekanisme tidur dan bangun :

Keadaan jaga atau bangun sangat dipengaruhi oleh sistem ARAS (Ascending Reticulary Activity System). Bila aktivitas ARAS ini meningkat orang tersebut dalam keadaan sadar. Aktivitas ARAS menurun, orang tersebut akan dalam keadaan tidur. Aktifitas ARAS ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas neurotransmiter seperti sistem serotoninergik, noradrenergik, kolinergik, histaminergik (Czeisler, 2000).

(20)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

b. Sistem Adrenergik

Neuron-neuron yang terbanyak mengandung norepineprin terletak di badan sel

nukleus cereleus di batang otak. Kerusakan sel neuron pada lokus cereleus sangat mempengaruhi penurunan atau hilangnya REM tidur. Obat-obatan yang mempengaruhi peningkatan aktivitas neuron noradrenergik akan menyebabkan penurunan yang jelas pada tidur REM dan peningkatan keadaan jaga.

c. Sistem Kolinergik

Menurut Sitaram dkk, (1976) dalam (Japardi, 2002) membuktikan dengan pemberian prostigimin intravena dapat mempengaruhi episode tidur REM. Stimulasi jalur kolinergik ini, mengakibatkan aktivitas gambaran EEG seperti dalam keadaan jaga. Gangguan aktivitas kolinergik sentral yang berhubungan dengan perubahan tidur ini terlihat pada orang depresi, sehingga terjadi pemendekan latensi tidur REM. Pada obat antikolinergik (scopolamine) yang menghambat pengeluaran kolinergik dari lokus sereleus maka tampak gangguan pada fase awal dan penurunan REM.

d. Sistem histaminergik

Pengaruh histamin sangat sedikit mempengaruhi tidur.

e. Sistem hormon

Pengaruh hormon terhadap siklus tidur dipengaruhi oleh beberapa hormon seperti

(21)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

neurotransmiter norepinefrin, dopamin, serotonin yang bertugas mengatur mekanisme tidur dan bangun.

2.2 Gangguan Tidur 2.2.1 Definisi

Gangguan tidur merupakan salah satu keluhan yang paling sering ditemukan pada penderita yang berkunjung ke praktik. Gangguan tidur dapat dialami oleh semua lapisan masyarakat baik kaya, miskin, berpendidikan tinggi dan rendah maupun orang muda, serta yang paling sering ditemukan pada usia lanjut. Pada orang normal, gangguan tidur yang berkepanjangan akan mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidur biologiknya, menurun daya tahan tubuh serta menurunkan prestasi kerja, mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi, kelelahan, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain. Menurut beberapa peneliti gangguan tidur yang berkepanjangan mengakibatkan 2,5 kali lebih sering mengalami kecelakaan mobil dibandingkan pada orang yang tidurnya cukup. Diperkirakan jumlah penderita akibat gangguan tidur setiap tahun semakin lama semakin meningkat sehingga menimbulkan masalah kesehatan. Di dalam praktik sehari-hari, kecenderungan untuk mempergunakan obat hipnotik, tanpa menentukan lebih dahulu penyebab yang mendasari penyakitnya, sehingga sering menimbulkan masalah yang baru akibat penggunaan obat yang tidak adekuat. Melihat hal di atas, jelas bahwa gangguan tidur merupakan masalah kesehatan yang akan dihadapi pada tahun-tahun yang akan datang (Japardi, 2002).

2.2.2 Etiologi dan Klasifikasi

Menurut Internasional Classification of Sleep Disorders, gangguan tidur terbagi atas :

(22)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

Adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami kesukaran untuk tidur (failling as sleep), mengalami gangguan selama tidur (difficulty in staying as sleep), bangun terlalu dini atau kombinasi diantaranya.

Dissomnia dibagi menjadi 5 bagian, yakni : 1) Gangguan tidur spesifik

a) Narkolepsi

b) Gangguan gerakan anggota gerak badan secara periodik /mioklonus nokturnal

c) Sindroma kaki gelisah (Restless Legs Syndrome atau Ekboms syndrome)

d) Gangguan bernafas saat tidur (sleep apnea) e) Pasca trauma kepala

2) Gangguan tidur irama sirkadian

(23)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

Gangguan irama sirkadian dapat dikategorikan dua bagian: a) Sementara (acute work shift, jet lag)

b) Menetap (shift worker)

3) Lesi susunan saraf pusat (neurologis)

Lesi batang otak atau bulbus dapat mengganggu selama tidur. Hal ini merupakan gangguan tidur organik. Feldman, Wilkus, dkk menemukan gangguan fase tidur pada lesi atau trauma daerah ventral pons, yang mana fase 1 dan 2 menetap tetapi fase REM berkurang atau tidak ada sama sekali. Penderita chroea ditandai dengan gangguan tidur yang berat, yang diakibatkan kerusakan pada batang otak. Penyakit seperti Gilles de la Tourettes syndrome, parkinson, chorea, dan distonia, merupakan penyakit yang lebih sering timbul pada saat pasien tidur. Gerakan ini lebih sering terjadi pada fase awal dan fase 1 dan jarang terjadi pada fase dalam. Pada demensia senilis yang mengalami gangguan tidur pada malam hari, mungkin akibat disorganisasi siklus sirkadian dan perubahan suhu tubuh. Pada penderita stroke dapat mengalami gangguan tidur. Bila terjadi gangguan vaskular di daerah batang otak epilepsi seringkali terjadi pada saat tidur terutama pada fase NREM (stadium 1-2) jarang terjadi pada fase REM.

4) Gangguan kesehatan

Seperti neuritis, carpal tunnel syndrome, distessia, miopati dystrophi, low back pain, gangguan metabolik seperti hipo/hipertiroid, gangguan ginjal akut/kronik, asma, penyakit ulkus peptikum, obstruksi saluran nafas sering menyebabkan gangguan tidur, berupa mioklonus nokturnal.

(24)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

Gangguan tidur dapat disebabkan oleh obat-obatan seperti penggunaan obat stimulan yang kronik (amfetamine, kafein, nikotin), antihipertensi, antidepresan, antiparkinson, antihistamin, antikolinergik. Obat ini dapat menimbulkan terputus-putusnya fase tidur REM.

b. Parasomnia

Merupakan kelompok heterogen yang terdiri dari kejadian-kejadian episode yang berlangsung pada malam hari pada saat tidur atau pada waktu antara bangun dan tidur. Kasus ini sering berhubungan dengan gangguan perubahan tingkah laku dan aksi motorik potensial, sehingga sangat potensial menimbulkan angka kesakitan dan kematian. Insidensi ini sering ditemukan pada usia anak berumur 3-5 tahun (15%) dan mengalami perbaikan atau penurunan insidensi pada usia dewasa (3%).

Ada 3 faktor utama presipitasi terjadinya parasomnia, yaitu: 1) Peminum alkohol

2) Kurang tidur (sleep deprivation) 3) Stress psikososial

Kelainan ini terletak pada aurosal yang sering terjadi pada stadium transmisi antara bangun dan tidur. Gambaran berupa aktivitas otot skeletal dan perubahan sistem otonom. Gejala khasnya berupa penurunan kesadaran (confused) dan diikuti aurosal dan amnesia episode tersebut. Seringkali hal tersebut terjadi pada stadium 3 dan 4.

Parasomnia dibagi kedalam 3 jenis gangguan, yakni : 1) Gangguan tidur berjalan (sleep walking)/somnabulisme

2) Gangguan teror tidur (sleep terror)

3) Gangguan tidur berhubungan dengan fase REM

(25)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

2.3.1 Defenisi

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana ukuran tekanan darah saat diperiksa menunjukkan angka >140 mmHg pada sistol dan atau >90 mmHg pada diastol, atau pasien yang mengkonsumsi obat-obatan hipertensi (Wyatt et al, 2003).

2.3.2 Etiologi

Beradasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu (Mansjoer, 2001):

a. Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhi seperti genetik, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, sistem renin-angiotensin, defek dalam ekskresi Na dan Ca intraseluler, dan faktor-faktor yang meningkatkan risiko, seperti obesitas, alkohol, merokok, serta polisitemia. b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal. Terdapat sekitar 5% kasus.

Penyebab spesifiknya diketahui, seperti penggunaan estrogen, penyakit ginjal, hipertensi vaskular renal, hiperaldosteronisme primer, dan sindrom Cushing, feokromositoma, koarktasio aorta, hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, dan lain-lain.

2.3.3 Faktor Risiko

Faktor yang tidak dapat diubah antara lain:

a.Umur: semakin bertambahnya umur, semakin besar resiko terkena tekanan darah tinggi, terutama sistolic. Hal ini sebagian besar disebabkan oleh

(26)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

lebih besar pada usia muda dan berkembang menjadi komplikasi yang parah dan lebih cepat.

c.Status sosial ekonomi: tekanan darah tinggi juga lebih umum di kalangan mereka yang berpendidikan rendah dan kelompok sosial ekonomi menengah kebawah.

darah tinggi muncul pada orang-orang yang punya riwayat keluarga menderita tekanan darah tinggi.

e.Jenis kelamin: laki-laki umumnya memiliki lebih besar kemungkinan berkembang tekanan darah tinggi daripada perempuan. Kemungkinan ini bervariasi sesuai dengan usia dan di antara berbagai kelompok etnis.

Faktor yang dapat diubah antara lain:

a.Kegemukan

2. Hal tersebut sangat terkait

erat dengan tekanan darah tinggi.

b.Sensitivitas

untuk sodium (garam), dan tekanan darah mereka akan meningkat jika mereka menggunakan garam. Mengurangi konsumsi sodium cenderung menurunkan tekanan darah. Makanan cepat saji merupakan makanan yang terutama mengandung jumlah sodium yang tinggi. Banyak obat-obatan, seperti analgesik, juga mengandung sodium dalam kadar yang lebih.

c.Penggunaan Alkohol: minum lebih dari satu sampai dua kali minuman alkohol per hari cenderung untuk meningkatkan tekanan darah pada orang yang sensitif terhadap alkohol.

(27)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

e.Kurangnya latihan (aktivitas fisik): sebuah gaya hidup tak berpindah-pindah kontribusi untuk pengembangan kegemukan dan tekanan darah tinggi.

f. Obat: beberapa obat, seperti amphetamine (stimulan), diet pil, dan beberapa pil yang digunakan untuk keadaan meningkatkan tekanan darah.

2.3.4 Klasifikasi

Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention (JNC 7) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi kelompok normal, prehipertensi, hipertensi derajat 1 dan derajat 2.

Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7 Klasifikasi Tekanan

Darah

TDS (mmHg) TDD (mmHg)

Normal < 120 dan < 80

Prehipertensi 120-139 atau 80-89

Hipertensi derajat 1 140-159 atau 90-99

Hipertensi derajat 2 > 160 atau > 100

(Yogiantoro, 2006)

Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) memilih klasifikasi sesuai WHO/ISH karena sederhana dan memenuhi kebutuhan, tidak bertentangan dengan strategi terapi, tidak meragukan karena memiliki sebaran luas dan tidak rumit, serta terdapat pula unsur sistolik yang juga penting dalam penentuan.

Tabel 2.2 Klasifikasi tekanan darah sesuai WHO/ISH

Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normotensi < 140 <90

Hipertensi ringan 140-180 90-105

Hipertensi perbatasan 140-160 90-95

(28)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

Hipertensi sistolik perbatasan

140-160 <90

(Mansjoer, 2001)

Masih ada beberapa klasifikasi dan pedoman penanganan hipertensi lain dari

World Health Organization (WHO) dan International Society of Hypertension

(ISH), dari European Society of Hypertension (ESH, bersama European Society of Cardiology), British Hypertension Society (BSH) serta Cannadian Hypertension Education Program (CHEP), tetapi umumnya digunakan JNC 7 (Yogiantoro, 2006).

2.3.5 Patogenesis

Hipertensi adalah penyakit multifaktorial yang timbul terutama karena interaksi antara faktor-faktor resiko tertentu, yakni (Yogiantoro, 2006):

(29)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

Hipertensi = Peningkatan CJ dan/atau Peningkatan TP

Gambar 2.1 Faktor-faktor yang berpengaruh pada pengendalian tekanan darah. (Yogiantoro, 2006)

2.3.6 Komplikasi

Penyakit serebrovaskular dan penyakit arteri coroner merupakan penyebab kematian paling sering pada penderita hipertensi (Kumar et al, 2005). Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ-organ target yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah :

a. Jantung

1) Hipertrofi ventrikel kiri

2) Angina atau infark miokardium 3) Gagal jantung

b. Otak (strok atau Transient Ischemic Attack) c. Penyakit ginjal kronis

d. Penyakit arteri perifer e. Retinopati

Otoregulasi

Konstriksi fungsionil

preload

TEKANAN DARAH = CURAH JANTUNG X TAHANAN PERIFER

kontraktilitas Hipertrofi

(30)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

Beberapa penelitian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ-organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor AT1 angiotensin II, stres oksidatif, down regulation dari ekspresi nitric oxide synthase, dan lain-lain. Penelitian lain juga membukt ikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap garam berperan besar dalam timbulnya kerusakan organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi Transforming Growth Factor- (TGF- ).

Adanya kerusakan organ target, terutama pada jantung dan pembuluh darah, akan memperburuk prognosis pasien hipertensi. Tingginya morbiditas dan mortalitas pasien hipertensi terutama disebabkan oleh timbulnya penyakit kardiovaskular (Yogiantoro, 2006).

2.4 Hubungan Kualitas Tidur dan Hipertensi

1. Data-data yang dikumpulkan oleh para peneliti mendapati berkurangnya waktu tidur lebih dari 1 jam dalam 20-30 tahun terakhir. Faktor-faktor sosial seperti akses internet, peralatan elektronik di kamar tidur seperti televisi, jadwal sekolah yang padat, peningkatan konsumsi kafein dan faktor-faktor stres lainnya dapat mempengaruhi kualitas tidur.

(31)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

3. Tekanan darah dipengaruhi oleh secara sistem otonom, yakni simpatis dan parasimpatis. Pada orang yang kualitas tidurnya buruk, didapatkan peningkatan aktivitas simpatis dan penurunan aktivitas parasimpatis (Wendy et al, 2007). 4. Selain modifikasi gaya hidup (pengaturan diet dan olah raga), kualitas tidur

sangatlah penting dalam mempertahankan kesehatan. Pencegahan hipertensi di masa yang akan datang bukan hanya terbatas pada program olah raga dan pengaturan berat badan, namun juga optimalisasi jam tidur. Sangatlah penting untuk memantau kualitas dan kuantitas tidur pada anak, sebagai bagian dalam meningkatkan kesehatan masyarakat (Javaheri, 2008).

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Penelitian ini untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada remaja usia 15-17 tahun.

(32)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

Kualitas Tidur Tekanan Darah

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

3.2 Defenisi Operasional

Kualitas tidur adalah penilaian terhadap kualitas tidur yang subjektif, masa laten tidur, lama waktu tidur, habitual sleep efficiency, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, and gangguan disiang hari dalam waktu sebulan yang lalu, dengan menggunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). Alat ini telah dikembangkan untuk mengukur kualitas tidur selama sebulan sebelumnya dan untuk membedakan antara kualitas tidur yang baik dan yang buruk (Beaton et al, 1998).

PSQI terdiri atas 18 pertanyaan dengan 4 pilihan jawaban yang bernilai 0 (untuk yang mudah) sampai 3 (untuk yang sulit). Dimana bila jumlah skor > 5 artinya orang tersebut mengalami gangguan tidur. Untuk nilai spesifisitas dari PSQI adalah 86,5% dan sensitivitasnya 89,6% (Buysse et al, 1989) serta nilai validitasnya adalah 0,83 (Cronbach alpha) untuk seluruh komponen penilaian. Hal tersebut menunjukkan bahwa penggunaan kuesioner PSQI dapat memberikan gambaran yang jelas dan tepat terhadap terjadinya gangguan tidur. Skala yang digunakan adalah skala ordinal, mengetahui kualitas tidur responden baik atau buruk.

Variabel tekanan darah adalah variabel yang didapatkan dari pengukuran tekanan darah pada arteri brakialis dengan menggunakan alat sphygmomanometer air raksa (Riester) dan stetoskop Litmann. Variabel yang digunakan adalah skala numerik berdasarkan jumlah angka yang didapat saat melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan sebanyak 2 kali dengan rentang waktu 2 minggu sejak pengukuran pertama dilakukan, baik tekanan darah sistolik maupun tekanan darah diastolik.

(33)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

Hipotesis pada penelitian ini adalah ”ada hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah pada remaja.”

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan Penelitian

(34)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

darah pada remaja usia 15-17 tahun di SMA Negeri I Tanjung Morawa. Pada tahap awal, seluruh responden mendapatkan kuesioner mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah sebagai kriteria inklusi/eksklusi pada penelitian ini. Setelah didapatkan berapa jumlah responden yang termasuk dalam kriteria inklusi, maka responden dimintakan untuk mengisi kuesioner kualitas tidur lalu diperiksa tekanan darahnya secara bersamaan.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di bulan September 2009 terhadap siswa sekolah SMA Negeri I Tg. Morawa. Sekolah ini dipilih karena sekolah tersebut memiliki aktivitas yang cukup padat menjadi subjek penelitian pada siswa usia 15-17 tahun. Faktor kemudahan (ekonomis) juga menjadi alasan bagi peneliti memilih sekolah tersebut.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri I Tg. Morawa dengan usia 15-17 tahun yaitu sebanyak 1010 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik simple random sampling (Notoatmodjo, 2005), yaitu dari 1010 populasi akan didapatkan sebanyak 287 siswa yang dijadikan sebagai sample berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi lewat perhitungan sampel, yakni :

N 1010

n =  n =

1 + N (d2) 1 + 1010 (0,05)2

n = 286,5 Keterangan :

(35)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

d = nilai estimasi (0,05)

4.4 Metode Pengumpulan Data

Digunakan kuesioner untuk menilai kualitas tidur responden (PSQI) pada siswa remaja usia 15-17 tahun di sekolah tersebut. Sedangkan penilaian tentang tekanan darah diukur dengan menggunakan sphygmomanometer air raksa dan stetoskopnya. Tata cara pemeriksaan tekanan darah dilakukan saat responden mengisi kuesioner yang dibagikan. Hal tersebut mengingat waktu yang diberikan untuk melakukan penelitian di ruang-ruang kelas tertentu yang dapat mengganggu proses belajar mengajar. Dan tekanan darah diukur sebanyak 2 kali.

4.5 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pada awalnya seluruh kuesioner untuk variabel kualitas tidur yang telah dikembalikan, diperiksa kelengkapan dan ketepatannya. Kemudian data yang telah lengkap dan tepat diberi tanda secara manual sebelum diolah di komputer. Lalu data yang telah diberi kode, dimasukkan ke komputer. Lakukan cleaning data setelah itu disimpan. Hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, sedangkan hubungan antara variabel kualitas tidur dengan tekanan darah akan dianalisis menggunakan uji statistik “t-independent”. Analisis statistik akan dilakukan dengan bantuan komputer (program SPSS 13.0) (Arlinda, 2008).

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

(36)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

dan 4 kelas XII IPS. Aktivitas belajar sebanyak 8 jam mata pelajaran yang diberikan, dan waktu istirahat 2x15 menit. Kegiatan-kegiatan yang terdapat di sekolah tersebut terdiri dari Pramuka, Pasgriwa (Pasukan Bendera SMA Negeri 1 Tanjung Morawa), bimbingan mata pelajaran yang dibuat oleh pihak sekolah, OSIS SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, ROHIS SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, dan kegiatan-kegiatan yang tidak rutin dilaksanakan, tetapi sering diadakan oleh pihak sekolah (pelatihan siswa/siswi dalam mengikuti beberapa perlombaan).

Data diambil dengan membagikan kuesioner dan pemeriksaan tekanan darah. Pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali pada kelas masing-masing, yang memiliki jumlah siswa 40-45 orang/kelas.

5.2 Karakteristik Individu

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik subjek penelitian.

Karakteristik Subjek (n=287)

(37)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

15 tahun

Karakteristik responden dapat dilihat pada tabel 5.1. Jumlah responden adalah sebanyak 287 orang dimana laki-laki 94 orang (32,8%) dan perempuan 193 orang (67,2%). Rata-rata usia responden yang menjadi subjek penelitian adalah 16,13 tahun. Dan dari seluruh responden yang memiliki kualitas tidur baik sebanyak 67 orang (23,3%) dan kualitas tidur buruk 220 orang (76,7%). Dan rerata tekanan darah sistolik dan diastolik adalah 110,25 mmHg dan 72,14, dengan responden yang mengalami peningkatan tekanan darah sebanyak ( Sistolik >120 mmHg) 28 orang (9,8%) dan (Diastolik >80 mmHg) 20 orang (7,0%).

Tabel 5.2 Pengelompokan rata-rata tekanan darah dengan kualitas tidur. Kualitas tidur Rata-rata

Tekanan Darah Sistolik

Rata-rata

(38)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

Kualitas tidur buruk 109,85+12,302 71,72+10,391

Hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah sistolik maupun diastolik (tabel 5.2) menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik pada kualitas tidur yang baik adalah 111,57 (SD 12,041) dan tekanan darah sistolik pada kualitas tidur yang buruk adalah 109,85 (SD 12,302). Dan untuk tekanan darah diastolik didapatkan bahwa rata-rata tekanan darah diastolik pada kualitas tidur yang baik adalah 73,51 (SD 10,616) dan tekanan darah sistolik pada kualitas tidur yang buruk adalah 71,72 (SD 10,391).

5.3Hasil Analisis Data

Tabel 5.3 Analisis hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah sistolik dan diastolik.

95% CI

Mean Upper Lower P value N

Tekanan darah sistolik

Kualitas tidur baik 111,57 67

Kualitas tidur buruk 109,65 220

Tekanan darah diastolik

Kualitas tidur baik 73,51 67

Kualitas tidur buruk 71,72 220

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa rerata perbedaan tekanan darah sistolik menurut kualitas tidur antara 1,64 sampai 5,08 (IK95%). Dari hasil analisis statistik didapatkan bahwa hasil uji varian (F) didapat p value 0,653 yang berarti tidak terdapat perbedaan varian sehingga uji t yang dilakukan adalah uji t dengan varian yang sama. Hasil uji t=1,008 dan p value 0,314. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna rerata tekanan darah sistolik menurut kualitas tidur (p > 0,05). Sedangkan rerata perbedaan tekanan darah diastolik menurut kualitas tidur antara 1,08 sampai 4,66 (IK95%). Dari hasil analisis statistik didapatkan bahwa hasil

(39)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

uji varian (F) didapat p value 0,899 yang berarti tidak terdapat perbedaan varian sehingga uji t yang dilakukan adalah uji t dengan varian yang sama. Hasil uji t=0,285 dan p value 0,221. Hal ini berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna rerata tekanan darah diastolik menurut kualitas tidur (p > 0,05).

5.3Pembahasan

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa jumlah responden yang memiliki kualitas tidur yang buruk sebanyak 220 orang (76,7%) dan kualitas tidur yang baik sebanyak 67 orang (23,3%). Bila dibandingkan dengan penelitian Javaheri (2008) pada 238 responden, yang memiliki kualitas tidur yang buruk sebanyak 61 orang (25,6%) dan kualitas tidur yang baik sebanyak 177 orang (74,4%). Artinya jumlah responden yang memiliki kualitas tidur yang buruk pada penelitian ini lebih banyak daripada penelitian Javaheri (2008).

Dari seluruh sampel yang diambil di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, yang mengalami peningkatan tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg sebanyak 2 orang (0,69%) sedangkan yang mengalami peningkatan tekanan darah diastolik di atas 90 mmHg sebanyak 16 orang (5,57%). Hal tersebut sesuai menurut penelitian Wasillah Rochmah, dkk yakni dari 203 pelajar berumur 12-17 tahun, didapatkan 10 pelajar dengan tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik sama dengan atau di atas 90 mmHg (IPD UI,1997).

(40)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

sistem parasimpatis diturunkan (Wendy, et al., 2007). Penjelasan tersebut juga mendukung kepada hasil penelitian sebelumnya yang mengatakan bahwa terdapat hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan darah, yakni kualitas tidur yang buruk menyebabkan peningkatan tekanan darah (hipertensi) (Javaheri, 2008).

Hasil yang tidak sesuai dimungkinkan karena beberapa faktor, diantaranya :

a. Penggunaan instrumen yang digunakan untuk menilai kualitas tidur pada penelitian sebelumnya, yakni Wrist Actigraphy. Alat tersebut memiliki ketepatan lebih tinggi untuk menilai kualitas tidur dibandingkan dengan menggunakan kuesioner, meskipun kuesioner tersebut sudah baku (PSQI). Sehingga hasil yang didapat lebih terkesan subjektif dalam penilaian kualitas tidur responden.

b. Perbedaan akitivitas responden pada penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh pola hidup responden pada penelitian sebelumnya yang memicu gejala insomnia yang lebih sering dialami oleh remaja-remaja di luar negeri daripada penelitian ini.

c. Karakteristik responden pada penelitian sebelumnya menurut umur dan jenis kelamin berbeda pada penelitian ini. Pada penelitian sebelumnya hanya jenis kelamin laki-laki saja yang menjadi responden, karena mungkin laki-laki memiliki aktivitas yang lebih banyak sebagai pemicu perubahan pola tidur. Sementara jumlah responden perempuan pada penelitian ini lebih banyak dibanding laki-laki.

BAB 6

(41)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

6.1 Kesimpulan

1. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pada remaja usia 15-17 tahun di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa. 2. Gambaran kualitas tidur yang baik pada remaja usia 15-17 tahun di SMA Negeri

1 Tanjung Morawa adalah 67 orang (23,3%) dan kualitas tidur yang buruk sebanyak 220 orang (76,7%).

3. Tekanan darah sistolik rata-rata remaja usia 15-17 tahun di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa adalah 110,25 mmHg dan tekanan darah rata-rata diastoliknya adalah 72,14 mmHg.

6.2 Saran

Untuk peneliti lain yang ingin membuat penelitian mengenai hal yang sama dengan penelitian ini, maka disarankan untuk:

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan alat ukur kualitas tidur yang lebih akurat, misalnya dengan mengupayakan kuesioner lain yang memiliki angka realibilitas yang lebih besar. Atau kalau ingin menggunakan kuesioner yang sama, dapat dilakukan pemberitahuan sebelumnya kepada responden untuk mencatat kebiasaan tidurnya selama satu bulan. Setelah itu responden akan diminta untuk mengisi kuesioner.

2. Memilih karakteristik responden yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi, karena diharapkan responden dapat menjawab kuesioner dengan teliti dan sungguh-sungguh. Selain itu, responden yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi akan memiliki aktivitas yang lebih padat, sehingga akan sangat mempengaruhi kualitas tidur mereka.

(42)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

mempengaruhi ukuran tekanan darah, maka perlu memperhatikan aktivitasnya sebelum dilakukan pengukuran.

4. Mengambil banyak data tambahan sebagai karakteristik responden untuk dicari hubungannya dengan tekanan darah, misal tingkat sosioekonomi.

5. Kriteria inklusi dan eksklusi lebih dipertajam untuk mengurangi pengaruh variabel perancu pada tekanan darah yang diukur. Serta disarankan untuk melakukan penilaian analisis tekanan darah dalam bentuk kategori.

Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh dr. Sogol Javaheri (2008) di Inggris menyatakan bahwa terdapat hubungan kualitas tidur dengan tekanan darah pada remaja usia 13-16 tahun dari 238 remaja yang menjadi sampel penelitian. Dimana kualitas tidur yang buruk meningkatkan tekanan darah. Untuk itu, diharapkan agar pemerintah dan masyarakat mulai memperhatikan kebiasaan tidur anak atau remaja agar lebih baik, sehingga tidak mempengaruhi tekanan darahnya. Karena komplikasi yang mungkin muncul untuk orang yang hipertensi banyak, sehingga kita mampu mencegah terjadinya hal tersebut.

(43)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

Beaton S, et al. 1998. Measurement of Long-term Care (pp. 169-170). Thousand Oaks, CA : Sage Publications. Beck-Little, R., & Weinrich, S.P0. (1998).

Assessment and Management of Sleep Disorders in The Elderly. Journal of Gerontological Nursing, 24 (4), 21-29

Available from :

Buysse D, et al, 1989. The Pittsburgh Sleep Quality Index: A New Instrument for Psychiatric Practice and Research. Psychiatric Research, 28 (2), 193-213

Available from :

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007. InaSH Menyokong Penuh Penanggulangan Hipertensi. Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan.

Available from :

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009. Hipertensi Faktor Risiko Utama Penyakit Kardiovaskular. Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan.

Available from :

http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task= viewarticle&sid=3348. [Diakses: 6 Maret 2009]

(44)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

Japari, I., 2002. Gangguan Tidur. Fakultas Kedoteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara. USU Digital Library

Available from :

[Diakses: 3 April 2009]

Javaheri, et al, 2008. Sleep Quality and Elevated Blood Pressure in Adolescents.

American Heart Assosiation, Inc. Journal Circulation. 118:1034-1040 Available from :

Kumar, et al., 2005. Clinical Medicine. Systemic Hypertension. Edisi 6. USA: British Library.

Mansoer, A., Triyanti, K., Savitri, R., Wardhani, W., Setiowulan, W., 2001. Kapita Selekta Kedokteran.Edisi 3 Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius.

Mardjono M, dan Sidharta P, 2008. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian Rakyat. Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi. Jakarta:

Rineka Cipta.

Tjokronegoro, A., dan Utama, H., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam UI. In: Susalit, E., Kapojos, E.J., Lubis, H.R., ed. Hipertensi Primer.Edisi 3 Jilid 2. Jakarta: Gaya Baru, 453-456

Wahyuni, A., 2008. Statistik Kedokteran. Jakarta Timur: Bamboedoea Communication.

Wendy M, et al, 2007. Marital Quality and Marital Bed: Examining The Covariation Between Relationship Quality and Sleep. NIHPA Author Manuscirpts. 389-404 Available from :

(45)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

(46)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Deshinta NS Angkat

Tempat/Tanggal Lahir : Medan/ 9 Desember 1988

Agama : Islam

Alamat : Jl. Medan-L. Pakam Gg. BO Lorong V No.4 Tanjung Morawa A. Km 16

Riwayat Pendidikan : 1. TK Muzdalifah Medan 2. SDN 101896 Kiri Hulu

3. SLTP Swasta Tanjung Morawa Bersubsidi 4. SMA Negeri 1 Tanjung Morawa

Riwayat Pelatihan : 1. Achivement Motivation On Reading Training 2. Pelatihan Enumerator Yayasan Kanker Indonesia 3. Dauroh Marhallah 1 KAMMI USU

4. Pelatihan Kesiapsiagaan Bencana BSMI Cabang Medan dan Joanitter

Riwayat Organisasi : 1. Panitia Hari Besar Islam FK USU

(47)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

3. Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia Komisariat Merah Putih

4. Kelompok Aspirasi Mahasiswa Rabbani FK USU

LEMBARAN KUESIONER

Nomor :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : Hari/Tanggal :

INSTRUKSI :

Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini adalah pertanyaan yang berhubungan dengan kebiasaan tidur Anda satu bulan yang lalu. Jawaban yang Anda berikan adalah jawaban yang mayoritas Anda alami dan lakukan selama satu bulan yang lalu. Silahkan menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

1. Selama sebulan yang lalu, jam berapa Anda biasannya mulai tidur di malam hari? Waktu Tidur ________________________

2. Selama sebulan yang lalu, berapa menit Anda habiskan wajtu di tempat tidur, sebelum akhirnya Anda tertidur?

Jumlah Menit ________________________

(48)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

4. Selama sebulan yang lalu, berapa jam Anda tidur pulas di malam hari? Jumlah Jam pada Tidur Malam _________________________

Untuk pertanyaan berikut, pilih salah satu jawaban yang sesuai.

5. Selama sebulan yang lalu, masalah yang selalu mengganggu tidur Anda... a. Tidak dapat tidur selama 30 menit

Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu

Tiga atau lebih dalam seminggu

b. Bangun tidur di tengah malam atau bangun pagi terlalu cepat Tidak ada selama sebulan yang lalu

Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu

Tiga atau lebih dalam seminggu

c. Pergi ke kamar mandi di malam hari Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu

Tiga atau lebih dalam seminggu

(49)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

Satu atau dua kali seminggu Tiga atau lebih dalam seminggu

e. Batuk

Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu

Tiga atau lebih dalam seminggu

f. Meras kedinginan

Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu

Tiga atau lebih dalam seminggu

g. Merasa kepanasan

Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu

Tiga atau lebih dalam seminggu

h. Mengalami mimpi buruk

Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu

(50)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

i. Ada sakit-sakit di badan (pegal-pegal) Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu

Tiga atau lebih dalam seminggu

j. Alasan lain yang mengganggu tidur Anda, silahkan tuliskan ___________________________________________________________ Seberapa sering hal tersebut Anda rasakan?

Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu

Tiga atau lebih dalam seminggu

6. Selama sebulan yang lalu, seberapa sering Anda mengkonsumsi obat-obat untuk membantu tidur Anda?

Tidak ada selama sebulan yang lalu Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu

Tiga atau lebih dalam seminggu

7. Selama sebulan yang lalu, seberapa sering muncul masalah-masalah yang dapat mengganggu Anda saat mengendarai kendaraan, makan, atau beraktivitas sosial? Tidak ada selama sebulan yang lalu

Kurang dari sekali dalam satu minggu Satu atau dua kali seminggu

(51)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

8. Selama sebulan yang lalu, berapa banyak masalah yang cukup membuat Anda tidak antusias untuk menyelesaikannya?

Tidak ada

Hanya masalah-masalah kecil Semua masalah

Masalah yang sangat besar

9. Selama sebulan yang lalu, bagaimana rata-rata kualitas tidur Anda? Sangat baik

Baik Buruk Sangat buruk

Jumlah Score :

Kesimpulan : Baik/Buruk

(52)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

INFORMED CONSENT

Penelitian ini berjudul “Hubungan Antara Kualitas Tidur dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa”. Penelitian ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas akhir matakuliah Community Research Programme (CRP). Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Tanjung Mrawa dimana yang akan menjadi respondennya adalah siswa/siswi SMA tersebut yang termasuk dalam kriteria inklusi. Dalam penelitian ini, responden akan diminta untuk mengisi kuesioner yang akan dibagikan oleh peneliti. Selanjutnya responden akan diperiksa tekanan darahnya oleh peneliti.

Setelah mendapatkan penjelasan atas tindakan yang akan dilakukan, maka saya bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin :

bersedia untuk menjadi responden (sampel penelitian) dalam penelitian ini. Persetujuan ini diambil dan disepakati dalam keadaan sadar dan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

(53)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

Menyetujui Peneliti

( ) Deshinta NS Angkat

OUTPUT DATA HASIL PENELITIAN

(54)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

(55)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

Tekanan Darah Diastolik

,202 ,653 1,008 285 ,314 1,72 1,708 -1,641 5,084

1,020 111,246 ,310 1,72 1,689 -1,624 5,068

(56)

Deshinta Ns Angkat : Hubungan Antara Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah Pada Remaja Usia 15-17 Tahun Di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa, 2010

T-Test

,016 ,899 1,228 285 ,221 1,79 1,457 -1,079 4,658

1,214 107,375 ,227 1,79 1,474 -1,133 4,711

Gambar

Gambar 1 Faktor-faktor yang berpengaruh pada pengendalian tekanan
Tabel 2.2 Klasifikasi tekanan darah sesuai WHO/ISH
Gambar 2.1 Faktor-faktor yang berpengaruh pada pengendalian tekanan darah.
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase berdasarkan karakteristik subjek  penelitian
+3

Referensi

Dokumen terkait