• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, peneliti menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur anak usia sekolah yang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan, dengan jumlah responden sebanyak 31 orang.

5.1 Hasil Penelitian 5.1.1 Analisa Univariat

Analisa univariat untuk mengetahui data demografi mengenai responden yang mendapat pemberian aromaterapi lavender yang sedang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan mulai dari April 2014 sampai Mei 2014 di ruang rawat inap RSUD Dr. Pirngadi Medan. Hasil penelitian ini menguraikan karakteristik demografi responden, kualitas tidur anak usia sekolah yang dirawat inap sebelum dan sesudah intervensi pemberian aromaterapi lavender.

a) Karekteristik demografi responden

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia antara 6-8 tahun, yaitu sebanyak 13 (59,1%). Jenis kelamin mayoritas laki-laki yaitu sebanyak 15 (68,2%). Mayoritas responden bersuku Batak yaitu sebanyak 13 (59,1%). Mayoritas beragama Islam yaitu sebanyak 13 (59,1%). Mayoritas tidak pernah dirawat sebelumnya yaitu sebanyak 13 (59,1%). Mayoritas lama rawat inap di rumah sakit 3 hari yaitu sebanyak 15 responden (68,2%). Dapat dilihat pada tabel 5.1

Tabel 5.1

Distribusi responden berdasarkan data demografi anak usia sekolah di RSUD dr. Pirngadi Medan (n=22)

Karakteristik Frekuensi Persentase (%)

Usia Responden (Anak) : • 6-8 tahun • 9-10 tahun • 11-12 tahun 13 2 7 59,1 9,1 31,8 Jenis Kelamin : • Laki-laki • Perempuan 15 7 68,2 31,8 Suku : • Batak • Jawa • Melayu • Lain-lain 13 5 3 1 59,1 22,7 13,6 4,5 Agama : • Islam • Kristen 13 9 59,1 40,9 Pengalaman dirawat : • Pernah • Tidak Pernah 9 13 40,9 59,1 Lama Rawat : • 3 hari • 4 hari • 5 hari 15 5 2 68,2 22,7 9,1 b) Kualitas tidur anak sebelum diberikan aromaterapi lavender

Berdasarkan hasil penelitian sebelum diberikan aromaterapi lavender diperoleh frekuensi kualitas tidur buruk sebanyak 21 orang (95,5%) dan kualitas tidur baik sebanyak 1 orang (4,5%). Dapat dilihat pada tabel 5.2

Tabel 5.2

Distribusi responden berdasarkan kualitas tidur anak usia sekolah yang dirawat inap sebelum diberikan aromaterapi lavender Di RSUD Dr. Pirngadi Medan 2014

Variabel Frekuensi Persentase

(%) Kualitas tidur buruk

Kualitas tidur baik

21 1

95,5 4,5

c) Kualitas tidur anak sesudah diberikan aromaterapi lavender

Berdasarkan hasil penelitian sesudah diberikan aromaterapi lavender diperoleh frekuensi kualitas tidur buruk sebanyak 2 orang (9,1%) dan kualitas tidur baik sebanyak 20 orang (90,9%). Dapat dilihat pada tabel 5.3

Tabel 5.3

Distribusi responden berdasarkan kualitas tidur anak usia sekolah yang dirawat inap sesudah diberikan aromaterapi lavender Di RSUD Dr. Pirngadi Medan 2014.

Variabel Frekuensi Persentase

(%) Kualitas tidur buruk

Kualitas tidur baik

2 20

9,1 90,9

5.1.2 Analisa Bivariat

Analisa bivariat digunakan untuk menguji pengaruh aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur anak usia sekolah yang dirawat inap di RSUD dr. Pirngadi Medan. Dalam menganalisa data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan menggunakan uji statistik wilcoxon yaitu menguji pengaruh aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur anak usia sekolah yang mengalami rawat inap.

a) Pengaruh aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur anak usia sekolah yang di rawat inap di RSUD dr. Pirngadi Medan

Pengaruh aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur anak usia sekolah yang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan dianalisa dengan uji statistik wilcoxon dengan tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05). Dari hasil analisa diperoleh negative ranks 11,00, positive ranks 220,00. Oleh karena jumlah rangking negatif lebih kecil dibandingkan rangking positif maka nilai T yang digunakan adalah rangking negatif (11,00). Berdasarkan hasil uji ini, didapatkan nilai p value adalah

0,000 dengan demikian p value < α (0,000<0,05) dan skor Z sebesar -4,146, maka hipotesa alternatif (Ha) diterima. Dari analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara pemberian aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur anak usia sekolah yang dirawat inap di RSUD dr. Pirngadi Medan. Dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4

Pengaruh aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur anak usia sekolah yang dirawat inap Di RSUD Dr. Pirngadi Medan bulan April sampai dengan Mei 2014 (n=22)

Variabel Positive

Ranks

Negative Ranks

T Z Nilai P

Kualitas tidur pre-test

Kualitas tidur post-test 220,00 11,00 11,00 -4,146 0.000

5.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 6-8 tahun sebanyak 13 orang (59,1%). Hal ini sesuai dengan pernyataan Wong (2008), yang menyatakan periode usia pertengahan disebut dengan usia sekolah atau masa sekolah dengan rentang usia 6-12. Periode ini dimulai dengan masuknya anak kelingkungan sekolah, yang memiliki dampak signifikan dalam perkembangan dan hubungan anak dengan orang lain. Dimana pada anak usia sekolah secara umum aktivitas fisik semakin tinggi, sehingga anak sangat rentan untuk terkena penyakit yang bisa mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangannya. Apabila anak dalam kondisi sakit, maka orang tua akan segera membawanya ke pelayanan kesehatan dan seringkali anak harus dirawat inap untuk proses penyembuhannya.

Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin responden menunjukkan sebagian besar berjenis kelamin laki-laki sebanyak 15 orang (68,2%). Hal ini dikarenakan jumlah pasien anak usia sekolah yang menjalani rawat inap di ruang RSUD Pirngadi

lebih banyak yang berjenis kelamin laki-laki. Wong (2008) menyatakan anak perempuan pada umumnya lebih adaptif terhadap stresor dibandingkan dengan anak laki-laki sehingga anak laki-laki lebih banyak yang dirawat di rumah sakit dibandingkan dengan anak perempuan. Hurlock (2004) menyatakan jenis kelamin anak akan mempengaruhi aktivitas bermain anak. Anak laki-laki lebih banyak melakukan permainan yang menghabiskan energi dibandingkan anak perempuan, sehingga anak laki-laki lebih berisiko terkena penyakit atau cidera.

Hasil penelitian berdasarkan riwayat pernah dirawat inap di rumah sakit menunjukkan sebagian besar responden belum pernah dirawat di rumah sakit yaitu 13 orang (59,1%). Berdasarkan pernyataan Supartini (2004), menyatakan reaksi anak terhadap hospitalisasi berbeda-beda, sesuai dengan tahapan usia perkembangan anak, pengalaman sebelumnya terhadap sakit, sistem pendukung yang tersedia dan kemampuan koping yang dimilikinya dan tidak ada hubungan antara pengalaman pernah dirawat dengan kualitas tidur anak.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebagian besar lama rawat inap responden 3 hari yaitu sebanyak 15 orang (68,2%). Hal ini dikarenakan anak belum mengenal lingkungan dan prosedur pengobatan yang akan dijalani. Pada anak yang baru masuk ke rumah sakit. Pada awalnya sangat sulit berinteraksi dengan orang lain bahkan dengan orang asing. Respon yang muncul, anak cenderung menangis atau marah ketika didekati, bahkan tidak segan-segan ia merajuk pada orangtuanya. Atas bantuan dari orangtua pasien yang selalu ada disamping klien, semua hambatan dapat teratasi dengan baik. Sebagian anak yang telah 4-5 hari dirawat cenderung bisa

berinteraksi dengan baik, bahkan ia merespon ketika kita berinteraksi dengannya (Wong,2008).

a) Kualitas tidur responden sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi lavender. Kualitas tidur merupakan suatu keadaan yang dapat dilihat dari kemampuan individu dalam mempertahankan tidur dan mendapat kebutuhan tidur yang cukup dari tidur REM dan NREM (Kozier & Erb, 1987). Kualitas tidur dapat diidentifikasikan dari beberapa parameter tidur dan dalam penelitian ini meliputi lama waktu tidur, waktu yang dibutuhkan untuk tidur, frekuensi terbangun, perasaan saat bangun, kedalaman tidur dan kepuasan tidur.

Berdasarkan hasil penelitian sebelum diberikan aromaterapi lavender diperoleh frekuensi kualitas tidur buruk 21 orang (95,5%) dan kualitas tidur baik 1 orang (4,5%). Hasil ini terkait juga dengan pengalaman dirawat pada anak. Anak yang baru pertama kali mengalami rawat inap akan mengalami banyak tantangan seperti perpisahan, penyesuaian dengan lingkungan yang asing baginya dan tenaga kesehatan yang menanganinya, pergaulan dengan anak-anak yang sakit serta pengalaman mengikuti terapi sehingga akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur pada anak. Faktor lain yang juga mempengaruhi yaitu penyakit serta rasa nyeri, lingkungan yang tidak nyaman dan tenang, kelelahan, emosi yang tidak stabil, dan penggunaan obat-obatan. Sedangkan sesudah diberikan aromaterapi lavender diperoleh frekuensi kualitas tidur buruk 2 orang (9,1%), dan kualitas tidur baik 20 orang (90,9%). Hasil ini sesuai dengan pendapat Macdonald (1995) yang

menyebutkan bahwa dengan pemberian aromaterapi lavender dapat mempengaruhi tidur, dijelaskan bahwa beberapa tetes minyak esensial lavender dapat membantu menghasilkan tidur bagi klien. Aromaterapi lavender ini akan bekerja di otak dengan mekanisme terjadinya pelepasan zat-zat neurokimia yang bersifat eoforik, relaksan, sedatif atau stimulant sehingga menimbulkan efek tidur bagi klien.. Perangsangan pada daerah spesifik otak dapat menimbulkan keadaan tidur dengan sifat-sifat mendekati tidur alami. Serabut-serabut dari nervus olfaktorius membawa impuls kedalam bagian otak yang kecil tetapi signifikan yaitu lokus seruleus dan nucleus raphe. Noradrenalin terkonsentrasi dalam lokus seruleus dan serotonin dalam nucleus raphe. Selanjutnya aroma sedatif seperti bau minyak lavender memberi efek stimulasi nucleus raphe yang kemudian akan melepaskan zat neurokimia serotonin. Diketahui serotonin merupakan neurotransmitter yang mengatur permulaan tidur sehingga latensi tidur atau waktu yang dibutuhkan untuk dapat tertidur menjadi lebih cepat (Tarwoto & Wartonah, 2010).

b) Pengaruh pemberian aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur anak usia sekolah yang di rawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

Aromaterapi lavender merupakan suatu terapi yang meliputi penggunaan minyak esensial yang berasal dari tanaman lavender (lavunda angustifolia), yang dapat digunakan sebagai salah satu terapi non farmakologi dengan memanfaatkan minyak esensial lavender dan melibatkan organ penciuman manusia. Minyak lavender dapat digunakan sebagai minyak pijat, diteteskan pada air mandi untuk

berendam, inhalasi atau pengharum ruangan, merawat kulit yang luka dan juga membantu kasus insomnia/sulit tidur (Agusta, 2000).

Banyak alasan mengapa minyak esensial lavender perlu diikutsertakan dalam proses penyembuhan penyakit, karena minyak esensialnya memiliki banyak sifat yang positif dan memberikan efek seperti yang diinginkan seperti antiseptik, antibiotik, analgetik, sedatif dan sebagainya. Hal yang penting lainnya yang harus diketahui mengapa minyak esensial lavender ini disukai adalah karena aromanya yang menyenangkan. Bahan ini banyak sekali digunakan dalam keperluan rumah tangga (contohnya pengharum ruangan, dan sebagainya). Aromanya sendiri akan memberikan efek dan manfaat kepada orang yang menggunakannya. Minyak esensial lavender ini dilaporkan aman digunakan dan jarang sekali menimbulkan efek yang tidak diinginkan (Price, 1997).

Hasil analisa data uji statistik wilcoxon dengan tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05) deperoleh skor Z sebesar -4,146. Dari hasil analisa data diperoleh negative ranks 11,00 dan positive ranks 220,00. Oleh karena jumlah rangking negatif lebih kecil dibandingkan rangking positif maka nilai T yang digunakan adalah rangking negatif (11,00). Berdasarkan uji ini, didapatkan nilai p value adalah 0,000 dengan

demikian p value < α (0,000<0,05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara pemberian aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur anak usia sekolah yang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan. Hasil ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa aromaterapi lavender dapat

mempengaruhi tidur. Lavender juga dikenal sebagai minyak penenang dan kini banyak digunakan dalam bangsal rumah sakit untuk membantu pasien tidur karena efek sedatif pada lavender dapat menstimulasi pelepasan zat neurokimia serotonin yaitu zat yang merupakan neurotransmitter yang mengatur permulaan tidur (Somer & Elizabeth, 1999).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hardy (1991) yang bertujuan melihat penggunaan aromaterapi lavender untuk meningkatkan tidur dimana hasil penelitian ini dilakukan untuk mencari preparat alami pengganti obat tidur. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa responden yang pada awalnya mengalami sulit tidur menjadi lebih mudah tidur. Karena dalam aromaterapi lavender tersebut terjadi pelepasan zat neurokimia serotonin yaitu neurotransmitter yang mengatur permulaan tidur. Oleh karena itu aromaterapi lavender efektif dalam meningkatkan kualitas tidur.

Penelitian lain yang juga mendukung dilakukan oleh Jawad (2008) dengan tujuan melihat efektivitas aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur lansia di desa Hamparan Perak, Kab. Deli Serdang dengan jumlah responden 14 orang pada kelompok kontrol dan 14 orang pada kelompok intervensi, dan didapatkan hasil yaitu ada pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kualitas tidur pada kelompok intervensi. Dikatakan bahwa aromaterapi lavender dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas tidur, karena aroma sedatifnya dapat mengeluarkan zat kimia serotonin yang dapat memudahkan tidur.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti masih memiliki beberapa keterbatasan. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

• Desain penelitian yang digunakan tanpa kelompok kontrol, sehingga peneliti hanya bisa membandingkan hasil dari pre test dan post test..

• Sulitnya mengontrol aroma diruangan karena tidak ada ruangan khusus untuk penelitian.

• Peneliti mengalami kesulitan pada saat melakukan observasi pada responden yaitu sulitnya membedakan apakah yang dialami pasien adalah standa dan gejala dari kurang tidur atau tanda dan gejala dari penyakit yang diderita pasien.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian dan uraian pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

6.1.1 Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 6-8 tahun sebanyak 13 orang (59,1%). Jenis kelamin mayoritas laki-laki yaitu sebanyak 15 (68,2%). Mayoritas responden bersuku Batak yaitu sebanyak 13 (59,1%). Mayoritas beragama Islam yaitu sebanyak 13 (59,1%). Mayoritas tidak pernah dirawat sebelumnya yaitu sebanyak 13 (59,1%). Mayoritas lama rawat inap di rumah sakit 3 hari yaitu sebanyak 15 responden (68,2%).

6.1.2 Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum diberikan aromaterapi lavender diperoleh frekuensi kualitas tidur buruk 21 orang (95,5%) dan kualitas tidur baik 1 orang (4,5%). Faktor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas tidur anak usia sekolah yang dirawat inap secara umum antara lain adanya penyakit serta rasa nyeri, keadaan lingkungan yang tidak nyaman dan tidak tenang, kelelahan, emosi tidak stabil, beberapa jenis obat-obatan (Ramadhan, 2008).

6.1.3 Berdasarkan hasil penelitian sesudah diberikan aromaterapi lavender diperoleh frekuensi kualitas tidur buruk 2 orang (9,1%), dan kualitas tidur

baik 20 orang (90,9%). Aromaterapi lavender dapat mempengaruhi tidur (Macdonald, 1995), dijelaskan bahwa beberapa tetes minyak esensial lavender dapat membantu menghasilkan tidur bagi klien. Aromaterapi lavender ini akan bekerja di otak dengan mekanisme terjadinya pelepasan zat-zat neurokimia yang bersifat eoforik, relaksan, sedatif atau stimulant sehingga menimbulkan efek tidur.

6.1.4 Hasil analisa data uji statistik wilcoxon dengan tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05) deperoleh skor Z sebesar -4,146. Dari hasil analisa data diperoleh negative ranks 11,00 dan positive ranks 220,00. Oleh karena jumlah rangking negatif lebih kecil dibandingkan rangking positif maka nilai T yang digunakan adalah rangking negatif (11,00). Berdasarkan uji ini, didapatkan nilai p value

adalah 0,000 dengan demikian p value < α (0,000<0,05). Hal ini dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur anak usia sekolah yang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan.

6.2 SARAN

6.2.1 Praktek keperawatan

Pemberian aromaterapi lavender mungkin masih minim dilakukan di rumah sakit dan belum optimal dilakukan oleh tenaga medis. Untuk meningkatkan program pemberian aromaterapi lavender yang berdampak pada pasien yang mengalami kualitas tidur buruk akibat hospitalisasi terutama untuk anak usia sekolah, sebaiknya

dianjurkan pada perawat untuk memberikan aromaterapi lavender sebagai bentuk intervensi keperawatan dan pemberian asuhan keperawatan sehingga mempermudah proses penyembuhan anak usia sekolah yang dihospitalisasi.

6.2.2 Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan

Sampai saat ini masih jarang ditemui di rumah sakit pemberian aromaterapi lavender untuk anak. Untuk itu diharapkan pada pihak rumah sakit memfasilitasi dan lebih memaksimalkan pemberian aromaterapi bagi anak-anak yang dirawat inap, misalnya dengan memberikan pengharum ruangan lavender di ruangan anak.

6.2.3 Penelitian selanjutnya

Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya memiliki bagian kelompok kontrol dan jumlah sampel ditambah agar hasilnya lebih representatif, tetapi tetap memperhatikan jumlah responden efektif untuk dilakukan pemberian aromaterapi lavender. Waktu penelitian diperpanjang agar lebih akurat lagi dalam meneliti subjek penelitian. Serta berkoordinasi dengan pihak diruangan untuk menyediakan ruangan khusus dalam memberikan aromaterapi lavender sehingga peneliti bisa mengontrol aromaterapi diruangan agar lebih efektif hasilnya.

DAFTAR PUSTAKA

Agusta, A. (2000). Aromaterapi, cara sehat dengan wewangian alami. Jakarta: Penebar Swadaya.

Alcott, A. (2007). Sec.9 Quality Sleep. Dibuka pada 18 Oktober 2013 dari

Amelia, S. (2008). Efektivitas Aromaterapi Lavender Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan Kala I. Medan : PSIK USU.

Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Edisi 14. Jakarta: Rineka cipta.

Bukit, E.K. (2003). Thesis : sleep quality and factor interfering with sleep among hospitalized Elderly in Medical Units, Medan, Indonesia. Prince of Songkla University.

Craven, R. F ,. Hirnle. C. J. (2000). Fundamental Of Nursing : human health and function ( 3rd edition). Philadelphia : Lippincott.

Dempsey,P.A.,Dempsey,A.D. (2002) . Riset Keperawatan Edisi 4. Jakarta : EGC. Direktorat- anak. (2012)

Foreman, M. D ,. Wykle, M. (1995). Nursing Standard Of Practice Protocol : sleep disturbance in elderly patient. Cleveland : Mosby

Ganong, W. F. (2002). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.

Guyton ,. Hall. (1997). Textbook Of Medical Physiologi (7th edition). Philadelphia : W.B Saunders.

Hidayat, A.A. A. (2004). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I Edisi 1. Jakarta : Salemba Medika.

. (2007). Riset keperawatan dan teknik penulisan ilmiah edisi kedua. Jakarta: Salemba Medika.

. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.

Jawad, M. (2008). Efektivitas Aromaterapi Lavender Terhadap Kualitas

Tidur Lansia Di Desa Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang. Medan : PSIK USU.

Kozier, B ,. Erb, G. (1987). Fundamental of Nursing. California : Addison- Wesley Publishing Company.

Niken. (2007). Terapi wangi-wangian yang bisa jadi solusi. Dibuka pada 18

Oktober 2013 dari

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Polit, D F & Cheryl T B. (2004). Nursing Research Principles and Methods (7th ed). Philla delphia: Lippincoot William & Wilkins.

Potter, P.A., Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : konsep, proses, dan praktik edisi 4 volume 1. Jakarta : Buku Kedokteran EGC. Price, S. (1997). Aromaterapi bagi profesi kesehatan. Jakarta: EGC.

Ramadhan. (2008). Mengkaji Pemenuhan Kebutuhan Tidur. Dibuka pada 01

Desember 2013 dari

Schulte, E.b., et al. (2001). Thompson’s Pediatric Nursing 8th edition. Philadelphia: W.B. Saunders Company.

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Somer., Elizabeth, M.A. (1999). Food & Mood. Henry Holt and Company : LLC.

Southwell,. Wistow. (1995). Sleep in Hospital at Night : are patient’s needs being met ?. Journal of Advanced Nursing, 21.

Supartini,. Y. (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.

Tarwoto,. W. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan Edisi 4. Jakarta : Salemba Medika.

Taylor, C., Lilis, C,. LeMone, P. (2001). Fundamental Of Nursing : The Art and Science Of Nursing Care (4th edition). Columbia J.B : Lippincott.

Wong, D.L., Kasprisin, C.A., Hess, C.S.(2003). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 4 (Editor : Egi Komara Yudha). Jakarta : EGC.

Wong, D.L., Eaton, M.H., Wilson, David., Marilyn,L., Winkelstein., & Schwartz, Patricia.(2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6 volume 1 (Editor: Egi Komara Yudha). Jakarta : EGC.

.(2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6 volume 2. Jakarta : EGC.

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Nenci Sihaloho/101101012 adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan. Saat ini saya sedang melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap Kualitas Tidur Anak Usia Sekolah yang Dirawat Inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut, saya mengharapkan kesediaan keluarga dan anak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dimana penelitian ini tidak akan memberi dampak yang membahayakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh aromaterapi lavender terhadap kualitas tidur anak. Jika keluarga dan anak bersedia, saya akan melakukan wawancara selama 15 menit yang meliputi pertanyaan data demografi yaitu umur, jenis kelamin, suku, agama, pengalaman dirawat dan lama waktu rawat dan kuesioner kualitas tidur anak yaitu lama waktu tidur, waktu yang dibutuhkan untuk dapat tidur, frekuensi terbangun, perasaan saat bangun tidur, kedalaman tidur dan kepuasan tidur serta pemberian aromaterapi lavender. Keluarga dan anak menjawab pertanyaan dengan jujur dan apa adanya sesuai dengan situasi saat ini. Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan keluarga dan anak berpartisipasi dalam penelitian ini.

Partisipasi keluarga dan anak dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga keluarga dan anak bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Semua informasi yang keluarga dan anak berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam penelitian ini.

Terima kasih atas partisipasi keluarga dan anak dalam penelitian ini.

Medan, April 2014

Peneliti Responden

KUESIONER PENELITIAN

Kode : Tanggal/waktu : Tempat :

Bagian 1. Kuesioner Data Demografi

Petunjuk : Bapak/Ibu akan ditanyakan informasi tentang data pribadi anaknya. Pada pertanyaan yang terdapat kotak, dijawab dengan cara di checklist () Dan pada pertanyaan yang tidak terdapat kotak, dijawab dengan cara ditulis pada bagian yang kosong.

Jawablah pertanyaan berikut ini sesuai dengan jujur sesuai dengan keadaan anak Bapak/Ibu yang sebenarnya.

1. Umur Anak : ………. Tahun

2. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan 3. Suku : 1. Batak 3. Melayu/

Minang 2. Jawa 4. Lain-

lain 4. Agama : 1. Islam 3. Budha

2. Kristen 4. Hindu 5. Pengalaman dirawat : Pernah Tidak pernah 6. Lama waktu rawat : ………. Hari

Bagian 2. Kuesioner Kualitas Tidur

Petunjuk : Bapak/Ibu akan ditanyakan informasi tentang kondisi tidur anaknya selama dirawat inap, dijawab dengan jujur dan sebenarnya.

Pada pertanyaan yang terdapat kotak di jawab dengan cara di checklist (√)

1. Berapa jam waktu tidur anak perhari :

1. < 10 jam 2. ≥ 10 jam

2. Berapa lama waktu yang anak butuhkan untuk dapat tertidur setiap kali tidur : 1. > 15 menit 2. ≤ 15 menit

3. Berapa kali anak terbangun selama tidurnya :

1. > 1 kali 2. Tidak ada

4. Bagaimana perasaan anak saat bangun :

1. Masih mengantuk 2. Merasa segar dan tidak mengantuk

5. Seberapa nyenyak tidur yang dialami anak :

1. Tidak nyenyak 2. Nyenyak

6. Apakah anak merasa puas dengan tidur yang dialaminya : 1. Tidak puas 2. Puas

Bagian 3. Data Observasi

Petunjuk : data observasi didapat dari hasil pengamatan peneliti terhadap responden dan diisi oleh peneliti.

1. Lingkaran hitam disekitar mata Ada Tidak ada 2. Kelelahan Ada Tidak ada

3. Konjungtiva merah Ada Tidak ada 4. Irritable (cengeng,rewel, menangis) Ada Tidak ada

5. Pusing dan mual Ada Tidak ada 6. Sering menguap Ada Tidak ada 7. Bingung Ada Tidak ada

Dokumen terkait