• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

hipotesis penelitian. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari 43 perawat dan bidan yang bekerja di ruang rawat inap RSUD Trikora Kabupaten Banggai Kepulauan dengan pengisian data kuisioner yang dilakukan kepala perawat (kepala ruang) di masing-masing ruang rawat inap di RSUD Trikora Kabupaten Banggai Kepulauan.

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Subjek dan Obyek Penelitian a. Identitas Responden

Identitas responden terbagi menjadi bebrapa karakteristik, yaitu jenis kelamin, umur, status kepegawaian, ruang rawat inap, masa kerja, dan pendidikan terakhir.

1) Jenis Kelamin

Jenis kelamin menunjukkan gender dari masing-masing perawat yang mempunyai kecenderungan terhadap sikap dan pola

pikir dari seseorang. Berdasarkan jenis kelamin responden, terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok laki-laki dan perempuan. Hasil rekapitulasi data berdasarkan jenis kelamin dapat ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 4 9.3%

Perempuan 39 90.7%

Total 43 100.0%

Sumber : Olah Data Primer, 2016

Tabel 4.2

Tingkat Kedisiplinan Pegawai Jenis Kelamin Disiplin Kerja Baik Disiplin Kerja Sedang Disiplin Kerja Kurang Jumlah Laki-laki 1 2 1 4 Perempuan 8 25 6 39

Sumber : Olah Data Primer, 2016

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa perawat dan bidan di ruang rawat inap RSUD Trikora Kabupaten Banggai Kepulauan mayoritas adalah berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 39 orang atau sebesar 90.7% dan sisanya sebanyak 4

orang atau sebesar 9.3% adalah laki-laki. Sedangkan tingkat kedisiplinan yang baik berdasarkan jenis kelamin, yaitu jenis kelamin perempuan dengan 18.6% memiliki tingkat kedisiplinan yang baik dan 72% dengan tingkat kedisiplinan sedang dan kurang. Sedangkan laki-laki dengan tingkat kedisiplinan baik sebesar 2,3% dan kedisiplinan sedang sampai kurang sebesar 7,1%.

b) Usia Responden

Usia dalam keterkaitannya dengan masa produktif seseorang dalam melakukan kerja.. Usia responden beragam mulai dari 20 tahun hingga 33 tahun yang disajikan dalam tabulasi data usia responden berikut :

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Jumlah Persentase

20 – 25 tahun 26 60,4%

26 – 30 tahun 13 30,2%

Lebih dari 30 tahun 4 9,4%

Jumlah 43 100%

Tabel 4.4

Tingkat Kedisiplinan Pegawai

Usia Disiplin Kerja Baik Disiplin Kerja Sedang Disiplin Kerja Kurang Jumlah 20 - 25 tahun 4 18 5 27 26 – 31 tahun 5 10 1 16

Sumber : Olah Data Primer, 2016

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa responden mayoritas mempunyai rentang usia antara 20-25 tahun dengan jumlah 26 orang, sisanya terdiri dari 13 orang yang berusia antara 26-30 tahun dan usia di atas 30 tahun sebanyak 4 orang. Jumlah Untuk tingkat kedisiplinan dengan usia di bawah 25 tahun sebesar 18.6% dan tingkat kedisiplinan sedang sampai kurang sebesar 48.8%. Sedangkan untuk usia diatas 25 tahun dengan tingkat kedisiplinan baik sebesar 11,6% sedangkan selebihnya dengan tingkat kedisiplinan sedang sampai kurang sebesar 21%%.

c) Status Kepegawaian Responden

Status kepegawaian merupakan status yang diberikan kepada perawat dan bidan dalam keterkaitannya dengan masa kerja dan prestasi kerja dari masing-masing perawat dan bidan di RSUD Trikora Kabupaten Banggai Kepulauan. Status kepegawaian responden dalam

penelitian ini dikelompokkan menjadi dua,yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Honorer. Data mengenai status kepegawaian responden disajikan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 4.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepegawaian

Status Kepegawaian Jumlah Persentase

PNS 6 13.9%

Honorer 37 86.1%

Total 43 100.0%

Sumber : Olah Data Primer, 2016

Tabel 4.6

Tingkat Kedisiplinan Pegawai Status Kepegawaian Disiplin Kerja Baik Disiplin Kerja Sedang Disiplin Kerja Kurang Jumlah PNS 4 2 6 Honorer 5 25 7 37

Sumber : Olah Data Primer, 2016

Dari tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa mayoritas perawat dan bidan di RSUD Trikora berstatus honorer. Hal ini karena pada saat penelitian dilakukan terjadi perombakan besar-besaran

sehubungan dengan adanya perluasan beberapa instansi kesehatan di Kabupaten tersebut. Sehingga banyak dari pegawai yang berstatus PNS dan sudah lama bekerja di RSUD Trikora dipindahtugaskan ke instansi kesehatan lain dalam rangka pemerataan pegawai kesehatan di berbagai tempat di Kabupten Banggai Kepulauan.

d) Pendidikan Terakhir Responden

Pendidikan seringkali dipandang sebagai satu kondisi yang mencerminkan kemampuan seseorang. Pendidikan terakhir responden, terdiri atas 5 kelompok, yaitu kelompok S2, SPK, S1 dan DIII. Hasil analisis data berdasarkan pendidikan terakhir dapat ditunjukkan pada tabel berikut :

Tabel 4.7

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Jumlah Persentase

S2 0 0.0%

SPK 0 0.0%

S1 12 27.9%

DIII 31 72.1%

Total 43 100.0%

Tabel 4.8

Tingkat Kedisiplinan Pegawai Strata Pendidikan Disiplin Kerja Baik Disiplin Kerja Sedang Disiplin Kerja Kurang Jumlah S1 8 6 14 D3 1 21 7 29

Sumber : Olah Data Primer, 2016

Pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa pendidikan terakhir perawat dan bidan di ruang rawat inap RSUD Trikora Kabupaten Banggai Kepulauan mayoritas adalah berpendidikan DIII yaitu sebesar 72.1% atau sebanyak 31 orang, sedangkan sisanya memiliki pendidikan terakhir S1 sebanyak 12 orang atau 27.9% dari total seluruhnya yaitu 43 responden.

e) Masa Kerja

Masa kerja menunjukkan lamanya bekerja di RSUD Trikora dan dapat pula mengindikasikan ketekunan dan keseriusan seseorang dalam membidangi sesuatu pekerjaan. Berdasarkan data penelitian, masa kerja perawat dan bidan di RSUD Trikora dikelompokkan ke dalam 4 kelompok, seperti yang tercantum dalam tabel berikut :

Tabel 4.9

Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Masa Kerja Jumlah Responden Persentase

Kurang dari 1 tahun 10 23.2%

1-3 tahun 20 46.5%

4-5 tahun 8 18.6%

Lebih dari 5 tahun 5 11.7%

Total 43 100%

Sumber : Olah Data Primer, 2016

Tabel 4.10

Tingkat Kedisiplinan Pegawai

Masa Kerja Disiplin

Kerja Baik Disiplin Kerja Sedang Disiplin Kerja Kurang Jumlah > 3 tahun 5 10 15 < 3 tahun 4 17 7 28

Sumber : Olah Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa masa kerja responden bervariasi dengan mayoritas mempunyai masa kerja 1-3 tahun, dan terbanyak kedua kurang dari 1 tahun. Sedangkan rata-rata responden mempunyai masa kerja lebih dari 1 tahun. Pegawai dengan masa kerja di atas 3 tahun dengan tingkat kedisiplinan baik sebesar 11,6% dan 23,2% disiplin sedang. Untuk pegawai dengan masa kerja kurang dari 3 tahun dengan tingkat kedisiplinan baik sebesar 9,3%,

kedisiplinan sedang 39,5% sedangkan tingkat kedisiplinan kurang sebesar 16,4%.

f. Ruang Rawat Inap

Ruang rawat inap merupakan tempat responden bekerja sehari-harinya. Data yang dihasilkan menunjukkan bahwa ada empat ruang tempat responden bekerja yaitu, Ruang Perawatan anak, ruang perawatan Dewasa, Kamar bersalin dan Unit gawat darurat (UGD). Berikut tentang jumlah responden berkaitan dengan ruang rawat inap tempat responden bekerja :

Tabel 4.11

Karakteristik Responden Berdasarkan Ruang Rawat Inap

Ruang Rawat Inap Jumlah Persentase

Perawatan anak 9 20,9%

Perawatan Dewasa 10 23,2%

Kamar bersalin 14 32,7%

UGD 10 23,2%

Total 43 100.0%

Tabel 4.12

Tingkat Kedisiplinan Pegawai

Ruang Rawat Inap Disiplin Kerja Baik Disiplin Kerja Sdang Disiplin Kerja Kurang Jumlah R. Anak 1 6 2 9 R. Dewasa 1 8 1 10 R. Bersalin 2 8 4 14 UGD 5 5 10

Sumber : Olah Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel 4.11 menunjukkan bahwa responden berasal dari empat ruangan yang berbeda dengan jumlah responden mayoritas bekerja di ruang rawat inap UGD dan Kamar bersalin. Tingkat disiplin pegawai terbanyak terdapat di ruang UGD. Sedangkan yang paling besar dengan tigkat kedisiplinan kurang terdapat di ruang bersalin.

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan bantuan komputer program olah data yang bertujuan untuk mengetahui bahwa setiap butir pernyataan yang diajukan kepada responden telah dinyatakan valid atau tidak. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik

analisis faktor konfirmatori. Pengambilan keputusan dilakukan dengan cara membandingkan analisis nilai Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) apabila lebih dari atau sama dengan 0,5 maka instrumen valid. Jika analisis nilai KMO kurang dari 0,5 maka instrumen tidak valid (Cooper dan Schindler, 2006). Dari hasil uji validitas diperoleh Tabel sebagai berikut :

1) Validasi Dimensi Status Kepegawaian

Validasi dimensi status kepegawaian dilakukan dengan bantuan komputer dengan program olah data yang bertujuan untuk mengetahui bahwa setiap butir pernyataan yang diajukan kepada responden telah dinyatakan valid atau tidak. Dimensi status kepegawaian berupa kuesioner yang terdiri beberapa pernyataan. Dari hasil uji validitas diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas

KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .501 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 231.271

df 45

Sig. .000

Hasil uji validitas sesuai tabel 4.13 diperoleh nilai KMO sebesar 0,501 untuk variabel Status Kepegawaian. Nilai KMO ini lebih besar atau sama dengan 0,5 dan nilai r hitung lebih besar dar r tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa butir-butir pernyataan pada variabel penelitian merupakan pernyataan yang valid dan dapat diujikan untuk kuesioner penelitian.

2) Validasi Dimensi Strata Pendidikan

Validasi dimensi srata pendidikan dilakukan dengan bantuan komputer program olah data yang bertujuan untuk mengetahui bahwa setiap butir pernyataan yang diajukan kepada responden telah dinyatakan valid atau tidak. Dimensi Strata Pendidikan berupa kuesioner yang terdiri beberapa pertanyaan. Dari hasil uji validitas diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.14 Hasil Uji Validitas KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .613 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 171.102

df 45

Sig. .000

Hasil uji validitas sesuai tabel 4.14 diperoleh nilai KMO sebesar 0,613 untuk variabel strata pendidikan. Nilai KMO ini lebih besar atau sama dengan 0,5 dan nilai r hitung lebih besar dari r tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa butir-butir pernyataan pada variabel penelitian merupakan pernyataan yang valid dan dapat diujikan untuk kuesioner penelitian.

3) Validasi Dimensi Disiplin Kerja

Validasi dimensi disiplin kerja dilakukan dengan bantuan komputer program olah data yang bertujuan untuk mengetahui bahwa setiap butir pernyataan yang diajukan kepada responden telah dinyatakan valid atau tidak. Dimensi disiplin kerja berupa kuesioner pertanyaan. Dari hasil uji validitas diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.15 Hasil Uji Validitas KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .675 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 240.785

df 45

Sig. .000

Hasil uji validitas sesuai tabel 4.15 diperoleh nilai KMO sebesar 0,675 untuk variabel disiplin kerja. Nilai KMO ini lebih besar atau sama dengan 0,5 dan nilai r hitung lebih besar dari r tabel sehingga dapat disimpulkan bahwa butir-butir pernyataan pada variabel penelitian merupakan pernyataan yang valid dan dapat diujikan untuk kuesioner penelitian.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70.

Tabel 4.16 Hasil Uji Reliabilitas Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .815 .823 10

Sumber : Hasil Olah Data, 2016

Dari hasil uji reliabilitas diperoleh harga Cronbach Alpha sebesar 0,815 lebih besar dari 0,7. Hal ini berarti semua butir pernyataan pada kuesioner tersebut adalah reliabel atau andal sehingga dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.

1) Reliabilitas Dimensi Strata Pendidikan

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70

Tabel 4.17 Hasil Uji Reliabilitas Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .813 .824 10

Sumber : Hasil Olah Data, 2016

Dari hasil uji reliabilitas diperoleh harga Cronbach Alpha sebesar 0,813 lebih besar dari 0,7. Hal ini berarti semua butir pernyataan pada kuesioner tersebut adalah reliabel atau andal sehingga dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian. 2) Realibilitas Dimensi Disiplin Kerja

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Notoatmodjo, 2012). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70

Tabel 4.18 Hasil Uji Reliabilitas Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 75.0

Excludeda 10 25.0

Reliability Statistics Cronbach's Alpha Cronbach's Alpha Based on Standardized Items N of Items .867 .873 10

Sumber : Hasil Olah Data, 2016

Dari hasil uji reliabilitas diperoleh harga Cronbach Alpha sebesar 0,867 lebih besar dari 0,7. Hal ini berarti semua butir pernyataan pada kuesioner tersebut adalah reliabel atau andal sehingga dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.

3. Hasil Penelitian a. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang dilakukan adalah uji multikoleniaritas, uji heterokedastisitas dan uji normalitas.

1) Uji Multikoleniaritas

Uji multikoleniaritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Deteksi ada tidaknya multikoleniaritas dalam penelitian ini, dilakukan dengan melihat matriks korelasi variabel-variabel bebas, melihat nilai tolerance dan varian inflation factor (VIF). Dalam penelitian ini pengujian

dengan bantuan program olah data untuk mendapatkan nilai VIF, jika VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih dari atau sama dengan 0,10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Setelah dilakukan pengujian diperoleh nilai VIF dan tolerance yang disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.19

Varian Inflection Point (VIF) dan Nilai Tolerance

Variabel VIF Tolerance

Status Kepegawaian Strata Pendidikan 1,266 1,266 0,790 0,790

Sumber : Hasil Olah Data 2016

Nilai VIF untuk variabel Status Kepegawaian (X1) dan Tingkat Pendidikan (X2) sebesar 1,266. Hal ini berarti antara variabel Status Kepegawaian dan Tingkat Pendidikan tidak terjadi korelasi antar kedua variabel bebas tersebut. Nilai

tolerance untuk variabel Status Kepegawaian (X1) dan Tingkat Pendidikan (X2) sebesar 0,790. Hal ini berarti tidak terjadi multikolinearitas antar kedua variabel bebas tersebut.

2) Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dalam model regresi bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi ketidaksamaan variance residual dari satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.

Dengan bantuan program olah data, uji heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat adanya pola tertentu pada grafik plot (scatterplot) antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Hasil uji heterokedastisitas disajikan dalam grafik di bawah ini :

Gambar 4.1

Grafik plot Heterokesdastisitas

Sumber: Hasil Olah Data,2016

Berdasarkan gambar grafik 4.1 diatas dapat diliahat bahwa titik-titik tidak membentuk pola yang jelas melainkan menyebar diatas dan di bawah angka nol pada sumbu y. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas.

3) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel terikat dan variabel bebas dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. uji normalitas statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorof-smirnov (KS test), yaitu dengan melihat angka

profitabilitas signifikan, dimana data dapat disimpulkan berdistribusi normal jika angka signifikansinya lebih besar dari 0,05. Hasil uji normalitas dibantu program olah data disajikan dalam tabel Kolmogorof-smirnov (KS test) berikut :

Table 4.20

Hasil Uji normalitas (KS test)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 43

Normal Parametersa,b Mean ,0000000

Std. Deviation 1,60455987

Most Extreme Differences Absolute ,085

Positive ,064

Negative -,085

Test Statistic ,085

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan program olah data dengan menginput data X1 (variable Status Kepegawaian) dan X2 (variable Tingkat pendidikan) dan Y (variable Disiplin Kerja) maka didapatkan nilai dari Kolmogorof-smirnov (KS test) sebesar 0,85 dengan nilai signifikan sebesar 0,20. Nilai signifikan sebesar 0,20 maka nilai tersebut lebih besar 0,05 dan hal itu berarti variabel-variabel bebas dan variable terikat memiliki distribusi yang normal.

b. Analisis Regresi

Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linier berganda yang menguji ada atau tidaknya pengaruh dan seberapa jauh pengaruh antara status kepegawaian dan strata pendidikan sebagai variabel bebas terhadap disiplin kerja sebagai variabel terikat. Analisis regresi linier berganda dalam penilitian ini mengguanakan program olah data pada komputer.

Model regresi linear berganda untuk variable Status Kepegawaian (X1), Tingkat Pendidkan (X2), dan Disiplin Kerja (Y) mempunyai formula sebagai berikut :

Ү = α0 + β1 Х1 + β2 Х2 Keterangan :

X1 = Variabel independen (Status Kepegawaian) X2 = Variabel independen (Tingkat Pendidikan) a = Konstanta

β1....β2 = Koefisien Regresi Variabel Independen

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan bantuan program statistik olah data. Hasil rangkuman analisis regresi linier berganda adalah :

Tabel 4.21

Estimasi Regresi Linear Berganda Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2,668 2,268 1,176 ,246

Status.Kepegawaian ,455 ,225 ,295 2,027 ,049 ,790 1,266

Strata.Pendidikan ,537 ,208 ,376 2,584 ,014 ,790 1,266

Sumber : Hasil Olah Data, 2016

Pada Tabel 4.21 di atas perhitungan regresi linear berganda dengan menggunakan program olah data. didapat hasil sebagai berikut :

1) Koefisien Regresi Status Kepegawaian (β1)

Variabel Status Kepegawaian (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan pada Disiplin Kerja dengan koefisien regresi sebesar 0,455 Adanya pengaruh yang signifikan maka antara variabel Status Kepegawaian dengan Disiplin Kerja menunjukkan hubungan yang searah. Nilai signifikan 0,049 yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh variabel Status Kepegawaian terhadap Disiplin Kerja adalah positif.

2) Koefisien Regresi Variabel Tingkat Pendidikan (β2)

Variabel Tingkat Pendidikan (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan pada Disiplin Kerja dengan koefisien regresi sebesar 0,537. Adanya pengaruh yang signifikan ini, maka antara variabel Tingkat Pendidikan dengan Disiplin Kerja menunjukkan hubungan yang searah. Nilai signifikan sebesar 0,014 yang lebih kecil dari 0,05 menunjukkan bahwa pengaruh variabel Tingkat Pendidikan terhadap Disiplin Kerja adalah positif.

c. Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang dilakukan berupa uji koefisien determinasi (R2), dan uji parsial (t test).

1) Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh Koefisien Determinasi (R2) terletak diantara 0 (nol) dan 1 (satu). Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda disajikan pada tabel berikut :

Tabel 4.22

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Sumber : Hasil Olah Data, 2016

Berdasarkan tabel 4.22 didapatkan nilai R2 adalah sebesar 0,575 sedangkan nilai Adjusted R2 0.330 yang artinya 33% variabel yang mempengaruhi Disiplin Kerja dapat dijelaskan oleh variabel status kepegawaian dan tingkat pendidikan. Selebihnya, yaitu 67% dipengaruhi oleh variabel lain. Hal ini membuktikan bahwa variabel-variabel bebas (Status Kepegawaian dan Tingkat Pendidikan) tidak memberikan semua informasi yang dibutuhkan oleh variabel terikat (Disiplin Kerja) karena masih banyak variabel lain yang mempengaruhi.

Model R R Square Adjusted R Square

2) Uji parsial (t test)

Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi hubungan antara variabel X dan Y. Apakah variabel X1, X2, (Status Kepegawaian, Tingkat Pendidikan) benar-benar berpengaruh terhadap variabel Y (Disiplin kerja) secara individual atau parsial. Uji parsial (t test) dibantu oleh program olah data menghasilkan output yang disajikan dalam berikut :

Tabel 4.23 Uji Parsial (t test)

Variabel t hitung t tabel p Keterangan Status Kepegawaian 2,027 2.00 0,049 signifikan Strata Pendidikan 2,584 2.00 0,014 signifikan

Sumber : Hasil Olah Data, 2016

1. Pengujian thitung pada variabel Status Kepegawaian (X1)

Pengujian dua sisi yang menggunakan tingkat signifikansi sebesar  = 5% dan ttabel = 2,00. Hasil perhitungan pada regresi berganda diperoleh nilai thitung sebesar 2,027 Dengan demikian thitung lebih besar dari ttabel (2,027 >2,00) maka variabel Status Kepegawaian secara parsial

mempunyai pengaruh yang signifikan pada Disiplin Kerja. Ini diperkuat dengan probabilitas thitung (p) sebesar 0,049 yang nilainya lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel Status Kepegawaian berpengaruh pada Disiplin Kerja.

2. Pengujian t hitung pada variabel Tingkat Pendidikan (X2). Pengujian dua sisi yang menggunakan tingkat signifikansi sebesar  = 5% dan ttabel =  2.00. Hasil perhitungan pada regresi linier berganda diperoleh nilai thitung sebesar 2,584. Dengan demikian thitung lebih besar dari tTabel (2584 > 2,00) maka variabel Strata Pendidikan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan pada Disiplin Kerja. Ini diperkuat dengan probabilitas thitung (p) sebesar 0,014 yang nilainya lebih kecil dari 0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel Strata Pendidikan berpengaruh pada Disiplin Kerja dimana hal tersebut mendukung hipotesis penelitian ini.

Dokumen terkait