• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Data Penelitian

Data penelitian ini adalah perusahaan food and beverages yang terdaftar di BEI dari tahun 2008-2011. Jumlah populasi sebanyak 16 perusahaan dan sampel yang terpilih berdasarkan kriteria yang dibuat sebanyak 13 perusahaan.

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan uji grafik dan uji statistik. Uji grafik dilihat dari grafik histogram dan juga dari grafik P-Plot.

Grafik Histogram

Pada gambar di atas terlihat bahwa variabel berdistribusi normal yang ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak miring ke kiri atau miring ke kanan, melainkan ke tengah dengan bentuk lonceng.

Grafik Normal P-Plot

Dan pada grafik normal P-Plot di bawah ini dapat dilihat bahwa titik-titik pada scatterplot mengikuti data di sepanjang garis diagonal, hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal.

Uji grafik hanya terlihat secara visual. Oleh karena itu diperlukan uji statistik untuk menunjukkan data normal atau tidak. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji

Kolmogorov-Smirnov (K-S).

Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 52

Normal Parametersa,,b Mean .0000000 Std.

Deviation

.12723861

Most Extreme Differences Absolute .077 Positive .077 Negative -.057

Kolmogorov-Smirnov Z .554

Asymp. Sig. (2-tailed) .919

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov terlihat bahwa nilai Asymp.Sig. (2-tailed) adalah 0,919 yang lebih besar dari nilai signifikan (0,05). Hal ini berarti variabel residual berdistribusi normal. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya.

Model regresi yang baik adalah bebas dari autokerelasi. Uji autokorelasi ini menggunakan Durbin-Watson (DW)

Test yaitu jika du < d < 4-du, berarti tidak terjadi autokorelasi positif atau negatif.

Hasil Uji Durbin-Watson

Berdasarkan uji autokolerasi di atas diperoleh nilai DW sebesar 1,948. Nilai d dibandingkan dengan nilai dl dan du pada n = 52 dan k = 3 sehingga diperoleh nilai dl sebesar 1,4339 dan du sebesar 1,6769 .

Hal ini sesuai dengan ketentuan du < d < 4-du, yaitu 1,6769 < 1,948 < (4-1,6769) yang menunjukkan bahwa tidak terjadi autokolerasi positif maupun negatif dalam penelitian ini.

Uji Heteroskedastisitas

Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam model regresi dapat dilihat pada grafik Scatterplot

berikut ini.

Berdasarkan gambar scatterplot

dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, yang artinya bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terdapat korelasi (hubungan) di antara variabel bebas dalam model regresi (Situmorang, et. al, 2010).

Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah tolerance < 0.1

sedangkan variance inflation factor (VIF) > 5. Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) LN_DER .994 1.006 LN_ROA .994 1.006

a. Dependent Variable: LN_ROE

Uji multikolinearitas menunjukkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada semua variabel independen, dimana VIF < 5 dan nilai tolerance > 0,1.

Analisis Regresi Linear Berganda Uji Signifikansi Simultan (F-Test)

Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada tingkat signifikan (α) = 5 %. Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .991a .982 .981 .129809 1.948

a. Predictors: (Constant), LN_ROA, LN_DER b. Dependent Variable: LN_ROE

Ho tidak ditolak (Ha ditolak) jika Fhitung ≤ Ftabel pada α = 5 %

Ho ditolak (Ha diterima) jika Fhitung > Ftabel pada α = 5 %.

Berikut ini tabel hasil uji signifikan simultan (F). ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 44.309 2 22.154 1314.769 .000a Residual .826 49 .017 Total 45.135 51

a. Predictors: (Constant), LN_ROA, LN_DER b. Dependent Variable: LN_ROE

Hasil uji F pada Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Fhitung adalah 1314,769 dengan tingkat signifikansi 0,000 (< 0,05). Dengan menggunakan tabel F diperoleh nilai Ftabel sebesar 3,19.

Hal ini menunjukkan bahwa nilai Fhitung > Ftabel yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel independen yakni struktur modal dan return on assets

secara simultan atau serempak mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri pada perusahaan

food and beverages yang terdaftar di BEI. Uji Signifikansi Parsial (t-Test)

Berikut ini tabel hasil uji signifikan parsial (t-Test). Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .969 .063 15.288 .000 LN_DER .553 .024 .448 23.138 .000 LN_ROA 1.085 .023 .920 47.450 .000 a. Dependent Variable: LN_ROE

Berdasarkan hasil uji t, maka diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Y = 0.969 + 0.553X1 + 1.085X2 + e

Dimana:

Y = Rentabilitas Modal Sendiri (Return on Equity/ROE)

a = Konstanta

X1 = Struktur Modal (Debt to Equity Ratio/DER)

X2 = Return on Assets (ROA) e = Standard Error

Berdasarkan hasil pengolahan hasil uji t pada tabel di atas dapat dijelaskan hasil pengujian sebagai berikut:

a. Nilai a (Konstanta) = 0,969

Nilai konstanta ini menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen yakni debt to equity ratio dan return on assets, maka return on equity sebesar 0,969

b. Variabel debt to equity ratio (DER) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap return on equity. Hal ini terlihat dari nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,00 dan nilai thitung (23,138) > ttabel (1,67655), artinya jika variabel DER ditingkatkan sebesar satu satuan maka return on equity akan mengalami kenaikan sebesar 0,553 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

c. Variabel return on assets (ROA) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap return on equity. Hal ini terlihat dari nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,00 dan nilai thitung (47,450) > ttabel (1,67655) , artinya jika variabel ROA ditingkatkan sebesar satu satuan maka return on

equity akan mengalami kenaikan

sebesar 1,085 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap.

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Apabila nilai R2 suatu regresi mendekati satu, maka semakin baik regresi tersebut. Sebaliknya, semakin mendekati nol, maka variabel independen secara keseluruhan tidak bisa

Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .991a .982 .981 .129809

a. Predictors: (Constant), LN_ROA, LN_DER b. Dependent Variable: LN_ROE

Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan sebelumnya maka diperoleh hasil bahwa struktur modal yang dihitung dengan Debt to Equity Ratio (DER) dan

return on assets (ROA) secara

bersama-sama atau serempak mempengaruhi rentabilitas modal sendiri yang dihitung dengan return on equity (ROE) pada perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011.

Berdasarkan pengujian secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri. Hal ini terlihat dari nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,00 dan nilai thitung (23,138) > ttabel (1,67655).

Berdasarkan pengujian secara parsial diperoleh hasil bahwa variabel return on

assets (ROA) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri. Hal ini terlihat dari nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,00 dan nilai thitung (47,450) > ttabel (1,67655).

Dari hasil uji koefisien determinasi diketahui bahwa nilai R sebesar 0,991 yang berarti hubungan antara debt to equity ratio dan return on assets terhadap

return on equity sebesar 99,1%.

Nilai R Square sebesar 0,982 yang berarti 98,2% faktor yang berpengaruh terhadap return on equity dapat dijelaskan

debt to equity ratio dan return on assets. Sedangkan sisanya yaitu sebesar 1,8% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

Adjusted R Square sebesar 0,981

berarti 98,1% faktor yang berpengaruh terhadap return on equity dapat dijelaskan oleh debt to equity ratio dan return on

assets. Sedangkan sisanya yaitu sebesar

1,9% dapat dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

Standar Error of the Estimate adalah

0,129809 dimana semakin kecil standar deviasi maka model akan semakin baik. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian ini menguji apakah struktur modal dan return on assets

memiliki pengaruh terhadap rentabilitas modal sendiri pada perusahaan food and

beverages yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel 13 perusahaan yang listing dari tahun 2008-2011.

Dengan menggunakan data yang terdistribusi normal, tidak terdapat multikolinearitas, bebas autokorelasi dan tidak adanya heteroskedastisitas maka kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil uji secara parsial (Uji-t) menunjukkan bahwa variabel struktur modal atau debt to equity ratio (DER) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri atau return on equity (ROE).

Hal ini menunjukkan bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh DER mempengaruhi peningkatan maupun penurunan ROE. Seperti yang telah dijelaskan dalam teori sebelumnya bahwa semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan modal asing dan modal sendiri (dengan tingkat bunga tetap), penggunaan modal asing yang lebih besar akan meningkatkan rentabilitas modal sendiri.

2. Hasil uji secara parsial (Uji-t) menunjukkan bahwa variabel return on assets (ROA) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri atau return on equity (ROE).

Hal ini menunjukkan bahwa perubahan yang ditunjukkan oleh ROA mempengaruhi peningkatan maupun penurunan ROE. Seperti yang telah dijelaskan dalam teori sebelumnya bahwa apabila ROA lebih kecil dari tingkat bunga modal asing lebih baik menggunakan modal sendiri, sebab rentabilitas modal sendiri akan lebih besar dibandingkan apabila digunakan modal asing. Sebaliknya apabila ROA lebih besar dibanding dengan tingkat bunga modal asing lebih baik digunakan modal asing, sebab rentabilitas modal sendiri akan lebih besar dibandingkan apabila digunakan modal sendiri.

Hasil uji secara simultan (Uji-F) menunjukkan bahwa variabel struktur modal dan ROA secara bersama-sama (serempak) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap rentabilitas modal sendiri pada perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia.

Saran

1. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, penelitian selanjutnya disarankan untuk mengambil sampel perusahaan maupun tahun yang lebih banyak lagi sehingga dari hasil yang diperoleh dapat diketahui apakah hasilnya tetap konsisten dari tahun ke tahun sehingga validitas dari hasil penelitian dapat ditingkatkan.

2. Melihat nilai R Square dari hasil olah data yang tinggi yaitu sebesar 0,982 atau 98,2% maka untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang akan mencoba meneliti kembali terkait dengan rentabilitas modal sendiri ini sebaiknya variabel-variabel yang digunakan dan diteliti lebih diarahkan pada variabel non-keuangan perusahaan misalnya dari aspek manajemen.

3. Bagi perusahaan disarankan agar mampu mengelola struktur modalnya dengan tepat untuk dapat mencapai struktur modal yang optimal sehingga rentabilitas perusahaan dapat dimaksimalkan. Karena debt to equity

ratio sangat mempengaruhi keadaan

DAFTAR PUSTAKA

Dokumen terkait