• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

1. DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku ibu dalam penatalaksanaan rehidrasi oral pada balita diare yang berada di rumah.

2. POPULASI dan SAMPEL

2.1. Populasi

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua keluarga yang memiliki balita yang bertempat tinggal di wilayah Kelurahan Siringo-ringo. berdasarkan dari data Puskesmas Kota Rantauprapat di Kecamatan Rantau Utara jumlah populasi ibu yang memiliki balita berjumlah 540 orang.

2.2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, 2002) pada peneliti ini metode pengukuran sampel yang diinginkan adalah purposive sampling. Penentuan jumlah sampel minimal yang dibutuhkan berdasararkan jumlah subjeknya dapat diambil 10% dari 540 sehingga didapat jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 54 orang, dengan kriteria responden sebagai subjek penelitian antara lain:

a. Ibu memiliki anak Balita yang sudah pernah diare b. Ibu yang berusia diatas 20 tahun

c. Ibu yang menetap tinggal di Kelurahan Siringo – ringo d. Bersedia menjadi responden penelitian

3. LOKASI dan WAKTU PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Siringo-ringo Kabupaten Labuhanbatu. Adapun alasan pemilihan lokasi ini adalah karena Kelurahan ini memiliki banyak populasi balita sehingga memudahkan peneliti untuk mendapatkan data. Selain itu penelitian tentang perilaku ibu dalam penatalaksanaan rehidrasi oral pada balita diare belum pernah dilakukan. Waktu pengambilan data dilakukan pada bulan Oktober-November 2009. Peneliti memilih tempat penelitian di Kelurahan Siringo-ringo yaitu di tempat pengajian ibu-ibu pada hari Jum’at dan Sabtu.

4. PERTIMBANGAN ETIK

Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan dari Fakultas Keperawatan USU dan Kelurahan Siringo-Ringo. Sebelum peneliti melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti memberikan penjelasan kepada responden tentang tujuan dan prosedur penelitian yang akan dilaksanakan dan meyakinkan responden bahwa responden bahwa informasi yang telah diberikan akan dirahasiakan dan tidak akan dipergunakan dalam hal yang merugikan responden serta hanya dipergunakan untuk penelitian. Calon responden yang bersedia dipersilahkan menandatangani surat persetuiuan, tetapi jika tidak bersedia maka calon responden berhak untuk menolak dan mengundurkan diri.

5. INSTRUMENT PENELITIAN

Untuk memperoleh informasi dari responden peneliti menggunakan alat pengumpulan data dalam bentuk kuisioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman kepada tinjauan pustaka. Kuisioner terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu kuisioner data demografi dan kuisioner perilaku. Kuisioner perilaku berisikan pernyataan yang terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu kuisioner pengetahuan, kuisioner sikap, dan kuisioner tindakan ibu dalam penatalaksanaan rehidrasi oral pada Balita diare.

5.1 Kuisioner Data Demografi

Pada bagian awal instrumen penelitian berisi data demografi responden melilputi inisial nama, usia, agama, penghasilan perbulan, pendidikan, pekerjaan, dan jumlah Balita.

5.2. Kuisioner Pengetahuan

Instrument penelitian tentang pengetahuan penatalaksana rehidrasi oral pada balita diare yang berada di rumah, terdiri dari 10 pernyataan. Penilaian menggunakan Skala Guttman dengan cara menetapkan bobot jawaban terhadap terhadap tiap-tiap item yaitu skor pernyataan positif sebanyak 7 kuisioner pada nomor 1, 2, 4, 6, 7, 8, 9, dengan jawaban Benar (skor 1) dan Salah (skor 0). Skor untuk pernyataan negatif sebanyak 3 kuisioner pada nomor 3, 5, 10, dengan jawaban Benar (skor 0) dan Salah (skor 1). Total skor diperoleh terendah 0 yang tertinggi 10. Semakin tinggi skor maka semakin baik pengetahuan ibu.

Berdasarkan rumus statistik menurut Sudjana (2002), adalah :

Rentang

P =

Banyak kelas

Dengan P merupakan panjang kelas dengan rentang 0 dan 3 kategori kelas untuk menilai pengetahuan ibu dalam penatalaksanaan rehidrasi oral yaitu pengetahuan baik, pengetahuan cukup, dan pengetahuan kurang, maka didapatkan panjang kelas 3. menggunakan P = 3 dengan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas. Maka pengetahuan dikategorikan ordinal sebagai berikut : 0-3 adalah pengetahuan kurang, 4-6 adalah pengetahuan cukup dan 7-10 adalah pengetahuan baik.

5.3. Kuisioner Sikap

Instrumen penelitian tentang sikap ibu dalam penatalaksanaan rehidrasi oral terdiri dari 10 pernyataan. Penilaian menggunakan Skala Likert dengan cara menetapkan bobot jawaban terhadap tiap- tiap item yaitu skor pernyataan positif yaitu sangat setuju (skor 3), setuju (skor 2), skor tidak setuju (skor 1), sangat tidak setuju (skor 0). Skor pernyataan negatif yaitu sangat setuju (skor 0), setuju (skor 1), tidak setuju (skor 2), sangat tidak setuju (skor 3). Untuk pernyataan positif sebanyak 7 kuisioner yaitu pada nomor 1, 3, 4, 7, 8, 9, 10, dan untuk pernyataan negatif sebanyak 3 kuisioner pada nomor 2, 5, dan 6. Total skor diperoleh terendah 0 dan tertinggi 30.

Berdasarkan rumus statistik menurut Sudjana (2002) adalah :

Rentang P =

Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang 30 dan 3 katagori kelas untuk menilai sikap ibu dalam penatalaksanaan rehidrasi oral pada balita diare di rumah yaitu sikap baik, cukup,dan kurang, maka didapatkan panjang kelas sebesar P = 3, maka sikap dikatagorikan ordinal sebagai berikut 0 – 10 adalah sikap kurang dan 11 – 20 sikap cukup, dan 21 – 30 sikap baik.

5.4. Kuisioner Tindakan

Instrumen penelitian tentang tindakan dalam penatalaksanaan rehidrasi oral pada balita diare terdiri dari 10 pernyataan penilaian menggunakan skala Guttman dengan cara menetapkan bobot jawaban terhadap tiap – tiap item yaitu skor pernyataan positif dengan jawaban ya (skor 1) tidak (skor 0), dan untuk pernyataan negatif dengan jawaban ya (skor 0) tidak (skor 1). Untuk pernyataan positif terdapat 7 kuisioner pada nomor 1, 3, 4, 5, 7, 8, 10, dan untuk pernyataan negatif ada 3 kuisioner terdapat pada nomor 2, 6, 9.Total skor terendah 0 dan tertinggi 10. Semakin tinggi nilai maka semakin baik tindakan yang dilakukan ibu.

Berdasarkan rumus statistik menurut Sudjana (1992) adalah:

Rentang P =

Banyak kelas

Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang 10 dan 3 kategori kelas untuk menilai tindakan ibu dalam penatalaksanaan rehidrasi oral yaitu tindakan baik, tindakan cukup, dan tindakan kurang, maka didapatkan panjang kelas 3. Menggunakan P = 3 dengan nilai terendah 0 sebagai batas bawah kelas. Maka

pengetahuan dikategorikan ordinal sebagai berikut : 0-3 adalah tindakan ibu kurang, 4-6 tindakan cukup dan 7-10 adalah tindakan ibu baik.

6. VALIDITAS dan RELIABILITAS INSTRUMEN

Validitas dapat diuraikan sebagai tindakan ukuran penelitian yang sebenarnya, yang memang didesain untuk mengukur. Validitas berkaitan dengan nilai sesungguhnya dari hasil dan merupakan karakteristik yang penting dari penelitian yang baik (Slevin dkk, 2005). Uji validitas penelitian ini akan dilakukan oleh dosen Keperawatan Anak dan Keperawatan Keluarga, yaitu Ibu Reni Asmara Ariga, S.Kp, MARS dan Ibu Lufthiani, S.Kep, Ns.

Uji reliabilitas instrumen adalah suatu uji yang dilakukan untk mengetahui konsistensi dari instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama. Dalam penelitian ini digunakan reliabilitas konsistensi internal karena memiliki beberapa kelebihan diantaranya pemberian instrumen hanya satu kali dengan bentuk intrumen kepada satu subjek studi (Demsey & Demsey 2002).

Uji reliabilitas dilakukan kepada 30 orang subjek yang sesuai dengan kriteria dan diluar sampel yang ditentukan sebagai subjek studi. Teknik analisa data telah dilakukan rumus Kuder Richardson 21 (KR-21) pada instrumen pengetahuan dengan hasil 0,88 dan tindakan 0.87, sedangkan instrumen sikap telah dilakukan rumus Alpha dengan hasil 0,7.

7. PENGUMPULAN DATA

Peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian melalui bagian pendidikan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, kemudian mengajukan permohonan izin pelaksana penelitian pada Kelurahan Siringo - Ringo Kabupaten Labuhanbatu. Setelah mendapatkan izin maka dilakukan pengumpulan data. Peneliti akan mencari responden di tempat pengajian ibu-ibu, kemudian peneliti menentukan responden sesuai dengan kriteria yang telah dibuat sebelumnya, apabila peneliti telah menemukan calon responden, selanjutnya peneliti menjelaskan tujuan dan manfaat dan cara pengisisan kuisioner, kemudian responden diminta untuk menandatangani surat persetujuan (informed consent) ataupun memberikan persetujuan secara lisan. Selanjutnya peneliti mengambil data dari responden yang bersedia mengisi kuisioner. Pada saat pengambilan kuesioner peneliti melihat kelengkapan jawaban responden, jika dalam ada pernyataan yang belum diisi oleh responden maka peneliti menjelaskan maksud dari pernyataan tersebut, sehingga semua pernyataan terjawab, dan peneliti mengumpulkan semua kuesioner. Karena dari tempat pengajian jumlah responden yang didapat belum lengkap peneliti juga mengunjungi rumah-rumah penduduk di Kelurahan Siringo-Ringo dengan cara seperti di atas, selain itu peneliti juga meninggalkan kuisioner bila responden meminta untuk meninggalkan saja dan bersedia mengisi sendiri, kemudian diambil kembali keesokan harinya. Dalam pengisian kuisioner ini membutuhkan waktu 10-15 menit untuk masing-masing responden yang bersedia mengisi langsung.

8. ANALISA DATA

Data yang telah terkumpul diolah dan ditabulasi dengan langkah – langkah yaitu memeriksa kembali semua kuisioner yang telah diisi oleh responden, denngan maksud untuk memeriksa apakah setiap kuisioner telah diisi sesuai dengan petunjuk (editing). Memberikan kode tertentu pada kuisioner yang telah diajukan untuk mempermudah sewaktu mengadakan tabulasi dan analisa data (coding). Dan mempermudah analisa data, pengolahan dan pengambilan kesimpulan melakukan tabulasi (tabulating). Setelah data terkumpul, maka analisa data dilakukan melalui pengolahan dan secara komputerisasi dengan versi 15,0.

Dari pengolahan data statistik deskriptif, data demografi akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentasi. Hasil analisa data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi untuk melihat gambaran pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu dalam penatalaksanaan rehidrasi oral pada balita diare yang berada di rumah.

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan setelah dilakukan pengumpulan data mulai tanggal 30 Oktober sampai 20 November 2009 di kelurahan Siringo- Ringo Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhanbatu.

1. HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian ini akan dijabarkan mulai dari deskripsi karakteristik responden, gambaran dan tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu dalam penatalaksanaan rehidrasi oral pada balita diare yang berada di rumah di Kelurahan Siringo-Ringo Kabupaten Labuhanbatu.

1.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Deskripsi karakteristik responden mencakup usia, agama, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan, penghasilan.

Dari tabel dapat dilihat bahwa mayorita usia responden berada pada 30-34 tahun yaitu sebanyak 21 orang (38,9%). Responden yang beragama Islam sebanyak 54 orang (100%), dengan beragam suku Jawa sebanyak 36 orang (66,7%). Berdasarkan pekerjaan responden mayoritas sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 47 orang (87 %). Tingkat pendidikan mulai dari SD sampai DIII/Sarjana mayoritas pendidikan adalah sampai SMA sebanyak 39 orang

(72,2%). Sebagian besar responden mempunyai penghasilan keluarga perbulan di atas Rp. 1.500.000 sebanyak 24 orang (44,4%).

Tabel 1.1. Deskripsi karakteristik Ibu di Kelurahan Siringo-ringo Labuhanbatu bulan Oktober-November 2009 (n= 54)

Karakteristik Frekuensi Persentase

Usia - 20-24 tahun 6 11,1 - 25-29 tahun 16 29,6 - 30-34 tahun 21 38,9 - > 35 tahun 11 20,4 Agama - Islam 54 100 - Kristen 0 0 - Hindu 0 0 - Budha 0 0 Suku - Batak 16 29,6 - Minang 0 0 - Jawa 36 66,7 - Melayu 2 3,7 Pekerjaan

- ibu rumah tangga 47 87,0

- pegawai swasta 1 1,9 - wiraswasta 2 3,7 - PNS 4 7,4 Pendidikan - SD 1 1,9 - SMP 9 16,7 - SMA 39 72,2 - DIII/ Sarjana 5 9,3

Lanjutan

Karakteristik Frekuensi Persentase

Penghasilan

- < Rp. 850.000 2 3,7

- Rp. 850.000- 1.000.000 13 24,1

- Rp. 1.000.000-1.500.000 15 27,8

- > Rp. 1.500.000 24 44,4

1.2. Gambaran pengetahuan Ibu dalam penatalaksanaan rehidrasi oral pada balita diare di rumah

Tabel 1.2. Distribusi frekuensi pengetahuan ibu dalam penatalaksanaan rehidrasi oral pada balita diare di rumah di Kelurahan Siringo -Ringo Kabupaten Labuhanbatu No. Pernyataan Benar Salah n % n % 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Bila anak diare maka saya segera memberikan oralit/ larutan gula garam Air tajin dan air kelapa dapat diberikan pada balita diare

Air gula garam tidak dapat menggantikan cairan oralit yang dapat mencegah dehidrasi

Bubur atau campuran tepung lainnya, dicampur dengan kacang-kacangan, sayur, atau ikan dapat diberikan pada balita diare

Bila anak saya diare maka saya akan puasakan anak saya

Dengan meminum oralit anak saya terhindar dari dehidrasi

Bila anak saya diare saya akan tetap memberikan susu formula yang biasa diminumnya

Sup sayur dan rebusan tahu atau kentang

dapat mencegah dehidrasi

Memberikan minuman lebih banyak dari biasanya pada anak diare adalah suatu pencegahan

52 35 14 33 6 42 7 38 47 7 96,3 64,2 25,9 61,1 11,1 77,8 13,0 70,4 87,0 13,0 2 19 40 21 48 12 47 16 7 47 3,7 35,2 74,1 38,9 88,9 22,2 47,0 29,6 13,0 87,0

dehidrasi

Diare yang tidak diobati tidak bisa mengakibatkan gizi buruk

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 52 responden (96,3%) menjawab benar dan 2 responden (3,7%) menjawab salah pada pernyataan segera memberikan oralit pada anak diare. Selain itu 35 responden (64,2%) menjawab benar dan 19 (35%) menjawab salah pada pernyataan air tajin dan air kelapa dapat diberikan pada balita diare. Pada pernyataan air gula garam tidak dapat menggantikan cairan oralit sebanyak 40 responden (74,1%) menjawab salah dan 14 responden (25,9%) menjawab benar. Kemudian pada pernyataan bubur yang dicampur dengan kacang-kacangan, sayur dan ikan dapat diberikan pada balita diare diperoleh bahwa 33 responden (61,1%) menjawab benar dan 21 responden (38,8%) menjawab salah. Selain itu diperoleh bahwa 48 responden (88,9%) menjawab salah dan 6 responden 11,1% menjawab benar pada pernyataan bila diare maka saya akan puasakan anak saya. Pada pernyataan minum oralit anak saya terhindar dari dehidrasi diperoleh bahwa 42 responden (77,8%) menjawab benar dan 12 responden (22,2%). Kemudian pada pernyataan bila anak saya diare saya tetap memberikan susu formula telah diperoleh 47 responden (87,0%) yang menyatakan salah dan 7 responden (13,0%) menjawab benar. Selain itu diperolah bahwa 38 responden (70,4%) menjawab benar dan 16 responden (29,6%) menjawab salah pda pernyataan sup sayur dapat mencegah dehidrasi. Pada pernyataan memberi minum banyak dari biasanya adalah suatu pencegahan dehidrasi diperoleh bahwa 47 responden (87,0%) menjawab salah dan 7 responden (13,0%) menjawab benar. Kemudian pada pernyataan negatif yaitu

pernyataan diare yang tidak diobati tidak bisa mengakibatkan gizi buruk diperoleh bahwa 47 responden (87,0%) menjawab salah dan 7 reponden (13,0%) menjawab benar.

1.3. Tingkat pengetahuan ibu dalam penatalaksanaan rehidrasi oral pada balita diare

Tabel 1.3. Tingkat pengetahuan ibu dalam penatalaksanaan rehidrasi oral pada balita diare di rumah di Kelurahan Siringo-Ringo Kabupaten Labuhanbatu

Tingkat pengetahuan Frekuensi Persentase Pengetahuan baik (7-10) 40 74,1 Pengetahuan cukup (4-6) 13 24,1 Pengetahuan kurang(0-3) 1 1,9

Pengetahuan responden penelitian mengenai penatalaksaan rehidrasi oral dinilai berdasarkan kemampuan responden menjawab benar kuisioner yang meliputi 10 bagian pernyataan, pengetahuan responden mengenai penatalaksanaan rehidrasi oral dikatagorikan menjadi 3 katagori yaitu: baik, cukup, kurang. Dari hasil penelitian in menunjukkan bahwa sebagian besar ibu-ibu di di kelurahan siringo-ringo memiliki pengetahuan baik yaitu 40 responden (74,1%).

1.4. Gambaran sikap Ibu dalam penatalaksanaan rehidrasi oral pada balita diare di rumah

Tabel 1.4. Distribusi frekuensi sikap ibu dalam penatalaksanaan rehidrasi oral pada balita diare di rumah di Kelurahan Siringo-Ringo Kabupaten Labuhanbatu NO Pernyataan SS S TS STS n % n % n % n % 1. 2.

Saya selalu mengontrol makanan yang dimakan anak saya walaupun saya sibuk

Memberikan cairan yang 35 3 64,8 5,6 17 18 31,5 33,3 2 22 3,7 40,7 0 1 0 20,4

3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

mengandung gula dan garam dengan segera tidak dapat menggantikan cairan yang hilang melalui BAB

Saya selalu membujuk anak saya untuk meminum oralit walaupun dia tidak mau

Saya selalu menyediakan oralit di rumah

Karena anak saya sangat suka makan jajanan di luar rumah maka saya tidak akan melarang anak saya jajan di luar rumah Saya akan menambahkan lada yang banyak dalam masakan untuk anak saya walaupun anak saya diare

Saya akan berikan makanan yang segar atau dimasak dan haluskan dengan baik

Penggunaan oralit dirumah memberikan keuntungkan diantaranya dehidrasi dapat

dapat dicegah

Saya akan terus memberikan cairan oralit pada anak saya sampai diarenya berhenti

Saya selalu memberikan makanan yang bergizi dan bersih untuk anak saya

17 22 1 0 24 0 17 37 31,5 40,7 1,9 0 44,4 0 31,5 68,5 25 28 14 3 25 21 23 14 46,3 51,9 25,9 5,6 46,3 38,9 46,5 25,9 11 4 24 25 5 25 14 3 20,4 7,4 44,4 46,3 9,3 46,3 25,9 5,6 1 0 15 26 0 8 0 0 20,4 0 27 48,1 0 14,8 0 0

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 35 responden (64,8%) menjawab sangat setuju dan 17 responden (31,5) maenjawab setuju pada pernyataan saya selalu mengontrol makanan yang dimakan anak saya walaupun saya sibuk. Kemudian dari hasil penelitian diperoleh bahwa 22 responden (40,7%) menjawab tidak setuju dan 18 responden (33,3%) pada pernyataan memberikan cairan yang mengandung gula dan garam dengan segera tidak dapat menggantikan cairan yang hilang melalui BAB. Selanjutnya dari hasil penelitian diperoleh bahwa 25

responden (46,3%) menjawab setuju 17 responden (31,5%) pada pernyataan saya selalu membujuk anak saya untuk meminum oralit walaupun dia tidak mau. Pada pernyataan saya selalu menyediakan oralit di rumah diperoleh bahwa 28 responden (51,9%) menjawab setuju dan 22 responden (40,7%) menjawab sangat setuju. Kemudian dari hasil penelitian bahwa 24 responden (44,4%) menjawab tidak setuju dan15 responden (27,8%) mejawab sangat tidak setuju pada pernyataan anak saya sangat suka makan jajanan di luar rumah maka saya tidak akan melarang anak saya jajan diluar rumah. Pada pernyataan saya akan menambahkan lada yang banyak dalam masakan anak saya walaupun anak saya diare diperoleh bahwa 26 responden (48,1) menjawab sangat tidak setuju dan 25 responden (46,3%) tidak setuju. Kemudian diperoleh bahwa 25 responden (46,3%) menjawab setuju dan 24 responden (44,4%) menjawab sangat setuju pada pernyataan saya akan berikan makanan yang segar atau dimasak dan dihaluskan dengan baik. Pada pernyataan penggunaan oralit di rumah memberikan keuntungan diantaranya dehidrasi dapat dicegah hasil penelitiannya adalah 21 responden 38,9% menjawab setuju dan 25 responden 46,3% menjawab tidak setuju. Selain itu pada pernyataan akan terus memberikan oralit pada anak saya sampai diarenya berhenti 23 responden 46,5% menjawab setuju dan 17 responden 31,5% menjawab sangat setuju. Pada pernyataan saya selalu memberikan makanan yang bergizi dan bersih untuk anak saya diperoleh bahwa 37 responden 68,5% menjawab sangat setuju dan 14 responden 25,9% menjawab setuju.

1.5. Tingkat sikap ibu dalam penatalaksanaan rehidrasi oral pada balita diare

Tabel 1.5. Tingkat sikap ibu dalam penatalaksanaan rehidrasi oral pada balita diare di rumah di Kelurahan Siringo-Ringo Kabupaten Labuhanbatu Tingkat sikap Frekuensi Persentase

Sikap baik (21-30) 33 61,1 Sikap cukup (11-20) 19 35,2 Sikap kurang(0-10) 2 3,7

Sikap responden penelitian mengenai penatalaksaan rehidrasi oral dinilai berdasarkan kemampuan responden menjawab benar kuisioner yang meliputi 10 bagian pernyataan, sikap responden mengenai penatalaksanaan rehidrasi oral dikatagorikan menjadi 3 katagori yaitu: baik, cukup, kurang. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu-ibu di Kelurahan Siringo-Ringo memiliki sikap baik yaitu 33 responden (61,1%).

1.6. Gambaran tindakan Ibu dalam penatalaksanaan rehidrasi oral pada balita diare di rumah

Tabel 1.6. Distribusi frekuensi tindakan ibu dalam penatalaksanaan rehidrasi oral pada balita diare di rumah di Kelurahan Siringo -Ringo Kabupaten Labuhanbatu No. Pernyataan Ya Tidak N % N % 1. 2. 3.

Saya segera memberi anak saya minum yang banyak dari biasanya bila mengalami diare

Saya tidak akan memberikan ASI pada saat anak saya diare

Bila anak saya muntah pada saat meminum larutan oralit maka saya memberikan sedikit-sedikit tapi sering

54 20 49 100 37,0 90,7 0 34 5 0 63,0 9,3

4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Dalam 2 jam pertama sebaiknya anak di berikan oralit sebanyak mungkin misalnya 2 gelas

Saya dapat memberikan makanan seperti beras menjadi bubur nasi, rebus kentang atau wortel yang dihaluskan Bila oralit tidak ada maka saya tidak bisa memberikan larutan gula garam Untuk membuat cairan oralit saya memasukkan 1 bungkus oralit kedalam gelas dicampur air putih sebanyak 200 cc

Bila anak saya umurnya > 2 tahun maka saya memberikan oralit 1-2 sendok setiap 1 menit agar anak tidak muntah

Saya akan memberikan makanan yang sudah dimasak lebih dari 24 jam untuk anak saya

Bila diare anak saya tidak membaik, menunjukkan tinja cair keluar amat sering, muntah berulang, tidak dapat minum/makan maka saya akan membawanya ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat

30 54 18 8 38 22 54 55,6 100 33,3 14,8 70,4 40,7 100 24 0 36 46 16 32 0 44,4 0 66,7 85,2 29,6 59,3 0

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 54 responden (100%) menjawab ya pada pernyataan saya segera memberi anak saya minum yang banyak dari biasanya bila mengalami diare. Pada pernyataan saya tidak akan memberikan ASI pada saat anak saya diare 34 responden 63,0% menjawab tidak. Kemudian dari hasil penelitian diperoleh 49 responden (90,7%) menjawab ya pada pernyataan bila anak saya muntah pada saat meminum larutan oralit maka saya memberikan sedikit-sedikit tapi sering. Selain itu dari hasil penelitian diperoleh bahwa 30 responden (55,6%) menjawab ya dan 24 (44,4%) menjawab tidak pada pernyataan dalam 2 jam pertama sebaiknya anak diberikan oralit sebanyak mungkin misalnya 2 gelas. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 54 responden (100%) menjawab ya

pada pernyataan saya dapat memberikan makanan seperti beras menjadi bubur nasi, rebus kentang atau wortel yang dihaluskan. Kemudian dari hasil penelitian diperoleh bahwa 36 responden 66,7% menjawab tidak dan 18 responden (33,3%) pada pernyataan bila oralit tidak ada maka saya tidak bisa memberikan larutan gula garam. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 46 responden (85%) menjawab tidak dan 8 responden (14,8%) menjawab ya pada pernyataan untuk membuat cairan oralit saya memasukkan1 bungkus oralit kedalam gelas dicampur air putih sebanyak 200 cc. Pada pernyataan bila anak saya berumur > 2 tahun maka saya memberikan oralit 1-2 sendok setiap 1 menit agar anak tidak muntah, maka diperoleh 38 responden (70,4%) menjawab ya dan 16 responden (29,6%) menjawab tidak. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 32 responden (59,3%) dan 22 responden (40,7%) menjawab ya pada pernyataan saya akan memberikan makanan yang sudah dimasak lebih dari 24 jam untuk anak saya. Pada pernyataan bila diare anak saya tidak membaik, menunjukkan tinja cair keluar amat sering, muntah berulang, tidak dapat minum/makan maka saya akan membawanya ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat diperoleh bahwa semua atau 54 responden (100%) menjawab ya.

1.7. Tingkat tindakan ibu dalam penatalaksanaan rehidrasi oral pada balita diare

Tabel 1.7. Tingkat tindakan ibu dalam penatalaksanaan rehidrasi oral pada balita diare di rumah di Kelurahan Siringo-Ringo Kabupaten Labuhanbatu Tingkat tindakan Frekuensi Persentase

Tindakan baik (7-10) 40 74,1 Tindakan cukup (4-6) 12 22,2 Tindakan kurang(0-3) 2 3,7

Tindakan responden penelitian mengenai penatalaksaan rehidrasi oral dinilai berdasarkan kemampuan responden menjawab benar kuisioner yang meliputi 10 bagian pernyataan, tindakan responden mengenai penatalaksanaan rehidrasi oral dikatagorikan menjadi 3 katagori yaitu: baik, cukup, kurang. Dari hasil penelitian in menunjukkan bahwa sebagian besar ibu-ibu di kelurahan siringo-ringo memiliki tindakan baik yaitu 40 responden (74,1%).

2. PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini peneliti mendiskusikan pernyataan penelitian yaitu gambaran dan tingkat pengetahuan ibu dalam penatalaksanaan rehidrasi oral pada balita diare yanng berada di rumah di Kelurahan Siringo-Ringo.

2.1. Gambaran perilaku ibu dalam penatalaksanaan rehidrasi oral pada balita diare

2.1.1. Pengetahuan ibu dalam penatalaksanaan rehidrasi oral pada balita diare

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh mayoritas ibu yaitu sebanyak 52 (96,3%) menjawab benar bahwa bila anak diare segera diberi oralit/larutan gula garam. Tingginya persentase ini dapat diasumsikan bahwa pengetahuan responden baik. Dikarenakan informasi yang didapatkan mengenai oralit. Hal ini sesuai dengan Pendidikan Medik Pemberantasan Diare yang menyebutkan bahwa ibu memerlukan informasi tentang pengobatan diare dirumah, kesempatan mendapatkan informasi ini didapat ketika ibu membawa anaknya ke tempat

Dokumen terkait