A. Hasil Penelitian
Penelitian perbaikan pembelajaran dalam bentuk penelitian tindakan kelas dengan judul ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menghitung Volume Prisma Segi Tiga dan Tabung Lingkaran melalui Penggunaan Alat Peraga pada Siswa Kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara,
Kabupaten Astinapura semester 1 tahun pelajaran 2010-2011” dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri atas tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang dikemukakan pada Bab I, maka penelitian ini akan memfokuskan kepada peningkatan hasil pembelajaran sebagai tujuan penelitian. Akan tetapi,
deskripsi proses pembelajaran pun akan disinggung jika data yang ditampilkan memerlukan penjelasan yang rinci.
Data hasil penelitian yang diperoleh dari siklus I dan II penelitian tindakan ini dapat disajikan dalam uraian berikut ini.
1. Siklus I
Siklus I pembelajaran kompetensi dasar ’menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran’ melalui penggunaan alat peraga bangun ruang pada siswa kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan
Madukara, Kabupaten Astinapura semester 1 tahun pelajaran 2010-2011 ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan pada hari Selasa tanggal 27 Juli 2010 pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5. Pada pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I ini dilakukan pula pengamatan atas proses
pembel-ajaran dan diperoleh beberapa data temuan sebagai berikut.
a. Proses Pembelajaran
1) Pada awal kegiatan diskusi kelompok, pada umumnya siswa masih merasa canggung dengan situasi pembelajaran. Apalagi siswa harus mempelajari sendiri materi pembelajaran melalui LKS yang dibagikan. Kegiatan menemukan
sendiri (inkuiri) konsep materi ’volume prisma segitiga’ dan ’volume tabung lingkaran’ bagi siswa merupakan hal yang relatif cukup sulit karena melibat-kan beberapa konsep prasyarat seperti penguasaan cara menghitung luas segitiga, luas segi empat, dan
luas lingkaran.
2) Hal kedua yang merupakan kegiatan baru bagi para siswa adalah mempresentasikan konsep yang ditemukannya dalam presentasi kelas. Penguasaan komunikasi yang relatif masih kurang
menjadi hambatan siswa dalam mengungkapkan gagasannya.
3) Proses diskusi yang berjalan pada setiap kelompok tampak tidak seimbang. Jalannya proses diskusi banyak didominasi oleh siswa-siswa yang aktif dan biasa memperoleh prestasi baik. Hal ini menjadi catatan peneliti bagi perbaikan siklus berikutnya.
4) Alokasi waktu yang tersedia untuk pembelajaran ternyata tidak mencukupi sehingga diperlukan tambahan waktu untuk pelaksana-an kuis atau tes akhir.
b. Hasil Pembelajaran
Data hasil pembelajaran yang diperoleh adalah dalam bentuk akumulasi skor dan nilai perolehan siswa. Penilaian hasil pembelajaran ini dilakukan segera setelah siswa melaksanakan kuis sehingga siswa mengetahui secara langsung hasilnya serta hal apa saja yang seharusnya mereka perbaiki.
Data empirik hasil penelitian siklus I ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1
Data empiris hasil pembelajaran menghitung volume prisma dan tabung kelas VI SDN Permana Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten
Astinapura pada siklus I
No NIS Nama Siswa L
/P
Jumlah Skor
Nilai
Perolehan Ketuntasan
1 0506.01.001 Aris Munandar L 10 62,50 Belum Tuntas 2 0506.01.002 Abdul Sopyan L 10 62,50 Belum Tuntas 3 0506.01.003 Ari Sutiawan L 14 87,50 Tuntas 4 0506.01.004 Andri L 8 50,00 Belum Tuntas 5 0506.01.005 Cucu Nurmalia P 11 68,75 Tuntas 6 0506.01.006 Detia Fitriani P 11 68,75 Tuntas 7 0506.01.007 Jang Akbar Pamungkas L 9 56,25 Belum Tuntas 8 0506.01.008 Kasman L 9 56,25 Belum Tuntas 9 0506.01.009 Moh. Iqbal Ibduloh L 12 75,00 Tuntas 10 0506.01.011 Mufti Abdurahman L 9 56,25 Belum Tuntas 11 0506.01.012 Riskawati P 12 75,00 Tuntas 12 0506.01.013 Rudianto L 10 62,50 Belum Tuntas 13 0506.01.014 Syamsul Mukarom L 8 50,00 Belum Tuntas 14 0506.01.015 Sela Astiana P 14 87,50 Tuntas 15 0506.01.016 Ade Nursalam L 8 50,00 Belum Tuntas 16 0506.01.019 Yoga Wijaya L 11 68,75 Tuntas
No NIS Nama Siswa L /P Jumlah Skor Nilai Perolehan Ketuntasan
18 0708.03.025 Sutisna L 8 50,00 Belum Tuntas 19 0708.03.030 Dewi Novitasari P 11 68,75 Tuntas
JUMLAH SKOR 197 1231,25 9 RATA-RATA SKOR 10,37 64,80 SKOR TERTINGGI 14 87,5 SKOR TERENDAH 8 50 SKOR IDEAL 16 100 KKM 65 % KETUNTASAN BELAJAR 47,37
Tabel di atas menunjukkan data perolehan hasil belajar siklus I siswa kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara yang memperoleh nilai rata-rata sebesar 64,80 dengan nilai tertinggi sebesar 87,50 dan nilai terendah sebesar 50,00. Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan (> 65) adalah 9 orang dari jumlah siswa 19 atau sebesar 47,37 %. Sebagaimana diketahui bahwa batas taraf ketuntasan pembelajaran di tingkat kelas harus mencapai sekurang-kurangnya 85
%.
Data grafik perolehan hasil pelajar dapat ditampilkan sebagai berikut. 64,8 87,5 50 9 10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Nilai Rata-rata Nilai Terti nggi Nilai Terendah Jumlah Siswa Tuntas Siswa Belum Tuntas
Gambar 4.1 Grafik Perolehan Nilai Hasil Pembelajaran Siswa kelas VI SDN Permana Utama Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura pada
Siklus I
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran siklus I belum mencapai keberhasilan yang diharapkan sehingga perlu diperbaiki dalam bentuk tindakan siklus berikutnya.
2. Siklus II
Siklus II tindakan pembelajaran ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menghitung Volume Prisma Segi Tiga dan Tabung Lingkaran melalui Penggunaan Alat Peraga pada Siswa Kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura” ini merupa-kan siklus tindakan tahap kedua dan merupakan perbaikan dari pelaksana-an siklus tindakan tahap pertama. Pada siklus II ini beberapa hal meng-alami perbaikan dan penyesuaian sesuai dengan data temuan yang diperoleh
selama pembelajaran dan hasil pembelajaran siklus I. a. Proses Pembelajaran
Pada pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan sejumlah perbaikan dan penyesuaian bagi siswa agar siswa dapat menyerap pembelajaran dengan baik.
1) Pembagian kelompok siswa diubah dengan cara menyebar kembali siswa-siswa berkemampuan tinggi ke dalam 4 kelompok baru, demikian juga siswa-siswa yang memiliki kemampuan menengah dan rendah. Jumlah kelompok belajar di dalam kelas tetap tidak berubah, hanya anggotanya komposisinya. 2) Dampak pertama yang dapat dilihat dari perubahan kelompok ini adalah jalannya proses diskusi menjadi lebih dinamis dan hampir seluruh siswa terlibat dalam diskusi kelas. Di sisi lain, peneliti dengan dibantu teman sejawat melakukan layanan
individual kepada siswa-siswa tertentu yang sulit memahami konsep materi yang sedang dipelajari.
3) Alat peraga yang digunakan, yang terdiri atas alat peraga bangun ruang prisma segitiga dan tabung lingkaran, diperbanyak
dengan menggunakan kertas manila karton dan dibagikan kepada masing-masing kelompok. Dengan bantuan alat peraga yang dipegang oleh setiap anggota dalam kelompok ini, ternyata siswa lebih mudah memahami konsep materi pembelajaran jika dibandingkan dengan kegiatan yang sama pada siklus I.
4) Meskipun proses pembelajaran secara keseluruhan sudah berjalan lancar dan siswa tidak lagi canggung melaksanakan kegiatan demi kegiatan, waktu yang tersedia ternyata masih belum cukup juga. Kuis atau tes akhir pembelajaran terpaksa dilaksanakan di luar jam pembelajaran selama 20 menit.
b. Hasil Pembelajaran
Siklus II penelitian ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menghitung Volume Prisma Segi Tiga dan Tabung Lingkaran melalui Penggunaan Alat Peraga pada Siswa Kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura semester 1 tahun pelajaran 2010-2011” merupakan tahap perbaikan tindakan. Perbaikan ini dilakukan berdasarkan temuan dan masukan yang diperoleh selama melaksanakan penelitian tindakan siklus I.
Hasil penelitian yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.2
Data empirik hasil pembelajaran siswa kelas VI SDN Permana Utama Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura pada Siklus II
No NIS Nama Siswa
L / P Jumlah Skor Nilai Perolehan Ketuntas an 1 0506.01.00
1 Aris Munandar L 12 75,00 Tuntas 2 0506.01.00 Abdul Sopyan L 12 75,00 Tuntas
No NIS Nama Siswa L/ Jumlah Skor Nilai Perolehan Ketuntas an 2 3 0506.01.00
3 Ari Sutiawan L 15 93,75 Tuntas
4
0506.01.00
4 Andri L 12 75,00 Tuntas
5
0506.01.00
5 Cucu Nurmalia P 13 81,25 Tuntas 6
0506.01.00
6 Detia Fitriani P 16 100,00 Tuntas 7
0506.01.00
7 Jang Akbar Pamungkas L 12 75,00 Tuntas 8
0506.01.00
8 Kasman L 12 75,00 Tuntas
9
0506.01.00
9 Moh. Iqbal Ibduloh L 12 75,00 Tuntas 10
0506.01.01
1 Mufti Abdurahman L 12 75,00 Tuntas 11 0506.01.01 2 Riskawati P 15 93,75 Tuntas 12 0506.01.01 3 Rudianto L 12 75,00 Tuntas 13 0506.01.01
4 Syamsul Mukarom L 12 75,00 Tuntas 14
0506.01.01
5 Sela Astiana P 15 93,75 Tuntas
15
0506.01.01
6 Ade Nursalam L 14 87,50 Tuntas
16
0506.01.01
9 Yoga Wijaya L 14 87,50 Tuntas
17
0607.02.03
7 Saepul Ilham L 14 87,50 Tuntas
18
0708.03.02
5 Sutisna L 11 68,75 Tuntas
19
0708.03.03
0 Dewi Novitasari P 12 75,00 Tuntas
JUMLAH SKOR 247 1543,75 19 RATA-RATA SKOR 13,00 81,25 SKOR TERTINGGI 16 100 SKOR TERENDAH 11 68,75 SKOR IDEAL 16 100 KKM 65 % KETUNTASAN BELAJAR 100 %
Berdasarkan data tabel di atas diketahui bahwa rata-rata nilai hasil pembelajaran siklus II adalah 81,25 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 68,75. Jika nilai tersebut dikomparasikan dengan kriteria ketuntasan minimum (65,00), maka proses pembelajaran
kompetensi dasar ”menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran” telah dianggap tuntas. Di samping itu, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan pada siklus II ini sebanyak 19 orang dengan tingkat ketuntasan pembelajaran mencapai 100 % yang ternyata lebih tinggi dari prasyarat ketuntasan klasikal sebesar 85 %. Oleh karena itu, tidak diperlukan perlakuan pembelajaran pada siklus berikutnya.
Data grafik perolehan hasil pelajar dapat ditampilkan sebagai berikut. 81,25 100 68,75 19 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Nilai Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Siswa Tuntas Siswa Belum Tuntas
Gambar 4.2 Grafik Perolehan Nilai Hasil Pembelajaran Siswa kelas VI SDN Permana Utama Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura pada
Siklus II
B. Pembahasan
Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Oleh karena itu pemilihan berbagai metode, strategi, pen-dekatan serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Menurut Eggen dan Kauchak dalam Wardhani(2005), model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang
untuk mencapai suatu pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembel-ajaran. Salah satu tujuan dari penggunaan model pembelajaran adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa selama belajar. Dengan pemilihan metode, strategi, pendekatan serta teknik pembelajaran, diharapkan adanya perubahan dari mengingat (memorizing ) atau menghapal (rote learning ) ke arah berpikir (thinking ) dan pemahaman (understanding ), dari model ceramah ke pendekatan discovery learning atau inquiry learning , dari belajar individual ke kooperatif, serta dari subject centered ke clearer centered atau terkonstruksi-nya pengetahuan siswa (Setiawan, 2005).
Pembelajaran kontekstual atau CTL (Contextual Teaching and Learning ) merupakan pendekatan pembelajaran yang berusaha mengaitkan
ilmu pengetahuan dengan dunia nyata di sekitar kita. Penggunaan alat peraga pada konsep-konsep abstrak prisma segitiga dan tabung lingkaran pada
faktanya dapat memperjelas konsep pembelajaran sehingga siswa dapat dengan mudah memahaminya. Alat peraga pada konteks CTL merupakan model ideal yang menghubungkan konsep keilmuan matematika yang abstrak dengan pemikiran siswa yang didominasi oleh kemampuan berpikir secara visual.
Oleh karena itu, penggunaan alat peraga sebagai bentuk pemodelan pembelajaran kontekstual dalam kompetensi dasar ’menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran’ dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa yang berakibat meningkatnya kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal penghitungan volume prisma segitiga dan tabung lingkaran.
Apabila dikomparasikan hasil pembelajaran siklus I dan siklus II, akan dapat dilihat terjadinya peningkatan hasil belajar baik secara klasikal maupun secara individual sebagaimana terlihat pada tabel berikut.
Data perbandingan hasil pembelajaran siswa kelas VI SDN Permana Utama Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura pada Siklus I
dan Siklus II
No NIS Nama Siswa
L / P Nilai Siklus I Nilai Siklus II Besar Pening-katan 1 0506.01.00 1 Aris Munandar L 62,50 75,00 12,5 2 0506.01.00 2 Abdul Sopyan L 62,50 75,00 12,5 3 0506.01.00 3 Ari Sutiawan L 87,50 93,75 6,25 4 0506.01.00 4 Andri L 50,00 75,00 25 5 0506.01.00 5 Cucu Nurmalia P 68,75 81,25 12,5 6 0506.01.00 6 Detia Fitriani P 68,75 100,00 31,25 7 0506.01.00
7 Jang Akbar Pamungkas L 56,25 75,00 18,75 8
0506.01.00
8 Kasman L 56,25 75,00 18,75
9
0506.01.00
9 Moh. Iqbal Ibduloh L 75,00 75,00 0 10 0506.01.01 1 Mufti Abdurahman L 56,25 75,00 18,75 11 0506.01.01 2 Riskawati P 75,00 93,75 18,75 12 0506.01.01 3 Rudianto L 62,50 75,00 12,5 13 0506.01.01 4 Syamsul Mukarom L 50,00 75,00 25 14 0506.01.01 5 Sela Astiana P 87,50 93,75 6,25 15 0506.01.01 6 Ade Nursalam L 50,00 87,50 37,5 16 0506.01.01 9 Yoga Wijaya L 68,75 87,50 18,75 17 0607.02.03 7 Saepul Ilham L 75,00 87,50 12,5 18 0708.03.02 5 Sutisna L 50,00 68,75 18,75 19 0708.03.03 0 Dewi Novitasari P 68,75 75,00 6,25 JUMLAH SKOR 1231,25 1543,75 312,5 RATA-RATA SKOR 64,80 81,25 16,45 SKOR TERTINGGI 87,5 100 12,5 SKOR TERENDAH 50 68,75 18,75 SKOR IDEAL 100 100 KKM 65 65 % KETUNTASAN BELAJAR 47,37 % 100 % 56,63
Dari tabel di atas dapat dilihat peningkatan selalu terjadi pada setiap individu siswa. Hal ini membuktikan bahwa penerapan pembelajaran kontekstual dengan memfokuskan pada penggunaan alat peraga sebagai pemodelan pada kompetensi dasar ’menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran’ dapat berhasil. Hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran dengan pendekatan kontekstual disertai dengan penggunaan
media mirip aslinya berupa alat peraga bangun ruang prisma segitiga dan selinder yang terbuat dari bahan karton. Bagi guru media ini dapat memper-mudah dalam penyampaian materi pembelajaran dan bagi siswa dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam menelaah materi. Secara tidak langsung siswa akan aktif berpikir dan berupaya mencari jawaban yang sesuai untuk setiap permasalahan yang muncul, sehingga sistem pembelajaran yang terjadi dapat menimbulkan ketertarikan atau minat dan motivasi pada siswa. Dan juga siswa akan menggunakan pengalaman-pengalaman yang ia temui di lingkungan sebagai media yang dapat mengantarkan siswa agar lebih mudah memahami suatu permasalahan yang dimaksud. Hal ini sejalan dengan pendapat Heinich, Molenda dan Russel dalam Prayitno (1998) yang menyata-kan bahwa media pengajaran dalam membelajarmenyata-kan dapat mengkonkritmenyata-kan ide-ide atau gagasan yang bersifat konseptual, sehingga mengurangi kesalah- pahaman siswa dalam mempelajari dan memberikan pengalaman-pengalaman
yang nyata yang merangsang aktifitas diri sendiri untuk belajar. Dengan keaktifan siswa ini akan meningkatkan motivasi pada siswa untuk belajar, yang pada akhirnya berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hamalik (1994) bahwa manfaat media pengajaran adalah menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu terutama melalui media benda asli, selain itu media juga dapat memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di
kalangan siswa. Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai. Media benda asli berupa kerangka bangun ruang dan alat peraga lainnya dalam penelitian ini bertujuan untuk membantu siswa dalam
memahami sesuatu yang abstrak dan sukar untuk menambah minat, memperbanyak materi dan merangsang terjadinya perubahan kognitif.
Selain itu di dalam pembelajaran kontekstual siswa dibagi-bagi men- jadi beberapa kelompok untuk mempermudahkan dalam kegiatan pengamatan dan diskusi. Dalam hal ini, menurut Fajar (2002) guru dalam pembelajaran berfungsi sebagai fasilitator (pemberi kemudahan dalam belajar) sehingga
guru harus dapat mengubah pola tindakan peran siswa dalam pembelajaran dari konsumen gagasan (seperti menyalin, mendengar, menghafal) menjadi peran produsen gagasan (seperti bertanya, menjawab, meneliti,
mengemuka-kan pendapat).
Melalui pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual, materi tumbuhan biji yang sulit dan mungkin membosankan akan dapat lebih mudah diterima siswa, karena pembelajaran menjadi lebih menarik disebabkan di dalam pembelajarannya menggunakan suatu media yang bersifat langsung dalam bentuk objek nyata (Ibrahim dan Syaodirh, 2000). Cara yang ditempuh oleh guru dalam proses pembelajaran adalah dengan membawa objek nyata tersebut ke dalam kelas dan membawa siswa keluar kelas untuk mengamati benda-benda nyata yang serupa dengan bangun prisma segitiga (bangunan atap sekolah) dan tabung lingkaran (drum minyak tanah). Dengan kegiatan tersebut maka dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengalami sendiri situasi yang sesungguhnya dan juga di dalam pembelajarannya siswa dibagi dalam beberapa kelompok untuk mempermudahkan di dalam pengamatan dan diskusi.
Pendekatan kontekstual dalam penelitian ini mempunyai kelebihan karena berlangsung secara ilmiah dalam bentuk siswa mengalami atau meng-amati sendiri, tidak hanya transfer pengetahuan dari guru ke siswa. Pendekat-an kontekstual di dalam proses pembelajarPendekat-annya memPendekat-anfaatkPendekat-an berbagai sumber pembelajaran, setting belajar yang tidak selalu di dalam kelas dan dapat memanfaatkan media apa saja untuk belajar.
Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dapat memperkuat ingatan siswa pada materi yang telah diberikan guru di kelas yang pada akhirnya dapat menumbuhkan motivasi belajar yang tinggi pada siswa dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap prestasi belajar.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian pembelajaran berjudul ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menghitung
Volume Prisma Segi Tiga dan Tabung Lingkaran melalui Penggunaan Alat Peraga pada Siswa Kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura semester 1 tahun pelajaran 2010-2011” telah berhasil. Dengan demikian, hipotesis penelitian