• Tidak ada hasil yang ditemukan

PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PKP Matematika Kelas VI Bangun Ruang"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP) LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)

PDGK 4501 PDGK 4501

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGHITUNG

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGHITUNG

VOLUME PRISMA SEGI TIGA DAN TABUNG LINGKARAN

VOLUME PRISMA SEGI TIGA DAN TABUNG LINGKARAN

MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA

MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA

PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI PERMANA UTAMA,

PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI PERMANA UTAMA,

KECAMATAN MADUKARA, KABUPATEN ASTINAPURA

KECAMATAN MADUKARA, KABUPATEN ASTINAPURA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional

(PDGK 4501) (PDGK 4501)

Penyusun: Penyusun: N

Naammaa :: CITRA RESMICITRA RESMI N

NIIMM :: 817800529817800529 P

Prrooggrraam m SSttuuddii :: S.1 – PGSDS.1 – PGSD P

Pookkjjaarr :: INDRAPRAHASTAINDRAPRAHASTA M

Maassa a RReeggiissttrraassii :: 2010.22010.2

UNIVERSITAS TERBUKA

UNIVERSITAS TERBUKA

UPBJJ JONGRING SALAKA

UPBJJ JONGRING SALAKA

2010

2010

(2)
(3)

ABSTRAK  ABSTRAK  CITRA RESMI – NIM.

CITRA RESMI – NIM. 817800529.817800529.

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

Me

Meng

nghi

hitu

tung

ng V

Vo

ollum

ume

e Pr

Priism

sma

a Se

Segi

gi Ti

Tig

ga

a d

dan

an T

Tab

abu

ung

ng

Lin

Lingka

gkaran

ran mel

melalu

alui

i Pen

Penggu

ggunaa

naan

n Al

Alat

at Per

Peraga

aga pad

pada

a Sis

Siswa

wa

K

Ke

ella

as

s V

VI

I S

SD

D N

Ne

eg

ge

erri

i P

Pe

errm

ma

an

na

a U

Utta

am

ma

a,

, K

Ke

ec

ca

am

ma

atta

an

n

Madu

Madukara,

kara, Kabup

Kabupaten

aten Asti

Astinapur

napura

a

. Lap. Laporaoran n PKPPKP. . S.1S.1-PG-PGSD.SD. Universitas Terbuka. 2010. UPBJJ – Jongring Salaka.

Universitas Terbuka. 2010. UPBJJ – Jongring Salaka.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan

peningkatan hasil belajar

peningkatan hasil belajar

siswa kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara,

siswa kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara,

Kabup

Kabupaten

aten Asti

Astinapur

napura

a dala

dalam

m meng

menghitu

hitung

ng volu

volume

me pris

prisma

ma segi

segi

ti

tiga

ga dan

dan tab

tabung

ung li

lingk

ngkar

aran

an den

dengan

gan me

mengg

ngguna

unakan

kan al

alat

at per

peraga

aga

buatan sendiri berbentuk prisma segitiga dan tabung lingkaran

buatan sendiri berbentuk prisma segitiga dan tabung lingkaran

sat

satuan

uan mel

melalu

alui

i pem

pembel

belaja

ajaran

ran kon

kontek

tekstu

stual

al fok

fokus

us pem

pemod

odela

elan.

n.

Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah siswa kelas VI

Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri PermanaSD Negeri Permana Ut

Utamama a KeKecacamamatatan n MadMadukukara ara KaKabubupapateten n AsAstitinanapupura ra dedengngan an jujumlmlah ah sisiswswaa sebanyak 19 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. sebanyak 19 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Ke

Kelalas s VI VI SD SD NeNegegeri ri PePermrmanana a UtUtamama, a, KeKecamcamataatan n MaMadudukakara, ra, KaKabubupapatetenn Astinapura ini merupakan tempat tugas peneliti.

Astinapura ini merupakan tempat tugas peneliti.

Metode penelitian yang

Metode penelitian yang

di

digu

guna

naka

kan

n ad

adal

alah

ah me

meto

tode

de ti

tind

ndak

akan

an ((acti

action

on rese

research

arch)

) da

dala

lam

m

ben

bentuk

tuk pen

peneli

eliti

tian

an ti

tinda

ndakan

kan kel

kelas.

as. Pen

Peneli

elitia

tian

n in

ini

i dil

dilaks

aksana

anakan

kan

dalam dua siklus tindakan dan masing-masing siklus terdiri atas

dalam dua siklus tindakan dan masing-masing siklus terdiri atas

tahap

tahap-taha

-tahap

p peren

perencanaan

canaan,

, pela

pelaksana

ksanaan

an tind

tindakan,

akan, penga

pengamata

matan,

n,

dan refleksi.

dan refleksi.

Pada siklus I diperoleh fakta bahwa

Pada siklus I diperoleh fakta bahwa siswa masih canggung dalam

siswa masih canggung dalam

penggunaan alat peraga. Kegiatan diskusi kelompok selama ini

penggunaan alat peraga. Kegiatan diskusi kelompok selama ini

ya

yang

ng di

dila

laku

kuka

kan

n si

sisw

swa

a b

bar

aru

u se

seba

bata

tas

s sa

sali

ling

ng me

meny

nyal

alin

in ha

hasi

sill

pe

peke

kerj

rjaa

aan

n ji

jika

ka me

memp

mper

erol

oleh

eh tu

tuga

gas

s m

men

enge

gerj

rjak

akan

an so

soal

al.

. Ha

Hasl

sl

perolehan nilai rata-rata pada siklus I penelitian ini adalah

perolehan nilai rata-rata pada siklus I penelitian ini adalah

64,8064,80 dengan nilai tertinggi sebesar 87,50 dan nilai terendah sebesar 50,00. Rata-rata dengan nilai tertinggi sebesar 87,50 dan nilai terendah sebesar 50,00. Rata-rata  pe

 perolrolehaehan n nilnilai ai ini ini masmasih ih berberada ada di di bawbawah ah krikriterteria ia ketketuntuntasaasan n minminimuimum m yanyangg dipersyaratkan, yakni 65, sehingga diperlukan penelitian

dipersyaratkan, yakni 65, sehingga diperlukan penelitian tindakan siklus II.tindakan siklus II.

Pada penelitian tindakan siklus II dilakukan beberapa perbaikan yang meliputi Pada penelitian tindakan siklus II dilakukan beberapa perbaikan yang meliputi   peru

  perubahan komposisbahan komposisi i anggoanggota ta kelomkelompok, pengarahapok, pengarahan n atas atas materi pokok materi pokok yangyang leb

lebih ih jeljelas, as, serserta ta latlatihaihan-lan-latihtihan an sosoal al penpendahdahuluuluan. an. HasHasil il pempembelbelajarajaran an yanyangg diperoleh meliputi rata-rata nilai hasil pembelajaran siklus II adalah 81,25 dengan diperoleh meliputi rata-rata nilai hasil pembelajaran siklus II adalah 81,25 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 68,75. Di samping itu, tingkat ketuntasan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 68,75. Di samping itu, tingkat ketuntasan  pembelajaran pada siklus II ini mencapai 100 % yang ternyata lebih tinggi dari  pembelajaran pada siklus II ini mencapai 100 % yang ternyata lebih tinggi dari   pr

  prasyasyarat arat ketketuntuntasaasan n klaklasiksikal al sebsebesaesar r 85 85 % % OleOleh h karkarena ena ituitu, , tidtidak ak dipdiperluerlukankan  perlakuan pembelajaran pada siklus berikutnya.

(4)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

halaman halaman LE

LEMBAMBAR R PERPERNYANYATAATAAN N ... iiii LE

LEMBMBAR IDAR IDENENTITITATAS DAN PES DAN PENGNGESESAHAHAN ..AN ... iiiiii FORMAT KESEDIAAN SEBAGAI TEMAN SEJAWAT DALAM

FORMAT KESEDIAAN SEBAGAI TEMAN SEJAWAT DALAM P PEENNYYEELLEENNGGGGAARRAAAAN N PPKKP P ……….. iivv S SUURRAAT T PPEERRNNYYAATTAAAAN N TTEEMMAAN N SSEEJJAAWWAAT T ………... vv K KAATTA A PPEENNGGAANNTTAAR R ……….... viiv HAL

HALAMAAMAN JUDUN JUDUL PKP EKSL PKP EKSAK ...AK ... viiviiii ABS

ABSTRATRAK K ... ixix DAF

DAFTAR TAR ISI ISI ... xx BAB

BAB II PENPENDAHDAHULUULUAN AN ... A.

A. Latar Latar BelakaBelakang ng MasalMasalah ah ... B.

B. IdentiIdentifikasi Masalafikasi Masalah h ... C.

C. Analisis Analisis Masalah Masalah ... D.

D. Rumusan Rumusan Masalah Masalah ... E.

E. TujuaTujuan n PeneliPenelitian tian ... F.

F. Manfaat Manfaat PenrliPenrlitian tian ...

1 1 1 1 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 B

BAAB IB III KKAAJJIAIAN N PPUUSSTTAAKKA A ... A.

A. Landasan Landasan Teoretis ...Teoretis ... 1.

1. HakikaHakikat t Belajar ...Belajar ... 2.

2. Hasil Hasil BelajaBelajar r ... 3.

3. PrinsiPrinsip-prip-prinsip nsip Mata PMata Pelajaran elajaran MatematMatematika ..ika ... 4.

4. EvaluEvaluasi asi PelajarPelajaran Man Matematatematika ika ... 5.

5. Alat Peraga Alat Peraga ...

6 6 6 6 6 6 7 7 11 11 13 13 14 14

(5)

6.

6.

Materi Pokok Bahasan

Materi Pokok Bahasan Menentukan Volume

Menentukan Volume

Bangun Ruang

Bangun Ruang

... B.

B. KerangKerangka ka BerpikBerpikir ir ... C.

C. Hipotesis Hipotesis Tindakan Tindakan ...

19 19 20 20 21 21 BAB

BAB IIIIII PELPELAKSAKSANAANAAN AN PENPENELELITIITIAN AN PEMPEMBELBELAJAAJARAN RAN ... A.

A. Subjek Subjek Penelitian Penelitian ... 1.

1. LokasLokasi Pelaksanai Pelaksanaan Penelitiaan Penelitian ...n ... 2.

2. Waktu PenelitiWaktu Penelitian an ... 3.

3. KarakteKarakteristik Siswa ...ristik Siswa ... B.

B. Deskripsi Deskripsi Persiklus Persiklus ... 1

1.. SSiikklluuss

I ... I ... 2

2.. SSiikklluuss

II ... II ... C.

C. Sumber Data dan Cara PengSumber Data dan Cara Pengambikan Data ...ambikan Data ... D.

D. Tolok Ukur Keberhasilan ...Tolok Ukur Keberhasilan ...

22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 23 23 23 23 25 25 26 26 27 27 BAB

BAB IVIV HASHASIL IL PEPENELNELITIITIAN AN DAN DAN PEMPEMBAHBAHASAASAN N ... A A.. HHaassiill Penelitian Penelitian ... 1. 1. SikluSiklus I s I ... 2. 2. SikluSiklus II s II ... B.

B. PePembmbahahasasan an ... ... ... 28 28 28 28 28 28 31 31 35 35 BAB V

BAB V KESKESIMPIMPULAULAN DAN SN DAN SARAARAN ...N ... A.

A. Kesimpulan Kesimpulan ... B.

B. Saran untuk TinSaran untuk Tindakan Lebih Lanjdakan Lebih Lanjut ...ut ...

40 40 40 40 41 41 DA

DAFTFTAR AR PUPUSTSTAKAKA A ... 4242 LA

(6)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

A.

A. LatLatar Bear Belaklakang Mang Masaasalahlah

Mata pelajaran Matematika di Sekolah

Mata pelajaran Matematika di Sekolah Dasar merupakan

Dasar merupakan

ma

mata

ta pe

pela

laja

jar-

r-an

an ya

yang

ng di

dian

angg

ggap

ap pa

pali

ling

ng su

suli

lit

t ol

oleh

eh si

sisw

swa

a

se

sehi

hing

ngga

ga be

bera

raki

kiba

bat

t pa

pada

da re

rend

ndah

ahny

nya

a ha

hasi

sil

l be

bela

laja

jar

r ma

matta

a

pel

pelaja

ajaran

ran ter

terseb

sebut.

ut. Pad

Padaha

ahal

l ma

matem

temati

atika

ka mer

merupa

upakan

kan mat

mata

a

pelajaran yang wajib diberikan bagi siswa

pelajaran yang wajib diberikan bagi siswa sejak Sekolah Dasar

sejak Sekolah Dasar

hingga Sekolah Menengah Atas. Jumlah jam mata pelajaran

hingga Sekolah Menengah Atas. Jumlah jam mata pelajaran

ma

mate

tem

mat

atik

ika

a cu

cuku

kup

p ba

bany

nyak

ak di

diba

band

ndin

ingk

gkan

an de

deng

ngan

an m

mat

ata

a

pelajaran IPA dan IPS.

pelajaran IPA dan IPS.

Kem

Kemamp

ampuan

uan bac

baca

a tul

tulis

is dan

dan ber

berhi

hitun

tung

g bag

bagi

i si

siswa

swa SD

SD

merupakan syarat naik ke kelas IV. Tes Kemampuan Dasar

merupakan syarat naik ke kelas IV. Tes Kemampuan Dasar

(TK

(TKD)

D) men

menjad

jadi

i acu

acuan

an dal

dalam

am pen

penin

ingka

gkatan

tan mu

mutu

tu pen

pendid

didika

ikan

n

khususnya SD kelas III. Persyaratan tersebut dipandang satu

khususnya SD kelas III. Persyaratan tersebut dipandang satu

keh

keharu

arusan

san yan

yang

g har

harus

us di

dikua

kuasai

sai si

siswa

swa seb

sebelu

elum

m me

mema

masuk

sukii

kelas tinggi (kelas IV-VI).

kelas tinggi (kelas IV-VI).

Mat

Matema

ematik

tika

a mer

merupa

upakan

kan mat

mata

a pel

pelaja

ajaran

ran yan

yang

g mel

melati

atih

h

an

anak

ak un

untu

tuk

k b

ber

erpi

piki

kir

r rra

asi

sio

ona

nall,

, llog

ogiis,

s, ce

cerrm

mat

at,

, jju

uju

jur

r da

dan

n

sistematis. Pola pikir yang demikian sebagai suatu yang perlu

sistematis. Pola pikir yang demikian sebagai suatu yang perlu

dim

(7)

Penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari akan

dapat membantu manusia dalam memecahkan

masalah-masalah kehidupan dalam berbagai kebutuhan kehidupan.

Karena kondisi yang demikian pentingnya, maka matematika

diberikan sejak anak memasuki bangku sekolah sejak kelas I

sampai kelas XII (SMA). Namun demikian matematika masih

kurang diminati anak didik baik di tingkat SD, SMP maupun

SMA. Hal yang demikian perlu mendapatkan perhatian bagi

guru untuk memperbaiki metode serta pendekatan dalam

belajar mengajar sehingga anak didik merasa senang dan

termotivasi untuk belajar matematika.

Sebagaimana yang terjadi di kelas VI SD Negeri

Permana Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura

di mana hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika

merupakan urutan yang terbawah dari semua mata pelajaran

yang diajarkan di kelas VI. Diketahui bahwa pada kompetensi

dasar ”

menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran”

dari

ulangan harian yang dilakukan selama dua kali, hasilnya baru

mencapai rata-rata kelas 5,6. Hal tersebut masih sangat perlu

diupayakan peningkatannya. Menurut hasil analisis ulangan

harian, diketahui bahwa pada

  Tahun Pelajaran 2008/2009 hasil belajar siswa pada

pokok bahasan menentukan volume bangun ruang baru

mencapai rata-rata 56 dan pada tahun 2009/2010 baru

mencapai rata-rata kelas 59. Hal tersebut menunjukkan

bahwa ada kesulitan yang cukup berarti bagi siswa kelas VI

dalam memecah-kan dan menyelesaikan soal kompetensi

dasar ”

menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran”

, maka

perlu upaya peningkatan kemampuan melalui upaya-upaya

yang dapat dilakukan oleh guru.

(8)

Upaya peningkatan kemampuan siswa terhadap pokok

bahasan volume bangun ruang antara lain melalui

penggunaan alat peraga. Penggunaan alat peraga dalam

kegiatan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan

kemampuan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep

matematika yang dipelajarinya dengan mudah. Konsep

matematika seperti bangun ruang akan mudah dimengerti

anak didik pada saat pembelajaran berlangsung. Sifat alat

peraga itu sendiri membantu memperjelas konsep-konsep

abstrak agar menjadi konkret.

Alat peraga akan merangsang minat siswa sekaligus

mempercepat proses pemahaman siswa ketika mendapati

hal-hal yang abstrak dan yang sulit dimengerti anak. Kebaikan

alat peraga bagi pembelajaran juga membuat anak lebih

bersemangat

karena

tidak

merasakan

kejenuhan.

Pembelajaran dengan alat peraga mudah dicerna anak didik

dibandingkan dengan pembelajaran yang bersifat verbalistik.

Alat peraga yang tepat untuk menerangkan ”

menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran”

di antaranya bentuk

prisma dan tabung lingkaran satuan. Alat peraga tersebut

menjadikan anak akan mampu memecahkan masalah melalui

pengamatan, penganalisisan dan pembuktian secara terpadu

sehingga konsep volume bangun ruang akan mudah

diselesaikan anak didik pada saat mempelajari konsep volume

bangun ruang.

B. Identifikasi Masalah

Permasalahan pembelajaran matematika yang dapat teridentifikasi di

SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten

Astinapura

adalah sebagai berikut.

(9)

1. Matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit. 2. Hasil belajar matematika pada semua tingkat kelas menempati urutan terbawah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.

3. Proses pembelajaran matematika belum dapat menarik perhatian siswa sehingga motivasi belajar siswa belum terangsang.

4. Kelengkapan media pembelajaran yang ada di sekolah masih sangat terbatas.

5. Kegiatan pembelajaran masih berlangsung secara konvensional. C. Analisis Masalah

Sejalan dengan latar belakang masalah dan identifikasi

masalah tersebut di atas maka penulis bermaksud

mengadakan penelitian tindakan untuk mengkaji lebih

mendalam

yang

dirumuskan

dalam

judul

“Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Menghitung Volume Prisma Segi

 Tiga dan Tabung Lingkaran melalui Penggunaan Alat Peraga

pada Siswa Kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan

Madukara, Kabupaten Astinapura”.

Adapun peneliti tertarik memilih judul tersebut dengan

pertimbangan sebagai berikut.

1.

Peneliti sebagai guru kelas VI SD Negeri Permana

Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura

merasa perlu untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada

kompetensi dasar tersebut yang nilai rata-ratanya baru

mencapai 5,6.

2.

Sepengetahuan peneliti, judul tersebut belum

diangkat dan diteliti oleh peneliti terdahulu.

3.

Peneliti bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

matematika dengan mengupayakan pengadaan alat

(10)

peraga

buatan

peneliti

bersama

siswa

serta

menggunakannya dengan tepat dan optimal.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan analisis masalah

di atas, disusun rumusan masalah sebagai berikut.

”Apakah penggunaan alat peraga prisma segi tiga dan

tabung lingkaran satuan dapat meningkatkan hasil belajar

menghitung volume prisma segi tiga dan tabung lingkaran

pada siswa kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan

Madukara, Kabupaten Astinapura?”

E. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan

peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Permana

Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura dalam

menghitung volume prisma segi tiga dan tabung lingkaran

dengan menggunakan alat peraga buatan sendiri berbentuk

prisma segitiga dan tabung lingkaran satuan melalui

pembelajaran kontekstual fokus pemodelan.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat

memberikan manfaat yang berarti bagi siswa, guru, dan

sekolah.

1. Bagi Siswa

a.

Meningkatnya hasil belajar pada kompetensi dasar

menghitung volume prisma segi tiga dan tabung

lingkaran.

(11)

c. Meningkatnya rasa percaya diri.

2. Bagi guru

a.

Meningkatkan gairah dalam pelaksanaan proses

belajar mengajar.

 b.

Merupakan umpan balik keberhasilan siswa dalam

menguasai kompetensi dasar menghitung volume prisma

segi tiga dan tabung lingkaran.

c.

Meningkatkan kualitas pembelajaran karena dengan

kegiatan PTK ini guru lebih terampil menggunakan alat

peraga.

3. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan dan

kontribusi positif bagi sekolah sebagai upaya untuk

meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat dijadikan

model pembelajaran oleh guru sekolah dasar lain dalam

pembelajaran kompetensi dasar menghitung volume

prisma segi tiga dan tabung lingkaran.

(12)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teoretis

1.

Hakikat Belajar

Pengertian

belajar

dalam

kehidupan

sehari-hari

seringkali sering diartikan yang kurang tepat, biasanya orang

awam mengartikan belajar identik dengan membaca, belajar

identik dengan mengerjakan soal-soal. Pengertian belajar

seperti tersebut masih sempit. Menghafal tidak dinamakan

belajar.

Loster D. Crow and Crow menyatakan bahwa belajar

adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu

pengetahuan dan berbagai sikap (Kasijan, 1984:16). Sumadi

Suryabrata (1984:249) menyatakan bahwa kegiatan belajar

mencakup tiga hal yaitu: a) membawa perubahan, b) terjadi

karena didapatkan kecakapan baru, dan c) terjadi karena ada

upaya. Belajar pada dasarnya adalah berusaha mendapatkan

sesuatu kepandaian (Poerwadarminta,1988:108). Sedangkan

menurut istilah populer bahwa pengertian belajar adalah

proses perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai

bentuk pengalaman-peng-alaman atau praktik (David R,

1996:2). Menutrut Winkel bahwa belajar diarti-kan sebagai

suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan dan sikap-sikap. Perubahan itu relatif konstan

dan berbekas (WS Winkel,198:36).

(13)

Dengan demikian belajar adalah perubahan-perubahan

yang relatif konstan dan berbekas menyangkut pengetahuan,

pemahaman, keterampilan, dan sikap-sikap.

2.

Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya berkaitan pula dengan hasil

yang dicapai dalam belajar. Pengertian hasil belajar itu sendiri

dapat diketahui dari pendapat ahli pendidikan. Hasil belajar

berasal dari kata hasil dan belajar. Agar tidak menyimpang

dari pengertian sesungguhnya maka perlu dijelaskan secara

per kata terlebih dahulu. Belajar berasal dari kata “ajar”

mendapat awalan “bel-” yang kemudian menjadi kata jadian

“belajar” mengandung makna proses belajar.

Kata belajar menunjuk arti apa yang harus dilakukan

seseorang sebagai subyek yang menerima pelajaran, bukan

sekedar menghapal, bukan pula se-kedar mengingat

(Sardiman,1998:34). Belajar pada dasarnya merupakan suatu

proses

yang

ditandai

dengan

adanya

perubahan

pengetahuan, pemahaman, dan sikapnya. Belajar adalah

proses yang aktif, yaitu mereaksi semua situasi yang berada

disekitar individu, yang mengarah pada suatu.

Belajar pada hakikatnya perubahan pada diri seseorang

sebagai subjek didik untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Karena belajar adalah suatu proses merubah

kondisi seseorang yang terwujud dalam tiga ranah, maka

bagaimana agar belajar benar-benar terjadi. Ada beberapa

teori belajar yang akan penulis paparkan dalam pembahasan

(14)

ini untuk melihat bagaimana hakikatnya belajar yang

sesungguhnya.

Hasil belajar dari gabungan kata hasil dan kata belajar.

Hasil belajar diartikan sebagai keberhasilan usaha yang dapat

dicapai

(Winkel,1998:162).

Hasil

belajar

merupakan

keberhasilan yang telah dirumuskan guru berupa kemampuan

akademik. Winarno Surachmad (1981:2) menyatakan bahwa

hasil belajar merupakan nilai hasil belajar yang menentukan

berhasil tidaknya siswa dalam belajar. Hal tersebut berarti

hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar. Dalam hasil

belajar meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor

(Sunaryo,1983:4).

Dari berbagai kajian definisi hasil belajar di atas maka

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar

matematika yang berupa kemampuan akademis siswa dalam

mencapai standar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

sebelumnya dan harus dimiliki siswa setelah mengikuti proses

pembelajaran. Belajar dipengaruhi pula oleh faktor-faktor baik

dari dalam maupun dari luar. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi hasil belajar antara lain dibagi menjadi dua

kategori yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal

yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut.

1)

Kesehatan anak

2)

Rasa

aman

3)

Kemampuan dan minat

4)

Kebutuhan diri anak akan sesuatu yang akan

dipelajari (Rustiyah NK, 1995:123).

Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar

adalah sebagai berikut.

(15)

1) Lingkungan belajar, iklim, dan teman belajar.

2) Motivasi dari luar (Rustiyah NK,1995:123).

Adapun faktor yang datang dari luar diri anak, yaitu dari

sekolah tempat anak belajar seperti guru, waktu, sarana dan

prasarana belajar, kurikulum, materi, dan suasana belajar.

Selain faktor-faktor yang mempe-ngaruhi hasil belajar, juga

siswa mengalami hambatan-hambatan dalam belajar baik itu

bersifat endogen maupun bersifat eksogen. Yang bersifat

endogen adalah faktor biologis dan faktor psikologis siswa.

Sedangkan faktor eksogen adalah seperti sikap orang tua,

suasana

lingkungan,

sosial

ekonominya,

dan

sikap

budayanya. Untuk dapat meningkatkan belajar dengan baik

maka guru harus mengenal anak dengan baik pula karena

setiap anak tidak sama persis kesulitan dan permasalahan

yang dihadapinya. Dengan demikian guru harus mampu

meneliti setiap kekurangan-kekurangan dalam hasil belajar

siswa.

Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini

adalah hasil akademis yaitu hasil yang dicapai siswa setelah

mengikuti proses belajar mengajar yang telah dirumuskan

guru baik berupa segi kognitif, afektif maupun dari segi

psikomotornya. Dalam proses belajar dan mengajar seorang

guru wajib menentukan tujuan pembelajaran baik tujuan

pembelajaran umum maupun khusus. Mengukur keberhasilan

belajar siswa atau hasil yang dicapai siswa harus mampu

mengevaluasi belajar siswa. Keberhasilan belajar siswa dapat

dilihat dari segi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Untuk memudahkan guru dalam mengukur keberhasilan

belajar maka guru harus menentukan tujuan pembelajaran

khusus yang baik. Ada beberapa kriteria dalam pembuatan

(16)

  TPK (Tujuan Pembelajaran Khusus) yang baik yaitu sebagai

berikut.

a)

Mengandung satu jenis perbuatan.

b)

Dinyatakan dalam kualitas dan kuantitas

penguasaan siswa.

c)

Kondisi yang bagaimana yang diinginkan

guru (Surakhmad,1981:28).

  Jadi hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil belajar

yang telah dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan proses

belajar dan mengajar, baik yang menyangkut segi kognitif,

afektif maupun psikomotorik. Hasil yang dimaksudkan dalam

penelitian tindakan kelas ini, berupa hasil belajar yang berupa

hasil akademik siswa setelah mengikuti kegiatan belajar

mengajar dalam jangka waktu tertentu. Hasil akademik ini

berupa angka kuantitas yang dituliskan dalam buku raport.

Sedangkan dalam kaitannya dengan penelitian ini, hasil

belajar adalah peningkatan keberhasilan siswa dalam

mencapai tuju-an pembelajaran yang ditetapkan guru. Hasil

belajar yang dicapai siswa ber-kaitan erat dengan kesulitan

belajar dan keberhasilan belajar. Kesulitan belajar siswa

dalam mata pelajaran matematika dapat diketahui dari

ciri-cirinya. Kesulitan belajar yaitu di mana anak didik atau siswa

tidak mampu belajar sehingga hasil di bawah potensi

intelektualnya (Alan O Ross, 1974:103). Menurut Lerner

(1931:367) dalam buku pendidikan bagi anak berkesulitan

belajar, (Dr. Mulyono Abdurrahman, 1999:262) adalah

kekurang pahaman tentang simbol, nilai tempat, perhitungan

dan penggunaan proses yang keliru dan tulisan yang tidak

terbaca.

(17)

Menurut Mulyono Abdurrahman

(1996:6)

bahwa

kesulitan belajar adalah terjemahan dari learning disability .

  Terjemahan tersebut diartikan sebagai ketidakmampuan

belajar. Menurut Kuffman dan Lloyd (1985:14) dikutip oleh

Mulyono Abdurrahman (1996:6) bahwa kesulitan belajar

adalah gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis

dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa

ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut memungkinkan

menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan,

berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau

berhitung. Learner berpendapat, ada beberapa karakteristik

anak berkesulitan belajar seperti berikut ini.

a. Adanya gangguan dalam hubungan keruangan.

b. Abnormalitas persepsi visual.

c. Assosiasi visual motorik.

d. Perverasi.

e. Kesulitan mengenal dan memahami simbol.

f. Gangguan penghayatan tubuh.

g. Kesulitan dalam bahasa dan membaca

h. Performance IQ jauh lebih rendah daripada sektor verbal IQ

(Abdurrahman, 1999:259).

Jadi

kesulitan

belajar

matematika

disebabkan

rendahnya kemampuan intelegensi, banyaknya terkait

dengan kesulitan memahami konsep visual dan adanya

gangguan assosiasi visual motorik.

Gejala adanya kesulitan belajar meliputi :

a. Hasil yang rendah di bawah rata-rata kelompok kelas.

b. Hasil yang dicapai dengan usaha tidak seimbang.

(18)

d.

Menunjukkan sikap kurang wajar seperti acuh tak acuh,

berpura-pura dusta dan lain-lain.

e.

Menunjukkan tingkah laku yang berlainan (Supriyono,

1991:89).

 Jenis kesulitan belajar menurut Erman Amti, (1992:67)

masalah belajar pada dasarnya digolongkan atas: (a) sangat

cepat dalam belajar, b) keterlambatan akademik, (c) lambat

belajar, (d) penempatan kelas, (e) kurang motivasi dalam

belajar, (f) sikap dan kebiasaan yang buruk dalam belajar dan

kehadiran di sekolah sering tidak masuk.

Dengan demikian bahwa anak yang perlu mendapat

bantuan dari guru dalam hal ini adalah layanan bimbingan

belajar, agar peserta didik dapat melaksanakan kegiatan

belajar secara baik dan terarah.

3. Prinsip-prinsip Mata Pelajaran Matematika

Mata

pelajaran

matematika

berkaitan

dengan

kemampuankemampuan

siswa

mengenai

pemahaman

struktur dasar sistem bilangan daripada mempel-ajari

keterampilan dan fakta-fakta hafalan. Pelajaran matematika

sesuai dengan kurikulum SD tahun 2006 (Standar Isi yang

dikembangkan menjadi KTSP) menekankan mengapa dan

bagaimana matematika melalui penemuan dan eksplorasi.

Mata pelajaran matematika menerapkan prinsip-prinsip basic

skill movement  yang mencerminkan beberapa kemampuan

dasar matematika bagi siswa SD yang meliputi hal sebagai

berikut.

a. Menyiapkan anak untuk belajar matematika

b. Maju dari konkret ke abstrak

(19)

c. Penyediaan kesempatan kepada anak untuk berlatih dan

mengulang

d. Generalisasi ke dalam situasi baru

e. Bertolak dari kekuatan dan kelemahan siswa

f.

Perlunya membangun fondasi yang kuat tentang konsep

atau keterampilan matematika

g. Penyediaan

program

matematika

yang

seimbang.

(Mulyono, 1999:273).

Oleh karena itu ada beberapa pendekatan dalam

pengajaran mate-matika di SD, yaitu sebagai berikut.

a. Urutan belajar yang bersifat perkembangan

Dalam hal ini guru diharapkan memberikan pelajaran

matematika sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

  Tidak akan ada manfaatnya mengajarkan anak suatu

konsep atau keterampilan matematika sebelum mencapai

tahap perkembangan tersebut karena tidak akan berhasil.

b. Belajar Tuntas

Dalam

pembelajaran

matematika

guru

harus

menentukan sasaran atau tujuan pembelajaran khusus.

Sasaran tersebut harus dapat diukur dan diamati,

menguraikan langkah-langkah yang sudah dikuasai oleh

siswa dari soal mudah, sedang ke tingkat yang sukar, dan

mengurutkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan.

c. Strategi belajar

Strategi belajar matematika memusatkan bagaimana

siswa belajar agar dapat mengembangkan stratgi belajar

metakognitif yang mengarah-kan proses mereka dalam

belajar.

(20)

Strategi belajar matematika dengan pemecahan

masalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam

memecahkan

masalah

kaitannya

dengan

soal-soal

matematika.

Keempat pendekatan dalam pembelajaran matematika

di SD tersebut, tentunya menuntut kemampuan guru dalam

melaksanakan pembelajaran, juga dituntut lebih aktif dan

cermat melakukan strategi pembelajaran agar siswa yang

mengalami kesulitan belajar tidak merasa ditinggalkan tetapi

terlayani dengan baik dengan cara kemampuannya sendiri

dan mampu mengikuti setahap demi setahap.

4. Evaluasi Pelajaran Matematika

Evaluasi pembelajaran matematika secara umum sama

dengan evaluasi mata pelajaran lainnya baik jenis evaluasi

maupun bentuk-bentuk soalnya. Evaluasi matematika di

Sekolah Dasar merupakan salah satu cara atau kegiatan

pembelajaran untuk mengetahui kemajuan belajar siswa dan

pen-capaian tujuan yang telah ditetapkan. Dalam evaluasi

pelajaran matematika keberhasilan siswa diukur dari proses

pengerjaan dan diukur dari kebenaran dalam jawaban yang

dihasilkan. Dengan demikian bagaimana proses

pengerja-annya dan bagaimana hasil jawabpengerja-annya.

Dalam hal kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru

mata pelajaran matematika menurut Learner, dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut.

(21)

b. Memilih atau mengembangkan suatu herarki keterampilan.

c. Memutuskan di mana memulai.

d. Memilih atau mengembangkan instrumen.

e. Melaksanakan tes.

f. Mengadministrasikan tes.

g. Mencatat kekeliruan dan gaya kinerja.

h. Menganalisis temuan dan meringkaskan hasil.

i.

Memperkirakan alasan kekeliruan dan menentukan bidang

yang akan diperiksa.

j. Memeriksa.

k. Melengkapi

catatan

dan

rumusan

tujuan-tujuan

pembelajaran khusus

(Mulyono, 1999:266).

Ranah yang diungkapkan dalam evaluasi pembelajaran

matematika yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga

ranah tersebut dievaluasi dengan tes hasil belajar yang

menggunakan berbagai ragam bentuk soal tes sesuai dengan

materi yang akan diukur kemajuan dan keberhasilannya.

5.

Alat Peraga

a. Pengertian Alat Peraga

Alat peraga disebut juga alat bantu pelajaran. Alat

peraga yang diguna-kan sebagai alat bantu dalam

pembelajaran, maka pembelajaran menjadi lebih berkualitas.

Menurut Heinrich (1996) menyatakan bahwa keseluruhan

sejarah,

media

dan

teknologi

telah

mempengaruhi

pendidikan. Media merupakan jamak dari kata medium adalah

suatu saluruh untuk komunikasi. Diturunkan dari bahasa Latin

yang berarti “antara”. Istilah ini kepada sesuatu yang

membawa informasi ke penerima tercetak, komputer dan

(22)

instruktur. Yang demikian ini dipandang sebagai media ketika

mereka

membawa

pesan

dengan

suatu

maksud

pembelajaran.

Beberapa media yang dikenal dalam pembelajaran

antara lain; (1) media non projektif antara lain fotografi,

diagram, sajian dan model-model, (2) media projektif antara

lain slide, filmstrif, transparansi, dan komputer proyektor, (3)

media dengar seperti radio kaset, (4) media gerak seperti

vidio dan film, (5) komputer, multimedia, (6) serta media yang

digunakan untuk belajar jarak jauh (UPI, 2001:200).

Alat peraga sebagai media pembelajaran dapat

menjadikan materi pelajaran yang disampaikan lebih konkret

sehingga mudah dicerna siswa. Alat peraga menambah

konkretnya materi pelajaran yang disampaikan guru sehingga

pembelajaran yang dilaksanakan akan lebih bermakna bagi

kehidup-an siswa. Karena itulah guru matematika yang dalam

pembelajaran meng-gunakan alat peraga akan memperoleh

keuntungan sebagai berikut.

1.

Siswa dan guru dalam kegiatan proses belajar

mengajar lebih termotivasi. Baik siswa maupun guru,

terutama siswa menjadi tumbuh minatnya terhadap

pelajaran yang sedang diajarkan.

2.

Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk

konkret dan karena itu lebih dipahami dan

dimengerti,

dan

dapat

ditanamkan

pada

tingkattingkat yang lebih rendah.

3.

Hubungan antara konsep abstrak matematika

dengan benda-benda di alam sekitar akan lebih

dapat dipahami.

(23)

Alat peraga dapat disebut pula alat bantu dalam

pembelajaran. Dalam praktik kegiatan pendidikan, alat peraga

sering pula disebut dengan media pembelajaran. Oleh karena

itu dalam hal ini peneliti tidak akan memper-soalkan

penggunaan istilah tersebut. Secara harfiah kata media

memiliki arti “perantara” atau “pengantar” atau peraga

(Depag RI,2004:11).

Ada empat pola guru dalam pembelajaran yaitu:

a. guru sebagai pengendali siswa;

b. guru

mengggunakan

alat

peraga

dalam

pembelajaran;

c.

guru sebagai sumber bersama dengan sumber

lainnya dalam pembelajaran; dan

d.

guru melakukan pembelajaran dari sumber bukan

manusia atau guru bermedia ( UPI, 2001:200).

Media dan alat peraga memiliki perbedaan yaitu

sebagaimana digambarkan dalam diagram berikut.

(24)

Skema 1: Model Pembelajaran yang dilakukan guru (Nana

Sujana,1991:13).

Model pembelajaran yang tampak pada skema di atas

menunjukkan keragaman bahwa ada guru yang menggunakan

media dan ada guru yang menggunakan alat peraga dalam

kegiatan pembelajaran. Ada empat pola guru dalam

pembelajaran yaitu sebagai berikut.

a.

Guru sebagai pengendali siswa, disini tugas guru adalah

melakukan manajemen kelas dan mengukur kemajuan

balajar siswa secara bertahap dan berkelanjutan.

 b.

Guru mengggunakan alat peraga dalam pembelajaran.

Pembelajaran yang dilakukan guru sedapat mungkin

diupayakan

menggunakan

alat

peraga,

hal

ini

dimaksudkan agar materi pelajaran yang disampaikan

dapat dimengerti dan mudah dicerna oleh siswa sehingga

tujuan pembelajaran yang ditetapkan dapat dicapai secara

optimal.

c.

Guru sebagai sumber bersama dengan sumber lainnya

dalam pembelajaran artinya baik guru maupun media

pembelajaran yang lain dijadikan sumber belajar.

d.

Guru melakukan pembelajaran dari sumber bukan manusia

(guru bermedia).

Meskipun ada perbedaan, pada prinsipnya media dan

alat

peraga

me-rupakan

perantara

dalam

kegiatan

pembelajaran. Kaitannya dengan pembel-ajaran matematika

maka alat peraga yang dapat digunakan dalam pembelajar-an

sesuai dengan materi yang akan diberikan pada saat itu. Di

antaranya alat peraga dalam kegiatan pembelajaran

(25)

menentukan volume kubus bangun ruang adalah sebagai

berikut.

 b.

Alat Peraga Model Kubus, Prisma, dan Tabung

Satuan

1) Fungsi

Alat peraga model kubus satuan memiliki fungsi

untuk menunjukkan volum/isi kubus atau balok.

Alat peraga model prisma satuan memiliki fungsi

untuk menunjukkan volum/isi prisma.

Alat peraga model tabung satuan memiliki fungsi

untuk menunjukkan volum/isi tabung atau selinder.

2) Bentuk Alat

Bentuk alat-alat peraga yang dibuat sendiri sebagai

berikut.

Model kubus satuan, prisma segitiga satuan, dan tabung

lingkaran satuan

1) Alat dan bahan

a.

Alternatif bahan 1 : karton tebal/karton duplek,

lem, spidol, plastik jilid.

 b.

Alternatif bahan 2 : Styrofoam, spidol.

c.

Perkakas

:

kuas,

gunting,

cutter /pemotong

2) Cara pembuatan alat peraga.

  Jika bahan yang dipergunakan karton tebal, karton

duplek, atau styrofoam maka cara membuat alat

(26)

peraga yaitu dengan membuat jaring-jaring kubus,

prisma segitiga, dan tabung lingkaran.. Untuk

menghubungkan sisi yang satu dengan yang lain

buatlah lidah pada jaring-jaringnya. Selanjutnya

bentuklah jaring-jaring kubus sebagaimana gambar

berikut.

Model jaring-jaring Kubus

(27)

Model Jaring-jaring Tabung Lingkaran

3) Penggunaan Alat dalam Kegiatan Belajar Mengajar

1. KTSP Matematika SD Edisi Tahun 2006

Kelas VI/ Semester I

Standar Kompetensi : 3.

Menghitung luas segi banyak  sederhana, luas lingkaran, dan volume prisma segitiga.

Kompetensi Dasar : 3.3 Menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran

2. Penggunaan Alat Menghitung Volume Kubus

a.

  Tunjukkan pada siswa bahwa 1 (satu)

buah kubus didefiniskan sebagai satu satuan

isi

 b.

Siswa diminta menyebutkan banyaknya

kubus satuan pada gambar berikut ini.

(28)

Siswa

disuruh

mengisi

setiap

kotak

transparan yang telah disiapkan dengan kubus

satuan, dan menghitung banyak-nya kubus satuan

yang dapat mengisi masing-masing kotak.

Untuk menghitung volume prisma segi tiga,

siswa ditugaskan untuk mengukur masing-masing

sisi rusuk prisma, tinggi segi tiga kemudian

menghitung luas segi tiga. Sedangkan dalam

menentukan volume tabung lingkaran, siswa

ditugaskan untuk mengukur jari-jari lingkaran

serta panjang rusuk, kemudian menghitung luas

lingkaran.

6. Materi Pokok Bahasan Menentukan Volume Bangun

Ruang

Dalam kegiatan penelitian ini, pokok bahsan yang

dijadikan penelitian yaitu menghitung volume prisma segi

tiga dan tabung lingkaran. Untuk sekedar mengingatkan

siswa, siswa diajak kembali untuk menemu-kan volume

kubus dengan uraian materi sebagai berikut.

(29)

Penentuan volume kubus didasarkan pada rumus

volume kubus. Menentukan volume kubus rumusnya

adalah sebagai berikut. sisi x sisi x sisi= volume

Volume dinyatakan dengan satuan kubik (

3

)

 b.

Menentukan volume prisma

Penentuan volume prisma segitiga didasarkan pada

rumus volume prisma, yakni:

Volume prisma segitiga = luas alas × tinggi = 2 1

× a × b × t 

c.

Menentukan volume tabung

Penentuan volume tabung lingkaran didasarkan kepada

rumus selinder sebagai berikut.

Volume Tabung =

π

x

x

x

t

= π

x

2 x

t

B. Kerangka Berpikir

Sebagaimana teori yang dikaji tersebut di atas, bahwa

alat peraga memiliki fungsi untuk mempermudah pemahaman

siswa terhadap materi pel-ajaran yang disampaikan. Alat

peraga berperan penting dalam meningkatkan keberhasilan

siswa karena melalui penggunaan alat peraga siswa dapat

mengamati, menaksir, dan meramalkan berbagai hal baik

melalui indera peng-lihat, peraba maupun pendengar.

Keterlibatan alat-alat indera menggairahkan siswa

dalam belajar sehingga akan mudah terangsang untuk

mencoba melakukan sesuatu hal yang diperlukan.

Penggunaan alat peraga prisma dan tabung buatan

sendiri dalam pembelajaran kompetensi dasar “

menghitung

(30)

volume prisma segitiga dan tabung lingkaran

”, dapat meningkatkan

perhatian dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar dan

mengajar. Kemudahan yang akan diperoleh siswa melalui

penggunaan alat peraga tersebut yaitu siswa dapat

mengukur, mengamati, menaksir dan menangkap apa yang

seharusnya kemudian dapat menyelesaikan masalah yang

dihadapi yaitu

Menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran

secara tepat.

Kecepatan dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan

masalah tersebut memungkinkan lebih meningkat hasil

belajarnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan

penggunaan alat peraga prisma segitiga dan tabung lingkaran

satuan maka kemampuan siswa dalam

menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran

akan meningkat. Sebaliknya jika

pembelajaran matematika kompetensi dasar “

menghitung volume  prisma segitiga dan tabung lingkaran

” dalam pembelajaran di kelas

tidak menggunakan alat peraga, maka hasil belajar siswa

kurang dapat diterima siswa yang pada akhirnya akan

mempengaruhi hasil belajar siswa.

Kebermaknaan dan kemudahan menyerap materi

pelajaran dapat dilakukan melalui latihan mengukur secara

langsung terhadap benda-benda baik benda langsung

maupun alat peraga sehingga siswa akan memiliki

kemampuan keterampilan dan pemahaman terhadap apa

yang dipelajarinya. Kemampuan inilah yang menjadikan hasil

belajar siswa akan mudah untuk ditingkatkan.

C. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “melalui

penggunaan alat peraga prisma segitiga dan tabung lingkaran

(31)

satuan maka hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Permana

Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura dalam

kompetensi dasar

menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran

dapat ditingkatkan”.

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Penelitian

1. Lokasi Pelaksanaan Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah siswa kelas VI SD   Negeri Permana Utama Kecamatan Madukara Kabupaten Astinapura

dengan jumlah siswa sebanyak 19 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura ini merupakan tempat tugas  peneliti.

2. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan penelitian terdiri atas dua siklus dengan masing-masing terdiri atas satu pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran  pada masing-masing siklus adalah sebagai berikut.

a. Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 27 Juli 2010 pada jam  pelajaran ke-4 dan ke-5.

b. Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 30 Juli 2010 jam ke-1 dan ke-2.

Penentuan pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II tersebut didasarkan  pada jadwal pelajaran mata pelajaran matematika di kelas.

(32)

3. Karakteristik Siswa

Subjek penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah siswa kelas VI SDN Permana Utama Kecamatan Madukara Kabupaten Astinapura yang  berjumlah siswa sebanyak 19 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan

5 siswa perempuan. Sebagaimana kebanyakan siswa di daerah, prestasi  belajar matematika para siswa kurang begitu menggembirakan sehingga   pada siswa yang berjumlah 19 orang tersebut tidak ada siswa yang

menonjol dalam prestasi belajar matematika. Sementara itu, terdapat 2 siswa yang rata-rata prestasi belajarnya di bawah rata-rata.

B. Deskripsi Per Siklus 1. Siklus I

Sesuai dengan perencanaan bahwa siklus I dilaksanakan pada hari hari Selasa tanggal 27Agustus 2010 pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5. Langkah kegiatan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut.

a. Perencanaan

1) Dokumentasi kondisional meliputi data hasil ulangan

materi

menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran

, dan observasi terhadap pembelajaran matematika yang berlangsung. 2) Identifikasi masalah.

Identifikasi dan klarifikasi semua masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar.

3) Merancang rencana pembelajaran. b. Pelaksanaan

1) Guru menyiapkan rencana pengajaran. 2) Guru memberikan soal-soal pada siswa.

3) Guru mengevaluasi tingkat daya serap siswa terhadap proses  pembelajaran.

(33)

4) Guru menjelaskan materi tentang

kompetensi dasar

menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran

dilanjutkan dengan memberikan contoh-contoh soalnya.

5) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berperan aktif  dalam proses pembelajaran seperti bertanya, mengungkapkan pen-dapat, diskusi dan lain sebaginya.

6) Guru memberikan soal-soal latihan setiap akhir pertemuan. 7) Guru memberikan soal-soal tes pada akhir siklus 1.

c. Pengamatan

Kegiatan pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data aktivitas pembelajaran, baik data pembelajaran (guru) maupun data   pembelajaran siswa. Peneliti menyiapkan angket observasi yang

dilakukan dengan data pengukur. d. Refleksi

Data dikumpulkan kemudian direfleksi oleh peneliti. Refleksi dilakukan dengan cara mengukur baik cara kuantitatif maupun kualitatif. Data yang diperoleh dikumpulkan kemudian disimpulkan  bagaimana hasil belajar siswa dan bagaimana hasil pembelajaran guru yang teah dilakukan. Kemudian direfleksikan berupa hasil analisis yang telah dikerjakan.

1) Apakah terjadi peningkatan kualitas belajar sebelum diterapkan  pembelajaran dengan alat peraga?

2) Apakah alat peraga yang digunakan dapat meningkatkan hasil   belajar dan pemahaman siswa konsep bangun ruang dalam

kompetensi dasar “

menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran

?

3) Berapakah jumlah siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar  setelah dilakukan pembelajaran dengan alat peraga?

(34)

4) Sudahkah mencapai target yang diinginkan sesuai dengan yang diharapkan guru?

5) Sudahkah guru menerapkan struktur pengajaran matematika yang  baik?

6) Sudahkah guru mengadakan pendekatan kepada siswa dengan baik  dan menggunakan alat peraga prisma segitiga dan tabung lingkaran satuan?

2. Siklus II

Siklus II dilaksanakan sebanyak dua pertemuan yakni pada hari Selasa tanggal 31 Agustus 2010 pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5 dan hari Jumat tanggal 3 September 2010 jam ke-1 dan ke-2 dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1, maka diadakan perencanaan sebagai berikut.

1) Identifikasi masalah

Masalah siklus 1 yang belum berhasil pada

kompetensi dasar

menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran

.

2) Rencana tindakan

Penerapan pembelajaran dengan meningkatkan efektivitas peng-gunaan alat peraga harus lebih ditekankan lagi terutama agar lebih mengoptimalkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar  mengajar.

b. Pelaksanaan

1) Guru melakukan semua tindakan sebagaimana pada siklus I.

(35)

3) Menjelaskan materi lanjutan dengan alat peraga yang lebih banyak dan variatif.

4) Mengadakan Tes akhir siklus II. c. Pengamatan

Pelaksanaan atau tindakan siklus 2 sesuai dengan perencanaan yang diprogramkan yaitu:

1) Atas dasar hasil siklus 1, maka permasalahan dapat diidentifikasi dan dirumuskan.

2) Mengontrol siswa yang kurang aktif dengan cara mengadakan pendekatan dan bimbingan khusus.

3) Guru menerangkan kembali materi yang kurang dipahami siswa dengan contoh-contoh soalnya secara sistematis. 4) Merencanakan kembali pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran konsep bangun ruang dalam

kompetensi dasar “

menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran

.

5) Siswa diberi soal-soal latihan untuk dibahas kembali.

6) Guru memberikan soal-soal tes pada akhir siklus 2. d. Refleksi

Peneliti merefleksi semua tindakan pada siklus 1 dan siklus 2, kemudian melakukan refleksi terhadap tindakan kelas yang telah dilaksanakan. Refleksi terhadap keberhasilan siklus II menjadi dasar   pertimbangan untuk menentukan keberhasilan pembelajaran, apakah  penelitian perbaikan dilaksanakan ke siklus berikutnya ataukah cukup

sampai pada siklus II saja.

C. Sumber Data dan Cara Pengambilan Data 1. Sumber Data

(36)

Sumber data dalam penelitian ini meliputi siswa kelas VI SDN Jati-manggung Kecamatan Madukara Kabupaten Astinapura dan guru peneliti serta guru teman sejawat. Jumlah sumber data siswa sebanyak 19 orang siswa dan 2 guru (teman sejawat dan kepala sekolah).

2. Jenis Data

Data yang didapatkan dalam PTK ini berupa data kuantitatif dan kualitatif , yang terdiri dari:

a) Hasil belajar siswa.

 b) Data situasi pembelajaran.

c) Data pelaksanaan pembelajaran oleh guru.

3. Cara Pengambilan Data

a) Data Hasil belajar diambil melalui tes setiap akhir siklus.  b) Data situasi kondisi KBM diambil melalui pengamatan kelas.

c) Data refleksi dan perubahan-perubahan yang terjadi di kelas diambil melalui jurnal keberhasilan yang dibuat guru.

d) Data pelaksanaan pembelajaran diambil melalui observasi guru  peneliti oleh guru mitra.

D. Tolok Ukur Keberhasilan

Sebagaimana hasil belajar pada

kompetensi dasar “

menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran

pada siswa kelas VI SDN Permana Utama tahun pelajaran 2009/2010 rata-rata kelas baru dicapai sebesar  59 dan pada tahun sebelumnya yaitu pada tahun pelajaran 2008/2009, rata-rata kelas yang dicapai adalah 56.

Dengan demikian tolok ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini yang penulis tetapkan apabila siswa pada

kompetensi dasar “

menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran

yatu mencapai nilai rata-rata kelas minimal 65.

(37)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian perbaikan pembelajaran dalam bentuk penelitian tindakan kelas dengan judul ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menghitung Volume Prisma Segi Tiga dan Tabung Lingkaran melalui Penggunaan Alat Peraga   pada Siswa Kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara,

Kabupaten Astinapura semester 1 tahun pelajaran 2010-2011” dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri atas tahap-tahap perencanaan,  pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang dikemukakan pada Bab I, maka penelitian ini akan memfokuskan kepada   peningkatan hasil pembelajaran sebagai tujuan penelitian. Akan tetapi,

deskripsi proses pembelajaran pun akan disinggung jika data yang ditampilkan memerlukan penjelasan yang rinci.

Data hasil penelitian yang diperoleh dari siklus I dan II penelitian tindakan ini dapat disajikan dalam uraian berikut ini.

(38)

1. Siklus I

Siklus I pembelajaran kompetensi dasar ’menghitung volume   prisma segitiga dan tabung lingkaran’ melalui penggunaan alat peraga  bangun ruang pada siswa kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan

Madukara, Kabupaten Astinapura semester 1 tahun pelajaran 2010-2011 ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan pada hari Selasa tanggal 27 Juli 2010 pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5. Pada pelaksanaan tindakan  pembelajaran siklus I ini dilakukan pula pengamatan atas proses

pembel-ajaran dan diperoleh beberapa data temuan sebagai berikut.

a. Proses Pembelajaran

1) Pada awal kegiatan diskusi kelompok, pada umumnya siswa masih merasa canggung dengan situasi   pembelajaran. Apalagi siswa harus mempelajari sendiri materi  pembelajaran melalui LKS yang dibagikan. Kegiatan menemukan

sendiri (inkuiri) konsep materi ’volume prisma segitiga’ dan ’volume tabung lingkaran’ bagi siswa merupakan hal yang relatif  cukup sulit karena melibat-kan beberapa konsep prasyarat seperti   penguasaan cara menghitung luas segitiga, luas segi empat, dan

luas lingkaran.

2) Hal kedua yang merupakan kegiatan baru bagi para siswa adalah mempresentasikan konsep yang ditemukannya dalam  presentasi kelas. Penguasaan komunikasi yang relatif masih kurang

menjadi hambatan siswa dalam mengungkapkan gagasannya.

3) Proses diskusi yang berjalan pada setiap kelompok   tampak tidak seimbang. Jalannya proses diskusi banyak didominasi oleh siswa-siswa yang aktif dan biasa memperoleh prestasi baik. Hal ini menjadi catatan peneliti bagi perbaikan siklus berikutnya.

(39)

4) Alokasi waktu yang tersedia untuk pembelajaran ternyata tidak mencukupi sehingga diperlukan tambahan waktu untuk pelaksana-an kuis atau tes akhir.

b. Hasil Pembelajaran

Data hasil pembelajaran yang diperoleh adalah dalam bentuk  akumulasi skor dan nilai perolehan siswa. Penilaian hasil pembelajaran ini dilakukan segera setelah siswa melaksanakan kuis sehingga siswa mengetahui secara langsung hasilnya serta hal apa saja yang seharusnya mereka perbaiki.

Data empirik hasil penelitian siklus I ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1

Data empiris hasil pembelajaran menghitung volume prisma dan tabung kelas VI SDN Permana Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten

Astinapura pada siklus I

No NIS Nama Siswa L

/P

Jumlah Skor

Nilai

Perolehan Ketuntasan

1 0506.01.001 Aris Munandar L 10 62,50 Belum Tuntas 2 0506.01.002 Abdul Sopyan L 10 62,50 Belum Tuntas 3 0506.01.003 Ari Sutiawan L 14 87,50 Tuntas 4 0506.01.004 Andri L 8 50,00 Belum Tuntas 5 0506.01.005 Cucu Nurmalia P 11 68,75 Tuntas 6 0506.01.006 Detia Fitriani P 11 68,75 Tuntas 7 0506.01.007 Jang Akbar Pamungkas L 9 56,25 Belum Tuntas 8 0506.01.008 Kasman L 9 56,25 Belum Tuntas 9 0506.01.009 Moh. Iqbal Ibduloh L 12 75,00 Tuntas 10 0506.01.011 Mufti Abdurahman L 9 56,25 Belum Tuntas 11 0506.01.012 Riskawati P 12 75,00 Tuntas 12 0506.01.013 Rudianto L 10 62,50 Belum Tuntas 13 0506.01.014 Syamsul Mukarom L 8 50,00 Belum Tuntas 14 0506.01.015 Sela Astiana P 14 87,50 Tuntas 15 0506.01.016 Ade Nursalam L 8 50,00 Belum Tuntas 16 0506.01.019 Yoga Wijaya L 11 68,75 Tuntas

(40)

No NIS Nama Siswa L /P Jumlah Skor Nilai Perolehan Ketuntasan

18 0708.03.025 Sutisna L 8 50,00 Belum Tuntas 19 0708.03.030 Dewi Novitasari P 11 68,75 Tuntas

JUMLAH SKOR  197 1231,25 9 RATA-RATA SKOR  10,37 64,80 SKOR TERTINGGI 14 87,5 SKOR TERENDAH 8 50 SKOR IDEAL 16 100 KKM 65 % KETUNTASAN BELAJAR  47,37

Tabel di atas menunjukkan data perolehan hasil belajar siklus I siswa kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara yang memperoleh nilai rata-rata sebesar 64,80 dengan nilai tertinggi sebesar  87,50 dan nilai terendah sebesar 50,00. Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan (> 65) adalah 9 orang dari jumlah siswa 19 atau sebesar 47,37 %. Sebagaimana diketahui bahwa batas taraf ketuntasan  pembelajaran di tingkat kelas harus mencapai sekurang-kurangnya 85

%.

Data grafik perolehan hasil pelajar dapat ditampilkan sebagai  berikut. 64,8 87,5 50 9 10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Nilai Rata-rata Nilai  Terti nggi Nilai  Terendah  Jumlah Siswa  Tuntas Siswa Belum  Tuntas

(41)

Gambar 4.1 Grafik Perolehan Nilai Hasil Pembelajaran Siswa kelas VI SDN Permana Utama Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura pada

Siklus I

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran siklus I belum mencapai keberhasilan yang diharapkan sehingga perlu diperbaiki dalam bentuk tindakan siklus berikutnya.

2. Siklus II

Siklus II tindakan pembelajaran ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menghitung Volume Prisma Segi Tiga dan Tabung Lingkaran melalui Penggunaan Alat Peraga pada Siswa Kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura” ini merupa-kan siklus tindakan tahap kedua dan merupakan perbaikan dari pelaksana-an siklus tindakan tahap pertama. Pada siklus II ini beberapa hal meng-alami  perbaikan dan penyesuaian sesuai dengan data temuan yang diperoleh

selama pembelajaran dan hasil pembelajaran siklus I. a. Proses Pembelajaran

Pada pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan sejumlah perbaikan dan penyesuaian bagi siswa agar siswa dapat menyerap pembelajaran dengan baik.

1) Pembagian kelompok siswa diubah dengan cara menyebar kembali siswa-siswa berkemampuan tinggi ke dalam 4 kelompok baru, demikian juga siswa-siswa yang memiliki kemampuan menengah dan rendah. Jumlah kelompok belajar di dalam kelas tetap tidak berubah, hanya anggotanya komposisinya. 2) Dampak pertama yang dapat dilihat dari perubahan kelompok ini adalah jalannya proses diskusi menjadi lebih dinamis dan hampir seluruh siswa terlibat dalam diskusi kelas. Di sisi lain,   peneliti dengan dibantu teman sejawat melakukan layanan

(42)

individual kepada siswa-siswa tertentu yang sulit memahami konsep materi yang sedang dipelajari.

3) Alat peraga yang digunakan, yang terdiri atas alat peraga  bangun ruang prisma segitiga dan tabung lingkaran, diperbanyak 

dengan menggunakan kertas manila karton dan dibagikan kepada masing-masing kelompok. Dengan bantuan alat peraga yang dipegang oleh setiap anggota dalam kelompok ini, ternyata siswa lebih mudah memahami konsep materi pembelajaran jika dibandingkan dengan kegiatan yang sama pada siklus I.

4) Meskipun proses pembelajaran secara keseluruhan sudah   berjalan lancar dan siswa tidak lagi canggung melaksanakan kegiatan demi kegiatan, waktu yang tersedia ternyata masih belum cukup juga. Kuis atau tes akhir pembelajaran terpaksa dilaksanakan di luar jam pembelajaran selama 20 menit.

b. Hasil Pembelajaran

Siklus II penelitian ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar  Menghitung Volume Prisma Segi Tiga dan Tabung Lingkaran melalui Penggunaan Alat Peraga pada Siswa Kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura semester 1 tahun  pelajaran 2010-2011” merupakan tahap perbaikan tindakan. Perbaikan ini dilakukan berdasarkan temuan dan masukan yang diperoleh selama melaksanakan penelitian tindakan siklus I.

Hasil penelitian yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.2

Data empirik hasil pembelajaran siswa kelas VI SDN Permana Utama Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura pada Siklus II

No NIS Nama Siswa

L / P Jumlah Skor Nilai Perolehan Ketuntas an 1 0506.01.00

1 Aris Munandar L 12 75,00 Tuntas 2 0506.01.00 Abdul Sopyan L 12 75,00 Tuntas

(43)

No NIS Nama Siswa L/ Jumlah Skor Nilai Perolehan Ketuntas an 2 3 0506.01.00

3 Ari Sutiawan L 15 93,75 Tuntas

4

0506.01.00

4 Andri L 12 75,00 Tuntas

5

0506.01.00

5 Cucu Nurmalia P 13 81,25 Tuntas 6

0506.01.00

6 Detia Fitriani P 16 100,00 Tuntas 7

0506.01.00

7 Jang Akbar Pamungkas L 12 75,00 Tuntas 8

0506.01.00

8 Kasman L 12 75,00 Tuntas

9

0506.01.00

9 Moh. Iqbal Ibduloh L 12 75,00 Tuntas 10

0506.01.01

1 Mufti Abdurahman L 12 75,00 Tuntas 11 0506.01.01 2 Riskawati P 15 93,75 Tuntas 12 0506.01.01 3 Rudianto L 12 75,00 Tuntas 13 0506.01.01

4 Syamsul Mukarom L 12 75,00 Tuntas 14

0506.01.01

5 Sela Astiana P 15 93,75 Tuntas

15

0506.01.01

6 Ade Nursalam L 14 87,50 Tuntas

16

0506.01.01

9 Yoga Wijaya L 14 87,50 Tuntas

17

0607.02.03

7 Saepul Ilham L 14 87,50 Tuntas

18

0708.03.02

5 Sutisna L 11 68,75 Tuntas

19

0708.03.03

0 Dewi Novitasari P 12 75,00 Tuntas

JUMLAH SKOR  247 1543,75 19 RATA-RATA SKOR  13,00 81,25 SKOR TERTINGGI 16 100 SKOR TERENDAH 11 68,75 SKOR IDEAL 16 100 KKM 65 % KETUNTASAN BELAJAR  100 %

Berdasarkan data tabel di atas diketahui bahwa rata-rata nilai hasil pembelajaran siklus II adalah 81,25 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 68,75. Jika nilai tersebut dikomparasikan dengan kriteria ketuntasan minimum (65,00), maka proses pembelajaran

(44)

kompetensi dasar ”menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran” telah dianggap tuntas. Di samping itu, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan pada siklus II ini sebanyak 19 orang dengan tingkat ketuntasan pembelajaran mencapai 100 % yang ternyata lebih tinggi dari prasyarat ketuntasan klasikal sebesar 85 %. Oleh karena itu, tidak diperlukan perlakuan pembelajaran pada siklus berikutnya.

Data grafik perolehan hasil pelajar dapat ditampilkan sebagai  berikut. 81,25 100 68,75 19 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Nilai Rata-rata Nilai  Tertinggi Nilai  Terendah  Jumlah Siswa  Tuntas Siswa Belum  Tuntas

Gambar 4.2 Grafik Perolehan Nilai Hasil Pembelajaran Siswa kelas VI SDN Permana Utama Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura pada

Siklus II

B. Pembahasan

Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Oleh karena itu pemilihan berbagai metode, strategi, pen-dekatan serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Menurut Eggen dan Kauchak dalam Wardhani(2005), model pembelajaran adalah   pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang

Gambar

Tabel di atas menunjukkan data perolehan hasil belajar siklus I siswa kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara yang memperoleh nilai rata-rata sebesar 64,80 dengan nilai tertinggi sebesar  87,50  dan  nilai  terendah  sebesar  50,00
Gambar 4.2  Grafik Perolehan Nilai Hasil Pembelajaran Siswa kelas VI SDN Permana Utama Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura pada

Referensi

Dokumen terkait

a. Kreatifitas siswa dalam memanipulasi dalam pembelajaran meningkat.. Kemampuan menggunakan model matematika telah maksimal. Kemampuan dalam menyelesaikan masalah dapat dicapai

guru dapat mengajar siswa dengan baik dan respon siswa dalam. menyelesaikan soal matematika dapat meningkat.

Siswa dibimbing agar dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas permukaan prisma pada kegiatan “ayo kita amati” buku siswa halaman 99.. Fase

Masalah yang diteliti adalah kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal-soal matematika pokok bahasan bangun ruang sisi lengkung.. Kesulitan dalam

Hasil belajar siswa Kelas V SD Negeri 18 Sibau Hilir dalam materi pengerjaan hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah pada mata pelajaran Matematika

sebagai berikut: (1) mendiskripsikan aktivitas guru dalam penggunaan alat peraga kubus satuan selama pembelajaran berlangsung; (2) mendiskripsikan aktivitas siswa erhadap

 Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat  Operasi Perkalian Bilangan Bulat  Operasi Pembagian Bilangan Bulat  Menyelesaikan Masalah Sehari-hari dengan Bilangan Bulat

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, dilakukan penelitian yang berfokus pada pendeskripsian pemahaman siswa pada materi bangun ruang dalam pembelajaran dengan metode diskusi kelompok..