LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP) LAPORAN PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESIONAL (PKP)
PDGK 4501 PDGK 4501
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGHITUNG
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGHITUNG
VOLUME PRISMA SEGI TIGA DAN TABUNG LINGKARAN
VOLUME PRISMA SEGI TIGA DAN TABUNG LINGKARAN
MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA
MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA
PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI PERMANA UTAMA,
PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI PERMANA UTAMA,
KECAMATAN MADUKARA, KABUPATEN ASTINAPURA
KECAMATAN MADUKARA, KABUPATEN ASTINAPURA
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional mata kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional
(PDGK 4501) (PDGK 4501)
Penyusun: Penyusun: N
Naammaa :: CITRA RESMICITRA RESMI N
NIIMM :: 817800529817800529 P
Prrooggrraam m SSttuuddii :: S.1 – PGSDS.1 – PGSD P
Pookkjjaarr :: INDRAPRAHASTAINDRAPRAHASTA M
Maassa a RReeggiissttrraassii :: 2010.22010.2
UNIVERSITAS TERBUKA
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ JONGRING SALAKA
UPBJJ JONGRING SALAKA
2010
2010
ABSTRAK ABSTRAK CITRA RESMI – NIM.
CITRA RESMI – NIM. 817800529.817800529.
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Me
Meng
nghi
hitu
tung
ng V
Vo
ollum
ume
e Pr
Priism
sma
a Se
Segi
gi Ti
Tig
ga
a d
dan
an T
Tab
abu
ung
ng
Lin
Lingka
gkaran
ran mel
melalu
alui
i Pen
Penggu
ggunaa
naan
n Al
Alat
at Per
Peraga
aga pad
pada
a Sis
Siswa
wa
K
Ke
ella
as
s V
VI
I S
SD
D N
Ne
eg
ge
erri
i P
Pe
errm
ma
an
na
a U
Utta
am
ma
a,
, K
Ke
ec
ca
am
ma
atta
an
n
Madu
Madukara,
kara, Kabup
Kabupaten
aten Asti
Astinapur
napura
a
. Lap. Laporaoran n PKPPKP. . S.1S.1-PG-PGSD.SD. Universitas Terbuka. 2010. UPBJJ – Jongring Salaka.Universitas Terbuka. 2010. UPBJJ – Jongring Salaka.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
peningkatan hasil belajar
peningkatan hasil belajar
siswa kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara,
siswa kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara,
Kabup
Kabupaten
aten Asti
Astinapur
napura
a dala
dalam
m meng
menghitu
hitung
ng volu
volume
me pris
prisma
ma segi
segi
ti
tiga
ga dan
dan tab
tabung
ung li
lingk
ngkar
aran
an den
dengan
gan me
mengg
ngguna
unakan
kan al
alat
at per
peraga
aga
buatan sendiri berbentuk prisma segitiga dan tabung lingkaran
buatan sendiri berbentuk prisma segitiga dan tabung lingkaran
sat
satuan
uan mel
melalu
alui
i pem
pembel
belaja
ajaran
ran kon
kontek
tekstu
stual
al fok
fokus
us pem
pemod
odela
elan.
n.
Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah siswa kelas VI
Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri PermanaSD Negeri Permana Ut
Utamama a KeKecacamamatatan n MadMadukukara ara KaKabubupapateten n AsAstitinanapupura ra dedengngan an jujumlmlah ah sisiswswaa sebanyak 19 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. sebanyak 19 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Ke
Kelalas s VI VI SD SD NeNegegeri ri PePermrmanana a UtUtamama, a, KeKecamcamataatan n MaMadudukakara, ra, KaKabubupapatetenn Astinapura ini merupakan tempat tugas peneliti.
Astinapura ini merupakan tempat tugas peneliti.
Metode penelitian yang
Metode penelitian yang
di
digu
guna
naka
kan
n ad
adal
alah
ah me
meto
tode
de ti
tind
ndak
akan
an ((acti
action
on rese
research
arch)
) da
dala
lam
m
ben
bentuk
tuk pen
peneli
eliti
tian
an ti
tinda
ndakan
kan kel
kelas.
as. Pen
Peneli
elitia
tian
n in
ini
i dil
dilaks
aksana
anakan
kan
dalam dua siklus tindakan dan masing-masing siklus terdiri atas
dalam dua siklus tindakan dan masing-masing siklus terdiri atas
tahap
tahap-taha
-tahap
p peren
perencanaan
canaan,
, pela
pelaksana
ksanaan
an tind
tindakan,
akan, penga
pengamata
matan,
n,
dan refleksi.
dan refleksi.
Pada siklus I diperoleh fakta bahwa
Pada siklus I diperoleh fakta bahwa siswa masih canggung dalam
siswa masih canggung dalam
penggunaan alat peraga. Kegiatan diskusi kelompok selama ini
penggunaan alat peraga. Kegiatan diskusi kelompok selama ini
ya
yang
ng di
dila
laku
kuka
kan
n si
sisw
swa
a b
bar
aru
u se
seba
bata
tas
s sa
sali
ling
ng me
meny
nyal
alin
in ha
hasi
sill
pe
peke
kerj
rjaa
aan
n ji
jika
ka me
memp
mper
erol
oleh
eh tu
tuga
gas
s m
men
enge
gerj
rjak
akan
an so
soal
al.
. Ha
Hasl
sl
perolehan nilai rata-rata pada siklus I penelitian ini adalah
perolehan nilai rata-rata pada siklus I penelitian ini adalah
64,8064,80 dengan nilai tertinggi sebesar 87,50 dan nilai terendah sebesar 50,00. Rata-rata dengan nilai tertinggi sebesar 87,50 dan nilai terendah sebesar 50,00. Rata-rata peperolrolehaehan n nilnilai ai ini ini masmasih ih berberada ada di di bawbawah ah krikriterteria ia ketketuntuntasaasan n minminimuimum m yanyangg dipersyaratkan, yakni 65, sehingga diperlukan penelitian
dipersyaratkan, yakni 65, sehingga diperlukan penelitian tindakan siklus II.tindakan siklus II.
Pada penelitian tindakan siklus II dilakukan beberapa perbaikan yang meliputi Pada penelitian tindakan siklus II dilakukan beberapa perbaikan yang meliputi peru
perubahan komposisbahan komposisi i anggoanggota ta kelomkelompok, pengarahapok, pengarahan n atas atas materi pokok materi pokok yangyang leb
lebih ih jeljelas, as, serserta ta latlatihaihan-lan-latihtihan an sosoal al penpendahdahuluuluan. an. HasHasil il pempembelbelajarajaran an yanyangg diperoleh meliputi rata-rata nilai hasil pembelajaran siklus II adalah 81,25 dengan diperoleh meliputi rata-rata nilai hasil pembelajaran siklus II adalah 81,25 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 68,75. Di samping itu, tingkat ketuntasan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 68,75. Di samping itu, tingkat ketuntasan pembelajaran pada siklus II ini mencapai 100 % yang ternyata lebih tinggi dari pembelajaran pada siklus II ini mencapai 100 % yang ternyata lebih tinggi dari pr
prasyasyarat arat ketketuntuntasaasan n klaklasiksikal al sebsebesaesar r 85 85 % % OleOleh h karkarena ena ituitu, , tidtidak ak dipdiperluerlukankan perlakuan pembelajaran pada siklus berikutnya.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
halaman halaman LE
LEMBAMBAR R PERPERNYANYATAATAAN N ... iiii LE
LEMBMBAR IDAR IDENENTITITATAS DAN PES DAN PENGNGESESAHAHAN ..AN ... iiiiii FORMAT KESEDIAAN SEBAGAI TEMAN SEJAWAT DALAM
FORMAT KESEDIAAN SEBAGAI TEMAN SEJAWAT DALAM P PEENNYYEELLEENNGGGGAARRAAAAN N PPKKP P ……….. iivv S SUURRAAT T PPEERRNNYYAATTAAAAN N TTEEMMAAN N SSEEJJAAWWAAT T ………... vv K KAATTA A PPEENNGGAANNTTAAR R ……….... viiv HAL
HALAMAAMAN JUDUN JUDUL PKP EKSL PKP EKSAK ...AK ... viiviiii ABS
ABSTRATRAK K ... ixix DAF
DAFTAR TAR ISI ISI ... xx BAB
BAB II PENPENDAHDAHULUULUAN AN ... A.
A. Latar Latar BelakaBelakang ng MasalMasalah ah ... B.
B. IdentiIdentifikasi Masalafikasi Masalah h ... C.
C. Analisis Analisis Masalah Masalah ... D.
D. Rumusan Rumusan Masalah Masalah ... E.
E. TujuaTujuan n PeneliPenelitian tian ... F.
F. Manfaat Manfaat PenrliPenrlitian tian ...
1 1 1 1 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 B
BAAB IB III KKAAJJIAIAN N PPUUSSTTAAKKA A ... A.
A. Landasan Landasan Teoretis ...Teoretis ... 1.
1. HakikaHakikat t Belajar ...Belajar ... 2.
2. Hasil Hasil BelajaBelajar r ... 3.
3. PrinsiPrinsip-prip-prinsip nsip Mata PMata Pelajaran elajaran MatematMatematika ..ika ... 4.
4. EvaluEvaluasi asi PelajarPelajaran Man Matematatematika ika ... 5.
5. Alat Peraga Alat Peraga ...
6 6 6 6 6 6 7 7 11 11 13 13 14 14
6.
6.
Materi Pokok Bahasan
Materi Pokok Bahasan Menentukan Volume
Menentukan Volume
Bangun Ruang
Bangun Ruang
... B.B. KerangKerangka ka BerpikBerpikir ir ... C.
C. Hipotesis Hipotesis Tindakan Tindakan ...
19 19 20 20 21 21 BAB
BAB IIIIII PELPELAKSAKSANAANAAN AN PENPENELELITIITIAN AN PEMPEMBELBELAJAAJARAN RAN ... A.
A. Subjek Subjek Penelitian Penelitian ... 1.
1. LokasLokasi Pelaksanai Pelaksanaan Penelitiaan Penelitian ...n ... 2.
2. Waktu PenelitiWaktu Penelitian an ... 3.
3. KarakteKarakteristik Siswa ...ristik Siswa ... B.
B. Deskripsi Deskripsi Persiklus Persiklus ... 1
1.. SSiikklluuss
I ... I ... 2
2.. SSiikklluuss
II ... II ... C.
C. Sumber Data dan Cara PengSumber Data dan Cara Pengambikan Data ...ambikan Data ... D.
D. Tolok Ukur Keberhasilan ...Tolok Ukur Keberhasilan ...
22 22 22 22 22 22 22 22 22 22 23 23 23 23 25 25 26 26 27 27 BAB
BAB IVIV HASHASIL IL PEPENELNELITIITIAN AN DAN DAN PEMPEMBAHBAHASAASAN N ... A A.. HHaassiill Penelitian Penelitian ... 1. 1. SikluSiklus I s I ... 2. 2. SikluSiklus II s II ... B.
B. PePembmbahahasasan an ... ... ... 28 28 28 28 28 28 31 31 35 35 BAB V
BAB V KESKESIMPIMPULAULAN DAN SN DAN SARAARAN ...N ... A.
A. Kesimpulan Kesimpulan ... B.
B. Saran untuk TinSaran untuk Tindakan Lebih Lanjdakan Lebih Lanjut ...ut ...
40 40 40 40 41 41 DA
DAFTFTAR AR PUPUSTSTAKAKA A ... 4242 LA
BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
A. LatLatar Bear Belaklakang Mang Masaasalahlah
Mata pelajaran Matematika di Sekolah
Mata pelajaran Matematika di Sekolah Dasar merupakan
Dasar merupakan
ma
mata
ta pe
pela
laja
jar-
r-an
an ya
yang
ng di
dian
angg
ggap
ap pa
pali
ling
ng su
suli
lit
t ol
oleh
eh si
sisw
swa
a
se
sehi
hing
ngga
ga be
bera
raki
kiba
bat
t pa
pada
da re
rend
ndah
ahny
nya
a ha
hasi
sil
l be
bela
laja
jar
r ma
matta
a
pel
pelaja
ajaran
ran ter
terseb
sebut.
ut. Pad
Padaha
ahal
l ma
matem
temati
atika
ka mer
merupa
upakan
kan mat
mata
a
pelajaran yang wajib diberikan bagi siswa
pelajaran yang wajib diberikan bagi siswa sejak Sekolah Dasar
sejak Sekolah Dasar
hingga Sekolah Menengah Atas. Jumlah jam mata pelajaran
hingga Sekolah Menengah Atas. Jumlah jam mata pelajaran
ma
mate
tem
mat
atik
ika
a cu
cuku
kup
p ba
bany
nyak
ak di
diba
band
ndin
ingk
gkan
an de
deng
ngan
an m
mat
ata
a
pelajaran IPA dan IPS.
pelajaran IPA dan IPS.
Kem
Kemamp
ampuan
uan bac
baca
a tul
tulis
is dan
dan ber
berhi
hitun
tung
g bag
bagi
i si
siswa
swa SD
SD
merupakan syarat naik ke kelas IV. Tes Kemampuan Dasar
merupakan syarat naik ke kelas IV. Tes Kemampuan Dasar
(TK
(TKD)
D) men
menjad
jadi
i acu
acuan
an dal
dalam
am pen
penin
ingka
gkatan
tan mu
mutu
tu pen
pendid
didika
ikan
n
khususnya SD kelas III. Persyaratan tersebut dipandang satu
khususnya SD kelas III. Persyaratan tersebut dipandang satu
keh
keharu
arusan
san yan
yang
g har
harus
us di
dikua
kuasai
sai si
siswa
swa seb
sebelu
elum
m me
mema
masuk
sukii
kelas tinggi (kelas IV-VI).
kelas tinggi (kelas IV-VI).
Mat
Matema
ematik
tika
a mer
merupa
upakan
kan mat
mata
a pel
pelaja
ajaran
ran yan
yang
g mel
melati
atih
h
an
anak
ak un
untu
tuk
k b
ber
erpi
piki
kir
r rra
asi
sio
ona
nall,
, llog
ogiis,
s, ce
cerrm
mat
at,
, jju
uju
jur
r da
dan
n
sistematis. Pola pikir yang demikian sebagai suatu yang perlu
sistematis. Pola pikir yang demikian sebagai suatu yang perlu
dim
Penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari akan
dapat membantu manusia dalam memecahkan
masalah-masalah kehidupan dalam berbagai kebutuhan kehidupan.
Karena kondisi yang demikian pentingnya, maka matematika
diberikan sejak anak memasuki bangku sekolah sejak kelas I
sampai kelas XII (SMA). Namun demikian matematika masih
kurang diminati anak didik baik di tingkat SD, SMP maupun
SMA. Hal yang demikian perlu mendapatkan perhatian bagi
guru untuk memperbaiki metode serta pendekatan dalam
belajar mengajar sehingga anak didik merasa senang dan
termotivasi untuk belajar matematika.
Sebagaimana yang terjadi di kelas VI SD Negeri
Permana Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura
di mana hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika
merupakan urutan yang terbawah dari semua mata pelajaran
yang diajarkan di kelas VI. Diketahui bahwa pada kompetensi
dasar ”
menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran”dari
ulangan harian yang dilakukan selama dua kali, hasilnya baru
mencapai rata-rata kelas 5,6. Hal tersebut masih sangat perlu
diupayakan peningkatannya. Menurut hasil analisis ulangan
harian, diketahui bahwa pada
Tahun Pelajaran 2008/2009 hasil belajar siswa pada
pokok bahasan menentukan volume bangun ruang baru
mencapai rata-rata 56 dan pada tahun 2009/2010 baru
mencapai rata-rata kelas 59. Hal tersebut menunjukkan
bahwa ada kesulitan yang cukup berarti bagi siswa kelas VI
dalam memecah-kan dan menyelesaikan soal kompetensi
dasar ”
menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran”, maka
perlu upaya peningkatan kemampuan melalui upaya-upaya
yang dapat dilakukan oleh guru.
Upaya peningkatan kemampuan siswa terhadap pokok
bahasan volume bangun ruang antara lain melalui
penggunaan alat peraga. Penggunaan alat peraga dalam
kegiatan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep
matematika yang dipelajarinya dengan mudah. Konsep
matematika seperti bangun ruang akan mudah dimengerti
anak didik pada saat pembelajaran berlangsung. Sifat alat
peraga itu sendiri membantu memperjelas konsep-konsep
abstrak agar menjadi konkret.
Alat peraga akan merangsang minat siswa sekaligus
mempercepat proses pemahaman siswa ketika mendapati
hal-hal yang abstrak dan yang sulit dimengerti anak. Kebaikan
alat peraga bagi pembelajaran juga membuat anak lebih
bersemangat
karena
tidak
merasakan
kejenuhan.
Pembelajaran dengan alat peraga mudah dicerna anak didik
dibandingkan dengan pembelajaran yang bersifat verbalistik.
Alat peraga yang tepat untuk menerangkan ”
menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran”di antaranya bentuk
prisma dan tabung lingkaran satuan. Alat peraga tersebut
menjadikan anak akan mampu memecahkan masalah melalui
pengamatan, penganalisisan dan pembuktian secara terpadu
sehingga konsep volume bangun ruang akan mudah
diselesaikan anak didik pada saat mempelajari konsep volume
bangun ruang.
B. Identifikasi Masalah
Permasalahan pembelajaran matematika yang dapat teridentifikasi di
SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten
Astinapura
adalah sebagai berikut.1. Matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit. 2. Hasil belajar matematika pada semua tingkat kelas menempati urutan terbawah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.
3. Proses pembelajaran matematika belum dapat menarik perhatian siswa sehingga motivasi belajar siswa belum terangsang.
4. Kelengkapan media pembelajaran yang ada di sekolah masih sangat terbatas.
5. Kegiatan pembelajaran masih berlangsung secara konvensional. C. Analisis Masalah
Sejalan dengan latar belakang masalah dan identifikasi
masalah tersebut di atas maka penulis bermaksud
mengadakan penelitian tindakan untuk mengkaji lebih
mendalam
yang
dirumuskan
dalam
judul
“Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Menghitung Volume Prisma Segi
Tiga dan Tabung Lingkaran melalui Penggunaan Alat Peraga
pada Siswa Kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan
Madukara, Kabupaten Astinapura”.
Adapun peneliti tertarik memilih judul tersebut dengan
pertimbangan sebagai berikut.
1.
Peneliti sebagai guru kelas VI SD Negeri Permana
Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura
merasa perlu untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada
kompetensi dasar tersebut yang nilai rata-ratanya baru
mencapai 5,6.
2.
Sepengetahuan peneliti, judul tersebut belum
diangkat dan diteliti oleh peneliti terdahulu.
3.
Peneliti bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
matematika dengan mengupayakan pengadaan alat
peraga
buatan
peneliti
bersama
siswa
serta
menggunakannya dengan tepat dan optimal.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan analisis masalah
di atas, disusun rumusan masalah sebagai berikut.
”Apakah penggunaan alat peraga prisma segi tiga dan
tabung lingkaran satuan dapat meningkatkan hasil belajar
menghitung volume prisma segi tiga dan tabung lingkaran
pada siswa kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan
Madukara, Kabupaten Astinapura?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan
peningkatan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Permana
Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura dalam
menghitung volume prisma segi tiga dan tabung lingkaran
dengan menggunakan alat peraga buatan sendiri berbentuk
prisma segitiga dan tabung lingkaran satuan melalui
pembelajaran kontekstual fokus pemodelan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat
memberikan manfaat yang berarti bagi siswa, guru, dan
sekolah.
1. Bagi Siswa
a.
Meningkatnya hasil belajar pada kompetensi dasar
menghitung volume prisma segi tiga dan tabung
lingkaran.
c. Meningkatnya rasa percaya diri.
2. Bagi guru
a.
Meningkatkan gairah dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar.
b.
Merupakan umpan balik keberhasilan siswa dalam
menguasai kompetensi dasar menghitung volume prisma
segi tiga dan tabung lingkaran.
c.
Meningkatkan kualitas pembelajaran karena dengan
kegiatan PTK ini guru lebih terampil menggunakan alat
peraga.
3. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan dan
kontribusi positif bagi sekolah sebagai upaya untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat dijadikan
model pembelajaran oleh guru sekolah dasar lain dalam
pembelajaran kompetensi dasar menghitung volume
prisma segi tiga dan tabung lingkaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teoretis
1.
Hakikat Belajar
Pengertian
belajar
dalam
kehidupan
sehari-hari
seringkali sering diartikan yang kurang tepat, biasanya orang
awam mengartikan belajar identik dengan membaca, belajar
identik dengan mengerjakan soal-soal. Pengertian belajar
seperti tersebut masih sempit. Menghafal tidak dinamakan
belajar.
Loster D. Crow and Crow menyatakan bahwa belajar
adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu
pengetahuan dan berbagai sikap (Kasijan, 1984:16). Sumadi
Suryabrata (1984:249) menyatakan bahwa kegiatan belajar
mencakup tiga hal yaitu: a) membawa perubahan, b) terjadi
karena didapatkan kecakapan baru, dan c) terjadi karena ada
upaya. Belajar pada dasarnya adalah berusaha mendapatkan
sesuatu kepandaian (Poerwadarminta,1988:108). Sedangkan
menurut istilah populer bahwa pengertian belajar adalah
proses perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai
bentuk pengalaman-peng-alaman atau praktik (David R,
1996:2). Menutrut Winkel bahwa belajar diarti-kan sebagai
suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan sikap-sikap. Perubahan itu relatif konstan
dan berbekas (WS Winkel,198:36).
Dengan demikian belajar adalah perubahan-perubahan
yang relatif konstan dan berbekas menyangkut pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, dan sikap-sikap.
2.
Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya berkaitan pula dengan hasil
yang dicapai dalam belajar. Pengertian hasil belajar itu sendiri
dapat diketahui dari pendapat ahli pendidikan. Hasil belajar
berasal dari kata hasil dan belajar. Agar tidak menyimpang
dari pengertian sesungguhnya maka perlu dijelaskan secara
per kata terlebih dahulu. Belajar berasal dari kata “ajar”
mendapat awalan “bel-” yang kemudian menjadi kata jadian
“belajar” mengandung makna proses belajar.
Kata belajar menunjuk arti apa yang harus dilakukan
seseorang sebagai subyek yang menerima pelajaran, bukan
sekedar menghapal, bukan pula se-kedar mengingat
(Sardiman,1998:34). Belajar pada dasarnya merupakan suatu
proses
yang
ditandai
dengan
adanya
perubahan
pengetahuan, pemahaman, dan sikapnya. Belajar adalah
proses yang aktif, yaitu mereaksi semua situasi yang berada
disekitar individu, yang mengarah pada suatu.
Belajar pada hakikatnya perubahan pada diri seseorang
sebagai subjek didik untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Karena belajar adalah suatu proses merubah
kondisi seseorang yang terwujud dalam tiga ranah, maka
bagaimana agar belajar benar-benar terjadi. Ada beberapa
teori belajar yang akan penulis paparkan dalam pembahasan
ini untuk melihat bagaimana hakikatnya belajar yang
sesungguhnya.
Hasil belajar dari gabungan kata hasil dan kata belajar.
Hasil belajar diartikan sebagai keberhasilan usaha yang dapat
dicapai
(Winkel,1998:162).
Hasil
belajar
merupakan
keberhasilan yang telah dirumuskan guru berupa kemampuan
akademik. Winarno Surachmad (1981:2) menyatakan bahwa
hasil belajar merupakan nilai hasil belajar yang menentukan
berhasil tidaknya siswa dalam belajar. Hal tersebut berarti
hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar. Dalam hasil
belajar meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor
(Sunaryo,1983:4).
Dari berbagai kajian definisi hasil belajar di atas maka
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar
matematika yang berupa kemampuan akademis siswa dalam
mencapai standar tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
sebelumnya dan harus dimiliki siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran. Belajar dipengaruhi pula oleh faktor-faktor baik
dari dalam maupun dari luar. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi hasil belajar antara lain dibagi menjadi dua
kategori yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal
yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut.
1)
Kesehatan anak
2)
Rasa
aman
3)
Kemampuan dan minat
4)
Kebutuhan diri anak akan sesuatu yang akan
dipelajari (Rustiyah NK, 1995:123).
Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar
adalah sebagai berikut.
1) Lingkungan belajar, iklim, dan teman belajar.
2) Motivasi dari luar (Rustiyah NK,1995:123).
Adapun faktor yang datang dari luar diri anak, yaitu dari
sekolah tempat anak belajar seperti guru, waktu, sarana dan
prasarana belajar, kurikulum, materi, dan suasana belajar.
Selain faktor-faktor yang mempe-ngaruhi hasil belajar, juga
siswa mengalami hambatan-hambatan dalam belajar baik itu
bersifat endogen maupun bersifat eksogen. Yang bersifat
endogen adalah faktor biologis dan faktor psikologis siswa.
Sedangkan faktor eksogen adalah seperti sikap orang tua,
suasana
lingkungan,
sosial
ekonominya,
dan
sikap
budayanya. Untuk dapat meningkatkan belajar dengan baik
maka guru harus mengenal anak dengan baik pula karena
setiap anak tidak sama persis kesulitan dan permasalahan
yang dihadapinya. Dengan demikian guru harus mampu
meneliti setiap kekurangan-kekurangan dalam hasil belajar
siswa.
Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini
adalah hasil akademis yaitu hasil yang dicapai siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar yang telah dirumuskan
guru baik berupa segi kognitif, afektif maupun dari segi
psikomotornya. Dalam proses belajar dan mengajar seorang
guru wajib menentukan tujuan pembelajaran baik tujuan
pembelajaran umum maupun khusus. Mengukur keberhasilan
belajar siswa atau hasil yang dicapai siswa harus mampu
mengevaluasi belajar siswa. Keberhasilan belajar siswa dapat
dilihat dari segi pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Untuk memudahkan guru dalam mengukur keberhasilan
belajar maka guru harus menentukan tujuan pembelajaran
khusus yang baik. Ada beberapa kriteria dalam pembuatan
TPK (Tujuan Pembelajaran Khusus) yang baik yaitu sebagai
berikut.
a)
Mengandung satu jenis perbuatan.
b)
Dinyatakan dalam kualitas dan kuantitas
penguasaan siswa.
c)
Kondisi yang bagaimana yang diinginkan
guru (Surakhmad,1981:28).
Jadi hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil belajar
yang telah dicapai siswa setelah mengikuti kegiatan proses
belajar dan mengajar, baik yang menyangkut segi kognitif,
afektif maupun psikomotorik. Hasil yang dimaksudkan dalam
penelitian tindakan kelas ini, berupa hasil belajar yang berupa
hasil akademik siswa setelah mengikuti kegiatan belajar
mengajar dalam jangka waktu tertentu. Hasil akademik ini
berupa angka kuantitas yang dituliskan dalam buku raport.
Sedangkan dalam kaitannya dengan penelitian ini, hasil
belajar adalah peningkatan keberhasilan siswa dalam
mencapai tuju-an pembelajaran yang ditetapkan guru. Hasil
belajar yang dicapai siswa ber-kaitan erat dengan kesulitan
belajar dan keberhasilan belajar. Kesulitan belajar siswa
dalam mata pelajaran matematika dapat diketahui dari
ciri-cirinya. Kesulitan belajar yaitu di mana anak didik atau siswa
tidak mampu belajar sehingga hasil di bawah potensi
intelektualnya (Alan O Ross, 1974:103). Menurut Lerner
(1931:367) dalam buku pendidikan bagi anak berkesulitan
belajar, (Dr. Mulyono Abdurrahman, 1999:262) adalah
kekurang pahaman tentang simbol, nilai tempat, perhitungan
dan penggunaan proses yang keliru dan tulisan yang tidak
terbaca.
Menurut Mulyono Abdurrahman
(1996:6)
bahwa
kesulitan belajar adalah terjemahan dari learning disability .
Terjemahan tersebut diartikan sebagai ketidakmampuan
belajar. Menurut Kuffman dan Lloyd (1985:14) dikutip oleh
Mulyono Abdurrahman (1996:6) bahwa kesulitan belajar
adalah gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis
dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa
ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut memungkinkan
menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan,
berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau
berhitung. Learner berpendapat, ada beberapa karakteristik
anak berkesulitan belajar seperti berikut ini.
a. Adanya gangguan dalam hubungan keruangan.
b. Abnormalitas persepsi visual.
c. Assosiasi visual motorik.
d. Perverasi.
e. Kesulitan mengenal dan memahami simbol.
f. Gangguan penghayatan tubuh.
g. Kesulitan dalam bahasa dan membaca
h. Performance IQ jauh lebih rendah daripada sektor verbal IQ
(Abdurrahman, 1999:259).
Jadi
kesulitan
belajar
matematika
disebabkan
rendahnya kemampuan intelegensi, banyaknya terkait
dengan kesulitan memahami konsep visual dan adanya
gangguan assosiasi visual motorik.
Gejala adanya kesulitan belajar meliputi :
a. Hasil yang rendah di bawah rata-rata kelompok kelas.
b. Hasil yang dicapai dengan usaha tidak seimbang.
d.
Menunjukkan sikap kurang wajar seperti acuh tak acuh,
berpura-pura dusta dan lain-lain.
e.
Menunjukkan tingkah laku yang berlainan (Supriyono,
1991:89).
Jenis kesulitan belajar menurut Erman Amti, (1992:67)
masalah belajar pada dasarnya digolongkan atas: (a) sangat
cepat dalam belajar, b) keterlambatan akademik, (c) lambat
belajar, (d) penempatan kelas, (e) kurang motivasi dalam
belajar, (f) sikap dan kebiasaan yang buruk dalam belajar dan
kehadiran di sekolah sering tidak masuk.
Dengan demikian bahwa anak yang perlu mendapat
bantuan dari guru dalam hal ini adalah layanan bimbingan
belajar, agar peserta didik dapat melaksanakan kegiatan
belajar secara baik dan terarah.
3. Prinsip-prinsip Mata Pelajaran Matematika
Mata
pelajaran
matematika
berkaitan
dengan
kemampuankemampuan
siswa
mengenai
pemahaman
struktur dasar sistem bilangan daripada mempel-ajari
keterampilan dan fakta-fakta hafalan. Pelajaran matematika
sesuai dengan kurikulum SD tahun 2006 (Standar Isi yang
dikembangkan menjadi KTSP) menekankan mengapa dan
bagaimana matematika melalui penemuan dan eksplorasi.
Mata pelajaran matematika menerapkan prinsip-prinsip basic
skill movement yang mencerminkan beberapa kemampuan
dasar matematika bagi siswa SD yang meliputi hal sebagai
berikut.
a. Menyiapkan anak untuk belajar matematika
b. Maju dari konkret ke abstrak
c. Penyediaan kesempatan kepada anak untuk berlatih dan
mengulang
d. Generalisasi ke dalam situasi baru
e. Bertolak dari kekuatan dan kelemahan siswa
f.
Perlunya membangun fondasi yang kuat tentang konsep
atau keterampilan matematika
g. Penyediaan
program
matematika
yang
seimbang.
(Mulyono, 1999:273).
Oleh karena itu ada beberapa pendekatan dalam
pengajaran mate-matika di SD, yaitu sebagai berikut.
a. Urutan belajar yang bersifat perkembangan
Dalam hal ini guru diharapkan memberikan pelajaran
matematika sesuai dengan tingkat perkembangan anak.
Tidak akan ada manfaatnya mengajarkan anak suatu
konsep atau keterampilan matematika sebelum mencapai
tahap perkembangan tersebut karena tidak akan berhasil.
b. Belajar Tuntas
Dalam
pembelajaran
matematika
guru
harus
menentukan sasaran atau tujuan pembelajaran khusus.
Sasaran tersebut harus dapat diukur dan diamati,
menguraikan langkah-langkah yang sudah dikuasai oleh
siswa dari soal mudah, sedang ke tingkat yang sukar, dan
mengurutkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan.
c. Strategi belajar
Strategi belajar matematika memusatkan bagaimana
siswa belajar agar dapat mengembangkan stratgi belajar
metakognitif yang mengarah-kan proses mereka dalam
belajar.
Strategi belajar matematika dengan pemecahan
masalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
memecahkan
masalah
kaitannya
dengan
soal-soal
matematika.
Keempat pendekatan dalam pembelajaran matematika
di SD tersebut, tentunya menuntut kemampuan guru dalam
melaksanakan pembelajaran, juga dituntut lebih aktif dan
cermat melakukan strategi pembelajaran agar siswa yang
mengalami kesulitan belajar tidak merasa ditinggalkan tetapi
terlayani dengan baik dengan cara kemampuannya sendiri
dan mampu mengikuti setahap demi setahap.
4. Evaluasi Pelajaran Matematika
Evaluasi pembelajaran matematika secara umum sama
dengan evaluasi mata pelajaran lainnya baik jenis evaluasi
maupun bentuk-bentuk soalnya. Evaluasi matematika di
Sekolah Dasar merupakan salah satu cara atau kegiatan
pembelajaran untuk mengetahui kemajuan belajar siswa dan
pen-capaian tujuan yang telah ditetapkan. Dalam evaluasi
pelajaran matematika keberhasilan siswa diukur dari proses
pengerjaan dan diukur dari kebenaran dalam jawaban yang
dihasilkan. Dengan demikian bagaimana proses
pengerja-annya dan bagaimana hasil jawabpengerja-annya.
Dalam hal kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh guru
mata pelajaran matematika menurut Learner, dilakukan
dengan langkah-langkah sebagai berikut.
b. Memilih atau mengembangkan suatu herarki keterampilan.
c. Memutuskan di mana memulai.
d. Memilih atau mengembangkan instrumen.
e. Melaksanakan tes.
f. Mengadministrasikan tes.
g. Mencatat kekeliruan dan gaya kinerja.
h. Menganalisis temuan dan meringkaskan hasil.
i.
Memperkirakan alasan kekeliruan dan menentukan bidang
yang akan diperiksa.
j. Memeriksa.
k. Melengkapi
catatan
dan
rumusan
tujuan-tujuan
pembelajaran khusus
(Mulyono, 1999:266).
Ranah yang diungkapkan dalam evaluasi pembelajaran
matematika yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ketiga
ranah tersebut dievaluasi dengan tes hasil belajar yang
menggunakan berbagai ragam bentuk soal tes sesuai dengan
materi yang akan diukur kemajuan dan keberhasilannya.
5.
Alat Peraga
a. Pengertian Alat Peraga
Alat peraga disebut juga alat bantu pelajaran. Alat
peraga yang diguna-kan sebagai alat bantu dalam
pembelajaran, maka pembelajaran menjadi lebih berkualitas.
Menurut Heinrich (1996) menyatakan bahwa keseluruhan
sejarah,
media
dan
teknologi
telah
mempengaruhi
pendidikan. Media merupakan jamak dari kata medium adalah
suatu saluruh untuk komunikasi. Diturunkan dari bahasa Latin
yang berarti “antara”. Istilah ini kepada sesuatu yang
membawa informasi ke penerima tercetak, komputer dan
instruktur. Yang demikian ini dipandang sebagai media ketika
mereka
membawa
pesan
dengan
suatu
maksud
pembelajaran.
Beberapa media yang dikenal dalam pembelajaran
antara lain; (1) media non projektif antara lain fotografi,
diagram, sajian dan model-model, (2) media projektif antara
lain slide, filmstrif, transparansi, dan komputer proyektor, (3)
media dengar seperti radio kaset, (4) media gerak seperti
vidio dan film, (5) komputer, multimedia, (6) serta media yang
digunakan untuk belajar jarak jauh (UPI, 2001:200).
Alat peraga sebagai media pembelajaran dapat
menjadikan materi pelajaran yang disampaikan lebih konkret
sehingga mudah dicerna siswa. Alat peraga menambah
konkretnya materi pelajaran yang disampaikan guru sehingga
pembelajaran yang dilaksanakan akan lebih bermakna bagi
kehidup-an siswa. Karena itulah guru matematika yang dalam
pembelajaran meng-gunakan alat peraga akan memperoleh
keuntungan sebagai berikut.
1.
Siswa dan guru dalam kegiatan proses belajar
mengajar lebih termotivasi. Baik siswa maupun guru,
terutama siswa menjadi tumbuh minatnya terhadap
pelajaran yang sedang diajarkan.
2.
Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk
konkret dan karena itu lebih dipahami dan
dimengerti,
dan
dapat
ditanamkan
pada
tingkattingkat yang lebih rendah.
3.
Hubungan antara konsep abstrak matematika
dengan benda-benda di alam sekitar akan lebih
dapat dipahami.
Alat peraga dapat disebut pula alat bantu dalam
pembelajaran. Dalam praktik kegiatan pendidikan, alat peraga
sering pula disebut dengan media pembelajaran. Oleh karena
itu dalam hal ini peneliti tidak akan memper-soalkan
penggunaan istilah tersebut. Secara harfiah kata media
memiliki arti “perantara” atau “pengantar” atau peraga
(Depag RI,2004:11).
Ada empat pola guru dalam pembelajaran yaitu:
a. guru sebagai pengendali siswa;
b. guru
mengggunakan
alat
peraga
dalam
pembelajaran;
c.
guru sebagai sumber bersama dengan sumber
lainnya dalam pembelajaran; dan
d.
guru melakukan pembelajaran dari sumber bukan
manusia atau guru bermedia ( UPI, 2001:200).
Media dan alat peraga memiliki perbedaan yaitu
sebagaimana digambarkan dalam diagram berikut.
Skema 1: Model Pembelajaran yang dilakukan guru (Nana
Sujana,1991:13).
Model pembelajaran yang tampak pada skema di atas
menunjukkan keragaman bahwa ada guru yang menggunakan
media dan ada guru yang menggunakan alat peraga dalam
kegiatan pembelajaran. Ada empat pola guru dalam
pembelajaran yaitu sebagai berikut.
a.
Guru sebagai pengendali siswa, disini tugas guru adalah
melakukan manajemen kelas dan mengukur kemajuan
balajar siswa secara bertahap dan berkelanjutan.
b.
Guru mengggunakan alat peraga dalam pembelajaran.
Pembelajaran yang dilakukan guru sedapat mungkin
diupayakan
menggunakan
alat
peraga,
hal
ini
dimaksudkan agar materi pelajaran yang disampaikan
dapat dimengerti dan mudah dicerna oleh siswa sehingga
tujuan pembelajaran yang ditetapkan dapat dicapai secara
optimal.
c.
Guru sebagai sumber bersama dengan sumber lainnya
dalam pembelajaran artinya baik guru maupun media
pembelajaran yang lain dijadikan sumber belajar.
d.
Guru melakukan pembelajaran dari sumber bukan manusia
(guru bermedia).
Meskipun ada perbedaan, pada prinsipnya media dan
alat
peraga
me-rupakan
perantara
dalam
kegiatan
pembelajaran. Kaitannya dengan pembel-ajaran matematika
maka alat peraga yang dapat digunakan dalam pembelajar-an
sesuai dengan materi yang akan diberikan pada saat itu. Di
antaranya alat peraga dalam kegiatan pembelajaran
menentukan volume kubus bangun ruang adalah sebagai
berikut.
b.
Alat Peraga Model Kubus, Prisma, dan Tabung
Satuan
1) Fungsi
•
Alat peraga model kubus satuan memiliki fungsi
untuk menunjukkan volum/isi kubus atau balok.
•
Alat peraga model prisma satuan memiliki fungsi
untuk menunjukkan volum/isi prisma.
•
Alat peraga model tabung satuan memiliki fungsi
untuk menunjukkan volum/isi tabung atau selinder.
2) Bentuk Alat
Bentuk alat-alat peraga yang dibuat sendiri sebagai
berikut.
Model kubus satuan, prisma segitiga satuan, dan tabung
lingkaran satuan
1) Alat dan bahan
a.
Alternatif bahan 1 : karton tebal/karton duplek,
lem, spidol, plastik jilid.
b.
Alternatif bahan 2 : Styrofoam, spidol.
c.
Perkakas
:
kuas,
gunting,
cutter /pemotong
2) Cara pembuatan alat peraga.
Jika bahan yang dipergunakan karton tebal, karton
duplek, atau styrofoam maka cara membuat alat
peraga yaitu dengan membuat jaring-jaring kubus,
prisma segitiga, dan tabung lingkaran.. Untuk
menghubungkan sisi yang satu dengan yang lain
buatlah lidah pada jaring-jaringnya. Selanjutnya
bentuklah jaring-jaring kubus sebagaimana gambar
berikut.
Model jaring-jaring Kubus
Model Jaring-jaring Tabung Lingkaran
3) Penggunaan Alat dalam Kegiatan Belajar Mengajar
1. KTSP Matematika SD Edisi Tahun 2006
Kelas VI/ Semester I
Standar Kompetensi : 3.
Menghitung luas segi banyak sederhana, luas lingkaran, dan volume prisma segitiga.Kompetensi Dasar : 3.3 Menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran
2. Penggunaan Alat Menghitung Volume Kubus
a.
Tunjukkan pada siswa bahwa 1 (satu)
buah kubus didefiniskan sebagai satu satuan
isi
b.
Siswa diminta menyebutkan banyaknya
kubus satuan pada gambar berikut ini.
Siswa
disuruh
mengisi
setiap
kotak
transparan yang telah disiapkan dengan kubus
satuan, dan menghitung banyak-nya kubus satuan
yang dapat mengisi masing-masing kotak.
Untuk menghitung volume prisma segi tiga,
siswa ditugaskan untuk mengukur masing-masing
sisi rusuk prisma, tinggi segi tiga kemudian
menghitung luas segi tiga. Sedangkan dalam
menentukan volume tabung lingkaran, siswa
ditugaskan untuk mengukur jari-jari lingkaran
serta panjang rusuk, kemudian menghitung luas
lingkaran.
6. Materi Pokok Bahasan Menentukan Volume Bangun
Ruang
Dalam kegiatan penelitian ini, pokok bahsan yang
dijadikan penelitian yaitu menghitung volume prisma segi
tiga dan tabung lingkaran. Untuk sekedar mengingatkan
siswa, siswa diajak kembali untuk menemu-kan volume
kubus dengan uraian materi sebagai berikut.
Penentuan volume kubus didasarkan pada rumus
volume kubus. Menentukan volume kubus rumusnya
adalah sebagai berikut. sisi x sisi x sisi= volume
Volume dinyatakan dengan satuan kubik (
3)
b.
Menentukan volume prisma
Penentuan volume prisma segitiga didasarkan pada
rumus volume prisma, yakni:
Volume prisma segitiga = luas alas × tinggi = 2 1
× a × b × t
c.
Menentukan volume tabung
Penentuan volume tabung lingkaran didasarkan kepada
rumus selinder sebagai berikut.
Volume Tabung =
π
xr
xr
xt
= π
xr
2 xt
B. Kerangka BerpikirSebagaimana teori yang dikaji tersebut di atas, bahwa
alat peraga memiliki fungsi untuk mempermudah pemahaman
siswa terhadap materi pel-ajaran yang disampaikan. Alat
peraga berperan penting dalam meningkatkan keberhasilan
siswa karena melalui penggunaan alat peraga siswa dapat
mengamati, menaksir, dan meramalkan berbagai hal baik
melalui indera peng-lihat, peraba maupun pendengar.
Keterlibatan alat-alat indera menggairahkan siswa
dalam belajar sehingga akan mudah terangsang untuk
mencoba melakukan sesuatu hal yang diperlukan.
Penggunaan alat peraga prisma dan tabung buatan
sendiri dalam pembelajaran kompetensi dasar “
menghitungvolume prisma segitiga dan tabung lingkaran
”, dapat meningkatkan
perhatian dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar dan
mengajar. Kemudahan yang akan diperoleh siswa melalui
penggunaan alat peraga tersebut yaitu siswa dapat
mengukur, mengamati, menaksir dan menangkap apa yang
seharusnya kemudian dapat menyelesaikan masalah yang
dihadapi yaitu
Menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaransecara tepat.
Kecepatan dan ketepatan siswa dalam menyelesaikan
masalah tersebut memungkinkan lebih meningkat hasil
belajarnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dengan
penggunaan alat peraga prisma segitiga dan tabung lingkaran
satuan maka kemampuan siswa dalam
menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaranakan meningkat. Sebaliknya jika
pembelajaran matematika kompetensi dasar “
menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran” dalam pembelajaran di kelas
tidak menggunakan alat peraga, maka hasil belajar siswa
kurang dapat diterima siswa yang pada akhirnya akan
mempengaruhi hasil belajar siswa.
Kebermaknaan dan kemudahan menyerap materi
pelajaran dapat dilakukan melalui latihan mengukur secara
langsung terhadap benda-benda baik benda langsung
maupun alat peraga sehingga siswa akan memiliki
kemampuan keterampilan dan pemahaman terhadap apa
yang dipelajarinya. Kemampuan inilah yang menjadikan hasil
belajar siswa akan mudah untuk ditingkatkan.
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “melalui
penggunaan alat peraga prisma segitiga dan tabung lingkaran
satuan maka hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri Permana
Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura dalam
kompetensi dasar
menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkarandapat ditingkatkan”.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PEMBELAJARAN
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi Pelaksanaan Penelitian
Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah siswa kelas VI SD Negeri Permana Utama Kecamatan Madukara Kabupaten Astinapura
dengan jumlah siswa sebanyak 19 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 5 siswa perempuan. Kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura ini merupakan tempat tugas peneliti.
2. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan penelitian terdiri atas dua siklus dengan masing-masing terdiri atas satu pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran pada masing-masing siklus adalah sebagai berikut.
a. Siklus I
Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 27 Juli 2010 pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5.
b. Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 30 Juli 2010 jam ke-1 dan ke-2.
Penentuan pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II tersebut didasarkan pada jadwal pelajaran mata pelajaran matematika di kelas.
3. Karakteristik Siswa
Subjek penelitian perbaikan pembelajaran ini adalah siswa kelas VI SDN Permana Utama Kecamatan Madukara Kabupaten Astinapura yang berjumlah siswa sebanyak 19 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan
5 siswa perempuan. Sebagaimana kebanyakan siswa di daerah, prestasi belajar matematika para siswa kurang begitu menggembirakan sehingga pada siswa yang berjumlah 19 orang tersebut tidak ada siswa yang
menonjol dalam prestasi belajar matematika. Sementara itu, terdapat 2 siswa yang rata-rata prestasi belajarnya di bawah rata-rata.
B. Deskripsi Per Siklus 1. Siklus I
Sesuai dengan perencanaan bahwa siklus I dilaksanakan pada hari hari Selasa tanggal 27Agustus 2010 pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5. Langkah kegiatan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut.
a. Perencanaan
1) Dokumentasi kondisional meliputi data hasil ulangan
materi
“
menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran”
, dan observasi terhadap pembelajaran matematika yang berlangsung. 2) Identifikasi masalah.Identifikasi dan klarifikasi semua masalah yang dihadapi oleh siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar.
3) Merancang rencana pembelajaran. b. Pelaksanaan
1) Guru menyiapkan rencana pengajaran. 2) Guru memberikan soal-soal pada siswa.
3) Guru mengevaluasi tingkat daya serap siswa terhadap proses pembelajaran.
4) Guru menjelaskan materi tentang
kompetensi dasar
“
menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran”
dilanjutkan dengan memberikan contoh-contoh soalnya.
5) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran seperti bertanya, mengungkapkan pen-dapat, diskusi dan lain sebaginya.
6) Guru memberikan soal-soal latihan setiap akhir pertemuan. 7) Guru memberikan soal-soal tes pada akhir siklus 1.
c. Pengamatan
Kegiatan pengamatan dilakukan untuk mengumpulkan data aktivitas pembelajaran, baik data pembelajaran (guru) maupun data pembelajaran siswa. Peneliti menyiapkan angket observasi yang
dilakukan dengan data pengukur. d. Refleksi
Data dikumpulkan kemudian direfleksi oleh peneliti. Refleksi dilakukan dengan cara mengukur baik cara kuantitatif maupun kualitatif. Data yang diperoleh dikumpulkan kemudian disimpulkan bagaimana hasil belajar siswa dan bagaimana hasil pembelajaran guru yang teah dilakukan. Kemudian direfleksikan berupa hasil analisis yang telah dikerjakan.
1) Apakah terjadi peningkatan kualitas belajar sebelum diterapkan pembelajaran dengan alat peraga?
2) Apakah alat peraga yang digunakan dapat meningkatkan hasil belajar dan pemahaman siswa konsep bangun ruang dalam
kompetensi dasar “
menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran”
?3) Berapakah jumlah siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar setelah dilakukan pembelajaran dengan alat peraga?
4) Sudahkah mencapai target yang diinginkan sesuai dengan yang diharapkan guru?
5) Sudahkah guru menerapkan struktur pengajaran matematika yang baik?
6) Sudahkah guru mengadakan pendekatan kepada siswa dengan baik dan menggunakan alat peraga prisma segitiga dan tabung lingkaran satuan?
2. Siklus II
Siklus II dilaksanakan sebanyak dua pertemuan yakni pada hari Selasa tanggal 31 Agustus 2010 pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5 dan hari Jumat tanggal 3 September 2010 jam ke-1 dan ke-2 dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1, maka diadakan perencanaan sebagai berikut.
1) Identifikasi masalah
Masalah siklus 1 yang belum berhasil pada
kompetensi dasar
“
menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran”
.2) Rencana tindakan
Penerapan pembelajaran dengan meningkatkan efektivitas peng-gunaan alat peraga harus lebih ditekankan lagi terutama agar lebih mengoptimalkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
b. Pelaksanaan
1) Guru melakukan semua tindakan sebagaimana pada siklus I.
3) Menjelaskan materi lanjutan dengan alat peraga yang lebih banyak dan variatif.
4) Mengadakan Tes akhir siklus II. c. Pengamatan
Pelaksanaan atau tindakan siklus 2 sesuai dengan perencanaan yang diprogramkan yaitu:
1) Atas dasar hasil siklus 1, maka permasalahan dapat diidentifikasi dan dirumuskan.
2) Mengontrol siswa yang kurang aktif dengan cara mengadakan pendekatan dan bimbingan khusus.
3) Guru menerangkan kembali materi yang kurang dipahami siswa dengan contoh-contoh soalnya secara sistematis. 4) Merencanakan kembali pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran konsep bangun ruang dalam
kompetensi dasar “
menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran”
.5) Siswa diberi soal-soal latihan untuk dibahas kembali.
6) Guru memberikan soal-soal tes pada akhir siklus 2. d. Refleksi
Peneliti merefleksi semua tindakan pada siklus 1 dan siklus 2, kemudian melakukan refleksi terhadap tindakan kelas yang telah dilaksanakan. Refleksi terhadap keberhasilan siklus II menjadi dasar pertimbangan untuk menentukan keberhasilan pembelajaran, apakah penelitian perbaikan dilaksanakan ke siklus berikutnya ataukah cukup
sampai pada siklus II saja.
C. Sumber Data dan Cara Pengambilan Data 1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini meliputi siswa kelas VI SDN Jati-manggung Kecamatan Madukara Kabupaten Astinapura dan guru peneliti serta guru teman sejawat. Jumlah sumber data siswa sebanyak 19 orang siswa dan 2 guru (teman sejawat dan kepala sekolah).
2. Jenis Data
Data yang didapatkan dalam PTK ini berupa data kuantitatif dan kualitatif , yang terdiri dari:
a) Hasil belajar siswa.
b) Data situasi pembelajaran.
c) Data pelaksanaan pembelajaran oleh guru.
3. Cara Pengambilan Data
a) Data Hasil belajar diambil melalui tes setiap akhir siklus. b) Data situasi kondisi KBM diambil melalui pengamatan kelas.
c) Data refleksi dan perubahan-perubahan yang terjadi di kelas diambil melalui jurnal keberhasilan yang dibuat guru.
d) Data pelaksanaan pembelajaran diambil melalui observasi guru peneliti oleh guru mitra.
D. Tolok Ukur Keberhasilan
Sebagaimana hasil belajar pada
kompetensi dasar “
menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran”
pada siswa kelas VI SDN Permana Utama tahun pelajaran 2009/2010 rata-rata kelas baru dicapai sebesar 59 dan pada tahun sebelumnya yaitu pada tahun pelajaran 2008/2009, rata-rata kelas yang dicapai adalah 56.Dengan demikian tolok ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini yang penulis tetapkan apabila siswa pada
kompetensi dasar “
menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran”
yatu mencapai nilai rata-rata kelas minimal 65.BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian perbaikan pembelajaran dalam bentuk penelitian tindakan kelas dengan judul ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menghitung Volume Prisma Segi Tiga dan Tabung Lingkaran melalui Penggunaan Alat Peraga pada Siswa Kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara,
Kabupaten Astinapura semester 1 tahun pelajaran 2010-2011” dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri atas tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang dikemukakan pada Bab I, maka penelitian ini akan memfokuskan kepada peningkatan hasil pembelajaran sebagai tujuan penelitian. Akan tetapi,
deskripsi proses pembelajaran pun akan disinggung jika data yang ditampilkan memerlukan penjelasan yang rinci.
Data hasil penelitian yang diperoleh dari siklus I dan II penelitian tindakan ini dapat disajikan dalam uraian berikut ini.
1. Siklus I
Siklus I pembelajaran kompetensi dasar ’menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran’ melalui penggunaan alat peraga bangun ruang pada siswa kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan
Madukara, Kabupaten Astinapura semester 1 tahun pelajaran 2010-2011 ini dilaksanakan dalam satu kali pertemuan pada hari Selasa tanggal 27 Juli 2010 pada jam pelajaran ke-4 dan ke-5. Pada pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I ini dilakukan pula pengamatan atas proses
pembel-ajaran dan diperoleh beberapa data temuan sebagai berikut.
a. Proses Pembelajaran
1) Pada awal kegiatan diskusi kelompok, pada umumnya siswa masih merasa canggung dengan situasi pembelajaran. Apalagi siswa harus mempelajari sendiri materi pembelajaran melalui LKS yang dibagikan. Kegiatan menemukan
sendiri (inkuiri) konsep materi ’volume prisma segitiga’ dan ’volume tabung lingkaran’ bagi siswa merupakan hal yang relatif cukup sulit karena melibat-kan beberapa konsep prasyarat seperti penguasaan cara menghitung luas segitiga, luas segi empat, dan
luas lingkaran.
2) Hal kedua yang merupakan kegiatan baru bagi para siswa adalah mempresentasikan konsep yang ditemukannya dalam presentasi kelas. Penguasaan komunikasi yang relatif masih kurang
menjadi hambatan siswa dalam mengungkapkan gagasannya.
3) Proses diskusi yang berjalan pada setiap kelompok tampak tidak seimbang. Jalannya proses diskusi banyak didominasi oleh siswa-siswa yang aktif dan biasa memperoleh prestasi baik. Hal ini menjadi catatan peneliti bagi perbaikan siklus berikutnya.
4) Alokasi waktu yang tersedia untuk pembelajaran ternyata tidak mencukupi sehingga diperlukan tambahan waktu untuk pelaksana-an kuis atau tes akhir.
b. Hasil Pembelajaran
Data hasil pembelajaran yang diperoleh adalah dalam bentuk akumulasi skor dan nilai perolehan siswa. Penilaian hasil pembelajaran ini dilakukan segera setelah siswa melaksanakan kuis sehingga siswa mengetahui secara langsung hasilnya serta hal apa saja yang seharusnya mereka perbaiki.
Data empirik hasil penelitian siklus I ini dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1
Data empiris hasil pembelajaran menghitung volume prisma dan tabung kelas VI SDN Permana Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten
Astinapura pada siklus I
No NIS Nama Siswa L
/P
Jumlah Skor
Nilai
Perolehan Ketuntasan
1 0506.01.001 Aris Munandar L 10 62,50 Belum Tuntas 2 0506.01.002 Abdul Sopyan L 10 62,50 Belum Tuntas 3 0506.01.003 Ari Sutiawan L 14 87,50 Tuntas 4 0506.01.004 Andri L 8 50,00 Belum Tuntas 5 0506.01.005 Cucu Nurmalia P 11 68,75 Tuntas 6 0506.01.006 Detia Fitriani P 11 68,75 Tuntas 7 0506.01.007 Jang Akbar Pamungkas L 9 56,25 Belum Tuntas 8 0506.01.008 Kasman L 9 56,25 Belum Tuntas 9 0506.01.009 Moh. Iqbal Ibduloh L 12 75,00 Tuntas 10 0506.01.011 Mufti Abdurahman L 9 56,25 Belum Tuntas 11 0506.01.012 Riskawati P 12 75,00 Tuntas 12 0506.01.013 Rudianto L 10 62,50 Belum Tuntas 13 0506.01.014 Syamsul Mukarom L 8 50,00 Belum Tuntas 14 0506.01.015 Sela Astiana P 14 87,50 Tuntas 15 0506.01.016 Ade Nursalam L 8 50,00 Belum Tuntas 16 0506.01.019 Yoga Wijaya L 11 68,75 Tuntas
No NIS Nama Siswa L /P Jumlah Skor Nilai Perolehan Ketuntasan
18 0708.03.025 Sutisna L 8 50,00 Belum Tuntas 19 0708.03.030 Dewi Novitasari P 11 68,75 Tuntas
JUMLAH SKOR 197 1231,25 9 RATA-RATA SKOR 10,37 64,80 SKOR TERTINGGI 14 87,5 SKOR TERENDAH 8 50 SKOR IDEAL 16 100 KKM 65 % KETUNTASAN BELAJAR 47,37
Tabel di atas menunjukkan data perolehan hasil belajar siklus I siswa kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara yang memperoleh nilai rata-rata sebesar 64,80 dengan nilai tertinggi sebesar 87,50 dan nilai terendah sebesar 50,00. Jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan (> 65) adalah 9 orang dari jumlah siswa 19 atau sebesar 47,37 %. Sebagaimana diketahui bahwa batas taraf ketuntasan pembelajaran di tingkat kelas harus mencapai sekurang-kurangnya 85
%.
Data grafik perolehan hasil pelajar dapat ditampilkan sebagai berikut. 64,8 87,5 50 9 10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Nilai Rata-rata Nilai Terti nggi Nilai Terendah Jumlah Siswa Tuntas Siswa Belum Tuntas
Gambar 4.1 Grafik Perolehan Nilai Hasil Pembelajaran Siswa kelas VI SDN Permana Utama Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura pada
Siklus I
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran siklus I belum mencapai keberhasilan yang diharapkan sehingga perlu diperbaiki dalam bentuk tindakan siklus berikutnya.
2. Siklus II
Siklus II tindakan pembelajaran ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menghitung Volume Prisma Segi Tiga dan Tabung Lingkaran melalui Penggunaan Alat Peraga pada Siswa Kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura” ini merupa-kan siklus tindakan tahap kedua dan merupakan perbaikan dari pelaksana-an siklus tindakan tahap pertama. Pada siklus II ini beberapa hal meng-alami perbaikan dan penyesuaian sesuai dengan data temuan yang diperoleh
selama pembelajaran dan hasil pembelajaran siklus I. a. Proses Pembelajaran
Pada pelaksanaan proses pembelajaran dilakukan sejumlah perbaikan dan penyesuaian bagi siswa agar siswa dapat menyerap pembelajaran dengan baik.
1) Pembagian kelompok siswa diubah dengan cara menyebar kembali siswa-siswa berkemampuan tinggi ke dalam 4 kelompok baru, demikian juga siswa-siswa yang memiliki kemampuan menengah dan rendah. Jumlah kelompok belajar di dalam kelas tetap tidak berubah, hanya anggotanya komposisinya. 2) Dampak pertama yang dapat dilihat dari perubahan kelompok ini adalah jalannya proses diskusi menjadi lebih dinamis dan hampir seluruh siswa terlibat dalam diskusi kelas. Di sisi lain, peneliti dengan dibantu teman sejawat melakukan layanan
individual kepada siswa-siswa tertentu yang sulit memahami konsep materi yang sedang dipelajari.
3) Alat peraga yang digunakan, yang terdiri atas alat peraga bangun ruang prisma segitiga dan tabung lingkaran, diperbanyak
dengan menggunakan kertas manila karton dan dibagikan kepada masing-masing kelompok. Dengan bantuan alat peraga yang dipegang oleh setiap anggota dalam kelompok ini, ternyata siswa lebih mudah memahami konsep materi pembelajaran jika dibandingkan dengan kegiatan yang sama pada siklus I.
4) Meskipun proses pembelajaran secara keseluruhan sudah berjalan lancar dan siswa tidak lagi canggung melaksanakan kegiatan demi kegiatan, waktu yang tersedia ternyata masih belum cukup juga. Kuis atau tes akhir pembelajaran terpaksa dilaksanakan di luar jam pembelajaran selama 20 menit.
b. Hasil Pembelajaran
Siklus II penelitian ”Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Menghitung Volume Prisma Segi Tiga dan Tabung Lingkaran melalui Penggunaan Alat Peraga pada Siswa Kelas VI SD Negeri Permana Utama, Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura semester 1 tahun pelajaran 2010-2011” merupakan tahap perbaikan tindakan. Perbaikan ini dilakukan berdasarkan temuan dan masukan yang diperoleh selama melaksanakan penelitian tindakan siklus I.
Hasil penelitian yang diperoleh dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4.2
Data empirik hasil pembelajaran siswa kelas VI SDN Permana Utama Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura pada Siklus II
No NIS Nama Siswa
L / P Jumlah Skor Nilai Perolehan Ketuntas an 1 0506.01.00
1 Aris Munandar L 12 75,00 Tuntas 2 0506.01.00 Abdul Sopyan L 12 75,00 Tuntas
No NIS Nama Siswa L/ Jumlah Skor Nilai Perolehan Ketuntas an 2 3 0506.01.00
3 Ari Sutiawan L 15 93,75 Tuntas
4
0506.01.00
4 Andri L 12 75,00 Tuntas
5
0506.01.00
5 Cucu Nurmalia P 13 81,25 Tuntas 6
0506.01.00
6 Detia Fitriani P 16 100,00 Tuntas 7
0506.01.00
7 Jang Akbar Pamungkas L 12 75,00 Tuntas 8
0506.01.00
8 Kasman L 12 75,00 Tuntas
9
0506.01.00
9 Moh. Iqbal Ibduloh L 12 75,00 Tuntas 10
0506.01.01
1 Mufti Abdurahman L 12 75,00 Tuntas 11 0506.01.01 2 Riskawati P 15 93,75 Tuntas 12 0506.01.01 3 Rudianto L 12 75,00 Tuntas 13 0506.01.01
4 Syamsul Mukarom L 12 75,00 Tuntas 14
0506.01.01
5 Sela Astiana P 15 93,75 Tuntas
15
0506.01.01
6 Ade Nursalam L 14 87,50 Tuntas
16
0506.01.01
9 Yoga Wijaya L 14 87,50 Tuntas
17
0607.02.03
7 Saepul Ilham L 14 87,50 Tuntas
18
0708.03.02
5 Sutisna L 11 68,75 Tuntas
19
0708.03.03
0 Dewi Novitasari P 12 75,00 Tuntas
JUMLAH SKOR 247 1543,75 19 RATA-RATA SKOR 13,00 81,25 SKOR TERTINGGI 16 100 SKOR TERENDAH 11 68,75 SKOR IDEAL 16 100 KKM 65 % KETUNTASAN BELAJAR 100 %
Berdasarkan data tabel di atas diketahui bahwa rata-rata nilai hasil pembelajaran siklus II adalah 81,25 dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 68,75. Jika nilai tersebut dikomparasikan dengan kriteria ketuntasan minimum (65,00), maka proses pembelajaran
kompetensi dasar ”menghitung volume prisma segitiga dan tabung lingkaran” telah dianggap tuntas. Di samping itu, jumlah siswa yang mencapai ketuntasan pada siklus II ini sebanyak 19 orang dengan tingkat ketuntasan pembelajaran mencapai 100 % yang ternyata lebih tinggi dari prasyarat ketuntasan klasikal sebesar 85 %. Oleh karena itu, tidak diperlukan perlakuan pembelajaran pada siklus berikutnya.
Data grafik perolehan hasil pelajar dapat ditampilkan sebagai berikut. 81,25 100 68,75 19 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Nilai Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Siswa Tuntas Siswa Belum Tuntas
Gambar 4.2 Grafik Perolehan Nilai Hasil Pembelajaran Siswa kelas VI SDN Permana Utama Kecamatan Madukara, Kabupaten Astinapura pada
Siklus II
B. Pembahasan
Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Oleh karena itu pemilihan berbagai metode, strategi, pen-dekatan serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Menurut Eggen dan Kauchak dalam Wardhani(2005), model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang