• Tidak ada hasil yang ditemukan

PTK BANGUN RUANG Matematika Kelas 6

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PTK BANGUN RUANG Matematika Kelas 6"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Manusia dengansegala persoalan dan kegiatannya secara dinamis dituntut mampu beradaptasi dan memecahkan segala persoalan yang sudah dihadapi saat ini. Tentunya dalam memecahkan segala persoalan dibutuhkan kecerdasan, kreativitas, dan kearifan agar dalam menyelesaikan masalah tidak menimbulkan masalah yang lebih sulit.

Untuk menciptakan manusia yang berkualitas tentu tidak terlepas dari dunia pendidikan. Karena pendidikanmerupakan salah satu wadah untuk melahirkan generasi yang berkualitas dan mandiri. Oleh karena itu pendidikan dituntut memiliki kualitas yang baik.

Perbaikan mutu pendidikan dan pengajaran senantiasa harus tetap diupayakan dan dilaksanakan dengan jalan meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui peningkatan kualitas pembelajaran, siswa akan semakin termotivasi dan belajar, daya kreativitasnya akan semakin meningkat, semakin positif sikapnya, semakin bertambah jenis pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, dan semakin mantap pemahaman terhadap materi yang dipelajari.

(2)

pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Anwar Arifin:2003). Tujuan di atas dapat dicapai salah satunya melalui proses pembelajaran matematika.

Tujuan pembelajaran matematika menurut Kurikulum 2006 (KTSP) adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut (Depdiknas, 2006:135) 1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

(3)

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Oleh karena itu kegiatan pembelajaran matematika yang dilakukan harus selalu mengacu pada tujuan diatas dengan memperhatikan karakteristik siswa sebagai pembelajar.

Agar proses belajar dapat berlangsung dengan efektif para guru hendaknya memperhatikan faktor – faktor sebagai berikut (Mohamad Surya,2006): 1)Penjabaran tujuan; 2)Memotivasi kepada siswa; 3)Penggunaan model; 4)Urutan materi; 5)Bantuan dalam usaha pertama; 6)Pengaturan latihan secara efektif; 7)Masalah perbedaan individu; 8)Evaluasi dan bimbingan; 9)Usaha menghafal; 10)Bantuan dalam aplikasi hasil belajar.

Siswa di Sekolah Dasar (SD) khususnya kelas V masih banyak yang mengalami kesulitan dalam belajar perkalian dan pembagian. Hal ini bertentangan dengan tujuan pembelajaran matematika di Sekolah Dasar yang lebih mengutamakan siswa dapat memahami, mengenal serta mahir menggunakan bilangan dalam kaitannya dengan prakteknya dalam kehidupan sehari-hari. (Ruseffendi,1988).

(4)

dalam memahami mata pelajaran matematika. Hal ini mungkin disebabkan oleh pendekatan, strategi, model, atau metode yang diterapkan oleh guru kurang sesuai, juga kemampuan guru serta sarana pembelajaran yang meliputi media, alat peraga, dan buku pegangan siswa yang terbatas, atau sebab lain yang tidak diketahui.

Oleh sebab itu penggunaan metode pembelajaran dirasa sangat penting untuk membantu siswa dalam memahami konsep-konsep matematika.

Metode pembelajaran jenisnya beragam yang masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan, maka pemilihan metode yang sesuai dengan topik atau pokok bahasan yang akan diajarkan harus betul-betul dipikirkan oleh guru yang akan menyampaikan materi pelajaran.

Sedangkan penggunaan metode STAD diharapkan dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dalam proses belajar mengajar itu aktivitasnya tidak hanya didominasi oleh guru, dengan demikian siswa akan terlibat secara fisik, emosional dan intelektual yang pada gilirannya diharapkan konsep perubahan benda yang diajarkan oleh guru dapat dipahami oleh siswa. Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut di atas maka dalam penelitian in memilih judul “Pembelajaran Model STAD (Student Team Achievement Division) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas V SDN Pagowan 02 Tahun Pelajaran 2011/2012”.

B. Rumusan Masalah

(5)

yang bermuara pada prestasi belajar matematika yang masih rendah. Namun karena berbagai keterbatasan yang ada pada penelitian maka masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dibatasi yaitu:

“Apakah penggunaan pembelajaran model STAD (Student Team Achievement Division) dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas V SDN Pagowan 02 Tahun Pelajaran 2011/2012?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar matematika pada siswa kelas V SDN Pagowan 02 Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan menggunakan pembelajaran model STAD (Student Team Achievement Division).

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan masalah yang diuraikan di atas maka dibuat hipotesis tindakan sebagai berikut :

1. Bila menggunakan pembelajaran model STAD (Student Team Achievement Division) maka aktifitas siswa dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas V SDN Pagowan 02 akan semakin meningkat.

(6)

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Bagi Siswa:

a) Siswa lebih menyukai pelajaran matematika.

b) meningkatkan peran aktif dalam pembelajaran mata pelajaran matematika sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

c) Siswa lebih menyadari kaitan matematika dengan kehidupan sehari – hari. d) Menumbuhkan sikap kritis pada siswa.

2. Bagi guru :

a) Memberikan pengalaman merancang kegiatan pembelajaran dan pengelolaan kelas dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran model STAD (Student Team Achievement Division).

b) Meningkatkan kemampuan guru untuk memecahkan permasalahan yang muncul dari siswa.

c) Meningkatkan kualitas proses dan hasil kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

d) Membantu memberikan informasi peningkatan kemampuan siswa. e) Dapat meningkatkan minat guru untuk melakukan tindakan kelas. 3. Bagi sekolah penelitian tindakan kelas ini diharapkan:

a) Meningkatkan mutu sekolah

b) Meningkatkan kualitas layanan pendidikan kepada masyarakat c) Mendapatkan informasi baru tentang model pembelajaran

4. Bagi pengembangan keilmuan, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat merupakan salah satu alternatif dalam mengelola kegiatan pembelajaran.

(7)

Berikut ini diberikan penjelasan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini, antara lain :

1. Meningkatkan adalah usaha untuk menaikkan hasil atau nilai.

2. Hasil belajar matematika adalah kemampuan siswa yang ditunjukkan oleh keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan hasil nilai ulangan hariannya. 3. Aktifitas siswa adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran dan

perhatian yang ditunjukkan oleh kemampuan pengerjaan tugas secara berkelompok serta mengajukan pertanyaaan kepada guru.

4. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti pelajaran.

5. Model pembelajaran Kooperatif tipe Student Team Achievement Division

(STAD) adalah model kooperatif yang menekankan pada adanya aktifitas dan saling membantu dalam menguasai pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal

BAB II

(8)

A. Pembelajaran Matematika

Matematika sekolah itu bagian dari matematika yang dipilih antara lain dengan berorientasi pada kependidikan. Dengan demikian dalam pembelajaran matematika perlu diusahakan sesuai dengan kemampuan kognitif siswa, mengkonkritkan objek matematika yang abstrak menjadi mudah dipahami siswa. Hal ini disebabkan anak seusia Sekolah Dasar masih dalam pola berpikir kongkrit, yaitu berpikir yang didasari oleh manipulasi fisik dari objek-objek atau benda-benda konkrit (Piaget dalam Surya, 2007:1.36).

Dalam hubungannya dengan pembelajaran matematika, teori Piaget mengacu kepada kegiatan pembelajaran yang harus melibatkan partisipasi peserta didik. Sehingga menurut teori ini pengetahuan tidak hanya sekedar dipindahkan secara verbal tetapi harus dikonstruksi dan direkonstruksi peserta didik. Sebagai realisasi teori ini, maka dalam kegiatan pembelajaran peserta didik haruslah bersifat aktif.

Setiap konsep matematika dapat dipahami dengan mudah apabila kendala utama yang menyebabkan anak sulit memahami dapat dikurangi. Anak pada umumnya melakukan abstraksi berdasarkan pengalaman konkrit, sehingga mengajarkan matematika dapat dilakukan menggunakan objek-objek konkrit dan permainan-permainan matematika (Diemas dalam Ruseffendi, 1988:11).

(9)

berupa diskusi kelompok kecil, mengerjakan tugas kelompok dalam waktu yang sama dan untuk soal yang sama, tugas bersama membuat laporan kegiatan atau mengomunikasikan pendapat atau presentasi tentang sesuatu yang terkait dengan matematika. Dengan kegiatan yang beragam, peserrta didik akan membangun pengetahuannya sendiri melalui membaca, diskusi, tanya jawab, kerja kelompok, pengamatan, pencatatan, pengerjaan dan presentasi.

Teori Jerome Bruner (Muhsetyo, 1982:16) berkaitan dengan perkembangan mental, yaitu kemampuan mental anak berkembang secara bertahap melalui dari sederhana ke yang rumit, yang nyata (konkrit) ke yang abstrak. Urutan tersebut dapat membantu peserta didik untuk mengikuti pelajaran dengan lebih mudah. Urutan bahan yang dirancang sesuai dengan umur / usia anak. Lebih jelas Bruner menyebut 3 tingkatan yang perlu diperhatikan dalam mengakomodasi keadaan peserta didik, yaitu : 1)enactive (manipulasi objek langsung), 2)symbolic (manipulasi simbol), 3)iconic (manipulasi objek tidak langsung). Contoh : bagi anak kelas V tentu mereka dalam situasi enactive, artinya matematika lebih banyak diajarkan secara manipulasi objek langsung dengan memanfaatkan permainan anak berupa dakon, kerikil, manik, kotak, mistar dll, dan dihindari penggunaan symbol-simbol, huruf dan lambang-lambang operasi yang berlebihan.

(10)

sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti computer, alat peraga, atau media lainnya (Depdiknas, 2008:134).

B. Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif banyak mengilhami lahirnya model-model pembelajaran mutakhir yang berpusat pada siswa. Pembelajaran kooperatif berasal dari kata “kooperatif” yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu bersama-sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Slavin mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. (Isjoni, 2009:22)

Menurut Johnson & Johnson pembelajaran kooperatif mengandung arti bekerja bersama dalam mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut. (Isjoni, 2009:23)

(11)

pada umumnya untuk menunjang proses pembelajaran siswa yang berkaitan dengan hasil belajar akademik, penerimaan terhadap perbedaan dan keragaman, serta pengembangan keterampilan sosial siswa. Siswa belajar dan saling membantu belajar satu sama lain, energi sosial siswa dimanfaatkan untuk berdiskusi, berdebat dan menggeluti ide-ide, saling menghargai, dan saling mengambil tanggung jawab satu sama lain sehingga tercipta suatu suasana pembelajaran yang produktif.

1. Model - Model dalam Pembelajaran Kooperatif

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa tehnik yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas (Isjoni, 2009:73), yaitu ;

a. Student Team Achievement Division (STAD); b. Jigsaw;

c. Teams-Games-Tournaments (TGT); d. Group Investigation (GI);

e. Rotation Trio Exchange; f. Group Resume.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pembelajaran kooperatif dengan model Student Team Achievement Division (STAD). Model ini dikembangkan Slavin, dan merupakan salah satu model kooperatif yang menekankan pada adanya aktifitas dan saling membantu dalam menguasai pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.

2. Tahapan Pembelajaran Model STAD

Pada proses pembelajarannya menurut Slavin dalam Isjoni, 2009:74, belajar kooperatif tipe STAD melalui 5 tahapan yang meliputi :

(12)

Dalam tahap ini guru memulai pelajaran dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang harus dicapai dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang yang akan dipelajari. Dilanjutkan dengan memberikan persepsi dengan tujuan mengingatkan siswa terhadap materi prasyarat yang telah dipelajari, agar siswa dapat menghubungkan materi yang akan disajikan dengan pengetahuan yang telah dimiliki.

4. Tahap Kerja Kelompok

Dalam tahap ini setiap siswa diberi lembar tugas sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja kelompok siswa saling membagi tugas, membantu, memberikan penyelesaian agar semua anggota kelompok dapat memahami materi yang dibahas, dan satu lembar kerja dikumpulkan sebagai hasil kerja kelompok. Pada tahap ini guru berperan sebagai fasilitator dam motivator kegiatan tiap kelompok.

5. Tahap Tes Individu

Pada tahap ini siswa diberikan tes secara individual untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan belajar telah dicapai. Tes individual diadakan pada akhir pertemuan selama 10 menit agar siswa dapat menunjukkan apa yang telah dipelajari secara individu selama bekerja dalam kelompok. Skor perolehan individu ini didata dan diarsip, yang akan digunakan pada perhitungan perolehan skor kelompok.

6. Tahap Perhitungan Skor Perkembangan Individu

Dalam tahap ini dihitung berdasarkan skor awal yaitu didasarkan pada nilai hasill tes refleksi awal. Adapun perhitungan perkembangan individu menurut Slavin dalam Isjoni 2009:76 seperti terlihat pada tabel berikut:

Tabel 2.1 Pedoman Pemberian Skor Perkembangan Individu

Skor Tes Skor Perkembangan

Individu a. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5

(13)

c. Skor awal sampai 10 poin di atasnya 20 d. Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 e. Nilai sempurna (tidak berdasarkan skor awal) 30

Perhitungan skor kelompok dilakukan dengan cara menjumlahkan masing-masing perkembangan skor individu dan hasilnya dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Pemberian penghargaan diberikan berdasarkan perolehan skor rata-rata.

Terdapat kata kunci yaitu “bekerja bersama” menempatkan siswa dalam suatu kelompok selanjutnya meminta mereka bekerja bersama. Meskipun mereka sudah dikelompokkan, diberi tugas, lalu bekerja bersama, pembelajaran kooperatif ini bukan bermaksud untuk menggantikan pendekatan kompetitif (persaingan). Nuansa kompetitif dalam kelas akan sangat baik bila diterapkan secara sehat. Untuk menciptakan pembelajaran sedemikian, sehingga siswa bekerja secara kooperatif antara mereka, perlu dipahami dan diperhatikan komponen–komponen essensial/penting antara lain, (1)Saling ketergantungan positif, (2)tanggung jawab individu atau kelompok, (3)tatap muka, (4)komunikasi antar anggota dan (5)evaluasi proses kelompok.

Dengan pembelajaran teknik model Student Team Achievement Division

(STAD) ini diharapkan akan terjadi interaksi antar siswa dalam kelompok. Dengan cara ini setiap indivuidu akan merasakan bahwa sebenarnya belajar IPS itu tidak sulit, karena bisa dilakukan bersama–sama dengan teman sebaya. Keadaan ini sejalan dengan tingkat perkembangan anak seusia Sekolah Dasar yang senang bermain bersama.

(14)

model pembelajaran kooperatif sehingga semua siswa bisa melihat guru atau papan tulis dengan jelas. Disamping itu, harus bisa melihat dan menjangkau rekan-rekan kelompoknya dengan baik dan berada dalam jangkauan kelompoknya dengan merata. Penataan bangku yang bisa dipakai dalam pembelajaran kooperatif model Student Team Achievement Division (STAD) adalah sebagai berikut :

Gambar 1 Meja Klasikal Kelompok Gambar 2 Meja Berbaris

Gambar 3 Meja Individu

Gambar 2.2 Penataan Bangku Kelas

Penggunaan meja kelompok dan meja klasikal (gambar1) dapat menempatkan siswa dalam kelompok secara berdekatan. Sedangkan penggunaan meja berbaris (gambar 2) dapat menempatkan dua kelompok duduk dalam satu meja sedangkan penataan terbaik dan relatif lebih mudah adalah dengan menempatkan bangku individu dengan meja tulisnya (gambar3).

Dalam penelitian tindakan ini, peneliti dalam proses pembelajaran di kelas penataan bangkunya menggunakan “Meja Individu” karena sesuai dengan model pembelajaran kooperatif model Student Team Achievement Division

(15)

C. Media Pembelajaran

Dalam mengajarkan matematika perlu adanya media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk lebih mudah memahami suatu konsep . Bila menggunakan media pembelajaran, supaya diperhatikan agar alat peraga itu, antara lain (Ruseffendi, 1988:3): 1)tahan lama, 2)Bentuk dan warnanya menarik, 3)sederhana dan mudah diolah (tidak rumit), 4)ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak, 5)disajikan dalam bentuk real (nyata), gambar atau diagram konsep IPS, 6)sesuai dengan konsep, 7)dapat menunjukkan konsep IPS dengan jelas, 8)peragaan itu supaya merupakan dasar bagi tumbuhnya konsep abstrak, 9)dapat dimanipulasi yaitu dapat diraba, dipegang, dipindah, dan diutak– atik, atau dipasang dan dilepas sehingga siswa dapat belajar kreatif baik sendiri maupun berkelompok.

1. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran berfungsi untuk menurunkan keabstrakan konsep agar siswa mampu menangkap konsep tersebut. Dengan menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran matematika dimaksudkan agar siswa dapat mengoptimalkan panca indera dalam proses pembelajaran, sebab siswa dapat melihat, meraba, merasakan serta bisa menggunakan objek yang dipelajari.

2. Manfaat Media Pembelajaran

(16)

a. Proses belajar mengajar akan termotivasi. Baik guru maupun siswa, bagi siswa minatnya akan timbul dan senang, tertarik sehingga akan bersikap positif terhadap pengajaran matematika;

b. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkret sehingga lebih mudah dipahami dan dimengerti, serta dapat ditanamkan pada tingkat–tingkat yang lebih rendah;

c. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda–benda di alam sekitar akan lebih dapat dipahami;

d. Konsep–konsep abstrak yang tersaji dalam bentuk konkret yaitu dalam bentuk model matematika yang dapat dipakai sebagai objek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti ide–ide baru dan relasi baru menjadi bertambah banyak.

Menurut Nasution (dalam Sutinah, 2004:7), manfaat media pembelajaran secara garis besar, antara lain:

1. Menambah kegiatan belajar siswa; 2. Menghemat waktu belajar;

3. Menyebabkan hasil belajar lebih mantap;

4. Membantu anak-anak yang ketinggalan dalam pengajarannya;

5. Memberikan alasan yang wajar untuk belajar karena membangkitkan minat perhatian (motivasi) dan aktifitas peserta didik.

(17)

D. Prestasi Belajar

Robert L. Ebel dalam Saifuddin Azwar (2007:14), menyatakan bahwa fungsi utama tes prestasi di kelas adalah mengulur prestasi belajar para siswa. Dari uraian diatas dapat menanamkan kesadaran pada diri siswa bahwa yang diharapkan dari mereka adalah penguasaan pelajaran dan pemahaman materi. Diharapkan terdapat persepsi yang kuat dalam diri siswa bahwa suatu nilai yang baik merupakan tanda keberhasilan belajar yang tinggi, sedangkan nilai tes yang rendah merupakan kegagalan dalam belajar. Tes dapat digunakan sebagai sarana peningkatan motivasi untuk belajar. Sedangkan pengalaman menunjukkan bahwa siswa akan belajar lebih giat dan berusaha lebih keras apabila mereka mengetahui bahwa diakhir program akan diadakan tes untuk mengetahui nilai dan prestasi mereka.

Prestasi didefinisikan sebagai kemampuan, ketrampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal (Arifin, 1993:3). Prestasi merupakan bukti keberhasilan usaha yang dapat dicapai (Winkel, 1993:24). Pengertian prestasi di atas menekankan pada hasil yang dicapai dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau diciptakan dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun kelompok dalam bidang kegiatan tertentu dan bersifat menyenangkan hati.

(18)

Arikunto, 2001:145). Sedangkan kegunaan tes standar adalah ; 1) membandingkan prestasi belajar dengan pembawaan individu atau kelompok, 2) membandingkan tingkat prestasi siswa dalam ketrampilan di berbagai bidang studi untuk individu atau kelompok, 3) membandingkan prestasi siswa antara berbagai sekolah atau kelas, 4) memperlajari perkembangan siswa dalam suatu periode waktu tertentu (Suharsimi Arikunto, 2001:148).

Sebelum dijelaskan pengertian mengenai prestasi belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan tentang pengertian prestasi. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Dengan demikian bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan sesuatu pekerjaan/aktivitas tertentu

Pada kamus besar bahasa Indonesia yang dikeluarkan departemen pendidikan dan kebudayaan (1973 : 700) bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Nilai dari hasil tes yang dilakukan guru akan dapat digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa baik atau tidak, tuntas atau tidak. Dengan kata lain prestasi belajar merupakan hasil dari seseorang melakukan aktifitas secara individu ataupun kelompok. Pada dasarnya prestasi belajar juga merupakan hasil dari tingkah laku akhir pada kegiatan belajar siswa yang dapat diamati atau pencerminan proses belajar yang telah berlangsung.

(19)

ditentukan dikatakan bahwa siswa tersebut telah berhasil dalam kegiatan belajar mengajar.

Dapatlah disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil aktivitas maksimal yang dilakukan dalam memperoleh pengetahuan dengan memenuhi unsur kognitif, afektif dan psikomotor baik individu maupun kelompok pada mata pelajaran tertentu.

Prestasi belajar merupakan hasil terbaik yang dicapai dari proses belajar mengajar. Kemampuan hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar yang ditandai dengan keberhasilan atau kegagalan dalam belajar. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam belajar diperlukan evaluasi. Evaluasi sebagai umpan balik bagi guru, sejauh mana penguasaan dan pemahaman siswa selama proses belajar mengajar. Keberhasilan siswa dalam belajarsalah satunya dapat diperoleh dari nilai-nilai yang dilaporkan dalam bentuk raport secara periodik.

Pendapat-pendapat di atas bisa disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil aktifitas maksimal yang dilakukan dalam memperoleh pengetahuan dengan memenuhi unsur kognitif, afektif, dan psikomotor baik individu maupun secara kelompok pada mata pelajaran tertentu. Prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan yang berasal dari luar diri siswa. Untuk mengetahui mprestasi belajar siswa diperlukan evaluasi atau penilaian. Tes yang baik adalah sesuai dengan tujuan yang ditetapkan dengan memenuhi kriteria yang sudah standar dan bersifat reliabel, valid, dan praktis.

(20)

menginginkan hasil yang yang sebaik mungkin. Oleh karena itu setiap individu harus belajar dengan sebaik-baiknya supaya prestasinya berhasil dengan baik. Sedang pengertian prestasi juga ada yang mengatakan prestasi adalah kemampuan. Kemampuan di sini berarti yang dimampui individu dalam mengerjakan sesuatu.

E. Aktivitas Belajar

Menurut tokoh ilmu jiwa lama John Lock, mengungkapkan bahwa murid ibarat kertas putih yang tidak bertulis. Dalam hal ini terserah kepada guru mau dibawa kemana, mau diapakan murid itu. Guru adalah yang mengatur dan memberi isinya aktivitas guru dalam pembelajaran mendominasi kegiatan, sementara murid bersifat pasif dan menerima begitu saja. Guru yang menentukan bahan dan metode sedang aktivitas murid terbatas pada mendengarkan, mencatat, dan menjawab pertanyaan guru apabila bertanya. Para siswa bekerja dan berpikir karena atas perintah guru, sehingga proses pembelajaran tidak mendorong anak didik untuk berpikir dan beraktivitas.

Peaget dalam Ratna Wilis Dahar (1989:149) menjelaskan bahwa anak itu berpikir sepanjang ia berbuat, tanpa perbuatan anak itu tidak berpikir, agar anak berpikir sendiri maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Dalam hal ini berbuat berarti melakukan aktivitas, aktivitas belajar merupakan aktivitas yang bersifat fisik (jasmani) dan mental (rohani).

(21)

a. Visual aktivities (aktivitas visual), yaitu kegiatan oleh indramata yang meliputi membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi.

b. Oral activities (aktivitas mulut) merupakan kegiatan fisik yang memberdayakan indera mulut yang meliputi menyatakan, menanyakan, memberi saran, intercepsi, menyampaikan pendapat, melakukan wawancara. c. Listening activities (aktivitas pendengaran) adalah kegiatan fisik dengan

menggunakan indera pendengaran (telinga), misalnya; mendengarkan percakapan, menerima saran, berdiskusi.

d. Writing activities (aktivitas penulisan), yaitu kegiatan fisik yang berkaitan dengan tulis menulis, misalnya; menulis laporan, mengerjakan tugas, menyalin catatan.

e. Drawing activities (aktivitas gambaran), merupakan kegiatan fisik yang berkaitan dengan gambar, yaitu; membuat peta, menggambar, membuat grafik, membuat diagram.

f. Motor activities (aktivitas motorik) yaitu kegiatan yang berkaitan dengan gerakan badan meliputi: melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain. g. Mental activities (aktivitas mental) yakni kegiatan yang berhubungan dengan

psikis (nalar / pikir) misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan masalah, melihat hubungan dan menganalisis.

h. Emotional activities (aktivitas perasaan) yaitu kegiatan psikis yang ada kaitannya dengan sikap dan perasaan. Misalnya: menaruh miat, merasa bosan, gembira, sedih, bersemangat, bergairah, tenang-tenang, sungguh-sungguh.

(22)

Menurut Slavin dalam Mey Suyanto (2006:5) pendekatan pembelajaran yang melibatkan secara aktif siswa dan menarik minat dalam kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan cara membagi siswa dalam satu kelas menjadi kelompok-kelompok belajar yang jumlah anggotanya sedikit. Siswa akan lebih memahami konsep-konsep yang sulit apabila mereka saling mendiskusikan masalah-masalah itu dengan temannya.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Subjek Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas V SD Negeri Pagowan 02 untuk mata pelajaran Matematika. Materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bangun Ruang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011 / 2012 sesuai kurikulum KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Sedangkan jadwal penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut : Tabel 3.1. Jadwal Rencana Penelitian

No Jenis Kegiatan

Bulan

Maret April Mei Juni

1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5

1 Pengajuan judul √

(23)

3 Pembuatan instrumen

penelitian √ √ √

4 Izin penelitian √

5 Pelaksanaan penelitian √ √ √

6 Konsultasi hasil penelitian √ √

7 Perbaikan revisi √ √

8 Penulisan laporan penelitian √ √

3. Subjek dan Obyek Penelitian

Subjek Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas V SDN Pagowan 02, dengan jumlah siswa 33 orang, terdiri dari 17 siswa putra dan 16 siswa putri. Secara geografis memang letak SDN Pagowan 02 terletak di desa. Dengan latar belakang pendidikan orang tua ± 48% SD, ± 24% SMP dan ± 28% SMA. Sedangkan latar belakang ekonomi orang tua ± 45% buruh tani, ± 50% petani dan sisanya pedagang. Kondisi semacam ini menyebabkan motivasi belajar siswa kelas V SDN Pagowan 02 sedikit rendah. Hasil pengamatan sementara hanya 47% siswa yang bisa menyelesaikan pekerjaan materi Bangun Ruang dengan baik melalui penggunaan pembelajaran model STAD (Student Team Achievement Division). Peneliti adalah guru di SDN Pagowan 02 berkolaborasi dengan guru kelas yang lain di SDN Pagowan 02.

B. Rancangan Penelitian

(24)

Menghitung Volume Kubus dan Balok. Adapun prosedur tindakan penelitian tiap siklusnya sebagai berikut:

1. Siklus I

a. Rencana Tindakan ( Planing )

Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam pada siklus I, diantaranya: 1) Perencanaan refleksi awal, yaitu Tes Refleksi Awal (lampiran G); 2) Perencanaan Daftar Kelompok Siklus I (lampiran C);

3) Perencanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I (lampiran E); 4) Perencanaan Lembar kerja LKS Siklus I (lampiran H);

5) Perencanaan lembar observasi aktivitas siswa Siklus 1 (lampiran O); 6) Perencanaan lembar observasi kegiatan guru Siklus I (lampiran N); 7) Perencanaan lembar angket tanggapan siswa Siklus I (lampiran R); 8) Perencanaan evaluasi akhir siklus, yaitu:

a) Soal Tes Akhir Siklus I (lampiran J);

b) Kunci Soal Tes Akhir Siklus I (lampiran K);

b) Pelaksanaan Rencana (Acting) dan Observasi

(25)

Pada tahap acting/tindakan ini dilakukan sekaligus dengan observasi terhadap proses pembelajaran melalui penggunaan model STAD (Student Team Achievement Division), secara terperinci sebagai berikut :

1) Guru melakukan apersepsi, guru mengulang kembali materi bangun datar dan bangun ruang yang diajarkan di kelas IV.

i. Coba sebutkan nama-nama bangun datar yang kalian ketahui!

ii. Kalian tahu apa rumus untuk mencari luas persegi dan persegi panjang? iii. Coba sebutkan nama-nama bangun ruang yang kalian ketahui!

2) Guru motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki materi bangun ruang yang akan dibahas.

3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

4) Guru menjelaskan langkah kerja model pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD.

5) Guru membimbing siswa untuk berkelompok dengan 4 siswa setiap kelompok duduk berhadapan. Kelompok didasarkan pada pengetahuan siswa tentang matematika khususnya materi bangun datar dan bangun ruang yang telah diajarkan di kelas IV.

6) Dengan menggunakan Media Pembelajaran berupa aneka bentuk bangun ruang, guru mempresentasikan pengetahuan deklaratif tentang sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang, serta memotivasi siswa agar menjadi pendengar yang baik.

(26)

pada kelompok yang memerlukan serta mencatat kejadian atau hal-hal penting pada lembar catatan lapangan.

8) Guru bersama siswa dengan tanya jawab membahas pemasalahan pada setiap kelompok.

9) Guru memberikan tes akhir siklus (lampiran J) untuk dikerjakan secara individu.

10) Secara klasikal guru menekankan materi penting yang harus dipelajari siswa dan merangkum materi.

11) Guru membimbing siswa untuk mengisi lembar angket yang sebelumnya telah dibagikan.

12) Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan kesungguhannya dalam mengikuti proses pembelajaran.

c) Refleksi

Pada tahap ini, peneliti dengan bimbingan kolabolator melakukan refleksi terhadap pembelajaran pada Siklus I untuk kemudian dijadikan acuan perbaikan planning pada pertemuan berikutnya. Hal yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a) Peneliti akan melakukan analisis dan perbandingan nilai hasil tes akhir siklus I dengan nilai tes refleksi awal. Dengan demikian, dapat diketahui peningkatan hasil belajar yang telah dicapai

(27)

c) Hasil observasi aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung akan dijadikan acuan untuk mengubah komposisi kelompok. Pada Siklus I, siswa dikelompokkan berdasarkan nilai hasil refleksi awal. Jika komposisi kelompok tersebut belum menunjukkan hasil maksimal dalam artian prosentase siswa yang pasif masih besar, maka pada siklus berikutnya dalam setiap kelompok, diusahakan terdiri dari siswa yang berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Dengan demikian, dalam menyelesaikan tugas kelompok, siswa yang berkemampuan lebih tinggi dapat membantu siswa yang berkemampuan dibawahnya.

2. Siklus II

a. Rencana Tindakan ( Planing )

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, pada tahap ini dilakukan perencanaan sebagai berikut :

1) Perencanaan Daftar Kelompok Siklus II (lampiran D);

2) Perencanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II (lampiran F); 3) Perencanaan Lembar kerja LKS siklus II (lampiran I);

4) Perencanaan lembar pengamatan aktivitas siswa (lampiran O); 5) Perencanaan lembar pengamatan kegiatan guru (lampiran N); 6) Perencanaan lembar angket tanggapan siswa Siklus II (lampiran Q); 7) Perencanaan evaluasi akhir siklus, yaitu:

a) Soal Tes Akhir Siklus II (lampiran L);

(28)

1) Guru melakukan apersepsi, guru mengulang kembali materi bangun ruang pada pertemuan sebelumnya.

a) Coba sebutkan bangun ruang yang kalian tahu! b) Berapa jumlah sisi dari bangun ruang kerucut? c) Berapa jumlah rusuk dari bangun ruang balok?

2) Guru motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki materi menghitung volume kubus dan balok yang akan dibahas.

3) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

4) Guru meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok baru yang telah ditentukan.

5) Dengan memegang Media Pembelajaran, guru menjelaskan tentang cara menghitung volume kubus dan balok, sedangkan kolabolator mengamati. 6) Guru membagi lembar kerja LKS (lampiran I) pada semua kelompok untuk

diselesaikan. Selanjutnya, berkeliling ke setiap kelompok. Guru bersama kolabolator mengamati kerja setiap kelompok dan memberikan pengarahan pada kelompok yang memerlukan serta mencatat kejadian atau hal-hal penting pada lembar catatan lapangan.

7) Guru bersama siswa dengan tanya jawab membahas pemasalahan pada setiap kelompok.

8) Guru memberikan tes tertulis (lampiran L) untuk dikerjakan secara individu. 9) Secara klasikal guru menekankan materi penting yang harus dipelajari siswa

dan merangkum materi.

(29)

11) Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan kesungguhannya dalam mengikuti proses pembelajaran.

c) Refleksi

Pada tahap ini, peneliti dengan bimbingan kolabolator melakukan analisis menyeluruh terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Diharapkan pada Siklus II, hasil belajar matematika kelas V SDN Pagowan 02 pada materi bangun ruang telah memenuhi semua kriteria keberhasilan penelitian yang telah ditetapkan. Selanjutnya peneliti dapat mengambil kesimpulan baik secara global maupun secara detail terhadap hasil penelitian ini.

C. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini sangat diperlukan. Data yang akurat sangat membantu dalam melakukan tindakan dan pengambilan kesimpulan. Data yang dijaring adalah data awal dan data pada saat pelaksanaan penelitian. Untuk keperluan itu diperlukan instrumen antara lain :

1. lembar pengamatan untuk guru 2. lembar pengamatan untuk siswa 3. angket tanggapan siswa

4. format catatan lapangan 5. lembar kerja siswa

6. lembar soal tes akhir siklus

(30)

D. Analisis Data

Analisis Data yang telah terkumpul menggunakan analisis deskriptif memaparkan hasil pengamatan, dan hasil angket pada setiap akhir siklus dengan membandingkan hasil yang dicapai tiap siklus dan tabulasi sederhana secara kuantitatif. Prosedur analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berkut:

1. Analisis Data Nilai Tes Tulis (Hasil Belajar Siswa) a. Format Analisis Nilai Tes Tulis

No Nama

Nomor dan Skor soal Jml

skor nilai KKM Ket 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

b. Kriteria Penilaian

1) Nilai siswa, dengan rumus: nilai siswa =

SS

SM x 100

Ket.

SS

= jumlah skor siswa

SM

= jumlah skor maksimal

2) KKM pada penelitian ini adalah 60 (enam puluh)

3) Ketuntasan, dengan kriteria sebagai berikut: Tuntas : jika nilai siswa sama atau diatas KKM Tidak Tuntas : jika kurang dari KKM

4) Rata-rata kelas, dengan rumus:

rata-rata kelas =

NSS

(31)

Ket.

NSS

= jumlah nilai seluruh siswa

S

= jumlah siswa

5) Prosentase ketuntasan siswa secara klasikal, dengan rumus:

Ketuntasan Klasikal =

A

B x 100%

Ket.

A

= jumlah siswa yang mencapai KKM

B

= jumlah seluruh siswa dalam kelas

2. Analisis Data Observasi Aktivitas Siswa a. Format Analisis Observasi Aktivitas Siswa

No Nama

mengerjakan tugas dan berpartisipasi selama pembelajaran

berlangsung 3

mengerjakan tugas dan tidak berpartisipasi selama

pembelajaran berlangsung 2

tidak mengerjakan tugas dan tidak berpartisipasi selama

pembelajaran berlangsung 1

Bertanya bertanya kepada guru lebih dari 2 kali 3

(32)

tidak pernah bertanya 1

Bekerja kelompok

berinteraksi dan dapat membantu teman sekelompok yang

mengalami kesulitan 3

berinteraksi dan tidak dapat membantu teman sekelompok

yang mengalami kesulitan 2

bekerja sendiri dan tidak dapat berinteraksi dalam

kelompok 1

Perhatian terhadap pelajaran

memperhatikan interaksi dan penjelasan guru dengan

seksama 3

memperhatikan interaksi dan penjelasan guru tetapi terlihat

kurang serius 2

hanya sesekali saja memperhatikan dan kurang serius 1 Skor maksimal = 12

F. Indikator Keberhasilan Penelitian

Penelitian ini dinyatakan berhasil, jika mencapai indikator yang sudah ditetapkan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Rata-rata kelas sekurang-kurangnya mencapai nilai 60;

2. Adanya peningkatan nilai rata-rata kelas dari tindakan awal sampai tindakan akhir

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Anwar , . 2003 .Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam UU Sisdiknas . Jakarta : Depag

Basrowi, Suwandi. 2008 . Prosedur Penelitian Tindakan Kelas . Bogor : Ghalia Indonesia.

Depdiknas. 2008 . Kurikulum Kelas V SD . Jakarta : Depdiknas.

Depdiknas. 2008 . Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas

Isjoni. 2009 . Pembelajaran Kooperatif . Yogyakarta :Penerbit Pustaka Pelajar Iskandar . 2009 . Penelitian Tindakan Kelas . Ciputat : Gaung Persada

Karso. 2007 . Pendidikan Matematika I . Jakarta : Universitas Terbuka.

Khafid,M, Suyati . 2002 . Pelajaran Matematika Penekanan pada Berhitung 5. Yogyakarta : Penerbit Erlangga.

Gatot Muhsetyo. 2009 . Pembelajaran Matematika SD . Jakarta : Universitas Terbuka.

Ruseffendi, E.T. 1988 . Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini Seri Pertama . Bandung : Tarsito.

(34)

Identifikasi Permasalahan Tes Refleksi Awal

Tes Akhir Siklus I

Sik lu s I

Perencanaan (direvisi)

Perencanaan

Tindakan & observasi

Refleksi

Sik lu s I I

Tindakan & observasi

Refleksi

Laporan Tes Akir Siklus II

Soenarjo. 2008 . Matematika IV . Jakarta : Pusat Pembukuan, Depdiknas.

Surya, Mohamad . 2005 . Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran . Jakarta : Pustaka Bani Quraisy

Surya, Muhammad. 2007 . Dasar – Dasar Kependidikan di SD. Jakarta : Universitas Terbuka.

LAMPIRAN A

DIAGRAM ALUR PROSEDUR TINDAKAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(35)

LAMPIRAN B

No Nama Siswa Kota Kelahiran L / P

1 Ranisha Trie Lestari Lumajang P

2 Fengki Andrias Lumajang L

3 Agung Frengki Lumajang L

4 Amalia Nur Azizah Lumajang P

5 Abdul Ghofar Wahid Lumajang L

6 Dwi Mariati Lumajang P

7 Dian Indah Safitri Lumajang P

8 Firman Rido’i Lumajang L

9 Hesti Violita Islamiyah Lumajang P

10 Ivan Bagus Prayoga Lumajang L

11 Istamala Idha Retnoningsih Wamena P

12 Ida Febriani Lumajang P

13 Ilham Deni Kurniawan Lumajang L

14 Kiki Widyasari Lumajang P

15 Muhammad Ujang Jaimuri Lumajang L

16 Mohamad Ridwan Lumajang L

17 Muhammad Riki ido Saputra Lumajang L

18 Muhammad Edwin Febi Surya Lumajang L

19 Muhammad Saiful Rijal Lumajang L

20 Muhammad Okik Lumajang L

21 Nur Badilah Lumajang P

22 Nur Alih Sania Lumajang P

(36)

24 Rio Fauzi Lumajang L

25 Ria Anggraini Lumajang P

26 Roudlotul Jannah Lumajang P

27 Sifak Lumajang L

28 Umroatul Hafifah Lumajang P

29 Windi Prastika Lumajang P

30 Wahyu Janwar Angga K. Lumajang L

31 Yudi Santoso Lumajang L

32 Riska Khofiatul Widiyastuti Lumajang P

33 Muhammad Bayu Anggun C. Lumajang L

LAMPIRAN C

DAFTAR KELOMPOK BELAJAR SIKLUS I

Kelompok Persegi 2 M. Edwin Febi Surya

(37)

LAMPIRAN D

DAFTAR KELOMPOK BELAJAR SIKLUS II

(38)

LAMPIRAN E

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Satuan pendidikan : SDN Pagowan 02 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/II

Alokasi Waktu : 3 × 35 menit

I. Standar Kompetensi: 4. Menghitung volume kubus dan balok dan Menggunakannya dalam pemecahan masalah. II. Kompetensi Dasar : 4.1 menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana. III. Indikator :

Kognitif A. Produk

1. Menjelaskan sifat-sifat bangun ruang sederhana

2. Memahami bentuk jaring-jaring bangun ruang sederhana B. Proses

1. Menemukenali sifat-sifat bangun ruang sederhana 2. Mengidentifikasi jaring-jaring bangun ruang sederhana Psikomotor

1. Membuat daftar sifat-sifat bangun ruang sederhana.

2. Menggambar bentuk jaring-jaring bangun ruang sederhana. Afektif

(39)

2. Mengembangkan keterampilan sosial, meliputi: menyumbang ide/pendapat dengan komunikatif, menjadi pendengar yang baik, terampil bertanya

IV. Tujuan Pembelajaran Kognitif

A. Produk

1 Melalui kegiatan tanya jawab, siswa dapat menjelaskan sifat-sifat bangun ruang sederhana.

2 Disediakan beberapa macam bentuk jaring-jaring bangun ruang sederhana, siswa dapat memahami bentuk jaring-jaring bangun ruang sederhana. B. Proses

1. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat menemukenali sifat-sifat bangun ruang sederhana.

2. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat mengidentifikasi jaring-jaring bangun ruang sederhana.

Psikomotor

1. Disediakan LKS Siklus I, siswa dapat membuat daftar sifat-sifat bangun ruang sederhana.

2. Disediakan LKS Siklus I, siswa dapat menggambar bentuk jaring-jaring bangun ruang sederhana.

Afektif

1. Terlibat dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, sambil mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: bekerjasama, kreatif, teliti, jujur dan peduli

2. Terlibat dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, sambil mengembangkan keterampilan sosial, meliputi: menyumbang ide/pendapat dengan komunikatif, menjadi pendengar yang baik, terampil bertanya

V. Materi Ajar 1. Kubus

Kubus adalah prisma siku-siku khusus. Semua sisinya berupa persegi atau bujursangkar yang sama.

(40)

Sisinya = 6 buah, yaitu: ABCD, AEHD, DHGC, CGFB, BFEA, EFGH.

Balok adalah bangun ruang prism tegak yang bagian atas dan bagian bawah sama.

Perhatikan kubus ABCD.EFGH berikut!

(41)

Titik sudut= 8 buah, yaitu: A, B, C, D, E, F, G, H.

3. Tabung

Sifat-sifat tabung sebagai berikut :

1. Tabung mempunyai sisi sebanyak 3 buah, yaitu sisi atas, sisi alas, dan selimut tabung.

2. Tidak mempunyai titik sudut.

3. Bidang atas dan bidang alas berbentuk lingkaran dengan ukuran sama.

4. Memiliki sisi lengkung yang disebut selimut tabung.

5. Jarak bidang atas dan bidang alas disebut tinggi tabung. Gambar Jaring-Jaring Tabung

4. Prisma

Sifat-sifat Prisma Segi-n sebagai berikut :

1. Mempunyai ( n + 2 ) sisi.

2. Mempunyai ( 2 x n) sudut.

3. Mempunyai ( 3 x n ) rusuk.

4. Sisi-sisi tegak berbentuk persegi panjang dan persegi.

5. Sisi alas dan sisi atas sama bentuk dan ukuran. Jaring-Jaring Prisma Segitiga

Prisma Segi Enam Prisma Segi Tiga

Prisma Segi Empat

(42)

5. Limas

Sifat-sifat Limas sebagai berikut :

1. Alas limas berbentuk bangun datar sisi lurus.

2. Sisi tegak berbentuk segitiga yang disebut selimut limas. Gambar Jaring-Jaring Limas Segiempat

Gambar Jaring-Jaring Limas Segitiga

Titik Puncak

Tinggi Sisi Tegak

Titik Puncak

Alas Limas

(43)

Dari keterangan di atas, diperoleh sifat-sifat kerucut sebagai berikut.

a. Alasnya berbentuk lingkaran.

b. Memiliki sisi lengkung yang disebut selimut kerucut.

c. Memiliki sebuah titik puncak.

d. Jarak titik puncak ke alas disebut tinggi kerucut. Gambar Jaring-Jaring Kerucut 1. Kegiatan Awal (±10 menit)

a. Guru mengucapkan salam dan dilanjutkan doa bersama

b. Guru melakukan apersepsi, guru mengulang kembali materi bangun datar dan bangun ruang yang diajarkan di kelas IV.

i. Coba sebutkan nama-nama bangun datar yang kalian ketahui!

(44)

c. Guru motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki materi bangun ruang yang akan dibahas.

d. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

e. Guru menjelaskan langkah kerja model pembelajaran kooperatif dengan tipe STAD.

2. Kegiatan Inti (±85 menit) Eksplorasi

a. Guru membimbing siswa untuk berkelompok dengan 4 siswa setiap kelompok duduk berhadapan. Kelompok didasarkan pada pengetahuan siswa tentang matematika khususnya materi bangun datar dan bangun ruang yang telah diajarkan di kelas IV.

b. Dengan menggunakan Media Pembelajaran berupa aneka bentuk bangun ruang, guru mempresentasikan pengetahuan deklaratif tentang sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang sederhana, serta memotivasi siswa agar menjadi pendengar yang baik.

Elaborasi

c. Guru membagi lembar kerja LKS (lampiran H) pada semua kelompok untuk diselesaikan. Selanjutnya, berkeliling ke setiap kelompok.

d. Guru bersama kolabolator mengamati kerja setiap kelompok dan memberikan pengarahan pada kelompok yang memerlukan serta mencatat kejadian atau hal-hal penting pada lembar catatan lapangan.

e. Apabila waktu kerja kelompok habis, guru menghentikan dan secara bersama-sama dengan metode tanya jawab guru menjelaskan dan membahas kesalahan-kesalahan dan kesulitan yang dialami siswa dalam kerja kelompok tadi;

f. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang masih mengalami kesulitan.

Konfirmasi

g. Guru memberikan tes akhir siklus (lampiran L) untuk dikerjakan secara individu.

(45)

T

3. Kegiatan Akhir (±10 menit)

a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan dan meminta siswa mencatat hasil rangkuman secara individu

b. Dibagikan lembar angket tanggapan siswa untuk diisi dan dikumpulkan c. Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan

kesungguhannya dalam mengikuti proses pembelajaran.

d. Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok terbaik berdasarkan skor rata-rata yang telah dicapai dengan kategori kelompok baik, kelompok hebat dan kelompok super.

VIII. Alat/Bahan/Sumber Belajar

a. KTSP 2006 / Kurikulum SDN Pagowan 02 b. Standar Isi Mata Pelajaran MTK Sekolah Dasar c. Buku Matematika Gemar Berhitung V

d. Lembar Kerja Siswa e. Miniatur Bangun Ruang f. Jaring-Jaring Bangun Ruang

IX. Penilaian 1. Tes tertulis

Mari kerjakan soal-soal di bawah ini !

1. Perhatikan Bangun Limas TABCD berikut ini !

a. Berapa banyak sisi bangun di samping? b. Sebutkan nama-nama sisi bangun tersebut ! c. Berapa banyak titik sudut bangun di

samping?

d. Sebutkan nama titik sudut bangun di samping?

2. Berakah jumlah sudut bangun ruang kerucut ?

3. Jaring-jaring bangun ruang apakah gambar-gambar di bawah ini?

(46)

5. Manakah yang merupakan jaring-jaring limas segiempat, dari gambar-gambar di bawah ini?

2. Kinerja/Perbuatan

Tingkah laku siswa, minat belajar, sikap, keaktifan dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, serta keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Guru Peneliti

SITI FATOKAH INDAH KURNIA, S.Pd. NIP. 19680903 199110 2 001

LAMPIRAN F

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II

(47)

Satuan pendidikan : SDN Pagowan 02 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/II

Alokasi Waktu : 2 × 35 menit

I. Standar Kompetensi: 4. Menghitung volume kubus dan balok dan Menggunakannya dalam pemecahan masalah. II. Kompetensi Dasar : 4.2 menghitung volume kubus dan balok.

III. Indikator : Kognitif

A. Produk

1. Menghitung volume bangun ruang kubus menggunakan rumus. 2. Menghitung volume bangun ruang balok menggunakan rumus. B. Proses

1. Menemutunjukkan cara memperoleh rumus volume bangun ruang kubus. 2. Menemutunjukkan cara memperoleh rumus volume bangun ruang balok. Psikomotor

1. Membuat daftar rumus volume bangun ruang kubus dan balok. Afektif

1. Mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: bekerjasama, kreatif, teliti, jujur dan peduli

2. Mengembangkan keterampilan sosial, meliputi: menyumbang ide/pendapat dengan komunikatif, menjadi pendengar yang baik, terampil bertanya

I. Tujuan Pembelajaran Kognitif

A. Produk

1 Disediakan LKS Siklus II, siswa dapat menghitung volume bangun ruang kubus menggunakan rumus.

2 Disediakan LKS Siklus II, siswa dapat menghitung volume bangun ruang balok menggunakan rumus.

B. Proses

(48)

rusuk/sisi

tinggi balok

panjang alas

lebar alas

2. Disediakan LKS Siklus II, siswa dapat menemutunjukkan cara memperoleh rumus volume bangun ruang balok.

Psikomotor

1. Disediakan LKS Siklus II, siswa dapat membuat daftar rumus volume bangun ruang kubus dan balok.

Afektif

1. Terlibat dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, sambil mengembangkan perilaku berkarakter, meliputi: bekerjasama, kreatif, teliti, jujur dan peduli

2. Terlibat dalam proses pembelajaran yang berpusat pada siswa, sambil mengembangkan keterampilan sosial, meliputi: menyumbang ide/pendapat dengan komunikatif, menjadi pendengar yang baik, terampil bertanya II. Materi Ajar

1. Volume Kubus

Volume Kubus = sisi x sisi x sisi 2. Balok

Volume balok = Panjang x lebar x tinggi III.Metode Pembelajaran

1. Informasi/Ceramah 2. STAD

(49)

IV. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (±10 menit)

a. Guru melakukan apersepsi, guru mengulang kembali materi bangun ruang pada pertemuan sebelumnya.

i) Coba sebutkan bangun ruang yang kalian ketahui! ii) Berapa jumlah sisi dari bangun ruang kerucut? iii) Berapa jumlah rusuk dari bangun ruang balok?

b. Guru motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki materi menghitung volume kubus dan balok yang akan dibahas.

c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

d. Guru meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok baru yang telah ditentukan.

2. Kegiatan Inti (±50 menit) Eksplorasi

a. Dengan memegang Media Pembelajaran, guru menjelaskan tentang cara menghitung volume kubus dan balok, sedangkan kolabolator mengamati. b. Guru membagi lembar kerja LKS (lampiran J) pada semua kelompok untuk

diselesaikan.

c. Selanjutnya, berkeliling ke setiap kelompok. Guru bersama kolabolator mengamati kerja setiap kelompok dan memberikan pengarahan pada kelompok yang memerlukan serta mencatat kejadian atau hal-hal penting pada lembar catatan lapangan.;

Elaborasi

d. Apabila waktu kerja kelompok habis, guru menghentikan dan secara bersama-sama dengan metode tanya jawab guru menjelaskan dan membahas kesalahan-kesalahan dan kesulitan yang dialami siswa dalam kerja kelompok tadi;

e. Guru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang masih mengalami kesulitan.

Konfirmasi

(50)

3. Kegiatan Akhir (±10 menit)

a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil kegiatan dan meminta siswa mencatat hasil rangkuman secara individu

b. Guru membimbing siswa untuk mengisi lembar angket yang sebelumnya telah dibagikan

c. Guru memberi kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan kesungguhannya dalam mengikuti proses pembelajaran.

d. Guru memberikan penghargaan terhadap kelompok terbaik berdasarkan skor rata-rata yang telah dicapai dengan kategori kelompok baik, kelompok hebat dan kelompok super.

V. Alat/Bahan/Sumber Belajar

e. KTSP 2006 / Kurikulum SDN Pagowan 02 f. Standar Isi Mata Pelajaran MTK Sekolah Dasar g. Buku Matematika Gemar Berhitung V.

h. Lembar Kerja Siswa

i. Bangun Ruang Balok dan Kubus

IV. Penilaian 1. Tes tertulis

Kerjakan soal di bawah ini !

1. Berapakah volume kubus di bawah ini ?

2. Berapakah panjang sisi kubus yang volumenya 216 cm3 ?

3. Hitunglah volume bangun ruang balok dibawah ini!

4. Berapakah tinggi balok, jika volume balok 144cm3 dan luas alasnya

36cm2 ?

5. Berapakah panjang alas balok, jika volume balok 225cm3, tinggi balok 5

cm dan lebar alas balok 3 cm ?

2. Kinerja/Perbuatan

Tingkah laku siswa, minat belajar, sikap, keaktifan dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, serta keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

8 cm

(51)

Guru Peneliti

SITI FATOKAH INDAH KURNIA, S.Pd. NIP. 19680903 199110 2 001

LAMPIRAN G

SOAL REFLEKSI AWAL

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang tepat ! 1. Sebutkan nama-nama bangun datar yang kalian ketahui! 2. Berapa jumlah sisi bangun datar trapesium?

3. Berapa jumlah sudut bangun datar layang-layang?

4. Apakah nama bangun datar yang tidak mempunyai titik sudut?

(52)

... Selamat Mengerjakan ...

LAMPIRAN H

Menentukan Sifat-Sifat Bangun Ruang Sederhana

 Standar Kompetensi : 4. Menghitung volume kubus dan balok dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

 Kompetensi Dasar : 4.1 Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana

Diskusikan bersama kelompokmu !

 Perhatikan beberapa bentuk bangun ruang yang telah tersedia!

 Tuliskan Sifat-Sifat Bangun Ruang Tersebut pada kolom di bawah ini! No Nama BangunRuang Sifat/Ciri

1 Kubus

2 Balok

3 Prisma Segitiga

LKS

(53)

4 Prisma Segilima

5 Tabung

6 Limas Segitiga

7 Kerucut

 Gambarlah Jaring-jaring Bangun dibawah ini !

... Selamat Mengerjakan ... LAMPIRAN I

Melakukan Operasi Hitung Pembagian

 Standar Kompetensi : 4. Menghitung volume kubus dan balok dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

 Kompetensi Dasar : 4.2 Menghitung volume kubus dan balok

Lakukan dan Diskusikan bersama kelompokmu!

 Perhatikan Bangun Ruang Balok dan Kubus yang telah tersedia!

 Cobalah hitung berapa panjang tiap unsur-unsurnya, kemudian hitung volume kedua bangun tersebut !

N o

Panjang (cm)

Lebar (cm) Tinggi (cm) Volume (cm3)

LKS

(54)

T

C

D B

A

Setelah mengerjakan soal di atas simpulkan diskusi kalian tentang rumus mencari volume bangun ruang kubus dan balok!

Volume Kubus = ………..

Volume Balok = ………..

... Selamat Mengerjakan ...

LAMPIRAN J

LEMBAR SOAL TES AKHIR SIKLUS

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : V ( Lima )

Semester : II / Genap

Siklus : I

Satuan Pendidikan : SDN Pagowan 02

Standar Kompetensi : 4. Menghitung volume kubus dan balok dan menggunakannya dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar : 4.1 Menentukan sifat-sifat bangun ruang sederhana

Mari kerjakan soal-soal di bawah ini !

1. Perhatikan Bangun Limas TABCD berikut ini !

a. Berapa banyak sisi bangun di samping? b. Sebutkan nama-nama sisi bangun tersebut ! c. Berapa banyak titik sudut bangun di

samping?

Nama Siswa : No. Absen :

(55)

………… ………… ………… …………

d. Sebutkan nama titik sudut bangun di samping?

2. Berakah jumlah sudut bangun ruang kerucut ?

3. Jaring-jaring bangun ruang apakah gambar-gambar di bawah ini?

4. Di antara gambar-gambar di bawah ini, manakah yang merupakan jaring-jaring limas segitiga?

5. Manakah yang merupakan jaring-jaring limas segiempat, dari gambar-gambar di bawah ini?

... Selamat Mengerjakan ... LAMPIRAN K

LEMBAR KUNCI SOAL TES AKHIR SIKLUS I

1) a. 5

b. ABCD, TAB, TBC, TCD, TDA c. 5

d. A, B, C, D, T

2) Bangun kerucut memiliki 1 sudut

3) Limas segiempat, kerucut, Limas segitiga, tabung 4) Gambar 1 dan gambar 4

(56)

8 cm

6 cm 10 cm

LAMPIRAN L

LEMBAR SOAL TES AKHIR SIKLUS

Mata Pelajaran : Matematika

Kelas : V ( Lima )

Semester : II / Genap

Siklus : I

Satuan Pendidikan : SDN Pagowan 02

Standar Kompetensi : 4. Menghitung volume kubus dan balok dan

menggunakannya dalam pemecahan masalah

Kompetensi Dasar : 4.2 Menentukan volume Kubus dan Balok

Kerjakan soal di bawah ini !

1. Berapakah volume kubus di bawah ini ?

2. Berapakah panjang sisi kubus yang volumenya 216 cm3 ?

3. Hitunglah volume bangun ruang balok dibawah ini!

Nama Siswa : No. Absen :

Nilai :

(57)

4. Berapakah tinggi balok, jika volume balok 144cm3 dan luas alasnya

36cm2 ?

5. Berapakah panjang alas balok, jika volume balok 225cm3, tinggi balok 5

cm dan lebar alas balok 3 cm ?

... Selamat Mengerjakan ...

LAMPIRAN M

LEMBAR KUNCI SOAL TES AKHIR SIKLUS II

I.

1) 512 cm3

2) 6 cm 3) 480 cm3

(58)

LAMPIRAN N

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU PENELITIAN TINDAKAN KELAS Mata Pelajaran : Matematika

Sekolah : SDN Pagowan 02

Kelas : V ( Lima )

Siklus ke : ....

Kegiatan Ya Tidak

A. Pendahuluan

1. Guru melakukan apersepsi 2. Guru memberikan motivasi

3. Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai 4. Guru menjelaskan langkah-langkah PBM

B. Kegiatan Inti

1. Guru mengelompokkan siswa

2. Guru mengontrol kesiapan siswa dalam berkelompok 3. Guru menjelaskan materi / memberi contoh

4. Guru mengamati kerja kelompok 5. Guru membantu kelompok 6. Guru memberikan pujian

7. Guru melakukan penilaian proses

(59)

1. Guru membuat rangkuman materi bersama siswa 2. Guru melaksanakan tes

3. Guru memberikan tugas rumah

Kolabolator

LAMPIRAN O

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA PENELITIAN TINDAKAN KELAS Mata Pelajaran : Matematika

Sekolah : SDN Pagowan 02

Kelas : V ( Lima ) Siklus ke : ....

No Nama

Aspek yang diobservasi

Skor %

Pengerjaan

tugas Bertanya kelompokBekerja

Perhatian terhadap pelajaran

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

(60)

5 Abdul Ghofar Wahid

17 Muhammad Riki ido Saputra 18 Muhammad Edwin Febi Surya

19 Muhammad Saiful Rijal

30 Wahyu Janwar Angga K. 31 Yudi Santoso

32 Riska Khofiatul Widiyastuti 33 Muhammad Bayu Anggun C.

Jumlah Prosentase LAMPIRAN P

(61)

9 Hesti Violita Islamiyah

17 M. Riki ido Saputra 18 M. Edwin Febi Surya 19 Muhammad Saiful Rijal

20 Muhammad Okik

21 Nur Badilah 22 Nur Alih Sania 23 Prayogi Kholilul Mustakhim 24 Rio Fauzi

30 Wahyu Janwar Angga K. 31 Yudi Santoso

32 Riska Khofiatul Widiyastuti 33 M. Bayu Anggun C.

Rata-rata kelas

LAMPIRAN Q

FORMAT CATATAN LAPANGAN

Mata Pelajaran : Matematika Hari, Tanggal: Materi Pelajaran : Bangun Ruang Waktu :

Kelas : V ( Lima ) Siklus ke :

(62)

LAMPIRAN R

LEMBAR ANGKET SISWA

Mata Pelajaran : Matematika Hari, Tanggal: Materi Pelajaran : Bangun Ruang Waktu :

Kelas : V ( Lima ) Siklus ke :

Petunjuk : Berilah tanda ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu !

No Pertanyaan Ya Tidak Ket

1. Menurut anda apakah model belajar ini baru ? 2.

(63)

mendapatkan ?

3. Jika pernah, di kelas berapa ?

4. Apakah anda mengalami kesulitan dalam pembelajaran ?

5. Menurut anda apakah model belajar ini menyenangkan ?

6. Jika “Ya” apakah perlu diteruskan ?

Gambar

Gambar 2  Meja Berbaris
Tabel 3.1. Jadwal Rencana Penelitian
Gambar Jaring-Jaring Kubus
Gambar Jaring-Jaring Tabung
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika kelas V SD Negeri I Sawahan pada materi menghitung luas permukaan dan

Siswa dikatakan mempunyai kemauan dalam pembelajaran, jika siswa selalu mengerjakan latihan soal-soal yang diberikan oleh guru, mau bertanya kepada guru mengenai materi

Keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran matematika sangat penting sehingga apa yang dipelajari akan lebih tertanam dalam

Angket dan lembar observer berfungsi untuk mengetahui keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika khususnya pada materi Bangun ruang sisi datar dengan menggunakan

Pada kegiatan pembelajaran, termasuk pembelajaran matematika, jika guru dapat mengaitkan materi yang dibahas dengan kondisi siswa, baik hobi atau kebutuhan siswa,

Secara berkelompok siswa menerapkan rumus volume kubus, guru memantau siswa Secara berkelompok siswa menerapkan rumus volume kubus, guru memantau siswa dan mengarahkan siswa

pengetahuan deklaratif tentang sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang sederhana, serta memotivasi siswa agar menjadi pendengar yang baik.. Guru membimbing

Berdasarkan penjelasan tersebut dirasa perlu untuk dibuat sebuah aplikasi media pembelajaran untuk mata pelajaran matematika materi bangun ruang untuk kelas 6 Sekolah