1. Gambaran Umum Wilayah Sumatera Utara
a. Kondisi geografis
Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1˚- 4˚ derajat LU dan 98˚-100˚ Bujur Timur merupakan bagian dari wilayah pada posisi silang di kawasan Palung
Pasifik Barat, yang pada tahun 2004 memiliki 18 kabupaten dan 7 kota dan terdiri
dari 328 kecamatan. secara keseluruhan provinsi Sumatera Utara mempunyai
5.086 desa dan 382 kelurahan. Luas daratan provinsi Sumatera Utara adalah
71.680 km².
Sumatera Utara tersohor karena luas perkebunannya, hingga kini
perkebunan tetap menjadi primadona provinsi ini. Perkebunan tersebut dikelola
oleh perusahaan swasta maupun negara. perkebunan Sumatera Utara
menghasilkan karet, coklat, teh, kelapa sawit, kopi, cengkeh, kelapa, kayu manis
dan tembakau. Perkebunan tersebut tersebar di Deli Serdang, Langkat,
Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, dan Tapanuli Selatan. Komoditas tersebut
telah diekspor ke berbagai negara dan memberikan sumbangan devisa yang sangat
Selain komoditas perkebunan, Sumatera Utara juga dikenal sebagai
penghasil komoditas holtikultura (sayur-mayur dan buah-buahan); misalnya Jeruk
Medan, Jambu Deli, Sayur Kol, Tomat, Kentang, dan Wortel yang dihasilkan oleh
Kabupaten Karo, Simalungun dan Tapanuli Utara. Produk holtikultura tersebut
telah diekspor ke Malaysia dan Singapura. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara
juga sudah membangun berbagai prasarana dan infrastruktur untuk memperlancar
perdagangan baik antar kabupaten di Sumatera Utara maupun antara Sumatera
Utara dengan provinsi lainnya. Sektor swasta juga terlibat dengan mendirikan
berbagai properti untuk perdagangan, perkantoran, hotel dan lain-lain. Tentu saja
sektor lain, seperti koperasi, pertambangan dan energi, industri, pariwisata, pos
dan telekomunikasi, transmigrasi, dan sektor sosial kemasyarakatan juga ikut
dikembangkan.
Sumatera Utara pada dasarnya dapat dibagi atas:
1) Pesisir Timur
2) Pegunungan Bukit Barisan
3) Pesisir Barat
4) Kepulauan Nias
5) Kepulauan Batu
Sebagai dataran rendah wilayah pantai timur yang memiliki luas 26.360
km2 atau 36,8% merupakan wilayah yang subur dengan kelembaban dan curah
hujan relatif tinggi. Dengan keadaan seperti ini, daerah ini memiliki potensi
ekonomi yang cukup tinggi, sehingga cenderung semakin padat karena arus
migrasi dari wilayah pantai barat dan dataran tinggi. Namun demikian banjir
sering melanda wilayah tersebut akibat berkurangnya pelestarian hutan, erosi dan
pendangkalan sungai. Sedangkan pada musim kemarau terjadi pula kekurangan
persediaan air dengan kondisi hutan yang kritis. Pesisir Timur merupakan wilayah
didalam provinsi yang paling cepat perkembangannya karena persyaratan
infrastrukturnya yang relatif lebih lengkap daripada daerah lainnya. wilayah
Pesisir Timur juga merupakan wilayah yang relatif padat konsentrasi
pendudukannya dibandingkan daerah lain.
Didaerah tengah provinsi berjejer pegunungan Bukit Barisan.
Dipegunungan ini ada beberapa dataran tinggi yang merupakan kantong-kantong
konsentrasi penduduk. Daerah disekitar Danau Toba dan pulau Samosir juga
menjadi tempat tinggal penduduk yang menggantungkan hidupnya kedanau ini.
Di sisi yang lain, wilayah dataran tinggi dan pantai barat yang memiliki luas
45.320 km2 atau 63,2% dari wilayah Sumatera Utara merupakan daerah
pegunungan, dan memiliki variasi dalam tingkat kesuburan tanah, iklim, topografi
dan kontur serta struktur tanahnya yang labil. Beberapa danau, sungai, air terjun
dan gunung berapi dijumpai di wilayah ini serta sebagian lainnya tercatat sebagai
a. Kondisi Sumber Daya Alam
Sumatera Utara kaya akan sumber daya alam berupa gas alam didaerah
Tandam, Binjai dan minyak bumi dipangkalan Brandan, Kabupaten Langkat yang
telah dieksploitasi sejak zaman hindia belanda, selain itu Kuala Tanjung ,
Kabupaten Asahan yang terdapat PT Inalum yang bergerak dibidang
pertambangan dan peleburan aluminium yang merupakan satu-satunya di Asia
Tenggara. Selain itu dikawasan pegunugan terdapat banyak sekali titik-titik panas
maupun uap yang selanjutnya dapat ditransformasi menjadi energi listrik.
b. Kondisi demografi
Sumatera Utara merupakan provinsi keempat yang terbesar jumlah
penduduknya di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Menurut hasil pencacahan lengkap sensus Penduduk (SP) 1990 Penduduk
Sumatera Utara pada tanggal 31 oktober 1990 (hari sensus) berjumlah 10,81 juta
jiwa, dan pada tahun 2002 jumlah penduduk Sumatera Utara diperkirakan sebesar
11, 85 juta jiwa per km², pada bulan April tahun 2003 dilakukan Pendaftaran
Pemilih dan Pendataan Penduduk Berkelanjutan (P4B). Dari hasil pendaftaran
tersebut diperoleh jumlah penduduk sebesar 11.890.399 jiwa, Selanjutnya dari
hasil estimasi jumlah penduduk keadaan Juni 2005 diperkirakan sebesar
12.326.678 jiwa. Kepadatan penduduk Sumatera Utara tahun 1990 adalah 143
jiwa per km2 dan tahun 2005 meningkat menjadi 172 jiwa per km². sedangkan
laju pertumbuhan penduduk Sumatera Utara selama kurun waktu tahun 1990-
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2000 jumlah penduduk Sumatera Utara
yang menganut agama Islam pada tahun 2000 sebesar 65,45%, Kristen Katolik
sebesar 4,78%, Kristen lainnya sebesar 26,62 %, Hindu sebesar 0,19%, Budha
sebesar 2,82% dan agama lainnya sebesar 0,14%. Sedangkan ditinjau dari segi
etnik, penduduk Sumatera Utara sangat heterogen yang terdiri atas, suku Jawa
(33,40%), disusul suku Batak Tapanuli dan Toba sebesar 25,62%, dan penduduk
bersuku Mandailing (Mandailing dan Angkola) sebesar 11,27%. Suku-suku lain
yang persentasenya relatif sama adalah suku Nias, Melayu dan Karo dengan
persentase masing-masing sekitar 5-6%. Suku Cina, Minang dan Simalungun
masing-masing sekitar 2%. Dilihat dari persentase penduduk beragama jelas ini
menggambarkan bahwa keragaman menjadi ciri masyarakat Sumatera Utara.
c. Kondisi Tenaga Kerja
Pada tahun 2002 angkatan kerja di Sumatera Utara mencapai 5.276.102
orang. Jumlah itu naik 4,72% dari tahun sebelumnya. kondisi angkatan kerja itu
juga ikut naik pada tahun 2002 mencapai 33.55.467 orang, mengalami kenaikan
57,82 % dari tahun sebelumnya. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di
Sumatera Utara naik menjadi 4,47% pada tahun 2001, dan menjadi 6,74% pada
tahun 2002. TPK tertinggi terjadi di kota Medan mencapai 13,28% diikuti kota
Sibolga (11,71%), Kabupaten Langkat (11,06%) dan Kodya Tebing Tinggi
(10,91) .Penduduk yang tergolong angkatan kerja berjumlah 5,1 juta jiwa, sekitar
(23%) . Skala usaha tergambar pada komposisi yang didominasi oleh usaha kecil
sekitar 99,8% dan hanya sekitar 0,2% yang tergolong usaha besar.
Besarnya jumlah penduduk di provinsi ini berdampak langsung dengan
besarnya jumlah tenaga kerja (usia 15 tahun keatas) yang tersedia. Pada Agustus
2007, jumlah tenaga kerja di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 8.378.148 orang,
dan pada Agustus 2006 sebanyak 8.208.651 orang. Dengan demikian, terjadi
penambahan tenaga kerja sebanyak 169.497 orang dalam kurun waktu satu tahun
di provinsi ini.
Penambahan tenaga kerja menuntut ketersediaan lapangan kerja agar
mereka dapat terserap pada lapangan kerja tersebut. Penyerapan tenaga kerja di
Provinsi Sumatera Utara cukup baik, sebab dalam kurun waktu Agustus 2006 –
Agustus 2007, penduduk yang bekerja bertambah sebanyak 223.150 orang. Pada
Agustus 2006, jumlah penduduk Sumatera Utara yang bekerja sebanyak
4.859.647 orang, dan pada Agustus 2007 naik menjadi 5.082.797 orang.
Sejalan dengan penambahan jumlah penduduk yang bekerja tersebut di
atas, jumlah pengangguran turun sebanyak 60.715 orang. Pada Agustus 2006,
jumlah pengangguran terbuka sebanyak 632.049 orang, dan pada Agustus 2007
turun menjadi 571.334 orang. Dengan demikian, tingkat pengangguran terbuka
2. Retribusi Daerah
Pada tahun 2004 kota Medan merupakan penyumbang terbesar retribusi
daerah yaitu sebesar 103.285,29, untuk daerah penyumbang terkecil yaitu
Kabupaten Tapanuli Utara yaitu sebesar 987,02. Tahun 2005 retribusi Kota
Medan mengalami kenaikan dan tetap menjadi penyumbang terbesar yaitu sebesar
112.271,80, dan penghasil terendah adalah Pemerintah Kabupaten Tapanuli
Tengah yaitu 871,20, demikian juga untuk tahun 2006 Pemerintah kota Medan
penghasil retribusi daerah terbesar. Hal ini terkait dengan potensi yang dimiliki
oleh Kota Medan yang dapat dikenakan tarif retribusi.
Data realisasi retribusi daerah pada masing-masing Pemerintah Kabupaten/
Pemerintah Kota di Sumatera Utara sepanjang tahun 2004-2006 dapat dilihat pada
TABEL 4.1
REALISASI RETRIBUSI DAERAH DI PEMERINTAH