• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian Pengembangan

Prosedur pengembangan yang peneliti gunakan dalam penelitian yaitu model ADDIE yang terdiri dari (1) analisis (analyze), (2) desain (design), (3) pengembangan (development), (4) implementasi (implementation), dan (5) evaluasi (evaluation). Berikut penjabaran hasil penelitian berdasarkan langkah ADDIE.

a. Analisis (Analyze)

Penelitian pengembangan produk diawali dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan berdasarkan teknik pengumpulan data yang terdapat pada BAB III yaitu menggunakan wawancara, observasi, dan kuesioner. Wawancara dan observasi digunakan oleh peneliti untuk menganalisis masalah yang ada dan kuesioner digunakan untuk menganalisis kebutuhan. 1) Hasil Wawancara dengan Guru

Peneliti melakukan wawancara di SD Kanisius Notoyudan, SD Negeri Caturtunggal 4 dan SD Negeri Kentungan. Wawancara tersebut dilakukan dengan pedoman berupa kisi-kisi yang telah peneliti susun. Kisi-kisi wawancara memiliki tiga variabel yaitu materi pembelajaran, cara mengajar, dan sikap siswa. Variabel

tersebut dijabarkan dalam enam indikator, variabel pada indikator pertama terdiri dari dua butir pertanyaan tentang materi pembelajaran yang belum dikuasai siswa dan hasil belajar siswa, variabel indikator kedua terdiri dari dua butir pertanyaan tentang cara guru menyampaikan materi pembelajaran dan media atau alat bantu yang digunakan saat pembelajaran, sedangkan variabel ketiga mengenai perilaku siswa ketika mengikuti pembelajaran dan sikap yang perlu dikembangkan oleh guru. Hasil wawancara pada guru kelas I dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Hasil Wawancara Guru Kelas I

No. Aspek/

Indikator

SD Kanisius Notoyudan SD Negeri Caturtunggal 4 SD Negeri Kentungan 1. Materi yang belum siswa kuasai Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan dalam bentuk soal cerita.

Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan yang melibatkan bilangan puluhan. Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan yang melibatkan bilangan puluhan. 2. Hasil belajar siswa

Terdapat 6 dari 26 siswa yang masih kurang dari KKM.

Terdapat 6 dari 22 siswa yang masih kurang dari KKM.

Terdapat 10 dari 23 siswa yang masih kurang dari KKM. 3. Cara guru menyampaikan materi pembelajaran

Metode ceramah atau konvensional kemudian siswa menyelesaikan tugas yang telah diberikan guru hingga terjawab.

Metode ceramah kemudian siswa diberikan kesempatan untuk mengerjakan latihan soal. Metode ceramah, tanya jawab dan penugasan 4. Media/ alat bantu yang digunakan saat pembelajaran Kurang mengoptimalkan media untuk menunjang pembelajaran. Adapun media yang pernah digunakan adalah kelereng.

Guru menggunakan media realistik seperti sedotan, lidi, karet, gelas, dan gambar.

Menggunakan media gambar dan media nyata seperti kelereng dan daun kering.

5. Perilaku siswa ketika mengikuti pembelajaran Siswa memperhatikan penjelasan dari guru ketika proses

pembelajaran berlangsung dan bertanya kepada guru ketika belum paham dengan materi yang dijelaskan. Akan tetapi ketika guru memberikan tugas, siswa cenderung tidak bisa selesai tepat waktu. Selain itu juga terdapat kesalahan dalam menuliskan jawaban.

Terdapat beberapa siswa yang tidak bisa duduk tenang ketika guru sedang menjelaskan. Ketika siswa mengerjakan tugas terdapat kesalahan dalam menuliskan jawabannya dan tidak runtut. Terkadang jika guru memberikan waktu tambahan untuk

Saat proses belajar mengajar siswa tidak bisa duduk tenang. Ketika mengerjakan tugas, siswa cenderung tidak runtut. Siswa melewati butiran tugas ketika ingin mengerjakan yang lain sehingga lupa dalam mengisi

mengerjakan soal, siswa cenderung tidak mengecek kembali jawabannya, sehingga hasil dari pekerjaannya kurang maksimal. jawaban yang dilewatinya. 6. Sikap yang kurang pada siswa

Kurang tepat waktu dan teliti.

Kurang teliti ketika mengerjakan soal.

Tidak bisa duduk tenang dan teliti saat mengerjakan soal.

Berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa guru kelas I dari tiga sekolah dasar tersebut, peneliti dapat mengetahui bahwa kendala yang dialami siswa yaitu hitung cepat pada materi penjumlahan dan pengurangan Kompetensi Dasar 3.4, hal ini disebabkan karena kurang efektifnya metode dan media atau alat bantu pembelajaran yang digunakan oleh guru, selain itu terdapat perilaku siswa yang mempengaruhi proses pembelajaran sehingga siswa menjadi tidak lancar dan kesulitan menguasai materi tersebut antara lain: beberapa siswa kurang tepat dalam menjawab (salah dalam penulisan jawaban dan keliru dalam penempatan jawaban), tidak runtut dalam mengerjakan tugas, tidak mengecek kembali pada jawabannya padahal masih terdapat waktu lebih, dan tidak menaati peraturan contohnya ada yang tidak bisa duduk tenang, bahkan ramai ketika guru sedang menjelaskan, guru mengatakan bahwa rata-rata siswa kurang teliti ketika mengerjakan latihan soal. Peneliti menyimpulkan bahwa masalah utama dari hasil wawancara yaitu siswa kurang lancar dan cepat dalam berhitung materi penjumlahan dan pengurangan, penggunaan media atau alat bantu yang kurang efektif, dan sikap teliti siswa yang belum maksimal.

2) Hasil Observasi Pembelajaran

Observasi dilakukan dengan pengamatan mengenai sikap teliti siswa saat belajar di kelas I SD Kanisius Notoyudan, SD Negeri Caturtunggal 4, dan SD Negeri Kentungan. Peneliti menggunakan sikap teliti sebagai instrumen observasi yang merupakan kesimpulan dari wawancara mengenai perilaku siswa ketika mengikuti pembelajaran dan sikap yang perlu dikembangkan oleh guru, untuk memastikan pendapat guru mengenai sikap siswa saat wawancara kepada guru. Instrumen observasi mengenai sikap teliti ini memiliki empat indikator yang sudah peneliti kaji dari pendapat para ahli. Indikator tersebut antara lain: 1) mengerjakan sesuatu sesuai aturan, 2) mengerjakan sesuatu secara runtut, 3) melakukan segala sesuatu secara hati-hati, dan 4) mencurahkan segala sesuatu pada pekerjaannya. Observasi tersebut dilakukan ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung dengan cara mengamati dan mencatat sikap siswa yang menyimpang dari indikator. Hasil observasi guru kelas I dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Hasil Observasi Guru Kelas I

No. Aspek/ Indikator

Deskripsi sikap siswa yang menyimpang dari indikator SD Kanisius Notoyudan SD Negeri Caturtunggal 4 SD Negeri Kentungan 1. Mengerjakan sesuatu sesuai aturan

Terdapat beberapa siswa yang tidak bisa

dikendalikan oleh guru sehingga membuat kegaduhan dan ada yang jalan-jalan.

Ketika mengerjakan tugas, beberapa siswa terlihat ramai dan bertanya kepada temannya 2. Mengerjakan sesuatu secara runtut

Ketika guru memberikan latihan soal, beberapa siswa cenderung memilih soal yang menurut mereka mudah untuk dikerjakan.

Siswa mengerjakan tugas secara berurutan, tetapi mereka akan melewatinya apabila ingin mengerjakan yang lain. Siswa dalam mengerjakan tugas cenderung memilih soal yang menurut mereka mudah. 3. Melakukan segala sesuatu

Beberapa siswa tidak membaca instruksi sebelum mengerjakan

Beberapa siswa kurang tepat dalam penulisan rumus soal

Beberapa siswa tidak membaca instruksi sebelum

secara hati-hati

latihan soal. yang diberikan guru, sehingga hasilnya kurang maksimal. mengerjakan latihan soal. 4. Mencurahkan segala sesuatu pada pekerjaannya

Ketika guru fokus pada siswa bagian kanan, siswa yang duduk di bagian kiri menjadi tidak fokus atau sibuk dengan kegiatan lain, terdapat beberapa siswa yang mengumpulkan jawaban seadanya dan tidak mencoba untuk menyelesaikan dengan cara bertanya kepada guru.

Beberapa siswa tidak mengecek kembali jawaban yang dituliskan pada lembar latihan akibatnya terdapat siswa yang salah dalam menuliskan jawaban padahal cara pengerjaannya sudah benar. Ketika mengerjakan tugas, siswa tidak mengecek kembali hasil dari pekerjaannya padahal masih terdapat waktu lebih.

Berdasarkan hasil catatan, peneliti menemukan masalah yang sama dengan pendapat guru dari ketiga sekolah tersebut, peneliti dapat mengetahui bahwa: beberapa siswa tidak membaca instruksi soal, kurang tepat dalam penulisan rumus, cenderung memilih soal yang menurut mereka mudah untuk dikerjakan, ketika mengerjakan masih bertanya kepada temannya, ketika mengumpulkan jawaban seadanya, tidak mengecek kembali jawaban padahal masih ada waktu lebih, dan tidak mencoba untuk bertanya kepada guru, selain itu ketika guru fokus pada siswa bagian kanan, siswa yang duduk di bagian kiri menjadi tidak fokus atau sibuk dengan kegiatan lain seperti membuat kegaduhan, jalan-jalan sehingga hasil dari pekerjaan siswa kurang maksimal. Hal tersebut bertolak belakang dengan sikap teliti yang ditunjukkan dalam 1) mengerjakan sesuatu sesuai aturan, 2) mengerjakan sesuatu secara runtut, 3) melakukan segala sesuatu secara hati-hati, dan 4) mencurahkan segala sesuatu pada pekerjaannya. Peneliti mengkaji ulang perilaku-perilaku yang ditemukan ketika observasi bahwa sikap teliti sangat diperlukan untuk belajar matematika.

3) Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan

Kuesioner analisis kebutuhan dilakukan di SD Kanisius Notoyudan, SD Negeri Caturtunggal 4, dan SD Negeri Kentungan. Kuesioner yang digunakan pada analisis kebutuhan adalah kuesioner terbuka dan tertutup. Kuesioner dijawab sesuai dengan pandangan guru dan kebutuhan yang diperlukan oleh guru serta siswa untuk mengatasi masalah yang terjadi. Kuesioner memiliki pedoman berupa kisi-kisi yang telah dibuat oleh peneliti. Kisi-kisi kuesioner memiliki tiga indikator yang dijabarkan dalam tiga pertanyaan yaitu, indikator pertama tentang media atau alat bantu yang pernah digunakan oleh guru, indikator kedua tentang media atau alat bantu yang cocok digunakan untuk materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan, dan indikator ketiga tentang kebutuhan bahan ajar. Hasil kuesioner analisis kebutuhan guru kelas I dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Kuesioner Guru Kelas I

No. Pertanyaan SD Kanisius

Notoyudan SD Negeri Caturtunggal 4

SD Negeri Kentungan

1.

Penggunaan media atau alat bantu pada saat pembelajaran matematika materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan Menggunakan benda di sekitar lingkungan dan mempraktikann ya

Menggunakan sedotan, lidi, alat tulis siswa (buku, pensil, dusgrip), dan kerikil

Menggunakan gambar dan bentuk nyata

2.

Pada poin ini disajikan berbagai macam media atau alat bantu pembelajaran

Guru memilih huruf (h) yaitu sempoa

Guru memilih huruf (h) yaitu sempoa

Guru memilih huruf (h) yaitu sempoa

3.

Panduan untuk media atau alat bantu yang dipilih

Buku yang berisi pedoman penggunaan

Buku panduan, karena untuk mengetahui cara menggunakan sempoa dan didalamnya terdapat latihan-latihan soal untuk dipraktikkan

Menggunakan modul karena akan lebih membantu siswa Berdasarkan hasil analisis kebutuhan di atas, peneliti dapat menyimpulkan 1) media atau alat bantu yang pernah digunakan guru dalam proses pembelajaran matematika materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan yaitu menggunakan benda nyata yang ada dilingkungan sekitar, antara lain sedotan, lidi,

alat tulis (buku, pensil, dusgrip), kerikil, dan gambar, 2) berdasarkan media yang disediakan dalam pilihan, semua guru memilih sempoa untuk membantu siswa mempelajari operasi hitung penjumlahan dan pengurangan, 3) guru juga memerlukan buku panduan untuk menggunakan sempoa yang terdapat latihan soal untuk dipraktikkan. Produk yang dibutuhkan sebagai media pembelajaran dan dikembangkan peneliti berupa prototipe modul sempoa sebagai panduan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan kelas I sekolah dasar serta menyisipkan karakter teliti pada produk tersebut dikarenakan perilaku siswa yang bertentangan dengan sikap teliti dan juga menjadi masalah yang diidentifikasi pada penelitian ini.

b. Perancangan 1) Sampul Produk

Sampul produk dibuat menggunakan aplikasi Clip Studio Paint untuk mensketsa gambar dan CorelDraw X7 untuk memperindah desain. Sampul dicetak mengg n k n ke s vo y 230g m. mp l e seb dibe i j d l “p o o ipe mod l sempoa operasi hitung penjumlahan dan pengurangan untuk melatih karakter eli i”. J d l dides in p d posisi s b gi n eng h deng n ben k melengk ng ke bawah. Penulisan judul menggunakan jenis huruf Alharoni dengan ukuran huruf sebesar 108pt dan jenis huruf Sunday Personal Use dengan ukuran huruf sebesar 35pt. Nama penulis diletakkan pada bagian sisi tengah bawah dengan jenis huruf Sunday Personal Use dengan ukuran huruf sebesar 14pt.

Sampul memiliki gambar berupa ilustrasi siswa yang sedang mengerjakan soal menggunakan sempoa dengan latar belakang suasana kelas. Dipilihnya ilustrasi

tersebut, karena gambar tersebut mencerminkan kebiasaan siswa dalam proses pembelajaran. Peneliti menggunakan perpaduan warna orange dikarenakan warna tersebut merupakan simbol dari ekspresi dan kreativitas.

2) Isi Produk

Isi produk dibuat menggunakan aplikasi Sketchup Pro 2016 dan CorelDraw X7. Aplikasi SketchUp Pro 2016 digunakan untuk mendesain gambar sempoa sedangkan CorelDraw X7 digunakan untuk mendesain produk akhir. Penulisan isi modul menggunakan berbagai jenis huruf untuk menarik perhatian siswa antara lain: Comic Sans MS dan Snap ITC dengan ukuran huruf sebesar 15pt dan 25pt. Isi buku dicetak menggunakan kertas HVS 80grm. Produk ini berisi; halaman judul, kata pengantar, daftar isi, petunjuk penggunaan sempoa, sejarah sempoa, aturan dalam penggunaan sempoa, bagian-bagian sempoa beserta fungsinya, nilai manik satuan dan puluhan, latihan kemahiran, latihan soal (menjodohkan, mengisi, menggambar), penjumlahan satuan dan puluhan, pengurangan satuan dan puluhan, sahabat kecil, penjumlahan dan pengurangan dengan sahabat kecil, latihan soal penjumlahan dan pengurangan, serta soal evaluasi. Selain itu, terdapat pertanyaan pendalaman berupa refleksi sederhana yang digunakan untuk mengetahui kelayakan dari produk yang dikembangkan. Pada bagian isi produk, peneliti juga menggunakan perpaduan warna orange.

3) Profil Penulis

Profil penulis berisi informasi terkait dengan pembuat produk. Profil penulis dicantumkan agar pengguna produk dapat mengetahui identitas asli penulis. Profil

penulis terdiri dari foto penulis yang disertai pemaparan nama penulis, tempat dan tanggal lahir, seta riwayat pendidikan.

Dalam tahap desain, penulis menyusun produk dengan memperhatikan unsur-unsur modul menurut para ahli dan menyisipkan indikator dari sikap teliti yang peneliti kembangkan. Desain yang telah disusun kemudian dievaluasi untuk mengetahui kekurangan dan divalidasi untuk mengetahui kelaakan dari produk yang dikembangkan.

c. Pengembangan 1) Halaman Judul

Halaman judul berisi judul p od k “p o o ipe mod l sempo ope si hi ng penj ml h n d n peng ng n n k mel ih k k e eli i” d n il s si y ng menggambarkan dari judul tersebut. Ilustrasi yang ada pada halaman judul merupakan gambaran sikap siswa ketika mengerjakan soal menggunakan sempoa. Terdapat nama penulis pada halaman judul yang terletak pada bagian tengah bawah sebagai penanda identitas pembuat produk.

Gambar 4.1 Halaman Judul

2) Kata pengantar

Kata pengantar berisi ucapan syukur atas keberhasilan dalam membuat produk, kegunaan produk dan muatan dari produk. Kata pengantar dibuat dengan

tujuan memberikan gambaran kepada pengguna terkait isi yang terdapat dalam produk.

Gambar 4.2 Kata Pengantar

3) Daftar isi

Daftar isi berisi muatan yang ada di dalam produk antara lain: halaman judul, kata pengantar, daftar isi, cakupan materi, literasi, sejarah sempoa, bagian yang terdapat dalam sempoa, aturan dalam menggunakan sempoa, mengenal nilai manik (satuan, puluhan dan gabungan), latihan kemahiran (satuan dan puluhan), menentukan nilai manik (menjodohkan, mengisi nilai tempat, dan menggambar posisi manik), pengertian penjumlahan dan pengurangan, penjumlahan satuan dan puluhan, pengurangan satuan dan puluhan, latihan soal (satuan, puluhan, dan gabungan), sahabat kecil (langkah-langkah, kemahiran, dan latihan menggunakan sahabat kecil), refleksi, soal evaluasi, dan kuesioner siswa. Daftar isi dibuat dengan tujuan memberikan petunjuk halaman kepada pengguna produk.

4) Cakupan materi

Pada bagian cakupan materi peneliti memaparkan penggunaan produk bagi siswa kelas I sekolah dasar. Antara lain Kompetensi Dasar 3.4 menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan yang melibatkan bilangan cacah sampai dengan 99 dalam kehidupan sehari-hari serta mengaitkan penjumlahan dan pengurangan dan Kompetensi Dasar 4.4 menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan yang melibatkan bilangan cacah sampai dengan 99. Selain itu, peneliti juga memaparkan materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan yang terdapat pada buku tematik kelas I.

Gambar 4.4 Cakupan Materi

5) Sejarah sempoa

Materi awal yang peneliti kenalkan dalam produk yaitu sejarah sempoa. Sejarah sempoa berisi asal mula keberadaan sempoa dan jenisnya. Tujuan dari dipaparkannya sejarah sempoa adalah untuk mengenalkan asal mula dan jenis-jenis sempoa kepada pengguna produk.

6) Bagian-bagian sempoa

Materi selanjutnya yaitu pengenalan bagian-bagian sempoa dengan dilengkapi fungsi dari bagian-bagian sempoa. Sebelum siswa menggunakan sempoa, siswa harus mengerti bagian sempoa serta fungsi pada tiap bagian sempoa agar siswa paham dalam menggunakan sempoa. Produk pada materi bagian sempoa memuat gambar sempoa yang diberi keterangan nama. Bagian-bagian tersebut meliputi tiang sempoa, tiang pembatas manik atas dan bawah, satuan, puluhan, titik tengah atau titik penentu nilai satuan, manik, manik atas, manik bawah, dan bingkai sempoa.

Fungsi dari bingkai sempoa sebagai pembatas tiang sempoa dan menempelnya tiang-tiang yang terdapat dalam sempoa. Manik atas bernilai lima pada setiap tempat bilangan. Manik bawah bernilai satu pada setiap tempat bilangan. Tiang pembatas berfungsi untuk membatasi manik atas dan manik bawah agar dapat membedakan manik atas dan manik bawah. Tiang sempoa sebagai tempat mel nc ny d n be ge kny m nik sempo , sed ngk n i ik eng h “p ih” sebagai penanda nilai satuan pada manik sempoa.

Gambar 4.6 Bagian-bagian Sempoa Gambar 4.7 Fungsi Sempoa

7) Aturan dalam penggunaan sempoa

Pada bagian aturan dalam menggunakan sempoa, peneliti membahas aturan yang harus dipatuhi dalam menggunakan sempoa. Dengan adanya aturan ini,

diharapkan dapat membantu siswa dalam belajar menggunakan sempoa. Ada beberapa aturan dalam menggunakan sempoa yaitu posisi duduk, cara memegang sempoa, cara memegang pensil, dan cara menggunakan sempoa.

Gambar 4.8 Posisi Duduk dalam Penggunaan Sempoa

Gambar 4.9 Cara Memegang Sempoa dan Pensil Gambar 4.10 Cara Menggunakan Sempoa

8) Manik satuan

Pada bagian manik satuan peneliti mengenalkan nilai manik satu hingga sembilan pada sempoa. Dalam materi tersebut peneliti menjelaskan cara menentukan nilai manik satu hingga sembilan. Selain itu terdapat gambar yang melambangkan nilai manik satuan.

9) Manik puluhan

Pada bagian manik puluhan peneliti mengenalkan nilai manik 10-90. Dalam materi manik puluhan pada sempoa peneliti menjelaskan cara menentukan nilai manik tersebut. Selain itu terdapat gambar yang melambangkan nilai manik puluhan.

Gambar 4.12 Manik Puluhan

10) Latihan kemahiran

Pada lembar latihan kemahiran, siswa dibantu menggunakan sempoa untuk melatih kebiasaan menentukan nilai manik satuan dan puluhan. Dalam materi tersebut peneliti meminta siswa melakukan kemahiran menggunakan sempoa sesuai pada gambar.

Gambar 4.13 Latihan Kemahiran

11) Latihan 2, 3, dan 4

Setelah siswa belajar nilai manik dan latihan kemahiran, peneliti menyediakan soal yang harus dikerjakan siswa pada modul. Soal tersebut berupa menjodohkan

nilai manik yang sesuai pada posisi maniknya, mengisikan angka sesuai manik yang ada pada gambar, dan menggambar posisi manik pada tiang sempoa.

Gambar 4.14 Latihan Soal Menjodohkan Posisi Manik

Gambar 4.15 Latihan Soal Mengisi Kotak Gambar 4.16 Latihan Soal Menggambar Posisi Manik

12) Pengertian penjumlahan dan pengurangan

Materi selanjutnya yaitu pengertian operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. Tujuan dipaparkannya pengertian dari operasi hitung untuk memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa yang belum paham dapat menanamkan konsep serta siswa yang sudah paham dapat mengaplikasikan konsep tersebut.

13) Penjumlahan satuan

Setelah mengetahui posisi manik sempoa dan mengetahui pengertian penjumlahan, siswa diberikan penjelasan atau petunjuk dalam mengoperasikan penjumlahan bilangan satuan. Selanjutnya siswa diberikan kesempatan untuk menyelesaikan soal penjumlahan satuan menggunakan sempoa dan sesuai waktu yang dibutuhkan.

Gambar 4.18 Langkah-langkah Penjumlahan Satuan

Gambar 4.19 Latihan Soal Penjumlahan Satuan

14) Pengurangan satuan

Setelah mengetahui posisi manik sempoa dan mengetahui pengertian pengurangan, siswa diberikan penjelasan atau petunjuk dalam mengoperasikan pengurangan bilangan satuan. Selanjutnya siswa diberikan kesempatan untuk menyelesaikan soal pengurangan satuan menggunakan sempoa dan sesuai waktu yang dibutuhkan.

Gambar 4.20 Langkah-langkah Pengurangan Satuan

Gambar 4.21 Latihan Soal Pengurangan Satuan

15) Latihan soal penjumlahan dan pengurangan satuan

Setelah mempelajari langkah-langkah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan satuan, siswa diminta untuk menyelesaikan latihan soal gabungan yang terdiri dari operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. Siswa menyelesaikan latihan soal tersebut secara mandiri menggunakan sempoa dan waktu yang dibutuhkan. Hal ini dilakukan untuk melihat kesulitan yang dialami oleh siswa.

Gambar 4.22 Latihan Soal Penjumlahan dan Pengurangan Satuan

16) Penjumlahan puluhan

Setelah siswa dapat menyelesaikan latihan penjumlahan dan pengurangan bilangan satuan, siswa diberikan penjelasan mengenai langkah-langkah dalam menyelesaikan soal penjumlahan puluhan. Selanjutnya siswa diberikan kesempatan untuk menyelesaikan latihan penjumlahan puluhan menggunakan sempoa dan sesuai waktu yang dibutuhkan.

Gambar 4.23 Langkah-langkah Penjumlahan Puluhan

Gambar 4.24 Latihan Soal Penjumlahan Puluhan

17) Pengurangan puluhan

Setelah menyelesaikan latihan penjumlahan dan pengurangan bilangan satuan, siswa diberikan penjelasan mengenai langkah-langkah dalam menyelesaikan soal pengurangan puluhan. Selanjutnya siswa diberikan kesempatan untuk menyelesaikan latihan pengurangan puluhan menggunakan sempoa dan sesuai waktu yang dibutuhkan.

Gambar 4.25 Langkah-langkah Pengurangan Puluhan

Gambar 4.26 Latihan Soal Pengurangan Puluhan

18) Latihan soal penjumlahan dan pengurangan puluhan

Setelah mempelajari langkah-langkah operasi hitung penjumlahan dan pengurangan puluhan, siswa diminta untuk menyelesaikan latihan soal gabungan yang terdiri dari operasi hitung penjumlahan dan pengurangan puluhan. Siswa menyelesaikan secara mandiri menggunakan sempoa dan sesuai waktu yang dibutuhkan. Hal ini dilakukan untuk melihat kesulitan, ketepatan dan kecepatan dalam berhitung.

19) Sahabat kecil

Pengenalan sahabat kecil pada sempoa harus dipelajari oleh siswa, supaya siswa dapat menyelesaikan soal penjumlahan dan pengurangan yang menggunakan sahabat kecil. Sahabat kecil juga dikenalkan menggunakan jari tangan supaya siswa lebih mudah untuk mengingat. Pada sahabat kecil, terdapat latihan soal mencari sahabat kecil seperti taman labirin dapat dilihat pada gambar 4.30.

Gambar 4.28 Sahabat Kecil

Gambar 4.29 Sahabat Kecil pada Jari Tangan

Gambar 4.30 Mencari Sahabat Kecil

20) Penjumlahan sahabat kecil

Materi selanjutnya yaitu penjumlahan dengan melibatkan sahabat kecil.

Dokumen terkait