• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Madrasah Aliyah Laboratorium (MAL) Sumatera Utara Medan didirikan sejak tahun 1994 dalam naungan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Utara Medan, dibawah pembinaan Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Sumatera Utara Medan, dan Rektor IAIN Sumatera Utara Medan sebagai penasehat. Lokasi sekolah berada di jln. IAIN/Sutomo no.1 Medan 20235 (Kampus I IAIN Medan).

Visi dan misi Madrasah Aliyah Laboratorium (MAL) IAIN Sumatera Utara Medan:

VISI:

Madrasah Aliyah Lboratorium (MAL) IAIN Sumatera Utara Medan menjadi Madrasah Aliyah Swasta yang unggul dalam memadukan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dan Ilmu Pengetahuan Agama (IMTAQ).

MISI:

1. Mempersiapkan siswa dalam pengulasan ilmu pengetahuan dan dan ilmu agama untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih baik.

2. Mempersiapkan siswa untuk siap memasuki dunia kerja.

3. Mendidik siswa menjadi anggota masyarakat yang dapat mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitar yang dijiwai nilai dan ajaran Islam.

4. Meningkatkan wawasan siswa untuk lebih dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan dijiwai nilai dan ajaran agama Islam.

5. Mempersiapkan mahasiswa Fakultas Tarbiyah IAIN Sumatera Utara Medan menjadi guru yang profesional.

4.1.2 Data Kesiswaan

Jumlah siswa tahun 2010 adalah 217 jiwa. Jumlah siswa laki-laki adalah 112 dan perempuan adalah 105. Berikut ini akan disajikan distribusi frekuensi karakteristik responden remaja putri di MAL IAIN Medan tahun 2010:

4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelas di MAL IAIN Medan Tahun 2010 Kelas Responden n % - Kelas 1 18 36 - Kelas 2 16 32 - Kelas 3 16 32 Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 50 responden yang diteliti mayoritas duduk di kelas 1 yaitu sebanyak 18 responden (36%).

4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di MAL IAIN Medan Tahun 2010 Umur Responden n % - 15 tahun 10 20 - 16 tahun 24 48 - 17 tahun. 10 20 - 18 tahun. 6 12 Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel 4.2. dapat diketahui bahwa dari 50 responden paling banyak berumur 16 tahun yaitu sebanyak 24 responden (48%), dan paling sedikit adalah berumur 18 tahun sebanyak 6 responden (12 %).

4.3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu di MAL IAIN Medan Tahun 2010

Pendidikan Ibu Responden n %

- SD 5 10

- SMP/sederajat 4 8

- SMA/sederajat 29 58

- Perguruan Tinggi (PT) 12 24

Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel 4.3. dapat diketahui bahwa dilihat dari pendidikan ibu responden paling banyak adalah tingkat pendidikan SMA yaitu sebanyak 29 responden (58%), dan paling sedikit adalah berpendidikan SMP sebanyak 4 responden (8%). 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Kesehatan di MAL IAIN Medan Tahun 2010

Sumber Informasi

n %

-Petugas Kesehatan, media cetak 12 24

- Keluarga, media elektronik, internet 15 30

- Media elektronik, teman. 10 20

-Internet, media cetak 13 26

Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel 4.4. dapat diketahui bahwa paling banyak responden memperoleh informasi kesehatan dari kombinasi keluarga, media elektronik, dan internet yaitu sebanyak 15 responden (30%), dan paling sedikit adalah melalui kombinasi antara media elektronik dan teman yaitu sebanyak 10 responden (20%). 4.5. Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi.

Pengetahuan remaja putri tentang anemia defisiensi besi dan dampaknya terhadap kesehatan reproduksi dikategorikan menjadi 3 kelompok yaitu baik, sedang, dan kurang. Secara rinci distribusi pengetahuan responden dapat diketahui pada tabel

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi di MAL IAIN Medan Tahun 2010. Pengetahuan n % Baik 10 20 Cukup 32 64 Kurang 8 16 Jumlah 50 100

Berdasarkan Tabel 4.5. dapat diketahui bahwa dari 50 orang responden, pengetahuan remaja putri tentang anemia defisiensi besi terhadap kesehatan reproduksi yang paling banyak berada pada kategori cukup, yaitu sebanyak 32 responden (64%), dan paling sedikit adalah kategori pengetahuan kurang sebanyak 8 responden (16%). Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi Berdasarkan Kelas di MAL IAIN Medan Tahun 2010.

Kelas

Pengetahuan Jumlah

Baik Cukup Kurang

n % n % n % n %

Kelas 1 3 16,7 9 20 6 33,3 18 100

Kelas 2 2 12,5 12 75 2 12,5 16 100

Kelas 3 5 31,5 11 68,8 0 0 16 100

Jumlah 10 20 32 64 8 16 50 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpengetahuan baik paling banyak adalah dari responden kelas 3 yaitu sebanyak 5 responden (31,5%), dan tidak ada responden kelas 3 yang berpengetahuan kurang (0).

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi dan dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi Berdasarkan Umur di MAL IAIN Medan Tahun 2010.

Umur

Pengetahuan Jumlah

Baik Cukup Kurang

n % n % n % n %

15 tahun 2 20 3 30 5 50 10 100

18 tahun 2 33,3 4 66,7 0 0 6 100

Jumlah 10 20 32 64 8 16 50 100

Berdasarkan Tabel 4.7. dapat diketahui bahwa distribusi pengetahuan responden berdasarkan umur, mayoritas responden berpengetahuan cukup yaitu dari kelompok umur 16 tahun sebanyak 18 responden (75%) dan tidak ada responden yang berumur 17 dan 18 tahun yang berpengetahuan kurang (0).

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya terhadap Kesehatan Reproduksi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu di MAL IAIN Medan Tahun 2010.

Pendidikan

Pengetahuan Jumlah

Baik Cukup Kurang

n % n % n % n % SD 1 20 3 60 1 20 5 100 SMP 0 0 2 50 2 50 4 100 SMA 3 10,3 21 72,4 5 17,2 29 100 Perguruan Tinggi (PT) 6 50 6 50 0 0 12 100 Jumlah 10 20 32 64 8 16 50 100

Berdasarkan Tabel 4.8. terlihat bahwa mayoritas responden yang berkategori pengetahuan cukup berdasarkan tingkat pendidikan ibu adalah SMA yaitu sebanyak 21 responden (72,4%). Selain itu dari 4 responden dengan pendidikan ibu adalah SMP tidak ada responden yang berpengetahuan baik. Lain halnya dengan responden yang pendidikan ibunya adalah Perguruan tinggi tidak ada responden berpengetahuan kurang (0).

Tabel 4.9. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi Berdasarkan Sumber Informasi Kesehatan di MAL IAIN Medan Tahun 2010.

Sumber Informasi

Pengetahuan Jumlah

Baik Cukup Kurang

n % n % n % n %

media cetak - Keluarga, media elektronik, internet 2 13,3 9 60 4 26,7 15 100 - Media elektronik, teman. 1 10 6 60 3 30 10 100 -Internet, media cetak 3 23,1 9 69,2 1 7,7 13 100

Jumlah 10 20 32 64 8 16 50 100

Berdasarkan Tabel 4.9. terlihat bahwa berdasarkan sumber informasi kesehatan mayoritas responden berpengetahuan cukup paling banyak dari kelompok responden yang memperoleh informasi melalui keluarga, media elektronik, dan internet sebanyak 9 responden (32,4%), dan sebanyak 4 responden (50%) yang memperoleh informasi kesehatan melalui media elektronik dan teman yang berpengetahuan kurang.

Tabel 4.10. Distribusi Frekuensi Jawaban Pertanyaan Pengetahuan Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi di MAL IAIN Medan Tahun 2010.

Pernyataan Benar/Tepat Salah/Tidak

Tepat

n % n %

1. Pengertian anemia defisiensi besi. 40 80 10 20 2.Kelompok umur yang beresiko menderita

anemia defisiensi besi.

49 98 1 12

3.Penyebab remaja putri lebih beresiko menderita anemia defisiensi besi daripada remaja putra.

45 90 5 10

4.Bahan makanan/ minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi.

39 78 11 22

5. Bahan makanan yang banyak mengandung zat besi.

18 36 32 64

6. Kadar Hb normal untuk remaja putri. 29 58 21 42 7. Kebiasaan yang dapat menghambat penyerapan

zat besi oleh tubuh.

26 52 24 48

8. Penyebab seorang remaja putri dapat menderita anemia defisiensi besi:

24 48 26 52 9. Sebutkan dampak anemia defisiensi besi

terhadap remaja putri?

11 22 39 78

defisiensi besi.

11.Cara pemeriksaan untuk menentukan seseorang menderita anemia defisiensi besi.

30 60 20 40

12. Hal yang diketahui sebagai seorang calon ibu nantinya tentang dampak jika menderita anemia defisiensi besi dalam masa kehamilan dan persalinan.

29 58 21 42

13. Dampak anemia defisiensi besi bagi ibu pada masa nifas.

21 42 29 58

Dari Tabel 4.10 dapat dilihat pada umumnya remaja sudah mengetahui pengertian anemia defisiensi besi sebesar 80%, dan bayi, anak-anak, remaja putri dan ibu hamil serta nifas sebagai kelompok umur yang beresiko menderita anemia defisiensi besi dijawab dengan benar yaitu sebesar 98%. Kebiasaan dan bahan makanan yang dapat menghambat penyerapan zat besi juga cukup diketahui oleh responden dengan jawaban benar masing-masing adalah 78% dan 52%. Masih cukup banyak responden yang kurang mengetahui bahan makanan yang kaya zat besi (64), penyebab remaja putri dapat menderita anemia defisiensi besi (52%), dampak anemia defisiensi besi terhadap remaja putri (78%) dan bagaimana pencegahannya (72%). Mengenai cara pemeriksaan untuk menentukan seseorang menderita anemia defisiensi besi dan hal yang diketahui sebagai seorang calon ibu nantinya tentang dampak jika menderita anemia defisiensi besi dalam masa kehamilan dan persalinan dimana masing-masing persentase total jawaban benar adalah 60% dan 58%. Sedangkan dampak anemia defisiensi besi terhadap ibu pada masa nifas masih kurang diketahui responden dengan persentase jawaban salah 58%.

4.11 Sikap Tentang Anemia Defisiensi Besi Terhadap Kesehatan Reproduksi di MAL IAIN Medan Tahun 2010.

Sikap remaja tentang anemia defisiensi besi terhadap kesehatan reproduksi terkategori atas tiga yaitu baik, cukup, dan kurang. Secara rinci dapat dilihat tingkat pengetahuannya sebagai berikut:

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi di MAL IAIN Medan Tahun 2010. Sikap n % Baik 9 18 Cukup 34 68 Kurang 7 14 Jumlah 50 100

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa sikap tentang anemia defisiensi besi terhadap kesehatan reproduksi pada responden yaitu paling banyak pada kategori cukup yaitu sebanyak 34 orang (68%), dilanjutkan sikap baik sebanyak 9 orang (18%) dan sikap kurang sebanyak 7 orang (14%).

Tabel 4.12. Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi Berdasarkan Kelas di MAL IAIN Medan Tahun 2010.

Kelas

Sikap Jumlah

Baik Cukup Kurang

n % n % n % n %

Kelas 1 2 11,1 9 50 7 38,9 18 100

Kelas 2 3 18,8 13 81,2 0 0 16 100

Kelas 3 4 25 12 75 0 0 16 100

Jumlah 9 18 34 68 7 14 50 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden kelas 3 bersikap baik yaitu sebanyak 4 responden (25%) dan mayoritas responden yang bersikap kurang baik yaitu siswi kelas 1 sebanyak 7 responden (38,9%).

Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi Berdasarkan Umur di

Umur

Sikap Jumlah

Baik Cukup Kurang

n % n % n % n % 15 tahun 2 20 6 60 2 20 10 100 16 tahun 3 12,5 15 62,5 5 30 24 100 17 tahun 2 20 8 80 0 0 10 100 18 tahun 2 33,3 4 66,7 0 0 6 100 Jumlah 9 18 34 68 7 14 50 100

Berdasarkan Tabel 4.13. terlihat bahwa mayoritas responden dengan umur 16 tahun mayoritas memiliki kategori sikap cukup yaitu sebanyak 15 responden (62,5%), sedangkan untuk responden dengan umur 17 dan 18 tahun tidak ada yang memiliki kategori sikap kurang (0).

Tabel 4.14. Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Ibu di MAL IAIN Medan Tahun 2010.

Pendidikan

Sikap Jumlah

Baik Cukup Kurang

n % n % n % n % SD 1 20 3 60 1 20 5 100 SMP/sederajat 0 0 4 100 0 0 4 100 SMA/sederajat 4 13,8 20 69 5 17,2 29 100 Universitas 4 33,3 7 58,3 1 8,3 12 100 Total 9 18 34 68 7 14 50 100

Berdasarkan Tabel 4.14. terlihat bahwa berdasarkan pendidikan ibu mayoritas responden bersikap cukup baik yaitu dari kelompok responden yang ibunya berpendidikan SMA/sederajat sebanyak 20 responden (69%), sedangkan responden yang ibunya berpendidikan terakhir dari perguruan tinggi masih ada yang bersikap kurang baik yaitu 1 orang (8,3%).

Tabel 4.15 Distribusi frekuensi Sikap Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi Berdasarkan Sumber Informasi Kesehatan di MAL IAIN Medan Tahun 2010.

Sumber Informasi

Sikap Jumlah

Baik Cukup Kurang

n % n % n % n % -Petugas Kesehatan, media cetak 3 25 9 75 0 0 12 100 - Keluarga, media elektronik, internet 2 13,3 10 66,7 3 20 15 100 -Media elektronik, teman. 1 10 7 70 2 20 10 100 -Internet, media cetak 3 23,1 8 61,5 2 15,4 13 100 Jumlah 9 18 34 68 7 14 50 100 Berdasarkan Tabel 4.15. terlihat bahwa mayoritas responden yang bersikap baik memperoleh informasi melalui petugas kesehatan dan media cetak sebanyak 3 orang (25%) dan melalui internet dan media cetak juga sebanyak 3 orang (23,1%), dan tidak ada responden yang memperoleh informasi kesehatan melalui petugas kesehatan dan media cetak yang bersikap kurang baik (0).

Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Jawaban Pernyataan Sikap Remaja Putri Tentang Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi di MAL IAIN Medan Tahun 2010.

Pernyataan SS S N TS STS

n % n % n % n % n %

1. Anemia defisiensi besi

merupakan masalah kesehatan yang penting untuk diperhatikan.

14 28 28 56 5 10 3 6 0 0

2.Anemia defisiensi besi dapat menyerang siapa saja terutama bayi, remaja putri dan ibu hamil.

15 30 23 46 7 14 5 10 0 0

3. Pencegahan anemia defisiensi besi harus dilakukan sejak dini.

20 40 16 32 9 18 5 10 0 0

4.Anemia defisiensi besi dapat dicegah jika asupan defisiensi seimbang sejak awal (masa anak-anak hingga remaja).

menyebabkan remaja putri rawan terkena anemia defisiensi besi adalah karena diet terhadap jenis makanan tertentu.

6. Bila dijumpai gejala lemas, pusing, pandangan berkunang-kunang, dan daya konsentrasi, daya ingat, serta

kemampuan belajar terganggu maka remaja tersebut menderita anemia defisiensi besi.

16 32 17 34 9 18 7 14 1 2

7. Anemia defisiensi besi pada usia remaja dapat berlanjut hingga dewasa dan memengaruhi kehamilan nantinya.

6 12 6 12 28 56 4 8 6 12

8. Anemia defisiensi besi yang berkelanjutan hingga masa kehamilan dapat mengakibatkan gangguan kehamilan/ keguguran.

5 10 14 28 15 30 10 20 6 12

9.Anemia defisiensi besi

dapat mengakibatkan kecacatan/ meninggal pada janin yang dikandung.

5 10 27 54 9 18 6 12 3 6

10.Pada masa persalinan anemia defisiensi besi dapat memperberat perdarahan bahkan kematian pada ibu.

9 18 12 24 9 18 15 30 5 10

Ket: SS : Sangat Setuju TS : Tidak Setuju

S : Setuju STS : Sangat Tidak Setuju N : Netral

Berdasarkan Tabel 4.16. terlihat bahwa pernyataan anemia defisiensi besi merupakan masalah kesehatan yang penting untuk diperhatikan dan anemia defisiensi besi dapat menyerang siapa saja terutama bayi, remaja putri dan ibu hamil paling banyak menjawab setuju sebesar 56% dan 46%. Pencegahan anemia defisiensi besi harus dilakukan sejak dini paling banyak responden menjawab sangat setuju sebesar 40%. Anemia defisiensi besi dapat dicegah jika asupan defisiensi seimbang sejak awal

(masa anak-anak hingga remaja) paling banyak responden menjawab tidak setuju sebesar 46%. Salah satu faktor yang menyebabkan remaja putri rawan menderita anemia defisiensi besi adalah karena diet terhadap jenis makanan tertentu paling banyak responden menjawab setuju sebesar 48%. Bila dijumpai gejala lemas, pandangan berkunang-kunang, dan daya konsentrasi, daya ingat, serta kemampuan belajar terganggu maka remaja tersebut menderita anemia defisiensi besi paling banyak responden menjawab setuju yaitu sebesar 34%. Anemia defisiensi besi pada masa remaja dapat berlanjut hingga dewasa dan memengaruhi kehamilan nantinya paling banyak responden menjawab ragu-ragu yaitu sebesar 56%. Anemia defisiensi besi yang berkelanjutan sampai masa kehamilan dapat mengakibatkan gangguan kehamilan/ keguguran paling banyak responden menjawab ragu-ragu sebesar 30%, anemia defisiensi besi dapat mengakibatkan kecacatan/ meninggal pada janin yang dikandung ibu yang menderita anemia defisiensi besi paling banyak responden menjawab setuju yaitu sebesar 24%. Dan, pada masa persalinan anemia defisiensi besi dapat memperberat perdarahan bahkan menyebabkan kematian paling banyak responden menjawab tidak setuju yaitu sebesar 30%.

Tabel 4.17. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri Berdasarkan Sikap Tentang Anemia Defisiensi Besi dan Dampaknya Terhadap Kesehatan

Reproduksi di MAL IAIN Medan Tahun 2010.

Pengetahuan Sikap Jumlah

Baik Cukup Kurang n %

n % n % n % Baik Cukup Kurang 5 4 0 50 12,5 0 5 23 6 50 71,9 75 0 5 2 0 15,6 25 10 32 8 20 64 16 Jumlah 9 16 34 68 7 14 50 100

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas responden berpengetahuan cukup baik dan bersikap cukup baik pula sebanyak 23 responden (71,9%), dari 10 responden yang berpengetahuan baik 5 responden (50%) bersikap baik juga, 5 responden (50%) bersikap cukup baik, dan tidak ada satupun yang bersikap kurang baik.

BAB 5

Dokumen terkait