• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Budidaya Melon Varietas MAI 119 dan Melon Varietas Action

Teknik budidaya melon varietas MAI 119 dan melon varietas Action pada dasarnya sama, yang membedakannya terutama adalah pada jenis masukan yang digunakan dalam kegiatan budidaya melon tersebut. Teknik budidaya melon di daerah penelitian adalah sebagai berikut :

a. Penyemaian Benih

Persemaian tanaman melon varietas MAI 119 dan melon varie- tas Action dimulai dengan mengecambahkan benih. Benih yang sudah berkecambah harus segera dibibitkan atau disemai dalam media pembibitan. Banyaknya benih yang dibutuhkan baik pada budidaya melon varietas MAI 119 maupun melon varietas Action adalah sama, yaitu kurang lebih 0,80 - 0,85 Kg/Ha. Untuk menghindari sinar mata- hari langsung, perlu dibuatkan sungkup yang terbuat dari rangka bambu yang dibentuk melengkung setengah lingkaran. Sungkup harus berada di tempat terbuka yang sirkulasi udaranya baik. Sungkup ini bisa diletakkan di pekarangan rumah untuk memudahkan perawatan, atau bisa juga diletakkan di dekat lokasi penanaman untuk memudahkan pemindahan bibit pada saat penanaman.

b. Pengolahan tanah

Pengolahan tanah bertujuan agar aerasi dan drainase dalam ta- nah menjadi baik sehingga pertumbuhan tanaman juga akan menjadi baik. Pengolahan tanah pada budidaya melon varietas MAI 119 dan melon varietas Action dilakukan dengan menggunakan alat cangkul dan garpu. Untuk merangsang perkembangan akar dan meningkatkan pertumbuhan tanaman di lapang, lahan harus dibuat bedengan.

commit to user c. Pemupukan

Pemberian pupuk baik pada budidaya melon varietas MAI 119 maupun melon varietas Action diberikan sebagai pupuk dasar untuk mendukung pertumbuhan awal dan pupuk susulan untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang optimum serta ukuran dan kualitas buah yang tinggi.

1. Pupuk dasar

Pemberian pupuk dasar dan/atau pengapuran biasanya dibe- rikan setelah dilakukan pengolahan tanah dan sebelum dilakukan penanaman, tepatnya yaitu seminggu sebelum tanam. Pupuk dasar yang diberikan bisa berupa campuran antara pupuk kandang, pupuk ZA, pupuk SP-36 dan pupuk KCl. Pemberian kapur pertanian dila- kukan hanya bila perlu, dengan dosis yang disesuaikan dengan derajat keasaman (pH) tanah setempat.

2. Pupuk susulan

Pupuk susulan dilakukan secara berkala untuk memberikan nutrisi yang cukup bagi tanaman agar berproduksi optimal. Pemu- pukan pertama diberikan pada saat tanaman melon berumur 7 HST. Kemudian pemupukan kedua dan seterusnya dilakukan berselang 7 hari dari pemupukan sebelumnya, hingga tanaman berumur 45 HST. Sehingga total pemupukan susulan yang dilakukan pada umumnya ada sebanyak 5 kali.

d. Pemasangan Mulsa

Pada budidaya tanaman melon varietas MAI 119 maupun melon varietas Action, pemasangan mulsa dilakukan paling lambat dua hari sebelum tanam. Pemasangan paling baik dilakukan pada saat terik matahari agar mulsa memuai sehingga rapat menutup bedengan. Setelah mulsa terpasang, dilakukan pembuatan lubang pada mulsa. Satu bedengan berisi dua baris tanaman, dengan jarak antar baris 60 cm dan dalam baris 60 cm. Jarak antar bedengan dibuat selebar 60 cm. Namun pada bagian tengah bedengan juga perlu dibuatkan lubang yang bisa

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

digunakan untuk pemupukan lanjutan dan sebagai tempat untuk penyiraman.

e. Penanaman

Pada budidaya melon varietas MAI 119 maupun melon varietas Action, penanaman bibit mulai dilakukan pada pagi hari sekitar pukul 08.00 untuk menghindari tanaman mengalami stress karena terik matahari. Sesaat sebelum tanam, media tanah dalam plastik semai disiram sampai basah agar tidak pecah/berhamburan ketika plastik dibuka. Setelah penanaman selesai, bibit disiram untuk mengurangi tingkat kelayuan.

f. Pemasangan ajir

Pada budidaya melon varietas MAI 119 maupun melon varietas Action, pemasangan ajir dilakukan maksimal 3 hari setelah tanam. Panjang ajir sekitar 2 m dipasang di setiap lubang tanam. Bagian ajir yang masuk ke dalam tanah sekurang-kurangnya sepanjang 25 cm. Pada setiap bedengan, setiap dua buah ajir dari baris yang berbeda disatukan pada bagian atasnya sehingga membentuk huruf X, kemu- dian diikat dan diberi palang antar ikatan agar tidak lepas satu sama lainnya.

g. Pengikatan

Pengikatan tanaman ditujukan untuk merambatkan tanaman pa- da ajir yang sudah dipasang. Pada budidaya melon varietas MAI 119 maupun varietas Action, batang tanaman mulai diikat pada ajir dengan tali rafia setelah tanaman berumur 12 hari atau setelah memiliki 7 daun. Pengikatan ini dilakukan setiap 5 hari sekali sampai ikatan mencapai ujung ajir.

h. Pemangkasan

Pemangkasan dilakukan untuk membuang calon tunas (cabang) yang merugikan, terutama tunas yang muncul pada ketiak daun. Pada budidaya melon varietas MAI 119 maupun varietas Action, pemang- kasan cabang dilakukan dari ruas pertama sampai dengan ruas ke-8 dan

commit to user

di atas ruas ke-11 dengan menyisakan 1 helai daun. Cabang pada ruas ke-9 sampai ke-11 tidak perlu dipangkas untuk dijadikan tempat munculnya calon buah yang akan dibesarkan. Pemotongan ujung batang utama (topping) dilakukan setelah calon buah yang akan dibesarkan sudah terpilih. Pemotongan batang utama menyisakan 30-35 daun.

i. Pemilihan Buah

Pada budidaya melon varietas MAI 119 maupun varietas Action, pemilihan buah dilakukan setelah buah dari cabang ke-9 hingga ca- bang ke-11 telah tumbuh sebesar bola pingpong. Kemudian dipilih satu buah yang paling baik, yang tidak cacat dan bentuknya lonjong, untuk terus dipelihara sampai besar. Buah yang tidak terpilih dibuang dan cabang tempat buah yang tidak terpilih dipangkas dan disisakan satu helai daun. Buah yang terpilih perlu segera diikat/digantung pada ajir untuk menghindari patahnya tangkai buah dan kontak dengan tanah. j. Pengendalian Hama dan Penyebab Penyakit

Kegiatan pengendalian hama pada budidaya melon varietas MAI 119 dan varietas Action dilakukan berdasarkan waktu dan tingkat serangan hama dan penyebab penyakit. Kegiatan pengendalian hama dan penyebab penyakit ini dilakukan dengan menyemprotkan pestisida ke tanaman yang terserang. Penyemprotan dihentikan minimal 2 ming- gu sebelum panen.

k. Panen

Pada budidaya melon varietas MAI 119 dan varietas Action, panen dapat dilakukan saat buah 90% masak, atau sekitar 3-7 hari sebelum masak penuh. Panen dilakukan pada pagi hari, antara pukul 08.00-11.00. Pada usahatani melon varietas MAI 119 maupun varietas Action, kegiatan pemanenan tidak dilakukan oleh petani sendiri melainkan oleh pembeli atau penebas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

2. Karakteristik Petani Sampel

Karakteristik petani sampel merupakan gambaran umum mengenai latar belakang dan keadaan petani yang berkaitan dengan kegiatan usaha- tani melon varietas MAI 119 maupun melon varietas Action. Karakteristik petani sampel yang dikaji dalam penelitian ini meliputi umur petani, pendidikan petani, jumlah anggota keluarga, jumlah anggota keluarga yang aktif dalam usahatani, luas lahan yang digarap, dan pengalaman petani dalam budidaya melon. Karakteristik petani sampel pada usahatani melon varietas MAI 119 dan melon varietas Action dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Karakteristik Petani Sampel Usahatani Melon Varietas MAI 119

dan Varietas Action

No. Uraian Melon Varietas MAI 119

Melon Varietas Action 1. Jumlah petani responden (orang) 10 30 2. Rata-rata umur petani (tahun) 43 47 3. Rata-rata pendidikan petani

(tahun)

10 10

4. Rata-rata jumlah anggota keluarga petani (orang)

4 4

5. Rata-rata jumlah anggota keluarga yang aktif dalam usahatani melon (orang)

1 1

6. Rata-rata luas lahan sawah yang digarap (Ha)

0,35 0,52 7. Rata-rata pengalaman dalam

usahatani melon (tahun)

8 9

8. Rata-rata menggunakan varietas MAI 119 (tahun)

3 0

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa rata-rata umur petani melon varietas MAI 119 adalah 43 tahun, sedangkan rata-rata umur petani melon varietas Action adalah 47 tahun. Rata-rata umur tersebut menunjuk- kan bahwa yang melakukan kegiatan usahatani tersebut adalah penduduk yang masih termasuk dalam golongan penduduk usia produktif, yaitu penduduk berusia antara 15-64 tahun. Penduduk yang masih tergolong penduduk usia produktif sangat dimungkinkan untuk bisa meningkatkan

commit to user

ketrampilannya dalam berusahatani dan dapat menyerap teknologi ba-ru dalam rangka peningkatan pendapatan usahataninya.

Rata-rata pendidikan petani melon varietas MAI 119 dan petani melon varietas Action adalah sama, yaitu kurang lebih 10 tahun atau setara dengan sekolah menengah atas. Tingkat pendidikan mempengaruhi sikap petani dalam mengambil keputusan terkait kegiatan usahatani yang dilaku- kannya dan dalam penyerapan teknologi baru.

Rata-rata jumlah anggota keluarga petani melon varietas MAI 119 dan petani melon varietas Action adalah sama yaitu kurang lebih 4 orang, dan dari jumlah anggota keluarga tersebut hanya terdapat rata-rata satu orang yang aktif dalam usahatani melon baik untuk keluarga petani melon varietas MAI 119 maupun petani melon varietas Action. Sedikitnya jumlah anggota keluarga yang aktif dalam kegiatan usahatani dikarenakan semua pekerjaan sudah diserahkan pada tenaga kerja luar yang mereka pekerja- kan.

Rata-rata luas lahan sawah yang digarap petani melon varietas MAI 119 adalah 0,35 hektar, sedangkan rata-rata luas sawah yang digarap petani melon varietas Action lebih besar yaitu 0,52 hektar. Rata-rata pengalaman dalam berusahatani melon untuk petani melon varietas Action (9 tahun) lebih lama dibandingkan dengan petani melon varietas MAI 119 (8 tahun). Sedangkan untuk rata-rata pengalaman petani dalam berusahatani melon varietas MAI 119 adalah 3 tahun. Pada petani melon varietas MAI 119, sebelum mengusahakan melon varietas ini mereka mengusahakan melon varietas lain, diantaranya adalah varietas Action dan glamour.

3. Penggunaan Sarana Produksi

Sarana produksi merupakan sesuatu yang sangat penting dalam melakukan usahatani melon varietas MAI 119 dan varietas Action, beberapa sarana produksi yang digunakan diantaranya benih, pupuk, pestisida, kapur, ZPT dan perekat. Rata-rata penggunaan sarana produksi pada usahatani melon varietas MAI 119 dan varietas Action dapat dilihat pada Tabel 8.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Tabel 8. Rata-rata Penggunaan Sarana Produksi Usahatani Melon Varietas MAI 119 dan Varietas Action MT 2010

No Uraian

UT Melon Varietas MAI 119

UT Melon Varietas Action

Per UT Per Ha Per UT Per Ha

1 Benih (Kg) 0,30 0,87 0,45 0,87 2 Pupuk a. Kompos (Kg) b. ZA (Kg) c. SP-36 (Kg) d. KCl (Kg) e. NPK (Kg) f. KNO (Kg) 27,00 155,00 137,00 10,00 288,00 11,60 77,33 428,33 375,50 30,00 852,83 33,00 - 188,33 175,83 66,67 336,83 21,87 - 389,23 355,90 118,77 708,20 53,95 3 Fungisida a. Score (ml) b. Dithane (Kg) c. Antracol (Kg) d. Daconil (Kg) e. Ridomil (Kg) f. Bion M (Kg) 150,00 2,85 2,55 0,20 0,82 - 520,83 7,67 7,00 0,47 1,82 - 191,33 3,97 3,52 0,50 1,20 0,50 397,56 7,73 7,03 0,93 2,41 0,79 4 Insektisida a. Atabron (ml) b. Buldok (ml) c. Agrimek (ml) d. Regent (ml) e. Marshal (ml) f. Bamex (ml) g. Curacron (ml) h. Rizotin (ml) i. Spontan (ml) j. Furadan (Kg) k. Konfidor (Kg) l. Avidor (Kg) 100,00 350,00 320,00 275,00 1.000,00 40,00 110,00 870,00 200,00 - 0,56 - 266,67 1.175,00 880,00 741,67 3.166,67 160,00 303,33 2.555,00 850,00 - 2,05 - 283,33 380,00 273,67 1.966,67 516,67 170,00 116,67 700,00 - 7,93 - 0,32 616,96 664,13 559,25 3.873,81 996,43 296,23 216,87 1.092,06 - 14,69 - 0,61 5 Kalsit (Kg) - - 75,00 160,60 6 ZPT a. Bambu Ijo (ml) b. Atonik (ml) c. Supergro (ml) - 800,00 - - 2.141,67 - 82,80 483,33 616,67 157,12 823,81 1.030,56 7 Perekat (Apsa) (ml) 700,00 2.383,33 883,33 1.765,48

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui bahwa rata-rata penggunaan benih pada usahatani melon varietas MAI 119 dengan usahatani melon varietas Action adalah sama yaitu 0,87 Kg. Hal itu dikarenakan baik pada budidaya melon varietas MAI 119 maupun melon varietas Action, kebutuhan benihnya relatif sama.

commit to user

Sarana produksi lain yang digunakan adalah pupuk. Pada budidaya tanaman melon varietas MAI 119 maupun varietas Action, pemupukan dilakukan sebanyak dua kali yaitu pemupukan dasar dan pemupukan susulan. Pada pemupukan dasar, pupuk yang digunakan adalah pupuk kompos, ZA, SP-36, dan KCl. Sedangkan pada pemupukan susulan, yang digunakan adalah pupuk NPK dan KNO. Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa rata-rata pemakaian pupuk ZA, SP-36, dan NPK pada usahatani melon varietas MAI 119 lebih tinggi dibandingkan pada usahatani melon varietas Action. Sedangkan rata-rata pemakaian pupuk KCl dan KNO pada usahatani MAI 119 lebih rendah dibandingkan pada usahatani melon varietas Action. BPP setempat telah memberikan dosis anjuran pemakaian pupuk dasar dan pupuk susulan, yaitu 15-20 ton/Ha untuk pupuk kompos, 375 kg/Ha untuk pupuk ZA, 250 kg/Ha untuk pupuk SP-36, 375 kg/Ha untuk pupuk KCl, 250 kg/Ha untuk pupuk NPK dan 4,5 Kg/Ha untuk pupuk KNO. Sedangkan pada kenyataanya, baik pada usahatani melon varietas MAI 119 maupun melon varietas Action, rata-rata dosis pemakaian pupuk ZA, SP-36, NPK dan KNO lebih tinggi dari dosis yang dianjurkan. Sedangkan untuk pemakaian pupuk kompos dan KCl, pada kedua usahatani dosisnya lebih rendah dari dosis yang dianjurkan. Penggunaan pupuk baik dari jenis, dosis dan waktu pemberiannya, pada kedua usahatani dipengaruhi oleh kebiasaan petani setempat, dan sangat sulit untuk merubahnya. Secara keseluruhan penggunaan pupuk pada usahatani melon varietas MAI 119 lebih tinggi daripada usahatani melon varietas Action.

Jenis pestisida yang digunakan oleh petani sampel adalah fungisida dan insektisida, berbentuk cair dan padat. Penggunaan fungisida cair pada usahatani melon varietas MAI 119 lebih tinggi dibandingkan penggunaan pada usahatani melon varietas Action. Fungisida padat yang paling banyak digunakan oleh petani sampel dari kedua usahatani adalah Dithane, yaitu sebanyak 7,67 Kg/Ha untuk petani melon varietas MAI 119 dan 7,73 Kg/Ha untuk petani melon varietas Action. Insektisida cair yang paling

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

banyak digunakan oleh petani melon varietas MAI 119 adalah Marshal, yaitu sebanyak 3.166,67 ml/Ha. Sedangkan insektisida cair yang paling banyak digunakan oleh petani melon varietas Action adalah Regent, yaitu sebanyak 3.873,81 ml/Ha. Insektisida padat yang digunakan oleh petani melon varietas MAI 119 adalah Konfidor, yaitu sebanyak 2,05 Kg/Ha. Insektisida padat yang paling banyak digunakan oleh petani melon varietas Action adalah Furadan, yaitu sebanyak 14,69 Kg/Ha.

Sarana produksi lainnya adalah kapur, dimana jenis kapur yang di- gunakan oleh petani sampel adalah Kalsit. Berdasarkan hasil penelitian, hanya sebagian kecil petani melon varietas Action saja yang menggunakan Kalsit sedangkan petani melon varietas MAI 119 tidak ada yang meng- gunakannya. Hal ini dikarenakan pemakaian kapur pertanian hanya dilaku- kan apabila petani merasa lahannya kurang kering, dan sebagian besar pe- tani sampel tidak merasa perlu menggunakannya

ZPT (Zat Pengatur Tumbuh) yang digunakan oleh petani sampel pada usahatani melon varietas MAI 119 hanya Atonik, yaitu sebanyak 2.141,67 ml/Ha. Sedangkan ZPT yang digunakan oleh petani sampel pada usahatani melon varietas Action ada 3 macam, dengan penggunaan terbesar adalah Supergro, yaitu sebanyak 823,81 ml/Ha.

Sarana produksi lainnya yang digunakan adalah perekat. Cara peng- gunaannya adalah dengan mencampur perekat dengan pestisida atau pupuk daun untuk meningkatkan efektivitas penyemprotannya dengan melekatkan dan meratakan butiran semprot pada daun sehingga tidak mudah menetes/hilang dan tercuci oleh hujan. Perekat yang digunakan oleh petani sampel dari kedua usahatani adalah Apsa, yaitu sebanyak 2.383,33 ml/Ha untuk petani melon varietas MAI 119 dan sebanyak 1.765,48 ml/Ha untuk petani melon varietas Action.

4. Penggunaan Tenaga Kerja

Tenaga kerja sangat dibutuhkan untuk menjalankan atau melaksana- kan teknis dari suatu kegiatan usahatani. Jika tidak ada tenaga kerja, maka suatu kegiatan usahatani tidak akan dapat berjalan. Rata-rata penggunaan

commit to user

tenaga kerja pada usahatani melon varietas MAI 119 dan varietas Action dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja Usahatani Melon Varietas MAI 119 dan Varietas Action MT 2010 dengan Satuan HKP

No Uraian

UT Melon Varietas MAI 119 UT Melon Varietas Action Per UT Per Ha Per UT Per Ha TK TL TK TL TK TL TK TL 1 Pengolahan tanah 0 28,67 0 83,82 0 45,87 0 87,65 2 Pemupukan dasar 0 1,09 0 3,25 0 1,69 0 3,34 3 Persemaian 1,00 2,64 3,35 7,13 1,00 4,05 2,65 7,41 4 Pemasangan mulsa 1,00 4,13 3,35 11,36 0,80 7,76 2,07 14,47 5 Pemasangan ajir 1,00 10,84 3,35 29,68 0,87 14,89 2,46 28,84 6 Penanaman 0,70 8,25 2,58 23,26 0,93 12,37 2,50 23,15 7 Pemupukan I 0 4,84 0 13,32 0 7,62 0 14,84 8 Pemupukan II 0 4,84 0 13,32 0 7,62 0 14,84 9 Pemupukan III 0 4,84 0 13,32 0 7,62 0 14,84 10 Pemupukan IV 0 4,84 0 13,32 0 7,62 0 14,84 11 Pemupukan V 0 4,84 0 13,32 0 7,46 0 14,02 12 Pengendalian hama I 0 2,00 0 5,65 0 2,50 0 5,00 13 Pengendalian hama II 0 2,00 0 5,65 0 2,50 0 5,00 14 Pengendalian hama III 0 2,00 0 5,65 0 2,50 0 5,00 15 Pengendalian hama IV 0 2,00 0 5,65 0 2,50 0 5,00 16 Pengendalian hama V 0 2,00 0 5,65 0 2,50 0 5,00 17 Pengendalian hama VI 0 2,00 0 5,65 0 2,50 0 5,00 18 Pengendalian hama VII 0 2,00 0 5,65 0 2,50 0 5,00 19 Pengendalian hama VIII 0 2,00 0 5,65 0 2,40 0 4,75 20 Pengendalian hama IX 0 2,00 0 5,65 0 2,40 0 4,75 21 Pengendalian hama X 0 2,00 0 5,65 0 2,30 0 4,41 22 Pengendalian hama XI 0 1,70 0 4,90 0 1,70 0 3,09 23 Pengendalian hama XII 0 0,60 0 1,70 0 1,30 0 2,11 24 Pengendalian hama XIII 0 0 0 0 0 1,00 0 1,70 25 Pemotongan cabang I 0 4,81 0 14,01 0 6,84 0 13,23 26 Pemotongan cabang II 0 4,81 0 14,01 0 6,84 0 13,23 27 Pemotongan cabang III 0 4,81 0 14,01 0 6,84 0 13,23 28 Pemotongan cabang IV 0 4,81 0 14,01 0 6,84 0 13,23 29 Pemotongan cabang V 0 4,81 0 14,01 0 6,84 0 13,23 30 Pemotongan cabang VI 0 4,81 0 14,01 0 6,84 0 13,23 31 Pemotongan cabang VII 0 4,81 0 14,01 0 6,84 0 13,23 32 Pemotongan cabang VIII 0 3,70 0 9,40 0 5,83 0 10,60 33 Penalian I 0 4,34 0 12,73 0 7,11 0 13,74 34 Penalian II 0 4,34 0 12,73 0 7,11 0 13,74 35 Penalian III 0 4,34 0 12,73 0 7,11 0 13,74 36 Penalian IV 0 4,34 0 12,73 0 7,11 0 13,74 37 Penalian V 0 4,34 0 12,73 0 7,11 0 13,74 38 Penalian VI 0 4,34 0 12,73 0 7,11 0 13,74 39 Penalian VII 0 4,17 0 11,54 0 7,11 0 13,74 40 Penalian VIII 0 4,17 0 11,54 0 6,00 0 10,83 Jumlah 3,70 173,91 12,63 495,10 3,60 262,69 9,68 504,24 Sumber : Analisis Data Primer

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Penghitungan penggunaan tenaga kerja dalam penelitian usahatani menggunakan satuan Hari Kerja Pria (HKP). Tenaga kerja yang ada di daerah penelitian baik untuk melon varietas MAI 119 maupun varietas Action dalam satu hari bekerja kurang lebih selama 7 jam mulai dari jam 07.00 WIB – 11.00 WIB kemudian dilanjutkan lagi dari jam 13.00 WIB – 16.00 WIB, dengan upah sebanyak Rp 45.000,00 untuk tenaga kerja pria dan Rp 35.000,00 untuk tenaga kerja wanita. Apabila dilakukan perhitu- ngan untuk satuan Hari Kerja Pria (HKP), maka diperoleh hasil 0,78 HKP untuk satu hari kerja wanita. Nilai ini diperoleh dari perbandingan antara upah Hari Kerja Wanita (HKW) dengan upah Hari Kerja Pria (HKP).

Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui bahwa rata-rata penggunaan tenaga kerja pada usahatani melon varietas MAI 119 adalah 507,73 HKP/Ha yang terdiri dari 12,63 HKP/Ha tenaga kerja keluarga dan 495,10 HKP/Ha tenaga kerja luar. Sedangkan rata-rata penggunaan tenaga kerja pada usahatani melon varietas Action yaitu sebanyak 513,92 HKP/Ha yang meliputi 9,68 HKP/Ha tenaga kerja keluarga dan 504,24 HKP/Ha tenaga kerja luar. Penggunaan tenaga kerja keluarga lebih rendah apabila dibandingkan dengan tenaga kerja luar, hal ini dikarenakan sebagian besar petani responden juga mengelola usahatani lain selain usahatani melon dan sudah terbiasa menyerahkan sebagian besar pekerjaan kepada tenaga kerja luar.

Secara keseluruhan, kegiatan yang paling banyak menggunakan tenaga kerja adalah pengolahan tanah. Tenaga kerja yang digunakan untuk pengolahan tanah seluruhnya adalah tenaga kerja borongan. Pada kegiatan ini, rata-rata penggunaan tenaga kerja pada usahatani melon varietas MAI 119 sebanyak 83,82 HKP/Ha, sedangkan pada usahatani melon varietas Action sebanyak 87,65 HKP/Ha. Kegiatan yang menggunakan tenaga kerja kedua terbanyak adalah pemasangan ajir. Pada kegiatan ini, usahatani melon varietas MAI 119 rata-rata menggunakan tenaga kerja sebanyak 33,03 HKP/Ha, sedangkan pada usahatani melon varietas Action sebanyak 31,30 HKP/Ha.

commit to user

Pemupukan dasar dilakukan hanya dengan menyebarkan pupuk ke tanah secara merata dan diikuti dengan penyiraman sehingga kegiatan ini merupakan kegiatan yang paling sedikit memerlukan tenaga kerja. Pe- mupukan dasar pada usahatani melon varietas MAI 119 rata-rata meng- gunakan tenaga kerja sebanyak 3,25 HKP/Ha, sedangkan pada usahatani melon varietas Action rata-rata menggunakan tenaga kerja sebanyak 3,34 HKP/Ha.

Selain kegiatan pemupukan dasar, ada juga pemupukan susulan. Pemupukan ini biasanya dilakukan sebanyak 5 kali dengan selang waktu 7 hari. Pemupukan susulan pada usahatani melon varietas MAI 119 rata-rata menggunakan tenaga kerja sebanyak 13,32 HKP/Ha, sedangkan pada usahatani melon varietas Action rata-rata menggunakan tenaga kerja sebanyak 14,84 HKP/Ha.

Kegiatan pengendalian hama pada usahatani melon dilakukan cukup sering karena tanaman melon cukup rentan terhadap serangan hama dan penyakit. Pengendalian hama pada usahatani melon varietas MAI 119 dari awal tanam hingga menjelang panen, total penggunaan tenaga kerjanya se- banyak 63,10 HKP/Ha, sedangkan pada usahatani melon varietas Action, total penggunaan tenaga kerjanya sebanyak 55,81 HKP/Ha.

Kegiatan pemotongan cabang dilakukan setelah tanaman berumur 10 hari dan diikuti dengan kegiatan penalian. Pemotongan cabang pada usahatani melon varietas MAI 119 dari awal tanam hingga menjelang panen, total penggunaan tenaga kerjanya sebanyak 107,47 HKP/Ha. Se- dangkan pada usahatani melon varietas Action total penggunaan tenaga kerjanya sebanyak 103,21 HKP/Ha. Kegiatan penalian pada usahatani melon varietas MAI 119 dari awal tanam hingga menjelang panen, total penggunaan tenaga kerjanya sebanyak 99,46 HKP/Ha. Sedangkan pada usahatani melon varietas Action, total penggunaan tenaga kerjanya se- banyak 107,01 HKP/Ha.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

5. Biaya Usahatani

Pada pelaksanaan suatu kegiatan usahatani tidak dapat lepas dari adanya sarana produksi yang dibutuhkan dalam kegiatan tersebut, seperti halnya pada usahatani melon varietas MAI 119 dan usahatani melon varietas Action. Petani harus mengeluarkan biaya untuk membeli atau memperoleh sarana produksi tersebut. Rata-rata biaya untuk membeli sarana produksi usahatani melon varietas MAI 119 dan usahatani melon varietas Action dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Rata-rata Biaya Sarana Produksi Usahatani Melon Varietas MAI 119 dan Varietas Action MT 2010

No Uraian

UT Melon Varietas MAI 119 (Rp)

UT Melon Varietas Action (Rp)

Per UT Per Ha Per UT Per Ha

1 Benih 1.585.500,00 4.592.000,00 2.362.866,67 4.596.680,56 2 Pupuk a. Kompos b. ZA c. SP-36 d. KCl e. NPK f. KNO 18.900,00 231.500,00 285.200,00 65.000,00 1.242.700,00 153.100,00 54.133,33 638.500,00 778.216,67 195.000,00 3.658.633,33 438.000,00 - 278.166,67 365.500,00 329.000,00 1.621.483,33 275.700,00 - 569.509,92 735.452,38 612.337,30 3.377.331,35 674.587,30 3 Fungisida 701.900,00 1.872.083,33 1.111.800,00 2.161.503,97 4 Insektisida 834.500,00 2.538.850,00 1.242.783,33 2.391.533,73 5 Kalsit - - 22.500,00 48.178,57 6 ZPT a. Bambu Ijo b. Atonik c. Supergro - 56.000,00 - - 149.916,67 - 34.666,67 30.800,00 11.383,33 65.634,92 48.871,43 19.044,44 7. Perekat (Apsa) 87.500,00 297.916,67 110.000,00 219.176,59 Jumlah 5.261.800,00 15.213.250,00 7.796.650,00 15.519.842,46

Sumber : Analisis Data Primer

Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa rata-rata biaya sarana produksi yang harus dikeluarkan oleh petani pada usahatani melon varietas MAI 119 yaitu Rp 15.213.250,00/Ha lebih rendah daripada usahatani me- lon varietas Action yaitu Rp 15.519.842,46/Ha. Banyaknya variasi jenis pupuk, tingginya harga dan jumlah penggunaanya mengakibatkan rata-rata biaya saprodi tertinggi adalah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian pupuk, yaitu sebesar Rp 5.762.483,33/Ha pada usahatani melon varietas

commit to user

MAI 119 dan sebesar Rp 5.969.218,25/Ha pada usahatani melon varietas Action.

Tingginya harga benih melon yaitu sebesar Rp 105.000,00 – Rp 110.000,00/pack atau sekitar Rp 5.250.000,00 – Rp 5.500.000,00/Kg, me- ngakibatkan biaya pembelian benih menjadi biaya saprodi tertinggi kedua setelah pembelian pupuk, yaitu sebesar Rp 4.592.000,00/Ha pada usahatani melon varietas MAI 119 dan sebesar Rp 4.596.680,56/Ha pada usahatani melon varietas Action. Rata-rata biaya pembelian pestisida pada usahatani melon varietas MAI 119 yang besarnya Rp 4.410.933,33/Ha, lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata biaya pembelian pestisida pada usahatani

Dokumen terkait