HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan selama satu bulan, dengan cara mengidentifikasi setiap pasien dewasa yang dirawat inap di rumah sakit minimal 3 hari, dan mampu berkomunikasi dengan baik, dijadikan sampel pada penelitian ini. Jumlah sampel yang diperoleh pada penelitian ini sebanyak 136 responden.
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Rumah sakit Grand Medistra terletak di kota Lubuk Pakam Deli Serdang. Rumah sakit ini mulai beroperasi sejak tahun 2009, yang merupakan salah satu rumah sakit yang berkelas B, dan telah terakreditasi dengan 5 pelayanan. Jumlah tempat tidur yang ada di rumah sakit ini sebanyak 201 buah, dan jumlah pasien rawat inap rata-rata 180 orang setiap harinya.
Rumah sakit ini memiliki visi yaitu, “menjadi rumah sakit rujukan dengan kualitas pelayanan yang prima, didukung sumber daya manusia yang berkualitas, serta sarana dan prasarana kesehatan yang lengkap”. Motto rumah sakit ini adalah “Mitra Profesional Menuju Sehat”. Modal RS Grand Medistra sebagian besar berasal dari kucuran dana Yayasan Medistra. Unit Usaha Yayasan yang lain, yaitu Pendidikan Akper, Akbid, dan Stikes Medistra Lubuk Pakam sangat besar peranannya dalam pengadaan alat-alat medis canggih yang harganya relatif mahal. Ditunjang oleh kucuran dana yayasan tersebut, maka RS Grand Medistra dapat melengkapi diri dengan alat-alat medis yang relatif mutakhir.
Secara internal, keuangan RS Grand Medistra sebagian besar ditunjang oleh likuiditas cash flow yang berasal dari pembayaran pasien umum (pay from
pocket). Sumber keuangan yang lain berasal dari klaim pasien asuransi (Askes, Jamsostek, Inhealth, Astra Buana, Jasindo, Lippo Insurance, BNI Life), Luncuran dana Jamkesmas, dan dari Pembayaran Klaim Kerjasama Mandiri dengan perusahaan-perusahaan yang berdomisili di sekitar rumah sakit. RS Grand Medistra Lubuk Pakam menerima beberapa golongan pasien rawat jalan dan rawat inap, yaitu:
1. Pasien Umum
Pasien umum berasal dari masyarakat yang membayar sendiri biaya pemeriksaan dan pengobatannya di RS. Sistem pembayarannya adalah out of pocket. Tidak seperti di beberapa rumah sakit lain, pasien umum di RS Grand Medistra Lubuk Pakam tidak dibebani uang muka pelayanan. Setelah selesai menjalani perawatan / pengobatannya, baru pasien yang bersangkutan membayar di kasir. Sistem pembayaran terkomputerisasi online yang diterapkan di kasir membuat biaya pelayanan di RS Grand Medistra menjadi terstandarisasi dan tidak bisa ditambah atau dikurangi oleh oknum tertentu.
2. Pasien Asuransi
RS Grand Medistra juga menjalin kerjasama dengan asuransi-asuransi yang menjamin biaya perawatan kesehatan bagi pasien peserta asuransi. Pasien yang ditanggung asuransi ini tidak dikenai biaya perawatan kesehatan, kecuali pelayanan yang diterimanya melebihi ketentuan dan tarif yang ditanggung oleh asuransinya. Asuransi-Asuransi yang sudah bekerja sama dengan RS Grand Medistra sampai dengan saat ini adalah:
a. PT Askes Persero Indonesia. PT Askes mempercayakan RS Grand Medistra untuk menjadi Penyelenggara Pelayanan Kesehatan rujukan tingkat II (PPK II) bagi para PNS, pensiunan PNS, dan pensiunan TNI/Polri yang menjadi peserta Program Askes Sosial. RS Grand Medistra menjadi PPK II Askes Sosial sejak 1 Maret 2010.
b. PT Jamsostek Indonesia cabang Tanjung Morawa
PT Jamsostek Indonesia menjalin kerjasama dengan RS Grand Medistra sejak tanggal 22 Oktober 2009, sehingga kami diperbolehkan melayani para karyawan dan pegawai perusahaan yang dilindungi oleh program Jaminan Pelayanan Kesehatan (JPK) Jamsostek sejak tanggal 02 Nopember 2009. Saat ini, RS Grand Medistra dipercaya oleh PT Jamsostek menjadi rumah sakit rujukan Trauma Center untuk pasien-pasien kecelakaan kerja.
c. PT Asuransi Jiwa Inhealth.
PT Asuransi Jiwa Inhealth menjalin kerjasama dengan RS Grand Medistra, yang berarti kami dapat melayani para eksekutif, karyawan, maupun pegawai perusahaan yang dilindungi oleh program Inhealth sejak 01 Desember 2009.
3. Pasien Perusahaan
RS Grand Medistra Lubuk Pakam juga menjalin kerjasama dengan perusahaan- perusahaan yang belum bergabung dengan program jaminan pelayanan kesehatan untuk karyawannya, yang meminta supaya biaya pelayanan dan pengobatan karyawannya ditagihkan setiap bulan kepada mereka, sehingga karyawan tersebut tidak perlu mengeluarkan uang untuk pelayanan pengobatan di RS Grand Medistra.
Perusahaan-perusahaan yang menjalin kerjasama pelayanan kesehatan mandiri dengan RS Grand Medistra adalah sebagai berikut: PT Indofood Sukses Makmur, PT Smart Gloves, PT PLN Persero, PDAM Tirtanadi,PT Kereta Api Indonesia, PT Japfa, PT WIKA, PT Waskita Yasa, PT SC Johnson, PT Traktor Nusantara, PT Marajaya, PT SL Prima, PT Juang, PT Tunggal Jaya Prima.
4. Pasien Jamkesmas
Sebagai wujud kepedulian RS Grand Medistra kepada pasien yang kurang mampu, saat ini RS Grand Medistra telah mendapatkan ijin dari Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang dan persetujuan Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Utara untuk dapat melayani peserta program Jamkesmas yang berdomisili di 32 wilayah Kabupaten Deli Serdang dan sekitarnya. Pelayanan peserta Jamkesmas di RS Grand Medistra dimulai sejak Tanggal 1 Januari 2010.
5. Pasien Jampersal
RS Grand Medistra sangat mendukung program pemerintah yang bertujuan untuk mencapai sasaran Millenium Development Goal (MDG) yaitu menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu Jampersal. Saat ini, RS Grand Medistra telah melayani peserta Jampersal, terutama yang dirujuk oleh Puskesmas-puskesmas di sekitar Lubuk Pakam.
Dalam melayani pasien, pada prinsipnya RS Grand Medistra tidak membeda- bedakan cara memberikan pelayanan, baik kepada pasien yang mampu maupun tidak mampu. Yang membedakan adalah, pada pasien asuransi, pasien Jamkesmas dan Jampersal berlaku prinsip pengendalian biaya (managed health care) yang memberikan aturan-aturan dalam pemberian pelayanan supaya tidak terjadi
pembengkakan biaya pelayanan. Dalam menjalankan misinya dan mencapai tujuannya, RS Grand Medistra didukung oleh berbagai fasilitas sebagai berikut : Instalasi Gawat Darurat
Unit Gawat Darurat RS Grand Medistra bertujuan menjadi pusat penanganan trauma (trauma center) untuk memberikan pertolongan dengan cepat, tepat, dan tanggap terhadap setiap pasien terutama pasien trauma, yang memerlukan pertolongan segera dan tanpa melalui prosedur yang terlalu panjang. Unit gawat darurat RS Grand Medistra memberikan pelayanan 24 jam nonstop dengan didukung oleh:
1. Sumber Daya Tenaga yang Terlatih dan Berpengalaman :
a. Tenaga medis dokter-dokter yang sudah bersertifikat ATLS (Advanced Trauma Life Support) dan ACLS (Advanced Cardiac Life Support).
b. Tenaga paramedis yang sudah menjalani pelatihan kegawatdaruratan BLS (Basic Life Support) dan BTLS (Basic Trauma Life Support).
c. Tenaga kesehatan penunjang lainnya yang sudah dilatih secara intensif dan kontinyu oleh RS Grand Medistra.
2. Fasilitas Pelayanan yang Memadai dan Lengkap: a. Ruangan IGD yang Lapang dan mudah dijangkau,
b. Ruangan bedah gawat darurat (OK Minor) untuk kondisi emergensi yang memerlukan tindakan bedah dengan segera,
c. Peralatan penunjang diagnostik dan terapi yang memadai, seperti laboratorium, radiologi (X ray dan CT Scan), dan ruang ICU/NICU dekat dengan lokasi IGD.
d. Bedside monitor bagi pasien yang perlu dipantau lebih intensif di ruangan resusitasi IGD.
Direksi RS Grand Medistra terdiri dari:
dr. Arif Sujatmiko Direktur:
dr. Ferdinand Dermawan Sembiring
Wakil Direktur Bidang Pelayanan Medik dan Keperawatan
dr. Christina Hardy
Wakil Direktur Bidang Keuangan dan Logistik
Layari Tarigan, SKM
Wakil Direktur Bidang Pengembangan dan Infrastruktur
DOKTER SPESIALIS DASAR
Spesialisasi Dokter No Nama Dokter Spesialis Dasar
Spesialis Penyakit Dalam 1 dr. Meilindawaty, SpPD 2 dr. OK Yulizal, SpPD Spesialis Kebidanan dan Kandungan
1 dr. Ronny Ajartha, SpOG
2 dr. Jhon Tambunan, SpOG
Spesialis Anak 1 dr. Riduanto Situmeang, SpA
2 dr. Pranoto, SpA
Spesialis Bedah 1 dr. Harry Butar-butar, SpB
2 dr. Freddy Tambunan, SpB 3 dr. Chairiansyah Harahap, SpB
DOKTER SPESIALIS LAIN
Spesialisasi Dokter No Nama Dokter Spesialis Lain
Spesialis Penyakit Mata
1 dr. Pinto Yusneni Pulungan, SpM
Spesialis THT 1 dr.Amran Simanjuntak, SpTHT
Spesialis Kulit & Kelamin
1 dr. Sulaiman Tanjung, SpKK
Spesialis Saraf 1 dr. Benny Mariduk Silaen, SpS
2 dr. Robert Silitonga, SpS
Spesialis Paru 1 dr. Ucok Martin, SpP
2 dr. Simion Sembiring, SpP
No Spesialisasi Nama Dokter Spesialis Penunjang
1 Spesialis Radiologi dr. Buter Samin, SpRad
2 Spesialis Patologi Klinik dr. Erwin Tahir, SpPK 3 Spesialis Patologi Anatomi dr. Lisdine, SpPA 4 Spesialis Anesthesia
dan Perawatan Intensif
Sub Spesialisasi Nama Dokter Spesialis Penunjang
1 Spesialis Penyakit
Dalam – Konsultan Gastro Entero Hepatologi
dr. Juwita Sembiring, SpPD-KGEH
2 Spesialis Anak –
Konsultan Nutrisi dan Metabolisme
dr. Tiangsa br. Sembiring, SpA-KG
No Jenis Ketenagaan Jumlah
1 Apoteker 1 orang
2 Perawat 135 orang
3 Bidan 15 orang
4 Tenaga non Keperawatan /
Kebidanan
29 orang
5 Tenaga non Kesehatan 71 orang
T O T A L 251 ORANG
4.2.Karakteristik Responden
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini terkait dengan karakteristik responden menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 79 orang (58,1%) dan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 57 orang (41,9%). Mayoritas responden pendidikan SMA sebanyak 66 orang (48,5%) diikuti pendidikan SD sebanyak 20 orang (14,7%), SMP sebanyak 19 orang (14,0%), S1 sebanyak 12 orang (8,8%), dan S2 sebanyak 2 orang (1,5%). Hampir semua responden berstatus menikah sebanyak 104 orang (76,5%), belum menikah sebanyak 25 orang (18,4%), sedangkan yang berstatus janda sebanyak 7 orang (5,1%).
Mayoritas responden memiliki umur ≤ 35 Tahun sebanyak 69 orang (50,7%) dan responden yang memiliki umur > 35 Tahun sebanyak 67 orang (49,3%). Karakteristik responden yang diamati meliputi jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan, serta umur. Karakteristik responden disajikan dalam tabel 4.1 :
Tabel 4.1
Distribusi Responden Berdasarkan Data Demografi
No. Karakteristik Responden Jumlah Persentase
(%) Jenis Kelamin 1. Laki-Laki 57 41,9 2. Perempuan 79 58,1 Jumlah 136 100,0 Pendidikan 1. SD 20 14,7 2. SMP 19 14,0 3. SMA 66 48,5 4. D III 17 12,5 5. S1 12 8,8 6. S2 2 1,5 Jumlah 136 100,0 Status Perkawinan 1. Belum Menikah 25 18,4
2. Menikah 104 76,5 3. Duda/ Janda 7 5,1 Jumlah 136 100,0 Umur 1. ≤ 35 Tahun 69 50,7 2. > 35 Tahun 67 49,3 Jumlah 136 100,0
4. 3. Korelasi Perilaku Caring Perawat Dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap Hasil penelitian ini dianalisis dengan uji korelasi antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien rawat inap. Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan uji korelasi Spearman diketahui bahwa nilai r=0,615 (p<0,05) yang berarti bahwa ada korelasi antara perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien rawat inap, sehingga hipotesis penelitian ini diterima. Korelasi Perilaku Caring Perawat dengan Kepuasan Pasien Rawat Inap disajikan pada tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2
Korelasi Perilaku Caring Perawat dengan Kepuasan Pasien Caring Perawat
Kepuasan Pasien Spearman's rho Caring Perawat Correlation
Coefficient
1,000 0,615
Sig. (2-tailed) 0,000
N 136 136
Kepuasan Pasien Correlation Coefficient
0,615 1,000
Sig. (2-tailed) 0,000
N 136 136
4. 4.Perilaku Caring Perawat
Pada penelitian ini, Perilaku caring perawat terdiri dari 5 faktor. Hasil penelitian pada faktor 1 (Mengakui keberadaan manusia) perilaku caring perawat dapat digolongkan menjadi empat kategori yakni kategori baik (49,3%), cukup (39,7%), kurang (9,5), dan buruk (1,5%) hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini:
Tabel 4.3
Kategori Skor Mengakui Keberadaan Manusia
Faktor 1 Rentang Nilai Kategori N Persentase Mengakui keberadaan manusia 12 - 20 Buruk 2 1,5 21 - 29 Kurang 13 9,5 30 - 39 Cukup 54 39,7 40 - 48 Baik 67 49,3 Jumlah 136 100,0
Hasil penelitian pada faktor 2 (Menanggapi dengan rasa hormat) perilaku caring perawat dapat digolongkan menjadi empat kategori yakni kategori baik (62,5%), cukup (26,5%), kurang (9,5), dan buruk (1,5%) hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4
Kategori Skor Menanggapi Dengan Rasa Hormat
Faktor 2 Rentang Nilai Kategori N Persentase Menanggapi dengan rasa
hormat 11 - 18 Buruk 2 1,5 19 - 26 Kurang 13 9,5 27 - 34 Cukup 36 26,5 35 - 44 Baik 85 62,5 Jumlah 136 100,0
Hasil penelitian pada faktor 3 (Pengetahuan dan keterampilan profesional) perilaku caring perawat dapat digolongkan menjadi empat kategori yakni
kategori baik (75,5%), cukup (20,6%), dan kurang (3,7) hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5
Kategori Skor Pengetahuan Dan Keterampilan Profesional
Faktor 3 Rentang Nilai Kategori N Persentase Pengetahuan dan keterampilan
profesional 7 - 11 Buruk - - 12 - 16 Kurang 5 3,7 17 - 21 Cukup 28 20,6 22 - 28 Baik 103 75,7 Jumlah 136 100,0
Hasil penelitian pada faktor 4 (Menciptakan hubungan yang positif) perilaku caring perawat dapat digolongkan menjadi empat kategori yakni kategori baik (45,6%), cukup (44,9%), kurang (8,8), dan buruk (0,7%) hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini:
Tabel 4.6
Kategori Skor Menciptakan Hubungan Yang Positif
Faktor 4 Rentang Nilai Kategori N Persentase Menciptakan hubungan yang
positif 9 - 15 Buruk 1 0,7 16 - 22 Kurang 12 8,8 23 - 29 Cukup 61 44,9 30 - 36 Baik 62 45,6 Jumlah 136 100,0
Hasil penelitian pada faktor 5 (Perhatian terhadap yang dialami orang lain) perilaku caring perawat dapat digolongkan menjadi empat kategori yakni kategori baik (71,4%), cukup (17,6%), kurang (8,8), dan buruk (2,2%) hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.7 di bawah ini:
Tabel 4.7
Kategori Skor Perhatian Terhadap Yang Dialami Orang Lain
Faktor 5 Rentang Nilai Kategori N Persentase Perhatian terhadap yang
dialami orang lain
3 - 4 Buruk 3 2,2
5 - 6 Kurang 12 8,8
7 - 8 Cukup 24 17,6
9 - 12 Baik 97 71,4
Jumlah 136 100,0
Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa perilaku caring perawat berada pada kategori baik (52,9%), cukup (36,1%), kurang (10,3%), dan buruk (0,7%). Penilaian terhadap perilaku caring perawat dilakukan dengan menghitung total skor yang diperoleh responden. Berdasarkan skoring maka pengkategorian perilaku caring perawat dapat dilihat pada tabel 4.8 di bawah ini:
Tabel 4.8
Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Caring Perawat
Variabel Rentang Nilai Kategori N Persentase
Perilaku caring perawat 138 - 168 Baik 72 52,9
74 - 105 Kurang 14 10,3
42 - 73 Buruk 1 0,7
Jumlah 136 100,0
Pada penelitian ini, Perilaku caring perawat terdiri dari 5 faktor. Hasil penelitian dari kelima faktor perilaku caring perawat secara umum berada pada kategori baik. Dari kelima faktor perilaku caring perawat, faktor yang persentasinya paling tinggi adalah faktor 3 (pengetahuan dan keterampilan profesional). Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar 4.1 di bawah ini:
Skema 4.1. Lima faktor perilaku caring perawat
4. 5. Kategorisasi Skor Faktor Kepuasan Pasien Rawat Inap
Pada penelitian ini, kepuasan pasien rawat inap terdiri dari 3 faktor. Hasil penelitian pada faktor 1 (Praktik profesional) kepuasan pasien dapat digolongkan menjadi empat kategori yakni kategori sangat puas (15,4%), puas (45,6%), tidak
puas (38,3), dan sangat tidak puas (0,7%) hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.9 di bawah ini:
Tabel 4.9
Kategori Skor Praktik Profesional
Faktor 1 Rentang Nilai Kategori N Persentase
Praktik profesional 7 - 11 Sangat tidak
puas 1 0,7 12 - 16 Tidak Puas 52 38,3 17 - 21 Puas 62 45,6 22 - 28 Sangat Puas 21 15,4 Jumlah 136 100,0
Hasil penelitian pada faktor 2 (Hubungan saling percaya) kepuasan pasien dapat digolongkan menjadi empat kategori yakni kategori sangat puas (26,5%), puas (58,1%), tidak puas (15,4%), dan sangat tidak puas (0 %) hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.10:
Tabel 4.10
Kategori Skor Hubungan Saling Percaya
Faktor 2 Rentang Nilai Kategori N Persentase Hubungan saling percaya 11 - 18 Sangat tidak
puas 0 0 19 - 26 Tidak Puas 21 15,4 27 - 34 Puas 79 58,1 35 - 44 Sangat Puas 36 26,5 Jumlah 136 100,0
Hasil penelitian pada faktor 3 (Hubungan pendidikan) kepuasan pasien dapat digolongkan menjadi empat kategori yakni kategori sangat puas (36,0%), puas (47,8%), tidak puas (14,7%), dan sangat tidak puas (1,5 %) hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.11 di bawah ini:
Tabel 4.11
Kategori Skor Hubungan Pendidikan
Faktor 3 Rentang Nilai Kategori N Persentase
Hubungan pendidikan 8 - 13 Sangat tidak
puas 2 1,5 14 - 19 Tidak Puas 20 14,7 20 - 25 Puas 65 47,8 26 - 32 Sangat Puas 49 36,0 Jumlah 136 100,0
Hasil penelitian secara umum menunjukkan bahwa kepuasan pasien berada pada kategori sangat puas (13,3%), puas (65,4%), tidak puas (20,6%), dan sangat tidak puas (0,7%). Penilaian terhadap kepuasan pasien rawat inap dilakukan dengan menghitung total skor yang diperoleh responden. Berdasarkan skoring maka pengkategorian kepuasan pasien dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut:
Tabel 4.12
Distribusi Responden Berdasarkan Kepuasan Pasien
Variabel Rentang Nilai Kategori N Persentase
Kepuasan pasien 86 - 104 Sangat puas 18 13,3
46 - 65 Tidak puas 28 20,6 26 - 45 Sangat tidak
puas
1 0,7
Jumlah 136 100,0
Pada penelitian ini, Kepuasan pasien terdiri dari 3 faktor. Hasil penelitian dari ketiga faktor kepuasan pasien secara umum berada pada kategori puas. Dari ketiga faktor kepuasan pasien, faktor yang paling tinggi persentasinya adalah faktor 2 (hubungan saling percaya). Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar 4.2 di bawah ini:
Skema 4.2. Tiga faktor kepuasan pasien
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Faktor 1 Kepuasan pasienfaktor 2 kepusasan pasienfaktor 3 kepuasan pasien
sangat tidak puas Tidak puas Puas Sangat Puas
BAB 5