• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian 4.1.1 Rasio Relatif (RR)

Dalam dokumen MAKALAH EPIDEMIOLOGI UKURAN ASOSIASI KHU (Halaman 50-59)

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Hasil Penelitian 4.1.1 Rasio Relatif (RR)

Hubungan antara masyarakat yang tinggal di daerah sekitar sungai dan masyarakat yang tinggal bukan di daerah sekitar sungai dengan penyakit diare.

1. Dari 200 orang yang tinggal di daerah pinggiran sungai, sebanyak 102 orang terpapar penyakit diare.

VARIABEL BEBAS  Air Sungai

VARIABEL TERIKAT Penyakit Diare

2. Dari 200 orang yang tinggal di daerah bukan pinggiran suungai, sebanyak 12 orang terpapar penyakit diare.

Tabel 4.1 Data Perhitungan Resiko Relatif (RR)

Daerah Diare Jumlah Risiko Relatif

(RR)

+

-Sungai 102 98 200 0,51

Bukan Sungai 12 188 200 0,06

Kesimpulan :

Dari data yang didapat, masyarakat yang tinggal di daerah sekitar sungai mempunyai resiko 8,5 kali lebih besar daripada masyarakat yang tinggal bukan di daerah sekitar sungai.

4.1.2 Hasil Uji Sample Air Baku (Air Sungai) Tabel 4.2 Hasil Uji SampleAir Baku (Air Sungai)

Parameter Bakteriologis Yang Diperiksa EC Broth Perkiraan Terdekat / 100 ml Kadar MaksimumYang Diperbolehkan *) Total Coliform (37º C) 3/3 3/3 1/3 271 50 Total E.Coli (44 º C) 3/3 2/3 1/3 95 50

4.1.3 Hasil Uji Sample Air Baku (Air Diolah) Tabel 4.3 Hasil Uji Sample Air Baku (Air Diolah)

Parameter Bakteriologis Yang Diperiksa EC Broth Perkiraan Terdekat / 100 ml Kadar MaksimumYang Diperbolehkan *) Total Coliform (37º C) 3/3 2/3 1/3 95 50 Total E.Coli ( 44 º C ) 2/3 1/3 0/3 15 50

4.2 Pembahasan

Risiko relatif adalah ukuran yang menunjukkan besarnya resiko untuk mengalami penyakit pada populasi terpapar dibandingkan dengan populasi tidak terpapar. Dari hasil penelitian yang dilakukan maka didapat nilai resiko relatif sebesar 8,5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang tinggal di daerah sekitar sungai memiliki resiko untuk terpapar penyakit diare 8,5 kali besar daripada masyakarat yang tidak tinggal di daerah sekitar sungai.

Pada kasus ini besarnya resiko paparan penyakit diare pada masyarakat yang tinggal di daerah sekitar sungai dibandingkan dengan yang tidak tinggal di daerah sungai dikarenakan beberapa faktor penyebab penyakit seperti kualitas air sungai dan kebiasaan masyakat di daerah tersebut.

4.2.1 Hubungan antar Faktor Penyebab Penyakit terhadap Penyakit Diare a. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Desa Dalam Pagar Kec. Martapura Kab. Banjar terletak di pinggiran sungai martapura. Masyarakat di daerah tersebut sangat bergantung dengan sungai untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti MCK( mandi, cuci, kakus).

Gambar 4.1 gambaran umum lokasi penelitian

b. Kualitas Air Sungai

Pengambilan sample air sungai di lakukan yang kemudian diserahkan ke laboratorium untuk diperiksa kandungan bakteri E.coli dan coliform tinja yang terdapat di air sungai tersebut.

Dari hasil uji laboratorium total bakteri coliform tinja yang terkandung di air sungai diperkirakan sebesar 271/100 ml dan total bakteri E.Coli sebesar 95/100ml. Kadar tersebut sudah melewati ambang kadar maksimum yang diperbolehkan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No:461/MENKES/PER/IX/1990.

Gambar 4.2 kondisi air sungai

Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa banyak dari masyarakat sekitar yang meolah air sungai sebagai air minum dengan proses yang kurang sesuai dengan standar yang baik dan

benar, masyarakat menampung air sungai yang kemudian ditambahkan tawas. Tawas dapat digunakan untuk menjernihkan air dan juga dapat menurunkan kadar bakteri E. Coli dan coliform tinja. Tawas hanya menurunkan kadarnya saja tetapi tidak dapat membersihkan air tersebut dari bakteri,

Gambar 4.3 Air sungai yang telah diolah

Dari hasil uji laboratorium total bakteri coliform tinja yang terkandung di air sungai yang sudah diolah diperkirakan sebesar 95/100 ml dan total bakteri E.Coli sebesar 15/100ml. Kadar tersebut

sudah melewati ambang kadar maksimum yang diperbolehkan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No:461/MENKES/PER/IX/1990.

Berdasarkan penelitian dan data yang diperoleh nilai Risiko Atribut (AR) sebesar 0,45 atau 45%, risiko atribut (attributable risk/AR) dapat diperoleh dengan menghitung selisih angka insidensi kelompok terpajan dan kelompok angka insidensi tidak terpajan dan hasilnya dianggap sebagai pemaparan oleh faktor penyebab penyakit (atribut). sehingga dapat disimpulkan bahwa 45% insidensi penyakit diare disebabkan oleh air sungai.

c. Pola Perilaku Masyarakat

Kebudayaan suatu masyarakat terkait erat dengan kondisi geografisnya. Seperti yang diketahui bahwa masyarakat Kalimantan Selatan khususnya yang tinggal di daerah pinggiran sungai menganut kebudayaan sungai. Kebudayaan sungai di Kalimantan Selatan merupakan produk dari keluwesan, pengalaman hidup dan adaptasi mereka dengan kehidupan di pinggiran atau sepanjang bantaran sungai.

Masyarakat daerah tempat penelitian juga menganut kebudayaan sungai yang mana kehidupan sehari-hari mereka sangat tergantung dengan sungai, mereka melakukan kegiatan MCK (Mandi,Cuci dan Kakus) disana, bahkan ada yang memakai air sungai untung menyikat giginya. a. Mencuci pakaian b. Menyikat gigi

Gambar 4.4 kegiatan sehari-hari masyarakat yang tinggal di daerah sungai (selasa, 20 oktober 2015 pukul : 10.00)

Kurangnya pengetahuan masyarakat bahwa dengan kegiatan yang sehari-hari mereka lakukan akan berdampak buruk bagi kualitas air sungai itu sendiri. Menurunnya kualitas air sungai juga akan berdampak kembali ke manusianya khusunya berdampak bagi kesehatan masyarakat disekitar. Karena apa yang mereka buang akan terakumulasi kembali dan kembali ke diri mereka sendiri.

Masyarakat daerah pinggiran sungai bahkan ada yang menggunakan air sungai untuk kebutuhan air minum. Air baku air sungai yang telah ditampung kemudian di tambahkan tawas, pada dasarnya tawas mampu untuk menjernihkan air dan juga dapat menurunkan kadar E. Coli dan coliform tinja. Berdasarkan Litbang_Depkes RI, 2006 ciri-ciri air yang layak minum diantaranya yaitu air tidak mengandung unsur mikrobiologi yang membahayakan seperti coliform tinja dan total coliform , pada hasil uji laboratorium air baku sungai yang sudah diolah masih terdapat bakteri E. Coli dan coliform tinja, maka dapat disimpulkan bahwa air sungai walaupun sudah diolah tetap tidak layak untuk di konsumsi sebagai air minum. Hal ini akan berdampak bagi kesehatan manusia itu sendiri.

4.2.2 Dampak Bagi Lingkungan dan Manusia

Lingkungan air sungai yang tercemar dengan adanya kegiatan sehari-hari masnusia seperti MCK, dapat berakibat rusaknya ekosistem air sungai,sungai menjadi kotor,tidak sedap dipandang dan berbau,selain itu sungai yang tercemar juga menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme berbahaya. Apabila didalam air sungai yang digunakan manusia terdapat mikroorganisme yang berbahaya contohnya adalah E.coli dan coliform tinja maka pasti akan membahayakan kesehatan manusia. Berdasarkan hasil penelitian dan dari data yag di dapat, dilakukan perhitungan laju insidensi penyakit diare. Laju insidensi penyakit diare di daerah tersebut sebesar 16,67 x 10-3 /6bulan. Dampak yang dirasakan manusia ketika mengkonsumsi air yang mengandung bakteri patogen seperti E. Coli dan coliform tinja yaitu dapat menyebabkan penyakit parah, infeksi sering menyebabkan diare parah dan kram perut. Setelah tinja memasuki badan air, E-coli akan mengkontaminasi perairan, bahkan pada kondisi tertentu E-coli dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh dan dapat tinggal di dalam pelvix ginjal dan hati.

Penyakit diare sering dianggap penyakit yang kurang membahayakan, padahal pada dasarnya penyakit diare dapat menyebabkan dehidrasi hingga menyebabkan kematian. Gejala penyakit diare yang dirasakan manusia antara lain sebagai berikut:

1. Sakit perut

2. Seringkali mual dan muntah 3. Buang air besar terus menerus 4. Nafsu makan berkurang 5. Demam tinggi

7. Gejala lain dapat timbul seperti pegal pada punggung, dan perut berbunyi

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

5. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab penyakit diare di daerah Desa Dalam Pagar kec. Martapura yaitu kualitas air sungai yang buruk serta mengandung bakteri penyebab diare yaitu E. Coli dan Coliform tinja yang melewati ambang

batas baku mutu sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI No:461/MENKES/PER/IX/1990 dan pola perilaku masyarakat yang menggunakan air sungai untuk keperluan sehari-hari seperti MCK (mandi, cuci, kakus) bahkan ada yang menggunakan air sungai untuk kebutuhan air minum.

6. Risiko relatif adalah ukuran yang menunjukkan besarnya resiko untuk mengalami penyakit pada populasi terpapar dibandingkan dengan populasi tidak terpapar. Bersadarkan penelitian dan data yang diperoleh ini nilai risiko relatif (RR) sebesar 8,5. Sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang tinggal di daerah sekitar pinggiran sungai memiliki risiko terpapar penyakit diare 8,5 kali lebih besar dibandingkan dengan masyarakat yang tidak tinggal di daerah sekitar pinggiran sungai.

7. Insidence adalah kejadian (kasus) penyakit yang baru saja memasuki fase klinik dalam riwayat alamiah suatu penyakit. Laju insidensi dari suatu penyakit tertentu adalah dalam jumlah kasus baru yang terjadi di kalangan penduduk selama periode/kurun waktu tertentu. Dari hasil penelitian dan dari data yang diperoleh didapat perhitungan laju insidensi sebesar 16,67 x 10 -3 /6bulan. Dapat disimpulkan bahwa laju insidensi penyakit di daerah sekitar sungai adalah 16,67 x 10-3 /6bulan.

8. Risiko atribut (attributable risk/AR) dapat diperoleh dengan menghitung selisih angka insidensi kelompok terpajan dan kelompok angka insidensi tidak terpajan dan hasilnya dianggap sebagai pemaparan oleh faktor penyebab penyakit (atribut). Berdasarkan penelitian dan hasil yang didapat diperoleh hasil perhitungan risiko atribut sebesar 45%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa 45% insiden penyakit diare disebabkan oleh air sungai.

4.3 Saran

8.1.1. Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini yaitu lebih ditingkatnya informasi dan penyuluhan mengenai penyakit diare dan dampak apa saja yang dapat terjadi. 8.1.2. Adanya pengawasan disekitar alirann sungai untuk menjaga masyarakat agar

tidak melakukan kegiatan kegiatan MCK (mandi, cuci, kakus) serta segala kegiatan yang mampu mencemari air sungai karena apabila air tecemar maka kesehatan manusia yang akhirnya akan terganggu.

DAFTAR RUJUKAN

Dalam dokumen MAKALAH EPIDEMIOLOGI UKURAN ASOSIASI KHU (Halaman 50-59)

Dokumen terkait