BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN
C. Hasil Penelitian yang Relevan
Kartini Herlina (2005), dalam penelitiannya yang berjudul “ Pembelajaran
Penemuan Terbimbing untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas II SMP Negeri Bandar Lampung, memberikan kesimpulan bahwa
Kesulitan siswa dalam memahami pelajaran fisika
Pembelajaran dengan Model Guided Discovery – Inquiry Learning
Pemberian Konsep
Menghubungkan realitas yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
dengan topik pembelajaran
Menyikapi berbagai situasi
Mempertinggi pencapaian keterampilan berpikir kritis siswa
30
penerapan pembelajaran penemuan terbimbing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Asri Widowati (2007), dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan
Pendekatan Inquiry dalam pembelajaran sains sebagai upaya pengembangan cara berpikir divergen, kesimpulan penelitian tersebut yaitu pembelajaran sains dengan menerapkan pendekatan Inquiry memberikan prospek yang cukup baik bagi pengembangan cara berpikir divergen yang merupakan unsur utama kreativitas karena memungkinkan siswa untuk belajar aktif, belajar menemukan, belajar memecahkan masalah, belajar menyelidiki, dan belajar menghayati.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh Wahyudin, dkk
(2010) dalam “Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan
Metode Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Minat dan Pemahaman Siswa”,
menunjukkan bahwa peningkatan rata-rata hasil belajar pada siklus II cukup signifikan karena secara individu siswa yang mencapai ketuntasan belajar meningkat dari 13 siswa menjadi 38 siswa. Pemahaman siswa meningkat dari 60% siswa yang dinyatakan tidak paham pada siklus I menjadi 5% siswa yang dinyatakan tidak paham untuk siklus II. Hasil analisis tanggapan siswa terhadap pengajaran diperoleh rata–rata tanggapan siswa sebelum tindakan sebesar 72,90%. Setelah tindakan, nilai rata–rata tanggapan siswa meningkat menjadi 76,81%.32
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Siti Khoiriyah, yang
berjudul “Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Melalui Strategi Inkuiri Pada Materi Tumbuhan Berbiji Untuk Meningkatkan Keaktivan Siswa di MTs Al-Asror, Gunung Pati, Semarang”, menunjukkan adanya peningkatan keaktivan dan
hasil belajar siswa dari siklus I-III. Pada siklus I, keaktivan dalam pengamatan sebesar 29,27%, pada siklus II sebesar 58,67%, dan pada siklus III sebesar 80,49%. Rerata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 50,77 dan ketuntasan 68,29%, pada siklus II, rerata hasil belajar siswa sebesar 70,51 dan ketuntasan
32
Wahyudin, dkk., “Keefektifan Pembelajaran Berbantuan Multimedia Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Minat dan Pemahaman Siswa”, Jurnal Pendidikan
Fisika Indonesia Vol. 6, No. 1, Januari 2010, diakses dari
31
belajarn 87,80%.33
Penelitian Astri Setiawati yang berjudul “Implikasi Pendekatan Inkuiri
Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran
2009/2010” (Skripsi), menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
penggunaan pendekatan inkuiri terhadap hasil belajar siswa pada ranah afektif dan psikomotor, dan metode yang paling efektif untuk diterapkan adalah metode modified inquiry.34
Hasil reviu Rustaman tentang hasil kegiatan piloting di FMIPA berkenaan dengan Follow Up Program IMSTEP JICA untuk pembelajaran biologi di SMP dan SMA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil pengguasaan konsep yang signifikan antara kelas eksperimen yang melaksanakan pembelajaran biologi melalui inkuiri dengan yang kelas kontrol. Siswa di kelas eksperimen menunjukkan penguasaan keterampilan proses yang lebih tinggi. Sementara itu, hasil evaluasi kegiatan piloting Kimia di SMA menunjukkan bahwa pada konsep-konsep yang relevan terjadi peningkatan yang berarti dan berbeda secara signifikan antara siswa yang mengalami pembelajaran dengan model HOTS (High Order Thinking Skills).35
Penelitian yang dilakukan oleh Kathy Cabe Trundle, et all., dalam “The Effect of Guided Inquiry-Based Instruction on Middle School Students’
Understanding of Lunar Concepts”, menunjukkan bahwa dengan penerapan metode guided inquiry, pemahaman konsep siswa meningkat secara signifikan dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode konvensional (buku teks). Siswa yang memperoleh pengajaran tata surya dengan metode guided inquiry, mampu memberikan penjelasan ilmiah secara verbal maupun dengan gambar
33
Siti Khoiriyah, Penerapan Pendekatan Konstruktivisme Melalui Strategi Inkuiri Pada Materi Tumbuhan Berbiji Untuk Meningkatkan Keaktivan Siswa di MTs Al-asror, Gunung Pati, Semarang (Skipsi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang, 2006)
34
Astri Ismawati, “Implikasi Pendekatan Inkuiri Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010” (Skripsi Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010), diakses dari http://biologi.fkip.uns.ac.id/wp-content/uploads/2010/10/10.015 pada tanggal 23 Juli 2011.
35
Nuryani Y. Rustaman, Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri dalam Pendidikan Sains (Bandung: makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional II Himpunan Ikatan Sarjana dan Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia, 2005), diakses dari http://www.freewebs.com/santyasa/Lemlit/PDF_Files pada tanggal 20 Januari 2011
32
mengenai fase-fase periode bulan, bumi, dan model matahari.36
Penelitian yang dilakukan oleh Remziye, et all., yang berjudul “The Effect of Inquiry Based Science Teaching on Elementary School Student’s Science Process Skills and Science Attitudes”, menunjukkan bahwa penggunaan metode
pembelajaran berbasis inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap aktivitas dan kemampuan proses sains siswa.37
Penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim Bilgin yang berjudul “The Effect of Guided Inquiry Instruction Incorporating a Cooperative Learning Approach on University Students’ Achievement of Acid and Bases Concepts and Attitude toward Guided Inquiry”, menunjukkan bahwa kelas yang diterapkan metode
inkuiri terbimbing dengan pendekatan pembelajaran kooperatif memiliki pemahaman konsep dan sikap yang lebih baik.38
Penelitian yang dilakukan oleh Abdi Rizak Mohammed, et all., yang berjudul “Effect of Active Learning Variants on Student Performance and Learning Perceptions”, menunjukkan bahwa aktivitas dan pemahaman berpikir
tingkat tinggi (high order thinking) siswa mengalami peningkatan sebesar 67% setelah diterapkan variasi pembelajaran dengan menggunakan metode inkuiri terbimbing.39
Yusran (2003) mengembangkan dan menerapkan pembelajaran berbasis inkuiri pada konsep Fluida Tak Bergerak untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa SMA. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan penguasaan konsep siswa yang terlibat dalam pembelajaran berbasis inkuiri lebih tinggi
36
Kathy Cabe Trundle, et all., “The Effect of Guided Inquiry-Based Instruction on Middle School Students’ Understanding of Lunar Concepts”, (The Ohio State University: Research Science Education, 2010), P. 19
37
Remziye, et all., The Effect of Inquiry Based Science Teaching on Elementary School Student’s Science Process Skills and Science Attitudes (Bulgarian Juornal of Science Education
Policy, Volume 5, Number 1, 2011) diakses dari
http://www.learner.org/workshops/socialstudies/pdf/ pada tanggal 29 November 2011.
38
Ibrahim Bilgin., The Effect of Guided Inquiry Instruction Incorporating a Cooperative Learning Approach on University Students’ Achievement of Acid and Bases Concepts and Attitude toward Guided Inquiry (Scientific Research and Essay Vol. 4 (10), pp. 1038-1046, October 2009), diakses dari http://academicjournals.org/sre pada tanggal 20 Januari 2011.
39
Abdi Rizak Mohammmed, et all., Effect of Active Learning Variants on Student Performance and Learning Perceptions (International Journal for The Scholarship of Teaching and Learning, Vol. 2, No. 2, July 2008), diakses dari http://www.georgiasouthern,edu/ijsoti pada tanggal 20 Januari 2011
33
daripada siswa yang terlibat dalam pembelajaran biasa pada taraf signifikasi 5%, dengan peningkatan rata-rata kelas eksperimen 21% dan kemas kontrol 13%.40