• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian Siklus I 1.Hasil Penelitian Siklus I

2. Hasil Penelitian Siklus II a.Pertemuan ke-1 a.Pertemuan ke-1

1) Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I pertemuan ke-2, maka peneliti dan observer melakukan perencanaan tindakan sebagai berikut:

a) Membuat RPP untuk siklus II dengan beberapa perbaikan dari siklus I

pertemuan ke-2.

b) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pembelajaran.

c) Menyiapkan lembar latihan evaluasi untuk pertemuan ke-1

d) Menyiapkan lembar pengamatan pembelajaran.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kegiatan pendahuluan diawali dengan siswa berbaris, berdoa, dan peneliti melakukan absensi serta mengontrol kedisiplinan siswa. Selanjutnya siswa melakukan pemanasan dengan stratching dan permainan lempar bola.

b) Kegiatan inti

Pada kegiatan inti siswa melakukan latihan mengguling-gulingkan badan ke depan dan ke belakang pada posisi jongkok yang terkontrol dengan media botol plastik. Kemudian membentuk sikap lilin. Latihan selanjutnya mengguling pada bidang miring yaitu menggunakan matras yang sudah diganjal dengan spon setinggi + 30 cm dengan sikap awal yaitu berdiri kemudian membungkukkan badan, kedua tangan menumpu pada lantai dengan kuat, mengangkat pinggul serta memasukkan kepala di antara dua tangan sehingga dagu menempel pada dada, bengkokkan kedua tangan disertai tolakan sehingga berguling dan kembali ke sikap awal.

c) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup, siswa dibariskan menjadi dua bersap dan memperhatikan peneliti mengoreksi gerakan-gerakan yang masih salah. Setelah mengecek siswa dilakukan pendinginan dengan bernyanyi bersama lagu “Sayonara”. Pembelajaran diakhiri dengan berdoa dan membubarkan barisan.

3) Tahap Pengamatan Kegiatan (Observing)

Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap kegiatan pembelajaran, dapat disimpulkan sebagai berikut:

a) Siswa tampak sudah menunjukkan semangat saat memulai

pembelajaran.

b) Dalam melakukan gerakan-gerakan yang diinstruksikan guru, siswa

terlihat melakukan dengan serius.

c) Pada latihan membentuk sikap lilin, terlihat masih banyak siswa yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ditentukan.

4) Tahap Refleksi dan Perencanaan Ulang (Reflecting and Replanning)

Adapun keberhasilan dan kegagalan yang masih muncul pada siklus II pertemuan ke-1 ini sebagai berikut:

a) Keberhasilan guru/siswa

Penerapan modifikasi alat bantu dengan bidang miring membuat siswa menjadi lebih berani dan dapat melakukan gerakan roll depan dengan baik.

b) Kegagalan guru/siswa

Ada beberapa siswa yang masih merasa takut melakukan roll depan karena takut gagal, meskipun guru sudah memberi motivasi dan membimbing.

c) Rencana Perbaikan

Dari keberhasilan dan kegagalan tersebut, peneliti dan observer melakukan perencanaan ulang untuk siklus II pertemuan ke-2, antara lain:

(1) Peneliti akan menyiapkan media yang dapat lebih membantu

siswa untuk tidak canggung melakukan roll depan.

(2) Motivasi dan bimbingan akan terus peneliti berikan kepada semua

siswa, terutama kepada siswa yang belum berhasil. b. Pertemuan ke-2

1) Tahap Perencanaan Tindakan (Planning)

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus II pertemuan ke-1, maka peneliti dan observer melakukan perencanaan tindakan sebagai berikut:

a) Membuat RPP untuk siklus II pertemuan ke-2 dengan beberapa

perbaikan dari pertemuan sebelumnya.

b) Menyiapkan media yang diperlukan untuk membantu pembelajaran.

c) Menyiapkan lembar evaluasi akhir siklus II.

d) Menyiapkan lembar pengamatan pembelajaran.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran yang telah direncanakan, sebagai berikut:

a) Kegiatan pendahuluan

Siswa dibariskan untuk berdoa bersama, absensi, dan melaksanakan pemanasan, yaitu stratching yang menitikberatkan pada otot-otot yang berhubungan dengan materi roll depan, dilanjutkan kegiatan permainan menjalankan perintah, yakni siswa melakukan instruksi guru dalam formasi lingkaran, yakni: berdiri, duduk, lari, dan sebagainya.

b) Kegiatan inti

Guru memberikan penjelasan dan memberikan contoh gerakan yang harus siswa lakukan untuk latihan inti. Dengan menggunakan kardus yang telah disiapkan, siswa mengguling-gulingkan badan ke depan dan ke belakang pada posisi jongkok yang terkontrol. Gerakan dilakukan berulang-ulang. Latihan selanjutnya siswa membentuk sikap lilin kemudian ke sikap jongkok. Setelah itu mengguling pada bidang miring, yaitu menggunakan matras yang sudah diganjal dengan spon setinggi kurang lebih 30 cm dengan sikap awal yaitu berdiri, kemudian membungkukkan badan, kedua tangan menumpu pada lantai dengan kuat, mengangkat pinggul serta memasukkan kepala di antara dua tangan sehingga dagu menempel pada dada, lalu membengkokkan kedua tangan disertai tolakan sehingga berguling dan kembali ke sikap awal. Latihan ini dilakukan secara bergantian dan berulang-ulang. Selesai latihan gerakan-gerakan tersebut, siswa melaksanakan evaluasi akhir siklus II secara individu meliputi penilaian afektif, kognitif, dan psikomotorik.

c) Penutup

Pada kegiatan penutup, siswa dibariskan menjadi dua bersaf dan memperhatikan peneliti mengoreksi gerakan-gerakan yang masih salah. Setelah mengecek siswa dilakukan pendinginan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user dengan berdoa dan membubarkan barisan.

Dari pelaksanaan evalusi siklus II diperoleh hasil belajar siswa dalam pembelajaran roll depan pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3 Hasil Belajar Roll Depan pada Siklus II

Aspek yang diukur

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Cara Mengukur Jumlah Siswa yang Tuntas Persen-tase Ketunta-san Jumlah Siswa yang Tuntas Persen-tase Ketunta-san Jumlah Siswa yang Tuntas Persen-tase Ketunta-san Hasil belajar roll depan 17 47% 25 69% 32 89% Diukur saat guru memberikan materi roll depan

Dari tabel 4.3 dapat dilihat peningkatan prestasi siswa dibandingkan dengan prestasi siklus I, semua siswa mengalami kenaikan pada perolehan nilainya. Hasil penelitian siklus II menunjukkan 32 anak (89%) tuntas belajar dan 4 anak (11%) belum tuntas belajar, dengan nilai tertinggi 80, nilai terendah 62 dan nilai rata-rata kelas 69.

Dari data pada tabel 4.3 dapat digambarkan dalam bentuk grafik batang sebagai berikut:

Gambar 4.3 Grafik Ketuntasan Belajar Siklus II

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Tuntas Tidak Tuntas

89%

11%

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dari hasil pengamatan observer terhadap proses pembelajaran secara keseluruhan, dapat disimpulkan sebagai berikut:

a) Semua siswa sudah menunjukkan keaktifan dan kesungguhan dalam

mengikuti pembelajaran.

b) Sebagian besar siswa terlihat semangat dan antusias dalam melakukan

latihan.

c) Siswa terlihat senang melakukan gerakan roll depan dengan bantuan

bidang miring dan modifikasi alat bantu yang digunakan.

4) Tahap Refleksi

Dari hasil pembelajaran dan hasil pengamatan, maka peneliti dan observer melakukan refleksi dan berdiskusi menganalisis kekurangan dan kelebihan pada siklus II pertemuan ke-2, sebagai berikut:

a) Kemampuan siswa dalam melakukan roll depan meningkat melalui

penerapan modifikasi media pembelajaran berupa kardus, botol plastik, bidang miring, dan sebagainya. Sehingga hasil belajar siswa meningkat dan ketuntasan belajar mencapai 89%.

b) Masih ada 4 siswa (11%) yang belum tuntas dikarenakan kurangnya

latihan dan keberanian pada saat pembelajaran meskipun sudah dibimbing oleh peneliti.

c) Dari kelebihan dan kekurangan tersebut, peneliti akan melanjutkan

pembelajaran dengan menerapkan modifikasi media pembelajaran yang lebih bervariasi pada pembelajaran berikutnya dan membimbing siswa dengan lebih intensif agar ketuntasan dapat tercapai secara optimal.

C. Pembahasan

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa melalui penerapan pendekatan modifikasi media pembelajaran selama dua siklus telah berhasil meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran roll depan. Dari studi pra siklus ketuntasan belajar hanya 47%, setelah peneliti melakukan tindakan dengan pendekatan modifikasi media pembelajaran siklus I ketuntasan belajar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ketuntasan belajar kembali meningkat menjadi 89%. Untuk lebih jelasnya, peneliti sajikan peningkatan ketuntasan belajar siswa pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4 Peningkatan Ketuntasan Belajar Siswa dari Studi Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

No. Kegiatan

Pembelajaran

Siswa Tuntas Siswa Tidak Tuntas

f % f %

1. Pra Siklus 17 47% 19 53%

2. Siklus I 25 69% 11 31%

3. Siklus II 32 89% 4 11%

Dari data tabel 4.4 tersebut, dapat dilihat perbandingannya dalam grafik di bawah ini.

Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Ketuntasan Belajar dari Studi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan tabel dan grafik 4.4 di atas dapat dijelaskan secara lebih rinci sebagai berikut:

1. Pada studi pra siklus, ketuntasan belajar mencapai 47% (17 anak) dan 53% belum

tuntas (19 anak).

2. Pada siklus I, ketuntasan belajar mencapai 69% (25 anak) dan 31% belum tuntas

(11 anak), sehingga ada kenaikan dari pra siklus sebesar 22% atau bertambah 8 anak yang tuntas belajar.

3. Pada siklus II, ketuntasan belajar mencapai 89% (32 anak) dan 11% belum tuntas

(4 anak), sehingga ada kenaikan dari siklus I sebesar 20% atau bertambah 7 anak yang tuntas belajar.

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Pra Siklus Siklus I Siklus II

Persentase Tuntas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dilakukan menunjukkan peningkatan pada aktivitas siswa dalam bergerak dan menumbuhkan semangat serta sikap-sikap yang positif seperti kedisiplinan, kesungguhan, dan keberanian.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 43 A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan di depan dan dipadukan dengan perumusan masalah serta perumusan hipotesis, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan modifikasi media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan dan hasil belajar roll depan pada siswa Kelas IV SD Negeri 1 Krandegan Kecamatan Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012. Hal ini terbukti dari ketuntasan belajar yang selalu meningkat secara signifikan dari pra siklus sebesar 47% menjadi 69% pada akhir siklus I dan kembali meningkat pada akhir siklus II menjadi 89%.

B. Implikasi

Dari hasil penelitian ditemukan cara yang lebih baik untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran roll depan melalui modifikasi media pembelajaran pada siswa Kelas IV SD Negeri 1 Krandegan Kecamatan Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara tahun pelajaran 2011/2012. Melalui penerapan modifikasi media pembelajaran siswa difasilitasi untuk lebih banyak bergerak serta riang gembira sehingga siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran, dapat melakukan pola gerak secara benar pada akhirnya kemampuan dan hasil belajar siswa meningkat.

C. Saran

Dari kesimpulan di atas, maka peneliti menyampaikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi guru Penjasorkes, hendaknya menerapkan modifikasi media pembelajaran

dalam pembelajaran roll depan di sekolah.

2. Bagi sekolah, hendaknya mendukung pelaksanaan pembelajaran Penjasorkes

dengan menyediakan media dan sarana prasarana yang memadai.

3. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk penelitian ini dilanjutkan guna

Dokumen terkait