• Tidak ada hasil yang ditemukan

BIOGRAFI DAN SINOPSIS

B. Sinopsis Cerpen Robohnya Surau Kami Karya A.A Navis

3. Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian baik dari kuesioner A maupun kuesioner B menunjukkan respons yang baik terhadap cerpenRSK karya A.A Navis. Responden menunjukkan ketertarikan terhadap cerpen kanon ini yang merupakan sastra serius walaupun responden berasal dari kalangan remaja yang identik dengan ketertarikan pada sastra populer.

Dari kuesioner A pada kriteria intelektual dapat dilihat bahwa menurut responden yaitu pembaca remaja faktor bahasa merupakan faktor yang menjadi ketertarikannya terhadap cerpen RSK karya A.A Navis. Walaupun ada beberapa bahasa daerah dan beberapa bahasa yang mungkin sulit dipahami oleh pembaca remaja ketika membaca cerpen ini tetapi pembaca remaja menyukai hal tersebut. Menurut pembaca remaja pemunculan kosakata-kosakata baru diangap sesuatu hal yang penting karena akan menambah pengetahuan mereka. Hal ini sejalan dengan salah satu pertanyaan pada kuesioner B yaitu cerpen RSK karya A.A Navis ini menyajikan pemakaian bahas yang terampil dengan sikap yang jelas dan meyakinkan dengan jumlah responden yang setuju sebesar 80% dari jumlah 100% responden.

Pada kriteria emosional dari kuesioner A, dijelaskan bahwa responden memilih faktor keterlibatan emosional atau perasaan menjadi faktor ketertarikan mereka terhadap cerpen RSK karya A.A Navis. Menurut responden yang merupakan pembaca remaja, bisa ikut merasakan apa yang dirasakan tokoh atau bisa merasakan suasana yang ada di dalam cerita merupakan suatu hal yang menyenangkan dan menimbulkan dampak emosi ketika selesai membaca cerpen tersebut. Apalagi jika tokoh utama memang hadir untuk memberikan rasa simpati dari pembaca seperti pada cerpen ini. Hal ini sejalan pula pada kuesioner pada pertanyaan-pertanyaan yang terkait emosional diantaranya bahwa cerpen RSK karya A.A Navis ini berdampak pada emosi pemaba dengan jumlah responden yang setuju sebanyak 75%.

Berdasarkan kuesioner B, seluruh pernyatan pada kuesioner B di dominasi oleh pilihan setuju terhadap pernyataan-pernyataan tersebut walaupun jumlah persentasenya berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa memang cerpen ini menimbulkan rasa ketertarikan yang tinggi bagi pembaca remaja karena menghadirkan sesuatu yang baru bagi pembaca remaja yang mungkin belum mereka ketahui sebelum membaca dan memberikan respons terhadap cerpen RSK karya A.A Navis ini.

Maka, dapat disimpulkan bahwa pembaca remaja tidak selalu identik dengan sastra populer, mereka juga menyukai sastra serius karena dalam sastra serius mereka bisa menemukan hal-hal baru yang menjadi dasar ketertarikan terhadapa cerpen ini. Cerpen RSK karya A.A Navis ini menjadi cerpen yang diminati oleh pembaca remaja walaupun dengan segala kerumitannya sebagai sastra serius bukan sastra populer. Cerpen ini pun menjadi cerpen yang lebih diminati dibandingkan cerpen favorit mereka.

c. Implikasi Penelitian Terhadap Pembelajaran Sastra Indonesia

Salah satu masalah dalam proses pengajaran sastra adalah kurangnya kemampuan guru dalam memilih bahan ajar yang tepat dan bermanfaat bagi siswa-siswinya. Hal ini terjadi karena kurangnya pengetahuan guru mengenai respons siswa-siswi terhadap materi yang diajarkan sehingga memberikan dampak negatif pada siswa-siswi seperti kurangnya perhatian terhadap materi yang disampaikan bahkan muncul rasa bosan dalam materi yang disampaikan oleh guru.

Dalam teori psikologis remaja seperti yang telah disampaikan sebelumnya ada beberapa hal yang mempengarahi seorang remaja salah satunya yaitu faktor eksogen (nurture), dalam pandangan ini dinyatakan bahwa perubahan dan perkembangan individu sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari luar diri individu itu sendiri. Dalam faktor eksogen, salah satu yang mempengaruhi yaitu faktor lingkungan sosial berupa lembaga pendidikan atau sekolah. Maka, guru merupakan faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut.

Guru memiliki andil besar dalam menentukan dan membuat perubahan pada siswa-siswinya. Namun apabila seorang guru tidak mengetahui apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh siswa-siswinya maka guru tersebut tidak dapat memberikan perubahan untuk siswa-siswinya. Maka dari itu dengan adanya penelitian mengenai respons dari siswa-siswi ini dapat membantu guru dalam mengetahui apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh siswa-siswinya.

Penelitian mengenai respons pembaca remaja ini ditujukan khusus untuk siswa-siswi SMA/MA/Sederajat kelas X dengan kompetensi dasar (KD) yang dikembangkan adalah menulis kerangka berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar). Dikarenakan objek dalam kompetensi dasar ini adalah cerpen maka cerpen yang akan digunakan adalah cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Navis yang merupakan cerpen kanon.

Kompetensi dasar tersebut digunakan sebagai acuan penelitian ini karena sebelum siswa-siswi dapat menulis sebuah kerangka cerpen, siswa-siswi harus diberi pengetahuan terlebih dahulu mengenai kriteria cerpen yang baik. Cerpen yang baik adalah cerpen kanon atau cerpen yang telah banyak diteliti oleh para kritikus sastra. Salah satu cerpen kanon itu adalah cerpen RSK karya A.A Navis.

Salah satu tujuan dari pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berdasarkan kurikulum 2004 seperti yang telah dijelaskan dalam latar belakang yaitu peserta didik dapat memanfaatkan untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan, dan meningkatkan pengetahuan berbahasa serta menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Dengan meneliti cerpen RSKdalam proses pembelajaran sastra, dapat kita lihat manfaatnya sesuai tujuan pembelajaran yaitu: a. Cerpen RSK karya A.A Navis merupakan cerpen yang memiliki pesan moral

yang baik diantaranya harus menjadi manusia yang kuat iman serta jangan menjadi manusia yang suka membual karena dapat merugikan orang lain.Maka dengan membaca cerpen ini siswa-siswi dapat mengembangkan kepribadiannya menjadi lebih baik tidak seperti tokoh antagonis atau seperti

tindakan yang salag yang diambil oleh tokoh protagonis dalam cerpen RSK karya A.A Navis. Hal ini sejalan teori psikologi remaja yang mengatakan bahwa seorang remaja telah mampu mengetahui hubungan sebab-akibat suatu fenomena yang ditemui dalam kehidupannya.

b. Dengan meneliti unsur intrinsik dari cerpen RSK karya A.A Navis, siswa-siswi dapat mengetahui bagaimana kriteria atau ciri dari cerpen yang baik sebagai acuan dalam proses pembuatan cerpen yang menjadi KD dalam penelitian ini. Cerpen RSK karya A.A Navis dapat menjadi cerpen acuan sebagai kriteria cerpen yang baik karena cerpen ini merupakan cerpen kanon yang telah banyak diteliti oleh para kritikus sastra sehingga dapat menambah wawasan siswa-siswi sesuai tujuan pembelajaran. Selain itu, siswa-siswi pun telah menilainya pula secara pribadi menganai cerpen ini dengan kriteria intelektual dan kriteria emosional. Sehingga dapat memotivasi siswa-siswi untuk mendapatkan hasil yang baik dalam proses pencapain KD untuk membuat kerangka cerpen/cerpen yang berdasarkan pengalaman diri sendiri. c. Dengan membaca cerpen RSK karya A.A Navis ini dapat mengembangkan

pengetahuan berbahasa siswa-siswi karena cerpen ini merupakan cerpen yang menggunakan bahasa yang baik dalam penyampaian cerita. Selain itu, didalam cerpen ini banyak terdapat kosakata baru salah satunya kosakata daerah yang dimasukan ke dalam cerita yang digunakan pengarang sebagai penegasan dari latar tempat cerita yaitu bahasa Padang.

d. Dengan membaca dan memberikan respons berupa penilaian terhadap cerpen RSK karya A.A Navis berarti memberikan pelajaran kepada sisiwa-siswi dalam hal menghargai dan membanggakan khazanah sastra Indonesia . Dengan merespons berupa mengkritisi karya sastra juga memberikan pelajaran dalam melestarikan sastra indonesia sebagai kahazanah budaya karena dengan banyaknya orang yang terus membahas mengenai karya sastra tersebut membuat karya sastra tersebut dikenang dari zaman ke zaman.

Menurut Carol Ann Tomlinson, hal yang penting dilakukan oleh seorang guru adalah merancang dan mengembangkan model pembelajaran yang

memperhatikan diferensiasi yang dimiliki peserta didik. Pada bagian awal guru diharapkan mampu memperhatikan aspek-aspek readiness, interest, dan learning profile.85 Maka kaitannya dengan penelitian mengenai respons pembaca remaja ini adalah:

a. Readiness berkaitan dengan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan

seperti apa yang dimiliki siswa-siswi sebelumnya. Dalam penelitian ini pada kuesioner A, siswa-siswi diminta untuk memberikan respons mereka berupa pendapat mengenai kriteria cerpen yang baik dari segi emosional dan intelektual. Hal ini terkait dengan pengetahuan siswa-siswi terhadap cerpen sebelum materi cerpen ini disampaikan oleh guru. Dalam teori psikologi remaja pun dijelaskan bahwa seorang remaja –dalam hal ini peserta didik-telah memiliki kemampuan mengambi keputusan (judging ). Oleh karena itu, guru dapat mengetahui seberapa jauh pengetahuan siswa-siswinya terhadap cerpen sebelum guru menyapaikan materi mengenai cerpen tersebut.

b. Interest berkaitan dengan cara guru mengakomodasi ketertarikan siswa-siswi terhadap materi yang diajar. Dalam hal ini guru harus membuat siswa-siswinya merasa tertarik terhadap materi atau bahan bacaan yang disampaikan oleh guru. Setelah guru mengajarkan materi mengenai cerpen –dalam hal ini adalah cerpen RSK karya A.A Navis- guru dapat meneliti sejauh mana ketertarikan siswa-siswi terhadap cerpen yang mereka baca dengan menggunakan kuesioner B. Oleh karena itu, guru dapat mengetahui metode atau bahan bacaan yang disampaikan tersebut telah menarik atau tidak bagi siswa-siswinya.

c. Learning Profiles berkaitan dengan cara guru mengakomodasi pola belajar yang paling efektif yang dimiliki siswa-siswi. Seperti pada teori Piaget yang telah dijelaskan sebelumnya guru harus mendukung siswa-siswinya dalam mengeksplorasi dan memahami dunianya sesuai pendekatan konstruktif kognitif (cognitive constructivistapproach). Guru tidak lagi menggunakan pendekatan interaksi langsung (direct instruction approach) yang ketika

85

proses pembelajaran berlangsung, kegiatan tersebut berpusat pada guru tersebut. Siswa harus dapat belajar mandiri dan dapat mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya.

Menurut Thornburg , dalam teori psikologi remaja dikatakan bahwa sorang remaja telah mampu mengembangkan seluruh kemampuan induvidu untuk melakukan suatu aktivitas guna mengembangkan potensi dirinya. Kaitannya dengan penelitian ini, siswa telah dibiasakan untuk merespons secara pribadi mengeani materi atau bahan bacaan dan dapat menilai baik baruknya materi atau bahan bacaan secara mandiri sehingga pada kegiatan pembelajaran mereka telah terbiasa dalam pengerjaan tugas secara mandiri. Dalam hal ini tugas tersebut sesuai KD yang digunakan yaitu menulis kerangka berdasarkan kehidupan orang lain dalam cerpen (pelaku, peristiwa, latar). Pada tugas tersebut siswa-siswi dituntut mampu secara mandiri membuat kerangka cerpen yang nantinya dilanjutkan untuk dapat menulis cerpen berdasarkan pengalaman orang lain. Dengan adanya penelitian ini siswa-siswi dapat lebih mandiri dalam mengerjakan tugas dan bertanggung jawab karena siswa-siswi telah menilai secara pribadi kriteria cerpen yang baik sehingga dapat diterapkan dalam pengerjaan tugas tersebut.

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian bab IV dapat diambil simpulan sebagai berikut.

1. Struktur cerpen RSK karya A.A Navis terdiri atas penokohan, sudut pandang, alur, latar, dan tema. Penokohan pada cerpen RSK karya A.A Navis terdiri atas dua tokoh yaitu tokoh Kakek dan tokoh Ajo Sidi. Tokoh Kakek merupakan tokoh Protagonis yang karakternya menimbulkan rasa simpati dan empati bagi pembaca sedangkan tokoh Ajo Sidi adalah tokoh antagonis. Tokoh Ajo Sidi merupakan penyebab terjadinya konflik yang beroposisi dengan tokoh Kakek. Sudut pandang dari cerpen RSK karya A.A Navis adalah “Aku tokoh tambahan”. Alur atau plot dari cerpen RSK karya A.A Navis terdiri dari lima tahapan. Pada tahap penyituasian (situation), tahap pemunculan konflik (generating circumstances), kemudian dilanjutkan tahap konflik yang semakin meningkat, hingga mencapai tahap klimak, diakhiri dengan tahap penyelesaian. Latar tempat pada cerpen RSK karya A.A Navis berada di daerah Padang. Latar waktu peristiwa pada cerpen ini terjadi selama dua hari. Latar sosial pada cerpen yaitu keadaan masyarakat yang sangat senang mendengar dan membuat bualan dalam bentuk sindiran terhadap suatu hal. Tema pada cerpen RSK karya A.A Navis adalah Kelemahan Iman. Tema pada cerpen ini merupakan tema nontradisional karena cerita pada cerpen ini tidak sesuai dengan harapan pembaca. Tokoh utama protagonis melakukan perbuatan yang tidak diharapkan oleh pembaca yaitu bunuh diri.

2. Respons pembaca remaja dibagi dalam dua bentuk kuesioner yaitu kuesioner A dan kuesioner B.

a. Pada kuesioner A menjelaskan respons pembaca remaja berdasarkan kriteria intelektual dan emosional terhadap cerpen. Dari data penelitian, responden memilih faktor bahasa sebagai faktor terpenting dalam kriteria intelektual dengan jumlah pemunculan 26 kali dari seluruh faktor yang disebutkan oleh responden.

b. Pada kuesioner A, untuk kriteria emosional responden memilih faktor keterlibatan diri terhadap emosional atau perasaan menjadi faktor paling penting dengan jumlah pemunculannya sebanyak 39 kali dari seluruh faktor yang disebutkan oleh responden.

c. Berdasarkan kuesioner B, seluruh pernyatan pada kuesioner B di dominasi oleh pilihan setuju terhadap pernyataan-pernyataan tersebut walaupun jumlah persentasenya berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa memang cerpen ini menimbulkan rasa ketertarikan yang tinggi bagi pembaca remaja karena menghadirkan sesuatu yang baru bagi pembaca remaja yang mungkin belum mereka ketahui sebelum membaca dan memberikan respons terhadap cerpen RSK karya A.A Navis ini.

d. Cerpen RSK karya A.A Navis ini menjadi cerpen yang diminati oleh pembaca remaja walaupun dengan segala kerumitannya sebagai sastra serius bukan sastra populer.

3. Implikasi penelitian respons pembaca remaja terhadap cerpen RSK karya A.A Navis bagi pembelajaran sastra yaitu bagi guru dapat mengetahui apa yang dibutuhkan dan dinginkan dari siswa-siwinya dari rsepon ini. Selain itu, guru juga dapat melihat sejauh mana siswa-siswinya bertanggung jawab dalam memberikan penilaian terhadap sesuatu khususnya karya sastra. Dengan begitu siswa-siswi dapat belajar lebih mandiri dan bertanggung jawab terhadap perkataan atau perbuatan dalam hal merespons sesuatu khususnya karya sastra, sehingga aspek-aspek readiness, interest, dan learning profile dapat diterapkan oleh guru. Selain

itu, dengan mempelajari cerpen kanon seperti cerpen RSK karya A.A Navis menjadikan siswa-siswi mengenal khazanah karya sastra secara luas karena mempelajari karya sastra yang lahir pada tahun yang lampau dan mengetahui karya sastra yang telah dikritisi oleh banyak kritikus sastra sehingga tujuan pembelajaran sastra yaitu peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa serta mampu menghargai membanggakan sastra indonesi sebagai khazanah budaya dan intelktual manusia Indonesia tercapai.

B. Saran

Penelitian mengenai respons pembaca remaja terhadap cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Navis hendaknya menjadi pertimbangan bagi pembaca dalam mempertajam cara pandang membaca sebuah karya sastra. Dalam dunia pendidikan hendaknya penelitian ini juga menjadi pertimbangan bagi guru bahasa dan sastra Indonesia dalam melakukan pengajaran sastra yang lebih kritis dan melibatkan siswa-siswinya secara mandiri dalam memberikan respons terhadap suatu karya sastra.

Teori mengenai respons pembaca masih dapat diterapkan dalam karya sastra lainnya sehingga karya sastra lain dapat diketahui bagaimana respons dari para pembacanya. Selain itu, cerpen Robohnya Surau Kami karya A.A Navis pun masih dapat diteliti dan dikembang dalam berbagai pendekatan lainnya sehingga dapat menambah pengetahuan serta keanekaragaman penelitian sastra.

Dokumen terkait