• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 57

4.2 Hasil Penelitian Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai maksimum,nilai minimum,nilai rata-rata(mean), dan nilai standar deviasi. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dalam perhitungan statistik deskriptif adalah GPM (Gross Profit Margin) merupakan Besarnya persentase dari laba kotor yang dapat dihasilkan dari penjualan., ICP (inventory Convertion Period) merupakan jangka waktu rata – rata yang diperlukan untuk mengkonversi bahan baku nmenjadi barang jadi dan menjualnya., RCP (Receivables Collection Period) merupakan jangka waktu rata – rata yang diperlukan untuk mengkonversikan piutang perusahaan menjadi kas, denagn kata lain jangka waktu sejak penjualan hingga realisasi pengumpulan., PDP (Payables Defferal Period) merupakan jangka waktu rata – rata sejak pembelian bahan baku dan penggunaan pekerja hingga terlaksa- nanya pembayaran terhadap bahan dan pekerja tersebut., CCC (Cash Conversion Cycle) merupakan lamanya waktu antara pembayaran untuk upah karyawan dan pembelian bahan dengan pengumpulan piutang usaha., dan FIRM SIZE merupakan Tingkat identifikasi besar atau kecilnya suatu perusahaan. Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai berikut.

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif GPM, ICP, RCP, PDP, CCC, FIRM SIZE untuk perusahaan BUMN

GPM % ICP Hari RCP Hari PDP Hari CCC Hari FM Mean 29.30600 54.00800 50.41000 84.26500 20.14900 21.15000 Median 30.10500 54.63500 44.58500 85.00500 32.53000 21.10500 Maximum 32.92000 64.52000 75.46000 131.0600 48.03000 21.81000 Minimum 22.62000 44.33000 40.27000 42.46000 -25.92000 20.41000 Sumber: Hasil Olahan Eviews, 2016

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa output statistik deskriptif variabel penelitian dari tahun 2010 sampai 2014 dengan menggunakan program Eviews. Dari tabel tersebut dapat dijelaskan statistik deskriptif variabel dependen dan independen untuk perusahaan BUMN sebagai berikut:

a. Variabel GPM (Gross Profit Margin) memiliki nilai maksimum sebesar 32,92 yang dimiliki oleh PT. Indofarma Tbk. tahun 2011. Nilai minimum sebesar 22.62 yang dimiliki oleh PT. Indofarma Tbk. pada tahun 2014, dan rata-rata dari GPM adalah 29,31 dengan jumlah pengamatan sebanyak 10. Dengan nilai rata-rata sebesar 29,31 hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan farmasi yang menjadi sampel penelitian ini memiliki GPM yang positif.

b. Variabel ICP (inventory Convertion Period) memiliki nilai maksimum sebesar 64,52 yg dimiliki oleh perusahaan PT. Indofarma Tbk. tahun 2013. Nilai minimum sebesar 44,33 yang dimiliki oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. 2010, dan nilai rata-rata dari ICP sebesar 54.01 dengan jumlah pengamatan sebanyak 10. Dengan nilai rata-rata sebesar 54,01 hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan farmasi yang menjadi sampel penelitian ini memiliki ICP yang positif.

c. Variabel RCP (Receivables Collection Period) memiliki nilai maksimum sebesar 75,46 yg dimiliki oleh perusahaan PT. Indofarma Tbk. tahun 2012. Nilai minimum sebesar 40,27 yang dimiliki oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. tahun 2011, dan nilai rata-rata dari RCP sebesar 50,41 dengan jumlah pengamatan sebanyak 10. Dengan nilai rata-rata sebesar 50,41 hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan farmasi yang menjadi sampel penelitian ini memiliki RCP yang positif.

d. Variabel PDP (Payables Defferal Period) memiliki nilai maksimum sebesar 131,06 yg dimiliki oleh perusahaan PT. Indofarma Tbk. tahun 2011. Nilai minimum sebesar 42,46 yang dimiliki oleh PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. tahun 2011, dan nilai rata-rata dari PDP sebesar 84,27 dengan jumlah pengamatan sebanyak 10. Dengan nilai rata-rata sebesar 84,27 hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan farmasi yang menjadi sampel penelitian ini memiliki PDP yang positif.

e. Variabel CCC (Cash Conversion Cycle) memiliki nilai maksimum sebesar 48,03 yg dimiliki oleh perusahaan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. tahun 2012. Nilai minimum sebesar -25,92 yang dimiliki oleh PT Indofarma Tbk 2011, dan nilai rata-rata dari CCC sebesar 20,15 dengan jumlah pengamatan sebanyak 10. Dengan nilai rata-rata sebesar 20,15 hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan farmasi yang menjadi sampel penelitian ini memiliki CCC yang positif.

f. Variabel Firm Size merupakan memiliki nilai maksimum sebesar 21,81 yg dimiliki oleh perusahaan PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. tahun 2014. Nilai

minimum sebesar 20,41 yang dimiliki oleh PT Indofarma Tbk. 2010, dan nilai rata-rata dari Firm Size sebesar 21,15 dengan jumlah pengamatan sebanyak 10. Dengan nilai rata-rata sebesar 21,15 hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan farmasi yang menjadi sampel penelitian ini memiliki Firm Size yang positif.

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif GPM, ICP, RCP, PDP, CCC, FIRM SIZE untuk perusahaan BUMS

GPM % ICP Hari RCP Hari PDP Hari CCC Hari FM Mean 54.16867 55.37100 66.30100 44.25833 77.41300 20.78600 Median 55.54000 53.12000 57.75500 44.87500 71.34000 20.47500 Maximum 67.74000 112.9400 130.9100 86.75000 165.0800 23.24000 Minimum 36.90000 27.46000 26.42000 0.710000 25.16000 18.43000 Sumber: Hasil Olahan Eviews, 2016

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa output statistik deskriptif variabel penelitian dari tahun 2010 sampai 2014 dengan menggunakan program Eviews. Dari tabel tersebut dapat dijelaskan statistik deskriptif variabel dependen dan independen untuk perusahaan BUMS sebagai berikut:

a. Variabel GPM (Gross Profit Margin) memiliki nilai maksimum sebesar 67,74 yang dimiliki oleh PT. Pyridam Farma Tbk. tahun 2013. Nilai minimum sebesar 36,90 yang dimiliki oleh PT. Tempo Scan Pasific Tbk. pada tahun 2010, dan rata-rata dari GPM adalah 54,17 dengan jumlah pengamatan sebanyak 30. Dengan nilai rata-rata sebesar 54,17 hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan farmasi yang menjadi sampel penelitian ini memiliki GPM yang positif.

b. Variabel ICP (inventory Convertion Period) memiliki nilai maksimum sebesar 112,94 yg dimiliki oleh perusahaan PT. Merck Tbk. tahun 2013. Nilai minimum

sebesar 27,46 yang dimiliki oleh PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. 2010, dan nilai rata-rata dari ICP sebesar 55,37 dengan jumlah pengamatan sebanyak 30. Dengan nilai rata-rata sebesar 55,37 hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan farmasi yang menjadi sampel penelitian ini memiliki ICP yang positif.

c. Variabel RCP (Receivables Collection Period) memiliki nilai maksimum sebesar 130,91 yg dimiliki oleh perusahaan PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk. tahun 2012. Nilai minimum sebesar 26,42 yang dimiliki oleh PT. Merck Tbk. tahun 2012, dan nilai rata-rata dari RCP sebesar 66,30 dengan jumlah pengamatan sebanyak 30. Dengan nilai rata-rata sebesar 66,30 hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan farmasi yang menjadi sampel penelitian ini memiliki RCP yang positif.

d. Variabel PDP (Payables Defferal Period) memiliki nilai maksimum sebesar 86,75 yg dimiliki oleh perusahaan PT. Taisho Pharmaceutical Indonesia Tbk. tahun 2012. Nilai minimum sebesar 0,71 yang dimiliki oleh PT. Pyridam Farma Tbk. tahun 2012, dan nilai rata-rata dari PDP sebesar 44,26 dengan jumlah pengamatan sebanyak 30. Dengan nilai rata-rata sebesar 44,26 hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan farmasi yang menjadi sampel penelitian ini memiliki PDP yang positif.

e. Variabel CCC (Cash Conversion Cycle) memiliki nilai maksimum sebesar 165,08 yg dimiliki oleh perusahaan PT. Darya-Varia Laboratoria Tbk. tahun 2014. Nilai minimum sebesar 25,16 yang dimiliki oleh PT. Tempo Scan Pasific Tbk. 2011, dan nilai rata-rata dari CCC sebesar 77,41 dengan jumlah pengamatan

sebanyak 30. Dengan nilai rata-rata sebesar 77,41 hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan farmasi yang menjadi sampel penelitian ini memiliki CCC yang positif.

f. Variabel Firm Size memiliki nilai maksimum sebesar 23,24 yg dimiliki oleh perusahaan PT. Kalbe Farma Tbk. tahun 2014. Nilai minimum sebesar 18,43 yang dimiliki oleh PT. Pyridam Farma Tbk. 2010, dan nilai rata-rata dari Firm Size sebesar 20,79 dengan jumlah pengamatan sebanyak 30. Dengan nilai rata-rata sebesar 20,79 hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan farmasi yang menjadi sampel penelitian ini memiliki Firm Size yang positif.

4.3 Pemilihan Model Data Panel

Untuk mengestimasi parameter model dengan data panel, terdapat beberapa teknik yang ditawarkan, yaitu: Common Effect Model atau pooled Least Square(PLS), Metode Efek tetap, dan Metode Efek Random. Berikut merupakan aplikasi dari pemilihan model.

4.3.1 Penentuan Model Estimasi antara Common Effect Model (CEM) dan

Fixed Effect Model (FEM) Dengan Uji Chow

Untuk menentukan apakah model estimasi CEM atau FEM dalam membentuk model regresi, maka digunakan uji Chow.

Hipotesis yang diuji sebagai berikut.

Model CEM lebih baik dibandingkan model FEM. Model FEM lebih baik dibandingkan model CEM

Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut.

Jika nilai probabilitas cross section F 0,05, maka diterima dan ditolak. Berikut hasil berdasarkan uji Chow dengan menggunakan Eviews 7.

Berdasarkan hasil dari Uji Chow pada Tabel 4.2, diketahui nilai probabilitas adalah 0,0000. Karena nilai probabilitas < 0,05, maka model estimasi yang digunakan adalah FEM

Tabel 4.3 Hasil dari Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests Pool: JUMA

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 55.239659 (7,27) 0.0000

Cross-section Chi-square 109.170004 7 0.0000

Sumber: hasil olahan eviews, 2016

Berdasarkan hasil dari Uji Chow pada Tabel 4.3, diketahui nilai probabilitas adalah 0,0000. Karena nilai probabilitas < 0,05, maka model estimasi yang digunakan adalah FEM

4.3.2 Penentuan Model Estimasi antara Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect Model (REM) dengan Uji Hausman

Untuk menentukan apakah model estimasi FEMatau REMdalam membentuk model regresi, maka digunakan uji Hausman.Hipotesis yang diuji sebagai berikut.

Model REM lebih baik dibandingkan model FEM. Model FEM lebih baik dibandingkan model REM

Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut.

Jika nilai probabilitas cross section random < 0,05, maka ditolak dan diterima.

Jika nilai probabilitas cross section random 0,05, maka diterima dan ditolak.

Berikut hasil berdasarkan Uji Hausman dengan menggunakan Eviews 7: Tabel 4.4 Hasil dari Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test Pool: JUMA

Test cross-section random effects

Test Summary

Chi-Sq.

Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 4.107132 5 0.5341

Sumber: hasil olahan eviews, 2016

Berdasarkan hasil dari uji hausman pada tabel 4.4, diketahui nilai probabilitas adalah 0.5341. Karena nilai probabilitas < 0.05, maka model estimasi yang digunakan adalah model REM

Dokumen terkait