• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ada beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian Analisis Strategi Pengembangan Usaha Penyelenggaraan Jasa Boga Kesehatan Pada Prima Diet Catering, Jakarta. Adapun hasil-hasil penelitian terdahulu diantaranya adalah terkait dengan penelitian usaha jasa boga dan

strategi pengembangan usaha dalam penyelenggaraan institusi makanan. Penelitian-penelitian yang berhubungan dengan jasa boga adalah sebagai berikut: 1. Rahmawaty (2004) dengan judul “Analisis Manajemen Mutu Terpadu Pada

Perusahaan Katering Penerbangan PT. Aerowisata Catering Service, Tangerang”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah mengkaji penerapan sistem manajemen mutu terpadu PT. ACS serta merumuskan dan merekomendasikan alternatif perbaikan atas dasar permasalahan manajemen mutu yang dihadapi oleh perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah proses hirarki analitik (AHP), yang diolah dengan menggunakan software expert choice version 2000. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa sosialisasi visi dan misi perusahaan terhadap karyawan cukup baik, sedangkan unsur manajemen mutu yang masih kurang penerapannya adalah unsur pendidikan dan pelatihan.

2. Asra (2005) dengan judul “Analisis Sikap Dan Kepuasan Konsumen Pada Usaha Jasa Boga Studi Di Kantin Asrama Putra Dan Putri TPB IPB”. Penelitian bertujuan untuk menganalisis sikap dan tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan kantin asrama putra dan putri TPB IPB. Penelitian ini dirancang sebagai cross-sectional survey terhadap mahasiswa TPB IPB sebagai konsumen kantin asrama. Penelitian dilakukan melalui pengamatan langsung dan pemberian kuesioner. Analisis yang dilakukan bersifat deskriptif dalam bentuk diagram kartesius dan analisis kuantitatif melalui uji Chi-Square dan uji Pearson. Berdasarkan diagram kartesius atribut didapatkan hasil bahwa dari 11 atribut yang diteliti diperoleh tingkat kepuasan tertinggi ke rendah yaitu: lokasi kantin, porsi makanan, suasana kantin, keragaman makanan, penampilan makanan, kebersihan kantin, kemudian tingkat kepuasan terendah adalah harga makanan. Hasil dari Uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin, usia, kepercayaan, asal daerah, suku, dan kepribadian dengan kepuasaan konsumen. Sedangkan hasil dari uji Pearson menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang nyata antara tingkat pendapatan atau uang saku terhadap tingkat kepuasan.

3. Novinka (2006) dengan judul “Kajian Manajemen Persediaan Perusahaan Jasa

Boga Maskapai Penerbangan (Inflight Catering Services) Kasus PT. Aerowisata Catering Service Jakarta, Indonesia”. Penelitian tersebut

bertujuan untuk: membandingkan sistem manajemen yang diterapkan oleh PT. Aerowisata Catering Service dengan teori-teori manajemen persediaan, mengkaji bentuk kegiatan proses pembelanjaan bahan baku yang dijalankan PT. ACS, mengidentifikasi faktor-faktor pembelanjaan bahan baku, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang harus diterapkan dalam mempertahankan mutu produk. Analisis yang digunakan bersifat kualitatif yang disajikan dalam bentuk deskriptif melalui tabel dan gambar sesuai dengan konsep yang dibahas dalam teori-teori manajemen persediaan. Hasil dari penelitian tersebut diperoleh informasi bahwa: (1) PT. ACS menyusun rencana pengadaan bahan bakunya dengan sistem penjadwalan mundur yang dimulai dengan merencanakan produksi produk jadi, (2) penetapan kuantitas dan frekuensi persediaan di PT. ACS mengikuti pola order point system dan order cycle system dimana kedua sistem ini dikombinasikan secara bersamaan, dan (3) dalam proses produksi, PT. ACS telah menetapkan just-in-time yang memungkinkan adanya efisiensi produksi dan produktivitas yang tinggi. 4. Riyadini (2006) dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Usaha Jasa Boga

Katering Pada PT. Kiki Puspa Dewi, Jakarta”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan dengan mengenali kondisi internal dan eksternal perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah matriks IFE dan EFE. Selanjutnya, matriks IFE dan EFE dipadukan dalam matriks IE untuk mengetahui posisi perusahaan yang diintegrasikan pada matriks SWOT. Kemudian dilakukan analisis proses hirarki analitik untuk mengetahui urutan prioritas strategi pemasaran yang sesuai bagi perusahaan. Berdasarkan hasil pengolahan AHP, strategi yang menjadi prioritas utama adalah peningkatan kualitas pelayanan dan citra perusahaan untuk mempertahankan pelanggan lama dan meraih pelanggan baru serta strategi penetapan harga yang tepat pada prioritas utama.

Penelitian-penelitian yang berhubungan dengan strategi pengembangan usaha dalam penyelenggaraan institusi makanan diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Annisa (2008) dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Cibaru, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah; menganalisis faktor eksternal dan internal Restoran Cibaru serta menyusun strategi pengembangan usaha yang sesuai dengan Restoran Cibaru. Alat analisis yang digunakan adalah matriks EFE, IFE, IE, SWOT, dan matriks QSPM. Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal dan matriks EFE, peluang utama adalah pertumbuhan jumlah penduduk sedangkan ancaman utama adalah tingginya tingkat persaingan. Total skor dari nilai EFE adalah 2,153 di bawah rata-rata (2,5) yang menunjukkan belum memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman dengan baik. Hasil analisis matriks IFE diperoleh skor 2,355 berada di bawah rata-rata (2,5) yang menggambarkan lemah secara internal. Berdasarkan hasil dari kedua matriks yaitu matriks IE, Restoran Cibaru berada dalam kuadran V yang menunjukkan bahwa posisi restoran adalah tetap dipertahankan dan pelihara. Strategi prioritas yang dihasilkan berdasarkan integrasi matriks SWOT dan QSPM adalah dilakukan strategi menjalin kerja sama dengan biro perjalanan.

2. Fransiska (2008) dengan judul “Strategi Pengembangan Usaha Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah mengidentifikasi faktor internal dan eksternal, dan merumuskan alternatif strategi bagi restoran tersebut. Metode yang dilakukan dalam pengolahan dan analisis data dilakukan dengan analisis lingkungan internal dan eksternal menggunakan matriks IFE, EFE, dan IE; analisis strategi dengan matriks SWOT; dan pemilihan alternatif strategi terbaik dengan matriks QSPM. Berdasarkan hasil analisis matriks IE diperoleh informasi bahwa posisi restoran berada dalam kuadran V yaitu “jaga dan pertahankan”, dengan alternatif strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Adapun prioritas utama yang direkomendasikan kepada perusahaan berdasarkan analisis SWOT dan QSPM adalah melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik.

3. Siahaan (2008) dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl Di Botani Square, Bogor”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah mengkaji strategi usaha yang telah dilakukan oleh Restoran Rice Bowl Botani Square, menganalisis faktor eksternal dan internal, dan mengkaji alternatif strategi yang paling sesuai dengan restoran dalam mengembangkan usahanya. Metode analisis dan pengolahan data yang digunakan adalah analisis deskriptif berupa analisis lingkungan umum dan industri perusahaan. Selain itu, dilakukan analisis formulasi strategi yaitu IFE, EFE, IE, dan analisis SWOT, serta tahap keputusan melalui analisis QSPM. Berdasarkan hasil analisis matriks IE diperoleh informasi bahwa posisi restoran berada dalam kuadran V yaitu “jaga dan pertahankan”, dengan alternatif strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Adapun prioritas utama yang direkomendasikan kepada perusahaan berdasarkan analisis SWOT dan QSPM adalah menjaga kualitas produk makanan dan layanan konsumen.

Secara umum berdasarkan pada hasil-hasil penelitian tentang strategi pengembangan usaha, alat analisis yang digunakan adalah menggunakan metode IFE dalam menentukan kekuatan dan kelemahan utama, EFE dalam menentukan peluang dan ancaman utama, IE dalam menentukan posisi perusahaan, SWOT dalam menentukan alternatif strategi, dan QSPM dalam menentukan prioritas alternatif strategi. Selanjutnya kondisi perusahaan yang diteliti pada umumnya berada pada kondisi jaga dan pertahankan dengan strategi yang dijalankan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk..

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian terdahulu dalam penyelenggaraan jasa boga adalah topik-topik penelitian tentang jasa boga (katering) yang ada belum membahas tentang strategi pengembangan usaha. Namun, ada beberapa persamaan diantaranya dengan penelitian yang dilakukan oleh Riyadini (2008) dalam hal alat analisis yang menggunakan matriks EFE, IFE, IE, dan SWOT, sedangkan dalam tahap akhir rekomendasi alat analisis yang digunakan berbeda yakni pada penelitian Riyadini (2008) menggunakan AHP sedangkan pada penelitian ini menggunakan QSPM. Dalam hal ini, lokasi penelitian merupakan perbedaan mendasar dengan penelitian terdahulu.

Tabel 5. Ringkasan Penelitian Terdahulu

Nama Tahun Judul Tujuan Alat Analisis Hasil

Rahmawaty 2004 Analisis Manajemen Mutu Terpadu Pada Perusahaan Katering Penerbangan PT. Aerowisata Catering Service, Tangerang

• Mengkaji penerapan sistem manajemen mutu terpadu

• Merumuskan dan

merekomendasikan alternatif perbaikan atas dasar

permasalahan manajemen mutu yang dihadapi oleh perusahaan

• Proses hirarki analitik (PHA) dengan

menggunakan software expert choice version 2000

•Sosialisasi visi dan misi perusahaan terhadap karyawan cukup baik

•Unsur manajemen mutu yang masih kurang

penerapannya adalah unsur pendidikan dan pelatihan Asra 2005 Analisis Sikap Dan

Kepuasan Konsumen Pada Usaha Jasa Boga Studi Di Kantin Asrama Putra Dan Putri TPB IPB

• Menganalisis sikap dan tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan kantin asrama putra dan putri TPB IPB

• Uji Chi-Square

• Uji Pearson

•Tidak ada hubungan antara jenis kelamin, usia, kepercayaan, asal daerah, suku, dan kepribadian dengan kepuasaan konsumen

•Tidak terdapat hubungan yang nyata antara tingkat pendapatan atau uang saku terhadap tingkat kepuasan

Novinka 2006 Kajian Manajemen Persediaan Perusahaan Jasa Boga Maskapai Penerbangan (Inflight Catering Services) Kasus PT Aerowisata Catering Service Jakarta, Indonesia

• Membandingkan sistem manajemen yang diterapkan oleh PT. Aerowisata Catering Service dengan teori-teori manajemen persediaan

• Mengkaji bentuk kegiatan proses pembelanjaan bahan baku yang dijalankan PT. ACS

• Mengidentifikasi faktor- faktor pembelanjaan bahan baku

• Mengidentifikasi faktor- faktor yang harus diterapkan dalam mempertahankan mutu produk

• Analisis yang digunakan bersifat kualitatif yang disajikan dalam bentuk deskriftif melalui tabel dan gambar sesuai dengan konsep yang dibahas dalam teori-teori manajemen persediaan •PT. ACS menyusun rencana pengadaan bahan bakunya dengan sistem penjadwalan mundur yang dimulai dengan merencanakan produksi produk jadi •Penetapan kuantitas

dan frekuensi persediaan di PT. ACS mengikuti pola

order point system

dan order cycle system dimana kedua sistem ini dikombinasikan secara bersamaan •PT ACS telah menetapkan just-in- time yang memungkinkan adanya efisiensi produksi dan produktivitas yang tinggi

Riyadini 2006 Analisis Strategi Pemasaran Usaha Jasa Boga Katering Pada PT Kiki Puspa Dewi, Jakarta

• Mengidentifikasi strategi pemasaran yang tepat bagi perusahaan dengan mengenali kondisi internal dan eksternal perusahaan

• Matriks IFE • Matriks EFE • Matriks SWOT • AHP •Strategi yang menjadi prioritas utama adalah peningkatan kualitas pelayanan dan citra perusahaan untuk mempertahankan pelanggan lama dan meraih pelanggan baru serta strategi penetapan harga yang tepat pada prioritas utama

Annisa 2008 Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Cibaru, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten

• Menganalisis faktor eksternal dan internal Restoran Cibaru • Menyusun strategi

pengembangan usaha yang sesuai dengan Restoran Cibaru • Matriks IFE • Matriks EFE • Matriks SWOT • QSPM •Restoran Cibaru berada dalam kuadran V yang menunjukkan bahwa posisi restoran adalah tetap dipertahankan dan pelihara •Strategi prioritas yang dihasilkan berdasarkan integrasi matriks SWOT dan QSPM adalah dilakukan strategi menjalin kerja sama dengan biro perjalanan

Fransiska 2008 Strategi Pengembangan Usaha Restoran Mie Ayam Bangka Bintaro Cabang Bintaro V, Kabupaten Tangerang

• Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal, • Merumuskan alternatif

strategi bagi restoran tersebut • Matriks IFE • Matriks EFE • Matriks SWOT • QSPM •Posisi restoran berada dalam kuadran V yaitu “jaga dan pertahankan

•Prioritas utama yang direkomendasikan kepada perusahaan adalah melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik

Siahaan 2008 Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl Di Botani Square, Bogor

• Mengkaji strategi usaha yang telah dilakukan oleh Restoran Rice Bowl Botani Square

• Menganalisis faktor eksternal dan internal • Mengkaji alternatif strategi

yang paling sesuai dengan restoran dalam mengembangkan usahanya • Matriks IFE • Matriks EFE • Matriks SWOT • QSPM •Posisi restoran berada dalam kuadran V yaitu “jaga dan pertahankan

•Prioritas utama yang direkomendasikan kepada perusahaan adalah menjaga kualitas produk dan layanan konsumen

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Manajemen

Manajemen menurut Lee diacu dalam Widyatmini (1996) adalah ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen merupakan sarana untuk mencapai tujuan organisasi dengan memanfaatkan alat yang tersedia semaksimal mungkin. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa dalam mencapai tujuan, perusahaan memperhatikan secara optimal terhadap kepentingan-kepentingan yang menyangkut kepentingan konsumen, penanam modal, anggota perusahaan, pemerintah, masyarakat, dan supplier.

Peranan dan jenjang manajemen dalam organisasi pada dasarnya terbagi menjadi tiga bagian yaitu manajemen puncak, manajemen madya, dan manajemen lini. Manajemen puncak meliputi kegiatan manajerial yang diduduki oleh dewan direksi atau chief executive officer (CEO) dengan tugas menyusun rencana perusahaan maupun pengelolaan harta kekayaan perusahaan. Manajemen madya atau yang disebut juga manajemen administrasi terkait dengan divisi manajerial yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan rencana operasional yang telah disusun oleh manajemen puncak. Terakhir adalah manajemen lini yang terkait dengan pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan operasional yang telah dilakukan oleh karyawan sehari-hari.

Kegiatan manajemen organisasi tidak terlepas dari fungsi manajemen yang dilakukan oleh seorang manajer dalam mengelola perusahaan. Secara garis besar fungsi manajemen dibagi menjadi 5 bagian (Widyatmini 1996), yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), koordinasi (coordinating), dan pengawasan (controlling).

1. Perencanaan adalah suatu fungsi pemilihan alternatif melalui suatu proses rasional untuk mengambil keputusan terhadap tujuan perusahaan, kebijakan, program, maupun prosedur untuk memperbaikinya.

2. Pengorganisasian adalah kegiatan dalam menentukan macam kegiatan beserta jumlah kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan.

3. Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan bawahan sehingga seorang pimpinan secara manusiawi bisa mengikat bawahan untuk bekerja sama secara sukarela menyumbangkan tenaganya seefektif dan seefisien mungkin dalam mencapai tujuan.

4. Koordinasi merupakan fungsi manajemen terkait dengan komunikasi atau kesesuaian yang harus dilakukan oleh manajer terhadap berbagai kepentingan dan perbedaan kegiatan sehingga bisa tercapai tujuan perusahaan.

5. Pengawasan merupakan fungsi terakhir yang dilakukan manajemen guna melengkapi fungsi yang sudah dilakukan lebih dahulu.

3.1.2 Konsep Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya definisi-definisi tentang strategi seperti yang dinyatakan dalam beberapa literatur yang berkaitan dengan manajemen strategis.

Adapun definisi-definisi mengenai strategi adalah sebagai berikut: 1. Pearce dan Robinson (1997)

Strategi merupakan rencana manajerial yang dilakukan oleh para manajer dalam skala besar dan berorientasi kepada masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan persaingan guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Dalam hal ini, strategi mencerminkan kesadaran perusahaan mengenai bagaimana, kapan, dan dimana harus bersaing; melawan siapa; dan untuk maksud apa.

2. Chandler diacu dalam Rangkuti (2005)

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.

3. David (2005)

Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang melalui tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber

daya perusahaan dalam jumlah besar. Dalam hal ini, strategi mempengaruhi kemakmuran perusahaan dalam jangka panjang, khususnya lima tahun, dan berorientasi ke masa depan. Strategi memiliki konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi oleh perusahaan.

4. Jauck dan Gleuck diacu dalam Wisandhini (2008)

Strategi didefinisikan sebagai rencana yang disatukan, menyeluruh serta terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Maksud dari rencana yang disatukan adalah mengikat semua bagian perusahaan menjadi satu, sedangkan maksud dari strategi yang bersifat menyeluruh adalah meliputi semua aspek penting perusahaan. Adapun maksud dari strategis sifat terpadu yaitu semua bagian rencana serasi satu sama lain dan bersesuaian.

Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Strategi yang diterapkan juga terkait dengan tindakan yang dilakukan oleh perusahaan. Rangkuti (2005) menjelaskan bahwa ada dua macam tindakan yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan strateginya. Pertama, distinctive competence yaitu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Hal ini dimasudkan bahwa perusahaan memiliki kekuatan yang tidak mudah ditiru oleh pesaing-pesaingnya. Kedua, competitive advantage yaitu kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan pesaingnya melalui pilihan-pilihan strategi dalam merebut peluang pasar yang ada.

3.1.3 Manajemen Strategis

Manajemen strategis didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan (Pearce dan Robinson 1997). Menurut David (2005) manajemen strategis didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi,

mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Berdasarkan definisi tersebut, manajemen strategis berfokus pada pengintegrasian manajemen, pemasaran, keuangan, produksi, operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi dalam kaitannya untuk mencapai keberhasilan organisasi.

Pearce dan Robinson (1997) menyatakan bahwa manajemen strategis juga menjelaskan kaitan yang erat antara keputusan-keputusan yang bersifat strategis yang dihadapi suatu perusahaan terhadap isu-isu strategis yang berkembang. Adapun dimensi-dimensi keputusan tersebut terhadap isu strategis adalah sebagai berikut:

1. Isu strategis membutuhkan keputusan dari manajemen puncak

Hal ini dikarenakan keputusan-keputusan strategis mencakup beberapa bidang operasi suatu perusahaan, sehingga sangat dibutuhkan keterlibatan manajemen puncak.

2. Isu strategis membutuhkan sumber daya perusahaan dalam jumlah besar Hal ini dikarenakan keputusan-keputusan strategis menuntut alokasi SDM, asset fisik, atau dana besar yang harus diperoleh dari sumber-sumber intern ataupun dari sumber-sumber di luar perusahaan.

3. Isu strategis seringkali mempengaruhi kesejahteraan jangka panjang

Hal ini dikarenakan keputusan strategis jelas mengikat perusahaan untuk waktu yang lama, biasanya lima tahun; tetapi, dampak dari keputusan semacam ini seringkali bertahan jauh lebih lama. Ketika suatu perusahaan mengikatkan dirinya pada suatu strategi tertentu, citra dan keunggulan bersaingnya dikaitkan dengan strategi tersebut.

4. Isu strategis berorientasi ke masa depan

Hal ini dikarenakan keputusan-keputusan strategis didasarkan pada apa yang diramalkan oleh manajer, bukan pada apa yang mereka ketahui.

5. Isu strategis biasanya mempunyai konsekuensi multifungsional

Hal ini dikarenakan keputusan-keputusan strategis mempunyai implikasi yang kompleks bagi sebagian besar bidang kegiatan perusahaan.

6. Isu strategis mengharuskan mempertimbangkan lingkungan eksternal

Hal ini dikarenakan semua perusahaan beroperasi dalam system terbuka. Perusahaan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh keadaan luar yang sebagian besar berada di luar kendali mereka.

3.1.4 Model Manajemen Strategis

Menurut David (2005), cara belajar dan mengaplikasikan proses manajemen strategis adalah dengan menggunakan suatu model. Model tersebut digunakan untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi strategi. Adapun model komprehensif dari proses manajemen strategis dapat dilihat pada Gambar 1.

Formulasi Strategi

Gambar 1. Model Komprehensif Manajemen Strategis Sumber : David (2005)

3.1.5 Proses Formulasi Strategi

Proses formulasi strategi adalah proses merumuskan strategi yang dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu menganalisis visi dan misi perusahaan, menganalisis peluang dan ancaman eksternal perusahaan, dan menganalisis

Implementasi Strategi - isu Manejemen Mengukur dan Mengevalu asi Kinerja Implementa si strategi- isu-isu pemasaran, keuangan, akuntansi, penelitian dan pengemban gan, sistem informasi Merumuskan Mengevaluasi dan Memilih Strategi Menetapkan Tujuan Jangka Panjang Menjalankan Audit Internal Menjalankan Audit Eksternal Mengembang kan Pernyataan Visi dan Misi

kekuatan dan kelemahan internal perusahaan (David, 2005). Uraian mengenai tahapan-tahapan formulasi strategi adalah sebagai berikut:

A. Visi dan Misi

Visi menggambarkan apa yang ingin dicapai terkait dengan pilihan mendasar kemana arah organisasi di masa yang akan datang (David, 2005). Oleh karenanya, pernyataan visi sering dianggap sebagai tahap pertama dalam perencanaan strategis, bahkan mendahului pembuatan pernyataan misi. Hal ini dikarenakan dengan adanya pernyataan visi yang jelas berdampak dalam perumusan misi yang komprehensif. Suatu pernyataan visi yang jelas membantu organisasi dalam tiga hal, yaitu visi memberi arah untuk fokus perhatian dalam masa depan, visi memberikan arahan pada keputusan, dan terakhir visi memotivasi anggota organisasi untuk bertindak.

Misi merupakan hal yang mendasar dan filosofis bagi sebuah perusahaan, baik bagi perusahaan yang mengembangkan bisnis baru ataupun sedang merumuskan kembali arah bagi bisnisnya yang sudah berjalan. Misi menyatakan tujuan unik organisasi yang membedakannya dengan perusahaan-perusahaan lain yang sejenis dan mengidentifikasi cakupan operasinya (Pearce dan Robinson 1997). Menurut King dan Cleland diacu dalam Pearce dan Robinson (1997), tujuan yang ingin dicapai dalam perumusan misi adalah sebagai berikut:

1. Memastikan kesamaan tujuan dalam organisasi

2. Menjadi landasan untuk memotivasi pemanfaatan sumber daya organisasi 3. Mengembangkan landasan atau standar untuk pengalokasian sumber daya

organisasi

4. Menetapkan warna umum iklim organisasi, misalnya mengisyaratkan operasi yang bersifat bisnis

5. Berfungsi sebagai titik fokus bagi mereka yang sepakat dengan arah dan tujuan organisasi, dan menghalangi mereka yang tidak sepakat agar tidak melibatkan diri dengan kegiatan-kegiatan organisasi

6. Memudahkan penerjemahan sasaran dan tujuan ke dalam suatu struktur kerja yang mencakup penetapan tugas kepada elemen-elemen yang bertanggung jawab dalam organisasi

7. Menegaskan tujuan umum organisasi dan perwujudan tujuan umum menjadi

Dokumen terkait