• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jasa Boga Kesehatan pada Prima Diet Catering, Jakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jasa Boga Kesehatan pada Prima Diet Catering, Jakarta"

Copied!
185
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

JASA BOGA KESEHATAN

PADA PRIMA DIET CATERING, JAKARTA

SKRIPSI

RACHMAT H34052861

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

RINGKASAN

RACHMAT. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jasa Boga Kesehatan pada Prima Diet Catering, Jakarta. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan HENY K.S DARYANTO).

Penyelenggaraan jasa boga merupakan usaha di bidang industri pengolahan makanan dan minuman jadi yang sangat berkembang di masyarakat. Perkembangan usaha jasa boga dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup yang serba praktis terhadap pemenuhan kebutuhan pangan pribadi maupun kelompok. Namun, seiring dengan berkembangnya informasi-informasi tentang isu keamanan pangan terkait dengan kualitas kesehatan hidup, sebagian konsumen mulai menyadari pentingnya pemenuhan kebutuhan makanan harian yang sehat. Mereka dituntut tidak lagi hanya mengkonsumsi makanan dari segi kuantitas dan kepraktisannya, tetapi juga memperhatikan kualitas pangan yang dikonsumsinya.

Penyelenggaraan jasa boga kesehatan merupakan salah satu inovasi dalam bisnis industri jasa boga yang menyediakan pemenuhan kebutuhan makanan sehat harian. Karakteristik produk yang ditawarkan dalam usaha jasa boga kesehatan berbeda dengan produk jasa boga pada umumnya. Hal ini dikarenakan produk jasa boga kesehatan disajikan berdasarkan karakteristik kepentingan individu dengan mempertimbangkan keseimbangan gizi, tingkat alergi, dan kegemaran.

Prima Diet Catering merupakan salah satu perusahaan dalam penyelenggaraan jasa boga dengan konsep healthy diet catering. Prima Diet Catering memberikan pelayanan katering dengan segmentasi yang berbeda dari katering lainnya yaitu menyediakan makanan khusus (diet) untuk kebutuhan individu masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya. Peluang pasar yang besar namun diiringi dengan kendala baik internal maupun eksternal menyebabkan Prima Diet Catering harus memiliki strategi yang tepat sehingga mampu bertahan di lingkungan usaha yang senantiasa berubah.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi pengembangan usaha Prima Diet Catering, (2) menganalisis faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari Prima Diet Catering dalam mencapai tujuannya, dan (3) menganalisis dan menyusun alternatif strategi pengembangan usaha yang tepat bagi Prima Diet Catering. Penelitian dilaksanakan di perusahaan jasa boga Prima Diet Catering yang terletak di Jl. Bukit Duri Selatan, No. 72, Bukit Duri, Casablanca, Tebet, Jakarta Selatan. Kegiatan pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2009. Jumlah responden pada penelitian terdiri dari dua orang pihak internal yang merupakan pemilik dari perusahaan Prima Diet Catering.

(3)

sebesar 3,060. Nilai ini menunjukkan bahwa Prima Diet Catering memiliki kondisi internal yang kuat. Berdasarkan nilai skor total EFE dan IFE diperoleh bahwa: (1) peluang utama Prima Diet Catering adalah peningkatan kualitas hidup sehat terkait dengan peningkatan tingkat harapan hidup, (2) ancaman utama Prima Diet Catering adalah kecenderungan harga gas elpiji yang semakin meningkat, (3) kekuatan utama Prima Diet Catering adalah pelayanan yang baik dalam penyediaan katering kesehatan berdasarkan karakteristik kepentingan individu, dan (4) kelemahan utama Prima Diet Catering adalah kurangnya sumber daya manusia perusahaan yaitu tenaga ahli gizi.

(4)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

JASA BOGA KESEHATAN

PADA PRIMA DIET CATERING, JAKARTA

RACHMAT H34052861

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jasa Boga Kesehatan pada Prima Diet Catering, Jakarta

Nama : Rachmat

NIM : H34052861

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Heny K.S Daryanto, M.Ec NIP. 19610916 198601 2 001

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002

(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jasa Boga Kesehatan pada Prima Diet Catering, Jakarta” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi.

Bogor, September 2009

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 20 September 1987. Penulis merupakan anak terakhir dari lima bersaudara, putra pasangan keluarga Bapak H.Oting dan Ibu Etih. Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN 05 Pagi Manggarai, Jakarta Selatan dari tahun 1993 sampai dengan tahun 1999. Penulis juga menempuh pendidikan agama di MI Assafiiyyah 05, Al-Barkah, Jakarta Selatan dari tahun 1996 sampai dengan tahun 1999. Penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama di SLTPN 3 Jakarta pada tahun 1999 dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 37 Jakarta dan lulus pada tahun 2005 dengan predikat terbaik. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswa TPB (Tingkat Persiapan Bersama) di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Pada tahun 2006, penulis diterima sebagai mahasiswa di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen dengan Mayor Agribisnis dan Minor Keuangan dan Aktuaria.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (IPB).

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi lingkungan eksternal dan internal yang dihadapi oleh Perusahan Prima Diet Catering, Jakarta, serta merumuskan alternatif formulasi strategi pengembangan usaha yang terbaik sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Namun, penulis berharap dengan hadirnya skripsi ini dapat memberikan kontribusi pemikiran dan sumber pengetahuan bagi semua pihak yang berkepentingan.

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, tidak lupa shalawat dan salam selalu penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Heny K.S Daryanto, M.Ec selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, arahan, dan bantuan yang telah diberikan selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.

2. Ir. Narni Farmayanti, M.Sc selaku dosen penguji utama yang berkenan memberikan saran, dan kritikan yang membangun bagi skripsi penulis. 3. Yanti Nuraeni Muflikh, SP, M.Agribus selaku dosen penguji wakil komisi

pendidikan yang berkenan memberikan saran, dan kritikan yang membangun bagi skripsi penulis.

4. Orang tua tercinta, kakak-kakakku (Mariana dan Aa Asep, Nurdiana dan Mas Rizkan, Rohimah dan Aa Rahmat, M. Salahuddin), dan keponakan-keponakanku (M. Rifqi Sulthan Baghasanah, Khoirunnisa Azzahra, M. Rafi Akbar Putra Hasanah, M. Fahmi, Talitha Putri, Maulana Akmal Rachmat) atas doa, dukungan, dan rasa kasih sayang yang telah diberikan. 5. Ir. Joko Purwono, MS selaku dosen pembimbing akademik atas

bimbingan, motivasi, dan segala dukungan yang telah diberikan.

6. dr. Peni, M. Hartanto, MKM dan dr. Mungki, M. Hartanto selaku pemilik perusahaan Prima Diet Catering yang memberikan izin bagi penulis untuk melakukan penelitian, Bapak Wanto, Mba Mayang, Mba Riska, Mba Mintha, dan seluruh staf Prima Diet Catering yang telah berkenan memberikan bantuan selama berlangsungnya kegiatan penelitian.

7. Dosen pengajar, pengelola, dan para staf Departemen Agribisnis (Ibu Ida, Bapak Yusuf, dll) atas semua pengalaman, ilmu, bantuan, dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

(10)

9. Teman-teman Gladikarya Desa Girijaya, Kecamatan Cikajang, Garut (Yanuary, Ratna S.S, Dian Lestari, dan Desy Dameria)

10.Seluruh teman-teman Agribisnis 42 (Wiyanto, Doni, Linda, Novi, Septi, Riana, Abel, Shinta, Allesando, Ratna Mega Sari, Ratna P, Rina Yoanita, Hepi, Ferdiansyah, Desi Nurmasari, Indri, Mala, Manda, Syarah, Irfan, Suci, Dian, dan semuanya yang belum disebutkan mulai dari NRP H3405010 Sampai dengan NRP H34054422.

11.Yayasan IIEF dan teman-teman penerima beasiswa IELSP batch 5 Arizona, Amerika Serikat.

12.Teman-teman seperjuangan (Poppy, Purwanto, Dewi, Hakim) yang telah memberikan bantuan dan dukungannya bagi penulis.

13.Teman-temanku di Amerika Serikat (Takahide Konishi, Saver Zheng, Roy, Danny, Arshy, Sujung) dan segenap teman-teman beserta pengajar di Center for English as Second Language (CESL).

14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas doa, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan.

(11)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

JASA BOGA KESEHATAN

PADA PRIMA DIET CATERING, JAKARTA

SKRIPSI

RACHMAT H34052861

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(12)

RINGKASAN

RACHMAT. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jasa Boga Kesehatan pada Prima Diet Catering, Jakarta. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan HENY K.S DARYANTO).

Penyelenggaraan jasa boga merupakan usaha di bidang industri pengolahan makanan dan minuman jadi yang sangat berkembang di masyarakat. Perkembangan usaha jasa boga dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup yang serba praktis terhadap pemenuhan kebutuhan pangan pribadi maupun kelompok. Namun, seiring dengan berkembangnya informasi-informasi tentang isu keamanan pangan terkait dengan kualitas kesehatan hidup, sebagian konsumen mulai menyadari pentingnya pemenuhan kebutuhan makanan harian yang sehat. Mereka dituntut tidak lagi hanya mengkonsumsi makanan dari segi kuantitas dan kepraktisannya, tetapi juga memperhatikan kualitas pangan yang dikonsumsinya.

Penyelenggaraan jasa boga kesehatan merupakan salah satu inovasi dalam bisnis industri jasa boga yang menyediakan pemenuhan kebutuhan makanan sehat harian. Karakteristik produk yang ditawarkan dalam usaha jasa boga kesehatan berbeda dengan produk jasa boga pada umumnya. Hal ini dikarenakan produk jasa boga kesehatan disajikan berdasarkan karakteristik kepentingan individu dengan mempertimbangkan keseimbangan gizi, tingkat alergi, dan kegemaran.

Prima Diet Catering merupakan salah satu perusahaan dalam penyelenggaraan jasa boga dengan konsep healthy diet catering. Prima Diet Catering memberikan pelayanan katering dengan segmentasi yang berbeda dari katering lainnya yaitu menyediakan makanan khusus (diet) untuk kebutuhan individu masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya. Peluang pasar yang besar namun diiringi dengan kendala baik internal maupun eksternal menyebabkan Prima Diet Catering harus memiliki strategi yang tepat sehingga mampu bertahan di lingkungan usaha yang senantiasa berubah.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi pengembangan usaha Prima Diet Catering, (2) menganalisis faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari Prima Diet Catering dalam mencapai tujuannya, dan (3) menganalisis dan menyusun alternatif strategi pengembangan usaha yang tepat bagi Prima Diet Catering. Penelitian dilaksanakan di perusahaan jasa boga Prima Diet Catering yang terletak di Jl. Bukit Duri Selatan, No. 72, Bukit Duri, Casablanca, Tebet, Jakarta Selatan. Kegiatan pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni hingga Juli 2009. Jumlah responden pada penelitian terdiri dari dua orang pihak internal yang merupakan pemilik dari perusahaan Prima Diet Catering.

(13)

sebesar 3,060. Nilai ini menunjukkan bahwa Prima Diet Catering memiliki kondisi internal yang kuat. Berdasarkan nilai skor total EFE dan IFE diperoleh bahwa: (1) peluang utama Prima Diet Catering adalah peningkatan kualitas hidup sehat terkait dengan peningkatan tingkat harapan hidup, (2) ancaman utama Prima Diet Catering adalah kecenderungan harga gas elpiji yang semakin meningkat, (3) kekuatan utama Prima Diet Catering adalah pelayanan yang baik dalam penyediaan katering kesehatan berdasarkan karakteristik kepentingan individu, dan (4) kelemahan utama Prima Diet Catering adalah kurangnya sumber daya manusia perusahaan yaitu tenaga ahli gizi.

(14)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

JASA BOGA KESEHATAN

PADA PRIMA DIET CATERING, JAKARTA

RACHMAT H34052861

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(15)

Judul Skripsi : Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jasa Boga Kesehatan pada Prima Diet Catering, Jakarta

Nama : Rachmat

NIM : H34052861

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Heny K.S Daryanto, M.Ec NIP. 19610916 198601 2 001

Diketahui

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908 198403 1 002

(16)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “ Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jasa Boga Kesehatan pada Prima Diet Catering, Jakarta” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi.

Bogor, September 2009

(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 20 September 1987. Penulis merupakan anak terakhir dari lima bersaudara, putra pasangan keluarga Bapak H.Oting dan Ibu Etih. Penulis menempuh pendidikan dasar di SDN 05 Pagi Manggarai, Jakarta Selatan dari tahun 1993 sampai dengan tahun 1999. Penulis juga menempuh pendidikan agama di MI Assafiiyyah 05, Al-Barkah, Jakarta Selatan dari tahun 1996 sampai dengan tahun 1999. Penulis melanjutkan pendidikan menengah pertama di SLTPN 3 Jakarta pada tahun 1999 dan lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2002 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 37 Jakarta dan lulus pada tahun 2005 dengan predikat terbaik. Pada tahun yang sama, penulis diterima sebagai mahasiswa TPB (Tingkat Persiapan Bersama) di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB). Pada tahun 2006, penulis diterima sebagai mahasiswa di Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen dengan Mayor Agribisnis dan Minor Keuangan dan Aktuaria.

(18)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (IPB).

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis dan mengidentifikasi lingkungan eksternal dan internal yang dihadapi oleh Perusahan Prima Diet Catering, Jakarta, serta merumuskan alternatif formulasi strategi pengembangan usaha yang terbaik sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Namun, penulis berharap dengan hadirnya skripsi ini dapat memberikan kontribusi pemikiran dan sumber pengetahuan bagi semua pihak yang berkepentingan.

(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, tidak lupa shalawat dan salam selalu penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. Ir. Heny K.S Daryanto, M.Ec selaku dosen pembimbing skripsi atas bimbingan, arahan, dan bantuan yang telah diberikan selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.

2. Ir. Narni Farmayanti, M.Sc selaku dosen penguji utama yang berkenan memberikan saran, dan kritikan yang membangun bagi skripsi penulis. 3. Yanti Nuraeni Muflikh, SP, M.Agribus selaku dosen penguji wakil komisi

pendidikan yang berkenan memberikan saran, dan kritikan yang membangun bagi skripsi penulis.

4. Orang tua tercinta, kakak-kakakku (Mariana dan Aa Asep, Nurdiana dan Mas Rizkan, Rohimah dan Aa Rahmat, M. Salahuddin), dan keponakan-keponakanku (M. Rifqi Sulthan Baghasanah, Khoirunnisa Azzahra, M. Rafi Akbar Putra Hasanah, M. Fahmi, Talitha Putri, Maulana Akmal Rachmat) atas doa, dukungan, dan rasa kasih sayang yang telah diberikan. 5. Ir. Joko Purwono, MS selaku dosen pembimbing akademik atas

bimbingan, motivasi, dan segala dukungan yang telah diberikan.

6. dr. Peni, M. Hartanto, MKM dan dr. Mungki, M. Hartanto selaku pemilik perusahaan Prima Diet Catering yang memberikan izin bagi penulis untuk melakukan penelitian, Bapak Wanto, Mba Mayang, Mba Riska, Mba Mintha, dan seluruh staf Prima Diet Catering yang telah berkenan memberikan bantuan selama berlangsungnya kegiatan penelitian.

7. Dosen pengajar, pengelola, dan para staf Departemen Agribisnis (Ibu Ida, Bapak Yusuf, dll) atas semua pengalaman, ilmu, bantuan, dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

(20)

9. Teman-teman Gladikarya Desa Girijaya, Kecamatan Cikajang, Garut (Yanuary, Ratna S.S, Dian Lestari, dan Desy Dameria)

10.Seluruh teman-teman Agribisnis 42 (Wiyanto, Doni, Linda, Novi, Septi, Riana, Abel, Shinta, Allesando, Ratna Mega Sari, Ratna P, Rina Yoanita, Hepi, Ferdiansyah, Desi Nurmasari, Indri, Mala, Manda, Syarah, Irfan, Suci, Dian, dan semuanya yang belum disebutkan mulai dari NRP H3405010 Sampai dengan NRP H34054422.

11.Yayasan IIEF dan teman-teman penerima beasiswa IELSP batch 5 Arizona, Amerika Serikat.

12.Teman-teman seperjuangan (Poppy, Purwanto, Dewi, Hakim) yang telah memberikan bantuan dan dukungannya bagi penulis.

13.Teman-temanku di Amerika Serikat (Takahide Konishi, Saver Zheng, Roy, Danny, Arshy, Sujung) dan segenap teman-teman beserta pengajar di Center for English as Second Language (CESL).

14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima kasih atas doa, bantuan, dan dukungan yang telah diberikan.

(21)

DAFTAR ISI 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 31

3.1.1 Konsep Manajemen ... 31

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ... 45

(22)

4.7 Tahapan Analisis Pencocokan ... 54 4.7.1 Matriks IE ... 54 4.7.2 Matriks SWOT ... 56 4.8 Tahapan Analisis Keputusan ... 58

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah dan Perkembangan Prima Diet Catering ... 61 5.2 Lokasi Prima Diet Catering ... 62 5.3 Visi, Misi, dan Tujuan Prima Diet Catering ... 62 5.4 Struktur Organisasi Prima Diet Catering ... 63 5.5 Kegiatan Operasional Prima Diet Catering ... 64 VI ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN 6.3 Identifikasi Faktor-Faktor Strategis Eksternal dan Internal ... 111

VII FORMULASI ALTERNATIF STRATEGI 7.4 Penentuan Urutan Prioritas Strategi Menggunakan QSPM ... 127

VIII KESIMPULAN DAN SARAN

(23)
(24)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman 1. Distribusi Persentase PDB Sektor Industri Pengolahan

Atas Dasar Harga Konstan 2000 ... 2 2. Jumlah Usaha Jasa Boga Berdasarkan Tahun Mulai Beroperasi

Di Wilayah DKI Jakarta ... 4 3. Jumlah Rata-Rata Konsumen Prima Diet Catering Perhari ... 7 4. Kegiatan Prima Diet Catering Dalam Penyelenggaraan

Katering Kesehatan Periode Tahun 2000-2008 ... 8 5. Ringkasan Penelitian Terdahulu ... 27 6. Matriks External Factor Evaluation (EFE) ... 52 7. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ... 54 8. Matriks SWOT ... 58 9. Matriks Quantitative Strategic Planning (QSP) ... 60 10. Nilai PDB Atas Dasar Harga Konstan 2000 ... 72 11. Laju Pertumbuhan Sektor Ekonomi DKI Jakarta Atas Dasar

Harga Konstan 2000 ... 73 12. Nilai Produk Domestik Regional Bruto DKI Jakarta Atas

Dasar Harga Konstan 2000 ... 73 13. Peranan Struktur Ekonomi DKI Jakarta Atas Dasar Harga

Berlaku (%) ... 74 14. Nilai Produk Domestik Regional Bruto DKI Jakarta Atas

Dasar Harga Berlaku (Rp Triliun) ... 75 15. Perkembangan Laju Inflasi DKI Jakarta ... 76 16. Tingkat Inflasi Menurut Kelompok Komoditi DKI Jakarta ... 77 17. Perkembangan Harga Gas Elpiji Per Kemasan (Rp/Kg) ... 78 18. Jumlah Penduduk Indonesia pada Tahun 2005-2008 ... 79 19. Jumlah Penduduk DKI Jakarta pada Tahun 2005-2008 ... 79 20. Estimasi Umur Harapan Hidup Provinsi DKI Jakarta Dalam

Kurun Waktu Lima Tahunan ... 81 21. Pendapatan Perkapita Provinsi DKI Jakarta ... 83 22. Distribusi Pendapatan DKI Jakarta ... 84 23. Jumlah Pekerja DKI Jakarta Menurut Pendapatan Bersih pada

(25)

25. Daftar Pemasok Bahan Baku Makanan Prima Diet Catering .... 92 26. Jumlah Pasar Yang Dikelola PD. Pasar Jaya Menurut Kota

(26)

DAFTAR GAMBAR

(27)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman 1. Dokumentasi ... 136 2. Kuisioner Penelitian Penentuan Bobot dan Peringkat Faktor

Strategis Eksternal dan Internal ... 137 3. Hasil Pengisian Kuesioner Pembobotan Faktor Strategis

Eksternal dan Internal Prima Diet Catering ... 143 4. Hasil Pengisian Kuesioner Peringkat Faktor Strategis

(28)

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kondisi perekonomian Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2008c) menunjukkan adanya peningkatan nilai produk domestik bruto (PDB) nasional dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007. Adapun nilai PDB untuk masing-masing periode adalah sebesar Rp 1.656,5 triliun pada tahun 2004, Rp 1.750,8 triliun pada tahun 2005, Rp 1.847,3 triliun pada tahun 2006, dan Rp 1.964,0 triliun pada tahun 2007. Peningkatan nilai PDB nasional tersebut juga ditandai dengan adanya laju pertumbuhan ekonomi yang positif selama periode tahun 2004 hingga 2007. Laju pertumbuhan perekonomian nasional pada tahun 2005 sebesar 5,7 persen yang sempat turun menjadi 5,5 persen pada tahun 2006, kemudian meningkat menjadi 6,3 persen pada tahun 2007.

Perkembangan sektor-sektor ekonomi merupakan faktor pendorong terhadap pertumbuhan perekonomian nasional. Semua sektor ekonomi yang membentuk PDB mengalami peningkatan yang ditandai dengan laju pertumbuhan pada masing-masing sektor. Adapun laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi yaitu sebesar 13,8 persen (Badan Pusat Statistik 2008c). Meskipun sektor pengangkutan dan komunikasi menunjukkan laju pertumbuhan tertinggi, kontribusi sektor ekonomi terbesar bagi perekonomian nasional disumbangkan oleh sektor industri pengolahan dengan memberikan kontribusinya sebesar 27,9 persen.

(29)

Tabel 1. Distribusi Persentase PDB Sektor Industri Pengolahan Atas Dasar Harga

h. Industri Alat Angkutan, Mesin,

Peralatan 7.4 7.8 8.0 8.2 7.8

Berdasarkan Tabel 1, salah satu sumbangan subsektor industri bukan migas adalah pertumbuhan industri makanan dan minuman yang menduduki peringkat kedua terbesar setelah industri alat angkutan, mesin dan peralatan. Industri makanan dan minuman menyumbang sebesar 7,0 persen terhadap PDB Indonesia, sedangkan sumbangan dari industri-industri bukan migas lainnya hanya kurang dari 3,0 persen terhadap PDB Indonesia. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan industri makanan dan minuman memberikan dampak positif dan kontribusi yang cukup besar bagi peningkatan perekonomian nasional.

(30)

sebanyak 4.889.719 orang dengan penyerapan jumlah tenaga kerja per perusahaan sebesar 1,63 yang artinya perusahaan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 1-2 orang.

Kontribusi industri makanan dan minuman bagi perekonomian terkait dengan peluang bisnis yang dimilikinya. Hal ini berdasarkan karakteristik dari usaha penyediaan makanan dan minuman tersebut. Usaha makanan dikenal sebagai usaha sepanjang masa dikarenakan makanan merupakan kebutuhan dasar manusia yang diperlukan untuk mempertahankan hidupnya. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2007b), diketahui bahwa persentase pengeluaran rata-rata penduduk Indonesia perkapita/bulan untuk makanan adalah 49,24 persen, sedangkan sisanya sebesar 50,76 persen untuk bukan makanan. Hal ini menunjukkan bahwa penduduk Indonesia menghabiskan hampir setengah pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan pangan. Jadi, kebutuhan pangan tersebut telah memberikan peluang bisnis bagi industri makanan dan minuman untuk dapat terus berkembang.

(31)

Tabel 2. Jumlah Usaha Jasa Boga Berdasarkan Tahun Mulai Beroperasi di Wilayah DKI Jakarta

Tahun Jumlah Usaha Jasa Boga

<1975 7

1975-1980 41

1981-1990 124

1991-1997 198

>=1998 917

Jumlah 1 287

Sumber : Badan Pusat Statistik (2006a)

Perkembangan usaha jasa boga dipengaruhi oleh perubahan gaya hidup yang serba praktis terhadap pemenuhan kebutuhan pangan pribadi maupun kelompok. Menurut Zainal (1996), perubahan gaya hidup terkait dengan transformasi masyarakat dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri yang menyebabkan terjadinya pola pergeseran hubungan keluarga menjadi jauh, baik yang disebabkan oleh jarak tempat tinggal yang berjauhan maupun akibat tingkat kesibukan. Mereka mulai berfikir untuk memanfaatkan jasa penyajian makanan siap santap. Hal ini dimanfaatkan oleh para pengusaha jasa boga guna memenuhi kebutuhan makanan dan minuman jadi khususnya bagi mereka yang sibuk dalam mengolah dan menyiapkan makanan sendiri.

Namun, seiring dengan berkembangnya informasi-informasi mengenai isu keamanan pangan, sebagian konsumen mulai menyadari pentingnya menyelenggarakan pemenuhan kebutuhan makanan jadi yang sehat. Mereka dituntut tidak lagi hanya mengkonsumsi makanan dari segi kuantitas dan kepraktisannya, tetapi juga memperhatikan kualitas pangan yang dikonsumsinya. Kualitas pangan dimaksudkan bahwa kebutuhan seseorang terhadap pangan tidak hanya dilihat berdasarkan pada kecukupan kebutuhan dari segi jumlah ketersediaannya dan kelezatannya, tetapi juga dari kandungan gizi yang terkandung di dalamnya, keamanan dari kandungan zat racun, mikroba, atau zat lain yang membahayakan tubuh, serta manfaat dari pangan yang dikonsumsinya.

(32)

belum mampu sepenuhnya merespon kebutuhan konsumen tersebut khususnya konsumen perseorangan maupun kelompok terkait dengan pemenuhan kebutuhan pangan yang sehat berdasarkan tingkat kegemaran dan kebutuhan gizi konsumennya. Pada umumnya, penyelenggaraan jasa boga yang dilakukan adalah pemenuhan kebutuhan pangan secara berkelompok dengan keseragaman pangan yang disajikan tanpa memperhatikan nilai kandungan gizi pada setiap makanannya.

Penyelenggaraan jasa boga dengan konsep kesehatan memiliki peluang usaha yang prospektif berdasarkan kebutuhan masyarakat modern terhadap pola pangan sehat. Pada saat ini, jumlah pengelola jasa boga dengan konsep kesehatan masih terbatas. Hal ini dikarenakan dalam memulai dan menjalankan usaha, pengelola jasa boga dituntut tidak hanya mampu dalam mengelola bidang kuliner saja. Pengelola juga harus memahami dan mengerti konsep kesehatan dan gizi pangan terkait dengan penyusunan komposisi gizi yang seimbang berdasarkan tingkat kebutuhan konsumen. Akibatnya, tingkatan harga yang ditawarkan pun jauh lebih tinggi dibandingkan jasa boga pada umumnya.

Potensi pasar lainnya bagi penyelenggaraan jasa boga kesehatan adalah keberadaan konsumen-konsumen tertentu yang menginginkan menu-menu kebutuhan khusus terkait dengan program kesehatan yang dijalaninya. Adapun program kesehatan tersebut diantaranya adalah program diet bagi penderita penyakit tertentu, ibu hamil dan menyusui, program penurunan berat badan, dan program alternatif kesehatan lainnya seperti vegetarian. Kehadiran jasa boga kesehatan membantu para konsumen tersebut dalam menghadirkan kombinasi menu yang sehat berdasarkan manfaat yang diperolehnya.

(33)

dengan meningkatnya pendapatan. Peningkatan pendapatan berpengaruh positif terhadap peningkatan potensi penyelenggaraan jasa boga kesehatan.

Pertumbuhan masyarakat kelas menengah ke atas di DKI Jakarta dapat dilihat melalui indikator peningkatan golongan pendapatan bersih pekerja selama sebulan. Jumlah pekerja dengan pendapatan bersih lebih besar dari Rp 2.000.000/bulan meningkat secara signifikan hampir dua kalinya dari 385.442 pekerja pada tahun 2007 menjadi 611.509 pekerja pada tahun 2008 (Badan Pusat Statistik 2008b). Indikator pertumbuhan kelas menengah ke atas merupakan salah satu pasar yang efektif bagi peluang usaha jasa boga khususnya penyelenggaraan jasa boga kesehatan. Oleh karena itu, pengelola jasa boga kesehatan diharapkan mampu mengembangkan usahanya tidak terbatas pada kebutuhan konsumen khusus tetapi menarik konsumen-konsumen baru dalam pasar yang sudah ada.

1.2 Perumusan Masalah

Prima Diet Catering (PDC) merupakan salah satu perusahaan pelopor dalam penyelenggaraan usaha jasa boga dengan konsep healthy catering. Hal ini dikarenakan sejak awal berdirinya pada tanggal 25 Oktober 1999, PDC telah mencanangkan pelayanan katering dengan segmentasi yang berbeda dari katering pada umumnya yaitu menyediakan makanan khusus (diet) untuk kebutuhan individu masyarakat DKI Jakarta dan sekitarnya.

(34)

Tabel 3. Jumlah Rata-Rata Konsumen Individu Prima Diet Catering Per hari

Tahun Jumlah Konsumen Jumlah Porsi

2000 50 70

2001 60 100

2002 70 115

2003 75 115

2004 80 130

2005 90 145

2006 100 155

2007 110 165

Berdasarkan Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa jumlah konsumen harian Prima Diet Catering mengalami peningkatan rata-rata sebesar 12 persen setiap tahunnya yang disertai juga dengan peningkatan rata-rata jumlah porsi harian sebesar 13 persen setiap tahunnya. Keberhasilan Prima Diet Catering dalam menyelenggarakan pelayanan katering harian individu memberikan kesempatan bagi Prima Diet Catering untuk dapat terus berkembang yaitu dengan adanya sejumlah permintaan baik dari rumah sakit maupun perusahaan-perusahaan untuk dapat menyediakan pelayanan katering kesehatan. Saat ini, Prima Diet Catering bekerja sama dengan rumah sakit PMC (Port Medical Centre) dan perusahaan BUMN di wilayah DKI Jakarta dalam menyelenggarakan pemenuhan kebutuhan katering harian.

(35)

Tabel 4. Kegiatan Prima Diet Catering Dalam Penyelenggaraan Katering Kesehatan Periode Tahun 2000-2008

No. Kegiatan Penyelenggaraan Periode

1 Pelaksana dan penyaji hidangan pada acara demo masak yang

disponsori oleh PT. Roche IND 2000-2002

2 Penyaji hidangan healthy food dalam acara bugar berpuasa di My

Body Gym Fitness 2003

3

Penyaji hidangan untuk executive di PT. CNI IND, PT. RNI IND, PT. Medco IND, PT. Samzen IND, Klinik Bimantara, Penyaji hidangan healthy food dalam acara bugar berpuasa di My Body Gym Fitness dan liputan Nuansa Pagi RCTI, Officially Catering Service pada acara L Men Of The Year 2004 PT. Nutrifood selama 6 hari di karantina peserta, Penyaji hidangan praktis untuk anak di acara anak Trans TV, Penyaji hidangan untuk Majalah Noor tentang Diet Makrobiotik

2004

4 Penyaji hidangan Susan Wayne soft opening, cateringservice RS Mata Aini, catering service pada Mahkamah Konstitusi RI

2005-2006

5

Penyaji hidangan PT. Coundour Petroleum, PT. Nestle Indonesia, PT. Novartis, PERPASTI, PT. CNI, PT. Nu Skin, PT. Novartis, Bank BCA, RS Royal Taruma Daan Mogot, Klinik Diabetes Nusantara, Paramitha Lab, RS Puri Cinere, dan Oficially Catering ServiceBe Our Cover 2007” Majalah Mens Health.

2007

6

Penyaji hidangan Bank BCA, PT. Nestle Indonesia, Indocement, dan penyaji hidangan dalam seminar sehari “Kiat Menuju Jantung Sehat” di SEKNEG RI

2008

Berdasarkan Tabel 4 dapat dijelaskan bahwa Prima Diet Catering selama periode sembilan tahun tidak hanya menyelenggarakan katering harian individu tetapi juga menyelenggarakan kebutuhan katering bagi berbagai acara yang cukup besar seperti kegiatan-kegiatan instansi. Namun, tingkat penyelenggaraan yang dilakukan oleh Prima Diet Catering belum mampu sepenuhnya memenuhi kebutuhan katering bagi penyelenggaraan kegiatan-kegiatan tertentu dalam kapasitas yang besar secara bersamaan. Prima Diet Catering hanya mampu menyelenggarakan penyediaan katering dalam skala kecil di luar dari penyelenggaraan kebutuhan harian individu, misalnya untuk kebutuhan harian karyawan dengan jumlah pesanan yang tidak besar.

(36)

bagi penyelenggaraan katering dengan skala yang lebih besar dilakukan di rumah pemilik Prima Diet Catering.

Kegiatan pengembangan usaha juga sangat ditunjang oleh ketersediaan sumber daya manusia profesional yang memadai dalam mendukung proses kegiatan manajemen perusahaan. Salah satu sumber daya manusia professional dalam kegiatan penyelenggaraan katering kesehatan adalah tenaga ahli gizi. Tenaga ahli gizi merupakan sumber daya manusia profesional yang sangat penting dalam mendukung setiap proses penyelenggaraan katering kesehatan mulai dari proses pemesanan, proses perencanaan menu, proses produksi, hingga proses pengemasan. Peran tenaga ahli gizi tidak hanya sebatas pada kegiatan harian manajemen penyelenggaraan katering kesehatan, tetapi juga berperan dalam meningkatkan upaya pemasaran melalui jasa konsultasi bagi para konsumennya.

Saat ini, Prima Diet Catering dirasakan belum memiliki tenaga ahli gizi yang cukup memadai. Adapun jumlah tenaga ahli gizi yang dimiliki saat ini hanya satu orang. Keterbatasan jumlah tenaga ahli gizi tersebut turut mempengaruhi pelaksanaan kegiatan harian manajemen yang belum maksimal terkait dengan tugas tenaga ahli gizi yang cukup berat dan hanya dilakukan oleh satu orang. Seiring dengan kegiatan pengembangan usahanya, Prima Diet Catering perlu meningkatkan jumlah tenaga ahli gizi untuk menunjang kelancaran kegiatan usaha saat ini dan kedepannya

Kebutuhan sumber pembiayaan menjadi hal yang tidak dapat dipisahkan dalam menunjang kegiatan pengembangan usaha selanjutnya. Prima Diet Catering saat ini memiliki kendala terkait dengan sumber pembiayaan bagi kegiatan pengembangan usaha. Hal ini dikarenakan pemilik harus menganggarkan sumber pembiayaan perusahaan untuk kebutuhan pembayaran cicilan hutang sehingga anggaran bagi pengalokasian pemenuhan kebutuhan pengembangan belum dapat dilakukan secara maksimal.

(37)

teknologi) dan lingkungan industri (ancaman pendatang baru, daya tawar-menawar pemasok, daya tawar-tawar-menawar pembeli, ancaman produk subtitusi, dan persaingan antara anggota industri); sedangkan analisis lingkungan internal meliputi faktor manajemen dan SDM, pemasaran, keuangan, dan produksi.

Secara umum berdasarkan uraian di atas, perumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah :

1. Faktor-faktor eksternal apa saja yang menjadi peluang dan ancaman bagi pengembangan usaha Prima Diet Catering ?

2. Faktor-faktor internal apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari Prima Diet Catering dalam mencapai tujuannya ?

3. Bagaimana alternatif strategi pengembangan usaha yang tepat bagi Prima Diet Catering agar dapat berhasil?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Menganalisis faktor-faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi pengembangan usaha Prima Diet Catering.

2. Menganalisis faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari Prima Diet Catering dalam mencapai tujuannya.

3. Menganalisis dan menyusun alternatif strategi pengembangan usaha yang tepat bagi Prima Diet Catering.

1.4 Manfaat Penelitian

(38)

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

(39)

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Produk 2.1.1 Definisi Produk

Produk adalah segala sesuatu yang dapat atau mampu ditawarkan produsen untuk diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan dan keinginannya (Budiarto 1993). Produk-produk yang dapat dipasarkan meliputi barang fisik (misalnya mobil, pakaian, buku), jasa (misalnya konsultan gizi), orang (misalnya Michael Jordan), tempat (misalnya Bukit Tinggi, Bali), organisasi (misalnya yayasan kanker), dan ide (misalnya keluarga berencana).

2.1.2 Tingkatan Produk

Pemasar dalam merencanakan penawaran pasar atau produk maka harus memikirkan lima tingkatan produk (Zainal 1996). Masing-masing tingkatan produk pada hakekatnya mencerminkan tingkatan kebutuhan konsumen. Adapun tingkatan-tingkatan produk tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tingkatan pertama : produk utama

Yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pembeli dari setiap produk. Misalnya, dalam hal katering pelanggan membeli makanan.

2. Tingkatan kedua : produk generik

Yaitu merubah manfaat utama menjadi produk generik, yaitu versi dasar dari produk tersebut. Misalnya, katering tidak hanya terdiri dari makanan yang disajikan tetapi juga ada dekorasi yang menyertainya.

3. Tingkatan ketiga : produk harapan

Yaitu satu set atribut dan persyaratan yang biasanya diharapkan dan disetujui pembeli ketika membeli produk tertentu. Misalnya, dalam katering pelanggan mengharapkan makanan yang enak dan cukup, dan dekorasi yang indah. 4. Tingkatan keempat : produk pelengkap

(40)

baik, memberikan bonus gubuk, dekorasi dengan bunga-bunga yang segar dan meriah. Pada saat sekarang ini, persaingan terjadi pada tingkat produk pelengkap (tambahan). Menurut Levitt diacu dalam Zainal (1996), persaingan sekarang bukanlah antara apa yang diproduksi perusahaan dalam pabrik-pabriknya, tetapi antara apa yang mereka tambahkan pada hasil pabrik tersebut dalam bentuk pengemasan, iklan, konsultan bagi pelanggan, pendanaan, pengiriman, pergudangan, dan hal-hal lainnya yang dianggap penting.

5. Tingkatan kelima : produk potensial

Yaitu kondisi produk yang mempunyai peluang dan dipersiapkan untuk dikembangkan di masa depan.

2.2 Tinjauan Jasa

2.2.1 Definisi dan Karakteristik Jasa

Kotler diacu dalam Lupiyoadi (2008) menjelaskan bahwa jasa sebagai tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh salah satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produk jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan produk barang (fisik). Griffin diacu dalam Lupiyoadi (2008) menyebutkan bahwa jasa memiliki tiga karakteristik, yaitu:

1. Tidak berwujud (intangibility)

Adalah sifat jasa yang tidak bersifat fisik (meskipun dapat berkaitan dengan produk fisik), sehingga tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum dibeli. Nilai penting dari hal ini adalah nilai tak berwujud yang dialami oleh konsumen dalam bentuk kenikmatan, kepuasan, atau kenyamanan.

2. Tidak dapat disimpan (unstrorability)

(41)

3. Kustomisasi (customization)

Adalah sifat jasa yang sering kali didesain khusus untuk memenuhi kepuasan pelanggan. Hal ini dimaksudkan bahwa jasa mempunyai berbagai variasi bentuk, kualitas, dan jenisnya yang tergantung dari siapa, kapan, dan dimana produk tersebut dihasilkan.

2.2.2 Pengelolaan Kualitas Jasa

Salah satu cara utama membedakan sebuah perusahaan jasa adalah memberikan jasa dengan kualitas yang lebih tinggi dari pesaing secara konsisten. Kuncinya adalah memenuhi atau melebihi ekspektasi kualitas jasa pelanggan sasaran. Ekspektasi pelanggan dibentuk oleh pengalaman masa lalunya, pembicaraan dari mulut ke mulut, dan promosi yang dilakukan oleh perusahaan jasa. Pelanggan memilih penyedia jasa berdasarkan hal tersebut, dan setelah menerima jasa, mereka membandingkan jasa yang dialami dengan jasa yang diharapkan. Jika jasa yang dialami terletak di bawah jasa yang diharapkan, pelanggan tidak akan berminat lagi pada penyedia. Jika jasa yang dialami memenuhi atau melebihi harapan, mereka akan menggunakan kembali penyedia jasa tersebut.

2.3 Penyelenggaraan Institusi Makanan 2.3.1 Perkembangan Institusi Makanan

Makanan merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh setiap makhluk hidup, khususnya manusia. Menurut hirarki kebutuhan Maslow, makanan merupakan salah satu kebutuhan paling dasar yang harus dicukupi terlebih dahulu sebagai kebutuhan biologis sebelum memenuhi kebutuhan lainnya yang lebih tinggi. Namun, seiring perkembangan jaman dan perubahan gaya hidup terjadi pergeseran nilai suatu produk dari pemuas kebutuhan fisik menjadi pemuas kebutuhan psikologis. Berdasarkan hal itu, makanan tidak hanya berperan dalam pemenuhan kebutuhan biologis tetapi juga mempunyai peranan sosiokultur.

(42)

orang sumatera menganggap daging sebagai makanan prestise. Ketiga mempunyai peranan religi contohnya penggunaan nasi tumpeng dan nasi kuning dalam acara selamatan. Keempat adalah sebagai fungsi komunikasi seperti dalam perjamuan bisnis. Kelima peran status ekonomi digunakan dalam menunjukkan prestise dan status ekonomi seseorang. Terakhir mempunyai peranan sebagai simbol kekuasaan.

Perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin praktis juga mempengaruhi tingkat pemenuhan kebutuhan terhadap makanan tersebut. Salah satu faktornya adalah pola hubungan keluarga yang jauh, baik yang disebabkan oleh jarak tempat tinggal yang berjauhan maupun akibat tingkat kesibukan. Hal ini menyebabkan pemenuhan kebutuhan terhadap makanan baik sebagai kebutuhan biologis maupun kebutuhan sosiokultur tidak dapat dipenuhi secara pribadi terkait dengan efektivitas dan efisiensi waktu. Sehingga, sebagian besar konsumen membutuhkan penyelenggaraan institusi makanan dalam memenuhi tingkat kebutuhan makanannya.

Kini, penyelenggaraan institusi makanan sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat modern. Perkembangan institusi makanan juga semakin cepat dan menyebar luas. Ruang lingkup penyelenggaraannya pun tidak hanya mencakup perencanaan, persiapan, hingga pengolahan, tetapi juga memperhatikan aspek penghidangan makanan dengan kuantitas dan kualitas yang lebih baik.

2.3.2 Penggolongan Institusi Makanan

Penyelenggaraan institusi makanan dapat dibedakan menjadi tiga golongan menurut tujuan dan sifatnya. Adapun penggolongan tersebut adalah :

1. Institusi Sosial

Institusi ini bertujuan untuk memberi kesejahteraan, terutama pada: a. Karyawan institusi, sebagai tambahan makanan

b. Asrama yatim piatu dan orang jompo, agar terpelihara kesehatan dan kelangsungan hidupnya

c. Anak sekolah, untuk meningkatkan gizi

(43)

2. Institusi Semi Sosial

Institusi ini memiliki tujuan sama dengan institusi sosial, tetapi karena sedapat mungkin harus berdikari, maka para konsumen harus membayar. Sifat membantu dan mengambil sedikit keuntungan dengan 10-25 persen ditujukan untuk mengembalikan modal, perbaikan atau penggantian alat-alat, dan terkait dengan penambahan tenaga kerja.

3. Institusi Komersial

Institusi ini memiliki tujuan usaha untuk menghidangkan makanan sebaik mungkin sehingga dapat menyenangkan para konsumen. Sifat dari institusi ini adalah mencari keuntungan sebesar mungkin, dikarenakan perlu untuk menghidupi semua bagian personalia dan biaya perkembangan institusi. Adapun contoh dari penyelenggaraan institusi makanan yang bersifat komersial antara lain, restoran, rumah makan, hotel, dan jasa boga (katering). Kegiatan utama yang dilakukan bagi penyelenggaraan institusi makanan tersebut adalah mencakup usaha penjualan makanan jadi dan minuman berikut jasa menyajikan dan menghidangkannya bagi umum di tempat penjualannya.

2.4 Katering (Jasa Boga) 2.4.1 Definisi Katering

Istilah katering berasal dari bahasa Inggris yaitu catering. Kata cater mengandung pengertian menyajikan makanan, sedangkan orang yang menyajikan makanan disebut caterer. Istilah katering merupakan istilah khusus yang digunakan untuk bisnis yang menawarkan jasa dan penyedia makanan dan minuman dalam jumlah banyak. Jasa katering biasanya banyak diperuntukkan dalam berbagai acara besar, antara lain perkawinan, pesta, atau sekadar arisan keluarga. Definisi tentang katering juga dijelaskan pada beberapa literatur, yaitu: 1. Menurut peraturan Menkes No. 712/1986

(44)

menjadi cair), pengemasan dan pewadahan. Sedangkan tingkat penyehatan makanan yang dimaksud adalah upaya untuk mengendalikan faktor masakan, orang serta semua perlengkapan yang dapat atau mungkin menimbulkan penyakit atau mengganggu kesehatan.

2. Menurut Badan Pusat Statistik (2006)

Katering (jasa boga) adalah kegiatan usaha yang mencakup penjualan makanan jadi (siap dikonsumsi) yang terselenggara melalui pesanan-pesanan untuk kantor, perayaan, pesta, seminar, rapat, dan sejenisnya. Biasanya makanan jadi yang dipesan diantar ke tempat kerja, pesta, seminar, dan sejenisnya berikut pramusaji yang akan melayani tamu-tamu tersebut. Dalam hal ini, kelompok jasa boga yang melayani pesawat angkutan udara, tempat pengeboran minyak, dan lokasi penggergajian kayu termasuk di dalamnya.

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, secara umum dapat dijelaskan bahwa katering hadir dengan tujuan untuk menjawab tuntutan masyarakat akan kepraktisan. Mereka yang tidak mau direpotkan dalam urusan makanan, penataan hidangan, hingga setting lokasi acara akan langsung meminta bantuan dari jasa katering. Katering skala kecil memang hanya menyediakan makanan, tetapi katering skala menengah atau besar sudah pasti menambahkan pelayanan lain dari paket kateringnya. Katering pun hadir dalam berbagai format yaitu katering yang khusus menyediakan kebutuhan makanan dan minuman untuk pesta pernikahan, acara kantor, arisan, bahkan sekadar permintaan individu.

2.4.2 Jenis-Jenis Katering

a. Penggolongan katering Secara Umum

Bisnis katering tidak selamanya identik dengan penyediaan makanan untuk acara pesta saja. Kini, tidak sedikit katering yang merambah format lain, misalnya hanya khusus menyediakan hidangan untuk pesanan sekolah, kantor, atau bahkan kesehatan. Umumnya, jenis katering terbagi dalam kategori berikut ini (Fitria 2009).

1. Katering rantangan

(45)

macam menu rumahan yang dikemas dalam bentuk rantang atau boks. Katering rantangan ini biasanya banyak dipesan saat makan siang oleh karyawan, mahasiswa, atau rumah tangga.

2. Katering sekolah

Katering ini tidak jauh berbeda dengan katering rantangan, katering sekolah pun memang ditujukan juga untuk memenuhi kebutuhan individual. Namun, bedanya jumlah yang dilayani dalam sekali pengiriman lebih banyak daripada katering rantangan. Katering ini memenuhi kebutuhan makan staf dan murid sekolah.

3. Katering karyawan

Katering ini juga tidak berbeda dengan katering-katering sebelumnya (katering rantangan dan katering sekolah), katering karyawan juga khusus melayani pesanan bagi karyawan perusahaan setiap hari. Umumnya, katering ini akan menyediakan paket makan siang karyawan. Makanan yang disediakan bisa menggunakan kemasan dalam bentuk rantang, boks, atau prasmanan. Selain menyediakan makan siang bagi karyawan, katering jenis ini juga bisa melayani acara-acara khusus, seperti kenaikan dan pelepasan jabatan, ulang tahun perusahaan, dan rapat perusahaan.

4. Katering pernikahan

Katering pernikahan merupakan katering yang umum hadir di masyarakat untuk melayani acara-acara besar pernikahan. Konsumen yang menggunakan jasa katering ini akan dimudahkan dari berbagai kerepotan dalam menyelenggarakan hajatan. Pihak katering tidak sekadar menjual makanan, tetapi juga memberikan pelayanan penyusunan hidangan, dekorasi acara, dan pelayanan “stand” makanan. Jenis makanan yang disajikan umumnya berupa prasmanan (buffet) dengan menu yang beragam mulai dari hidangan pembuka, inti, penutup, hingga sajian camilan. Tingkatan harga yang ditawarkan beragam, tergantung pada paket yang diambil oleh konsumen.

5. Katering kesehatan

(46)

kesehatan identik pula dengan sebutan katering diet. Diet disini tidak selamanya ditujukan untuk mereka yang ingin kurus saja. Namun, mereka yang terkena penyakit tertentu atau sekadar ingin melakukan pola makan yang sehat pun bisa memesan makanan dari katering diet ini. Sesuai dengan namanya, makanan yang ditawarkan oleh katering kesehatan tidak sembarangan. Biasanya, dalam proses memasak diperlukan kehadiran seorang ahli gizi. Ia lah yang akan menghitung asupan gizi yang diperlukan dari setiap konsumen. Dengan demikian, yang disajikan akan ideal mulai dari karbohidrat, protein, hingga vitamin. Tingkatan harga yang ditawarkan sedikit lebih mahal. Hal ini disebabkan proses memasak yang dilakukan satu per satu, sesuai kebutuhan tiap konsumen serta ditambah dengan kemasan yang harus sesuai standar kesehatan.

Dari berbagai jenis katering tersebut, pada umumnya pemilik katering pada saat ini tidak terlalu terpaku kepada salah satu segmen. Namun, pemilik katering tetap memiliki kecenderungan untuk melakukan spesialisasi pelayanan kateringnya dalam melayani pelanggan.

b. Penggolongan Katering Berdasarkan Peraturan Menkes No. 712/1986 Peraturan Menkes No. 712/1986 tentang persyaratan kesehatan katering (jasa boga) menjelaskan bahwa penyelenggaraan katering harus memenuhi persyaratan kesehatan terlepas dari format katering secara umum. Adapun persyaratan kesehatan katering, yaitu :

1. Penyelenggaraan katering harus memperhatikan pengelolaan makanan yang baik dan memenuhi syarat kesehatan secara optimal.

2. Penyelenggaraan katering harus disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Penyelenggaraan katering perlu memperhatikan perlindungan dari kemungkinan gangguan kesehatan akibat pengelolaan katering yang tidak memenuhi syarat.

(47)

1. Jasa boga golongan A adalah : jasa boga yang melayani kebutuhan masyarakat umum. Golongan ini terdiri dari A1, A2, dan A3.

a. Golongan A1

Adalah jasa boga yang pengolahannya menggunakan dapur rumah tangga dan dikelola oleh keluarga.

b. Golongan A2

Adalah jasa boga yang pengolahannya menggunakan dapur rumah tangga tetapi memperkerjakan tenaga kerja dari luar.

c. Golongan A3

Adalah jasa boga yang menggunakan dapur khusus dan memperkerjakan tenaga kerja dari luar.

2. Jasa boga golongan B adalah : jasa boga yang melayani kebutuhan khusus, seperti untuk asrama, pelayanan makanan untuk pengeboran minyak di lepas pantai, untuk perusahaan, untuk angkutan umum dalam negeri. Teknik pengelolaannya sama dengan katering golongan A3 yaitu harus menggunakan dapur khusus dan memperkerjakan tenaga kerja dari luar.

3. Jasa boga golongan C : jasa boga yang melayani kebutuhan khusus pada angkutan internasional.

2.5 Penyelenggaraan Jasa Boga Kesehatan

(48)

juga pada penyelenggaraan katering kesehatan dalam jumlah besar seperti kegiatan perusahaan, seminar, dan lainnya.

Berdasarkan pada tingkat kebutuhan individu pelanggannya, katering kesehatan dapat dibedakan menjadi beberapa golongan, antara lain:

1. Katering kesehatan bagi orang sakit

Katering kesehatan yang menyelenggarakan program diet khusus bagi penderita penyakit seperti: diabetes melitus, jantung, gagal ginjal akut, hati, kandung empedu, saluran cerna, asam urat, dan sebagainya. Program diet tersebut dirancang berdasarkan tingkat kebutuhan gizi pelanggan (penderita) yang disesuaikan dengan keadaan penyakitnya.

2. Profesional Balance Calory

Katering kesehatan yang menyelenggarakan program khusus bagi para profesional yang membutuhkan makanan dengan gizi seimbang namun tetap terukur kalorinya (600-800 kalori) sesuai dengan umur, berat badan, tinggi badan, dan aktivitas harian.

3. Program penurunan berat badan

Katering kesehatan yang menyelenggarakan program khusus yang dirancang untuk pengaturan pola makan yang sehat dan sekaligus untuk menurunkan berat badan. Ada beberapa pilihan program penurunan berat badan, yaitu: a. Weight Management Program

Adalah program penurunan berat badan dengan pola pengaturan makan rendah kalori rendah lemak. Program ini akan memperhitungkan kebutuhan kalori tiap orang berdasarkan perhitungan indeks masa tubuh yaitu perbandingan berat badan dengan tinggi badan dalam meter persegi. b. Food combining

(49)

c. South Beach Diet (SBD)

Adalah program diet yang dirancang untuk penurunan berat badan yang optimal. Prinsip pola makan dalam program SBD yaitu diet rendah karbohidrat, cukup protein, dan cukup lemak.

4. Vegetarian

Katering kesehatan yang menyelenggarakan program diet dengan rancangan khusus bagi mereka yang tidak mengkonsumsi makanan hewani. Namun pada vegetarian ada juga yang masih bisa mengkonsumsi ikan, telur, susu, dan hasil olahan susu seperti keju.

5. Okinawa

Katering kesehatan yang menyelenggarakan kebutuhan diet yang dirancang khusus sebagai program “diet” anti oksidan. Program ini mempunyai tujuan untuk mengurangi radikal bebas dan berbagai macam polusi, racun, zat karsinogenik, dan sebagainya.

6. Makrobiotik

Katering kesehatan yang menyelenggarakan kebutuhan diet khusus untuk pencegahan penyakit kanker dan sebagai penunjang terapi kanker. Secara garis besar, tujuan diet ini adalah untuk mendapatkan berat badan yang lebih ideal, memicu pembakaran tumpukan lemak, tubuh yang lebih sehat, ketahanan fungsi tubuh yang lebih baik dan menghindari diri dari risiko penyakit kanker serta penyakit jantung.

7. Katering kesehatan lainnya

Katering kesehatan yang menyelenggarakan kebutuhan akan pola pangan sehat lainnya, misalnya program bagi ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, dan program lainnya yang menginginkan kebutuhan makanan sehat baik untuk keperluan individu maupun kelompok.

2.6 Hasil Penelitian Terdahulu

(50)

strategi pengembangan usaha dalam penyelenggaraan institusi makanan. Penelitian-penelitian yang berhubungan dengan jasa boga adalah sebagai berikut: 1. Rahmawaty (2004) dengan judul “Analisis Manajemen Mutu Terpadu Pada

Perusahaan Katering Penerbangan PT. Aerowisata Catering Service, Tangerang”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah mengkaji penerapan sistem manajemen mutu terpadu PT. ACS serta merumuskan dan merekomendasikan alternatif perbaikan atas dasar permasalahan manajemen mutu yang dihadapi oleh perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah proses hirarki analitik (AHP), yang diolah dengan menggunakan software expert choice version 2000. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa sosialisasi visi dan misi perusahaan terhadap karyawan cukup baik, sedangkan unsur manajemen mutu yang masih kurang penerapannya adalah unsur pendidikan dan pelatihan.

(51)

3. Novinka (2006) dengan judul “Kajian Manajemen Persediaan Perusahaan Jasa

Boga Maskapai Penerbangan (Inflight Catering Services) Kasus PT. Aerowisata Catering Service Jakarta, Indonesia”. Penelitian tersebut

bertujuan untuk: membandingkan sistem manajemen yang diterapkan oleh PT. Aerowisata Catering Service dengan teori-teori manajemen persediaan, mengkaji bentuk kegiatan proses pembelanjaan bahan baku yang dijalankan PT. ACS, mengidentifikasi faktor-faktor pembelanjaan bahan baku, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang harus diterapkan dalam mempertahankan mutu produk. Analisis yang digunakan bersifat kualitatif yang disajikan dalam bentuk deskriptif melalui tabel dan gambar sesuai dengan konsep yang dibahas dalam teori-teori manajemen persediaan. Hasil dari penelitian tersebut diperoleh informasi bahwa: (1) PT. ACS menyusun rencana pengadaan bahan bakunya dengan sistem penjadwalan mundur yang dimulai dengan merencanakan produksi produk jadi, (2) penetapan kuantitas dan frekuensi persediaan di PT. ACS mengikuti pola order point system dan order cycle system dimana kedua sistem ini dikombinasikan secara bersamaan, dan (3) dalam proses produksi, PT. ACS telah menetapkan just-in-time yang memungkinkan adanya efisiensi produksi dan produktivitas yang tinggi. 4. Riyadini (2006) dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran Usaha Jasa Boga

(52)

Penelitian-penelitian yang berhubungan dengan strategi pengembangan usaha dalam penyelenggaraan institusi makanan diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Annisa (2008) dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Cibaru, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah; menganalisis faktor eksternal dan internal Restoran Cibaru serta menyusun strategi pengembangan usaha yang sesuai dengan Restoran Cibaru. Alat analisis yang digunakan adalah matriks EFE, IFE, IE, SWOT, dan matriks QSPM. Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal dan matriks EFE, peluang utama adalah pertumbuhan jumlah penduduk sedangkan ancaman utama adalah tingginya tingkat persaingan. Total skor dari nilai EFE adalah 2,153 di bawah rata-rata (2,5) yang menunjukkan belum memanfaatkan peluang dan menghindari ancaman dengan baik. Hasil analisis matriks IFE diperoleh skor 2,355 berada di bawah rata-rata (2,5) yang menggambarkan lemah secara internal. Berdasarkan hasil dari kedua matriks yaitu matriks IE, Restoran Cibaru berada dalam kuadran V yang menunjukkan bahwa posisi restoran adalah tetap dipertahankan dan pelihara. Strategi prioritas yang dihasilkan berdasarkan integrasi matriks SWOT dan QSPM adalah dilakukan strategi menjalin kerja sama dengan biro perjalanan.

(53)

3. Siahaan (2008) dengan judul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl Di Botani Square, Bogor”. Tujuan dari penelitian tersebut adalah mengkaji strategi usaha yang telah dilakukan oleh Restoran Rice Bowl Botani Square, menganalisis faktor eksternal dan internal, dan mengkaji alternatif strategi yang paling sesuai dengan restoran dalam mengembangkan usahanya. Metode analisis dan pengolahan data yang digunakan adalah analisis deskriptif berupa analisis lingkungan umum dan industri perusahaan. Selain itu, dilakukan analisis formulasi strategi yaitu IFE, EFE, IE, dan analisis SWOT, serta tahap keputusan melalui analisis QSPM. Berdasarkan hasil analisis matriks IE diperoleh informasi bahwa posisi restoran berada dalam kuadran V yaitu “jaga dan pertahankan”, dengan alternatif strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Adapun prioritas utama yang direkomendasikan kepada perusahaan berdasarkan analisis SWOT dan QSPM adalah menjaga kualitas produk makanan dan layanan konsumen.

Secara umum berdasarkan pada hasil-hasil penelitian tentang strategi pengembangan usaha, alat analisis yang digunakan adalah menggunakan metode IFE dalam menentukan kekuatan dan kelemahan utama, EFE dalam menentukan peluang dan ancaman utama, IE dalam menentukan posisi perusahaan, SWOT dalam menentukan alternatif strategi, dan QSPM dalam menentukan prioritas alternatif strategi. Selanjutnya kondisi perusahaan yang diteliti pada umumnya berada pada kondisi jaga dan pertahankan dengan strategi yang dijalankan adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk..

(54)

Tabel 5. Ringkasan Penelitian Terdahulu

Nama Tahun Judul Tujuan Alat Analisis Hasil

Rahmawaty 2004 Analisis Manajemen Mutu Terpadu Pada Asra 2005 Analisis Sikap Dan

(55)
(56)

Riyadini 2006 Analisis Strategi

(57)

Fransiska 2008 Strategi Pengembangan

(58)

III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Manajemen

Manajemen menurut Lee diacu dalam Widyatmini (1996) adalah ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen merupakan sarana untuk mencapai tujuan organisasi dengan memanfaatkan alat yang tersedia semaksimal mungkin. Akan tetapi perlu diperhatikan bahwa dalam mencapai tujuan, perusahaan memperhatikan secara optimal terhadap kepentingan-kepentingan yang menyangkut kepentingan konsumen, penanam modal, anggota perusahaan, pemerintah, masyarakat, dan supplier.

Peranan dan jenjang manajemen dalam organisasi pada dasarnya terbagi menjadi tiga bagian yaitu manajemen puncak, manajemen madya, dan manajemen lini. Manajemen puncak meliputi kegiatan manajerial yang diduduki oleh dewan direksi atau chief executive officer (CEO) dengan tugas menyusun rencana perusahaan maupun pengelolaan harta kekayaan perusahaan. Manajemen madya atau yang disebut juga manajemen administrasi terkait dengan divisi manajerial yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan rencana operasional yang telah disusun oleh manajemen puncak. Terakhir adalah manajemen lini yang terkait dengan pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan operasional yang telah dilakukan oleh karyawan sehari-hari.

Kegiatan manajemen organisasi tidak terlepas dari fungsi manajemen yang dilakukan oleh seorang manajer dalam mengelola perusahaan. Secara garis besar fungsi manajemen dibagi menjadi 5 bagian (Widyatmini 1996), yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), koordinasi (coordinating), dan pengawasan (controlling).

(59)

2. Pengorganisasian adalah kegiatan dalam menentukan macam kegiatan beserta jumlah kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan perusahaan.

3. Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan bawahan sehingga seorang pimpinan secara manusiawi bisa mengikat bawahan untuk bekerja sama secara sukarela menyumbangkan tenaganya seefektif dan seefisien mungkin dalam mencapai tujuan.

4. Koordinasi merupakan fungsi manajemen terkait dengan komunikasi atau kesesuaian yang harus dilakukan oleh manajer terhadap berbagai kepentingan dan perbedaan kegiatan sehingga bisa tercapai tujuan perusahaan.

5. Pengawasan merupakan fungsi terakhir yang dilakukan manajemen guna melengkapi fungsi yang sudah dilakukan lebih dahulu.

3.1.2 Konsep Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya definisi-definisi tentang strategi seperti yang dinyatakan dalam beberapa literatur yang berkaitan dengan manajemen strategis.

Adapun definisi-definisi mengenai strategi adalah sebagai berikut: 1. Pearce dan Robinson (1997)

Strategi merupakan rencana manajerial yang dilakukan oleh para manajer dalam skala besar dan berorientasi kepada masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan persaingan guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Dalam hal ini, strategi mencerminkan kesadaran perusahaan mengenai bagaimana, kapan, dan dimana harus bersaing; melawan siapa; dan untuk maksud apa.

2. Chandler diacu dalam Rangkuti (2005)

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.

3. David (2005)

(60)

daya perusahaan dalam jumlah besar. Dalam hal ini, strategi mempengaruhi kemakmuran perusahaan dalam jangka panjang, khususnya lima tahun, dan berorientasi ke masa depan. Strategi memiliki konsekuensi yang multifungsi dan multidimensi serta perlu mempertimbangkan faktor-faktor eksternal dan internal yang dihadapi oleh perusahaan.

4. Jauck dan Gleuck diacu dalam Wisandhini (2008)

Strategi didefinisikan sebagai rencana yang disatukan, menyeluruh serta terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Maksud dari rencana yang disatukan adalah mengikat semua bagian perusahaan menjadi satu, sedangkan maksud dari strategi yang bersifat menyeluruh adalah meliputi semua aspek penting perusahaan. Adapun maksud dari strategis sifat terpadu yaitu semua bagian rencana serasi satu sama lain dan bersesuaian.

Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Strategi yang diterapkan juga terkait dengan tindakan yang dilakukan oleh perusahaan. Rangkuti (2005) menjelaskan bahwa ada dua macam tindakan yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam menjalankan strateginya. Pertama, distinctive competence yaitu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Hal ini dimasudkan bahwa perusahaan memiliki kekuatan yang tidak mudah ditiru oleh pesaing-pesaingnya. Kedua, competitive advantage yaitu kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan pesaingnya melalui pilihan-pilihan strategi dalam merebut peluang pasar yang ada.

3.1.3 Manajemen Strategis

Gambar

Tabel 2.  Jumlah Usaha Jasa Boga Berdasarkan Tahun Mulai Beroperasi di
Tabel 4. Kegiatan Prima Diet Catering Dalam Penyelenggaraan Katering   Kesehatan Periode Tahun 2000-2008
Tabel 5. Ringkasan Penelitian Terdahulu
gambar sesuai dengan
+7

Referensi

Dokumen terkait