• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Hasil Penentuan Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-I SMP Negeri 3 Kudus. Pemilihan kelas VIII-I dilakukan dengan pertimbangan guru mata pelajaran matematika terhadap kemampuan siswa dalam mata pelajaran matematika. Setelah kelas subjek ditentukan, peneliti melakukan tes GEFT di kelas tersebut pada hari Kamis, tanggal 30 April 2015. Hasil tes GEFT menunjukkan bahwa dari 30 responden, terdapat 23 anak yang memiliki gaya kognitif field dependent dan 7 anak yang memiliki gaya kognitif field independent seperti yang tertera pada Tabel 4.1.

Dari hasil GEFT, siswa bergaya kognitif field dependent dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok lemah sebanyak 12 responden dan kelompok kuat sebanyak 11 responden. Kemudian dari kelompok lemah, dipilih nilai tengah dari kelompok tersebut sehingga diperoleh subjek dengan skor 5 dan berdasarkan hasil UTS Semester Genap Tahun 2014/2015 dan pertimbangan mampu mengemukakan pendapat dan jalan pikirannya, maka diperoleh subjek S7 sebagai Field Dependent Lemah (FDL). Sedangkan dari kelompok kuat, dipilih nilai

tengah dari kelompok tersebut sehingga diperoleh subjek dengan skor 8 dan berdasarkan hasil UTS Semester Genap tahun 2014/2015 dan pertimbangan mampu mengemukakan pendapat dan jalan pikirannya diperoleh subjek S28 sebagai Field Dependent Kuat (FDK). Sehingga dari uraian tersebut, diperoleh 2 subjek dari gaya kognitif field dependent yaitu FDL dan FDK.

Siswa bergaya kognitif field independent juga dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok lemah sebanyak 4 responden dan kelompok kuat

sebanyak 3 responden. Kemudian dari kelompok lemah, dipilih nilai tengah dari kelompok tersebut sehingga diperoleh subjek dengan skor 15 dikarenakan jika dipilih skor 12 maka jarak skor dekat dengan kriteria skor untuk field dependent. Dengan pertimbangan tersebut, maka diperoleh subjek S19 sebagai Field Independent Lemah (FIL). Sedangkan dari kelompok kuat, dipilih nilai tengah

dari kelompok tersebut sehingga diperoleh subjek dengan skor 17 dan berdasarkan hasil UTS Semester Genap tahun 2014/2015 dan pertimbangan mampu mengemukakan pendapat dan jalan pikirannya diperoleh subjek S23 sebagai Field Independent Kuat (FIK). Sehingga dari uraian tersebut, diperoleh 2 subjek dari

gaya kognitif field independent yaitu FIL dan FIK.

4.3 Pelaksanaan Pembelajaran

Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 3 Kudus pada tanggal 30 April 2015 sampai tanggal 23 Mei 2015. Pembelajaran dengan model 4K dilaksanakan di kelas VIII-I selama 3 kali pertemuan pada tanggal 11 Mei 2015, 18 Mei 2015, dan 19 Mei 2015. Sebelumnya telah ditentukan materi dan disusun perangkat pembelajaran seperti rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja kelompok (LKK), lembar observasi asesmen kinerja, serta media pembelajaran seperti gambar-gambar yang berkaitan dengan materi pembelajaran dan alat peraga dari barang bekas. Materi yang dipilih adalah bangun ruang sisi datar dengan sub materi yang diambil ialah prisma. Rincian materi untuk setiap pertemuan adalah: (1) sub materi pengertian prisma dan jaring-jaring prisma untuk pertemuan pertama dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran dengan satu jam pelajaran 40 menit; (2) sub materi menghitung luas permukaan dan volume

prisma untuk pertemuan kedua dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran; dan (3) sub materi penerapan prisma dalam kehidupan sehari-hari untuk pertemuan ketiga dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran.

Pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini dilaksanakan dengan model 4K. Peneliti atau dalam hal ini bertindak sebagai guru memberikan ilustrasi berupa gambar, atau cerita yang berkaitan dengan materi dalam kehidupan sehari-hari yang mampu mengembangkan karakter siswa di awal pembelajaran. Pada pembelajaran pertama guru memperlihatkan gambar kemasan produk yang beragam yang dibentuk dari jaring-jaring model prisma untuk memotivasi siswa agar kreatif dan mampu menciptakan produk kemasan yang menarik sehingga dapat memajukan perekonomian Indonesia. Pada pertemuan kedua guru memberikan ilustrasi gambar konstruksi bangunan rumah adat Indonesia yang menggunakan model prisma agar siswa cinta terhadap tanah air Indonesia. Pada pertemuan ketiga guru memperlihatkan pemanfaatan prisma dalam kehidupan sehari hari agar rasa ingin tahu siswa meningkat dengan adanya berbagai barang yang bisa diciptakan dari model prisma. Kegiatan tersebut merupakan fase ilustrasi pengembangan karakter dalam model 4K.

Setelah fase ilustrasi pengembangan karakter, guru melibatkan siswa untuk menyelidiki pengertian prisma dengan menggunakan alat peraga barang bekas yang terdiri dari berbagai jenis prisma dari mulai prisma tegak segitiga (siku-siku), prisma tegak segitiga (sama kaki), prisma tegak trapesium (siku-siku), prisma tegak layang-layang, prisma tegak belah ketupat, dan prisma tegak jajar genjang pada pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua, siswa menyelidiki cara

menentukan luas permukaan dan volume dengan menggunakan alat peraga barang bekas volume prisma segitiga dengan pendekatan balok. Pada pertemuan ketiga siswa menyelidiki masalah-masalah di kehidupan sehari-hari yang terkait dengan bangun prisma. Kegiatan tersebut merupakan fase investigasi dalam model 4K.

Kemudian guru melaksanakan fase eksplorasi kolaboratif dengan meminta siswa untuk berkelompok dan menyelidiki kembali konsep prisma yang diperoleh dari fase investigasi dan mendiskusikannya bersama teman satu kelompok. Pada pertemuan pertama, guru meminta siswa untuk mendiskusikan bangun prisma yang diberikan. Kemudian pada pertemuan kedua, guru meminta siswa untuk mendiskusikan pertambahan volume dari suatu bangun prisma dan kaitannya dengan pertambahan volume.

Setelah itu guru memberikan lembar kerja kelompok yang berisi permasalahan yang harus diselesaikan terkait dengan materi pelajaran yang diajarkan pada saat itu dan membuat laporan hasil kerja mereka dalam kalender bekas yang telah disiapkan oleh guru. Kegiatan ini merupakan fase kinerja kreatif. Setelah itu, guru meminta kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas pada fase komunikasi. Guru meminta siswa untuk memperhatikan dan memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk berpendapat dan menanyakan pada kelompok yang melakukan presentasi. Selanjutnya pada fase penghargaan, guru memberi penghargaan kepada kelompok terbaik menurut kriteria yang telah diberitahukan di awal pembelajaran.

Sebagai evaluasi pembelajaran, guru memberikan kuis di akhir pembelajaran. Namun karena pada pertemuan pertama maupun kedua terdapat

kendala waktu, maka kuis ditiadakan. Pelaksanaan pembelajaran untuk pertemuan pertama terkendala waktu sehingga fase komunikasi pertemuan pertama dilaksanakan pada pertemuan kedua dan pertemuan kedua hanya sampai kepada fase investigasi dan pertemuan ketiga berjalan sesuai dengan RPP. Semua materi tersampaikan dan setiap fase dalam model 4K sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

Pelaksanaan pembelajaran untuk pertemuan pertama, kedua, dan ketiga secara umum berjalan sesuai RPP. Semua materi tersampaikan dan setiap fase dalam model 4K sesuai dengan RPP yang telah dibuat. Hal tersebut didukung oleh lembar pengamatan guru pada Lampiran 18, 20, dan 22 dimana observer memberi nilai 86 pada pertemuan pertama, rata-rata nilai 64 pada pertemuan kedua, dan 86 pada pertemuan ketiga. Oleh sebab itu, pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dikatakan berjalan dengan baik.