HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Hasil dan Pembahasan
1. Hasil Pengujian Asumsi Klasik
Untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), maka penelitian menggunakan analisis untuk membandingkan dua varibel yang berbeda. Pada analisis regresi untuk memperoleh model regresi yang bisa dipertanggungjawabkan, maka asumsi-asumsi berikut harus dipenuhi:
71 a. Hasil Uji Normalitas Data
Data-data bertipe skala sebagai pada umumnya mengikuti asumsi distribusi normal. Namun, tidak mustahil suatu data tidak mengikuti asumsi normalitas. Untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh harus dilakukan uji normalitas terhadap data yang bersangkutan. Dengan demikian, analisis statistika yang pertama harus digunakan dalam rangka analisis data adalah analisis statistik berupa uji normalitas. Menurut Ghozali (2009:147) uji normalitas bertujuan apakah dalam model regresi variabel dependen (terikat) dan variabel independen (bebas) mempunyai kontribusi atau tidak.
Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (uji
Kolmogorov - smirnov), adapun penjelasan mengenai uji normalitas data adalah sebagai berikut (Ghozali, 2009:147):
1) Hasil Uji Normalitas Secara Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendeteksi distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal (Ghozali, 2009:147). Adapun hasil perhitungan uji normalitas dengan melihat
72 dari segi grafik yang ditunjukan pada gambar grafik p-p plot berikut ini:
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas Data Secara Grafik
Sumber: data diolah
Pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. grafik ini menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena asumsi normalitas (Ghozali 2009:112).
2) Hasil Uji Normalitas Secara Statistik
Uji normalitas secara grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan disamping uji grafik dilengkapi dengan uji statistik (Ghozali, 2009:149). Adapun hasil perhitungan uji normalitas secara statistic yang dilihat berdasarkan uji kolmogorof-smirnov adalah sebagai berikut:
73 Tabel 4.1
Hasil Uji Normalitas Secara Statistik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 20
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation .00116397
Most Extreme Differences
Absolute .112
Positive .112
Negative -.071
Kolmogorov-Smirnov Z .499
Asymp. Sig. (2-tailed) .964
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: data diolah
Berdasarkan uji kolmogorov-smirnov dapat diketahui bahwa nilai unstandarized residual memiliki nilai sig. > 0,05, ini mengartikan bahwa semua data terdistribusi dengan normal.
b. Hasil Uji Multikolinearitas
Pengujian multikolonieritas dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Untuk mendeteksi adanya problem multikol, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel independen.
Tabel 4.2
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF 1 (Constant) INF .904 1.107 KURS .313 3.193 SB .655 1.526 FDR .355 2.818 BOPO .682 1.467
a. Dependent Variable: ROA Sumber: data diolah
74 Tabel di atas menjelaskan bahwa data yang ada tidak terjadi gejala multikolinearitas antara masing-masing variabel independen yaitu dengan melihat nilai VIF. Nilai VIF yang diperbolehkan hanya mencapai 10 maka data di atas dapat dipastikan tidak terjadi gejala multikolinearitas. Karena data di atas menunjukan bahwa nilai VIF lebih kecil dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,10 keadaan seperti itu membuktikan tidak terjadinya multikolinearitas.
c. Hasil Uji Autokolerasi
Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Untuk mendeteksi autokorelasi dalam penelitian ini maka digunakan uji Durbin Watson
(DW).
Tabel 4.3
Hasil Uji Autokolerasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .975a .952 .934 .00136 1.549
a. Predictors: (Constant), BOPO, INF, FDR, SB, KURS b. Dependent Variable: ROA
Sumber: data diolah
Pada tabel di atas diketahui nilai Durbin Watson (d) sebesar 1,549, berdasarkan nilai durbin watson sebesar 1,549 maka hasil membuktikan tidak terjadi autokolerasi, karena nilai DW berada pada angka -2 sampai dengan +2, maka dapat disimpulkan tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif.
75 d. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas menunjukkan bahwa variasi variabel tidak sama untuk semua pengamatan. Pada heterokedastisitas kesalahan yang terjadi tidak secara acak tetapi menunjukkan hubungan yang sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel. Berdasarkan hasil pengolahan data, maka hasil Scatterplot dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: data diolah
Dari grafik scatterplot yang ada pada gambar di atas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi (Ghozali 2009:107).
76 2. Hasil Pengujian Hipotesis
a. Hasil Uji Secara Simultan (Uji F)
Pengujian ini bertujuan untuk membuktikan apakah variabel-variabel independen secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2009:88). Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel di bawah ini, jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima dan menolak Ho, sedangkan jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima dan menolak Ha.
Tabel 4.4
Hasil Uji Secara Simultan (Uji F)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression .001 5 .000 54.992 .000b
Residual .000 14 .000
Total .001 19
a. Dependent Variable: ROA
b. Predictors: (Constant), BOPO, INF, FDR, SB, KURS Sumber: data diolah
Hasil uji F dapat dilihat pada tabel di atas nilai Fhitung diperoleh
sebesar 54,992 > Ftabel sebesar 2,96 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha diterima,
sehingga dapat dikatakan bahwa inflasi, kurs, suku bunga, financing deposit ratio, biaya operasional dan pendapatan operasional terhadap
return on asset berpengaruh secara simultan (bersama-sama).
b. Hasil Uji Secara Parsial (Uji t)
Uji t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh
77 masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05 (Ghozali, 2009:88).
Tabel 4.5
Hasil Uji Secara Parsial (Uji t)
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .087 .007 11.815 .000 INF .014 .021 .040 .651 .525 KURS -9.048E-007 .000 -.151 -1.440 .172 SBI -.149 .057 -.189 -2.606 .021 FDR .001 .008 .017 .172 .866 BOPO -.066 .005 -.936 -13.132 .000
a. Dependent Variable: ROA Sumber: data diolah
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pengaruh suku bungadanbiaya operasional dan pendapatan operasional terhadap return on asset menunjukkan pengaruh yang signifikan. Sedangkan inflasi, kurs dan financing deposit ratio tidak berpengaruh terhadap return on asset
Berikut ini adalah hasil penjelasan mengenai pengaruh antar variabel independen terhadap return on asset:
1) Pengaruh Inflasi terhadap Return on Asset
Variabel inflasidengan nilai thitung < ttabel sebesar 0,651 < 2,10 atau nilai sig. lebih besar dari 0,05 (0,525 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti inflasi
tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap return on asset. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun inflasi mengalami kenaikan, namun laba yang diperoleh perusahaan tidak mengalami penurunan yang signifikan dan sebaliknya. Alasan yang menjadi menjelaskan
78 kondisi tersebut adalah bahwa pada dasarnya inflasi yang tinggi mencerminkan kenaikan barang-barang yang menjadikan nilai peredaran uang dapat berkurang akibat harga yang meningkat.
Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fadjar (2013) dengan penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor Internal dan Eksternal Bank yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Umum di Indonesia”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap return on asset, BOPO berpengaruh positif terhadap
return on asset, LDR berpengauh negatif terhadap return on equity
sedangkan CAR, nilai tukar, tingkat suku bunga dan inflasi tidak berpengaruh terhadap return on asset.
2) Pengaruh Kurs terhadap Return on Asset
Variabelkursdengan nilai -thitung > -ttabel sebesar -1,440 > -2,10
atau nilai sig. lebih besar dari 0,05 (0,172 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti kurs tidak
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap return on asset. Hal ini membuktikan fluktuasi nilai tukar Rp terhadap dollar tidak berpengaruh terhadap peningkatan profitabilitas perbankan (ROA). Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan nilai tukar Rupiah pada Dollar berdampak pada peningkatan profitabilitas bank (ROA) Peningkatan nilai tukar (kurs) Rupiah pada Dollar hanya berdampak signifikan pada perbankan yang mempunyai hubungan secara
79 langsung dengan mata uang asing seperti bank Campuran, Asing ataupun bank Devisa.
Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fadjar (2013) dengan judul penelitian “Analisis Faktor Internal dan Eksternal Bank yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Umum di Indonesia”. Hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap return on asset, BOPO berpengaruh positif terhadap return on asset, LDR berpengauh negatif terhadap return on equity sedangkan CAR, nilai tukar, tingkat suku bunga dan inflasi tidak berpengaruh terhadap return on asset.
3) Pengaruh Suku Bunga terhadap Return on Asset
Variabelsuku bungadengan nilai -thitung < -ttabel sebesar -2,606
< -2,10 atau nilai sig. lebih besar dari 0,05 (0,021 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti suku
bunga berpengaruh signifikan secara parsial terhadap return on asset. hal ini disebabkan karena BI Rate merupakan kebijakan yang dibuat sebagai dampak dari perubahan tingkat inflasi. Bila dalam Rapat Dewan Gubernur BI menyatakan akan menaikan atau menurunkan BI
Rate, maka sebagian besar bank akan mengubah suku bunga bank, dan ini akan mempengaruhi sektor riil pada umumnya.
Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati (2012) dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penyaluran Kredit
80 dan Tingkat Suku Bunga terhadap Profitabilitas (ROA) (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BI rate berpengaruh terhadap return on asset dan penyaluran kredit tidak berpengaruh terhadap return on asset.
4) Pengaruh Financing Deposit Ratio terhadap Return on Asset
Variabel financing deposit ratio dengan nilai thitung < ttabel sebesar 0,172 < 2,10 atau nilai sig. lebih besar dari 0,05 (0,866 > 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak yang
berarti financing deposit ratio tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap return on asset. Nilai positif yang ditunjukkan
financing deposit ratio menunjukkan bahwa semakin besar financing deposit ratio menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya.
Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Adyani (2010) dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas (ROA)”. Hasil menyatakan bahwa
variabel CAR dan FDR tidak berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas (ROA) bank. Sedangkan NPF dan BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas.
81 5) Pengaruh Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional terhadap
Return on Asset
Variabelbiaya operasional dan pendapatan operasionaldengan nilai -thitung < -ttabel sebesar -13,132 < -2,10 atau nilai sig. lebih kecil
dari 0,05 (0,000 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti biaya operasional dan pendapatan
operasional berpengaruh signifikan secara parsial terhadap return on asset. Nilai negatif yang ditunjukkan BOPO menunjukkan bahwa semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya, BOPO yang kecil menunjukkan bahwa biaya operasional bank lebih kecil dari pendapatan operasionalnya sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa manajemen bank sangat efisien dalam menjalankan aktivitas operasionalnya.
Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Adyani (2010) dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas (ROA)”. Hasil menyatakan bahwa
variabel CAR dan FDR tidak berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas (ROA) bank. Sedangkan NPF dan BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian lain yang sejalan dilakukan oleh Wibowo (2013) dalam penelitiannya yang berjudul
“Analisis Pengaruh Suku Bunga, INFLASI, CAR, BOPO, NPF
Terhadap Profitabilitas Bank Syariah” hasil penelitiannya menyatakan
bahwa BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA sedangkan variabel CAR, NPF, Inflasi dan Suku Bunga tidak berpengaruh.
82 3. Hasil Koefisien Persamaan Regresi Linier Berganda
Adapun hasil regresi linier berganda pengaruh Inflasi, kurs, suku bunga, financing deposit ratio, biaya operasional dan pendapatan operasional mempengaruhi return on asset.
Tabel 4.6
Hasil Uji Persamaan Regresi Linier Berganda
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .087 .007 11.815 .000 INF .014 .021 .040 .651 .525 KURS -9.048E-007 .000 -.151 -1.440 .172 SBI -.149 .057 -.189 -2.606 .021 FDR .001 .008 .017 .172 .866 BOPO -.066 .005 -.936 -13.132 .000
a. Dependent Variable: ROA Sumber: data diolah
Dari tabel di atas dapat dirumuskan suatu persamaan regresi untuk mengetahui pengaruh Inflasi, kurs, suku bunga, financing deposit ratio, biaya operasional dan pendapatan operasional mempengaruhi return on asset sebagai berikut:
Y = 0,087 + 0,014 X1– 9,048E-007 X2 - 0,149 X3 + 0,001 X4 - 0,066 X5 Keterangan : Y = Return on Asset a = Konstanta X1 =Inflasi X2 =Kurs X3 =Suku Bunga
X4 = Financing Deposit Ratio
X5 = Biaya Operasioanal dan Pendapatan Opersional
83 Pada persamaan regresi di atas menunjukkan nilai konstanta sebesar 0,087. Hal ini menyatakan bahwa jika variabel Inflasi, kurs, suku bunga,
financing deposit ratio, biaya operasional dan pendapatan operasional dianggap konstan atau bernilai 0 (nol), maka return on asset akan meningkat sebesar 0,087 satuan.
Variabel inflasi sebesar 0,014 menunjukkan bahwa jika variabel inflasi meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan return on asset sebesar 0,014 satuan dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Variabel kurs sebesar -9,048E-007 menunjukkan bahwa jika variabel kurs meningkat 1 satuan maka akan menurunkan return on asset sebesar 9,048E-007 satuan dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Variabel suku bungasebesar -0,149 menunjukkan bahwa jika variabel suku bunga meningkat 1 satuan maka akan menurunkan return on asset sebesar 0,149 satuan dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Variabel financing deposit ratio sebesar 0,001 menunjukkan bahwa jika variabel financing deposit ratio meningkat 1 satuan maka akan menurunkan return on asset sebesar 0,001 satuan dengan catatan variabel lain dianggap konstan. Variabel biaya operasional dan pendapatan operasional sebesar -0,066 menunjukkan bahwa jika variabel biaya operasional dan pendapatan operasional meningkat 1 satuan maka akan menurunkan return on asset sebesar 0,066 satuan dengan catatan variabel lain dianggap konstan.
84 4. Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (return on asset), melalui pengujian serentak dapat diketahui besarnya koefisien determinasi (Adjusted R2). Dari koefisien determinasi (Adjusted R2) dapat diketahui derajat ketepatan dari analisis regresi linier berganda menunjukkan besarnya variasi sumbangan seluruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya.
Tabel 4.7
Hasil Uji Determinasi Adjusted RSquare Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .975a .952 .934 .00136 1.549
a. Predictors: (Constant), BOPO, INF, SBI, FDR, KURS b. Dependent Variable: ROA
Sumber: data diolah
Hasil pengujian menunjukkan besarnya koefisien korelasi berganda (R), koefisien determinasi (Adj R Square) dan koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square). Berdasarkan tabel model summaryb di atas diperoleh bahwa nilai koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0,975. Ini menunjukkan bahwa variabel Inflasi, kurs, suku bunga, financing deposit ratio, biaya operasional dan pendapatan operasional terhadap return on asset mempunyai hubungan yang sangat kuat. Hasil pada tabel di atas juga menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,952 dan nilai koefisien determinasi yang sudah disesuaikan (Adjusted R Square) adalah 0,934. Hal ini berarti 93,4% variasi dari return on asset bisa dijelaskan oleh variasi variabel independen (Inflasi, kurs, suku bunga,
financing deposit ratio, biaya operasional dan pendapatan operasional). Sedangkan sisanya (100% - 93,4% = 6,6%) dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada dalam penelitian ini.
85 C.Analisis dan Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa variabel financing deposit ratio, biaya operasional dan pendapatan operasional berpengaruh terhadap return on asset, sedangkan Inflasi, kurs, suku bunga tidak berpengaruh terhadap return on asset berikut ini merupakan pembahasan mengenai penelitian ini, yaitu:
1. Pengaruh Inflasi terhadap Return on Asset
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap return on asset, Tingkat inflasi yang tinggi akan menurunkan return on asset, sedangkan tingkat inflasi yang sangat rendah akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi menjadi sangat lambat. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun inflasi mengalami kenaikan, namun laba yang dipeorleh perusahaan tidak mengalami penurunan yang signifikan dan sebaliknya. Alasan yang menjadi menjelaskan kondisi tersebut adalah bahwa pada dasarnya inflasi yang tinggi mencerminkan kenaikan barang-barang yang menjadikan nilai peredaran uang dapat berkurang akibat harga yang meningkat.
Tingginya inflasi mengakibatkan turunnya profitabilitas perusahaan sehingga memengaruhi kemampuan perusahaan untuk memberikan laba bagi pemegang saham. Kenaikan harga faktor produksi juga akan meningkatkan biaya modal perusahaan, sehingga pengaruh dari kenaikan laju inflasi yang tidak diantisipasi tersebut akan menurunkan harga saham (Suryanto dan Kesuma, 2012).
86 Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fadjar (2013)
dengan penelitiannya yang berjudul “Analisis Faktor Internal dan Eksternal Bank yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Umum di Indonesia”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap return on asset, BOPO berpengaruh positif terhadap return on asset, LDR berpengauh negatif terhadap return on equity sedangkan CAR, nilai tukar, tingkat suku bunga dan inflasi tidak berpengaruh terhadap return on asset.
2. Pengaruh Suku Bunga terhadap Return on Asset
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa suku bunga berpengaruh terhadap return on asset, hal ini disebabkan karena BI Rate
merupakan kebijakan yang dibuat sebagai dampak dari perubahan tingkat inflasi. Bila dalam Rapat Dewan Gubernur BI menyatakan akan menaikan atau menurunkan BI Rate, maka sebagian besar bank akan mengubah suku bunga bank, dan ini akan mempengaruhi sektor riil pada umumnya (Dwijayanthy dan Naomi, 2007:8)
Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati
(2012) dengan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penyaluran Kredit dan
Tingkat Suku Bunga terhadap Profitabilitas (ROA) (Studi Kasus pada Perusahaan Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BI rate berpengaruh terhadap return on asset dan penyaluran kredit tidak berpengaruh terhadap return on asset.
87 3. Pengaruh Kurs terhadap Return on Asset
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa Kurs tidak berpengaruh terhadap return on asset, Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fadjar (2013) dengan judul penelitian “Analisis Faktor
Internal dan Eksternal Bank yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Umum
di Indonesia”. Hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap return on asset, BOPO berpengaruh positif terhadap return on asset, LDR berpengauh negatif terhadap return on equity sedangkan CAR, nilai tukar, tingkat suku bunga dan inflasi tidak berpengaruh terhadap return on asset.
4. Pengaruh Financing Deposit Ratio terhadap Return on Asset
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa financing deposit ratio tidak berpengaruh terhadap return on asset. Nilai positif yang ditunjukkan financing deposit ratio menunjukkan bahwa semakin besar
financing deposit ratio menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya.
Hasil sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Adyani (2010)
dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Profitabilitas (ROA)”. Hasil menyatakan bahwa variabel CAR dan FDR tidak berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas (ROA) bank. Sedangkan NPF dan BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas.
88 5. Pengaruh Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional terhadap Return
on Asset
Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa biaya operasional dan pendapatan operasional berpengaruh negatif terhadap return on asset. Nilai negatif yang ditunjukkan BOPO menunjukkan bahwa semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya, BOPO yang kecil menunjukkan bahwa biaya operasional bank lebih kecil dari pendapatan operasionalnya sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa manajemen bank sangat efisien dalam menjalankan aktivitas operasionalnya.
Hasil sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Adyani (2010)
dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Profitabilitas (ROA)”. Hasil menyatakan bahwa variabel CAR dan FDR
tidak berpengaruh signifikan positif terhadap profitabilitas (ROA) bank. Sedangkan NPF dan BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian lain yang sejalan dilakukan oleh Wibowo (2013)
dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh Suku Bunga,
INFLASI, CAR, BOPO, NPF Terhadap Profitabilitas Bank Syariah” hasil
penelitiannya menyatakan bahwa BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA sedangkan variabel CAR, NPF, Inflasi dan Suku Bunga tidak berpengaruh.
89 BAB V