• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.6 Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda

berarti 3% dari seluruh pengamatan menunjukkan variabel bebas mampu menjelaskan variasi variabel terikat.

4.2.6 Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda

Hasil pengujian regresi linier berganda diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :

Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Sumber: lampiran

Coefficien sat

Berdasarkan pada tabel tersebut, dapat diketahui persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e

Y = 0,031 – 0.033 X1 + 0,419 X2 - 0,005 X3

Dari persamaan regresi linier berganda di atas dapat diuraikan sebagai berikut:

 Konstanta sebesar 0,031 menyatakan bahwa jika variabel bebas dianggap konstan, maka variabel Y sebesar 0,031.

 Koefisien variabel X1 sebesar -0,033 menyatakan bahwa setiap penambahan X1 sebesar satu satuan dan variabel bebas lainnya konstan, akan menurunkan Y sebesar 0,033. Namun perlu diperhatikan bahwa

.031 .099 .310 .758 -.033 .158 -.027 -.211 .833 -.027 .969 1.032 .419 .308 .176 1.361 .179 .173 .966 1.035 -.005 .026 -.025 -.194 .847 -.025 .985 1.015 (Constant) Financial Leverage (X1) Operating Leverage (X2) Asset Growth (X3) Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Partial Correla tions Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Beta Saham (Y) a.

pengaruh X1 terhadap variabel Y.

 Koefisien variabel X2 sebesar 0,419 menyatakan bahwa setiap penambahan X2 sebesar satu satuan dan variabel bebas lainnya konstan, akan meningkatkan Y sebesar 0,419. Namun perlu diperhatikan bahwa secara statistik X2 tidak signifikan, yang berarti sebetulnya tidak ada pengaruh X2 terhadap variabel Y.

 Koefisien variabel X3 sebesar -0,005 menyatakan bahwa setiap penambahan X3 sebesar satu satuan dan variabel bebas lainnya konstan, akan menurunkan Y sebesar 0,005. Namun perlu diperhatikan bahwa secara statistik X3 tidak signifikan, yang berarti sebetulnya tidak ada pengaruh X3 terhadap variabel Y.

4.2.7 Uji Hipotesis Dengan Uji t

1. Financial Leverage (X1) tidak berpengaruh terhadap Beta Saham (Y), hipotesis tidak dapat diuji kebenarannya, tidak dapat diterima dengan tingkat [Sig. 0,833 > 0,05: tidak signifikan [negatif].

2. Operating Leverage (X2) tidak berpengaruh terhadap Beta Saham (Y), hipotesis tidak dapat diuji kebenarannya, tidak dapat diterima dengan tingkat [Sig. 0,179 > 0,05: signifikan [Positif].

3. Asset Growth (X3) tidak berpengaruh terhadap Beta Saham (Y), hipotesis tidak dapat diuji kebenarannya, tidak dapat diterima dengan tingkat [Sig. 0,847 > 0,05: tidak signifikan [negatif].

Tabel ini menunjukkan variasi yang terbentuk dalam analisis regresi. Nilai F hitung sebesar 0,619 lebih kecil dari F table 2,758078 dengan signifikan = 0,605 menunjukkan bahwa nilai F hitung tidak signifikan karena lebih kecil dari 0,05. Oleh karena probabilitas jauh lebih besar dari 0,05, maka model regresi tidak cocok dan tidak dapat digunakan untuk memprediksi Beta Saham (Y).

ANOVAb

Model Sum of

Squares

Df Mean Suare F Sig.

1 Regresion Residual Total .151 4.863 5.013 3 60 63 .050 .081 .619 .605a

a. Predictors: (Constant), Asset Growth (X3), Financial Leverage (X1), Operating Leverage (X2) b. Dependent Variabel: Beta Saham (Y)

Terlihat dari angka F 0,619 dengan Sig.0,605 > 0,05: Tidak signifikan positif, model regresi tidak cocok dan tidak mampu menjelaskan perubahan variabel Beta Saham (Y), dimana pengaruhnya hanya sebesar 3% sedang sisanya 97% [100% - 3%] dijelaskan oleh variabel lain selain Financial Leverage (X1), Operating Leverage (X2) dan Asset Growth (X3).

Hasil analisis menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan untuk teknik analisis ini tidak cocok. Oleh karena 97% masih dipengaruhi oleh variabel lain, penelitian selanjutnya dapat menambahkan variabel lain.

4.2.9 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa dari ketiga variabel yang dipakai yakni variabel financial leverage,

beta saham perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.

1. Financial leverage tidak berpengaruh terhadap beta saham. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi financial leverage akan dapat meningkatkan beta saham perusahaan. Peningkatan financial leverage

yang dimiliki perusahaan mengindikasikan bahwa perusahaan lebih mengutamakan penggunaan hutang sebagai modal usaha dari pada penggunaan modal sendiri, sehingga menimbulkan resiko yang tinggi terhadap harga saham yang dapat mengakibatkan meningkatnya return

saham dan beta saham. Semakin besar perubahan return maka semakin besar pula resiko yang harus ditanggung oleh investor. Hal ini sesuai pendapat Husnan (2000:113) yang menyatakan apabila perusahaan menggunakan hutang semakin banyak, maka akan menanggung resiko yang makin besar. Karena itu semakin tinggi financial leverage, semakin tinggi Betanya. Begitu pula pendapat yang dikemukakan oleh Bambang Riyanto (1995:375) perusahaan yang menggunakan dana dengan beban tetap dikatakan menghasilkan leverage yang menguntungkan kalau pendapatan yang diterima dari penggunaan dana tersebut lebih besar daripada beban tetapnya, dan menghasilkan leverage merugikan apabila perusahaan tidak dapat memperoleh pendapatan dari penggunaan data tersebut sebanyak beban tetap yang harus dibayar. Tetapi hal ini tidak mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh C. Erna Susilawati

pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap beta saham.

2. Operating leverage tidak berpengaruh terhadap beta saham. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi operating leverage yang dimiliki perusahaan tidak akan berdampak pada meningkatnya beta saham perusahaan tersebut. Semakin besar biaya tetap yang dimiliki perusahaan dapat meningkatkan resiko yang berakibat semakin peka laba terhadap pertumbuhan perusahaan tersebut. Dengan demikian operating leverage

yang semakin tinggi dapat mengakibatkan rendahnya kemampuan perusahaan dalam memberikan keuntungan kepada investor. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Husnan (2001:113) yang menyatakan

operating leverage menunjukkan proporsi biaya perusahaan yang merupakan biaya tetap. Semakin besar proporsi ini, semakin besar

operating leveragenya. Perusahaan yang mempunyai operating leverage

yang tinggi akan cenderung mempunyai beta yang tinggi. Hal ini juga mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh C. Erna Susilawati dan Chr. Widya Utami (2001) bahwa operating leverage memiliki pengaruh positif yang tidak signifikan terhadap beta saham.

3. Asset growth tidak berpengaruh terhadap beta saham. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat asset growth yang dihasilkan oleh perusahaan dapat menurunkan beta saham perusahaan tersebut. Dengan meningkatnya asset growth tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan telah berusaha menarik minat investor dengan cara

melihat bahwa perusahaan banyak menghasilkan keuntungan dan memiliki tingkat resiko yang kecil. Dengan demikian dapat menghindari terjadinya fluktuasi harga saham yang tinggi, semakin rendah fluktuasi

return saham akan semakin memperkecil beta saham. Hal tersebut tidak sesuai dengan pernyataan Beaver, Kettler dan Scholes (1970) dalam Jogiyanto (2003:281) bahwa asset growth diprediksi mempunyai hubungan positif dengan beta. Hal itu juga tidak dapat mendukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh C. Erna Susilawati dan Chr. Widya Utami (2001) bahwa growth memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap beta saham.

4. Sedangkan secara simultan, financial leverage, operating leverage dan asset growth tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap beta saham perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia, ini berarti keseluruhan variabel independen dalam penelitian ini tidak dapat dipakai sebagai penentu besar kecilnya beta saham perusahaan LQ-45. Dan hal ini hanya memberikan kontribusi terhadap perubahan beta saham perusahaan sebesar 8,4% (R2). Hal ini menunjukkan masih banyak faktor lain diluar faktor-faktor yang digunakan dalam penelitian ini yang ikut menentukan besar kecilnya beta saham perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini memiliki berbagai keterbatasan, keterbatasan-keterbatasan dari penelitian ini antara lain terdapat pada:

1. Sampel penelitian yang digunakan hanya menggunakan 16 perusahaan LQ-45 yang memenuhi syarat yang telah ditentukan oleh peneliti dengan tahun pengamatan selama 5 tahun (2005-2008). Dimana jumlah tersebut dirasa masih kurang untuk dapat mewakili seluruh perusahaan yang terdaftar di PT. Bursa Efek Indonesia.

2. Sampel yang digunakan hanya perusahaan LQ-45, sehingga hasil dari penelitian ini kurang dapat digeneralisasikan untuk jenis-jenis perusahaan yang lain karena adanya perbedaan faktor-faktor pada masing-masing jenis bidang usaha.

3. Pada penelitian ini masih rendahnya pengaruh secara simultan faktor

financial leverage, operating leverage dan asset growth terhadap beta saham. Dengan demikian diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat menambah faktor-faktor yang berpengaruh terhadap beta saham, seperti : devidend payout, liquidity, asset size dan earning variability.

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta pembahasan hasil penelitian pada bab terdahulu dapat diambil beberapa kesimpulan dari penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Variabel financial leverage tidak signifikan (negative) terhadap beta saham perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.

2. Variabel operating leverage tidak signifikan (positive) terhadap beta saham perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.

3. Variabel asset growth tidak signifikan (negative) terhadap beta saham perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.

4. Sedangkan secara simultan, dari ketiga variabel tersebut yaitu financial

leverage, operating leverage dan asset growth tidak signifikan terhadap

beta saham perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Indonesia.

5.2. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilakukan maupun kesimpulan dari hasil penelitian yang diperoleh dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Lebih mengembangkan penelitian dengan melakukan penambahan

variabel-variabel baru seperti devidend payout, liquidity, asset size dan

earning variability.

pada penelitian yang akan datang dapat menambah jumlah amatan dengan cara menambah periode pengamatan seperti data harian, bulanan maupun tahunan serta jenis perusahaan yang diteliti.

3. Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa variabel-variabel yang diteliti yaitu financial leverage, operating leverage, asset growth dan beta saham tidak dapat diuji secara langsung dengan menggunakan analisis regresi linier berganda. Pada penelitian yang akan datang disarankan agar menggunakan teknik analisis dengan bentuk log dan ln sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih akurat.

Atmaja, Lukas Setia, 2003, Manajemen Keuangan, Edisi Revisi, Penerbit ANDI OFFSET, Yogyakarta.

Djarwanto dan Subagyo, Pangestu, 2000, Statistik Induktif, Edisi Keempat , Cetakan Kelima, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Hair, J.F. et. al, 1998, Multivariate Data Analysis, Fifth Edition, Prentice-Hall International, Inc., New Jersey.

Husnan, Saud, 1998, Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, Edisi Ketiga, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.

Jogiyanto, 2000, “Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas”, Edisi Kedua, Penerbit BPFE Yogyakarta.

________, 2003, “Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas”, Edisi Ketiga, Penerbit BPFE Yogyakarta.

Jones, C.P., 1998, Invesment Analisis and Management, 6th ed, John Willey & Sons, New York.

Riyanto, Bambang, 1995, “Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan”, Penerbit BPFE,Yogyakarta.

Santoso, Singgih, 2002, SPSS Statistik Parametrik, Penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.

Subroto, Bambang, 1986, Akuntansi Keuangan Intermediate, Cetakan Penerbit BPFE-UGM, Yogyakarta.

Sunariyah, 1997, “Pengantar Pengetahuan Pasar Modal”, Penerbit UPP-AMP YKPN.

Susilowati, C. Erna dan Chr. Widya Utami, 2001, Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Beta Saham Di Bursa Efek Jakarta Perbandingan Periode Sebelum Dan Selama Krisis Moneter, Jurnal Widya

Manajemen dan Akuntansi Vol. 1 No. 3 Desember, hal : 131 - 154. Tandelilin, Edvardus, 2001, “Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”, Edisi

Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Weston, J. Fred and Thomas E. Copeland, 1992, “Manajemen Keuangan”, Edisi Ke Delapan, Jilid kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Lampiran 1

Dokumen terkait