• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teori 1.Pasar Modal 1.Pasar Modal

2.2.3. Return dan Beta 1 Pengertian Return 1Pengertian Return

2.2.3. Return dan Beta 2.2.3.1Pengertian Return

Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa mendatang.

Jogiyanto (2003:109) menyatakan return realisasi merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu

pengukur kinerja dari perusahaan. Return histori ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan resiko di masa mendatang. Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi.

Return ekspektasi dapat dihitung dengan mengalikan masing-masing hasil masa depan dengan probabilitas kejadiannya dan menjumlah semua produk perkalian tersebut. Secara matematik return ekspektasi

dapat dirumuskan sebagai berikut (Husnan, 2003:126) : n

Return ekspektasi E (Ri) =

∑(R

J

.P

J

)

j=1

Sedangkan return total menurut Jogiyanto (2003:110) merupakan

return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu.

Return total terdiri dari capital gain atau capital loss dan yield capital gain

atau capital merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang yang lalu.

Capital gain atau capital loss = P

t – Pt – 1 Pt + yield

Yield merupakan prosentase kas periodic terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Untuk saham, yield adalah prosentasi deviden terhadap harga saham periode sebelumnya. Untuk obligasi, yield

periode sebelumnya. Dengan demikian, return total dapat juga dinyatakan sebagai berikut ini:

Return = Pt – Pt – 1

Pt + yield

Untuk saham biasa yang membayar deviden periode sebesar Dt rupiah perlembarnya, maka yield adalah sebesar Pt/Pt-1 dan return total dapat dinyatakan sebagai berikut :

Return saham = + Pt – Pt – 1 Pt – 1 Dt Pt – 1 = Pt – Pt – 1 + Dt Pt – 1 2.2.3.2Pengertian Beta

Menurut Husnan (2001:112), beta merupakan ukuran resiko yang berasal dari hubungan antara tingkat keuntungan suatu saham dengan pasar.

Menurut Jogiyanto (2003:266), beta adalah pengukur resiko sistematis dari suatu sekuritas atau portofolio terhadap resiko pasar.

Beta saham dapat diinterpretasikan sebagai ukuran kepekaan tingkat pengembalian saham terhadap tingkat pengembalian pasar. Semakin besar sensitifitas return suatu saham terhadap suatu resiko sistematis semakin besar pula beta saham.

Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknis estimasi yang menggunakan data historis. Beta yang dihitung berdasarkan data historis

ini selanjutnya dapat digunakan untuk mengestimasi beta masa datang. Bukti-bukti empiris menunjukkan bahwa beta historis mampu menyediakan informasi tentang beta masa depan (Elton dan Gruber, 1994). Analisis sekuritas dapat menggunakan data historis dan kemudian menggunakan faktor-faktor lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi beta masa depan. Beta historis dapat dihitung dengan menggunakan data historis berupa data pasar (return-return sekuritas dan return pasar), data akuntansi (laba-laba perusahaan dan laba indeks pasar) atau data fundamental (menggunakan variabel-variabel fundamental). Beta yang dihitung dengan data pasar disebut dengan beta pasar. Beta yang dihitung dengan data akuntansi disebut dengan beta akuntansi dan beta yang dihitung denga data fundamental disebut dengan beta fundamental (Jogiyanto, 2003:267).

Selain itu juga dapat diestimasi dengan menggunakan teknik regresi (Jogiyanto, 2003:269). Teknik regresi untuk mengestimasi beta suatu sekuritas dapat dilakukan dengan menggunakan return sekuritas sebagai variabel dependen dan return pasar sebagai variabel independen. Persamaan regresi yang dihasilkan dari data time series ini akan menghasilkan koefisien beta yang diasumsikan stabil dari waktu ke waktu selama periode observasi tertentu.

Beta suatu saham sebagai resiko sistematis mempengaruhi tingkat keuntungan yang diharapkan saham tersebut. Hubungan beta saham

dengan keuntungan yang diharapkan saham tersebut dapat dilihat dari beberapa pendekatan.

2.2.3.3Model Indeks Tunggal

Model yang dikembangkan oleh William Sharpe ini mengkaitkan perhitungan return setiap asset dengan return indeks pasar untuk mendapatkan nilai koefisien beta.

Estimasi koefisien beta biasanya didasarkan pada model indeks tunggal yang dapat dihitung melalui hubungan fungsional (regresi linear) antara rate of return saham sebagai variabel dependen dan rate of return portofolio (indeks pasar) sebagai variabel independen. Rumus model indeks tunggal (Husnan, 2001:104) adalah sebagai berikut:

Ri = αi + βi.Rm + ei

Ri adalah rate of return saham i, αi adalah bagian rate of return saham i yang tidak dipengaruhi oleh perubahan pasar, βi adalah beta sebagai parameter yang diharapkan pada Ri kalau terjadi perubahan pada Rm, Rm adalah rate of return indeks pasar dan ei adalah variabel random.

Beta menunjukan kemiringan (slope) garis regresi tersebut, dan α

menunjukan intercept dengan sumbu Rit. Semakin besar beta, semakin curam kemiringan garis tersebut dan sebaliknya. Penyebaran titik pengamatan di sekitar garis regresi tersebut menunjukan resiko sisa

sekuritas yang diamati. Semakin menyebar titik tersbut semakin besr resiko sisanya.

Gambar 2.1 : Penggambaran Beta

Ri

β

Rmt

α

Sumber : Husnan, 2001, Dasar – dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, hal 109

2.2.3.4Capital Asset Pricing Model

Capital Asset Pricing Model (CAMP) merupakan salah satu model keseimbangan. Dengan menggunakan model ini memungkinkan untuk menentukan pengykur resiko relevan dan bagaimana hubungan antara resiko untuk setiap asset apabila pasar modal dalam keadaan seimbang. Dalam hal ini model faktor resiko diukur dengan beta. Dan karena nilai suatu aktiva tergantung dalam tingkat keuntungan yang layak dari aktiva tersebut, maka CAMP disini digunakan untuk menentukan berapa tingkat keuntungan yang layak dari suatu investasi sehubungan dengan resiko yang dihadapi.

Return dan risk disini digambarkan dalam suatu bentuk security market line, dimana sumbu tegak mewakili tingkat keuntungan dan sumbu datarnya menggambarkan resiko yang diukur dengan beta. Tingkat keuntungan dari investasi-investasi lain akan berada pada garis security market line sesuai dengan beta investasi-investasi tersebut. Semakin besar betanya semakin besar pula tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi tersebut.

Gambar 2.2 : Security Market Line

M RM

Rf

Βm = 1 β

Sumber : Husnan, 2001, Dasar – dasar Teori Portofolio dan Analisis sekuritas, UPP AMP YKPN, Yogyakarta, hal 170.

Formula untuk security market line dapat ditulis sebagai berikut :

Rj-Rf = (RM-Rf) βj

Atau :

Formula tersebut dapat diartikan bahwa tingkat keuntungan suatu saham (Rj-Rf) sama dengan tingkat keuntungan bebas resiko ditambah dengan premi resiko (Rm-Rf) βj. Security market line menunjukkan hubungan linear positif antara resiko dengan tingkat keuntungan yang diinginkan investor. Dalam keseimbangan pasar, suatu sekuritas diharapkan memberikan suatu keuntungan yang setaraf dengan resiko sistematisnya.

Dokumen terkait