• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN Waktu, Tempat, dan Desain Penelitian

Penelitian mengenai studi karakteristik pertumbuhan anak usia sekolah di Provinsi Jawa Barat dilaksanakan dari bulan Mei-Juli 2011 dengan menggunakan data Riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2007. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional study yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu.

Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

Populasi dalam Riskesdas 2007 adalah seluruh rumah tangga di seluruh pelosok Indonesia termasuk Provinsi Jawa Barat. Sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga dalam Riskesdas 2007 dirancang identik dengan daftar sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga Survei sosial ekonomi nasional (Susenas) 2007. Metodologi penghitungan dan cara penarikan sampel Riskesdas 2007 menggunakan two stage sampling. Metodenya yaitu melakukan penarikan sampel blok sensus, diambil sejumlah blok sensus yang proporsional terhadap jumlah rumah tangga di kabupaten/kota. Bila dalam sebuah blok sensus terdapat lebih dari 150 rumah tangga maka dalam penarikan sampel akan dibentuk sub-blok sensus.

Penarikan sampel rumah tangga yaitu dari setiap blok sensus yang terpilih kemudian dipilih 16 rumah tangga secara acak sederhana (sample random sampling). Selanjutnya, seluruh anggota rumah tangga dari setiap rumah tangga yang terpilih dari kedua proses penarikan sampel diambil sebagai sampel individu. Rumah tangga yang terpilih dalam penelitian ini adalah rumah tangga yang mempunyai anak usia sekolah dan mempunyai kelengkapan data yang dibutuhkan untuk analisis. Sampel Riskesdas 2007 di tingkat kabuapten/kota berasal dari 440 kabupaten/kota yang tersebar di 33 provinsi. Sedangkan di Provinsi Jawa Barat terdapat 17 kabupaten dan 9 kota. Contoh yang diambil dalam penelitian ini adalah usia anak sekolah yaitu anak yang berusia 6-12 tahun yang berada di Kabupaten Garut, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cirebon.

Pemilihan tiga kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat dilakukan secara purposive dengan melihat topologi daerah yaitu Kabupaten Garut terletak di sebelah selatan Provinsi Jawa Barat dan merupakan daerah pertanian dengan suhu rata-rata 24-27°C, Kabupaten Bandung memiliki wilayah yang sebagain daerahnya adalah pegunungan dengan suhu rata-rata 19-24°C, sedangkan Kabupaten Cirebon merupakan bagian dari wilayah Provinsi Jawa Barat yang

terletak di sebelah timur dan berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah, wilayah di Kabupaten Cirebon merupakan daerah pantai timur dengan suhu rata-rata 23-33°C. Jumlah contoh dalam penelitian ini sebanyak 1323 orang anak usia sekolah, dengan jumlah responden dari setiap kabupaten sebagai berikut: Kabupaten Garut 380 orang, Kabupaten Bandung 533 orang dan Kabupaten Cirebon 410 orang.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data Primer. Data diperoleh dari Riskesdas 2007. Data yang dikumpulkan antara lain:

1. Karaktersistik contoh dan keluarga. Karakteristik contoh meliputi karakteristik umum anak usia sekolah dasar meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan. Sedangkan karakteristik keluarga terdiri dari: besar keluarga, pendidikan, pekerjaan dan pendapatan keluarga.

2. Data konsumsi per kapita, lingkungan fisik mengenai sanitasi terhadap air, sampah dan limbah. Serta data mengenai penyakit infeksi.

3. Gambaran umum lokasi penelitian.

Selengkapnya jenis dan cara pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Jenis data, variabel dan cara pengumpulan data

No. Jenis data Variabel Cara pengumpulan data 1. Karakteristik contoh 1. Umur anak 2. Jenis kelamin 3. Berat badan 4. Tinggi badan

Data Primer Riskesdas 2007

2. Karakteristik keluarga

1. Besar keluarga

2. Pendidikan kepala keluarga 3. Pekerjaan kepala keluarga 4. Pendapatan keluarga

Data Primer Riskesdas 2007

3 Konsumsi Konsumsi per kapita Data Primer Riskesdas 2007

4. Penyakit Infeksi Jenis Penyakit Data Primer Riskesdas 2007

5. Sanitasi Lingkungan

1. Jumlah pemakaian air 2. Jarak/lama waktu

memperoleh air 3. Sumber pencemaran 4. Akses terhadap air 5. Kualitas fisik air minum 6. Tempat penampungan air

minum

7. Pengolahan air minum sebelum digunakan/diminum 8. Tempat penampungan air

limbah

9. Tempat pembuangan sampah 10. Jarak ke sumber pencemaran

Data Primer Riskesdas 2007

19

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian diolah. Proses pengolahan data meliputi

editing, coding, entri dan analisis data. Data dianalisis dengan menggunakan

Microsoft Exel for Windows dan Statistical Program for Sosial Sciences (SPSS)

versi 16.0. Pengukuran status gizi anak sekolah dilakukan dengan menggunakan z-skor. Status gizi contoh ditentukan berdasarkan data yang sudah diperoleh yaitu jenis kelamin, usia contoh, berat badan, dan tinggi badan menggunakan indeks BB/U, TB/U dan IMT/U dengan menggunakan software WHO Anthroplus 2007. Klasifikasi dari ketiga indeks tersebut antara lain:

Tabel 2 Klasifikasi status gizi berdasarkan WHO 2007

Indeks Range z-skor Status Gizi BB/U z-skor > +2 SD Gizi Lebih

z-skor -2SD s.d +2SD Gizi Baik z-skor < -2SD s.d -3SD Gizi Kurang z-skor < -3SD Gizi Buruk TB/U z-skor > -2SD Normal

z-skor < -2SD Pendek z-skor > 2 SD Tinggi IMT/U

z-skor < -3 SD Sangat Kurus z-skor -3 SD s/d <-2 SD Kurus z-skor -2 SD s/d 1 SD Normal z-skor > 1 SD s/d 2 SD Gemuk z-skor > 2 SD Obesitas

Besar keluarga dikelompokkan menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) (1998), yaitu keluarga kecil ( 4 orang), keluarga sedang (5-6 orang), dan keluarga besar ( 7 orang). Data pendidikan dibagi kedalam enam kategori yaitu (a) tidak pernah sekolahn (skor 0), (b) tidak tamat Sekolah Dasar (SD) (skor 3), (c) Tamat SD (skor 6), (d) Tamat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) (skor 9), (e) Tamat Sekolah Lanjut Tingkat Atas (SLTA) (skor 12), dan (f) Tamat Perguruan Tinggi (PT) (skor 16).

Data pekerjaan dikelompokkan sesuai dengan jenis pekerjaan, terdapat 12 jenis pekerjaan kepala keluarga contoh yaitu tidak bekerja, ibu rumah tangga, TNI/Polri, PNS, Pegawai BUMN, Pegawai swasta, Wiraswasta/pedagang, Pelayanan jasa, Petani, Nelayan, Buruh dan lainnya. Data pendapatan keluarga dikelompokkan menurut BPS (2010), yaitu Miskin (< Rp. 201.138/kap/bln) dan tidak miskin ( Rp. 201.138/kap/bln).

Data konsumsi yang diambil adalah data konsumsi pangan yang diperoleh dengan metode recall (1x24 jam) pada tingkat rumah tangga. Jumlah konsumsi keluarga dibagi dengan jumlah anggota keluarga untuk mendapatkan

jumlah konsumsi per kapita. Zat gizi yang dihitung adalah energi dan protein. Angka kecukupan zat gizi contoh diperoleh dengan menggunakan rumus berikut (Hardinsyah & Briawan 1994):

Dimana: AKGI = Angka kecukupan energi atau protein individu Ba = Berat badan aktual sehat (kg)

Bs = Berat badan dalam daftar kecukupan gizi (kg)

AKG = Angka kecukupan energi atau protein yang tercantum dalam daftar kecukupan gizi.

Penilaian untuk mengetahui tingkat konsumsi gizi dilakukan dengan membandingkan antara konsumsi zat gizi aktual dengan kecukupan gizi yang dinyatakan dalam persen. Cara untuk menghitung tingkat konsumsi dapat dirumuskan sebagai berikut (Hardinsyah & Briawan 1994):

Dimana: TKGi = Tingkat konsumsi zat gizi i Ki = Konsumsi zat gizi i

AKGi = Kecukupan zat gizi i yang dianjurkan

Klasifikasi tingkat kecukupan energi dan protein contoh menurut Depkes (1996) dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Klasifikasi tingkat kecukupan energi dan protein

Energi dan Zat Gizi Klasifikasi Tingkat Kecukupan Energi dan Protein a. Defisit tingkat berat (<70% AKG)

b. Defisit tingkat sedang (70-79% AKG) c. Defisit tingkat ringan (80-89% AKG) d. Normal (90-119% AKG)

e. Kelebihan ( 120% AKG)

Data infeksi yang diambil adalah ISPA, diare, demam thypoid, malaria, campak dan demam berdarah. Penilaian menggunakan kuesioner dengan menyatakan pernah menderita atau pernah didiagnosa oleh tenaga medis pada 12 bulan dan/atau 1 bulan terakhir. Selanjutnya dikategorikan pernah dan tidak pernah menderita satu atau lebih penyakit ISPA, diare, demam thypoid, malaria, campak atau demam berdarah.

Data kesehatan lingkungan diolah dengan melakukan skoring dari beberapa jawaban pertanyaan mengenai sanitasi lingkungan. Pertanyaan yang digunakan terdapat dalam kuesioner Riskesdas 2007 tentang sanitasi

AKGI = (Ba/Bs) x AKG

21

lingkungan. Penentuan kategori yaitu memakai kategori baik jika memenuhi 50% dari total skor dan kurang baik jika < 50% total skor.

Analisis data yang digunakan terdiri dari beberapa analisis, diantaranya adalah:

1. Analisis Univariat digunakan untuk mendeskripsikan setiap variabel yang diukur dalam penelitian seperti karakteristik keluarga (besar keluarga, pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga), data karakteristik individu (jenis kelamin, umur, berat badan dan tinggi badan, status gizi), konsumsi energi dan protein per kapita, kesehatan lingkungan dan penyakit infeksi. 2. Analisis Bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel,

uji yang digunakan adalah uji korelasi Pearson dan Rank Spearman. Uji ini digunakan sesuai dengan jenis skala data variabel yang diuji.

3. Analisis Ragam digunakan untuk mengetahui perbedaan keragaan status gizi di ketiga kabupaten.

4. Untuk melihat pengaruh variabel (jumlah keluarga, jumlah pendapatan, pendidikan kepala keluarga dan penyakit infeksi) yang berhubungan digunakan uji regresi linier berganda (stepwise regression).

Definisi Operasional

Contoh adalah anak laki-laki dan perempuan yang berusia 6-12 tahun.

Karaktersitik Pertumbuhan adalah ciri-ciri perubahan ukuran tubuh seperti berat (kg) dan panjang (cm) yang diukur berdasarkan status gizi antropometri.

Status Gizi Antropometri adalah keadaan tubuh contoh yang diukur berdasarkan nilai z-skor BB/U, TB/U dan IMT/U.

Kepala Keluarga adalah laki-laki atau perempuan yang memimpin keluarga. Keluarga adalah sejumlah orang yang tinggal dalam satu rumah, yang saling

berinteraksi dan hidup bergantung dari satu dapur.

Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak, dan anggota keluarga lainnya yang tinggal bersama. Dalam penelitian ini jumlah keluarga terbagi kedalam tiga ketegori yaitu: (a) keluarga kecil ( 4 orang), (b) keluarga sedang (5-6 orang), dan (c) keluarga besar ( 7 orang).

Pendidikan kepala keluarga adalah tingkat pendidikan formal yang pernah ditempuh kepala keluarga dan dikategorikan menjadi tidak pernah

sekolah (skor 0), tidak tamat SD (skor 3), tamat SD (skor 6), tamat SLTP (skor 9), tamat SLTA (skor 12), dan tamat PT (skor 16).

Pekerjaan kepala keluarga adalah jenis pekerjaan utama yang dilakukan oleh kepala rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan keluarga meliputi tidak kerja, ibu rumah tangga, TNI/Polri, PNS, pegawai BUMN, pegawai swasta, wiraswasta/pedagang, pelayanan jasa, petani, nelayan, buruh dan lainnya.

Jumlah Pendapatan adalah jumlah pendapatan per bulan yang dihasilkan dari pendapatan kepala keluarga dibagi dengan besar keluarga dinilai dalam satuan rupiah.

Konsumsi pangan per kapita adalah jumlah konsumsi makanan rumah tangga dibagi dengan jumlah anggota keluarga.

Sanitasi lingkungan rumah adalah penilaian yang diukur dengan melihat kesehatan lingkungan keluarga. Pengukuran dengan memberikan skor pada jawaban pertanyaan tentang sanitasi lingkungan.

Penyakit infeksi adalah penyakit yang pernah diderita oleh contoh pada 12 bulan dan 1 bulan terakhir berupa penyakit ISPA, diare, demam thypoid, malaria, campak atau demam berdarah. Selanjutnya dikategorikan infeksi dan tidak infeksi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait