• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.2 Hasil Percobaan

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas aplikasi saringan air dengan penggunaan media pasir, karbon aktif, dan zeolit untuk penurunan kadar kadmium (Cd) pada salah satu air sumur yang digunakan oleh masyarakat Desa Namo Bintang. Untuk mengetahui besarnya kadar kadmium (Cd) pada air sumur gali, peneliti terlebih dahulu melakukan survei pendahuluan dengan membawa air sampel ke Laboratorium Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Adapun data yang diperoleh dari salah satu air sumur gali warga sebesar 0,01 mg/L dan sudah melewati nilai baku mutu sbesar 0,005 mg/L.

Komponen saringan yang digunakan peneliti terdiri atas kain katun, pasir kuarsa, kerikil, zeolit dan karbon aktif. Ada perbedaan perlakuan yang dilakukan pada tiap-tiap pipa. Filter I komponen penyusunnya adalah kerikil, pasir dan kabron aktif. Filter II terdiri atas kerikil, pasir dan zeolit. Filter III terdiri atas kerikil, pasir, zeolit, karbon aktif. Filter IV terdiri atas kerikil dan pasir. Pada setiap pipa dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali dan setiap pengulangan peneliti tetap mengukur kadar awal Cd sebelum dilakukan perlakuan/penyaringan terhadap air.

Hasil penelitian berupa data yang didapat dari hasil pemeriksaan laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Makanan yang dilakukan terhadap air sumur gali sebelum dan sesudah dilakukan penyaringan dengan menggunakan media pasir, karbon aktif, dan zeolit. Hasil penelitian adalah hasil-hasil yang diperoleh dari percobaan yang dilakukan. Dalam hal ini data tentang penurunan kadar kadmium (Cd) pada air sumur gali yang disaring dengan pasir silika, pasir silika dengan karbon aktif, pasir silika dengan zeolit, dan pasir silika dengan karbon aktif dan zeolit.

4.2.1 Hasil Percobaan dengan Menggunakan Media Saringan Pasir dan Karbon Aktif pada Filter I

Filter I adalah bentuk saringan yang tersusun atas kerikil, kain katun, pasir kuarsa dan karbon aktif. Filter I merupakan bentuk penyaringan sederhana yang memanfaatkan kerja karbon aktif. Karbon aktif yang dilewati air sumur berfungsi sebagai penyerapan zat-zat yang terdapat dalam air melalui permukaannya.

89

Gambar 4.2 Sketsa Penampang Dalam Filter I

Filter atau PIPA I mampu menurunkan kadar kadmium (Cd) pada air sumur gali masyarakat Desa Namo Bintang. Hasil akhir dari saringan Filter I dapat dilihat pada tabel berikut:

Karbon Aktif 50 cm Kerikil 15 cm Pasir Kuarsa 20 cm

Tabel 4.1 Hasil Percobaan Kadar Kadmium (Cd) Sebelum dan Sesudah Melewati Filter I (Media Pasir dan Karbon Aktif)

Pengulangan Sebelum (mg/L) Sesudah (mg/L) p 1 0,0201 0,0181 2 0,0257 0,0157 3 0,0183 0,0120 4 0,0222 0,0123 5 0,0232 0,0123 Rerata (SB), mg/L 0,0219 (0,0028) 0,0141 (0,0027) Penurunan (%) - 35,71 0,009

Tabel diatas menjelaskan bahwa Filter I dapat menurunkan kadar kadmium (Cd) 35,71% dari sebelum dilakukan penyaringan. Kelima pengulangan menunjukkan bahwa pada pengulangan kedua nilai kadmium (Cd) sebelum melewati Filter I lebih besar yakni 0,0257 dan terendah pada pengulangan ketiga yakni 0,0183. Sesudah melewati Filter I, nilai kadmium (Cd) tertinggi pada pengulangan pertama yakni 0,0181 dan nilai kadmium (Cd) terendah berada saat pengulangan ketiga yakni sebesar 0,0120. Rerata nilai kadmium (Cd) sebelum melewati Filter I sebesar 0,0219 dan sesudah melewati Filter I sebesar 0,0141. Perbedaan nilai kadmium (Cd) dari kelima pengulangan yang dilakukan tidak berbeda secara drastis.

91

Gambar 4.3 Box Plot Kadar Kadmium (Cd) Sebelum dan Sesudah Melewati Filter I (Media Atas Pasir dan Karbon Aktif)

Boxplot tersebut menggambarkan bahwa nilai Median dari sebelum melewati Filter I lebih besar daripada sesudah melewati Filter I. Nilai IQR (interquartile range) atau simpangan kuartil menunjukkan bahwa bidang IQR sesudah melewati Filter I lebih vertikal sehingga nilai data lebih menyebar daripada sebelum melewati Filter I. Perbandingan kesimetrisan data dapat dilihat dari panjangnya garis wishker boxplot. Pada boxplot menunjukkan bahwa nilai whisker sebelum melewati Filter I terlihat hampir sama panjangnya pada bagian atas dan bawah yang menunjukkan bahwa data tersebar secara simetris sedangkan sesudah melewati Filter I panjang whisker jauh berbeda sehingga data tidak

simetris (condong). Pada gambar baik sesudah maupun sebelum melewati Filter I tidak terlihat adanya nilai outlier.

4.2.2 Hasil Percobaan Penurunan Kadar Kadmium (Cd) dengan Menggunakan Media Pasir dan Zeolit pada Filter II

Filter II adalah bentuk saringan yang tersusun atas kerikil, kain katun, pasir kuarsa dan zeolit. Filter II merupakan bentuk penyaringan sederhana yang manfaatkan kerja zeolit. Zeolit yang dilewati air sumur berfungsi sebagai untuk mendukung kegunaan pasir dimana zeolit mampu melakukan dehidrasi, penukaran ion, adsorpsi, katalis dan penyaringan/pemisahan.

Zeolit 50 cm Pasir Kuarsa 20 cm Kerikil 15 cm

93

Filter atau PIPA II mampu menurunkan kadar kadmium (Cd) pada air sumur gali masyarakat Desa Namo Bintang. Hasil akhir dari Filter II dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Kadar Kadmium (Cd) Sebelum dan Sesudah Melewati Filter II (Media Pasir dan Zeolit)

Pengulangan Sebelum (mg/L) Sesudah (mg/L) p 1 0,0201 0,0081 2 0,0257 0,0113 3 0,0183 0,0081 4 0,0222 0,0111 5 0,0232 0,0076 Rerata (SB), mg/L 0,0219 (0,0028) 0,0092 (0,0018) Penurunan (%) - 57,81 0,0001 Tabel diatas menjelaskan bahwa Filter II dapat menurunkan kadar kadmium (Cd) 57,81 % dari sebelum dilakukan penyaringan. Kelima pengulangan menunjukkan bahwa pada pengulangan kedua nilai kadmium (Cd) sebelum melewati Filter II lebih besar yakni 0,0257 dan terendah pada pengulangan ketiga yakni 0,0183. Sesudah melewati Filter II, nilai kadmium (Cd) tertinggi pada pengulangan kedua yakni 0,0113 dan nilai kadmium (Cd) terendah berada saat pengulangan kelima yakni sebesar 0,0076. Rerata nilai kadmium (Cd) sebelum melewati Filter II sebesar 0,0219 dan sesudah melewati Filter II sebesar 0,0092. Perbedaan nilai kadmium (Cd) dari kelima pengulangan yang dilakukan tidak berbeda secara drastis.

Gambar 4.5 Box Plot Kadar Kadmium (Cd) Sebelum dan Sesudah Melewati Filter II (Media Pasir dan Zeolit)

Boxplot tersebut menggambarkan bahwa nilai Median dari sebelum melewati Filter II lebih besar daripada sesudah melewati Filter II. Nilai IQR (interquartile range) atau simpangan kuartil menunjukkan bahwa bidang IQR sesudah dan sebelum melewati Filter II sama sehingga nilai penyebaran kedua data sama. Perbandingan kesimetrisan data dapat dilihat dari panjangnya garis wishker boxplot. Pada boxplot menunjukkan bahwa nilai whisker sebelum melewati Filter II terlihat hampir sama panjangnya pada bagian atas dan bawah yang menunjukkan bahwa data tersebar secara simetris sedangkan sesudah melewati Filter II panjang whisker jauh berbeda sehingga data tidak simetris

95

(condong). Pada gambar baik sesudah maupun sebelum melewati Filter II tidak terlihat adanya nilai outlier.

4.2.3 Hasil Percobaan Penurunan Kadar Kadmium (Cd) dengan Menggunakan Media Pasir, Zeolit dan Karbon Aktif pada Filter III Filter III adalah bentuk saringan yang tersusun atas kerikil, kain katun, pasir kuarsa, zeolit dan karbon aktif. Filter III merupakan bentuk penyaringan sederhana yang manfaatkan kerja zeolit dan karbon aktif secara berkelanjutan

Gambar 4.6 Sketsa Penampang Dalam Filter III Zeolit 25 cm Karbon Aktif 25 cm Pasir Kuarsa 20 cm Kerikil 15 cm

Filter atau PIPA III mampu menurunkan kadar kadmium (Cd) pada air sumur gali masyarakat Desa Namo Bintang. Hasil akhir dari saringan Filter III dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Kadar Kadmium (Cd) Sebelum dan Sesudah Melewati Filter III (Media Pasir, Zeolit dan Karbon Aktif)

Pengulangan Sebelum (mg/L) Sesudah (mg/L) p 1 0,0201 0,0009 2 0,0257 0,0039 3 0,0183 -0,0012 4 0,0222 0,0102 5 0,0232 0,0062 Rerata (SB),mg/L 0,0219 (0,0028) 0,004 (0,0045) Penurunan (%) - 81,74 0,0001 Tabel diatas menjelaskan bahwa Filter III dapat menurunkan kadar kadmium (Cd) 81,74 % dari sebelum dilakukan penyaringan. Kelima pengulangan menunjukkan bahwa pada pengulangan kedua nilai kadmium (Cd) sebelum melewati Filter III lebih besar yakni 0,0257 dan terendah pada pengulangan ketiga yakni 0,0183. Sesudah melewati Filter III, nilai kadmium (Cd) tertinggi pada pengulangan keempat yakni 0,0102 dan nilai kadmium (Cd) terendah berada saat pengulangan ketiga yakni sebesar -0,0012. Rerata nilai kadmium (Cd) sebelum melewati Filter III sebesar 0,0219 dan sesudah melewati Filter III sebesar 0,004. Perbedaan nilai kadmium (Cd) dari kelima pengulangan yang dilakukan tidak berbeda secara drastis.

97

Gambar 4.7 Box Plot Kadar Kadmium (Cd) Sebelum dan Sesudah Melewati Filter III (Media Pasir, Zeolit dan Karbon Aktif)

Boxplot tersebut menggambarkan bahwa nilai Median dari sebelum melewati Filter III lebih besar daripada sesudah melewati Filter III. Nilai IQR (interquartile range) atau simpangan kuartil menunjukkan bahwa bidang IQR sebelum melewati Filter III lebih vertikal sehingga nilai data lebih menyebar daripada sebelum melewati Filter III. Perbandingan kesimetrisan data dapat dilihat dari panjangnya garis wishker boxplot. Pada boxplot menunjukkan bahwa nilai whisker sebelum melewati Filter III terlihat hampir sama panjangnya pada bagian atas dan bawah yang menunjukkan bahwa data tersebar secara simetris sedangkan sesudah melewati Filter III panjang whisker berbeda sehingga data tidak simetris (condong). Pada gambar baik sesudah maupun sebelum melewati Filter III tidak

4.2.4 Hasil Percobaan Penurunan Kadar Kadmium (Cd) dengan Menggunakan Media Pasir pada Filter IV

Filter IV adalah bentuk saringan yang tersusun atas kerikil, kain katun dan pasir kuarsa. Filter IV merupakan bentuk penyaringan sederhana yang hanya manfaatkan kerja pasir kuarsa. Pasir kuarsa dalam saringan pasir berfungsi sebagai adsorben dan oksidator zat-zat pencemar dalam fluida.

99

Filter atau PIPA IV mampu menurunkan kadar kadmium (Cd) pada air sumur gali masyarakat Desa Namo Bintang. Hasil akhir dari saringan Filter IV dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Hasil Percobaan Kadar Kadmium (Cd) Sebelum dan Sesudah Melewati Filter IV (Media Pasir)

Pengulangan Sebelum (mg/L) Sesudah (mg/L) p 1 0,0201 0,0218 2 0,0257 0,0227 3 0,0183 0,0257 4 0,0222 0,0211 5 0,0232 0,0174 Rerata (SB),mg/L 0,0219 (0,0028) 0,0217 (0,003) Penurunan (%) - 0,73 0,947 Tabel diatas menjelaskan bahwa Filter IV dapat menurunkan kadar kadmium (Cd) 0,73 % dari sebelum dilakukan penyaringan. Kelima pengulangan menunjukkan bahwa pada pengulangan kedua nilai kadmium (Cd) sebelum melewati Filter IV lebih besar yakni 0,0257 dan terendah pada pengulangan ketiga yakni 0,0183. Sesudah melewati Filter IV, nilai kadmium (Cd) tertinggi pada pengulangan ketiga yakni 0,0257 dan nilai kadmium (Cd) terendah berada saat pengulangan kelima yakni sebesar 0,0174. Rerata nilai kadmium (Cd) sebelum melewati Filter IV sebesar 0,0219 dan sesudah melewati Filter III sebesar 0,0217. Perbedaan nilai kadmium (Cd) dari kelima pengulangan yang dilakukan tidak berbeda secara drastis.

Gambar 4.9 Box Plot Kadar Kadmium (Cd) Sebelum dan Sesudah Melewati Filter IV (Media Pasir)

Boxplot tersebut menggambarkan bahwa nilai Median dari sebelum melewati Filter IV lebih besar daripada sesudah melewati Filter IV. Nilai IQR (interquartile range) atau simpangan kuartil menunjukkan bahwa bidang IQR sebelum melewati Filter IV lebih vertikal sehingga nilai data lebih menyebar daripada sesudah melewati Filter IV. Perbandingan kesimetrisan data dapat dilihat dari panjangnya garis wishker boxplot. Pada boxplot menunjukkan bahwa nilai whisker sebelum melewati Filter IV terlihat hampir sama panjangnya pada bagian atas dan bawah yang menunjukkan bahwa data tersebar secara simetris sedangkan sesudah melewati Filter IV panjang whisker jauh berbeda sehingga data tidak simetris (condong). Pada gambar terlihat bahwasebelum melewati Filter IV tidak

101

terlihat adanya nilai outlier sedangkan sesudah melewati Filter IV ada nilai outlier atau nilai ekstrim serta memiliki data yang sangat jauh dari sekumpulan data lainnya.

4.3 Perbedaan Kadar Kadmium (Cd) Setelah dan Sebelum Melewati

Dokumen terkait