• Tidak ada hasil yang ditemukan

KUAT TEKAN MORTAR

Dalam dokumen Laporan Praktikum Dan Teknologi Bahan (Halaman 53-63)

A. MAKSUD dan TUJUAN

1. Mengetahui besarnya kuat tekan mortar. 2. Menguasai prosedur pelaksanaan percobaan.

B. ALAT dan BAHAN

1. Pasir 1.375 gram 2. Air suling 242 ml.

3. Semen Portland 500 gram. 4. Timbangan kapasitas 200 gram.

5. Gelas ukur kapasitas 500 ml dengan ketelitian 2 mL. 6. Stopwatch, Oli, alat pemadat, dan sendok perata. 7. Cetakan kubus 5 x 5 x 5 cm.

C. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN

Berdasarkan SNI 03-5825-2002

1. Mengambil semen dan pasir kemudian dicampur di sebuah loyang hingga benar-benar tercampur.

2. Memasukkan air sedikit demi sedikit ke dalam campuran semen dan pasir sambil diaduk hingga adonan mortar siap dicetak.

3. Melapisi permukaan dalam cetakan dengan oli.

4. Memasukkan mortar ke dalam cetakan kubus. Pengisian cetakan dilakukan sebanyak dua lapis dan setiap lapis harus dipadatkan 32 kali dalam waktu 10 detik. Pengerjaan pencetakan mortar harus sudah dimulai dalam waktu paling lama 2,5 menit setelah pengadukan.

5. Meratakan permukaan atas mortar kubus dengan menggunakan sendok perata.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KELOMPOK 17 7. Membuka cetakan dan merendam mortar kubus ke dalam air bersih hingga

pengujian kuat tekan dilakukan (4 hari).

8. Mengeringkan permukaan mortar kubus dengan lap dan dibiarkan selama ±15 menit.

9. Menimbang berat mortar kubus.

10. Menguji mortar kubus dengan alat uji tekan. (Gambar 3a.3.)

D. HASIL PERCOBAAN No Campuran Spesi Luas Penampang (cm2) Berat (gram) Tanggal Pembuatan Tanggal Pengujian Kuat Tekan (ton) Kokoh Tekan (kg/cm2) 1 1 PC : 2 Pasir 25 250 12-11-2014 17-11-2014 5,1 204 2 25 260 12-11-2014 17-11-2014 5,4 216 3 25 260 12-11-2014 17-11-2014 4,6 184

Tabel 3a.1. Pemeriksaan kuat tekan beton Catatan :

PC : 0,04167 Liter Pasir : 0,08333 Liter FAS : 0.45

Air : FAS x Volume semen

= 0.45 x 0,04167 L = 0,0187 Liter

E. PEMBAHASAN

Perhitungan kuat tekan mortar :

1. Kuat tekan mortar = gaya tekan / luas penampang a. Mortar 1 = 5100/25 = 204 kg/cm2

b. Mortar 2 = 5400/25 = 216 kg/cm2

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KELOMPOK 17 Rata-rata kuat tekan mortar = ( 204+216+184) / 3 = 201,33 kg/cm2

2. Berat isi mortar = berat mortar/volume

a. Mortar 1 = 250/125 = 2,00 gram/cm3

b. Mortar 2 = 260/125 = 2,08 gram/cm3

c. Mortar 3 = 250/125 = 2,08 gram/cm3

Rata-rata berat isi mortar = (2,00+2,08+2,08) / 3 = 2,053 gram/cm3

F. SYARAT dan KETENTUAN

Berdasarkan PBI 1971 N.I-2 disebutkan bahwa:

1. Menggunakan semen Portland (PC) yang mempunyai waktu pengikatan awal 60-120 menit.

2. Air yang digunakan adalah air bersih.

3. Suhu ruangan antara 20 sampai dengan 24C.

Tipe – tipe mortar umur 28 hari berdasarkan SNI 03-6882-2002 : 1. Mortar tipe M adalah mortar yang mempunyai kuat tekan 17,2 MPa. 2. Mortar tipe S adalah mortar yang mempunyai kuat tekan 12,5 MPa. 3. Mortar tipe N adalah mortar yang mempunyai kuat tekan 5,2 MPa. 4. Mortar tipe O adalah mortar yeng mempunyai kuat tekan 2,4 MPa.

G. KESIMPULAN

1. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa rata-rata kuat tekan mortar yang telah berumur 5 hari adalah 201,33 kg/cm2 atau 20,133 MPa.

H. SARAN

1. Mortar yang telah diuji pada percobaan ini dapat digunakan sebagai perekat antar batu bata dalam membuat dinding.

2. Mortar harus diuji kuat tekannya pada umur 28 hari agar dapat ditentukan tipenya berdasarkan SNI 03-6882-2002.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KELOMPOK 17

I. LAMPIRAN

\

Gambar 3a.3. Mortar saat dilakukan pengujian kuat tekan

Gambar 3a.2. Mortar saat dicetak Gambar 3a.1. Mortar Kubus

Gambar 3a.4. Mortar saat hancur setelah dilakukan uji kuat tekan

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KELOMPOK 17

PERCOBAAN III-B

FAKTOR AIR SEMEN dan NILAI SLUMP

A. MAKSUD dan TUJUAN

1. Menentukan besarya Faktor Air Semen (FAS). 2. Mengukur dan menentukan besarnya nilai slump. 3. Menentukan hubungan FAS dengan nilai slump.

B. ALAT dan BAHAN

1. Kerucut Abrams dan perlengkapannya (Gambar 3b.1.) 2. Timbangan

3. Mixer beton atau molen 4. Bak pencampur atau Loyang 5. Cetok, cangkul atau sekop 6. Penggaris

7. Semen, pasir, kerikil, dan air 8. Stopwatch

C. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN

Berdasarkan SNI 1972 : 2008

1. Mengambil semen, pasir, kerikil dengan perbandingan tertentu (ditentukan oleh pihak laboratorium) atau dengan perbandingan 1 PC : 2 PS : 3 KR. 2. Menimbang berat masing-masing bahan dalam gram. Menentukan faktor air

semen sesuai petunjuk pihak laboratorium yaitu dengan FAS : 0,45.

3. Memasukkan bahan-bahan tersebut kedalam loyang dengan urutan : pasir, kerikil, semen, kemudian mengaduk sampai rata lalu masukkan air.

4. Campuran tersebut dimasukkan dalam alat slump test secara bertahap sebanyak tiga lapisan dengan ketinggan sama. Setiap lapisan ditusuk dengan cara menjatuhkan secara bebas tongkat baja (dengan ukuran diameter 16 mm, panjang 60 cm, dan tinggi 50 cm) sebanyak 25 kali untuk setiap lapisnya.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KELOMPOK 17 5. Setelah bidang atas dari kerucut abrams diratakan, adukan dibiarkan selama

30 detik, sambil menunggu bersihkan sisa-sisa kotoran yang ada di sekitar kerucut abrams tadi.

6. Kerucut diangkat pelan-pelan secara vertikal. Segera setelah itu penurunan tinggi puncak di ukur. Pengukuran minimal dilakukan pada tiga tempat dan dibuat rata-rata.

7. Dari hasil pengukuran ini dapat dihitung nilai slump yang menunjukkan kekentalan adukan.

D. HASIL PERCOBAAN

Pengukuran nilai penurunan slump dari yang diketahui di 3 tempat. Nilai pengukuran = 8 cm, 11 cm dan 13 cm untuk 30 detik pertama.

E. PEMBAHASAN

Jumlah semen, pasir, split, air dan FAS yang dipakai dalam pembuatan beton. a. Perbandingan campuran pada benda uji

PC : Pasir : Kerikil = 1 : 2 : 3 = (3 : 6 : 9) liter

FAS = 0,45

Berat Semen = 4198 gram

Maka jumlah air yang dipakai untuk campuran beton adalah = FAS  berat semen = 0,45  4198 = 2518,8 gram

b. Pengukuran nilai penurunan slump dari yang diketahui di 3 tempat Nilai pengukuran = 8 cm, 11 cm dan 13 cm untuk 30 detik pertama. Maka nilai rata-rata penurunan slump-nya

= 8+11+13

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KELOMPOK 17

F. SYARAT dan KETENTUAN

Tabel dalam PBI 1971 N.I-2 mengenai jumlah semen minimum dari nilai FAS maksimum.

Jumlah semen min / m3 beton

Jumlah nilai FAS maksimal

* Beton di dalam ruang bangunan

a. Keadaan keliling non korosif 275 kg 0,6

b. Keadaan keliling korosif disebabkan oleh kondensasi / uap korosif

325 kg 0,52

* Beton diluar ruang bangunan a. Tidak terlindung dari hujan dan

terik matahari langsung 325 kg 0,60

b. Terlindung dari hujan dan terik

matahari langsung 275 kg 0,60

* Beton yang masuk kedalam tanah a. Mengalami keadaan basah dan

kering berganti-ganti 302 kg 0,55

b. Mendapat pengaruh suffat

alkali dari tanah atau air tanah 375 kg 0,52 * Beton yang kontinu berhubungan

dengan air

a. Air tawar 275 kg 0,57

b. Air laut 375 kg 0,52

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KELOMPOK 17 Kekentalan beton yang diukur dengan penentuan slump untuk berbagai macam pekerjaan beton adalah seperti dalam tabel berikut :

Nilai slump Kategori

0-2 Kental

3-7 Encer

8-15 Sangat encer

Tabel 3b.2. Kategori keenceran beton dengan variasi nilai slump (PBI 1971)

Agar adukan tidak terlalu kental ataupun encer, dianjurkan untuk menggunakan slump beton, yang dijelaskan di bawah ini sesuai PBI 1971.

Posisi penempatan beton dalam konstruksi

Slump maksimum (cm)

Slump minimum (cm)

a. Dinding, plat pondasi, pondasi

telapak bertulang 12,5 5,0

b. Pondasi telapak tidak bertulang

kaison, konstruksi bawah tanah 9,0 2,5

c. Plat, balok kolom, dinding 15,0 7,5

d. Pengerasan jalan 7,5 5,0

e. Pembetonan missal 7,5 2,5

Tabel 3b.3. Variasi nilai slump beton.

G. KESIMPULAN

1. Penurunan rata-rata slump sebesar 10,67 cm.

Berdasarkan PBI 1971 N.I-2, nilai slump pada percobaan ini termasuk kategori sangat encer namun masih dapat digunakan untuk pembuatan beton. 2. FAS yang digunakan 0,45.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KELOMPOK 17

H. SARAN

Nilai rata-rata slump yang diperoleh dari percobaan ini memenuhi persyaratan PBI 1971, sehingga adonan beton ini cocok digunakan untuk pembuatan dinding, plat, pondasi telapak bertulang dan balok kolom.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KELOMPOK 17

I. LAMPIRAN

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KELOMPOK 17

PERCOBAAN III-C

Dalam dokumen Laporan Praktikum Dan Teknologi Bahan (Halaman 53-63)

Dokumen terkait