A. MAKSUD dan TUJUAN
1. Mengetahui besarnya kuat tekan mortar. 2. Menguasai prosedur pelaksanaan percobaan.
B. ALAT dan BAHAN
1. Pasir 1.375 gram 2. Air suling 242 ml.
3. Semen Portland 500 gram. 4. Timbangan kapasitas 200 gram.
5. Gelas ukur kapasitas 500 ml dengan ketelitian 2 mL. 6. Stopwatch, Oli, alat pemadat, dan sendok perata. 7. Cetakan kubus 5 x 5 x 5 cm.
C. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN
Berdasarkan SNI 03-5825-2002
1. Mengambil semen dan pasir kemudian dicampur di sebuah loyang hingga benar-benar tercampur.
2. Memasukkan air sedikit demi sedikit ke dalam campuran semen dan pasir sambil diaduk hingga adonan mortar siap dicetak.
3. Melapisi permukaan dalam cetakan dengan oli.
4. Memasukkan mortar ke dalam cetakan kubus. Pengisian cetakan dilakukan sebanyak dua lapis dan setiap lapis harus dipadatkan 32 kali dalam waktu 10 detik. Pengerjaan pencetakan mortar harus sudah dimulai dalam waktu paling lama 2,5 menit setelah pengadukan.
5. Meratakan permukaan atas mortar kubus dengan menggunakan sendok perata.
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KELOMPOK 17 7. Membuka cetakan dan merendam mortar kubus ke dalam air bersih hingga
pengujian kuat tekan dilakukan (4 hari).
8. Mengeringkan permukaan mortar kubus dengan lap dan dibiarkan selama ±15 menit.
9. Menimbang berat mortar kubus.
10. Menguji mortar kubus dengan alat uji tekan. (Gambar 3a.3.)
D. HASIL PERCOBAAN No Campuran Spesi Luas Penampang (cm2) Berat (gram) Tanggal Pembuatan Tanggal Pengujian Kuat Tekan (ton) Kokoh Tekan (kg/cm2) 1 1 PC : 2 Pasir 25 250 12-11-2014 17-11-2014 5,1 204 2 25 260 12-11-2014 17-11-2014 5,4 216 3 25 260 12-11-2014 17-11-2014 4,6 184
Tabel 3a.1. Pemeriksaan kuat tekan beton Catatan :
PC : 0,04167 Liter Pasir : 0,08333 Liter FAS : 0.45
Air : FAS x Volume semen
= 0.45 x 0,04167 L = 0,0187 Liter
E. PEMBAHASAN
Perhitungan kuat tekan mortar :
1. Kuat tekan mortar = gaya tekan / luas penampang a. Mortar 1 = 5100/25 = 204 kg/cm2
b. Mortar 2 = 5400/25 = 216 kg/cm2
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KELOMPOK 17 Rata-rata kuat tekan mortar = ( 204+216+184) / 3 = 201,33 kg/cm2
2. Berat isi mortar = berat mortar/volume
a. Mortar 1 = 250/125 = 2,00 gram/cm3
b. Mortar 2 = 260/125 = 2,08 gram/cm3
c. Mortar 3 = 250/125 = 2,08 gram/cm3
Rata-rata berat isi mortar = (2,00+2,08+2,08) / 3 = 2,053 gram/cm3
F. SYARAT dan KETENTUAN
Berdasarkan PBI 1971 N.I-2 disebutkan bahwa:
1. Menggunakan semen Portland (PC) yang mempunyai waktu pengikatan awal 60-120 menit.
2. Air yang digunakan adalah air bersih.
3. Suhu ruangan antara 20 sampai dengan 24C.
Tipe – tipe mortar umur 28 hari berdasarkan SNI 03-6882-2002 : 1. Mortar tipe M adalah mortar yang mempunyai kuat tekan 17,2 MPa. 2. Mortar tipe S adalah mortar yang mempunyai kuat tekan 12,5 MPa. 3. Mortar tipe N adalah mortar yang mempunyai kuat tekan 5,2 MPa. 4. Mortar tipe O adalah mortar yeng mempunyai kuat tekan 2,4 MPa.
G. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa rata-rata kuat tekan mortar yang telah berumur 5 hari adalah 201,33 kg/cm2 atau 20,133 MPa.
H. SARAN
1. Mortar yang telah diuji pada percobaan ini dapat digunakan sebagai perekat antar batu bata dalam membuat dinding.
2. Mortar harus diuji kuat tekannya pada umur 28 hari agar dapat ditentukan tipenya berdasarkan SNI 03-6882-2002.
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KELOMPOK 17
I. LAMPIRAN
\
Gambar 3a.3. Mortar saat dilakukan pengujian kuat tekan
Gambar 3a.2. Mortar saat dicetak Gambar 3a.1. Mortar Kubus
Gambar 3a.4. Mortar saat hancur setelah dilakukan uji kuat tekan
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KELOMPOK 17
PERCOBAAN III-B
FAKTOR AIR SEMEN dan NILAI SLUMP
A. MAKSUD dan TUJUAN
1. Menentukan besarya Faktor Air Semen (FAS). 2. Mengukur dan menentukan besarnya nilai slump. 3. Menentukan hubungan FAS dengan nilai slump.
B. ALAT dan BAHAN
1. Kerucut Abrams dan perlengkapannya (Gambar 3b.1.) 2. Timbangan
3. Mixer beton atau molen 4. Bak pencampur atau Loyang 5. Cetok, cangkul atau sekop 6. Penggaris
7. Semen, pasir, kerikil, dan air 8. Stopwatch
C. PROSEDUR PELAKSANAAN PERCOBAAN
Berdasarkan SNI 1972 : 2008
1. Mengambil semen, pasir, kerikil dengan perbandingan tertentu (ditentukan oleh pihak laboratorium) atau dengan perbandingan 1 PC : 2 PS : 3 KR. 2. Menimbang berat masing-masing bahan dalam gram. Menentukan faktor air
semen sesuai petunjuk pihak laboratorium yaitu dengan FAS : 0,45.
3. Memasukkan bahan-bahan tersebut kedalam loyang dengan urutan : pasir, kerikil, semen, kemudian mengaduk sampai rata lalu masukkan air.
4. Campuran tersebut dimasukkan dalam alat slump test secara bertahap sebanyak tiga lapisan dengan ketinggan sama. Setiap lapisan ditusuk dengan cara menjatuhkan secara bebas tongkat baja (dengan ukuran diameter 16 mm, panjang 60 cm, dan tinggi 50 cm) sebanyak 25 kali untuk setiap lapisnya.
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KELOMPOK 17 5. Setelah bidang atas dari kerucut abrams diratakan, adukan dibiarkan selama
30 detik, sambil menunggu bersihkan sisa-sisa kotoran yang ada di sekitar kerucut abrams tadi.
6. Kerucut diangkat pelan-pelan secara vertikal. Segera setelah itu penurunan tinggi puncak di ukur. Pengukuran minimal dilakukan pada tiga tempat dan dibuat rata-rata.
7. Dari hasil pengukuran ini dapat dihitung nilai slump yang menunjukkan kekentalan adukan.
D. HASIL PERCOBAAN
Pengukuran nilai penurunan slump dari yang diketahui di 3 tempat. Nilai pengukuran = 8 cm, 11 cm dan 13 cm untuk 30 detik pertama.
E. PEMBAHASAN
Jumlah semen, pasir, split, air dan FAS yang dipakai dalam pembuatan beton. a. Perbandingan campuran pada benda uji
PC : Pasir : Kerikil = 1 : 2 : 3 = (3 : 6 : 9) liter
FAS = 0,45
Berat Semen = 4198 gram
Maka jumlah air yang dipakai untuk campuran beton adalah = FAS berat semen = 0,45 4198 = 2518,8 gram
b. Pengukuran nilai penurunan slump dari yang diketahui di 3 tempat Nilai pengukuran = 8 cm, 11 cm dan 13 cm untuk 30 detik pertama. Maka nilai rata-rata penurunan slump-nya
= 8+11+13
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KELOMPOK 17
F. SYARAT dan KETENTUAN
Tabel dalam PBI 1971 N.I-2 mengenai jumlah semen minimum dari nilai FAS maksimum.
Jumlah semen min / m3 beton
Jumlah nilai FAS maksimal
* Beton di dalam ruang bangunan
a. Keadaan keliling non korosif 275 kg 0,6
b. Keadaan keliling korosif disebabkan oleh kondensasi / uap korosif
325 kg 0,52
* Beton diluar ruang bangunan a. Tidak terlindung dari hujan dan
terik matahari langsung 325 kg 0,60
b. Terlindung dari hujan dan terik
matahari langsung 275 kg 0,60
* Beton yang masuk kedalam tanah a. Mengalami keadaan basah dan
kering berganti-ganti 302 kg 0,55
b. Mendapat pengaruh suffat
alkali dari tanah atau air tanah 375 kg 0,52 * Beton yang kontinu berhubungan
dengan air
a. Air tawar 275 kg 0,57
b. Air laut 375 kg 0,52
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KELOMPOK 17 Kekentalan beton yang diukur dengan penentuan slump untuk berbagai macam pekerjaan beton adalah seperti dalam tabel berikut :
Nilai slump Kategori
0-2 Kental
3-7 Encer
8-15 Sangat encer
Tabel 3b.2. Kategori keenceran beton dengan variasi nilai slump (PBI 1971)
Agar adukan tidak terlalu kental ataupun encer, dianjurkan untuk menggunakan slump beton, yang dijelaskan di bawah ini sesuai PBI 1971.
Posisi penempatan beton dalam konstruksi
Slump maksimum (cm)
Slump minimum (cm)
a. Dinding, plat pondasi, pondasi
telapak bertulang 12,5 5,0
b. Pondasi telapak tidak bertulang
kaison, konstruksi bawah tanah 9,0 2,5
c. Plat, balok kolom, dinding 15,0 7,5
d. Pengerasan jalan 7,5 5,0
e. Pembetonan missal 7,5 2,5
Tabel 3b.3. Variasi nilai slump beton.
G. KESIMPULAN
1. Penurunan rata-rata slump sebesar 10,67 cm.
Berdasarkan PBI 1971 N.I-2, nilai slump pada percobaan ini termasuk kategori sangat encer namun masih dapat digunakan untuk pembuatan beton. 2. FAS yang digunakan 0,45.
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KELOMPOK 17
H. SARAN
Nilai rata-rata slump yang diperoleh dari percobaan ini memenuhi persyaratan PBI 1971, sehingga adonan beton ini cocok digunakan untuk pembuatan dinding, plat, pondasi telapak bertulang dan balok kolom.
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KELOMPOK 17
I. LAMPIRAN
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN KELOMPOK 17
PERCOBAAN III-C