• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

D. Pembahasan Hasil Penelitian

2. Hasil Posttest Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis Siswa

Posttest yang diberikan pada akhir proses pembelajaran bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Dalam hal ini pada materi Persamaan Linear Dua Variabel. Kemampuan berpikir matematis siswa dapat dilihat dari jawaban yang diberikan. Perbedaan cara menjawab soal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol dideskripsikan sesuai indikator berpikir kreatif sebagai berikut.

63

1) Kemampuan Berpikir Lancar (Fluency)

Pada soal posttest yang diberikan, soal nomor 4 mewakili indikator kelancaran (fluency). Pertanyaan ini mampu mengukur kemampuan siswa dalam mengemukakan banyak ide mengenai SPLDV. Dari hasil posttest

diperoleh bahwa rata-rata kemampuan berpikir lancar pada kelas eksperimen sebesar 72,58 sedangkan pada kelas kontrol rata-rata kemampuan berpikir lancar sebesar 60,83. Sebagai gambaran umum hasil penelitian mengenai kemampuan berpikir kreatif matematis siswa, berikut ini akan ditampilkan soal/masalah beserta jawaban posttest siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pertanyaan ini mampu mengukur kemampuan siswa dalam mengemukaan banyak ide mengenai SPLDV. Dalam membuat kesimpulan dari gambar grafik sebuah SPLDV, ada gagasan yang dikemukakan dengan proses perhitungan dan tanpa proses perhitungan.

Perhatikan grafik kartesius dibawah ini. (1 kotak 1 satuan)

Apa yang dapat kamu simpulkan dari grafik penyelesaian diatas setelah kamu mendapatkan sistem persamaannya?

x b

a

Gambar 4.14

Cara Siswa Menjawab Nomor 4 (a) Kelompok Eksperimen, (b) Kelompok Kontrol

Gambar 4.14 merupakan salah satu jawaban siswa pada kelas eksperimen dan kontrol yang memperoleh skor tertinggi untuk soal nomor 4. Dalam hal ini siswa telah melakukan perhitungan terlebih dahulu sehingga mendapatkan titik potong yang dimaksud. Ketika menghitung untuk mencari titik potongnya, kebanyakan siswa eksperimen dapat mencari lagsung memakai cara cepat tanpa harus memakai rumus mencari persamaan garis melalui dua titik seperti kebanyakan siswa kelas kontrol. Hal ini menggambarkan bahwa kebanyakan siswa kelas eksperimen dapat mencari cara berbeda tanpa memakai rumus yang diajarkan. Terlihat bahwa siswa eksperimen dapat menjelaskan dengan mendapatkan sebanyak tiga kesimpulan.

Gambar 4.15

Cara Menjawab Siswa Kelompok Eksperimen pada Nomor 4 (Skor 3) (a)

65

Sebagian besar kelas eksperimen memberikan kesimpulan untuk soal nomor 4 seperti Gambar 4.15. Setelah mereka melakukan proses perhitungan untuk mencari titik potong dari kedua persamaan garis tersebut, maka yang diolah untuk dibuat kesimpulan adalah titik potong tersebut. Terlihat bahwa mereka mengerti bahwa titik yang telah didapat adalah titik potong dari kedua persamaan garis tersebut.

Gambar 4.16

Cara Menjawab Siswa Kelompok Kontrol pada Nomor 4 (Skor 2)

Kebanyakan siswa kelas kontrol menyimpulkan soal nomor 4 seperti pada Gambar 4.16 di atas. Mereka tidak melakukan proses perhitungan terlebih dahulu tetapi langsung menghubungkan ke materi persamaan garis lurus. 2) Kemampuan Berpikir Luwes (Flexibility)

Pada soal posttest yang diberikan, soal nomor 1, nomor 3, nomor 5a dan nomor 5b mewakili indikator berpikir keluwesan (flexibility). Dari hasil

posttest diperoleh bahwa rata-rata kemampuan berpikir luwes pada kelas eksperimen sebesar 72,98 sedangkan pada kelas kontrol rata-rata kemampuan berpikir luwes sebesar 69,79.

Pertanyaan nomor 1 merupakan pertanyaan yang digunakan untuk melihat bagaimana siswa memberikan bermacam-macam penafsiran terhadap suatu model Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV).

Buatlah beberapa contoh permasalahan yang sesuai dengan persamaan m+2n = 8.

Gambar 4.17

Cara Siswa Menjawab Nomor 1 (a) Kelompok Eksperimen, (b) Kelompok Kontrol

Soal tersebut menuntut siswa untuk menafsirkan berbagai masalah yang sesuai dengan persamaan m + 2n = 8. Siswa kelas eksperimen umumnya sudah mampu membuat contoh masalah sesuai dengan persamaan yang diberikan. Jawaban yang diberikan oleh siswa kelas eksperimen juga lebih variatif daripada kelas kontrol. Terdapat siswa di kelas eksperimen yang menafsirkan model matematis yang diberikan setelah diubah menjadi bentuk lain yaitu menjadi m = 8 – 2n. Sementara siswa kelas kontrol menafsirkan persamaan tersebut tanpa mengubah ke bentuk lain.

Gambar 4.18

Cara Menjawab Siswa Kelompok Eksperimen pada Nomor 1 (Skor 3) (b)

67

Sebagian besar siswa kelas eksperimen menafsirkan berbagai masalah dari suatu model PLDV masih terdapat kesalahan kecil dalam penafsirannya. Seperti pada salah satu contoh jawaban siswa kelas eksperimen pada Gambar 4.18 tersebut bahwa siswa tersebut menyamakan ‘8’ pada model PLDV yang diberikan dengan ’80.000’. Padahal untuk angka konstanta dan koefisien tidak dapat dirubah kecuali pada variabel yang dapat ditafsirkan berbeda.

Gambar 4.19

Cara Menjawab Siswa Kelompok Kontrol pada Nomor 1 (Skor 2)

Sementara sebagian besar siswa kelas kontrol mendapatkan skor 2. Siswa masih belum dapat memberikan contoh aplikasi masalah lebih dari satu contoh.

Pertanyaan untuk nomor 3, 5a dan 5b merupakan pertanyaan yang digunakan untuk melihat siswa dalam membuat model matematika dan menentukan penyelesaian masalah dari SPLDV yang disajikan dengan berbagai cara. Berikut soal no 3 yang dipilih untuk dianalisis bagaimana jawaban antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Pada hari ini, parkiran yang ada di kawasan mall elit di Jakarta menampung mobil dan motor berjumlah 1200 unit. Jika dihitung dari banyaknya roda, maka jumlah roda mobil dan motor pada hari ini adalah 3500 roda. Jika biaya sekali parkir mobil adalah Rp 5.000,- dan parkir motor Rp 2.000,-. Buatlah dalam berbagai cara, berapakah jumlah biaya parkiran semua motor dan jumlah biaya parkiran semua mobil pada hari itu?

Gambar 4.20

Cara Siswa Menjawab Nomor 3 (skor 4) (a) Kelompok Eksperimen, (b) Kelompok Kontrol

Pada Gambar 4.20 tersebut terlihat bahwa siswa yang mendapat skor tertinggi baik kelas eksperimen dan kontrol dapat memberikan lebih dari satu cara. Siswa kelas eksperimen dapat memberikan cara substitusi dan eliminasi sedangkan siswa kelas kontrol dengan cara substitusi dan gabungan.

(a)

69

Gambar 4.21

Cara Siswa Menjawab Nomor 3 (skor 2) (a) Kelompok Eksperimen, (b) Kelompok Kontrol

Sebagian siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol menjawab dengan model yang tepat dan kesimpulan yang tepat, akan tetapi kebanyakan siswa menyajikan penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) tersebut hanya dengan satu cara yaitu cara gabungan. Hal ini dapat terlihat pada Gambar 4.21 yang mana siswa kelas eksperimen lebih terstruktur dengan memulai dari diketahu, ditanya, dan jawab, sedangkan siswa kelas kontrol langsung membuat model SPLDV dan langsung menentukan penyelesaiannya.

(a)

3) Kemampuan Berpikir Baru (Novelty)

Pada soal posttest yang diberikan, soal nomor 2 dan nomor 5c mewakili indikator kebaruan (novelty). Dari hasil posttest yang diperoleh bahwa rata-rata kemampuan berpikir novelty pada kelas eksperimen sebesar 67,74 sedangkan pada kelas kontrol rata-rata kemampuan berpikir novelty sebesar 36,25. Dalam hal ini, siswa memberikan cara yang baru dalam menganalisis masalah. Soal nomor 5c yang dipilih untuk dianalisis jawaban antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

5c. Agar usaha penghijauan lingkungan RT 01 berhasil, strategi apa yang perlu dilakukan? Berikan alasanmu! (hubungkan juga dengan hitungan yang kamu peroleh)

Gambar 4.22

Cara Siswa Menjawab Nomor 5c (a) Kelompok Eksperimen (Skor 4), (b) Kelompok Kontrol (Skor 3)

Pada soal nomor 5c, siswa diminta memberikan ide sendiri, bukan ide yang monoton tetapi ide yang terarah dan relevan dengan masalah. Jawaban yang diberikan siswa berdasarkan kepada hitungan yang mereka lakukan di nomor sebelumnya, yaitu agar usaha penghijauan RT 01 berjalan sukses apabila jumlah pria yang ikut kegiatan diperbesar, karena pria dapat menanam 3 tanaman setiap setengah jam. Jawaban pada siswa eksperimen terlihat bahwa siswa dapat menyusun strategi sesuai dengan perhitungan yang telah dilakukan sebelumnya, sedangkan jawaban siswa kelas kontrol sudah mengarah pada strategi yang tearah tetapi masih monoton. Hal ini juga terjadi pada kebanyakan

(b) (a)

71

siswa kelas eksperimen yang juga mendapatkan skor 3 seperti yang terlihat pada Gambar 4.23 berikut.

Gambar 4.23

Cara Menjawab Siswa Kelompok Eksperimen pada Nomor 5c (Skor 3)

Hal ini berbeda pada sebagian besar jawaban siswa kelas kontrol untuk nomor 5c ini. Kebanyakan siswa kelas kontrol masih belum dapat memberikan strategi baru serta menganalisis dari masalah yang diberikan. Hal ini dapat diartikan siswa belum dapat menghubungkan perhitungan dari penyelesaian SPLDV yang telah dilakukan sebelumnya. Berikut contoh jawaban siswa kelas kontrol dalam menjawab soal nomor 5c.

Gambar 4.24

Cara Menjawab Siswa Kelompok Kontrol pada Nomor 5c (Skor 1)

Dari Gambar 4.14 sampai 4.24 dapat terlihat adanya perbedaan dari cara menjawab siswa pada tes akhir kemampuan berpikir kreatif matematis siswa. Siswa pada kelompok eksperimen dapat memberikan lebih dari satu cara serta memiliki strategi yang dapat dihubungkan dengan perhitungan yang telah dihitung sebelumnya. Siswa pada kelompok eksperimen juga dapat memberikan memberikan berbagai macam model PLDV dari masalah yang disajikan.

Sedangkan siswa pada kelompok kontrol kurang dapat menghubungkan hasil perhitungan dengan kesimpulan yang diinginkan sesuai dengan maksud soal. Ada juga yang langsung memberikan kesimpulan tanpa proses perhitungan terlebih dahulu. Kebanyakan dari siswa kelas kontrol kurang dapat memberikan strategi yang relevan terhadap masalah yang diberikan. Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan perlakuan pada saat pembelajaran di kelas antara kelas eksperimen yang pembelajarannya menggunakan metode penemuan terbimbing dengan kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran konvensional.

Beberapa siswa pada kelompok kontrol mampu menafsirkan suatu PLDV dengan tepat dan lancar tetapi masih ada yang kurang memberikan contoh untuk soal nomor 1. Tetapi hampir sebagian besar siswa kelas kontrol tidak dapat menemukan strategi dan tidak dapat menganalisis dengan benar serta mengeluh karena soal yang diberikan sulit. Sedangkan sebagian besar siswa kelas eksperimen dapat memberikan alasan dan strategi yang relevan dan mampu menafsirkan kedalam bentuk PLDV lain dengan tepat dan benar maupun kurang tepat.

Pada kelompok eksperimen, siswa yang memperoleh nilai di bawah rata-rata kelas eksperimen kebanyakan dikarenakan kekurangtelitian dalam berhitung dan juga belum tepat dalam memberikan kesimpulan yang diinginkan dari soal. Tetapi siswa telah dapat menentukan model yang tepat sesuai dengan masalah yang disajikan. dalam menulis jawaban hampir semua semua siswa kelas eksperimen melakukan dengan struktural yaitu dimulai dari diketahui, ditanya dan jawab. Lain hal dengan siswa yang memperoleh nilai dibawah rata-rata pada kelas kontrol, siswa belum dapat memberikan jawaban yang lengkap apalagi beragam. Kebanyakan siswa juga langsung memberikan jawaban yang tidak struktural. Hal ini terlihat bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa kelas kontrol perlu dikembangkan lagi. Berikut Gambar 4.25 mengenai perbedaan jawaban untuk nomor 3 antara siswa yang mendapat nilai dibawah rata-rata antara siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol.

73

Gambar 4.25

Cara Siswa yang Nilainya Dibawah Rata-Rata Menjawab (a) Kelompok Eksperimen, (b) Kelompok Kontrol

Dokumen terkait