• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Uji Regresi Logistik Respon Masyarakat terhadap Rencana Kenaikan Harga BBM Jenis Premium

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3 Hasil Uji Regresi Logistik Respon Masyarakat terhadap Rencana Kenaikan Harga BBM Jenis Premium

Uji regresi logistik yang dilakukan adalah uji binomial dengan dua kategori variabel dependen, yakni setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium dan tidak setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium. Uji yang dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kuisioner yang dilakukan dan menggunakan software SPSS 16.0.

Dari hasil olahan yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 22. Faktor-Faktor Pembeda Respon Pengendara Mobil Pribadi terhadap Rencana Kenaikan Harga BBM Jenis Premium di Bogor

(2012)

Variabel B P-value Odd Ratio

Jenis Kelamin -1,508 0,134 0,221

Usia -0,061 0,237 0,941

Jumlah Tanggungan Responden -0,909 0,051 0,403

Tingkat Pendidikan -0,459 0,500 0,632

Tingkat Pendapatan Responden 0,231 0,099 1,260 Tingkat Pendapatan Anggota Keluarga Lain -0,043 0,208 0,958

Kesediaan Membayar 2,482 0,011 11,963

Perilaku Menghemat 0,579 0,623 1,784

Tingkat Konsumsi BBM Jenis Premium per Bulan 0,197 0,049 1,218

CC Mobil 0,001 0,654 1,001

Konstanta -11,247 0,034 0,000

Model regresi logistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi logistik dengan dua pilihan (Binnary Logistic Regression) yaitu regresi logistik dengan dua kategori atau binomial pada variabel dependennya (1 = jika setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium, 0 = jika tidak setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium).

Dari Tabel 22 dapat dilihat ada empat variabel yang memengaruhi respon responden untuk setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium. Penjelasan untuk masing-masing variabel (yang memengaruhi respon maupun tidak) adalah sebagai berikut:

4.3.1 Jenis kelamin

Pada dasarnya, seharusnya tidak ada batasan atau kecenderungan seseorang untuk mengendarai mobil pribadi dan merespon rencana kenaikan harga BBM jenis premium. Setelah diuji dengan menggunakan regresi logit, variabel jenis kelamin tidak nyata pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen karena memiliki p-value sebesar 0,134. Berarti jenis kelamin tidak memengaruhi respon pengendara mobil pribadi terhadap kenaikan harga BBM jenis premium.

4.3.2 Usia

Di Indonesia, seseorang secara legal boleh mengendarai mobil pribadi jika telah berumur 17 tahun ke atas. Peraturan ini didasarkan pada pemikiran bahwa

pada usia 17 tahun, seseorang telah dianggap dewasa dan mampu mengendarai mobil dengan bijaksana. Dengan melakukan regresi logit yang menganalisis faktor-faktor pembeda respon pengendara mobil pribadi terhadap rencana kenaikan harga BBM jenis premium, diperoleh bahwa variabel usia tidak nyata pada tingkat kepercayaan sebesar 95 persen karena memiliki p-value sebesar 0,237. Berarti usia tidak memengaruhi respon pengendara mobil pribadi terhadap kenaikan harga BBM jenis premium.

4.3.3 Jumlah Tanggungan Responden

Jika pemilik/pengendara mobil pribadi menggunakan mobilnya untuk memfasilitasi mobilitas anggota keluarganya, maka semakin banyak jumlah tanggungan yang dimiliki akan memengaruhi respon mereka terhadap rencana kenaikan harga BBM jenis pribadi. Dari hasil regresi logit diperoleh bahwa variabel jumlah tanggunan nyata pada tingkat kepercayaan sebesar 90 persen karena memiliki p-value sebesar 0,051. Variabel ini memiliki nilai koefisien - 0,909. Artinya, yang lebih berpeluang untuk setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium adalah responden dengan jumlah tanggungan yang lebih sedikit. Variabel jumlah tanggungan ini memiliki nilai odd ratio 0,403. Artinya, seseorang yang memiliki jumlah tanggungan satu orang lebih banyak memiliki peluang untuk setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium 0,403 kalinya dibandingkan dengan peluangnya untuk tidak setuju. Seseorang yang memiliki jumlah tanggungan yang lebih banyak cenderung tidak setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium.

4.3.4 Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang bukan hanya memengaruhi pekerjaan yang mereka miliki, tetapi juga pola pikir mereka dalam merespon rencana kenaikan harga BBM jenis premium. Seharusnya dengan semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang, ia dapat lebih bijaksana dan memikirkan lebih lanjut tentang kebijakan kenaikan harga BBM jenis premium yang sedang dicanangkan oleh pemerintah. Dengan menggunakan regresi logit, diperoleh bahwa variabel ini tidak nyata pada selang kepercayaan sebesar 95 persen karena memiliki p-value sebesar 0,500. Berarti tingkat pendidikan responden tidak memengaruhi respon pengendara mobil pribadi terhadap rencana kenaikan harga BBM jenis premium.

4.3.5 Tingkat Pendapatan Responden

Semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang, kecenderungan untuk melakukan mobilisasi pun juga meningkat. Jika mobilitas mereka meningkat, pengeluaran untuk membeli BBM jenis premium pun ikut meningkat. Variasi tingkat pendapatan responden dan respon mereka terhadap rencana kenaikan harga BBM jenis premium diuji dengan regresi logit. Dari regresi logit, diperoleh bahwa variabel tingkat pendapatan nyata pada selang kepercayaan sebesar 90 persen karena memiliki p-value sebesar 0,099. Variabel ini memiliki nilai koefisien sebesar 0,231. Artinya, tingkat pendapatan responden dengan respon terhadap rencana kenaikan harga BBM jenis premium memiliki hubungan yang positif. Variabel ini memiliki nilai odd ratio sebesar 1,260. Nilai ini mendeksripsikan bahwa seseorang yang memiliki tingkat pendapatan Rp 1.000.000 lebih tinggi memiliki peluang untuk setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium 1,260 kalinya dibandingkan peluangnya untuk tidak setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium. Artinya, semakin tinggi tingkat pendapatan seseorang, kecenderungannya adalah setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium. Jadi masyarakat setuju dengan rencana kenaikan harga BBM jenis premium asal pendapatan mereka juta meningkat.

4.3.6 Tingkat Pendapatan Anggota Keluarga Lain

Seringkali dalam sebuah keluarga, tidak hanya kepala keluarga saja yang bekerja, tetapi anggota keluarga lain juga bekerja dan memperoleh pendapatan masing-masing. Semakin banyak anggota keluarga yang bekerja, maka pendapatan total keluarga itu pun semakin meningkat. Dengan menggunakan regresi logit, diperoleh bahwa variabel ini tidak nyata pada selang kepercayaan sebesar 95 persen karena memiliki p-value sebesar 0,708. Berarti tingkat pendapatan anggota keluarga lain tidak memengaruhi respon pengendara mobil pribadi terhadap rencana kenaikan harga BBM jenis premium.

4.3.7 Kesediaan Membayar Responden terhadap Satu Liter BBM Jenis Premium

Kesediaan membayar responden didasarkan ada kemampuannya untuk membayar satu liter BBM jenis premium. Semakin tinggi kesediaan membayarnya terhadap satu liter BBM jenis premium, maka kemampuannya

untuk membayar konsumsi BBM jenis premium yang ia lakukan pun semakin besar. Jika kesediaan membayarnya besar, kecenderungannya untuk setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium juga tinggi. Dengan melakukan analisis regresi logit, diperoleh bahwa variabel ini nyata pada selang kepercayaan sebesar 95 persen karena memiliki p-value sebesar 0,011. Nilai koefisien dari variabel ini adalah 2,482. Artinya, kesediaan membayar terhadap satu liter BBM jenis premium memiliki hubungan yang positif dengan respon terhadap rencana kenaikan harga BBM jenis premium. Variabel ini nyata dengan nilai odd ratio 11,963. Artinya, setiap kenaikan kesediaan membayar sebesar Rp 1.000 maka peluangnya untuk setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium adalah 11,963 kalinya dibandingkan peluangnya untuk tidak setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium. Dengan kata lain kecenderungan orang yang lebih tinggi kesediaan membayarnya lebih setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium.

4.3.8 Perilaku Menghemat

Jika terjadi kenaikan harga BBM jenis premium, seseorang bisa melakukan penghematan dalam konsumsi BBM jenis premium, bisa juga tidak menghemat dan mencari alternatif lain. Mayoritas dari responden tidak akan menghemat jika terjadi kenaikan harga BBM jenis premium. Hal ini bisa dipengaruhi oleh berbagai hal yang subjektif. Dengan menggunakan regresi logit, diperoleh bahwa variabel ini tidak nyata pada selang kepercayaan sebesar 95 persen karena memiliki p-value sebesar 0,623. Berarti perilaku menghemat responden jika terjadi kenaikan harga BBM jenis premium tidak memengaruhi responnya terhadap rencana kenaikan harga BBM jenis premium.

4.3.9 Tingkat Konsumsi BBM Jenis Premium per Bulan

Tinggi atau rendahnya konsumsi BBM jenis premium seseorang dipengaruhi oleh berbagai macam hal. Hal-hal tersebut juga memengaruhi respon mereka terhadap rencana kenaikan harga BBM jenis premium. Dengan menggunakan metode regresi logit, diperoleh bahwa variabel ini nyata pada selang kepercayaan sebesar 95 persen karena memiliki p-value sebesar 0,049. Nilai koefisien dari variabel ini adalah 0,197. Artinya, tingkat konsumsi BBM jenis premium per bulan memiliki hubungan yang positif dengan respon

pengendara mobil pribadi terhadap rencana kenaikan harga BBM jenis premium. Variabel ini memiliki nilai odd ratio sebesar 1,218. Artinya, jika tingkat konsumsi seseorang Rp 100.000 lebih tinggi maka peluangnya untuk setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium adalah 1,218 kalinya dibandingkan peluangnya untuk tidak setuju terhadap kenaikan harga BBM jenis premium.

4.3.10 CC Mobil

CC mobil berhubungan dengan kapasitas mesein mobil dan jumlah bahan bakar yang diperlukan untuk menempuh jarak tertentu. Semakin besar CC mobil, semakin besar pula bahan bakar yang diperlukan untuk mendukung kinerja mesin mobilnya. Berdasarkan regresi logit, diperoleh bahwa variabel ini tidak nyata pada selang kepercayaan 95 persen karena memiliki p-value sebesar 0,654. Artinya, CC mobil tidak memengaruhi respon pengendara mobil pribadi terhadap kenaikan harga BBM jenis premium.

Model akhir:

Y= – 11,247 – 1,508 JK – 0,061 U – 0,909 JT – 0,459 P + 0,231 I – 0,043IL + 2,482 W + 0,579 H + 0,197 KP + 0,001 CC

Dan dari hasil regresi logit diperoleh nilai overall percentage sebesar 76,7 persen yang berarti 76,7 persen respon pengendara mobil pribadi terhadap rencana kenaikan harga BBM jenis premium dapat dideskripsikan oleh variabel-variabel penjelas dalam model.

4.4 Rekomendasi untuk Kebijakan Subsidi BBM Jenis Premium di

Dokumen terkait